You are on page 1of 23

HUKUM SURAT BERHARGA SURAT WESEL DAN SURAT SANGGUP

DISUSUN OLEH : Evi Desi Mutikasari Suaidah Berta Evelyne N.T Alberta KD 11010110120208 11010110120212 11010110130239 11010110130302 Kelas J FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012 10 12 17 30

PENGERTIAN SURAT WESEL

Dalam perundang-undangan tidak terdapat definisi mengenai surat wesel, tetapi dalam pasal 100 KUHD dimuat syarat-syarat formal surat wesel yang menjadi dasar pengertian surat wesel itu, yaitu ; Surat Wesel adalah surat yang memuat kata wesel, yang diterbitkan pada tanggal dan tempat tertentu, dengan mana penerbit memerintahkan tanpa syarat kepada tersangkut untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegang atau penggantinya

PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT

Penerbit: Orang yang mengeluarkan surat wesel Tersangkut: Orang yang diberi perintah tanpa syarat untuk membayar Akseptan / Penerima: Tersangkut yang telah menyetujui untuk membayar surat wesel pada hari bayar, dengan memberikan tanda tangannya Pemegang Pertama: Orang yang menerima surat wesel pertama kali dari penerbit Pengganti: Orang yang menerima peralihan surat wesel dari pemegang sebelumnya Endosan: orang yang memperalihkan surat wesel kepada pemegang berikutnya

SYARAT-SYARAT FORMAL SURAT WESEL


1.

2.

3. 4. 5. 6.

7. 8.

Menurut pasal 100 KUHD : Istilah wesel harus dimuatkan dalam teksnya sendiri dan disebutkan dalam bahasa surat itu ditulis. Perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu. Nama orang yang harus membayar (tersangkut). Penetapan hari bayar. Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan. Nama orang kepada siapa atau penggantinya pembayaran harus dilakukan. Tanggal dan tempat surat wesel diterbitkan. Tanda tangan orang yang menerbitkan.

1.

2.

3.

4.

Kedelapan syarat tersebut harus selalu tercantum dalam surat wesel. Tidak dipenuhinya salah satu syarat tersebut maka surat itu tidak berlaku sebagai surat wesel kecuali dalam halhal berikut : Jika tidak ditetapkan hari bayarnya maka wesel itu dianggap harus dibayar pada hari ditunjukkannya (wesel tunjuk). Jika tidak ditetapkan tempat pembayaran di samping nama tersangkut dianggap sebagai tempat pembayarn dari tempat dimana tersangkut berdomisili Surat wesel yang tidak menerangkan tempat diterbitkan, dianggap ditandatangani di tempat yang tertulis di samping nama penerbit. Bagi surat wesel yang penyimpangannya tidak seperti tersebut diatas, maka surat wesel itu bukan wesel yang sah, dan pertanggungjawabannya dibebankan kepada orang yang menandatangani surat wesel itu.

BENTUK WESEL BERDASARKAN HARI BAYAR


1. Wesel atas penglihatan: hari bayarnya pada waktu diperlihatkan. 2. Wesel sesudah penglihatan: hari bayarnya pada waktu tertentu sesudah diperlihatkan kepada tersangkut. 3. Wesel penanggalan: hari bayarnya pada hari tanggal yang telah ditentukan di dalam teks surat wesel. 4.Wesel sesudah penanggalan: hari bayarnya pada waktu tertentu sesudah hari tanggal penerbitannya.

BENTUK WESEL KHUSUS YANG DIATUR DALAM UNDANG-UNDANG


1.

2.

3.

Wesel atas pengganti penerbit : dimungkinkan oleh pasal 102 KUHD yang menyatakan penerbit dapat menerbitkan surat wesel yang berbunyi atas pengganti penerbit. Maksudnya penerbit menunjuk kepada dirinya sendiri sebagai pemegang pertama. Wesel atas penerbit sendiri : menurut pasal 102 ayat 2 KUHD surat wesel dapat diterbitkan atas penerbit sendiri. Maksudnya penerbit memerintahkan kepada dirinya sendiri untuk membayar, jadi penerbit menunjuk dirinya sendiri sebagai pihak tersangkut. Wesel untuk perhitungan orang ketiga : dimungkinkan dalam pasal 102 ayat 3 KUHD yang menyatakan surat wesel dapat diterbitkan untuk perhitungan orang ketiga. Penerbitan ini bisa terjadi jika seorang ketiga itu untuk tagihannya memungkinkan diterbitkan surat wesel.

4. Wesel Incasso (wesel untuk menagih) : adalah bentuk


surat wesel yang diterbitkan dengan tujuan untuk memberi kuasa kepada pemegang pertama menagih sejumlah uang, tidak untuk diperjualbelikan. Kedudukan penerbit adalah sebagai pemberi kuasa, sedangkan kedudukan pemegang pertama sebagai pemegang kuasa untuk menagih uang.

5. Wesel berdomisili : menurut pasal 100 ayat 5 KUHD surat wesel harus memuat nama tempat dimana tersangkut harus melakukan pembayaran. Umumnya dilakukan di tempat kediaman tersangkut. Namun, menurut pasal 103 KUHD ada surat wesel yang harus dibayar di tempat tinggal pihak ketiga, baik di tempat tinggal tersangkut, maupun di tempat lain.

PENGERTIAN SURAT SANGGUP


Kata Sanggup atau setuju mengandung suatu janji untuk membayar, yaitu kesediaan dari pihak penanda tangan untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang atau penggantinya pada waktu tertentu. Jadi Surat Sanggup atau aksep adalah Surat tanda sanggup atau setuju membayar sejumlah uang kepada pemegang atau penggantinya pada hari tertentu.

Karena adanya suatu janji sanggup atau setuju membayar, maka kedudukan penanda tangan surat sanggup tersebut sama seperti kedudukan akseptan pada surat wesel. Hal ini tertuang dalam KUHD Pasal 177 ayat 1 yang berbunyi bahwa penanda tangan suatu surat sanggup sama terikatnya seperti akseptan suatu surat wesel.

BENTUK SURAT SANGGUP

Surat Sanggup Biasa/Surat Sanggup Bayar


Jakarta, 1 Juni 1978 Pada tanggal 15 Agustus 1978 yang bertanda tangan di bawah ini sanggup membayar kepada tuan Bachmid atau penggantinya di Jakarta uang sejumlah Rp 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). B. BERNARD & CO.

Surat Sanggup Op Zicht


Jakarta, 1 Juni

1978 Atas penunjukan dan penyerahan surat promesse ini yang bertanda tangan di bawah ini sanggup membayar kepada tuan Bachmid atau penggantinya uang sejumlah Rp 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). B. BERNARD & CO.

Promissory Note
500 London, May 5th, 1978 One month after date I promise to pay to Mr. John Rogers or order five hundred pounds. David Harper

PENERBITAN SURAT SANGGUP


Latar belakang Penerbitan Surat Sanggup yaitu adanya suatu perjanjian yang disebut perikatan dasar (Onderliggende Verhouding). Misalnya Perjanjian hutang piutang uang, perjanjian penitipan barang, dan lain-lain. Dalam perjanjian ini pihak penanda tangan berposisi sebagai debitur dan pihak penerima atau pemegang berposisisebagai kreditur.

Hubungan Hukum yang terjadi pada surat sanggup yaitu hanya antara 2 pihak saja yaitu antara penanda tangan dan penerima atau pemegang surat sanggup.

SIFAT SURAT SANGGUP


1. Surat Sanggup Berklausula atas Pengganti Surat Sanggup adalah Surat berharga yang berklausula atas pengganti (aan order), karena itu ia disebut juga sebagai surat atas pengganti atau Promosse atas pengganti. Dengan demikian, meskipun klausula tersebut tidak disebutkan dalam surat itu, ia tetap dianggap sebagai surat atas pengganti (Praesumptief orderpapier). Cara pemindahannya harus dilakukan secara dengan endosemen. Dengan Endosemen itu semua hak yang timbul dari hubungan hokum surat sanggup itu beralih kepada pemegang berikutnya. Bagi pemegang berikutnya atau terakhir, sudah ada jaminan bahwa pada hari bayar pasti memperoleh pembayaran dari penanda tangan.

2. Surat Sanggup sebagai Bukti Pinjaman Uang Surat Sanggup digolongkan kepada surat tagihan hutang (Schuldvor deringspapier) yang bukan perintah untuk membayar (betalingsopdracht) melainkan berupa janji untuk membayar (betalingsbelofte). Disini Surat Sanggup bersifat sebagai alat bukti pinjaman uang (creditmiddel, credit means).
3. Surat Sanggup sebagai Alat Bayar Dalam hal ini surat sanggup bukan lagi bersifat alat bukti pinjaman uang melainkan bersifat sebagai alat bayar sejumlah uang. Disini penerima atau pemegang surat sanggup atas penglihatan ini smaa dengan penerima atau pemegang uang tunai, artinya seketika dikehendakinya surat sanggup itu dapat ditukarkan dengan uang tunai pada penanda tangan, atau dapat digunakan sebagai alat bayar dalam transaksi jual beli.

PENGATURAN SURAT SANGGUP


Berdasarkan Konvensi Jeneva 1930 Tentang Penyeragaman Pengaturan Surat Wesel dan Surat Sanggup, ada 2 cara pengaturan surat sanggup yang dikuti oleh Negara-negara peserta, yaitu: 1. Pengaturan dengan cara Mendetail 2. Pengaturan dengan cara penunjukan pada ketentuan tentang surat wesel

SYARAT-SYARAT FORMAL (MUTLAK) SURAT SANGGUP


Diatur dalam Pasal 174 KUHD, yaitu : 1. Baik klausula order, penyebutan Surat Sanggup, atau promes atas pengganti, harus dimuat dalam teksnya sendiri dan dan disistilahkan dalam bahasa surat itu ditulis. 2. Kesanggupan tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu. 3. Penetapan hari bayarnya. 4. Penetapan tempat diaman pembayaran harus dilakukan. 5. Nama orang kepada siapa atau penggantinya pembayaran harus dilakukan. 6. Tanggal dan tempat Surat Sanggup itu harus ditandatangani. 7. Tanda tangan orang yang mengeluarkan Surat Sanggup.

SURAT SANGGUP TIDAK MENGENAL BENTUK KHUSUS

Seperti halnya pada surat wesel terdapat bermacam-macam bentuk khusus, maka surat sanggup tidak mengenal suatu bentuk khusus. Hal ini sesuai dengan sifat surat sanggup sebagai janji untuk membayar, bukan perintah untuk membayar.

You might also like