You are on page 1of 16

RESIKO TINGGI PADA KEHAMILAN :

Thread Tools

Search this Thread

#1 Kehamilan Resiko Tinggi - Thread Not Solved Yet Kehamilan Resiko Tinggi DEFINISI Kehamilan Resiko Tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan. Untuk menentukan suatu kehamilan resiko tinggi, dilakukan penilaian terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau ciri-ciri yang menyebabkan dia ataupun janinnya lebih rentan terhadap penyakit atau kematian (keadaan atau ciri tersebut disebut faktor resiko). Faktor resiko bisa memberikan suatu angka yang sesuai dengan beratnya resiko.

FAKTOR RESIKO SEBELUM KEHAMILAN Sebelum hamil, seorang wanita bisa memiliki suatu keadaan yang menyebabkan meningkatnya resiko selama kehamilan. Selain itu, jika seorang wanita mengalami masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk mengalami hal yang sama pada kehamilan yang akan datang adalah lebih besar. Karakteristik ibu Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan. Anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang lebih rentan terhadap terjadinya pre-eklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, protein dalam air kemih dan penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklamsi (kejang akibat pre-eklamsi). Mereka juga lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang gizi. Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi, diabetes atau fibroid di dalam rahim serta lebih rentan terhadap gangguan persalinan. Diatas usia 35 tahun, resiko memiliki bayi dengan kelainan kromosom (misalnya sindroma Down) semakin meningkat. Pada wanita hamil yang berusia diatas 35 tahun bisa dilakukan pemeriksaan cairan ketuban (amniosentesis) untuk menilai kromosom janin.

Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg, lebih mungkin melahirkan bayi yang lebih kecil dari usia kehamilan (KMK, kecil untuk masa kehamilan). Jika kenaikan berat badan selama kehamilan kurang dari 7,5 kg, maka resikonya meningkat sampai 30%. Sebaliknya, seorang wanita gemuk lebih mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi yang sangat kecil. Peristiwa pada kehamilan yang lalu Seorang wanita yang 3 kali berturut-turut mengalami keguguran pada trimester pertama, memiliki resiko sebesar 35% unuk mengalami keguguran lagi. Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah melahirkan bayi yang sudah meninggal pada usia kehamilan 4-8 minggu atau pernah melahirkan bayi prematur. Sebelum mencoba hamil lagi, sebaiknya seorang wanita yang pernah mengalami keguguran menjalani pemeriksaan untuk: - kelainan kromosom atau hormon - kelainan struktur rahim atau leher rahim - penyakit jaringan ikat (misalnya lupus) - reksi kekebalan pada janin (biasanya ketidaksesuaian Rh). Jika penyebab terjadinya keguguran diketahui, maka dilakukan tindakan pengobatan. Kematian di dalam kandungan atau kematian bayi baru lahir bisa terjadi akibat: - Kelainan kromosom pada bayi - Diabetes - Penyakit ginjal atau pembuluh darah menahun - Tekanan darah tinggi - Penyalahgunaan obat - Penyakit jaringan ikat pada ibu (misalnya lupus). Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi prematur, memiliki resiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya. Seorang wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan kurang dari 1,5 kg, memiliki resiko sebesar 50% untuk melahirkan bayi prematur pada kehamilan berikutnya. Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5 kg, mungkin dia menderita diabetes. Jika selama kehamilan seorang wanita menderita diabetes, maka resiko terjadinya keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayinya meningkat. Pemeriksaan kadar gula darah dilakuka pada wanita hamil ketika memasuki usia kehamilan 20-28 minggu. Seorang wanita yang telah mengalami kehamilan sebanyak 6 kali atau lebih, lebih mungkin mengalami:

- kontraksi yang lemah pada saat persalinan (karena otot rahimnya lemah) - perdarahan setelah persalinan (karena otot rahimnya lemah) - persalinan yang cepat, yang bisa menyebabkan meningkatnya resiko perdarahan vagina yang berat - plasenta previa (plasenta letak rendah). Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik, maka bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama. Penyakit ini terjadi jika darah ibu memiliki Rh-negatif, darah janin memiliki Rh-positif dan ibu membentuk antibodi untuk menyerang darah janin; antibodi ini menyebabkan kerusakan pada sel darah merah janin. Pada kasus seperti ini, dilakukan pemeriksaan darah pada ibu dan ayah. Jika ayah memiliki 2 gen untuk Rh-positif, maka semua anaknya akan memiliki Rh-positif; jika ayah hanya memiliki 1 gen untuk Rh-positif, maka peluang anak-anaknya untuk memiliki Rh-positif adalah sebesar 50%. Biasanya pada kehamilan pertama, perbedaan Rh antara ibu dengan bayinya tidak menimbulkan masalah, tetapi kontak antara darah ibu dan bayi pada persalinan menyebabkan tubuh ibu membentuk antibodi. Akibatnya, resiko penyakit hemolitik akan ditemukan pada kehamilan berikutnya. Tetapi setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif, biasanya pada ibu yang memiliki Rhnegatif diberikan immunoglobulin Rh-nol-D, yang akan menghancurkan antibodi Rh. Karena itu, penyakit hemolitik pada bayi jarang terjadi. Seorang wanita yang pernah mengalami pre-eklamsi atau eklamsi, kemungkinan akan mengalaminya lagi pada kehamilan berikutnya, terutama jika diluar kehamilan dia menderita tekanan darah tinggi menahun. Jika seorang wanita pernah melahirkan bayi dengan kelainan genetik atau cacat bawaan, biasanya sebelum merencanakan kehamilan berikutnya, dilakukan analisa genetik pada bayi dan kedua orangtuanya. Kelainan struktur Kelainan struktur pada organ reproduksi wanita (misalnya rahim ganda atau leher rahim yang lemah) bisa meningkatkan resiko terjadinya keguguran. Untuk mengetahui adanya kelainan struktur, bisa dilakukan pembedahan diagnostik, USG atau rontgen. Fibroid (tumor jinak) di dalam rahim bisa meningkatkan resiko terjadinya: - kelahiran prematur - gangguan selama persalinan - kelainan letak janin - kelainan letak plasenta - keguguran berulang. Keadaan kesehatan Keadaan kesehatan tertentu pada wanita hamil bisa membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya.

Keadaan kesehatan yang sangat penting adalah: - Tekanan darah tinggi menahun - Penyakit ginjal - Diabetes - Penyakit jantung yang berat - Penyakit sel sabit - Penyakit tiroid - Lupus - Kelainan pembekuan darah. Riwayat keluarga Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan lainnya di keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada bayi yang dikandung. Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan.

FAKTOR RESIKO SELAMA KEHAMILAN Seorang wanita hamil dengan resiko rendah bisa mengalami suatu perubahan yang menyebabkan bertambahnya resiko yang dimilikinya. Dia mungkin terpapar oleh teratogen (bahan yang bisa menyebabkan cacat bawaan), seperti radiasi, bahan kimia tertentu, obat-obatan dan infeksi; atau dia bias mengalami kelainan medis atau komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan. Obat-obatan atau infeksi Obat-obatan yang diketahui bisa menyebabkan cacat bawaan jika diminum selama hamil adalah: - Alkohol - Phenitoin - Obat-obat yang kerjanya melawan asam folat (misalnya triamteren atau trimethoprim) - Lithium - Streptomycin - Tetracyclin - Talidomide - Warfarin. Infeksi yang bisa menyebabkan cacat bawaan adalah: - Herpes simpleks - Hepatitis virus - Influenza - Gondongan - Campak Jerman (rubella) - Cacar air (varisela) - Sifilis - Listeriosis - Toksoplasmosis - Infeksi oleh virus coxsackie atau sitomegalovirus.

Merokok berbahaya bagi ibu dan janin yang dikandungnya, tetapi hanya sekitar 20% wanita yang berhenti merokok selama hamil. Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama hamil adalah berat badan bayi yang rendah. Selain itu, wanita hamil yang merokok juga lebih rentan mengalami: - komplikasi plasenta - ketubah pecah sebelum waktunya - persalinan prematur - infeksi rahim. Seorang wanita hamil yang tidak merokok sebaiknya menghindari asap rokok dari orang lain karena bisa memberikan efek yang sama terhadap janinnya. Cacat bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemikan pada bayi yang ibunya merokok. Merokok selama hamil juga bisa menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya sindroma kematian bayi mendadak. Selain itu, anak-anak yang dilahirkan oleh ibu perokok bisa mengalami kekurangan yang sifatnya ringan dalam hal pertumbuhan fisik, perkembangan intelektual dan perilaku. Efek ini diduga disebabkan oleh karbon monoksida (yang menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke jaringan tubuh) dan nikotin (yang merangsang pelepasan hormon yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah yang menuju ke plasenta dan rahim). Mengkonsumsi Alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan. Sindroma alkohol pada janin merupakan salah satu akibat utama dari pemakaian alkohol selama hamil. Sindroma ini ditandai dengan: - keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir - kelainan wajah - mikrosefalus (ukuran kepala lebih kecil), yang kemungkinan disebabkan oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal - kelainan perkembangan perilaku. Sindroma alkohol pada janin seringkali menyebabkan keterbelakangan mental. Selain itu, alkohol juga bisa menyebabkan keguguran dan gangguan perilaku yang berat pada bayi maupun anak yang sedang tumbuh (misalnya perilaku antisosial dan kurang memperhatikan). Resiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol adalah 2 kali lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum berat. Berat badan bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2 kg. Suatu pemeriksaan laboratorium yang sensitif dan tidak memerlukan biaya besar, yaitu kromatografi, bisa digunakan untuk mengetahui pemakaian heroin, morfin, amfetamin, barbiturat, kodein, kokain, marijuana, metadon atau fenotiazin pada wanita hamil. Wanita yang menggunakan obat suntik memiliki resiko tinggi terhadap: - Anemia - Bakteremia - Endokarditis - Abses kulit - Hepatitis - Flebitis

- Pneumonia - Tetanus - Penyakit menular seksual (termasuk AIDS). Sekitar 75% bayi yang menderita AIDS, ibunya adalah pemakai obat suntik atau pramuria. Bayi-bayi tersebut juga memiliki resiko menderita penyakit menular seksual lainnya, hepatitis dan infeksi. Pertumbuhan mereka di dalam rahim kemungkinan mengalami kemunduran dan mereka bisa lahir prematur. Kokain merangsang sistem saraf pusat, bertindak sebagai obat bius lokal dan menyebabkan pengkerutan pembuluh darah. Pembuluh darah yang mengkerut bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah sehingga kadang janin tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Berkurangnya aliran darah dan oksigen bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan berbagai organ dan biasanya menyebabkan cacat kerangka serta penyempitan sebagian usus. Pemeriksaan air kemih untuk mengatahui adanya kokain biasanya dilakukan jika: - seorang wanita hamil tiba-tiba menderita tekanan darah tinggi yang berat - terjadi perdarahan akibat pelepasan plasenta sebelum waktunya - terjadi kematian dalam kandungan yang sebabnya tidak diketahui. 31% dari wanita pemakai kokain mengalami persalinan prematur, 19% melahirkan bayi yang pertumbuhannya terhambat dan 15% mengalami pelepasan plasenta sebelum waktunya. Jika pemakaian kokain dihentikan setelah trimester pertama, maka resiko persalinan prematur dan pelepasan plasenta sebelum waktunya tetap meningkat, tetapi pertumbuhan janinnya normal. Keadaan kesehatan Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh kehamilan atau keadaan lain. Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa merupakan ancaman serius terhadap ibu dan bayinya dan harus segera diobati. Jika seorang wanita hamil pernah menderita infeksi kandung kemih, maka dilakukan pemeriksaan air kemih pada awal kehamilan. Jika ditemukan bakteri, segera diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi ginjal yang bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya. Infeksi vagina oleh bakteri selama hamil juga bisa menyebabkan persalinan prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, diberikan antibiotik. Penyakit yang menyebabkan demam (suhu lebih tinggi dari 39,4 Celsius) pada trimester pertama menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya keguguran dan kelainan sistem saraf pada bayi. Demam pada trimester terakhir menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya persalinan prematur. Komplikasi kehamilan 1. Inkompatibilitas Rh

Ibu dan janin yang dikandungnya bisa memiliki jenis darah yang tidak sesuai. Yang paling sering terjadi adalah inkompatibilitas Rh, yang bisa menyebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir. Penyakit hemolitik bisa terjadi jika ibu memiliki Rh-negatif, ayah memiliki Rh-positif, janin memiliki Rh-positif dan tubuh ibu membuat antibodi untuk melawan darah janin. Jika seorang ibu hamil memiliki Rh-negatif, maka dilakukan pemeriksaan antibodi terhadap janin setiap 2 bulan. Resiko pembentukan antibodi ini meningkat pada keadaan berikut: - setelah terjadinya perdarahan dimana darah ibu dan darah janin bercampur - setelah pemeriksaan amniosentesis - dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi dengan Rh-positif. Pada saat ini dan pada kehamilan 28 minggu, diberikan imunoglobulin Rh-nol-D kepada ibu, yang akan menghancurkan antibodi Rh. 2. Perdarahan Penyebab perdarahan paling sering pada trimester ketiga adalah: - Kelainan letak plasenta - Pelepasan plasenta sebelum waktunya - Penyakit pada vagina atau leher rahim (misalnya infeksi). Perdarahan pada trimester ketiga memiliki resiko terjadinya kematian bayi, perdarahan hebat dan kematian ibu pada saat persalinan. Untuk menentukan penyebab terjadinya perdarahan bisa dilakukan pemeriksaan USG, pengamatan leher rahim dan Pap smear. 3. Kelainan pada cairan ketuban Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan menekan diafragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang berat pada ibu atau terjadinya persalinan prematur. Air ketuban yang terlalu banyak cenerung terjadi pada: - ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol - kehamilan ganda - inkompatibilitas Rh - bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau kelainan sistem saraf). Air ketuban yang terlalu sedikit ditemukan pada: - bayi yang memiliki cacat bawaan pada saluran kemih - bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan - bayi yang meninggal di dalam kandungan. 4. Persalinan prematur Persalinan prematur lebih mungkin terjadi pada keadaan berikut: - ibu memiliki kelainan struktur pada rahim atau leher rahim - perdarahan - stress fisik atau mental

- kehamilan ganda - ibu pernah menjalani pembedahan rahim. Persalinan prematur seringkali terjadi jika: - bayi berada dalam posisi sungsang - plasenta terlepas dari rahim sebelum waktunya - ibu menderita tekanan darah tinggi - air ketuban terlalu banyak - ibu menderita pneumonia, infeksi ginjal atau apendisitis. 5. Kehamilan ganda Kehamilan lebih dari 1 janin juga bisa menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya cacat bawaan dan kelainan pada saat persalinan. 6. Kehamilan lewat waktu Pada kehamilan yang terus berlanjut sampai lebih dari 42 minggu, kemungkinan terjadinya kematian bayi adalah 3 kali lebih besar. # Bayi kecil Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu # Bayi lahir dengan berat badan rendah adalah bayi yang pada saat dilahirkan memiliki berat badan 2,75 kg atau kurang # Kecil untuk masa kehamilan adalah bayi yang berat badannya lebih kecil jika dibandingkan dengan usia kehamilan # Bayi yang pertumbuhannya terhambat adalah bayi yang pertumbuhannya (berat dan tinggi badan) di dalam rahim terhambat.

RESIKO TINGGI PADA PERSALINAN :

PEMBIMBING : ERFANDI Pada dasarnya dengan semakin berkembangnya ilmu dan pengetahuan maka semakin maju pula tingkat pendidikan masyarakat indonesia.Terutama dalam bidang kesehatan yang banyak memberikan tuntutan dalam keprofesionalan pelayanan.Banyaknya keinginan daripada masyarakat untuk memperoleh informasi tentang bagaimana cara untuk memperoleh suatu kesehatan secara maksimal. Dengan didukung sarana dan prasarana yang tersedia pemerintah berusaha sebisa mungkin untuk memberikan pelayanan tersebut.Namun pada kenyataannya justru hal inilah yang manjadi kendala dalam pelaksanaannya. Dimulai dari sarana dan prasaranayang terbatas hingga tenaga kesehatan yang terbatas dansumber daya yang perlu adanya peningkatan menjadi polemik yang belum terpecahkan. Kalaupun untuk daerah tingkat atas atau perkotaan, fasilitas pelayanan kesehatan dapat dijangkau dengan mudah.Tapi masalah keseehatan tingkat bawah atau pedesaan menjadi kendala tersendiri bagi berjalannya program program pemerintah dalam bidang kesehatan.Baik karena fasilitasyang kurang memadai, tenaga tekhnis/kesehatan yang terbatas, dan fakto ralam yang kurang mendukung.Terutama masalah yang tertuju pada Kesehatan ibu dan anak. Hal ini sangat rawan sekali,karena menurut beberapa penelitian kejadian kematian ibu dan anak baik pada saat kehamilan dan persalinan meningkat.Dikarenakan kurangnya informasi tentang perawatan kesehatan pada masa masa itu menyebabkan persalinan resiko tinggi. Kehamilan usia dini memuat resikop yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan pada saat berada dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika sang ibu mengandung bayinya.( Ubaydillah, 2000). Persalinan resiko tinggi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, misal kebiasaan hidup yang kurang sehat,konsumsi rokok minuman keras dan obat obatan. Dalam pengamatan terakhir menunjukkan bahwa perokok perokok kelas berat cenderung mempunyai bayi bayi yang lebih kecil dikarenakan adanya reaksi kimia dalam tembakau dengan janin dalam kandungan. Ada juga golongan obat obatan yang dapat merusak pembentukan janin,semisal tetracycline. Juga dapat disebabkan adanya penyakit penyakit saat kehamilan, seperti : -Infeksi saluran kemih Yang seringg umum didapati dalam saat kehamilan adalah di saluran kemih dan ginjal. Ditandai dengan rasa kurang nyaman di daerah pinggul, demam, anus terasa seperti terbakar. Beasr kemungkinman dikarenakan kurnagnya menjaga kebersihan diri dan kamar mandi. Juga harus adanya pendidikaan kesehatan tentang kebersihan, misal setelah buang air besar lebih baik membersihkan anus dengan gerakan dari depan ke belakang. Dengan cara ini bakteri dapat dicegah agar tidak langsung menuju kandung kemih . -Anemia

Biasanya dikarenakan kurangnya pengetahuan akan pentingnya zat gizi pada saat kehamilan. Karena zat besi yang terkandung dalam gizi makanan digunakan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah ibu, membentuk sel darah merah janin. Keracunan Kehamilan Keracuunan kehamilan dalam bentuk pre-eklampsia dan eklampsia.Yaitu penyakit hypertensi/peninggkatan tekanan darah pada waktu hamil tanpa kejang (pre-eklamsia) atau denngan kejang (eklampsia). Diawali dengan tekanan darah sistole >160 mmhg dan diastole >110 mmHg.tanda tanda lain adalah bertambahnya beratbadan yang berlebihan,kandungan protein dalam air seni tinggi. Namun pada dasarnya persalinan resiko tinggi dapat disebabkan cara persalinan yang abnormal. Dikarenakan oleh banyak kasus, seperti : a.Pecahnya ketuban sebelum waktunya Selaput pembungkus bayi atau orang awam menyebutnya ari ari akan pecah sebelum waktu bersalin,sekitar 24 48 jam sebelum persalinan dan usia kehamilan menginjak sekitar 9 bulan lebih.Akan tetapi bila ketuban pecah sebelum waktunya maka akan memaksa janin keluar senelum usia kehamilan yang matang atau > 9bulan.maka akan lahir bayi prematur, sedang angka yang disebabkan olehbayi prematur sangatlah tinggi. Karena belum maksimalnya perkembanganorgan organ vital bayi dalam menjalankan tugasnya di luar kandungaan.Hal lain yang dapat terjadi karena prematur adalah berat bayi lahir yang rendah. b.Prematur dan berat badan bayi rendah Kelahiran bayi belum cuukup usia,kurang dri 37 minggu.dapat menyebabkan berat lahir bayi rendah.Dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya gizi saat hamil, usia ibu hamil kurang dari 20 tahun. c.Panggul sempit Dikarenakan adanya ukuran panggul yang sempit >24cm, yangg menyebabkan kepala bayi tidak bisa turun pada saat lahir sehingga terhalang dan tidak bisa keluar. d.Bayi sungsang Bayi lahir dengan bagian kepala dan bokong terlebih dahulu, karena pada persalinan normal wajah bayi akan keluar terlebjh dahulu. e.Operasi Sesar Dilakukan dengan indikasi panggul sempit, bayi sungsang, eklampsia( ditakutkan bila lahir lewat jalan normal akan meningkatkan kerjka jantungdan memperburuk keadaan), dan indikasi lainnya yang dimaksudkan untuk menyelamatkan nyawa sang ibu dan bayi.

DAFTAR PUSTAKA Carpenito, Lynda Juall, 1995, Nursing Care Plans and Documentation. Philadelphia, JB. Lippincot Company Doengoes, Marlyn E; Moorhause, Mary. F; Geisler, Alice, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta, EGC ,1984, Obstetric Patologi. Bandung, Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung

C. RESIKO TINGGI PADA NIFAS

Sebaliknya, perdarahan nifas juga bisa berlangsung lebih lama dari 40 hari, Keadaan ini jelas harus di sikapi secara hati hati. Masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada beberapa resiko yang mungkin terjadi , diantaranya : Anemia Risiko ini terjadi bila ibu mengalami perdarahan yang banyak, apalagi bela sudah sejak masa kehamilan kekurangan darah terjadi. Jika kondisinya tidak membahayakan maka cukup dengan obat obatan penambah darah, tetapi jika mengalami perdarahan post partum, maka harus segera diberi tranfusi darah. Eklamsia dan preeklampsia. Biasanya orang menyebutnya keracunan kehamilan. Ini ditandai dengan munculnya tekanan darah tinggi, oedema atau pembengkakan pada tugkai, dan bila diperiksa di laboratorium urinya terlihat mengandung protein. Dikatakan eklampsia bila sudah terjadi kejang. Kalau hanya gejala atau tanda tandanya saja dikatakan preeklampsia. Perdarahan postpartum Perdarahan ini bisa terjadi segera begitu ibu melahirkan. Terutama di dua jam pertama yang kemungkinannya sangat tinggi. Itulah makanya, selama 2 jam pertama setelah bersalin, ibu belum boleh keluar dari kamar bersalin dan masih dalam pengawasan. Ada pula postpartum yang terjadi di hari kedua tau ketiga. Gejalanya sama, itulah mengapa ibu perlu dirawat selama 2 hari untuk memntau ada tidaknya perdarahan, dengan menilai tensi darah dan nadinya. Depresi masa nifas Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas. Tingkatannya pun bermacam macam. Tetapi nantinya bisa sembuh sendiri bila ibu bisa beradaptasi dengan situasi nyatanya. Untuk mengatasinya dianjurkan untuk tidur cukup dan tidak dibebani bermacam macam fikiran, dan beraktivitas seprti senam nifas, jalan pagi , meyepu rumah dan lainnya sehingga sirkulasi darah menjadi baik. Infeksi masa nifas Masa nifas berupa darah yang keluar adalah proses pembersihan rahim dari sel sel sisa

jaringan darah, lokosit dan lainnya. Oleh sebab itu dimasa ini belum boleh melakukan hubungan seksual. Juga mulut rahim belum menutup dengan sempurna, jika nekat melakukan hubungan seksual, seperti kita ketahui bahwa ekor sperma yang larinya cepat bisa membawa masuk darah kotor ini. Dan bisa mengakibatkan infeksi, gejalanya demam tinggi dan nifasnya berbau busuk. Meski infeksi ini jarang berakibat fatal namun bahayanya jika terjadi komplikasi yang lain. Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2252396resiko-yang-mungkin-terjadi-di/#ixzz1kop3tEwt

D. RESIKO PADA BBL

Cetak Halaman Ini

Infeksi Bayi Baru Lahir


By Admin2 on June 18, 2009 Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun beberapa bayi dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan pemeriksaan. Bayi baru lahir rentan terhadap beberapa penyakit daripada anak atau orang dewasa. Sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk melawan bakteri, virus dan parasit. Tanda yang diperhatikan Infeksi pada bayi baru lahir bisa memberikan gejala yang serupa. Hubungi dokter anak Anda jika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda infeksi: Malas minum Kesulitan bernapas Lemah, tidak aktif Suhu tubuh meningkat atau menurun Ruam kulit yang tidak biasa atau perubahan warna kulit Tangisan yang menetap Rewel yang tidak biasa Perubahan perilaku bayi yang bermakna seperti mendadak terus tidur atau tidak tidur sama sekali dapat menjadi indikasi ada sesuatu yang salah.

Tanda-tanda ini menjadi perhatian jika bayi berusia kurang dari 2 bulan. Untuk memastikan apakah bayi Anda sehat sebaiknya konsultasikan dengan dokter Anda. Penyakit karena Streptokokus grup B (GBS) Apakah itu? Streptokokus grup B adalah bakteri yang umum dapat menyebabkan berbagai infeksi pada bayi baru lahir, yaitu sepsis, pneumonia dan meningitis. Bayi umumnya mendapat bakteri dari ibu selama proses kelahiran, banyak perempuan hamil membawa bakteri ini dalam rektum atau vagina. Ibu dapat mentransmisikan bakteri ini kepada bayi mereka jika mereka tidak diobati dengan antibiotik. Bagaimana mendiagnosis dan mengobati? Untuk mendiagnosis GBS dokter akan melakukan tes darah dan mengambil kultur darah, urin dan jika perlu cairan saraf pusat (lumbar puncture). Infeksi karena GBS diobati dengan antibiotik dan perawatan di rumah sakit. Infeksi E.Coli Apakah itu? Escherichia coli (E.coli) adalah bakteri lain sebagai penyebab infeksi pada bayi baru lahir dan dapat mengakibatkan infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis dan pneumonia. Setiap orang membawa E.coli di tubuhnya dan bayi dapat terinfeksi dalam proses kelahiran saat bayi melewati jalan lahir atau kontak dengan bakteri tersebut di rumah sakit atau rumah. Bayi baru lahir yang menjadi sakit karena infeksi E.coli memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang sehingga mereka rentan untuk sakit. Sama seperti infeksi bakteri lainnya, gejala akan tergantung dari tipe infeksi yang muncul dari infeksi E.coli. Gejala yang umum adalah demam, rewel, lemah, malas minum. Bagaimana mendiagnosis dan mengobati? Dokter akan mendiagnosis infeksi E.coli dengan kultur darah, kultur urin atau cairan saraf pusat dan mengobati infeksi dengan antibiotik Meningitis Apakah itu? Meningitis adalah peradangan selaput yang membungkus otak dan susunan saraf pusat. Dapat disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. Bayi baru lahir dapat memperolehnya selama proses kelahiran atau lingkungannya, terutama jika bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga membuat mereka lebih rentan terinfeksi. Gejala infeksi pada bayi baru lahir tidak spesifik dan dapat berupa menangis terus-menerus, rewel, tidur lebih lama, tidak responsif, malas menyusu, suhu tubuh rendah atau tidak stabil, kuning, pucat, gangguan pernapasan, kemerahan di kulit, muntah atau diare. Saat penyakit semakin berat ubun-ubun bayi dapat membonjol. Bagaiman diagnosis dan pengobatan? Meningitis, terutama meningitis karena bakteri adalah infeksi yang serius pada bayi baru lahir. Jika hal ini dicurigai maka dokter akan melakukan pungsi lumbal (mengambil cairan dari saraf pusat), melalui jarum yang ditusukkan di tulang belakang. Pengobatan meningitis tergantung penyebabnya. Bayi dengan meningitis karena jamur atau bakteri akan mendapat antibiotik, sementara karena virus akan mendapat antivirus. Semua bayi dengan meningitis akan dirawat di rumah sakit dan mendapat pemantauan intensif. Sepsis Apakah itu?

Sepsis adalah infeksi berat yang melibatkan penyebaran mikroba keseluruh tubuh dan jaringan. Sepsis dapat disebabkan oleh virus, parasit atau bakteri. Beberapa dari penyebab infeksi ini didapat saat proses kelahiran atau dari lingkungan. Seperti meningitis, gejala sepsis juga tidak spesifik dan bervariasi antara anak satu dengan lainnya. Gejala seperti denyut jantung yang rendah, gangguan pernapasan, kuning, kesulitan minum/makan, suhu tubuh yang tidak stabil, tidak responsif atau rewel yang luar biasa dapat menjadi tanda infeksi. Bagaimana sepsis didiagnosa dan ditatalaksana? Untuk mendiagnosis atau menyingkirkan kemungkinan sepsis maka dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan cairan saraf pusat dan cairan tubuh lainnya untuk mencari bakteri atau mikroba lainnya. Pemeriksaan antara sepsis dan meningitis tidak berbeda. Bila diagnosis sepsis sudah ditegakkan maka anak akan mendapat antibiotik selama perawatan di rumah sakit. Konjungtivitis Apakah konjungtivitis itu? Beberapa bayi baru lahir mengalami peradangan dari selaput bola mata (konjungtiva) yang dikenal dengan konjungtivitis, yang memberikan gejala mata merah dan pembengkakan di mata dan umumnya disertai adanya cairan/sekret dari mata. Bakteri dan virus dapat menjadi penyebab konjungtivitis pada bayi baru lahir. Bagaimana diagnosis dan tatalaksananya? Pemeriksaan fisik dan laboratorium pada sekret atau cairan dari mata akan membantu dokter menentukan penyebab infeksi. Antibiotik salap atau tetes mata dapat digunakan untuk mengobati konjungtivitis pada bayi baru lahir. Infeksi ini sangat mudah menular sehingga dokter akan menyarankan agar anak lain mengurangi kontak dengan bayi yang mengalami konjungtivitis. Jika konjungtivitis yang terjadi berat maka perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan. Candidiasis Apakah candidiasis itu? Pertumbuhan berlebihan dari jamur candida, jamur yang ditemukan pada tubuh setiap orang, dapat mengakibatkan infeksi kandidiasis. Pada bayi baru lahir umumnya berupa ruam popok (diaper rash), dapat juga berupa sariawan (oral thrush) di mulut dan tenggorokan. Infeksi ini menyebabkan luka di sudut mulut dan bercak putih di lidah, langit-langit, bibir dan pipi bagian dalam. Bayi baru lahir seringkali mendapat jamur ini dari vagina ibu dalam proses kelahiran. Bagaimana candidiasis didiagnosis dan diobati? Dokter akan mengambil apusan dari salah satu bercak di mulut dan memeriksanya di mikroskop untuk mencari tanda-tanda jamur. Pada sebagian besar keadaan, pemeriksaan ini tidak perlu dan pengobatan dapat dimulai berdasarkan penampilan dari bentuk kelainan di mulut saja. Infeksi ini dapat diobati dengan obat antijamur. Infeksi kongenital/bawaan (congenital infection) Apakah infeksi bawaan? Banyak infeksi yang mengenai bayi baru lahir ditularkan dari ibu ke bayi, baik selama kehamilan atau proses persalinan. Karena bayi lahir dengan infeksi tersebut maka disebut infeksi bawaan (infeksi kongenital). Umumnya disebabkan virus dan parasit. Infeksi congenital termasuk HIV (yang menyebabkan AIDS); rubella; cacar air; sifilis; herpes; toksoplasmosis; dan cytomegalovirus (CMV).

Jika ibu terinfeksi selama kehamilan maka bayi berisiko terinfeksi. Namun tidak semua bayi yang lahir dari ibu yang mengalami infeksi tersebut akan mendapat/tertular infeksi tersebut. Risiko penularan infeksi pada bayi juga tergantung usia kehamilan ibu saat terinfeksi mikroba. Seperti rubela dan toksoplasma, risiko terbesar bayi tertular bila ibu terinfeksi pada 3 bulan pertama kehamilan. Jika ibu terinfeksi pada 3 bulan pertama maka dapat menyebabkan kelainan jantung, kerusakan otak, ketulian, gangguan penglihatan, atau abortus. Infeksi setelah usia 3 bulan kehamilan dapat menyebabkan gangguan pada bayi yang tidak seberat saat infeksi saat 3 bulan pertama tetapi tetap dapat mengakibatkan gangguan pada tumbuh kembang bayi. Beberapa tanda infeksi kongenital termasuk : lingkar kepala besar atau kecil, ukuran badan kecil, kejang, gangguan pada mata, ruam pada kulit, kuning, pembesaran organ perut dan suara bising jantung (murmur) Bagaimana infeksi kongenital didiagnosis dan ditatalaksana? Jika infeksi kongenital dicurigai maka dokter akan melakukan tes darah dan kultur darah dan cairan tubuh lainnya dari bayi dan dari ibu bila diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Tatalaksana dapat berupa antivirus atau antibiotik dan perawatan intensif selama bayi di rumah sakit. Infeksi kongenital membutuhkan pengawasan akan efek yang muncul seiring pertumbuhan bayi. Komplikasi dari infeksi bayi baru lahir Infeksi pada bayi baru lahir yang tidak ditatalaksana dengan tepat dapat mengakibatkan akibat yang serius. Organ dan tubuh bayi sedang mengalami perkembangan yang pesat maka setiap gangguan pada proses tumbuh kembang dapat menggangu pertumbuhan, perkembangan, gangguan saraf, pernapasan, sensorik. Dengan sistem kekebalan tubuh yang belum matang maka bayi belum siap menghadapi infeksi terutama bayi prematur atau bayi dengan gangguan kekebalan tubuh. Diagnosis yang tepat, pengobatan dan pemantauan yang optimal dapat memberikan kemungkinan terbaik bagi bayi untuk melewati masa infeksi. Dapatkah infeksi pada bayi baru lahir dicegah? Perempuan dapat melindungi dirinya dan calon bayinya dengan : Imunisasi terhadap rubela dan cacar air sebelum hamil Mencuci dan memasak makanan dengan baik, mencuci tangan (sebelum, setelah menyiapkan makanan, setelah menggunakan toilet dan setelah kontak dengan cairan dan kotoran tubuh) Hubungan seksual yang aman untuk mencegah penyakit menular seksual. Dokter dapat menyarankan pemeriksaan apusan vagina untuk menentukan apakah seorang perempuan pembawa kuman GBS. Dokter juga memberikan antibiotik salap/tetes untuk mencegah konjungtivitis akibat kuman gonorea.

You might also like