You are on page 1of 11

Hadirnya BEM (badan eksekutif mahasiswa) merupakan satu keniscayaan dari pergerakan pemuda sebagai pilar-pilar perubahan perbaikan

bangsa dan Negara . Sebagaimana negara ini telah mengalami fase-fase berdirinya sebuah bangsa yang harus melewati berbagai kejadian dan peristiwa yang telah menjadi sebuah goresan tinta perjuangan dari semangat yang ingin terus maju dan berprestasi serta menjadikan suatu bangsa yang kuat dari segala aspek kehidupan. BEM dihari ini merupakan satu penjelmaan dari sebuah pikiran-pikiran yang terus menjadi cermin bagi perkembangan Negara hingga pada akhirnya cita-cita luhur bangsa dapat terrealisasi sebagai satu bentuk nyata kerja pemerintah sebagai wakil rakyat yang representative. BEM yang notabene di-isi oleh para pemuda tonggak perubahan yang memiliki semangat kritis dalam menapaki medan kehidupan, dimana masa-masa ini terisi dengan aktifitas akademisi yang merupakan bekal dan amunisi yang wajib dimiliki para pemuda yang tidak lain dan tidak bukan adalah yang kita sebut sebagai mahasiswa.

Mengingat bahwa peran mahasiswa yang begitu besar, maka sudah sepantasnya konsistensi gerakan tetap dipertahankan. Namun seiring berjalannya waktu, pergerakan BEM yang dibawa oleh para mahasiswa makin hari makin mengalami degradasi yang bisa Kita lihat pasca reformasi 1998. Gerakan mahasiswa seakanakan meredup, statis pasif, dan mandek. Padahal, gerakan mahasiswa saat itu mampu mengubah sejarah negeri ini. Mahasiswa mampu menumbangkan rezim otoriter Soeharto. Sebagai kekuatan besar, gerakan mahasiswa masih memiliki legitimasi moral dari masyarakat. Namun, walau harapan tinggi dari masyarakat masih dibebankan ke pundak mahasiswa, saat ini gerakan mahasiswa cenderung menurun. Mahasiswa seakan-akan tak memiliki progresivitas dan sensitivitas dalam menanggapi berbagai persoalan riil bangsa ini. Itu sangat tampak jika kita melihat ruang-ruang diskusi mahasiswa yang tak lagi diramaikan pembicaraan tentang problematika umat. Jika dahulu keterbatasan media malah membuat para aktivis kampus makin kreatif dan kritis, saat ini berbanding terbalik. Banyak gerakan mahasiswa terjebak berbagai kepentingan pribadi dan golongan, terlebih berbagai alasan yang mengatasnamakan akademik telah menjadikan mahasiswa lupa akan tugasnya sebagai social control. Grand design tahun 2011/2012 adalah dasar pembuatan Rencana Operasional tahun 2011/2012, Arah Kebijakan Umum Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, Rencana Kinerja, Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan universitas pada BEM UNJ. Semua rencana departemen setra biro yang ada dalam BEMUNJ harus sesuai dan diselaraskan dengan grand design. Pendanaan implementasi grand design ini berasal dari anggaran Universitas, Fakultas , dan sumber-sumber dana lainnya. Dalam keadaan terjadi perubahan lingkungan strategis di luar prediksi sehingga grand design menghadapi kendala besar untuk implementasinya, maka dapat dilakukan perubahan atas inisiatif pimpinan BEMUNJ dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari pihak terkait. Grand design ini harus dijabarkan dalam Rencana strategis (RENSTRA) serta Rencana Operasional

(RENOP) dan dilengkapi dengan target-target indikator kinerja untuk mengevaluasi keberhasilan program-program yang tercantum di dalamnya dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam rangka menjalankan program-program tersebut. Masalah yang kini dihadapi oleh BEM UNJ Sudah sewajarnya sebuah organisasi maupun lembaga memiliki tujuan dari apa yang ingin dicapai dalam satu kepengurusan. Idealnya sebuah organisasi nonprofit ini seharusnya didukung oleh sumber daya mahasiswa yang memang cakap ditiap bidang-bidang divisi atau departemen biro yang ada di organisasi ini (BEM). Kita ketahui di BEM UNJ ada beberapa departemen dan biro yang melengkapi struktur dalam kepengurusan yang diantaranya : 1. Departemen dalam Negeri 2. Departemen Advokasi 3. Departemen Pendidikan 4. Departemen Sosial Politik 5. Departemen Informasi dan Komunikasi 6. Biro Entreupreneur 7. Biro Kestari Tercatat ada sebanyak lima departemen dan dua biro di dalam BEM UNJ yang tentunya menjadi mesin penggerak kehidupan dan aktifitas berorganisasi dikampus yang menjadi harapan para mahasiswa dimana segala bentuk pelayanan dan aspirasi harus dijalankan oleh para aktivis BEM sebagai salah satu bentuk pelayanan bagi mahasiswa ketika pihak kampus melakukan suatu kebijakan yang cedera kepentingan. Ironinya sebelum bergerak tentunya kita akan memperhatikan tujuan, langkah, serta cara yang harus ditempuh agar kedepannya dapat selaras dan seimbang serta efisien dalam bergerak. Oleh karena itu tentunya kita harus menyadari hakikat dasar perjuangan BEM dari zaman ke zaman, dimana pertanyaan seputar 5W,1H harus sudah mampu dijawab dengan sangat baik dan benar sehingga yang terjadi adalah kesepahaman dan keselarasan dalam bergerak. Begitu banyak asa dan cita yang terbentang ketika menapaki jenjang organisasi ditingkat akhir, dan sudah menjadi sunnatullah pula bila masalah serta benturan yang dihadapi hari ini oleh BEM UNJ-pun kian banyak dan menguras tenaga yang banyak sehingga kerap kali BEM UNJ dihantam oleh berbagai permasalahan baik yang melingkupi ke-internalan maupun ke-eksternalan dalam kerja-kerjanya, yang diantaranya secara poin- perpoin ada hal yang harus ditengok hari ini melihat semakin minimnya partisipasi mahasiswa dibidang organisasi dan semakin menggilanya para jajaran rektorat dalam membuat kebijakan. Dalam keadaan seperti inilah dibutuhkan sebuah kekuatan dan dorongan yang besar untuk dapat tetap menjaga eksistensi perjuangan sebagai lembaga yang menaungi kegiatan kampus dan control bagi pemerintah. Poin tersebut ialah : 1. BEM UNJ mengalami fluktuatif komposisi SDM didalamnya 2. BEM UNJ belum bisa bersinergi dengan ormawa gedung G dalam kapasitas keakraban berorganisasi

3. BEM UNJ secara garis besar belum memiliki arah yang jelas dalam membangun suatu isu serta menyelesaikan satu permasalahan terkait isu yang digarap 4. BEM UNJ belum kuat dalam hubungan komunikasi dengan pihak rektorat yang teraplikatif dalam pertemuan-pertemua rutin dengan birokrat 5. BEM UNJ masih terkesan terburu-buru dalam mengambil suatu tindakan yang langsung bersinggungan dengan BEM di fakultas maupun dijurusan sehingga penggalangan masa terkesan tidak optimal 6. BEM UNJ belum memiliki ketegasan dalam menekan kebijakan yang tidak pro kepada mahasiswa terlebih terkait dengan masalah-masalah yang urgent di lingkup kampus 7. BEM UNJ kurang memiliki kedekatan yang intens dengan seluruh mahasiswa terkait dengan eksistensi dan pentingnya berorganisasi dan bergerak. 8. BEMUNJ masih belum mengoptimalkan kapasitas seluruh SDM-nya yang terdiri dari berbagai fakultas yang memiliki keunggulan masing-masing dibidang akademik sehingga garapan dan program kerja yang ada terkesan kurang optimal dan menyeluruh. Dari berbagai masalah tersebut yang telah saya jabarkan tentunya belum-lah ada apa-apanya dibandingkan realita dilapangan yang terjadi pada hari ini. Karena statement tersebut lahir hanya dari pandangan dan analisis sepihak yang belum mengedepankan objektifitas melalui data-data yang valid. Kendati demikian hal itulah yang merupakan titik ukur untuk BEMUNJ kedepan yang lebih bersahabat dan bermanfaat. Kedepan yang perlu dilihat ketika BEMUNJ harus menjadi lembaga pelayan masyarakat dalam hal ini (mahasiswa) sudah tentulah menjadi suatu pijakan yang tidak boleh terabaikan meskipun hari ini kampus negeri yang berdiri megah diantara berbagai kampus yang ada dijakarta tentu kita hanya mengenal UNJ sajalah sebagai pusat motor pergerakan mahasiswa yang diusung oleh kampus negeri. Namun apalah daya kata negeri pada hari ini tidak ubahnya sebagai pelengkap dan pemanis saja karena tidak adanya perbedaan yang dirasa dengan kampus swasta. Hal ini tidak lain dan tidak bukan merupakan permainan polotik yang digulirkan oleh pemerintah dalam skala besar. Dan oleh karenanya BEMUNJ tidak dapat menutup diri dari peran control pemerintah yang ada saat ini. Sehingga ada begitu banyak hal yang menjadi titik bergeraknya untuk terus menjadi lembaga yang bermanfaat: Bidang-bidang kerja yang harus digarap agar focus kerja dapat berjalan sesuai keinginan dan harapan seluruh pengurus maka akan terbagi menjadi 3 ranah gerak juang yang saya jewantahkan yaitu : 1. Sisi Internal : dimana BEMUNJ sebagai organisasi non-profit tentunya tidak akan berorientasi pada keuntungan material semata dalam aplikasi kerjanya, hanya saja tidak menutup mata bahwa organisasi ini membutuhkan SDM-SDM yang berkompeten untuk mengawal pergerakan yang solutif dan pelayanan yang fasilitatif bagi mahasiswa kampus. Sehingga dalam pengadaan program kerja

tentunya BEMUJ perlu dukungan dari tim internal yang kokoh dan kompak yang salah satunya teraplikasi dari banyaknya SDM keanggotaan BEMUNJ yang hadir dari tiap-tiap fakultas yang ada di UNJ. 2. Sisi Kampus : Begitu banyak masalah yang dihadapi kali ini tidak oleh BEMUNJ saja namun seluruh masyarakat UNJ dengan berbagai peraturan dan kebijakan rektorat serta dekanat yang tidak seimbang dan cenderung melakukan liberalisasi dikampus pendidikan. Kita ketahui ada berbagai isu dan masalah UNJ yang seharusnya menjadi titik pengawasan BEMUNJ pada pihak birokrasi kampus sebelum melangkahkan kakinya untuk tataran yang lebih tinggi atau (luar kampus) 3. Sisi Eksternal : Sudah menjadi kewajaran apabila BEMUNJ mengamalkan nilai-nilai luhur dari tri darma perguruan tinggi yang diantaranya kita lebih sepakat apabila melihat wajah Negara serta kekisruhannya maka satu poin yang diambil setelah 2 poin dasar yang harus terpenuhi yaitu pengabdian masyarakat. Sehingga tidak melulu memikirkan kampus saja tapi BEMUNJ bertindak adil dalam menjadi oposisi maupun koalisi pemerintahan pada saat bagaimanakah menjadi oposisi dan saat seperti apa harus berkoalisi. Setelah menimbang serta menganalisis pentingnya BEMUNJ ini terus menambah kapasitasnya dalam menjadi organisasi yang representative mahasiswa dan miniature Negara maka dirumuskanlah berbagai isu yang hari ini harus diperbaiki, dikawal, dan dijaga agar tetap dapat berefek bagi perbaikan diri, lingkungan, kampus, bangsa dan Negara. Isu-isu yang wajib digarap kedepan ;

MOTIVASI BERORGANISASI BUDAYA AKADEMIS PERGERAKAN MAHASISWA KOMUNIKASI DAN KONEKSI MINIM PRESTASI MINIM PENDANAAN MINIM FASILITAS ISU KENAIKAN HARGA BAYARAN SPP ISU KENAIKAN HARGA WISUDA 096 ISU PEMBANGUNAN 5 GEDUNG BARU ISU PENGELOLAAN AKADEMIK DAN PEMBERDAYAAN DOSEN ISU TRANSPARANSI ANGGARAN ISU PELAYANAN BAAK ISU PEMILIHAN REKTOR KERJASAMA KAMPUS DENGAN MITRA INSTANSI LUAR PENYALURAN BEASISWA DAN DANA BANTUAN UNTUK MAHASISWA JARINGAN DAN PERAN ALUMNI KOMUNIKASI DENGAN MASYARAKAT GD. G PENGUATAN PERAN BEM SI DAN JABODETABEK PILKADA JAKARTA 2012

SEBENTUK CINTA LANGIT YANG MENGALIR PADA INSAN YANG SENANTIASA MERAJUT DOA, MENATA USAHA, DAN BERGERAK DALAM MEDAN KATA DAN AMAL NYATA IZINKAN KAMI MENATA KEMBALI TAMAN PERADABAN ITU
- See more at: http://bemunj.org/index.php/profil/bem-unj-2012/granddesign#sthash.5ijiwSI8.dpuf

trategi untuk Mencapai Tujuan Tujuan 1 : Membangun sistem pendukung organisasi.


Program mekanisme perekrutan yang lebih selektif guna mendapatkan anggota-anggota BEM UNJ yang berkualitas Program peningkatan disiplin serta kualitas organisatoris bagi anggota dalam pelaksanaan tata kelola organisasi.

Tujuan 2 :Membangun sistem jaringan organisasi yang luas dan kuat dengan organisasi intra dan ekstra kampus UNJ.

Program sinergisasi secara berkala antara lembaga opmawa ormawa seuniversitas Program peningkatan sosialisasi dan pertukaran pengalaman dalam proses peningkatan kualitas organisasi Program penambahan dan penjagaan hubungan eksternal kampus sebagai relasi pendukung bagi BEMUNJ. Program pembuatan data base alumni serta sosialisasi tentang eksistensi lembaga kemahasiswaan kepada alumni UNJ.

Tujuan 3 :Meningkatkkan fungsi pelayanan dan advokasi baik di lingkungan internal maupun eksternal UNJ

Program sosialisasi beasiswa serta informasi lowongan kerja mahasiswa baik jalur internal maupun eksternal kampus melalui media strategis diUNJ. Program optimalisasi peran mentor dalam pelayanan mahasiswa baru. Program pengembangan jiwa wirausaha mahasiswa UNJ. Program kerjasama secara sinergis dengan lembaga-lembaga terkait dalam peningkatan daya nalar, serta budaya ilmiah mahasiswa UNJ. Program penjaringan aspirasi tokoh masyarakat sekitar kampus melalui mimbar rakyat

Tujuan 4 : Turut berperan aktif dalam mewujudkan UNJ World Class University melalui penguatan budaya ilmiah, go green, serta pengembangan minat, bakat, dan potensi mahasiswa UNJ

Program peningkatan budaya diskusi mahasiswa dengan pembahasan isuisu startegis kampus, daerah, maupun negara. Program kampus hijau (K3 : kebersihan, keamanan, kenyamanan) Program Festival UNJ

Program yang akan di garap 1. UNJ Gathering

2. UNJ Goes to PIMNAS 3. Mengagas Indonesia Masa Depan 4. UNJ dalam 6 dekade (unj berbagi, unj berkarya, unj cerdas) 5. Piala UNJ 6. Aku bangga menjadi mahasiswa UNJ 7. FESTIVAL UNJ 8. COMDEV 9. JARING ASPIRASI MAHASISWA 10. Kelompok Belajar Advokasi 11. Sekolah Jurnalis 12. Hari Komunitas 13. Respirasi Respect Hari Besar Indonesia 14. OH (Open House) BEMUNJ 15. Belajar Bisnis Mahasiswa UNJ 16. Dialog umum jaring aspirasi untuk rektor 17. Entrepreneur day 18. apresiasi, edufest, beasiswa

- See more at: http://bemunj.org/index.php/profil/bem-unj2012/strategi#sthash.bWS8DzPY.dpuf

Kegamangan Gerak HMI Pascanegara


OPINI | 24 February 2013 | 10:54 Dibaca: 365 Komentar: 0 0 Oleh Agus Hilman (Ketua PB HMI 2010-2012) ENAM puluh enam tahun yang lalu (5 Februari 1947), sekelompok mahasiswa di Sekolah Tinggi Islam (sekarang Universitas Islam Indonesia) Jogjakarta mendirikan Himpunan Mahasiwa Islam (HMI), organisasi mahasiswa Islam pertama di Indonesia. Dua mainstream besar latar berdirinya adalah mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjaga syiar Islam. Keislaman-keindonesiaan menggelayuti awal berdirinya HMI. Itulah awal perjalanan sejarah HMI yang di kemudian hari, sejujurnya, menopang pemerintahan Orde Baru. Pada generasi-generasi awal HMI, telah muncul pemikir-pemikir yang menitikberatkan pada penguatan pemikiran keislaman-keindonesiaan. Pada saat itu negara berupaya membangun identitas diri, HMI mengambil jarak dengan pemikiran formalisasi Islam sebagai kiblat negara Indonesia. Dalam hal ini, HMI tidak sependapat dengan pemikiran mendirikan Indonesia menjadi negara Islam. Dalam pertarungan ideologi global, pan-Islamisme, komunisme, dan nasionalisme, HMI mencoba berposisi moderat. Pada peralihan pemerintahan dari Orde Lama ke Orde Baru, HMI terlibat menyokong secara penuh Orde Baru. Pemikiran moderat HMI yang lebih mengedepankan Islam substantif dalam bernegara dan tidak sependapat dengan formulasi negara komunis menjadi titik temu pemikiran HMI dengan Orde Baru. Dengan pemikiran moderat HMI tersebut, Soeharto dengan Orde Baru-nya pun berkepentingan memberikan ruang kepada mereka untuk mewarnai pemerintahan yang sedang dibangunnya. HMI perlahan mulai mengakar ke elite pemerintahan. Fase Negara Harus diakui, Orde Baru merupakan babak baru sejarah Indonesia yang sebelumnya gamang dalam membangun identitas negara di tengah pertarungan ideologi masa Perang Dingin. Pada masa itu, settingdunia sedang mengalami ketegangan tinggi yang berakhir dengan konflik militer seperti Blokade Berlin (1948-1949), Perang Korea (1950-1953), Krisis Suez (1956), Krisis Berlin (1961), Krisis Rudal Kuba (1962),Perang Vietnam (1959-1975), Perang Yom Kippur (1973), dan lain-lain. Akhirnya, tren negara-negara Asia Tenggara dan dunia ketiga saat itu menempatkan pemimpin-pemimpin dari militer dan bertangan besi untuk

mengendalikan negara (Tania Muray Li : 2012). Maka, formulasi saat itu, negara menjadi sentrum perubahan sosial dan politik yang berlangsung beberapa dasawarsa. Itulah fase negara pasca kolonialisme setelah Indonesia merdeka. Pada era itu, ruang apa yang diambil HMI pada fase negara tersebut? Karena negara didesain dalam sistem sentralisme-totalitarian, HMI kemudian menempatkan perjuangannya dengan menempel dan menyokong negara pada era Orde Baru. Ada dua grand design gerakan yang dilakukan HMI saat itu untuk menyokong negara. Yakni, gerakan pemikiran dan gerakan politik. Gerakan pemikiran lebih berfokus pada aspek pembaruan pemikiran keislaman dan di dunia politik mendistribusikan kader-kadernya untuk menyokong pemerintahan Orde Baru. Formulasi negara sebagai sentrum dengan program developmentalisme (pembangunan) meniscayakan harus adanya keterbukaan pemikiran masyarakat Indonesia. Karena itu, Islam sebagai agama yang mayoritas dipeluk rakyat Indonesia harus berpikir terbuka dan maju agar orientasi pembangunan serta modernisasi berjalan baik. Karena itu, Nurcholish Madjid yang notabene saat itu menjadi anggota HMI mengeluarkan jargon Islam Yes Partai Islam No? pada akhir 1960-an. Di HMI juga disusun nilai-nilai dasar perjuangan (NDP) oleh Nurcholish dengan semangat pemikiran yang sama. Di langgam politik, HMI memainkan peran politik yang signifikan dalam menyokong negara. Pada perkembangan selanjutnya, gerakan politik itulah yang lebih dominan mewarnai gerakan HMI ke depan. Bahkan mampu menggerus kekuatan gerakan intelektualnya. Dan, Akbar Tandjung menjadi representasi kader politik, sedangkan Nurcholish menjadi representasi gerakan intelektual Islam HMI kala itu. Akbar terpilih menjadi ketua umum PB HMI pada kongres ke-10 di Palembang pada 1971. Sementara itu, Nurcholish terpilih pada kongres ke-8 dan ke-9 pada 1966 dan 1969. Itulah masa-masa awal tonggak era negara. Connected Kids Kini etape negara sudah berakhir. Sistem yang mulanya sentralisasi berganti ke sistem desentralisasi. Abad pun berganti dari abad ke-20 kini memasuki abad ke21. Negara yang awalnya pengatur secara totaliter tidak lagi berdiri tunggal. Negara bukan lagi satu-satunya komponen untuk melakukan perubahan sosial. Sistem politik yang sebelumnya terdesain pada demokrasi representatif sekarang bergeser menjadi demokrasi partisipatif (baca: pemilihan langsung). Di tengah perubahan itulah, HMI kini berdiri memasuki usia ke-66 tahun. Di tengah pergantian zaman dan sistem tersebut, tidak ada alasan lagi bagi HMI untuk tidak berubah dan menegok ulang sistemnya saat ini agar kompatibel dengan semangat perubahan zaman. Dalam pemikiran Islam, HMI harus mampu merespons perkembangan gerakan Islam yang cenderung terjebak pada identitas simbolis Islam. HMI pun harus tidak lagi memandang negara sebagai satu-satunya sentrum perubahan sosial-politik yang harus direbut.

Saat ini, kader-kader baru HMI merupakan generasi connected kids alias anakanak zaman yang saling terkoneksi karena kemajuan teknologi informasi. Janganjangan, badai politik di internal HMI saat ini merupakan gerak efek dari belum terjadinya pembenahan di dalam organisasi HMI yang sesuai dengan era kekinian. Orde Baru yang tertutup, pada dasarnya, juga sudah tidak kompatibel dengan perkembangan zaman yang kian terbuka dan terkoneksi. Pertanyaannya, ke mana HMI akan melangkah pascanegara ini pada usianya yang ke-66 tahun?

Pengertian Umum Advokasi


Pengertian Umum Advokasi - Advokasi merupakan suatu aksi atau tindakan untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat . Sedangkan mengenai tujuan umum advokasi adalah mempengaruhi masyarakat luas dan para pemangku kebijakan (para pejabat) agar menuntaskan kasus-kasus masyarakat secara adil dan bijaksana. Secara tegas perlu dinyatakan, Bahwa Advokasi adalah persoalan "menang atau kalah". Karena itu tujuan konkrit advokasi adalah memenangkan suatu isu atau kasus. Isu yang di advokasi merupakan isu atau masalah pokok yang menyangkut kepentingan komunitas, misalnya kasus tanah, land-reclaiming, dan lain-lainnya. Bentuk advokasi dapat berupa demonstrasi, unjuk rasa, mengirim surat tuntutan atau petisi, mengirim delegasi (utusan perwakilan), atau mengadakan dengar pendapat masyarakat (public hearing). sekarang ini, advokasi harus mendapat dukungan masyarakat luas dalam bentuk respon simpatik. Karena itu, advokasi perlu dipersiapkan dengan matang. Advokasi yang tidak di kordinir dengan baik, dapat berubah menjadi kerusuhan, karena diprovokasi pihak lain. Ingat, advokasi adalah tindakan bersama, terorganisir, dan tertib. Komando advokasi bukan di tangan perorangan, tetapi ditangan organisasi rakyat. Dengan demikian, organisasi rakyat menggunakan fungsi sebagai motor atau penggerak utama advokasi. Cukup disini dilu deh pembahasan kita dalam persoalan atau seputar Advokasi, ikuti saja artikel-artikel terbaru lainnya yang akan mengulas seputar advokasi. Oke, Semoga bermanfaat. Ditulis oleh Iman Zenit, Selasa, 21 Februari 2012 - Rating: 4.5

You might also like