You are on page 1of 83

EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.

) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU

RAJA ADE SAPUTRA A24060030

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

RINGKASAN

RAJA ADE SAPUTRA. Evaluasi Pemupukan pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau. (Dibimbing oleh ADE

WACHJAR). Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial, meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial. Kegiatan magang telah dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantation (PT Asra Agro Lestari, Tbk.), Indragiri Hulu, Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari bulan Februari hingga bulan Juli 2010. Metode yang digunakan dalam kegiatan magang adalah bekerja langsung di lapangan sebagai karyawan, pendamping mandor, dan pendamping asisten. Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan penulis di lapangan meliputi ketepatan jenis, ketepatan waktu, ketepatan dosis, ketepatan cara pemupukan, jumlah HK yang dipakai pada pemupukan, gejala kekurangan hara tanaman, diskusi langsung dengan buruh harian lepas (BHL) dan staf. Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait. Baik data primer maupun data sekunder dianalisis dengan metode deskriptif. Kebun Radang Seko Banjar Balam merupakan kebun yang terletak paling ujung dibandingkan dengan kebun lain yang ada di PT Tunggal Perkasa

Plantations. Sebagian besar tanaman kelapa sawit di kebun ini yaitu tanaman belum menghasilkan (TBM). Pada tahun 2009 produksi di Kebun Radang Seko Banjar Balam yaitu sebesar 49.7 ton. Pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam pada semester 1 tahun 2010 dilaksanakan dengan sistem blok ke blok. Kelebihan dari pelaksanaan sistem tersebut adalah lebih efisien dari segi tenaga kerja, waktu, biaya dan mempermudah dalam pengawasan. Kegiatan pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama serta penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.
Pelaksanaan pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam secara umum telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat. Pemupukan dilakukan secara manual dengan metode pelansiran pupuk ke dalam blok secara tuntas terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan penaburan.

EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Raja Ade Saputra A24060030

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Judul : EVALUASI METODE PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU Nama : RAJA ADE SAPUTRA NIM : A24060030

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr Ir Ade Wachjar, MS NIP. 19550109 1980 03 1008

Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr NIP 19611101 1987 03 1 003

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1988 di Langgam, Riau. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Raja Anis dan Ibu Nurteti. Tahun 2000 penulis lulus dari SDN 022 Pekanbaru, kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SMPN 10 Pekanbaru. Selanjutnya penulis lulus dari SMAN 1 Pekanbaru pada tahun 2006. Tahun 2006 penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD). Pada tahun 2007 penulis diterima senagai mahasiswa di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir penulis untuk memenuhi syarat kelulusan S1 pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil kerja dan analisis dari kegiatan magang yang telah dilaksanakan penulis selama 4 bulan di kebun kelapa sawit PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak dan Ibu penulis serta seluruh keluarga besar atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis. 2. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan magang dan penyusunan skripsi. 3. Bapak Ir Supijatno, MSi. dan Bapak Ir Adolf Pieter Lontoh, MS. selaku dosen penguji. 4. Ibu Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS. selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani studi. 5. Bapak Ir H. Sembiring dan keluarga besar PT Tunggal Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau, terutama Bapak Tatang sebagai asisten di Afdeling Viktor yang telah memberi bimbingan dan masukan kepada penulis. 6. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 43 dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Januari 2011

Penulis

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 Latar Belakang .................................................................................... 1 Tujuan ................................................................................................. 4 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ Syarat Tumbuh Kelapa sawit ............................................................... Pemupukan .......................................................................................... METODE MAGANG ..................................................................................... Tempat dan Waktu .............................................................................. Metode Pelaksanaan ............................................................................ Pengamatan dan Pengumpulan Data ................................................... Analisis Data dan Informasi ................................................................ KEADAAN UMUM ....................................................................................... Sejarah Perusahaan .............................................................................. Profil Perusahaan ................................................................................. Letak Geografis ................................................................................... Keadaan Iklim dan Tanah ................................................................... Luas Areal dan Tata Guna Lahan ......................................................... Keadaan Tanaman dan Produksi ......................................................... Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan ........................ PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN ..................................................... Aspek Teknis ....................................................................................... Pembibitan ................................................................................. Perawatan Tanaman ................................................................... Pengambilan Sampel Daun ........................................................ Pengendalian Gulma .................................................................. Pemupukan ................................................................................. Pemanenan ................................................................................. Aspek Manajerial ................................................................................ Karyawan Non Staf .................................................................... Karyawan Staf............................................................................. PEMBAHASAN .............................................................................................. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ Kesimpulan........................................................................................... Saran .................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN ..................................................................................................... 5 5 6 9 9 9 10 10 12 12 13 13 14 15 15 16 19 19 19 20 25 26 28 30 34 34 37 38 55 55 55 57 59

DAFTAR TABEL
Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Halaman 15 17 21 27 31 32 34 47 49 51 51 53

Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 2009 ............. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009 ............................................................ Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP ...................... Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM ..................... Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit . Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal Perkasa Plantations .................................................................................. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations .. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer Spreader .... Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP .....................

10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP ............... 11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP .............. 12. Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP ..............................

DAFTAR GAMBAR
Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Halaman 21 26 29 40 41 44 45 45

Penanaman dan Perawatan Mucuna bracteata ....................................... Gulma Dominan di Afdeling Viktor ....................................................... Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit ............................ Pengambilan Pupuk di Gudang ............................................................... Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader) ................................. Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM ............................ Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk Dengan Truk dan Sepeda Motor ................................................................................... Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok ...............................................

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Halaman

Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations .......................................... 60 Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Tunggal Perkasa Plantations ....................................................... 63 Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations ........................................ 65 Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Periode 2000-2009 .............................................. 67 Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau .............................................................................. 68 Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau ................. 69 Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau ............................................................................... 70 Sistem Perhitungan Premi Pemanen PT Tunggal Perkasa Plantations.. 71 Kriteria Kelas Pemanen di PT Tunggal Perkasa Plantations.................. 72

PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia setelah mampu menggeser Malaysia. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan produk turunannya telah menjadi komoditas perdagangan internasional yang menyumbang devisa terbesar bagi negara dari ekspor non-migas tanaman perkebunan. Pengusahaan kebun kelapa sawit nasional dilakukan oleh perkebunan besar swasta (PBS), perkebunan rakyat (PR), dan perkebunan besar negara (PBN) telah menyebar di 19 provinsi. Selain sumber penyumbang devisa bagi negara, kelapa sawit juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani sekaligus memberikan kesempatan kerja yang luas (Yahya, 1990). Perkembangan areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 7.07 juta hektar dan produksi CPO mencapai 18.46 juta ton dengan perincian 2 565 000 hektar merupakan perkebunan rakyat (PR) dengan produksi 5 085 000 ton minyak sawit, 687 000 hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar 2 314 000 ton minyak sawit, serta 3 358 000 hektar perkebunan besar swasta (PBS) dengan produksi sebesar 8 990 000 ton minyak sawit (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009). Produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan cukup pesat. Pada tahun 1998 produksi CPO sebesar 5.9 juta ton meningkat pada tahun 2008 menjadi 17.5 juta ton sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di dunia. Meskipun demikian, Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar terhadap minyak kelapa sawit dunia yang mencapai 33.7 juta ton pada tahun 2008. Jumlah ekspor untuk produk kelapa sawit Indonesia berupa CPO dan produk turunannya mencapai lebih dari 18.1 juta ton pada tahun 2008 dan menghasilkan devisa lebih dari US$ 14 milyar (Direktur Jendral Perkebunan, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa prospek usaha kelapa sawit masih sangat baik. Pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang tinggi dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Faktor

lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga 13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Dengan produksi yang tinggi, CPO yang dihasilkan juga akan tinggi sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm kerner oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif. Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup baik, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, sebagai negara tropis yang masih memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan pekebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan rakyat. Melihat besarnya prospek kelapa sawit di Indonesia, maka diperlukan adanya upaya peningkatan produktivitas untuk meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk secara efisien dan efektif. Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan

tanaman terhadap

serangan penyakit

dan

pengaruh

iklim

yang tidak

menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pemupukan pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh baik dan mampu berproduksi maksimal dan menghasilkan minyak berkualitas baik (Adiwiganda dan Siahaan, 1994). Untuk meningkatkan produksi maksimal kelapa sawit, maka dalam pelaksanaan pemupukan harus mengacu pada tujuh tepat, yaitu tepat jenis, dosis, waktu, cara, penempatan, bentuk formulasi, dan rotasi. Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Setiap unsur hara memiliki peranan masing-masing dan dapat menunjukkan gejala tertentu pada tanaman apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang. Penyediaan hara dalam tanah melalui pemupukan harus seimbang, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Untuk mencapai kondisi tanah yang subur diperlukan kombinasi pemakaian pupuk organik dan anorganik. Unsur hara utama yang mendapat perhatian dalam pemupukan tanaman kelapa sawit meliputi N, P, K, Mg, Cu, dan B. Tanaman memperoleh unsur hara dari beberapa sumber, yaitu tanah, residu bahan organik, dan pupuk buatan yang diberikan pada tanaman (Sutarta et al., 2003). Biaya pemupukan menyangkut beberapa komponen langsung, antara lain harga pupuk, kebutuhan pupuk/ha, transportasi, alat, dan sarana yang digunakan dalam pelaksanaan pemupukan. Selain itu, beberapa faktor penunjang seperti gudang, jalan, sistem pengawetan tanah, drainase, dan perawatan tanaman juga memerlukan cara pengolahan yang tepat. Dengan demikan diperlukan pengkajian yang lebih jauh mengenai potensi, sumber daya alam dan manusia dalam menentukan kebijakan pemupukan, terutama di daerah pengembangan mengingat potensi sumber daya serta sarana yang ada sangat beragam.

Tujuan Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial, meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.

TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1 000 meter di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, pertumbuhan tanaman dan produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian maksimum 400 meter dpl (Sukamto, 2008). Menurut Pahan (2008), lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa lahan, tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial. Lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol, Podzolik, Alluvial, dan Gambut. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam

budidaya kelapa sawit perlu memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di antaranya struktur tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0. Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa sawit berkisar 2 000 2 500 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun. Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari. Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara 22 23 oC. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh karena tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang dibandingkan dengan tanaman lainnya. Kelapa sawit tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Regosol, Andosol, Organosol, dan Aluvial. Tanaman kelapa sawit akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas sedang, dan membuat solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan padas (Fauzi et al., 2006). Derajat keasaman (pH) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4.0 6.0, tetapi pH optimumnya berada antara 5.0 5.6. Tanah ber-pH rendah dapat ditingkatkan

dengan cara pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992). Pemupukan Budidaya kelapa sawit meliputi beberapa tahapan kegiatan yaitu persiapan areal, pembibitan, penanaman, sensus pokok, penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT), pengendalian gulma, kastrasi, penunasan, pemanenan, dan pemanfaatan limbah. Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang lebih 30 % dari total biaya produksi atau 40 60 % dari biaya pemeliharaan sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun manajerial (Winarna, Darmosarkoro dan Sutarta, 2003). Praktik pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak

menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk, organisasi penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus pupuk) dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan. Selanjutnya, karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan jumlah untilan yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan, 2008).

Aspek

manajerial

pemupukan

tanaman

kelapa

sawit

terdiri

atas

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Perencanaan Rencana pemupukan untuk setiap aplikasi dibuat oleh asisten afdeling. Rencana tersebut dibuat empat rangkap yaitu untuk administratur, asisten kepala, bagian gedung dan asisten afdeling yang bersangkutan. Lembar rencana pemupukan berisi afdeling, tahun tanam, blok, luas, jumlah pokok produktif, jenis pupuk, dosis per pohon, jumlah pupuk dan waktu pemupukan (Winarna et al., 2003). Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan asisten afdeling. Asisten afdeling harus membuat rencana pemupukan mingguan dan harian. Rencana tersebut merupakan pedoman dalam pelaksanaan di lapangan. Selain itu, asisten juga harus membuat peta rencana pemupukan harian dan menggambarkan arah pelaksanaan pemupukan. (Winarna et al., 2003).

Organisasi Dalam satu afdeling, kegiatan pemupukan dipimpin oleh asisten afdeling dibantu oleh mandor I dan mandor pupuk. Mandor pupuk membawahi 25 60 karyawan bergantung pada luas areal divisi atau afdeling. Kegiatan pemupukan tersebut menggunakan norma prestasi penabur 2 3.5 ha/HK atau 400 500 kg/HK, bergantung pada dosis per pokok, topografi areal dan keterampilan penabur. Sebaiknya, diusahakan agar tidak terjadi penggantian tenaga penabur. Selain itu, jumlah takaran harus sesuai dengan jumlah penabur (Pahan, 2008).

Pelaksanaan Dalam pelaksanaan pemupukan, pupuk diecer ke blok oleh tenaga kerja yang tersedia. Penaburan pupuk sesuai jalurnya (barisan) masing-masing. Pupuk ditabur di sekeliling piringan penuh, tidak dibenarkan penaburan yang terputus-putus. Pada sistem benam, lubang bekas pemupukan ditutup kembali. Jarak tabur pupuk bergantung pada perkembangan pohon, tepatnya jalur penaburan harus di bawah proyeksi ujung tajuk (Winarna et al., 2003).

Pengawasan Mengingat biaya pemupukan cukup mahal, maka diperlukan pengawasan di lapangan dengan intensif dan ketat oleh mandor pupuk, mandor besar, asisten serta asisten kepala hingga manajer. Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda-beda. Jumlah unsur hara yang ditambahkan melalui pupuk harus mempertimbangkan kehilangan hara akibat pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman penutup tanah, hara yang terikat dari udara, serta potensi fisik dan kimia tanah. Menurut Sianturi (2005) untuk mencapai keseimbangan unsur hara yang optimum pada perkebunan kelapa sawit dibutuhkan pamupukan yang berdasarkan rekomendasi dari penelitian lebih lanjut dalam kurun waktu yang relatif lama. Pupuk merupakan salah satu sarana produksi yang penting dalam kegiatan produksi tanaman, tetapi dalam pelaksanaannya tidak mudah karena harus memperhatikan tingkat efisiensi atau penghematan. Hal yang menyangkut efisiensi meliputi tingkat keefektifan pemupukan (tepat jenis, dosis, waktu, cara, tempat, formulasi, dan rotasi), perimbangan hara, dan harga pupuk (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Selain itu, di dalam pelaksanaan pemupukan harus memperhitungkan tingkat keefisienan dari segi waktu dan tenaga kerja.

METODE MAGANG
Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantation, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, selama empat bulan mulai bulan Februari hingga Juni 2010.

Metode Pelaksanaan Kegiatan magang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan dan aspek manajerial. Kegiatan pada dua bulan pertama penulis melaksanakan kegiatan sebagai pekerja harian lepas dengan kegiatan di kebun yang diikuti meliputi: pembibitan, penanaman sisipan, kastrasi, pengendalian gulma, pemupukan, rawat parit, penunasan dan pengendalian hama penyakit serta pemanenan. Penulis akan mencatat prestasi kerja baik yang dapat dicapai mandor maupun karyawan harian lepas (KHL) lainnya, standar kerja, bahan dan alat yang digunakan serta jumlah tenaga kerja dalam setiap kegiatan teknis. Kegiatan penulis sebagai KHL dapat dilihat pada Lampiran 1. Bulan ketiga penulis melaksanakan kegiatan sebagai pendamping mandor. Posisi sebagai pendamping mandor memilik tugas manajerial, seperti apel pagi, menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan, mengorganisir karyawan, memberikan motivasi dan menghitung biaya operasional dalam setiap kegiatan. Selain itu, penulis juga melakukan kegiatan administratif seperti membuat rencana kerja, rincian kerja, mengisi buku mandor serta membuat laporan harian alokasi tenaga kerja. Kegiatan penulis sebagai pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2. Bulan keempat yang merupakan bulan terakhir, penulis diberi tanggung jawab sebagai pendamping asisten divisi yang juga melaksanakan tugas-tugas menyangkut aspek manajerial yang lebih tinggi di atas mandor. Kegiatan pendamping asisten antara lain mempelajari kegiatan manajerial tingkat divisi, membantu mengelola dan mengawasi tenaga kerja serta pembuatan jurnal harian. Kegiatan penulis sebagai pendamping asisten dapat dilihat pada Lampiran 3.

10

Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan aspek teknis dari kegiatan-

kegiatan di kebun dan diskusi dengan mandor dan asisten divisi. Data primer yang diamati pada kegiatan pemupukan meliputi distribusi pupuk; aplikasi pemupukan secara manual mulai dari penguntilan pupuk, pengangkutan dan pengeceran pupuk ke lapangan, penaburan pupuk,

pengumpulan karung bekas untilan pupuk; aplikasi pemupukan secara mekanis; keefektifan pemupukan yaitu tepat jenis, tepat cara dan tepat tempat, tepat dosis, dan tepat waktu. Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait. Data dan informasi yang didapat setiap harinya ditulis dalam jurnal harian penulis. Setelah itu, data dipisahkan berdasarkan kegiatan yang dilakukan maupun berdasarkan status penulis.

Analisis Data dan Informasi Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan skripsi yang ditekankan pada aspek kegiatan pemupukan. Hasilnya berupa data pengamatan, pengumpulan informasi, dan data mengenai segi teknis dan manajemen di kebun. Data primer diperoleh dengan metode diskusi dan pengamatan lapangan. Untuk mengambil data dari pengamatan ketepatan dosis dan ketepatan cara (jarak penaburan pupuk dari pohon) pada TBM, penulis mengambil 30 sampel pohon dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 pohon). Pengamatan dilakukan pada orang yang sama. Alat yang digunakan untuk pengamatan dosis yaitu timbangan dan ember. Pengamatan dilakukan dengan cara menimbang pupuk yang akan

11

diberikan pada tanaman sampel, lalu dimasukkan ke dalam ember. Setiap kali jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jarak penaburan pupuk dari pohon yaitu meteran. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi literatur dan mempelajari laporan manajemen (arsip kebun, laporan bulanan, dan laporan tahunan) serta dokumentasi kebun. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif.

KEADAAN UMUM
Sejarah Perusahaan Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dengan luas lahan 28 000 ha yang berada di Air Molek, Riau. Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss, Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia. Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) pada tahun 1963 dan pengelolaannya diserahkan kepada PT

Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam). Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu, pada tahun 1966 - 1968 perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun 1968 - 1969 perkebunan tersebut diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri. Pada Tahun 1969 - 1971 perkebunan PT Karkam dilikuidasi kembali oleh Pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Berdikari Jakarta dengan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada tahun 1971, PT Berdikari diserahkan kepada pemilik lama yaitu IRL CMI (PT Plantagen) yang berpusat di Zurich, Swiss serta Klawat Syndicate dan diubah namanya menjadi PT Indragiri Raya. Pada tahun 1973 masa kontrak PT Indragiri Raya telah habis sehingga PT Indragiri Raya dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian pada tahun 1973, dan arealnya dibagi menjadi: (1) PTP IV seluas 11 228 ha, (2) NES II seluas 2 063 ha, (3) perluasan desa seluas 604 ha, dan (4) PT Tunggal Investment seluas 9 799 ha. Pada tahun 1975 PT Tunggal Investmen mulai beroperasi dengan komoditi olah berupa karet dan kelapa sawit. Pada tahun 1979 nama PT Tunggal

Investmen diubah menjadi PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP ). Pada bulan September 1983, Astra Group masuk dalam PT TPP, dan sejak saat itu PT TPP hanya memfokuskan perusahaan pada pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas produksi 70 ton/hari.

13

Sadang Mas yang merupakan joint venture antara Salim Mas Group dan Sinar Mas Group juga ikut ambil bagian dalam PT TPP dan kapasitas pabrik ditingkatkan menjadi 30 ton/jam. Lalu pada bulan Juni 1991, Astra Group melalui PT Astra Agro Niaga membeli 100 % saham, sehingga sekarang PT TPP resmi dimiliki secara total oleh Astra Agro Niaga. Pada tahun 1998, PT Astra Agro Niaga, sebagai holder PT Tunggal Perkasa Plantations mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan namanya diubah menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk. Profil Perusahaan PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah naungan PT Astra Agro Lestari, Tbk. Produk utama yang dihasilkan oleh PT TPP adalah minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit (kernel). PT TPP terletak di Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. PT TPP memiliki areal kebun kelapa sawit dengan luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar 14 935.40 ha dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha dan memiliki pabrik pengolahan Crude Plam Oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas olah 60 ton/jam. Jumlah karyawan PT TPP adalah 3 016 orang yang terdiri atas 50 orang staf, 482 orang karyawan bulanan, 1 045 karyawan harian tetap, dan 1 439 karyawan harian lepas. Letak Geografis Secara geografis PT Tunggal Perkasa Plantations berada antara 02212 01236 Lintang Selatan dan antara 102936 - 1021948 Bujur Timur. PT TPP terletak di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lirik dan Kecamatan Pasir Penyu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah barat berbatasan

dengan Desa Sungai Lala dan Jati Rejo, Kecamatan Sungai Lala; sebelah timur berbatasan dengan Desa Sungai Sagu, Desa Sungai Karas Desa Japura Kecamatan Lirik, Desa Kongsi Empat Kecamatan Pasir Penyu; sebelah utara berbatasan dengan Desa Radang Seko, Desa Banjar Balam Kecamatan Lirik, serta sebelah

14

selatan yang berbatasan dengan Desa Kembang Harum, Desa Air Molek Kecamatan Pasir Penyu. Keadaan Iklim dan Tanah PT Tunggal Perkasa Plantations mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Oktober dan November, sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juni dan Juli. Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir (2000 2009) adalah 2 763.5 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan adalah 135 hari/tahun. Rata-rata bulan kering 1.9 bulan/tahun dan rata-rata bulan basah 9.2 bulan/tahun. Menurut klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di PT TPP termasuk tipe iklim B (basah).

Keadaan curah hujan bulanan di PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat pada Lampiran 4. Temperatur udara rata-rata antara 28 - 31 C. Jenis tanah PT TPP terdiri atas dua ordo, yang menurunkan lima subgroup, yaitu Inceptisol (Fluvaquepts, Aquic Dystrudepts) dan Ultisols (Typic, Hapludults, Typic Kanhapludults, Typic kandiudults) dengan fisiografi pada sebagian areal berbentuk flat, rolling, dan rendahan. Sifat-sifat tanah lapisan atas dari kebun kelapa sawit PT TPP semuanya bereaksi sangat masam dengan pH-H2O (1:5) < 4.5. Keadaan tanah yang sangat masam tersebut juga disertai dengan kandungan kation-kation basa (Ca, Mg, K, dan Na) yang sangat rendah, sehingga kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basanya (KB) juga rendah atau sangat rendah. Kemampuan tanah yang rendah dalam pertukaran kation tersebut diperburuk oleh adanya tekstur tanah yang kasar, yaitu tanah pasir (sand) atau tanah berpasir (sandy). Kandungan fosfor (P) dan Kalium (K) potensial tanah ekstrak HCl 25 % semua contoh tanah termasuk sangat rendah. Sedangkan P tersedia ekstrak Bray 1 dan K dapat ditukar bervariasi dari sangat rendah sampai sedang atau tinggi, walaupun demikian sebagian besar termasuk sangat rendah (Astra Agro Lestari, 2008). Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman kelapa sawit di PT TPP terdiri atas dua kelas, yaitu kelas S2 (cukup sesuai) dan kelas S3 (sesuai marjinal). kelas S2 mencakup areal seluas 7 318 ha (49.1 %) dengan pembatas utama retensi hara (pH masam dan sebagian KTK rendah). Kelas S3 seluas 7 580 ha (50.9 %) dengan

15

pembatas utama adalah lereng agak curam, tekstur agak kasar serta drainase terhambat. Adapun klasifikasi kelas kesesuaian lahan PT TPP dapat dilihat pada Lampiran 5. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Luas hak guna usaha PT Tunggal Perkasa Plantations adalah 14 935.40 ha dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha yang terbagi atas lima kebun, yaitu Kebun Sei Sagu 3 234.88 ha, Kebun Sei Meranti 3 029.79 ha, Kebun Sei Lala 3 377.48 ha, Kebun Redang Seko 4 511.46 ha, dan kebun Plasma KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota) 1 393.02 ha. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations dapat dilihat pada Lampiran 6. PT TPP memiliki pabrik pengolahan crude palm oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas 60 ton/jam.

Keadaan Tanaman dan Produksi Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT Tunggal Perkasa Plantations adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat. Jarak tanam yang digunakan adalah 9 m x 9 m x 9 m dengan jarak antar barisan 7.79 m dan jarak dalam barisan 9 m sehingga populasi per hektarnya 143 pokok. Akan tetapi di lapangan menunjukkan bahwa populasi tanaman rata-rata lebih rendah dari populasi yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kemiringan tempat, dan sebagainya. Produktivitas dan bobot janjang rata-rata (BJR) TBS kebun Radang Seko Banjar Balam (RSBB) PT TPP tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 - 2009
Tahun Luas Areal (ha) Produksi Jumlah TBS Bobot TBS (tandan) (ton) Produktivitas (ton/ha)
16.78 16.32 18.05 22.09 19.84

BJR (kg/tandan)
10.36 11.25 13.86 16.40 18.38

2005 3 331.25 5 396 710 55 890.56 2006 3 331.25 4 833 602 54 380.98 2007 3 172.23 4 130 203 57 256.14 2008 2 505.50 3 374 427 55 347.46 2009 2 505.50 2 704 483 49 711.63 Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

16

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan Perkebunan Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations merupakan salah satu unit usaha dari PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL). Struktur organisasi PT AAL berdasarkan susunan garis dan staf dengan kekuasaan tertinggi dipegang oleh presiden komisaris, sedangkan operasional perusahaan dipegang oleh presiden direksi, direktur area, dan administratur. PT Tunggal Perkasa Plantations dipimpin oleh seorang administratur yang bertanggung jawab kepada dewan direksi. Administratur dibantu oleh seorang deputi administratur, kepala tata usaha (KTU), kepala pabrik, kepala kebun, kepala teknik, dan staf administratur. Struktur organisasi PT Tunggal Perkasa Plantations dapat dilihat pada Lampiran 7. Administratur bertugas sebagai penjamin kesinambungan pertumbuhan perusahaan melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi kebun dan pabrik, menjamin operasionalisasi kebun dan pabrik agar berjalan efektif dan efisien guna mencapai target yang ditetapkan dengan menerapkan aturan yang berlaku, baik internal maupun eksternal perusahaan atau pemerintah, menjamin keselarasan operasional kebun dan pabrik dengan lingkungan di sekitarnya termasuk masalah territorial dan community development, serta menjamin ketersediaan kader pimpinan di unit organisasinya. Kepala kebun berperan untuk menjamin kualitas dan kuantitas panen yang disesuaikan dengan target yang ditetapkan, menjamin aplikasi perawatan, menjamin terjadinya peningkatan produktivitas tanaman, menjamin operasional kebun agar berjalan efektif, efisien, dan mengikuti kaidah sistem manajemen yang berlaku, serta menjamin ketersediaan kader pimpinan dan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, kepala kebun dibantu oleh kepala afdeling yang bertugas menjamin tercapainya target minimal produksi kebun sesuai dengan kualitas yang ditetapkan, menjamin produksi yang dihasilkan terangkut ke pabrik, menjamin tercapainya kondisi perawatan standar kebun dan tanaman bebas hama dan penyakit, menjamin tersedianya tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan produksi serta menjamin produktivitas tenaga kerja, menjamin keamanan unit kerja, serta menjamin perencanaan dan pemakaian biaya sesuai dengan kebutuhan atau perencanaan.

17

Kepala afdeling bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola afdeling secara menyeluruh, baik dalam hal teknis maupun administrasi afdeling. Pengelolaan teknis meliputi pengarahan dan instruksi kerja kerani afdeling, mandor satu, mandor, dan pekerja, melakukan pengawasan dan pengontrolan pelaksanaan pekerjaan serta mengevaluasi hasil kerja lapangan. Pengelolaan administrasi yang dilakukan oleh asisten divisi meliputi pembuatan rencana kerja harian, bulanan, dan tahunan, memeriksa dan mengevaluasi laporan kerja mandor, laporan manajemen dan laporan lainnya, serta membuat bon permintaan dan pengeluaran barang (BPPB). Dalam melaksanakan tugasnya asisten afdeling dibantu oleh mandor satu, mandor panen, dan mandor rawat untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada di lapangan serta kerani afdeling yang bertugas menangani dan mencatat seluruh kegiatan administrasi dan keuangan afdeling. Setiap mandor panen memiliki satu orang kerani panen yang bertugas untuk mencatat seluruh produksi buah matang dan jumlah janjangan yang didapat oleh setiap pemanen. Status pegawai di PT Tunggal Perkasa Plantation terdiri atas karyawan tetap yang disebut serikat karyawan utama (SKU) dan buruh harian lepas (BHL). Jumlah karyawan staf dan non staf PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009 No. 1. 2. 3. 4. Jumlah Status Pegawai Staf Karyawan Bulanan Serikat Karyawan Utama (SKU) Buruh Harian Lepas (BHL) Jumlah (orang) 50 482 1 045 1 439 3 016

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Hari kerja karyawan dalam seminggu adalah 6 hari dengan lama jam kerja 7 jam/hari kecuali hari Sabtu yaitu 5 jam/hari. Buruh harian lepas bekerja sesuai dengan ada tidaknya pekerjaan atau bergantung pada rotasi kerja suatu kegiatan, bila pekerjaan telah selesai BHL diliburkan dan akan mulai bekerja kembali pada rotasi baru.

18

PT

Tunggal

Perkasa

Plantations

dalam

menunjang

kesejahteraan

karyawannya menyediakan perumahan yang dilengkapi sarana air bersih dan listrik, tempat peribadatan, klinik kesehatan, lapangan olahraga, koperasi, dan sarana pendidikan. Koperasi yang berada dalam lingkungan perusahaan menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi karyawan. Keberadaan koperasi

diharapkan dapat membantu karyawan dalam memperoleh barang-barang kebutuhan pokok. Sarana pendidikan yang berada dalam lingkungan perusahaan adalah taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Perusahaan juga menyediakan kendaraan antar jemput bagi anak-anak karyawan yang berada pada jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah atas (SMA).

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG


Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang dilaksanakan bertujuan untuk melakukan seleksi sehingga hanya bibit yang baik yang ditanam di lapangan, untuk memelihara bibit secara intensif sehingga pertumbuhannya jagur dan seragam, meminimalkan gangguan pada masa pertumbuhan, menentukan tingkat kematian kecambah dan mengatur penggantian secara dini. Pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang, di PT Tunggal Perkasa Plantations sedang tidak melaksanakan kegiatan penanaman kecambah sehingga penulis hanya melakukan pengawasan, penyiraman, dan pemupukan. Sistem pembibitan yang digunakan di PT TPP adalah sistem double stage. Luas areal pembibitan di PT TPP yaitu 23.48 ha. Penyiraman bibit. Penyiraman pembibitan di PT TPP dilakukan sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan kebutuhan air sebanyak 1 2 liter/hari. Semakin tua umur bibit, semakin besar pula debit air yang diberikan. Penyiraman tidak mesti dilakukan setiap hari, jika pada malam hari hujan turun dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka penyiraman pagi hari ditiadakan, sedangkan jika hujan turun pada pagi hari dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka tidak dilakukan penyiraman. Penyiraman bibit menggunakan dua sistem, yaitu sumi sansui dan drip irrigation. Mekanisme penyiraman dengan menggunakan sumi sansui, yaitu dengan memanfaatkan tekanan sehingga air yang masuk ke dalam pipa akan tersebar melalui lubang kecil yang terdapat pada pipa bagian atas. Pipa sumi sansui berdiameter 2 inci dengan banyak lubang halus yang dirancang ke arah kanan kiri secara berselang-seling. Drip irrigation atau irigasi tetes merupakan sistem penyiraman dengan meletakkan selang infus pada setiap media pembibitan.

20

Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu efiseinsi dalam penggunaan air dan meminimalkan kehilangan media tanam dan pupuk. Pemupukan bibit. Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis dan umur bibit yang mengikuti standar rekomendasi pemupukan. Pupuk diaplikasikan dengan cara menabur pupuk di atas tanah polybag secara melingkar dengan jarak 4 5 cm dari pangkal bibit dan tidak boleh mengenai daun atau akar. Akar yang terbuka terlebih duhulu harus dibumbun dengan tanah halus. Pemupukan dilakukan dan diselesaikan petak demi petak. Pemupukan dilakukan setelah 1 jam penyiraman pertama. Perawatan Tanaman Perawatan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman guna mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan. Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit dibagi atas dua, yaitu pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Pasa fase TBM, pemeliharaan dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan jagur (pertumbuhan vegetatif), sedangkan untuk fase TM pemeliharaan ditujukan untuk memperoleh produksi optimal. Penanaman dan perawatan legume cover crop (LCC). Di Afdeling V Kebun Bandar Balam Radang Seko PT Tunggal Perkasa Plantations jenis LCC yang ditanam adalah Mucuna bracteata. Peningkatan pertumbuhan Mucuna bracteata merupakan salah satu item project improvement dari Afdeling V. Satu pohon sawit ditanam empat bibit Mucuna bracteata yang berbentuk ondol-ondol (bibit stek yang dibungkus media tumbuh dengan menggunakan plastic yang dibentuk bulat-bulat) sehingga satu hektar membutuhkan 572 bibit Mucuna bracteata. Mucuna bracteata memiliki ciri-ciri berdaun lebar yang berwarna hijau, batang berwarna ungu untuk batang muda dan berwarna hijau dan berbulu untuk batang tua, serta berkembang biak dengan menggunakan stolon. Seperti halnya tanaman penutup tanah lainnya, Mucuna bracteata berfungsi sebagai pengikat nitrogen, menahan terjadinya erosi, menyimpan air, dan menahan pertumbuhan

21

gulma. Standar perawatan Mucuna bracteata di PT TPP dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP
Umur (bulan) 0-6 7-12 12 12-36 48 Rotasi Rawat Gawangan Chemis Manual (kali/bulan) (kali/bulan) 1 3 1 1.5 3 3 4 Rotasi Rawat Piringan Chemis Manual (kali/bulan) (kali/bulan) 1 2 1 1.5 3 -

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Standar perawatan Mucuna bracteata

yaitu 4 HK/ha. Pupuk yang

digunakan yaitu Rock Phosphate (RP) dengan dosis 125 kg per hektar. Kegiatan penanaman dan perawatan Mucuna bracteata di lapangan dapat dilihat pada Gambar 1.

(a)

(b)

Gambar 1. Penanaman (a) dan Perawatan Mucuna bracteata (b) Rawat parit dan pembuatan parit. Kegiatan rawat parit dilakukan secara manual dengan norma kerja 20 m/HK. Merawat parit meliputi kegiatan pembersihan bibir parit, melebarkan bibir parit, dan melancarkan aliran air parit. Pembersihan dilakukan selebar 1 m dari bibir parit, bibir parit harus bersih dari gulma dan pelepah yang jatuh, kemudian pelepah tersebut ditumpuk bersama di gawangan mati. pelebaran bibir parit dilakukan apabila lebar bibir parit yang ada kurang dari 1.5 m, tanah dicangkul untuk kemudian diletakkan di sekitar bibir parit. Pelepah dan sampah-sampah yang ada di parit harus dinaikkan sampai parit tersebut bersih hingga kedalaman 1 m.

22

Pembuatan tapak timbun. Tapak timbun berfungsi untuk melindungi tanaman dari genangan air saat curah hujan tinggi pada daerah rendah dan areal pasang surut atau dekat dengan aliran air sungai, menghindari pencucian unsur hara atau hilangnya pupuk akibat aliran air, dan menghindari pengikisan tanah oleh air sehingga akan memperkokoh akar tanaman. Tapak timbun dibuat melingkari tanaman sawit. Standar ukuran dalam pembuatan tapak timbun yaitu jari-jari 2 m dengan tinggi timbunan mencapai 0.5 m. Pada jarak 0.5 m dari tanaman sawit dibuat cekung ke dalam atau pangkal tanaman tidak boleh tertimbun, hal ini untuk mempermudah penyerapan air. Alat yang digunakan untuk pembuatan tapak timbun adalah cangkul. Tanah yang digunakan menimbun merupakan tanah galian di sekitar tanaman sawit. Permukaan tapak timbun diratakan dan dipadatkan agar tetap tahan dari hujan dan aliran air bawah. Rawat piringan (circle). Piringan adalah areal di sekeliling pohon sawit yang memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman sehingga harus dibersihkan untuk mempermudah pengumpulan brondolan sewaktu panen dan tempat untuk penaburan pupuk. Rawat piringan adalah membersihkan piringan dari gulmagulma yang merugikan tanaman dalam hal persaingan unsur hara, pupuk, dan air. Pada tanaman menghasilkan (TM), jari-jari piringan minimal ditambah 15 cm dari ujung daun terluar. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara membabad gulma hingga mencapai tinggi 20 30 cm dari permukaan tanah, kemudian sisanya dibersihkan menggunakan cangkul atau dapat langsung dicangkul tanpa dibabad terlebih dahulu. Pencangkulan gulma dilakukan dari arah dalam ke luar piringan. Norma kerja pada perawatan piringan secara manual adalah 0.5 HK/ha. Pada perawatan piringan secara kimia, dilakukan penyemprotan herbisida dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. Piringan setelah disemprot harus bebas dari segala jenis gulma dan rumput-rumputan. Untuk memudahkan penyemprotan, maka cara penyemprotan untuk tanaman menghasilkan (TM) adalah mengelilingi piringan searah jarum jam (ke kanan). Tangan sebelah kanan digunakan untuk menyemprot dan tangan sebelah kiri digunakan untuk menyibakkan daun saat penyemprotan, sehingga bahan kimia tidak mengenai

23

daun yang dapat menyebabkan kematian. Bila pada saat pelaksanaan pekerjaan pengendalian gulma, dijumpai piringan yang masih bersih sesuai standar maka piringan tersebut bisa ditinggalkan (perawatan selektif). Norma kerja pada perawatan piringan secara kimia adalah 0.25 HK/ha. Rawat pasar pikul (path). Pasar pikul adalah jalan yang berada di tengahtengah barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan pekerja rawat dan jalan pengangkut panen dari dalam blok ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Standar lebar pasar pikul adalah 1.2 1.5 m yang letaknya searah barisan tanaman untuk areal datar dan mengikuti kontur untuk daerah berbukit. Jalan panen harus ada pada setiap dua barisan tanaman dan harus bebas dari gulma, tunggul/sisa-sisa kayu, anak kayu, dan kacang-kacangan. Rawat pasar pikul dilakukan secara manual dan kimia. Perawatan secara kimia untuk jalan panen dilakukan rutin dengan rotasi 90 hari atau 4 kali setahun dengan norma kerja 0.05 HK/ha. Rawat tempat pengumpulan hasil (TPH). TPH atau tempat

pengumpulan hasil adalah suatu tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul dan dapat diketahui hasil per karyawan pemanen dan mempercepat pengangkutan. Ukuran TPH umumnya 4 m x 3 m. Perawatan TPH dilakukan rutin secara kimia dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. TPH harus bersih dari segala jenis gulma. Pekerjaan rawat TPH dilakukan bersama dengan kegiatan rawat piringan dan rawat jalan panen dengan norma kerja 0.5 HK/ha. Rawat gawangan. Gawangan adalah areal yang berada di luar piringan tanaman. Areal tersebut harus dikendalikan dari gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar penyerbukan dapat lebih lancar dan mencegah berkembangnya penyakit tanaman. Selain itu, pengendalian gulma pada gawangan dapat memberi peluang cahaya matahari sampai ke permukaan tanah. Rawat gawangan adalah membersihkan gulma dari sekelompok anak kayu yang ada di gawangan yang dianggap merugikan tanaman maupun menyulitkan pekerjaan panen baik di pasar pikul, piringan, dan sekitar parit/sungai. Penyiangan gawangan bertujuan untuk membuang semua jenis gulma yang merugikan, baik secara teknis maupun ekonomis. Perawatan gawangan dilakukan dengan weeding

24

manual dan dongkel anak kayu (DAK). Gawangan harus bebas dari gulma kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan, bambu, kerisan, dan sebagainya. Rotasi dongkelan umumnya bervariasi antara 50 60 hari. Hal ini disebabkan siklus hidup dari gulma yang pengendaliannya dengan cara didongkel sejak dari biji hingga tumbuh muda umumya berkisar 45 60 hari. Pelaksanaan DAK adalah dengan membongkar semua gulma yang termasuk anak kayu dan menghindarkan pembabadan gulma. Pembabadan gulma dapat mengakibatkan tertinggalnya akar atau sebagian dari batang tanaman yang dapat tumbuh dan bertunas kembali. Norma kerja pada pekerjaan rawat gawangan secara manual adalah 1.5 HK/ha. Pemangkasan pelepah (prunning). Pemangkasan pelepah pada tanaman kelapa sawit adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah kurang produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif, mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang menghalangi penyerbukan secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata sehingga proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun yang lebih produktif, dan mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang. Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan generatif maka jumlah cabang optimum disesuaikan dengan unsur tanaman. Selain itu tujuan akhir dari pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi yang optimum karena berkaitan dengan fotosintesis. Pada tanaman muda, pelepah yang harus disisakan adalah 48 56 pelepah, pada tanaman dewasa 40 48 pelepah, dan untuk tanaman tua 32 40 pelepah. Pekerjaan prunning dilakukan secara rutin pada tanaman menghasilkan (TM). Alat yang digunakan untuk prunning adalah dodos besar atau egrek, bergantung pada ketinggian tanaman. Prunning maksimum boleh dilakukan dalam bentuk songgo dua (dua pelepah di bawah tandan paling bawah harus ditinggalkan). Tujuan pemangkasan pelepah yang dilakukan dengan songgo dua adalah untuk memudahkan pelaksanaan panen karena tanaman sudah cukup tinggi, dan memberikan keleluasaan perkembangan tandan untuk menghindari adanya tandan terjepit. Pemotongan pelepah harus dilakukan sedekat mungkin

25

dengan pohon. Hal dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada cabang. Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati dengan posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar pikul dan piringan. Pada areal yang curam, pelepah disusun mengikuti kontur untuk menahan aliran air. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan kegiatan perawatan dan panen, merangsang pertumbuhan akar, dan sebagai sumber bahan organik. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemangkasan pelepah adalah tenaga kerja harian maupun borongan. Rotasi penunasan yang dilakukan adalah 1 kali per tahun. Pengambilan Sampel Daun (LSU) Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 12.00 WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan 20 mm maka LSU ditunda esok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan, maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi. Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 36 pokok per blok LSU. Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 13, artinya tiap 12 pokok dalam barisan dan tiap 13 baris, mulai diambil pokok ke-3 setiap masuk barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau abnormal, tumbuh miring, di pinggir jalan, pinggir parit atau sungai, tanaman sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam. Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17 untuk TM 4 tahun ke atas, pelepah ke-9 untuk TBM 2 3 tahun, dihitung dari pelepah satu yaitu pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Cara pengamatan

26

sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok.

Pengendalian Gulma Pengendalian gulama di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk sanitasi, memudahkan pemeliharaan, taksasi, dan panen. Gulma yang dominan tumbuh di areal perkebunan PT TPP adalah Nephrolepis biserata, Imperata cylindrica, Scleria sumatrensis, Mikania micrantha, Borreria alata, Ottochloa nodosa, Melastoma malabatricum, Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilakukan secara manual dan kimiawi. Pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan pengendalian gulma dilakukan secara manual. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan untuk piringan, pasar pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH) serta untuk pengendalian ilalang (Imperata cylindrica). Gulma yang dominan di Afdeling Viktor PT TPP dapat dilihat pada Gambar 2.

(a) (b) Gambar 2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor : (a) Imperata cylindrica dan (b) Dicranopteris linearis Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan pada circle (piringan), path (pasar pikul), dan tempat pengumpulan hasil (TPH) atau lebih dikenal dengan sebutan CPT (circle, path, dan TPH). Circle merupakan areal di sekeliling pohon dengan jari-jari 2 2.5 meter dari pohon. Circle harus dibersihkan dari semua jenis gulma untuk memudahkan penaburan pupuk, serta untuk memudahkan pemanenan. Pemberantasan gulma di piringan dikendalikan dengan cara circle weeding chemis (CWC) dan circle weeding manual (CWM). Penggunaan herbisida disesuaikan dengan jenis gulma

27

yang tumbuh di piringan. Norma standar penggunaan materi herbisida pada TBM dapat diliht pada Tabel 4. Tabel 4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM
TBM 1 Rotasi (kali/ thn) TBM 2 Rotasi (kali/ thn) 3 3 3 3 TBM 3 Rotasi (kali/ thn) 4 4 3 3

No.

Deskripsi

Material

Dosis l/ha/ rotasi

l/ha/ thn

Dosis l/ha/ rotasi 0.500 0.025 0.025 0.500

l/ha/ thn

Dosis l/ha/ rotasi 0.500 0.025 0.025 0.500

l/ha/ thn

1. CPT: Cricle Weeding, Path dan TPH 2. Rawat gawangan a. Weeding Chemist (WC) . b. Lalang -Spot Lalang -Wiping Lalang

Round Up Ally Ally Gramoxone Round Up Round Up 0.40 0.03 3 12 1.20 0.36

1.500 0.075 0.075 1.500

2.000 0.100 0.075 1.500

0.030

12

0.360

0.030

12

0.360

Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation 2010

Path (jalan angkong atau pasar pikul) merupakan jalan panen di tengah barisan tanaman yang diperuntukkan bagi pemanen guna memudahkan pelaksanaan panen, mempermudah pengangkutan hasil, dan juga memudahkan dalam perawatan. Tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan tempat untuk mengumpulkan tandan buah segar dan brndolam sehingga memudahkan dalam pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit. Pengendalian gulma di jalan angkong dan TPH dilakukan secara kimiawi dengan rotasi 60 hari dan kebutuhan HK sebesar 0.3 HK/ha. Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu (DAK) merupakan kegiatan mendongkel gulma baik yang berada di piringan maupun di gawangan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan cangkul. Gulma atau anak kayu yang didongkel di antaranya Clidemia hirta, teki, putihan, anak sawit, dan semua jenis tanaman berkayu lainnya yang tumbuh di piringan dan gawangan kelapa sawit. Pemupukan Pemupukan merupakan kegiatan penaburan pupuk di lahan perkebunan kelapa sawit sesuai dengan dosis yang telah ditetapkan perusahaan yang didasarkan pada analisis daun dan analisis tanah. Analisis daun di PT TPP

dilakukan satu tahun sekali yaitu pada akhir semester satu (bulan Juni). Hasil analisis daun digunakan sebagai rekomendasi pemupukan pada tahun berikutnya.

28

Analisis daun dilakukan per blok tanaman, sehingga dosis pupuk per blok tidak sama. Pemupukan dilakukan dengan rotasi dua kali setahun. Tujuan dari pemupukan adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan untuk meningkatkan produksi untuk tanaman menghasilkan (TM). PT Tunggal Perkasa Plantation melakukan pemupukan dengan dua jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemupukan organik dengan menggunakan limbah padat berupa tandan kosong (tankos) dan pupuk kandang. Sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk kimia/buatan seperti pupuk tunggal (ZA, MOP, RP, Kieserit, dan Borat) dan pupuk majemuk (NPK 15:15:15 dan NPK 12:12:17). Pada saat magang penulis hanya melakukan pengamatan kegiatan pemupukan pada fase TBM. Pemupukan organik (janjangan kosong dan pupuk kandang). Janjangan kosong (JJK) merupakan sisa proses pengolahan tandan buah kelapa sawit oleh pabrik dengan produksi JJK sekitar 23 % dari tandan buah segar (TBS). Potensi JJK sebagai pupuk organik berkaitan dengan kandungan haranya yang cukup tinggi. JJK kelapa sawit mengndung unsur hara N, P, K, dan Mg yang dibutuhkan tanaman. Satu ton JJK kepala sawit setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg RP, 12 kg MOP, dan 2 kg Kieserit. Di PT Tunggal Perkasa Plantation JJK diaplikasikan dengan dosis 60 ton/ha. Aplikasi JJK kelapa sawit banyak mengalami masalah di lapangan, di antaranya adalah tumpukan JJK menutupi jalan dan menghambat proses pekerjaan panen dan rawat pada blok tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut JJK dari pabrik sering kali melebihi kapasitas truk. Hal tersebut menyebabkan JJKJJK akan berjatuhan dan tercecer di sepanjang jalan yang dilalui. Alat yang digunakan untuk menyusun JJK adalah gancu/tajok dan

angkong untuk melansir janjangan kosong. JJK disusun rapi di sekeliling pohon sawit dengan jarak 1 2 meter dari batang sawit, seperti terlihat pada Gambar 3.

29

Gambar 3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit Selain janjangan kosong, PT Tunggal Perkasa Plantation jaga

menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang yang diaplikasikan di kebun merupakan kotoran ayam yang dipasok dari daerah Sumatra Barat. Pada beberapa kejadian, pupuk kandang yang dikirim ke kebun sudah tidak murni lagi karena telah dicampur dengan sekam dan tanah. Pupuk kandang mengandung 0.5 % N, 0.25 % P2O5, dan 0.5 % K2O. Pemupukan dilakukan secara manual dengan menggunakan sistem target, 20 karung/orang/hari. Pupuk kandang dimasukkan ke dalam rorak yang telah disediakan di dekat pohon sawit dengan dosis 20

kg/rorak. Ukuran rorak panjang 1 m, lebar 20 cm, dan dalam 30 cm. Pemupukan anorganik. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada semester satu (Januari Juni) dan semester dua (Juli Desember). Jenis pupuk yang digunakan merupakan pilihan berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis yang ditetapkan oleh Direktorat

Pengembangan Produksi dan Kontrol PT Astra Agro Lestari, Tbk. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk majemuk (NPK), RP, MOP, Urea, Borate, dan Kieserit. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan dengan kisaran curah hujan 100 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk RP, MOP, Urea, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja (tidak bergantung pada musim). Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis. Pemupukan manual dilakukan pada daerah bergelombang atau rolling. Pemupukan dilakuan secara berkelompok yang terdiri atas mandor pupuk, pengumpul karung, pelangsir pupuk, dan beberapa orang penabur yang disesuaikan dengan jumlah pupuk yang

30

akan ditabur. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat. Pemanenan Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur produktif yang lama. Kriteria panen. kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa sawit dapat ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah terdapat 10 brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat janjang. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah yang akan mempengaruhi rendemen minyak dan ALB. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan fraksi tandan atau buah luar yang memberondol dapat seperti tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit Fraksi 00 0 1 2 3 4 5 % Brondolan Lepas 0 1 12.5 12.5 25 25 50 50 75 75 100 Buah dalam memberondol Derajat Kematangan Sangat mentah Mentah Matang Matang I Matang II Lewat matang I Lewat matang II

Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation (2010)

31

Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di TPH dan ancak panen karena kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksi, dan merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian meninggalkan brondolan adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan. Oleh karena itu di PT TPP pemanen diharuskan berpasangan untuk mengutip semua brondolan yang ada di piringan dan sekitarnya. Pengawasan panen pada PT TPP dilaksanakan oleh mandor panen, krani panen, mandor 1, asisten afdeling, dan kepala kebun. Sistem panen. Sistem panen yang digunakan di PT TPP merupakan sistem panen hancak tetap. Sistem tersebut sangat baik digunakan pada areal yang sempit, topografi berbukit atau curam, dan tahun tanam yang berbeda-beda. Pada sistem tersebut pemanen diberi ancak dengan luas areal 1.5 2 ha per orang dan tidak berpindah-pindah. Luas ancak panen bergantung pada umur tanaman. Pada tanaman yang masih muda ancak panen lebih besar daripada tanaman yang lebih tua. Hal tersebut disebabkan tanaman kelapa sawit yang masih muda lebih mudah dipanen dan lebih mudah dalam pengangkutan. Rotasi panen. Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di PT TPP rotasi panen yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari dalam 7 hari. Rotasi panen yang digunakan adalah rotasi panen yang normal karena proses pematangan buah adalah 7 hari. Akan tetapi sering kali rotasi panen berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah. Taksasi produksi. Sebelum dilakukan pemanenan, perlu dilakukan taksasi produksi harian yang dilakukan sehari sebelum panen. Angka kerapatan panen (taksasi) adalah perkiraan jumlah pohon yang dapat dipanen dari seluruh pohon yang ada dalam blok, yang dihitung secara acak dari sejumlah pohon tertentu dari masing-masing blok. Sistem perhitungan yang digunakan adalah dengan mengamati pokok sampel pada gawangan sampel yang berada pada areal atau blok yang akan dipanen. Umumnya dari satu areal diambil 10 % sebagai pokok sampel. Data yang dicatat dalam taksasi produksi harian di antaranya

32

adalah jumlah bunga, buah hitam, buah mengkal, dan buah masak. Data jumlah bunga digunakan untuk memperkirakan produksi buah 6 bulan yang akan datang. Jumlah buah hitam digunakan untuk estimasi produksi semester ini. Jumlah buah mengkal digunakan untuk memperkirakan produksi rotasi panen berikutnya. Sedangkan data buah masak digunakan untuk taksasi produksi rotasi minggu ini. Alat-alat panen. Alat-alat panen yang digunakan untuk memotong TBS dari pokoknya digunakan dodos dan egrek. Dodos digunakan untuk memotong TBS pada tanaman yang masih pendek dan mudah dijangkau, sedangkan untuk tanaman yang lebih tinggi (tinggi > 3 m) digunakan egrek. Alat-alat yang sering digunakan dalam pelaksanan panen di PT TPP tercantun pada Tabel 6. Tabel 6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal Perkasa Plantations No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Alat Dodos Egrek Angkong Gancu Kapak Tomasun Karung Batu asah Kegunaan Pemotong tandan buah pada tanaman yang masih pendek Pemotong tandan buah pada tanaman yang sudah tinggi Alat angkut TBS dan brondolan dari pasar pikul ke TPH Alat angkut TBS dari pokok ke pasar pikul/ke angkong Memotong tandan buah yang panjang Tempat brondolan Pengasah dodos, egrek, kapak, dan lain-lain

Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan (2010).

Pelaksanaan panen. pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan ancak yang telah ditentukan. Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu ancak dalam satu hari sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam mengerjakan hanca sering kali dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut kenek. Kenek tersebut membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh di piringan, mengangkut tandan ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan. Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk huruf U mengelilingi pokok atau membentuk huruf I sebagai gawangan mati dengan ujung pelepah mengarah utara-selatan. Pemotongan tandan pada TM yang tinggi dilakukan dengan egrek, sedangkan pada tanaman yang pendek dengan

33

menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian diangkut ke TPH dengan menggunakan angkong. Di PT TPP panjang tangkai dari pangkal buah 1 cm yang berbentuk huruf V (cangkem kodok). Alat yang digunakan untuk memotong tangkai panjang adalah kampak yang disebut Tomasun. Nama Tomasun merupakan gabungan dari dua nama pekerja PT TPP Tomi dan Asum yang menemukan alat tersebut. Kapak tersebut menghasilkan potongan seperti hurup V atau seperti cangkem kodok. Pada tangkai buah diberi nomor sesuai pemanen di hancak tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat nomor panen serta mempermudah krani buah dan mandor panen dalam melakukan pengecekan buah mentah. Basis dan premi panen. Pada kegiatan panen di perkebunan kelapa sawit dikenal istilah basis. Di PT Tunggal Perkasa Plantations untuk panen diterapkan basis borong. Basis borong adalah target tonase atau jumlah janjang berdasarkan berat janjang rata-rata (BJR) tertentu yang harus didapatkan oleh seorang pemanen dalam satu hari sebagai dasar untuk menghitung premi panen. Premi panen merupakan pemberian pendapatan tambahan di luar gaji pokok yang disesuaikan dengan prestasi kerja (PK). Sistem perhitungan premi pemanen dapat dilihat pada Lampiran 8 . Besarnya basis borong ditentukan oleh tahun tanam dan topografi areal panen. Besarnya pemberian premi ditentukan oleh kriteria tahun tanam tanaman kelapa sawit dan kriteria kelas pemanen. Kriteria kelas pemanen dapat dilihat pada Lampiran 9 . Premi panen selain diberikan kepada pemanen juga diberikan kepada mandor panen, kerani panen, mandor transportasi, dan mandor satu. Premi mandor panen adalah 1.5 kali dari rata-rata premi pemanen yang diawasi dikalikan faktor kualitas; premi mandor satu adalah 1.5 kali dari rata-rata premi mandor panen yang ada di afdeling dikalikan faktor kualitas; serta premi kerani panen dan mandor transportasi adalah 1.25 kali dari rata-rata pendapatan premi pemanen yang ada di wilayahnya dikalikan faktor kualitas. Faktor kualitas ditentukan berdasarkan rendemen dan kandungan asam lemak bebas (ALB) harian pabrik, seperti tertera pada Tabel 7. Tabel 7. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit di PT Tunggal Perkasa

34

Plantations No. 1. 2. 3. 4. 5. Rendemen (%) > 23.5 23 23.5 22 23 Berapapun < 22 ALB (%) <3 <3 <3 >3 Berapapun Faktor Kualitas (%) 125 100 75 50 50

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Aspek Manajerial

Karyawan Non staf Penggerak utama dalam suatu organisasi suatu perusahaan adalah sistem manajerial. Sistem manajerial yang baik didukung dengan sumber daya manusia yang handal dapat memberikan pengaruh yang positif bagi suatu perusahaan. Setelah penulis mengikuti kegiatan-kegiatan secara langsung di lapangan sebagai BHL, maka selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor. Mandor adalah manajer tingkat bawah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan semua kegiatan di lapangan. Mandor harus mampu memotivasi pekerja untuk bekerja sesuai dengan standar operasional perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh mandor bertujuan untuk meningkatkan keefektifan bekerja. Setiap mandor bertanggung jawab terhadap hasil kerja yang dikoordinirnya dengan selalu berpedoman pada Lembar Rencana Kerja (LRK) yang telah ditetapkan kepala afdeling dan perusahaan. Setiap hari mandor mengisi buku kerja mandor yang berisi daftar hadir pekerja setelah selesai kegiatan dan prestasi kerja yang diperolehnya pada hari itu. Buku kerja mandor merupakan alat yang digunakan dalam pengawasan pekerja. Mandor harus bisa memberi motivasi dan mengarahkan pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan, karena hal inilah yang menentukan tercapainya target atau tidak suatu pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang diawasi oleh mandor bervariasi antara 5 25 orang. Seorang mandor mempunyai kegiatan-kegiatan wajib yang harus diikuti, di antaranya apel pagi bersama BHL, briefing bersama kepala afdeling atau kepala

35

kebun untuk mendapatkan pengarahan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan, briefing tentang teknik aplikasi pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan perusahaan (SOP), mengisi daftar hadir pekerja sebelum dan sesudah bekerja, mengawasi pekerjaan secara langsung serta mengarahkan pekerja agar bekerja lebih efektif, menghitung dan melaporkan hasil pekerjaan meliputi prestasi kerja pekerja dan kualitas pekerjaan serta masalah yang dihadapi kepada kepala afdeling. Selain itu, mandor juga mempunyai kewajiban mengurus pengambilan material dan mempersiapkan tenaga kerja. Mandor I. Tingkatan yang berada di bawah kepala afdeling adalah mandor I. Mandor I adalah orang yang mengatur semua kegiatan yang ada di lapangan. Fungsi dan tanggung jawab seorang mandor I lebih luas dibandingkan dengan mandor-mandor lainnya. Mandor I mempunyai tugas untuk mengontrol semua jenis pekerjaan yang dilakukan, sekaligus memberikan penilaian terhadap hasil kerja tersebut. Mandor I mempunyai hak untuk menegur mandor lain jika mandor tersebut melakukan kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan. Mandor I berwenang untuk mengecek semua jenis kegiatan, baik kegiatan administrasi (permintaan dan penerimaan barang) sebelum mendapat persetujuan dari kepala afdeling. Selain itu, mandor I menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan selesai dan sesuai dengan norma/target serta membuat laporan harian hasil kerja dan melaporkan masalah-masalah yang dihadapi ke kepala afdeling. Kegiatan yang dilaksanakan penulis selama menjadi pendamping mandor yaitu sebagai pendamping mandor pupuk, mandor rawat, mandor semprot, dan mandor panen. Semua mandor tersebut berada di bawah mandor I. Mandor pupuk. Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan blok/petak yang akan dipupuk atas persetujuan asisten afdeling, membuat permintaan bahan/bon gudang yang disetujui asisten afdeling dan kepala kebun, meminta kendaraan pengangkutan pupuk ke krani afdeling, menghitung tenaga kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan memberikan pengarahan kepada keryawan, mengawasi pengambilan pupuk di gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan, mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan.

36

Mandor rawat. Mandor rawat merupakan karyawan non staf yang termasuk dalam serikat karyawan utama (SKU). Mandor rawat bertugas merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur ancak perawatan, mengatur kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa kualitas pekerjaan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan

pemeliharaan

adalah pengendalian gulma, pemeliharaan jalan dan jembatan,

pemeliharaan TPH, dan pengendalian hama dan penyakit. Mandor rawat mengawasi semua kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan secara manual. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh petugas HPT. Mandor semprot. Penyemprotan merupakan salah satu kegiatan dalam pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus sebagai mandor semprot kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pengambilan herbisida di gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di lapangan. Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi untuk memberikan pengarahan dan pengabsenan karyawan, mengawasi pekerjaan di lapangan dan mengawasi penggunaan herbisida. Setelah kegiatan di lapangan, mandor semprot mengisi absen karyawan, menghitung penggunaan bahan yang dipakai. Mandor panen. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan kepala afdeling, kemudian melakukan apel pagi dengan karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor panen kemudian memberi ancak kepada masing-masing pemanen dan melaksanakan pengawasan panen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi krani buah, dan mengisi Buku Kerja Mandor (BKM). Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan premi. Karyawan Staf

37

Kepala afdeling (asisten)

merupakan orang yang bertanggung jawab

terhadap seluruh kegiatan dan hal-hal penting lainnya dalam suatu luasan areal tertentu (divisi). Asisten bertanggung jawab kepada asisten senior (kepala kebun) dan administratur. Asisten bertugas merencanakan dan mengkoordinasikan

program kerja dan target mingguan serta bulanan sesuai program kerja kebun, mengevaluasi hasil-hasil kegiatan dan mengarahkan pemecahan masalah di tingkat afdeling, melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kegiatan lapangan, melakukan pengawasan dan penilaian terhadap prestasi mandor, dan melakukan administrasi afdeling dengan dibantu oleh krani kantor. Kegiatan administrasi tesebut, antara lain membuat Lembar Rencana Kerja (LRK) yaitu rencana kerja per item pekerjaan yang berisi rencana luas areal yang akan dikerjakan, rencana tenaga, dan rencana material yang akan digunakan.

PEMBAHASAN
Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan baik vegetatif maupun generatif. Keefektifan pemupukan berhubungan dengan tingkat atau persentase hara pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan Jadi peningkatan

rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional.

keefektifan dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan. Di samping itu, pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara. Hara yang diserap tanaman berasal dari tanah dan dari pupuk yang diaplikasikan. Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah:

(1) tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman; (2) tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang banyak untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang tinggi; (3) penggunaan varietas unggul membutuhkan hara yang lebih banyak; (4) unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke dalam tanah. Oleh karena itu pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan berproduksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah. Pemupukan pada periode TBM bertujuan untuk membangun kerangka vegetatif tanaman yang kokoh dan jagur untuk menunjang sasaran produksi yang optimal pada masa TM. Pemupukan dengan dosis yang tepat dan interval yang teratur bila didukung oleh faktor-faktor pemeliharaan akan memperpendek masa TBM. Pemupukan pada periode TM bertujuan untuk mencapai status hara tanah dan tanaman yang optimal untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal.

39

Perencanaan Pemupukan Perencanaan pemupukan harus dibuat sebaik mungkin karena berkaitan dengan penyediaan biaya, material pupuk, dan tenaga kerja yang jumlahnya relatif besar. Perencanaan tahunan digunakan untuk mengetahui besarnya biaya operasional tahunan. Perencanaan semesteran/triwulanan bertujuan untuk mengetahui waktu penyediaan material pupuk. Perencanaan bulanan/mingguan bertujuan untuk persiapan tenaga kerja, pembagian pupuk di gudang, kesiapan unit transportasi, dan kesiapan lapangan. Dalam pelaksanaan pekerjaan pemupukan ada beberapa hal yang harus direncanakan/dipersiapkan, antara lain menentukan kebutuhan material pupuk meliputi jenis pupuk dan jenis pupuk yang akan diaplikasikan, kecukupan tenaga kerja yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan pemupukan, kesiapan lapangan (blok) dilihat dari keadaan piringan yang bersih dari gulma, sarana dan prasarana (alat transportasi pupuk, alat takar until, dan alat takar tabor tabur yang telah dikalibrasi), serta perihal administrasi pemupukan.

Pengelolaan Pemupukan Pengelolaan pemupukan dimulai sejak pupuk diterima di gudang sampai dengan diaplikasikan di lapangan. Kehilangan pupuk (hara pupuk) dapat terjadi pada setiap tahap kegiatan, baik saat di gudang, pengangkutan, pengeceran, dan saat aplikasi pupuk. Gudang Pupuk Di gudang pupuk terdapat 3 kegiatan yaitu penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran pupuk. Pada saat penerimaan dilakukan pengecekan tentang jenis, jumlah, dan kondisi pupuk. Penyimpanan pupuk di gudang harus dipastikan bahwa pupuk tidak terkena air (bocor) dan tidak terekspos sinar matahari langsung (panas). Penempatannya juga diatur sehingga pada saat pengeluaran pupuk dapat dilakukan secara first in first out (FIFO) setiap jenis pupuk. pengambilan pupuk di gudang dapat dilihat pada Gambar 4. Kegiatan

40

Gambar 4. Pengambilan Pupuk di Gudang Prosedur penerimaan pupuk di gudang yaitu sebelum pupuk diturunkan oleh petugas gudang maka terlebih dahulu transportir menghitung jumlah pupuk perbaris di dalam truk; petugas gudang memeriksa kemasan pupuk (keutuhan dan keaslian kemasan); petugas gudang mengatur penempatan susunan pupuk di gudang dan menyusun rapi; melakukan uji petik oleh petugas gudang sebanyak 5 % dari jumlah pupuk yang diterima untuk menentukan berat rata-rata pupuk; mencatat penerimaan pupuk ke form rekapitulasi penerimaan pupuk berdasarkan hasil uji petik. Prosedur administrasi permintaan pupuk di gudang adalah membuat berita acara penerimaan barang (BAPB) yang ditandatangani kepala gudang, KTU dan administratur; menyampaikan konfirmasi penerimaan pupuk dalam waktu tidak lebih dari 5 hari setelah BAPB ditandatangani kepada Region Head/GM Treasury/GM Accounting/AVP Purchassing; membuat bukti penerimaan barang; menandatangani surat jalan dan diserahterimakan kepada kepala gudang melalui transportir. Distribusi Pupuk Distribusi pupuk yang dilakukan di Afdeling Viktor PT Tunggal Perkasa Plantations yaitu dengan menggunakan dump truck. Distribusi pupuk organik (JJK dan pupuk kandang) dilaksanakan langsung mengggunakan dump truck. Pupuk JJK diangkut dari pabrik dan diletakkan di samping jalan kebun untuk kemudian diaplikasikan sesuai dengan cara yang telah ditentukan perusahaan. Aplikasi pupuk kandang dilaksanakan dengan pengeceran langsung ke blok-blok yang akan

41

dipupuk tanpa diuntil terlebih dahulu. Distibusi pupuk tersebut terbilang efisien jika dilihat dari waktu. Pupuk anorganik diangkut dari gudang PT TPP lalu disimpan di gudang afdeling untuk diuntil terlebih dahulu sebelum diaplikasikan ke lapangan sesuai dengan cara yang telah ditentukan perusahaan. Aplikasi Pemupukan Aplikasi pemupukan berpedoman pada rekomendasi dan luas areal yang akan dipupuk. Dari luas areal yang akan dipupuk dapat diketahui jumlah pokok yang kemudian dapat ditentukan kebutuhan pupuk. Di PT Tunggal Perkasa Plantation aplikasi pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis dengan menggunakan fertilizer spreader. Pemupukan secara mekanis (fertilizer spreader). Dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit serta untuk meningkatkan keefektifan pemupukan, PT Tunggal Perkasa Plantation melaksanakan

pemupukan dengan

fertilizer spreader. Pemupukan secara manual dilakukan

untuk lahan-lahan yang tidak bisa dilewati fertilizer spreader. Pemupukan menggunakan fertilizer spreader mulai dilaksanakan di PT TPP pada bulan April 2010. Pemupukan dengan fertilizer spreader tidak dapat diaplikasikan di semua kebun karena hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat. Pemupukan secara
mekanis dengan menggunakan fertilizer spreader dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader)

(1)

Persiapan Areal

42

Sebelum dilakukan aplikasi pemupukan dengan menggunakan fertilizer spreader, sebaiknya diperhatikan kebersihan areal. Persiapan lahan dilakukan secara mekanik dengan menggunakan buldoser sehingga jalan bebas dari lubang dan gundukan tanah serta tunggul/atau anak kayu. Selain itu juga penumpukan pelepah pada gawangan mati agar diatur sehingga tidak menumpuk terlalu tinggi, disarankan 2-3 tumpukan pelepah serta di dalam blok tidak terlalu banyak parit/titi panen, sehingga traktor tidak terlalu sering bergerak memutar (belok). (2) Pelaksanaan pemupukan Sebelum dilakukan pemupukan, baik manual maupun mekanis harus diketahui dulu dosis yang digunakan, jumlah pupuk, luas areal yang dipupuk, dan jumlah pohon per hektar. Khusus untuk pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader harus dikalibrasi dulu dosis yang digunakan. Bagian-bagian fertilizer spreader terdiri atas flow control berfungsi sebagai pengkalibrasi dan pengatur dosis pupuk, deflector berfungsi sebagai pengatur arah dan jarak sebaran pupuk, blower berfungsi sebagai tempat pengeluaran pupuk, dan hopper berfungsi sebagai tempat penampung pupuk. Aplikasi pemupukan dimulai dengan menyiapkan pupuk di gudang pupuk yang kemudian dibawa dengan truk untuk diecer ke lahan aplikasi. Traktor dan emdek digabungkan menjadi satu dengan posisi emdek di bagian belakang traktor. Setelah pupuk diecer di lahan aplikasi, pupuk kemudian disimpan pada tempat yang memakai alas supaya pupuk tidak tercecer. Pupuk diletakkan pada jalan poros atau jalan yang memisahkan antar blok, hal tersebut untuk memudahkan dalam proses pemupukan dengan menggunakan fertilizer spreader. Setelah pupuk diecer, pupuk kemudian dimasukkan ke dalam fertilizer spreader melalui jaringan dari besi untuk menjaga keamanan loader pupuk dan menyaring pupuk apabila masih ada bongkahan-bongkahan pupuk atau sampah. Fertilizer spreader Emdek-350 (Turbo Spin) dapat memuat pupuk sebanyak 750 kg akan tetapi pada aplikasi di lapangan pupuk yang dimuat hanya sekitar 500650 kg setiap kali sebar. Dengan target supaya pupuk tidak tercecer dan terbuang percuma. Setelah fertilizer spreader diisi pupuk maka pemupukan segera dimulai. Pemupukan dimulai pada areal yang dekat dengan jalan. Traktor bergerak

43

melewati jalan pikul sesuai dengan yang telah ditentukan. Pada saat aplikasi pemupukan dilaksanakan, operator traktor dibantu oleh seorang helper yang bertugas mengatur flow control. (3) Dampak aplikasi pemupukan mekanis (fertilizer spreader) Pada hasil penerapan pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader harus dilakukan pengujian alat terlebih dahulu dan kalibrasi dosis pupuk sesuai dengan dosis yang digunakan, agar kegiatan pemupukan dapat berjalan dengan baik. Aplikasi pemupukan yang dilakukan menghasilkan mutu yang lebih baik karena sebaran pupuknya lebih seragam dan merata di semua tempat, hal tersebut akan memungkinkan untuk tudung akar lebih leluasa dalam menyerap unsur hara. Pupuk yang disebar semuanya tidak ada yang berbentuk bongkahan karena semuanya sudah melewati proses penyaringan, hal tersebut akan mengakibatkan tanaman lebih efektif lagi dalam penyerapan unsur hara. Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa hal yang menghambat sebelum pelaksanaan kegiatan pemupukan dengan fertilizer spreader. Beberapa hambatan tersebut, yaitu masih terdapat beberapa jalan pikul yang dipisahkan oleh parit, sehingga menyulitkan traktor untuk mencapai jalur tersebut. Ada beberapa blok yang jalan pikulnya tidak terlihat karena tertutup oleh gulma yang sangat rapat, terutama pada daerah yang berada di tengah blok. Banyak pohon sawit yang berada di daerah rendahan, sehingga pada saat musim hujan akan tergenang/terendam air. Pohon yang terendam pada saat aplikasi tidak boleh dipupuk, pohon tersebut dipupuk apabila genangannya sudah surut, sehingga aplikasi pemupukan dilakukan dengan manual dan dilakukan keesokan harinya untuk memupuk beberapa pohon yang tergenang. Pemupukan secara manual. Pemupukan secara manual dilakukan pada daerah bergelombang atau rolling dan pada tanaman belum menghasilkan (TBM). Organisasi pemupukan terdiri atas penguntil pupuk, pelansir, penabur, pengumpul karung, dan mandor untuk mengawasi dan mengarahkan jalannnya pemupukan. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara manual pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dapat dilihat pada Gambar 6.

44

Gambar 6. Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM (1) Penguntilan pupuk Penguntilan pupuk dilakukan di gudang afdeling dan dilakukan sehari sebelum kegiatan pemupukan dilaksanakan. Sistem penguntilan pupuk yang dilaksanakan yaitu dari setiap satu sak pupuk yang beratnya rata-rata 50 kg diuntil menjadi dua bagian sama banyak yaitu setiap until 25 kg. Keterampilan tenaga kerja penguntil sangat diperlukan karena tidak menggunakan alat takar until. Dari hasil pengamatan penulis terhadap penimbangan sampel untilan, maka diperoleh bahwa kegiatan penguntilan mempunyai rata-rata ketepatan 93.5 % per karung untilan pupuk. Ketersediaan karung sangat penting dalam penguntilan karena merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan penguntilan pupuk selain dosis/untilan dan tenaga kerja. (2) Pengangkutan dan pengeceran pupuk Untilan pupuk yang telah disiapkan diangkut ke blok-blok yang akan dipupuk dengan menggunakan truk. Selanjutnya pengeceran pupuk dilakukan dengan kendaraan sepeda motor yang menggunakan keranjang, jika jarak blok yang akan dipupuk dari gudang tidak terlalu jauh atau kondisi infrastruktur jalan yang kurang memadai. Kendaraan pengangkut pupuk dari gudang ke lapangan harus sudah dipastikan kesiapannya sehari sebelum kegiatan pemupukan. Pengangkutan dan pengeceran pupuk dilakukan setelah apel pagi. Pengeceran pupuk dilakukan sesuai dengan instruksi dari mandor. Pelaksanaan pengangkutan dan pengeceran pupuk dapat dilihat pada Gambar 7.

45

(a)

(b)

Gambar 7. Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk dengan Truk (a) dan Sepeda Motor (b) (3) Pelangsiran dan penaburan pupuk Untilan pupuk yang telah tersebar di lapangan atau di pinggir jalan lalu dilansir oleh beberapa orang ke penabur pupuk seperti pada Gambar 8. Cara tersebut cukup efisien dari segi waktu karena penabur tidak perlu membawa untilan tersebut, cukup hanya memanggil pelansir. Pemupukan sudah

menggunakan alat takar yang telah dikalibrasi dengan tepat. Dengan demikian unsur hara yang didapat masing-masing pohon bisa sesuai dengan rekomendasi dosis per pohon. Alat tabur yang digunakan adalah mangkok dan gelas plastik.

Gambar 8. Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok

Penaburan pupuk harus dilakukan secara merata dan tipis serta ditaburkan pada tempat-tempat yang telah ditentukan seperti rumpukan pelepah dan bibir piringan. Mandor pupuk bertugas mengawasi kerja penabur pupuk, memastikan bahwa penabur menggunakan takaran yang telah dikalibrasi dan memastikan

46

semua pokok terpupuk dengan dosis yang sama. Sistem pemupukan yang diterapkan adalah sistem pemupukan tunggal. Sistem pemupukan tunggal yaitu setiap afdeling yang memupuk tidak boleh ada pekerjaan lain selain kegiatan pemupukan. (4) Pengumpulan karung bekas untilan pupuk Karung bekas pupuk digulung setiap 10 lembar karung. Kegiatan tersebut berfungsi sebagai kontrol jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan, selain itu juga untuk pemeriksaan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada pupuk yang hilang. Kemudian karung bekas pupuk tersebut diletakkan di gudang dan ditata rapi. Karung bekas pupuk tersebut biasa digunakan untuk membuat tapak kuda pada areal-areal miring (meminimalisir erosi dan pencucian pupuk), sebagai tempat batu (pada perbaikan jalan), maupun sebagai alas brondolan buah sawit pada TPH. Efisiensi Aplikasi Pemupukan Mekanis dan Pemupukan Manual Dari hasil pengamatan di lapangan aplikasi pemupukan dengan fertilizer spreader memiliki sebaran pupuk yang merata dan seragam. Pada pemupukan manual seringkali masih ada pupuk yang ditabur dalam bentuk bongkahan, sedangkan dengan fertilizer spreader tidak ada yang berbentuk bongkahan kerena semuanya sudah melewati proses penyaringan. Hal ini akan mengakibatkan tanaman lebih efektif lagi dalam menyerap unsur hara. Losses atau kehilangan hara pada pemupukan manual lebih besar dibandingkan dengan pemupukan fertilizer spreader, karena pada pemupukan manual digunakan tenaga kerja yang cukup banyak sekitar 15 - 25 orang setiap satu kali pemupukan. Sedangkan kebutuhan tenaga kerja dalam pemupukan mekanis lebih sedikit hanya membutuhkan 3 orang yaitu 1 orang sebagai operator traktor dan 2 orang sebagai helper pada fertilizer spreader. Helper bertugas untuk memasukkan pupuk ke dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penampung pupuk. Pemupukan mekanis dengan fertilizer spreader membutuhkan biaya investasi yang lebih besar dari pemupukan manual yaitu untuk pembelian traktor dan fertilizer spreader, hanya dapat diterapkan pada areal datar sampai landai dengan kemiringan lereng 0.50, serta terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul

47

yang dilewati fertilizer spreader. Selain itu juga pertumbuhan gulma dan kompetisi penyerapan hara dengan gulma lebih terjadi dibandingkan dengan pemupukan manual, karena pada pemupukan yang menggunakan Fertilizer spreader pupuk yang disebar lebih merata ke semua permukaan tanah yang memungkinkan gulma yang hidup di sana akan lebih cepat untuk hidup. Efisiensi pemupukan berdasarkan cara aplikasinya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer Spreader Uraian Prestasi kerja Investasi Tenaga kerja Kualitas aplikasi Pengawasan Distribusi Kehilangan hara Pertumbuhan gulma Kompetisi penyerapan hara dengan gulma Pemadatan tanah Areal aplikasi Optimalisasi Manual 1.58 ha/HK Kecil Banyak Kurang terjamin Intensif Tidak merata Terjadi/ada Normal Terjadi Tidak terjadi Tidak terbatas Resiko tinggi
Fertilizer Spreader

6.4 ha/HK Besar Sedikit Terjamin/seragam Tidak intensif Merata Terjadi/ada Lebih cepat Lebih terjadi Terjadi Kemiringan 0-50 Resiko minimum

Sumber: Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Keefektifan Pemupukan Pekerjaan pemupukan dinyatakan berhasil dengan baik (tuntas) apabila pemupukan dilaksanakan secara blok ke blok yang artinya semua blok terpupuk dengan dosis yang sesuai. Tidak ada pemupukan yang dilakukan pada suatu blok dalam keadaan tidak tuntas (selesai), kecuali terjadi hujan besar secara tiba-tiba. Pemupukan yang dilakukan juga harus sesuai dengan prinsip 5 T yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat agar keefektifan pemupukan dapat tercapai. Tepat jenis. Jenis pupuk yang diaplikasikan pada pemupukan di Afdeling Viktor Kebun Radang Seko Banjar Balam ditetapkan berdasarkan rekomendasi Function Tanaman, PT Astra Agro Lestari Tbk. Jenis pupuk yang digunakan telah sesuai dengan kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk yang diaplikasikan adalah pupuk tunggal dan pupuk campuran. Pupuk tunggal yang

48

digunakan yaitu MOP untuk memenuhi kebutuhan unsur K, Rock Phosphate (RP) untuk memenuhi unsur P, Dolomite dan Kieserite untuk memenuhi kebutuhan unsur Mg, dan Urea untuk memenuhi kebutuhan unsur N. Pupuk campuran yang digunakan yaitu NPK 12-12-17. Nitrogen merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk

pertumbuhan vegetatif tanaman, pembentukan protein, sintesis klorofil, membantu proses metabolisme, dan pada tanaman muda diperlukan untuk menunjang agar saat TM batangnya sehat dan kuat. Gejala defisiensi N umumnya dijumpai pada tanaman di tanah mineral, antara lain daun pada pelepah tua berwarna hijau pucat sampai kuning. Fosfor merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk energi pada proses asimilasi, mendorong pembentukan perakaran pada awal pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan daya absorbsi hara dari dalam tanah. Gejala defisiensi P yaitu tanaman tumbuh kerdil dengan pelepah yang pendek, tajuk berbentuk piramida terbalik, dan batang yang meruncing. Kalium merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk membantu proses fotosintesis pada daun dan metabolisme tanaman, menjaga keseimbangan Mg dalam tanaman, penting dalam menentukan jumlah dan pembentukan ukuran janjangan, serta penting dalam ketahanan tanaman dalam serangan penyakit. Gejalah defisiensi K yaitu pelepah daun tua pada bagian bawah berwarna kuningtua kecokelatan dan berbintik orange (orange spot). Magnesium merupakan unsur hara penting yang dalam penyusunan klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Gejala defisiensi Mg yaitu tampak dari helai daun tua sebagian menguning dan sebagian lagi tetap berwarna hijau. Daun tampak berwarna kuning khususnya jika terkena sinar matahari. Tepat dosis. Setiap pupuk yang diaplikasikan harus diupayakan dapat diserap tanaman secara maksimal. Oleh karena itu perlu ditetapkan dosis yang tepat untuk masing-masing tanaman. Apabila dosis pemupukannya kurang, tanaman tidak dapat tumbuh sesuai harapan, demikian juga apabila dosisnya berlebihan. Dosis adalah jumlah satuan pupuk (biasanya dalam gram atau kilogram) yang diberikan pada pohon kelapa sawit pada tiap aplikasi.

49

Dosis aplikasi pupuk di kebun PT TPP ditetapkan oleh bagian riset dan development (R & D) berdasarkan hasil proses analisis tanah, analisis daun, analisis produksi per blok, dan pemeriksaan visual tiap tahun. Penulis hanya mengamati ketepatan dosis pupuk NPK pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan dosis 500 gram per pohon. Penulis mengambil 30 sampel ember dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 sampel ember). Setiap kali jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Standar perusahaan yaitu 24 pohon per ember. Hasil pengamatan ketepatan dosis pemupukan NPK disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9. Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP Sampel Ember Bobot Pupuk per Ember (kg) 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 Standar Kebun (pohon) 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24 Pengamatan Ketepatan (Penabur ke-) Dosis (%) 1 2 3 Rata-rata ....(pohon). 24 24 24 24.00 100.00 24 24 24 24.00 100.00 25 24 25 24.67 97.28 24 24 25 24.33 98.64 24 24 24 24.00 100.00 25 24 24 24.33 98.64 24 24 24 24.00 100.00 24 24 24 24.00 100.00 24 24 24 24.00 100.00 24 24 24 24.00 100.00 242 240 242 241.33 99.44

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata rata

Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 9 di atas terlihat bahwa rata-rata persen ketepatan dosis pemupukan secara umum adalah 99.44 persen. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan dosis pemupukan NPK mendekati ketepatan dosis 100 persen. Pemberian dosis pupuk untuk tiap pohon di Afdeling Viktor ini bisa dikatakan sudah tepat dosis, karena kebutuhan pupuk tiap blok yang telah ditentukan afdeling teraplikasi seluruhnya dengan baik tanpa ada kekurangan dan kelebihan. Pekerja penabur telah menggunakan alat takar pupuk yang telah dikalibrasi terlebih dahulu, alat tabur yang digunakan yaitu mangkok plastik untuk dosis 500 gram dan gelas plastik untuk 200 gram.

50

Tepat waktu. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan dengan kisaran curah hujan 100 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk RP, MOP, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja tidak bergantung pada musim. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada semester satu (Januari Juni) dan semester dua (Juli Desember). Salah satu faktor yang berpengaruh penting dalam keefektifan pemupukan adalah curah hujan. Hal tersebut sangat menentukan tingkat penyerapan hara pupuk oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara pupuk akibat penguapan (volatilisasi), pencucian (leaching), aliran permukaan (run off) dan erosi. Waktu yang tepat untuk pemupukan adalah pada awal dan akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan saat curah hujan rendah, tidak pada musim kemarau (CH < 75 mm) dan curah hujan tinggi (CH > 250 mm). Jika pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan tinggi, akan menyebabkan terjadinya pencucian. Jika pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan yang rendah, maka tanaman tidak mampu mengabsorbsi unsur hara. Hasil pengamatan penulis selama magang di perusahaan ini, pelaksanaan pemupukan sudah sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang telah ditetapkan perusahaan. Waktu pelaksanaan pemupukan tersebut dapat berubah, bergantung pada ketersediaan jumlah pupuk di gudang dan ketepatan waktu datangnya pupuk ke gudang. Pengamatan waktu pemupukan untuk Urea, NPK, dan Kieserite di Afdeling Viktor dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP Jenis pupuk Urea NPK Kieserite Bulan Rekomendasi Februari/Juni Februari/Maret/Mei Februari/Maret/Mei Bulan Realisasi Maret/Juni Februari/Maret/Mei Februari/Maret/Mei

Sumber: Kantor Afdeling Viktor (2010)

Tepat cara dan tepat tempat. Cara aplikasi pupuk sebagian besar sudah tepat yaitu dengan cara ditebar secara merata pada piringan pohon, pupuk tidak menggumpal karena dilakukan penguntilan terlebih dahulu. Jika di lapangan

51

masih ditemukan pupuk yang menggumpal maka sebelum ditabur, pupuk tersebut dihancurkan terlebih dahulu oleh pelansir pupuk. Penempatan pupuk dilakukan dengan mempertimbangkan penyebaran akar tanaman yang aktif menyerap unsur hara dalam tanah (1 - 1.5 meter dari pohon). Pengamatan ketepatan cara dilakukan oleh penulis dengan mengambil 30 sampel tanaman dari 3 orang pemupuk (masing-masing 10 sampel tanaman). Penulis hanya mengamati ketepatan cara pada pemupukan NPK di Blok 5, dengan menghitung rata-rata jarak pupuk yang ditabur dari pokok kemudian dibandingkan dengan standar perusahaan (150 cm). Hasil pengamatan ketepatan penaburan pupuk NPK dari pokok kelapa sawit disajikan dalam Tabel 11. Tabel 11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP
Jarak Standar Penaburan Pupuk dari Pokok (cm) Penabur ke1 2 3 Rata-rata jarak dari pohon (cm) Ketepatan Penaburan Pupuk dari Pokok (%) 87.04 90.36 92.21 92.21 88.58 91.46 90.72 92.21 92.40 95.34 91.20

Tanaman ke-

.(cm).. 1 150 170 167 180 2 150 175 159 164 3 150 160 155 173 4 150 160 170 158 5 150 174 164 170 6 150 160 172 160 7 150 167 170 159 8 150 170 155 163 9 150 157 157 173 10 150 154 160 158 Rata-rata 164.7 162.9 165.8 Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

172.33 166.00 162.67 162.67 169.33 164.00 165.33 162.67 162.33 157.33 164.47

Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa rata-rata ketepatan penaburan pupuk NPK dari pokok kelapa sawit adalah 91.20 persen. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa ketepatan penaburan pupuk NPK dari pokok kelapa sawit mendekati 100 persen.

Kehilangan Pupuk Kehilangan pupuk dapat terjadi mulai dari penerimaan pupuk di gudang, penguntilan pupuk, pemuatan untilan ke kendaraan untuk mengecer, pengeceran untilan ke lapangan, serta penuangan pupuk ke ember dan penaburan pupuk,

52

walaupun kehilangannya pada setiap tahap tersebut sangat sedikit. Kehilangan pupuk tersebut akan menimbulkan kerugian dalam hal biaya serta berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada saat penguntilan, kehilangan pupuk sering terjadi akibat penggunaan karung yang tidak layak untuk penguntilan dan pengikatan untilan yang tidak kuat (bocor). Pada saat pemuatan untilan ke kendaraan juga terjadi kehilangan pupuk. Karyawan pemuat umumnya melemparkan untilan ke dalam kendaraan sehingga sering menyebabkan karung untilan tersebut bocor lalu pupuknya tercecer. Pada saat pengeceran pupuk, kehilangan pupuk terjadi saat untilan dari kendaraan dilemparkan ke tepi jalan. Lemparan tersebut dapat menyebabkan terbukanya ikatan untilan dan pecahnya karung sehingga pupuk tercecer. Kehilangan pupuk tersebut dapat diminimalisir dengan adanya kontrol mandor terhadap karyawan untuk mengikat untilan dengan kuat, penggunaan karung yang tidak bocor, pemuatan dan pengeceran untilan pupuk dengan hati-hati, serta penuangan pupuk ke ember harus hati-hati. Pada saat magang penulis melakukan pengamatan kehilangan pupuk Urea mulai dari penguntilan pupuk, pengeceran pupuk, penuangan pupuk ke ember, dan penaburan pupuk dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP No. Uraian 1 2 3 4 Penguntilan pupuk Pengeceran pupuk Penuangan pupuk ke ember Penaburan pupuk Total kehilangan Kehilangan Pupuk Urea dari Aplikasi 4 ton (kg) (%) 1.50 0.04 3.75 0.09 1.30 0.03 0.85 0.02 7.60 0.19

Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa kehilangan pupuk tertinggi terjadi saat pengeceran pupuk ke lapangan dan kehilangan pupuk yang terendah terjadi saat penaburan pupuk ke pohon kelapa sawit. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

53

kehilangan pupuk Urea yang terjadi tidak tinggi yaitu hanya 0.19 persen dari 4 ton Urea.

Faktor Penunjang dan Hambatan Pelaksanaan Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi status pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya akan menentukan produksi TBS. Oleh karena itu pelaksanaan pemupukan di lapangan harus dilakukan dengan benar dan tepat waktu. Faktor penunjang kegiatan pemupukan di lapangan antara lain: (1) perencanaan yang dilakukan dengan cermat yaitu penentuan rekomendasi pupuk, jenis pupuk dan penyediaan pupuk yang cukup dan tepat waktu; (2) organisasi kerja yang meliputi tenaga kerja dan trasportasi; (3) kontrol dan pengawasan. Kontrol terhadap pekerjaan pemupukan harus dilaksanakan secara seksama guna menghindari terjadinya kesalahan aplikasi di lapangan. Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak sekali permasalahan yang ditemui selama kegiatan pemupukan. Permasalahan tersebut antara lain kesulitan dalam penentuan jumlah kebutuhan pupuk secara tepat disebabkan jumlah pohon saat penentuan rekomendasi yang berdasarkan tegakan perhektar (SPH) berbeda dengan jumlah dan kondisi pohon yang ada di lapangan, sehingga perlu diadakan sensus pohon secara rutin untuk menentukan jumlah tanaman dan keadaan blok. Ketidaksiapan lapangan untuk dilaksanakannya pemupukan, yaitu piringan belum siap dipupuk karena gulma belum dikendalikan; hambatan karena hujan lebat, sehingga blok yang akan dipupuk menjadi banjir dan jalan rusak; kesalahan yang dilakukan tenaga kerja pada saat berlangsungnya kegiatan pemupukan di lapangan, antara lain masih adanya beberapa pohon yang belum dipupuk, penaburan pupuk di piringan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. Ada beberapa hal yang sering menjadi kendala dan penghambat dalam pelaksanaan pemupukan antara lain karena kondisi infrastruktur yang kurang baik, seperti jalan rusak sehingga kendaraan yang digunakan untuk pengeceran pupuk mengalami kesulitan melalui jalan tersebut. Hambatan juga terjadi karena topografi areal/blok yang bergelombang, areal/blok yang berawa-rawa, serta jumlah titi panen yang kurang dan tidak layak juga menjadi kendala bagi para penabur untuk masuk ke dalam blok.

54

Hal yang menjadi kendala di atas perlu mendapat perhatian khusus karena dapat menimbulkan kerugian dan mempengaruhi keefektifan pemupukan. Misalnya pemupukan akan membutuhkan waktu yang lama, ada tanaman yang belum mendapatkan pupuk, dan kehilangan pupuk karena tercecer.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan Pelaksanaan pemupukan di PT Tunggal Perkasa Plantation secara umum sudah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemupukan yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari proses pelaksanaan pemupukan yang menggunakan metode penguntilan untuk mengemas pupuk. Di Afdeling Viktor Kebun Radang Seko Banjar Balam menguntilan tidak dilakukan berdasarkan jumlah pohon per until, tetapi hanya membagi tiap sak pupuk menjadi dua bagian yang sama banyak. Alat takar pupuk yang baku dan dikalibrasi telah digunakan dengan baik sesuai dosis dan jenis pupuk. Pemupukan dilakukan dengan metode pelansiran pupuk ke dalam blok secara tuntas terlebih dahulu baru dilanjutkan dengan penaburan, serta penaburan pupuk dari tengah blok (pasar tengah). Dengan demikian pemberian pupuk pada tiap tanaman diharapkan dapat tepat sesuai dosis per pohon. Pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader menjadi prioritas dalam pemupukan, karena hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyebaran pupuk lebih merata di atas permukaan tanah, sehingga menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata dan perkembangan akar dapat lebih seimbang. Selain itu tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit sehingga memudahkan pengawasan sehingga pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Pelaksanaan kegiatan magang telah memberikan pengetahuan pada penulis dalam teknik budidaya tanaman kelapa sawit dan pengetahuan tentang pengelolaan pemupukan tanaman kelapa sawit. Penulis juga memperoleh pengalaman kerja dari berbagai posisi kerja, yaitu sebagai buruh harian lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping asisten.

Saran Pelaksanaan pemupukan di PT Tunggal Perkasa Plantation secara umum telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat agar tetap dipertahankan pada pelaksanaan pemupukan

56

selanjutnya. Perlu adanya peningkatan kegiatan infrastruktur, mengingat pentingnya kegiatan tersebut untuk melancarkan kegiatan kebun seperti pemupukan. Peningkatan pengawasan pemupukan dan sistem pemupukan juga harus ditingkatkan untuk memperlancar aplikasi pemupukan di lapangan. Sistem pemupukan dengan penguntilan dapat membantu meningkatkan ketepatan dosis pemupukan dan mempermudah operasi di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Adiwiganda, R. dan M. M. Siahaan. 1994. Kursus Manajemen Perkebunan Dasar Bidang Tanaman. Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan. Medan. 68 hal. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009. Statistik Perkebunan Indonesia 2008 2010 Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta. 57 hal. Fauzi, Y., Y. E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono. 2006. Kelapa Sawit: Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Edisi revisi. Penebar Swadaya. Jakarta. 163 hal. Leiwakabessy, F. M. dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 208 hal. Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Pusat Penelitian Marihat Bandar Kuala. Pematang Siantar. 435 hal. Mangoensoekarjo, S. dan H. Semangun. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Gajah Mada University Press. Yokyakarta. 605 hal. Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 411 hal. PT Astra Agro Lestari. 2008. Laporan Akhir Survey Tanah dan Evaluasi Lahan untuk Perkebunan Kelapa Sawit Tingkat Semi Detail Skala 1 : 25 000 Areal Perkebunan PT Tunggal Perkasa Plantations Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau. PT AAL. Jakarta. 310 hal. Sianturi, R. F. 2005. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Inti Pir Trans PT Agrowijaya Sei Tungkal Jambi. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. (Tidak Dipublikasikan) Sukamto. 2008. Lima Puluh Delapan Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 83 hal. Sutarta, E. S, S. Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna. 2003. Peranan unsur hara dan sumber hara pada pemupukan tanaman kelapa sawit, hal. 81. Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

58

Winarna, W. Darmosarkoro dan E. S. Sutarta. 2003. Teknologi pemupukan tanaman kelapa sawit. hal.113-131. Dalam W. Darmosarkoro, E. S. Sutarta dan Winarna (Eds). Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Yahya, S. 1990. Budidaya Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 52 hal.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations Tanggal 15-02-2010 16-02-2010 17-02-2010 18-02-2010 22-02-2010 23-02-2010 24-02-2010 25-02-2010 27-02-2010 28-02-2010 01-03-2010 02-03-2010 03-03-2010 04-03-2010 05-03-2010 06-03-2010 07-03-2010 08-03-2010 09-03-2010 10-03-2010 11-03-2010 12-03-2010 13-03-2010 14-03-2010 Uraian Kegiatan Tiba di lokasi Lapor, apel pagi di kantor besar Pembagian lokasi magang Menunggu diantarkan ke lokasi magang Penyulaman Mucuna sp. Penyulaman Mucuna sp. Penyulaman Mucuna sp. Penyulaman Mucuna sp. Olahraga Libur Pembuatan RTH Pembuatan RTH Pembuatan RTH Pembuatan RTH Pemupukan NPK Olahraga Libur Pemupukan (pupuk kandang) Pemupukan (pupuk kandang) Pemupukan (pupuk kandang) Pemupukan (pupuk kandang) Pemupukan (pupuk kandang) Olahraga Libur Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar ....(satuan/HK)..... 30 bibit 150 bibit 150 bibit 45 bibit 150 bibit 40 bibit 150 bibit 40 bibit 150 bibit 1 RTH 2 RTH 2 RTH 50 kg 150 kg 150 kg 4 karung 13 karung 20 karung 6 karung 20 karung 20 karung 4 karung 17 karung 20 karung 5 karung 20 karung 20 karung 4 karung 16 karung 20 karung Lokasi Mes ATC PT TPP Kantor besar PT TPP Kantor besar PT TPP Mes ATC PT TPP Blok 2 afd V Blok 2 afd V Blok 4 afd V Blok 4 afd V Gor TPP Blok 9 afd V Blok 9 afd V Blok 9 afd V Blok 9 afd V Blok 4 afd V Gor TPP Blok 24 afd V Blok 24 afd V Blok 24 afd V Blok 24 afd V Blok 24 afd V Gor TPP -

61 Lampiran 1. (Lanjutan) Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar ....(satuan/HK)..... 150 kg 250 kg 250 kg 0.25 ha 0.25 ha 0.25 ha 0.25 ha 0.25 ha 4 jjg 60 jjg 7 jjg 60 jjg 100 kg 250 kg 250 kg 0.2 ha 0.5 ha 0.5 ha 0.3 ha 0.5 ha 0.5 ha 3 8 2 ha 2.5 ha 17 pohon -

Tanggal 15-03-2010 16-03-2010 17-03-2010 18-03-2010 19-03-2010 20-03-2010 21-03-2010 22-03-2010 23-03-2010 24-03-2010 25-03-2010 26-03-2010 27-03-2010 28-03-2010 29-03-2010 30-03-2010 31-03-2010 01-04-2010 02-04-2010 03-04-2010 04-04-2010 05-04-2010 06-04-2010 07-04-2010

Uraian Kegiatan Pemupukan NPK Perawatan Mucuna sp. Perawatan Mucuna sp. Perawatan Mucuna sp. Perawatan Mucuna sp. Olahraga Libur Praktek panen didampingi oleh mandor Praktek panen didampingi oleh mandor Pemupukan Kieserite Pemupukan Kieserite Pemupukan Kieserite Olahraga Libur Penyemprotan CWC Penyemprotan lalang Penyembrotan CWC Membuat tapak timbun Rawat parit Olahraga Libur Rawat gawangan DAK Rawat gawangan DAK Inisial pruning (TM 1)

Lokasi Blok 21 afd V Blok 8 afd V Blok 8 afd V Blok 8 afd V Blok 8 afd V Gor TPP Blok 10 afd U Blok 10 afd U Blok 21,22 afd V Blok 19 afd V Blok 20 afd V Gor TPP Blok 17 afd V Blok 17 afd V Blok 18 afd V Blok 7 afd V Blok 7 afd V Gor TPP Blok 9 afd V Blok 9 afd V Blok 5 afd R

62 Lampiran 1. (Lanjutan) Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar ....(satuan/HK)...... 20 pohon 6.4 ha/ jam 2 kep 10 kep 10 kep

Tanggal 08-04-2010 09-04-2010 10-04-2010 11-04-2010 12-04-2010 13-04-2010 14-04-2010 15-04-2010

Uraian Kegiatan Inisial pruning (TM 1) Penguntilan pupuk urea Olahraga Libur Pemupukan mekanis (Fertilizer spreader) Pemupukan mekanis (Fertilizer spreader) Memancang untuk penyisipan Penyemprotan resam

Lokasi Blok 5 afd R Gudang afd V Gor TPP Blok 4, 5 afd T Blok 8,9 afd T Blok 7 afd W Blok 1 afd V

63 Lampiran 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor di PT Tunggal Perkasa Plantations Prestasi Kerja Jumlah KHL Luas Areal Uraian Kegiatan yang Diawasi yang Diawasi (orang) (ha) Mengawasi penguntilan pupuk urea 4 Olahraga Libur Mengawasi pemupukan urea 11 18.80 Mengawasi pemupukan NPK 12 12.02 Perawatan Mucuna sp. 22 34.61 Perawatan Mucuna sp. 8 34.61 Membantu persiapan acara pernikahan asisten Membantu persiapan acara pernikahan asisten Membantu persiapan acara pernikahan 15 24.90 asisten 3 25.27 Mengambil pupuk di gudang TPP Mengawasi pemupukan NPK Pengukuran daun ke 3 dan 9 Mengikuti training mandor pupuk Mengikuti training mandor pupuk 19 24.78 Olahraga 17 19.84 libur 8 24.88 Mengawasi pemupukan kieserite 8 24.88 Mengawasi pemupukan kieserite 8 24.88 Mengawasi penyisipan Mucuna sp. Mengawasi penyisipan Mucuna sp.

Tanggal 16-04-2010 17-04-2010 18-04-2010 19-04-2010 20-04-2010 21-04-2010 22-04-2010 23-04-2010 24-04-2010 25-04-2010 26-04-2010 27-04-2010 28-04-2010 29-04-2010 30-04-2010 01-05-2010 02-05-2010 03-05-2010 04-05-2010 05-05-2010 06-05-2010 07-05-2010

Lama Kegiatan (jam) 3 7 5 7 7 7 7 10 10 7 7 7 7 7

Lokasi Gudang afd V Gor TPP Blok 25 afd V Blok 15 afd V Blok 11 afd V Blok 11 afd V Pekanbaru Pekanbaru Pekanbaru Gudang TPP Blok 12 afd V Blok 5 afd V ATC TPP ATC TPP Gor TPP Blok 22 afd V Blok 22 afd V Blok 2 afd V Blok 2 afd V Blok 2 afd V

64 Lampiran 2. (Lanjutan) Prestasi Kerja Jumlah KHL Luas areal yang Diawasi yang Diawasi (orang) (ha) 10 22.69 24 39.67 -

Tanggal 08-05-2010 09-05-2010 10-05-2010 11-05-2010 12-05-2010 13-05-2010 14-05-2010 15-05-2010

Uraian Kegiatan Olahraga Libur Mengikuti training pemupukan mekanis Kunjungan ke pabrik TPP Kunjungan ke pabrik TPP Mengawasi penyemprotan resam Mengawasi pemupukan NPK Olahraga

Lama kegiatan (jam) 10 7 7 7 7 -

Lokasi Gor TPP ATC TPP Pabrik TPP Pabrik TPP Blok 17 afd V Blok 18 afd V Gor TPP

65 Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations Prestasi Kerja Luas Areal yang Diawasi (ha) 35.33 39.54 36.53 -

Tanggal 16-05-2010 17-05-2010 18-05-2010 19-05-2010 20-05-2010 21-05-2010 22-05-2010 23-05-2010 24-05-2010 25-05-2010 26-05-2010 27-05-2010 28-05-2010 29-05-2010 30-05-2010 31-05-2010 01-06-2010 02-06-2010 03-06-2010

Uraian Kegiatan Libur Membantu mengerjakan data untuk review selasa Review kantor besar TPP Memonitoring pemupukan urea Mengawasi perbaikan gudang afdeling V Memonitoring pengendalian gulma (DAK) Olahraga Libur Membantu mengerjakan data untuk review selasa Review kantor besar TPP Kantor afdeling Viktor Memonitoring pemupukan dolomit Libur Olahraga Libur Membantu mengerjakan data untuk review selasa Review kantor besar TPP Alkimatisasi Mucuna sp. Alkimatisasi Mucuna sp.

Jumlah Mandor yang Diawasi (orang) 2 1 1 2 2

Lama Kegiatan (jam) 6 4 4 3 5 8 5 6 8 5 7 7

Lokasi Kantor afd S Kantor besar TPP Blok 20 afd V Gudang afd V Blok 9 afd V Gor TPP Kantor afd S Kantor besar TPP Blok 1 afd V Gor TPP Kantor afd S Kantor besar TPP Blok 14 afd R Blok 14 afd R

66 Lampiran 3. (Lanjutan) Prestasi Kerja Jumlah Mandor Luas Areal yang Diawasi yang Diawasi (orang) (ha) 2 -

Tanggal 04-06-2010 05-06-2010 06-06-2010 07-06-2010 08-06-2010 09-06-2010 10-06-2010 11-06-2010 12-06-2010 13-06-2010 14-06-2010 15-06-2010

Uraian Kegiatan Alkimatisasi Mucuna sp. Olahraga Libur Membantu mengerjakan data untuk review selasa Review kantor besar TPP Persiapan persentasi Persiapan persentasi Persiapan persentasi Olahraga Libur Membantu mengerjakan data untuk review selasa Review kantor besar TPP dan persentasi di kantor pabrik

Lama kegiatan (jam) 7 7 6 7 7 7 10 6

Lokasi Blok 14 afd R Gor TPP Kantor afd S Kantor besar TPP Kantor afdeling V Kantor afdeling V Kantor afdeling V Gor TPP Kantor afd S Kantor besar TPP.

67 Lampiran 4. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Periode 2000 - 2009
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli agustus September Oktober November Desember Jumlah BB BK 2000 CH HH 227 10 98 10 123 5 263 16 95 6 210 7 92 7 42 7 163 9 139 8 161 17 156 10 1769 112 8 1 CH HH 2001 CH HH 194 14 130 10 75 8 249 15 101 4 25 2 70 5 42 5 261 9 292 16 357 17 142 14 1938 119 8 2 2002 CH HH 239 11 48 5 357 10 27 11 18 6 10 4 20 5 13 6 18 6 276 8 358 16 346 19 1730 107 5 7 2003 CH HH 315 18 226 11 322 12 261 17 271 12 86 6 81 9 146 10 128 11 119 9 659 18 917 30 3531 163 10 0 Q 2004 CH HH 390 17 173 9 260 18 272 20 202 12 303 17 81 7 380 14 357 19 365 18 344 17 3127 168 10 1 = = 2005 CH HH 122 7 49 7 235 17 366 14 409 15 137 8 74 10 418 10 270 11 410 12 324 12 201 13 3015 142 10 1 2006 CH HH 326 13 162 11 214 11 501 16 196 8 199 8 103 5 41 4 80 5 80 10 218 14 307 14 2427 119 9 1 2007 CH HH 136 7 107 12 150 11 618 13 386 16 91 7 154 10 63 5 116 9 126 14 352 10 247 12 2546 126 10 1 2008 CH HH 196 15 169 7 933 19 425 13 146 8 327 13 204 14 113 14 283 12 468 14 1280 16 152 12 4696 157 12 0 2009 CH HH 205 11 196 11 462 17 306 12 139 5 15 6 27 3 329 9 215 10 122 9 382 17 458 20 2856 130 10 2 Rataan CH HH 235 12 135.8 9 313.1 13 328.8 15 196.3 9 110 6 112.8 9 128.8 8 191.4 10 238.9 12 445.6 16 327 16 2763.5 135 9.2 1.6

Keterangan :

= Curah Hujan = Hari Hujan

BB = Bulan Basah = 0.1739 (tipe Iklim B) BK = Bulan Kering Q = Nilai untuk menentukan batas-batas tipe iklim berdasarkan klasifikasi Schmidth-Ferguson Klasifikasi iklim menurut Schmidth-Ferguson A = Daerah sangat basah F = Daerah kering B = Daerah basah G = Daerah sangat kering C = Daerah agak basah H = Daerah ekstrim kering D = Daerah sedang E = Daerah agak kering

Lampiran 5. Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau
Persyaratan tumbuh/Karakteristik Lahan Suhu (tc) Suhu tahunan rata-rata (C) Ketersediaan Air (wa) Curah hujan tahunan rata-rata (mm) Jumlah bulan kering (bulan) Ketersediaan Oksigen (oa) Kelas drainase S1 25 28 Kelas Kesesuaian Lahan S2 S3 22 -25 28 - 32 1450 1700 2500 3500 2-3 Agak Terhambat 20 - 22 32 - 35 1250 1450 3500 4000 3-4 Terhambat, agak cepat N < 20 > 35

1700 2500 <2 Baik sedang

< 1250 >4000 >4 Sangat terhambat, cepat Kasar >55 <50 >200 >400 Fibric

Keadaan Perakaran (rc) Tekstur tanah (permukaan) Fraksi kasar (%) Kedalaman tanah (cm) Gambut: Kedalaman (cm) Kedalaman (cm), bila berlapis dengan bahan mineral/pengkayaan mineral Kematangan Ketersediaan Hara (nr) KTK liat (meq(+)/kg) Kejenuhan Basa (%) pH H2O Toksisitas (xc) Salinitas (ds/m) Sodisitas (xn) Alkalinitas/ESP (%) Toksisitas sulfidik (xs) Kedalaman sulfidik (cm) Bahaya Erosi (eh) Lereng (%) Tingkat bahaya erosi (eh) Bahaya Banjir (fh) Banjir Penyiapan Tanah (lp) Batuan permukaan (%) Singkapan batuan (%) Keterangan : * = yang dominan

Halus, agak halus, sedang < 15 >100 < 60 < 140 Sapric*

15 35 75 - 100 60 140 140 200 Sapric, hemic* 16 20 1.2 5.0 6.5 7.0 0.8 2-3 100 - 125 8 16 Low -moderat

Agak kasar 35 55 50 - 75 140 200 200 400 Hemic, fibric* < 4.2 >7.0 3-4 60 - 100 16 30 severa

>16 >20 5.0 6.5 >0.8 <2 >125 <8 Very low

>4 < 60 >30 Very severe >F2 >40 > 25

F0 <5 <5

F1 5 15 5 15

F2 15 40 15 25

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Lampiran 6. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau Utara

OA = Afdeling Alfa OW= Afdeling Wisky OA = Afdeling Alfa OW = Afdeling Wisky

70 Lampiran 7. Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau


ADMINISTRATUR Deputi ADM

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

CDO Kerani Kebun PIC ATC Asisten SHE Asisten HPT

Kepala Kebun

Kepala Pabrik

Kepala Teknik

Kepala Tata Usaha PIC R&D Asisten PPIC Sekt. Administratur PIC DATA PMS

Asisten Afdeling

Asisten Pabrik

Asisten Teknik

Kepala Bagian HRGA

Kerani CDO Kepala Poliklinik Admin ATC

Mandor 1 HPT

Mandor 1 Afdeling

Mandor 1 Transport

Mandor 1 Pabrik

Mandor 1 Teknik Kasir

Mandor Rawat Kerani Afdeling Kerani HPT

Mandor Panen Kerani 1

Kerani HR Asisten bibit

Kerani Panen

Kerani Pabrik

Mandor PPIC Mandor Bibit

DEO Tanaman

DEO Teknik DEO Pabrik

Keterangan : ------------- = Garis Koordinasi = Garis Komando

DEO Umum

71 Lampiran 8. Sistem Perhitungan Premi Pemanen PT Tunggal Perkasa Plantations Tahun Tanam 1975 1979 1980 1986 1987 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 BJR (kg) > 19 17.1 - 19 17.1 - 19 15.1 - 15 13.1 - 15 11.1 - 13 9.1 - 11 7.1 - 9 5.1 - 7 3.1 - 5 <3 Basis Borong Datar Rolling/Rawa (kg) (janjang) (kg) (janjang) 1 300 76 850 40 1 300 76 1 100 55 1 300 76 1 100 55 1 300 85 1 100 65 1 300 85 1 100 70 1 200 95 1 000 75 1 100 100 900 80 1 000 110 900 80 850 120 700 100 650 130 500 110 450 140 400 130 Tarif Premi (Rp/kg) Kelas Pemanen C B A 14.37 16.90 20.28 14.37 16.90 20.28 14.37 16.90 20.28 14.37 16.90 20.28 14.37 16.90 20.28 15.56 18.30 21.96 16.92 19.90 23.88 18.62 21.90 26.28 21.93 25.80 30.96 28.65 33.70 40.44 41.40 48.70 58.44

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Sumber: Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations

72 Lampiran 9. Kriteria Kelas Pemanen di PT Tunggal Perkasa Plantations


No. 1. Faktor Penilaian Output pemanen Kriteria Penilaian > 100 % < 100 % 0% >0% 0% >0% Semua brondolan di dalam karung Brondolan tidak dikarungi 100 % < 100 % 2 brondolan/tapak panen > 2 brondolan/tapak panen 0% >0% di gawangan mati tidak di gawangan mati Tidak over pruning over pruning Kategori A C A C A C A C A C A C A C A C A C Nilai 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 Bobot Penilaian 2 Keterangan persen kriteria penilaian diperoleh dari perbandingan tonase yang didapat dan target basis panen Persen diperoleh dari perbandingan jumlah janjang buah mentah dan total jumlah janjang panen Persen diperoleh dari perbnadingan jumlah buah tangkai panjang dan buah yang dipanen Dilihat dari pengamatan di lapangan Persen diperoleh dari perbandingan jumlah buah di TPH resmi dan buah yang dipanen

2.

Buah mentah dipanen

10

3.

Tangkai panjang

4. 5.

Brondolan di TPH Buah di TPH resmi

3 3

6. 7. 8. 9

Brondolan di piringan Buah matang tinggal Susunan pelepah Pemotongan pelepah

6 6

2 1 2 1

2 9

Penentuan kelas pemanen: A : 100 % B : 100 % < x 95 % C : < 95 %

Premi kelas pemanen: A = 42.19 B = 33.75 C = 28.69

You might also like