You are on page 1of 8

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN LATAR BELAKANG PEMBANGUNAN versus KONSERVASI (Clark, 1996) Pembangunan dan konservasi dapat berjalan bersama-sama

ama Pertama, konservasi dibutuhkan untuk melawan tekanan terhadap sumberdaya agar tidak mengalami over-eksploitasi dan untuk mempertahankan keanekaragaman hayati. Kedua, pengawasan terhadap pembangunan dibutuhkan untuk melindungi sumberdaya dari pencemaran dan mencegah kerusakan habitat. Ketiga, Pembangunan dan konservasi kebutuhan tersebut harus disatukan bila kita masih ingin memiliki sumber daya di masa mendatang.

DEFINISI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN WCED (1987) Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sekarang dengan tetap memperhatikan agar generasi mendatang juga dapat memenuhi kebutuhannya

Blowers (1995) Mewujudkan pembangunan yang mengutamakan alam dan membangun lingkungan secara compatible dengan cara: Keharusan untuk melindungi stok sumberdaya alam, sedapat mungkin mengganti setiap pengurangan yang tak dapat dicegah dengan kompensasi peningkatan agar total yang tersisa di alam tidak berubah. Kebutuhan untuk mencegah rusaknya kemampuan regenerasi (regenerative capacity) ekosistem alam dunia Kebutuhan untuk mencapai kesetaraan sosial Mencegah resiko dan biaya tambahan untuk kerusakan yang harus ditanggung oleh generasi mendatang IDE-IDE DASAR Pentingnya integrasi antara ide-ide pembangunan dan lingkungan yang sebelumnya dipertentangkan. Konsepsi tentang pembangunan tidaklah cukup hanya diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi semata Terdapatnya batas-batas teknologi dan lingkungan untuk mendukung proses pembangunan yang tidak terkontrol Pentingnya aspek sosial-politik, khususnya keadilan dan demokrasi yang merupakan aspek tak terpisahkan dari persoalan-persoalan lingkungan.

Ketimpangan situasi, sasaran, dan prioritas pembangunan antara negara-negara berkembang dan negara-negara maju. DIMENSI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PPLH UGM dan CEPI, 2001)

KRITERIA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PPLH UGM dan CEPI, 2001) KRITERIA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (untuk Bali) Integrasi ekologi Efisiensi Keadilan Integritas kultur Komunitas Integritas/keseimbangan/harmoni Pembangunan sebagai realisasi potensi

INTEGRASI EKOLOGI, untuk : Memelihara sistem-sistem pendukung kehidupan, Melestarikan keragaman genetik, dan Menyakinkan berlanjutnya pemanfaatan spesies dan berbagai ekosistem yang ada

EFISIENSI, untuk :

Mengevaluasi berbagai alternatif jalan atau model-model pembangunan yang efisien (baik dari aspek pembiayaan, sumber daya, dan partisipasi masyarakat)

KEADILAN, berupaya untuk : Menjamin keadilan akan kesempatan dan pengakuan atas kebutuhan individu dan keluarga, kelompok-kelompok sosial dan gender, lintas generasi dan spesies

INTEGRITAS KULTUR, untuk : Memperkuat pelestarian dan perbaikan kehidupan dan kebudayaan sebagaimana diekspresikan dalam agama, seni dan organisasi sosial

KOMUNITAS, untuk : Meningkatkan kemampuan lokal untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan serta dapat berperan aktif dalam mencapai berbagai tujuan pembangunan seperti memenuhi kebutuhan dasar, keadilan, serta integritas kultur dan ekonomi

INTEGRITAS/KESEIMBANGAN/HARMONI, untuk : Mencapai integrasi yang lebih tinggi antara beberapa faktor kunci yakni antara ekonomi dan lingkungan, pertanian dan pariwisata

PEMBANGUNAN SEBAGAI REALISASI POTENSI, untuk : Meningkatkan kapasitas pada semua tingkatan, mulai dari tingkat desa sampai pada propinsi dan nasional, untuk memperbaiki kualitas hidup

TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (Blowers, 1995) KONSERVASI SUMBERDAYA BUILT DEVELOPMENT KUALITAS LINGKUNGAN KESETARAAN SOSIAL PARTISIPASI POLITIS KONSERVASI SUMBERDAYA Mempertahankan ketersediaan sumberdaya untuk generasi mendatang Efisiensi penggunaan sumberdaya yang tak terbarui dan sumberdaya mineral melalui: Produktivitas yang lebih tinggi Daur ulang

Mengembangkan teknologi alternatif Tujuan konservasi sumberdaya adalah untuk mencukupi kebutuhan sumberdaya alam sekarang dan generasi mendatang dengan cara : Penggunaan lahan yang efisien Menghindari pemborosan sumberdaya alam tak terbarui Sedapat mungkin mengganti penggunaan sumberdaya tak terbarui dengan yang terbarui Mempertahankan keanekaragaman hayati BUILT DEVELOPMENT Penggunaan sumberdaya fisik dan dampaknya terhadap tanah Perlindungan sumberdaya membutuhkan pola pembangunan yang: Meminimalisasi konsumsi energi Memelihara produktivitas lahan Mengoptimalkan penggunaan kembali (re-use) gedung-gedung (property) yang tak terpakai Tujuan dari Built Development ini adalah untuk menjaga keharmonisan antara pembangunan itu sendiri dengan lingkungan alam. Hubungan antar keduanya dirancang untuk seimbang dan saling memperkuat (mutual enhancement).

KUALITAS LINGKUNGAN Sasaran dari kualitas lingkungan adalah: Untuk mencegah atau mengurangi degradasi dan pencemaran lingkungan Untuk melindungi regenerative capacity ekosistem Untuk mencegah pembangunan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan menurunkan kualitas kehidupan KESETARAAN SOSIAL Pola perdagangan, bantuan modal, dan investasi dibentuk oleh besarnya permintaan negara terkaya Perbedaan-perbedaan (ketidaksetaraan/kesenjangan) semakin menguat akibat : Eksploitasi sumberdaya Perusakan ekosistem Pencemaran

Mereduksi kesenjangan sosial dan menyelesaikan konflik internal maupun antar negara Sasaran dari kesetaraan sosial adalah untuk mencegah pembangunan yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan kesenjangan antara kaya dan miskin, serta untuk mewujudkan pembangunan yang mengurangi kesenjangan tersebut

PARTISIPASI POLITIS Pengertian kesetaraan yang lebih besar, berarti : Perubahan mendasar pada pola konsumsi Alokasi sumber-sumberdaya Gaya hidup (life-style) Pola kehidupan di negara-negara maju, yang didasarkan atas sikap individualistik, kompetisi, dan konsumsi menyolok (conspicuous consumption), adalah sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan Sasaran dari partisipasi politis ini adalah untuk mengubah nilai, perilaku dan kebiasaan, dengan meningkatkan partisipasi dalam pembuatan keputusan politis dan menginisiasi peningkatan kualitas lingkungan mulai dari komunitas lokal sampai ke level yang lebih tinggi

PRINSIP-PRINSIP DASAR (Graham Haughton and Colin Hunter, 1996) PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Prinsip kesetaraan antar generasi Prinsip keadilan sosial Principle of transfrontier responsibility

PRINSIP KESETARAAN ANTAR GENERASI Dampak dari pembangunan saat ini yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan generasi mendatang dalam mencukupi kebutuhannya harus diperhatikan. Prinsip selalu melihat ke masa depan (principles of futurity)

PRINSIP KEADILAN SOSIAL Harus ada pengendalian dalam distribusi sumberdaya dengan memperhatikan kebutuhan dasar dan aspirasi yang ada Partisipasi yang lebih luas dalam strategi dan kebijakan lingkungan merupakan suatu elemen integral dalam mencapai tujuan ini. Kesetaraan intra generasi

PRINCIPLE OF TRANSFRONTIER RESPONSIBILITY Polusi lintas wilayah (transfrontier) harus dapat dikenali dan dikendalikan Negara-negara kaya semestinya tidak mengeksploitasi sumberdaya dari negara lain, dan mengakibatkan distorsi ekonomi dan ekosistem Biaya lingkungan akibat aktivitas perkotaan seharusnya tidak boleh dipindahkan ke wilayah lain disekitarnya

PRINSIP-PRINSIP EKOLOGIS (Graham Haughton and Colin Hunter, 1996) PRINSIP-PRINSIP EKOLOGIS DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Mencegah lebih baik daripada mengobati Tak ada yang dapat berdiri sendiri Meminimalisasi limbah dan sampah Memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dapat diperbarui dan bahan-bahan yang dapat didaur ulang Memelihara dan menambah requisite variety Mengenali dan menghormati toleransi lingkungan lokal, regional, and global Meningkatkan pemahaman dan pengertian lingkungan melalui penelitian

PRINSIP-PRINSIP SOSIO-EKONOMI (Graham Haughton and Colin Hunter, 1996) PRINSIP-PRINSIP SOSIO-EKONOMI DALAM PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN Penggunaan teknologi, material dan desain yang tepat Menciptakan indikator baru untuk kesejahteraan ekonomi dan lingkungan Menciptakan indikator baru untuk produktivitas ekonomi dan lingkungan Menyusun standar minimum yang diizinkan melalui pengawasan dan pengaturan Menindaklanjuti upaya internalisasi biaya lingkungan (environmental costs) kepada pasar Memastikan kemampuan penerimaan sosial terhadap kebijakan lingkungan Memperluas partisipasi publik

PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN (Graham Haughton and Colin Hunter, 1996) PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN DALAM PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN

Subsidiarity Fleksibilitas dalam menyusun dan mengimplementasikan pedoman kebijakan lingkungan Perlu adanya strategi jangka panjang dalam pengelolaan lingkungan Membangun koordinasi antara kebijakankebijakan lingkungan yang terkait Persamaan hak dan non diskriminasi dalam proses dengar pendapat (hearing) Kebutuhan akan ketersediaan dan kesepahaman informasi lingkungan DAYA DUKUNG LINGKUNGAN (carrying capacity) DEFINISI Tingkat maksimum aktivitas yang diperbolehkan agar tidak menimbulkan kerusakan sumber daya alam atau kerusakan habitat alami (Allen et al, 1980). Ambang batas maksimum pembangunan agar tidak menimbulkan dampak yang membahayakan manusia dan lingkungannya (Beatley, 1994). Jumlah populasi spesies tertentu yang dapat didukung oleh habitat tertentu tanpa menimbulkan kerusakan permanen terhadap habitat tersebut (UNCHS, 1996). Angka maksimum konsumsi sumber daya alam dan pembuangan limbah secara berkelanjutan dalam area tertentu tanpa menimbulkan gangguan integritas fungsi dan produktivitas ekosistem (UNCHS, 1996). TANTANGAN KE-DEPAN (Olav Stokke, 1991) KETIDAKPASTIAN KEBUTUHAN AKAN PEDOMAN EKOLOGIS YANG EFEKTIF HUBUNGAN UTARA-SELATAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: tantangan multi-faset (Olav Stokke, 1991) KETIDAKPASTIAN Variasi kebutuhan pada generasi yang sama Sulit membayangkan dan memprediksi apa kebutuhan generasi mendatang dan bagaimana mereka memenuhinya Perubahan teknologi dapat mempengaruhi pemanfaatan sumber daya alam di masa mendatang Perubahan dalam sistem politik, tujuan, dan strategi pembangunan mempengaruhi pola utilisasi lingkungan Perubahan norma, sehubungan dengan hak dan kewajiban generasi sekarang maupun mendatang Carrying capacity, sehubungan dengan kapasitas regeneratif sumber daya, dapat mengalami perubahan karena :

Kemajuan teknologi Perubahan pola pemanfaatannya Perubahan-perubahan kualitatif PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: tantangan multi-faset (Olav Stokke, 1991) KEBUTUHAN AKAN PEDOMAN EKOLOGIS YANG EFEKTIF Sebagian dari pedoman (aturan) internasional dapat mempengaruhi keputusan nasional, tapi pedoman tersebut kini tidak lagi secara efektif dapat mempengaruhi pengambilan keputusan Keberadaan pedoman internasional yang mampu menjangkau dan menghasilkan keputusan yang kuat untuk diaplikasikan secara global amatlah penting. Struktur pemerintahan formal (lokal, nasional dan internasional) harus mampu bekerja sama dengan akar rumput dan lembaga non-pemerintah

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN: tantangan multi-faset (Olav Stokke, 1991) HUBUNGAN UTARA-SELATAN Apa yang terjadi di Selatan akan mempengaruhi masa depan kita secara mendasar: Tiga perempat dari total penduduk dunia hidup di Dunia Ketiga (third world) Dunia Ketiga (third world) menguasai dua pertiga dari luas total permukaan daratan bumi Kerusakan yang terjadi juga merupakan hasil dari pola pertumbuhan dan konsumsi di Utara

You might also like