You are on page 1of 12

KASUS 1 Seorang ibu hamil, 30 tahun datang memeriksakan kehamilannya yang kedua di Puskesmas.

Saat ini kehamilannya memasuki usia 4 bulan. Ibu tersebut mengeluh, dalam 1 minggu terakhir ini sering sakit kepala. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 160/100, N: 86x/menit, P: 24x/menit, edema tungkai (-). Sejak mengetahui dirinya hamil pasien rajin memeriksakan kandungannya, pada ANC sebelumnya TD ibu tersebut selalu normal. Keluhan yang sama tidak dirasakannya pada kehamilan pertama. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, ditemukan proteinuria (+)., glukosa urine (-), oleh dokter yang merawatnya, pasien ini diberikan obat antihipertensi dan analgetik. A. Daftar Masalah Ibu hamil usia 4 bulan Sakit kepala TD : 160/100 mmHg (sebelumnya TD selalu normal) Proteinuria (+) Diagnosis Hipertensi Kronik Dengan Superimposed Preeklampsia (grade 2) Tujuan Terapi Tujuan terapi pada pasien super imposed pre-eclampsia sama dengan tujuan terapi pasien pre-eclampsia yaitu mencegah terjadinya eklamsia dengan cara: Menurunkan tekanan darah (Target penurunan tekanan darah adalah 140/90-95 mmHg). Tujuan menurunkan tekanan darah ini dilakukan dengan meminimalkan atau mencegah dampak buruk pada ibu atau pun janin akibat hipertensinya sendiri ataupun akibat obat-obat antihipertensi. Meringankan sakit kepala Golongan Obat Sesuai Tujuan Terapi Penggolongan obat Antihipertensi berdasarkan tempat atau mekanisme kerja utama : a. Diuretik Tiazid dan turunannya Diuretik loop Diuretik hemat K+ b. Penghambat Adrenergik Penghambat adrenoreseptor (-bloker) Penghambat adrenoreseptor (-bloker) Adrenolitik Sentral Penghambat saraf Adrenergik Penghambat Ganglion c. Vasodilator Bekerja di arteri Bekerja di arteri dan vena d. Antagonis Saluran Ca2+ e. Inhibitor Enzim Pengonversi Angiotensin f. Antagonis Reseptor-Angiotensin II Golongan Obat Diuretik a. Thiazid Efficacy Safety Suitability

B. C.

D.

Diuretik lemah. Bekerja efek

samping Kontraindikasi:

Skor Total : 130 b. Loop diuretic

di tubulus distal dengan metabolik, yakni cara menghambat hipokalemia, reabsorbsi NaCl. hipomagnesimia, hiponatremia, hiperisemia, hiperkalsemia, hiperglikemia, hiperkolestrolemia dan hipertrigliseridemia. 70 60 Diuretic kuat. Menghambat reabsorbsi NaCl di ansa henle asendens segmen tebal. Menyebabkan hiponatremia, hipovolemia, hipokalemia, pendengaran.

Penderita DM tipe II. Kurang dianjurkan untuk Ibu Hamil. Indikasi: obat utama dalam terapi antihipertensi pada penderita dengan fungsi ginjal yang normal 0

Skor Total : 130 c. Diureti k hemat kalium

70 Diuretic lemah jika digunakan tunggal. Menurunkan reabsorbsi natrium dengan cara memblok kanal Na atau mengantagonis aldosteron. Antagonis aldosteron memiliki onset aksi yang lama (6 minggu) 70 Mencegah perubahan angiotensin I menjadi II. Mencegah degradasi bradikinin dan menstimulasi sintesis senyawa vasodilator.

60

Kontraindikasi: Hati-hati pemberian pada ggn pasien dg aritmia, kehamilan dan lansia. Indikasi: hipertensi dengan gangguan fungsi ginjal dan gagal jantung 0

Hiperkalemia, Pasien dengan terutama pada penyakit ginjal, ibu penderita gangguan hamil fungsi ginjal atau bila dikombinasikan dengan penghambat ACE, suplemen kalium atau AINS.

Skor Total : 130 Angoitensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI)

60 Menyebabkan neutropenia, agranulositosis, proteinuria, glomerulonefritis, gagal ginjal akut. ACEI menyebabkan batuk.

0 Kurang dianjurkan untuk penderita gagal ginjal kronik dan diabetes mellitus. Kontraindikasi absolute untuk ibu hamil dan PPOK atau Asma. 0

Skor total : 80 60 140 Menahan langsusng Tidak menyebabkan Kontraindikasi Angiotensin reseptor angiotensin batuk. Mencegah pada Ibu hamil. Receptor Blocker (ARB) tipe 1, reseptor yang nefropati pada pasien Kurang dianjurkan

Skor total : 160 Blocker

memperantarai efek angiotensin II (vasokonstriksi, pelepasan aldosteron, dll). Tidak memecah bradikinin. 80

DM. dapat untuk pasien menyebabkan dengan kerusakan hiperkalemia, ginjal yang berat. hipotensi ortostatik.

80 Efek samping pada miokardium adalah bradikardi kelainan kondukdi AV, gagal jantung akut. Penghambat 2 dapat merangsang bronkospasme pada pasien asma atau PPOK. Pengehentian tiba tiba dapat menyebabkan angina tidak stabil. Menyebabkan retardasi pada janin.

0 hati hati pemberian blocker non selektif pada penderita asma, PPOK. Hati-hati pada kehamilan, dapat menyebabkan IUGR.

Menurunkan CO melalui kronotropik negative dan efek inotropik jantung, serta inhibisi pelepasan rennin dari ginjal. Blocker, terdiri atas 2 macam : Blocker kardioselektif (selektif 1) kurang merangsang bronkospasme dan vasokonstriksi serta lebih aman Blocker Nonselektif Skor total : 50 50 Ca Channel Menyebabkan relaksasi Blocker (CCB) jantung dan otot polos dengan menghambat kanal Ca yang sensitive terhadap tegangan mengurangi masuknya Ca kedalam sel. Selain itu CCB memiliki potensi memperbaiki aliran darah. Terbagi dalam dua golongan yaitu dihidropiridini dan non dihidropiridin. Skor total : 80 230 Penghambat Adrenergik a. Penghamba menghambat reseptor t 1 di pembuluh darah adrenoresep terhadap efek tor (- vasokonstriksi NE dan bloker) E sehingga terjadi dilatasi vena dan arteriol

0 Non-Dihidropiridin: Memiliki efek tinggi pada konduksi jantung bradikardi blok AV, gagal jantung dsb. Dihidropiridin : Menybabkan sakit kepala, pusing, gingival hyperplasia, keluhan GI.

0 Digunakan dengan peringatan pada pasien dengan pra konduksi abnormal atau pasien yang mengonsumsi obat dengan efek inotropik (-)

70

80

Menyebabkan hipotensi ortostatik. Efek lebih besar ialah kehilangan kesadaran sesaat atau yang ringan ialah pusing kepala ringan.

Indikasi: penderita hipertensi disertai diabetes, dislipidemia, obesitas, gangguan resistensi perifer, asma, hipertrofi

Lebih aman jika dikombinasi dengan diuretic. Memiliki efek pada SSP.

Skor total : 180 b. Penghamba t adrenoresep tor (bloker)

70 (1) pengurangan denyut jantung dan kontraktilitas miokard menyebabkan curah jantung berkurang. Reflek baroreseptor serta hambatan 2 vaskular menyebabkan resistensi perifer pada awalnya meningkat; (2) hambatan pelepasan NE melalui hambatan reseptor 2 prasinaps; (3) hambatan sekresi renin melalui hambatan rereptor 1 di ginjal; dan (4) efek sentral. 80 Menstimulasi 2 adrenergik di otak aliran simpatetik dari pusat vasomotor, meningkatkan tonus vagal. Merupakan obat pilihan pada hipertensi dengan kehamilan 90

60 bronkospasme, memperburuk gangguan pembuluh darah perifer, rasa lelah, insomnia, eksaserebrasi gagal jantung, dan menutupi gejala hipoglikemia; juga, hipertrigliseridemia dan menurunkan kadar kolestrol HDL (kecuali -bloker dengan ISA dan labetalol); serta mengurangi kemampuan berolahraga. 60 Penggunaan kronik meyebabkan retensi air dan natrium. Efek samping umum berupa sedasi dan mulut kering.

prostat, perokok, serta penderita muda yang aktif secara fisik dan mereka yang menggunakan AINS. 50 Kontraindikasi:pad a penderita fungsi ginjal karena pengurangan aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus dapat memperburuk fungsi ginjal Indikasi: obat untuk hipertensi ringan-sedang dengan PJK atau dengan aritmia supraventrikuler maupun ventrikuler dengan kelainan induksi 50 Aman untuk ibu hamil. Tetapi tidak untuk pemakaian jangka panjang (kronis).

Skor total: 190 c. Adrenolitik Sentral

Skor total : 240 d. Penghamba mengurangi resistensi t saraf perifer denyut jantung Adrenergik dan denyut jantung. Waktu paruh panjang.

70 Menyebabkan retensi natrium dan cairan sehingga HARUS diberikan bersamaan dengan diuretic. Selain itu menyebabkan peningkatan akt. Parasimpatis hidung terdumbat, penignkatan as

80 Kontraindikasi: Kurang cocok jika diberikan pada ibu hamil. Bukan untuk terapi tunggal hipertensi. hati-hati pada penderita dengan riwayat ulkus peptikum karena dapat

Skor total : 105 e. Penghamba t Ganglion

75 (1) menurunkan TD dengan segera pada hipertensi darurat, terutama aneurisma aorta dissecting yang akut dan (2) menghasilkan hipotensi terkendali selama bedah saraf atau bedah kardiovaskular untuk mengurangi pendarahan. 65 Merupakan terapi tambahan pada pasien dengan pengobatan diuretic atau -blocker. vasodilatasi langsung terhadap pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah dengan cepat

lambung, bradikardi. meningkatkan Efek samping paling asam lambung. serius Depresi 30 0 paresis usus dan kandung kemih, hipotensi ortostatik, penglihatan kabur, dan mulut kering. Berperan sangat kecil dalam pengobatan hipertensi.

Skor total : 135 Direct vasodilator arteri

60 Takikardi, angina pektoris, retensi air, mual-muntah (hidralazin dan minoksidil) Mual-muntah, otot berdenyut, keracunan sianida (nitroprussid) Takikardi berat, mualmuntah, hipotensi yang berkepanjangan (diazoxid) 60

10 Hati hati penggunaan pada pasien dengan riwayat penyakit jantung.

Skor total : 150

30

60

Dari hasil skoring di atas, Golongan obat yang dipilih untuk pasien adalah Adrenolitik sentral dan Ca Channel Blocker (CCB) tetapi disini saya memilih untuk Central Symphatolytic sebagai antihipertensi pilihan pada kasus di atas karena merupakan lini pertama pengobatan hipertensi pada ibu hamil dengan kategori A. Sedangkan golongan lain tidak aman bagi ibu hamil dengan alasan sebagai berikut : Penghambat ACE (captopril, enalapril) apabila digunakan pada triwulan kedua dan ketiga dapat mengakibatkan disfungsi ginjal pada janin dan oligohidramnion (berkurangnya cairan ketuban). Obat ini kontraindikasi absolut untuk kehamilan. Penghambat pompa kalsium (amlodipin, diltiazem, nifedipin) dapat mengakibatkan hipoksia janin (kekurangan oksigen) yang berkaitan dengan hipotensi maternal (tekanan darah rendah pada ibu). Golongan penghambat (propranolol, labetolol) dapat menyebabkan bradikardia (denyut jantung melambat) pada janin maupun bayi baru lahir. Golongan diuretik (asetazolamid) dapat mengakibatkan gangguan elektrolit pada janin.

Golongan Analgetika Nama Efficacy Golongan Analgesik mengeblok nonopioid pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors. Skor total: 80 260 Analgesik pengurangan opioid masuknya ion Ca2+ ke dalam sel, selain itu mengakibatkan pula hiperpolarisasi dengan meningkatkan masuknya ion K+ ke dalam sel. Hasil dari berkurangnya kadar ion kalsium dalam sel adalah terjadinya pengurangan terlepasnya dopamin, serotonin, dan peptida penghantar nyeri, seperti contohnya substansi P, dan mengakibatkan transmisi rangsang nyeri terhambat. Skor total: 80 240

Safety gangguan lambung usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar.

Suitability Analgetik yang mempunyai pengaruh pada kehamilan dan laktasi antara lain adalah : Parasetamol : dianggap aman walaupun mencapai air susu. Asetosal dan salisilat, dan metamizol : pada kehamilan dapat menyebabkan perkembangan janin terganggu. 100 Analgetik opioid ini merupakan pereda nyeri yang paling kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri yang hebat.

80 Analgesik, medullary effect, Miosis, immune function and Histamine, Antitussive effect, Hypothalamic effect, GI effect, Toleransi dan ketergantungan, Depresi pernafasan, Hipotensi, dll.

80

80

Dari hasil skoring di atas, golongan obat yang terpilih untuk pasien pada kasus ini adalah Golongan Analgesik Non-opioid karena disamping dapat menghilangkan nyeri, juga aman untuk kehamilan.

E.

Nama Golongan Obat Golongan Adrenolitik Sentral Obat-obat yang temasuk dalam Golongan Adrenolitik sentral : Nama Obat Efficacy Safety Suitability ESO : gangguan GIT, Merupakan Methyldopa mengurangi resistensi perifer mulut kering, stomatitis, antihipertensi first tanpa banyak sakit kepala, bradikardia, line untuk ibu hamil mengubah denyut pankinsonisme. jantung dan curah Hipotensi ortostatik, jantung. Penurunan Penggunaan tunggal TD maksimal 6-8 dapat menyebabkan jam setelah dosis retensi cairan sehingga oral. kehilangan efek hipotensifnya (toleransi semu). 90 80 100 Skor : 270 mengurangi Mulut kering dan sedasi Clonidine Hati-hati pada ibu resistensi perifer (pada 50% penderita), hamil, bisa tanpa banyak tetapi efek bisa hilang menyebabkan mengubah denyut dalam 12 jam meski obat penurunan detak jantung dan curah diteruskan. Efek lain jantung janin jantung. Penurunan ialah pusing, mual, TD maksimal 6-8 konstipasi, atau jam setelah dosis impotensi. Gejala oral. ortostatik kadang-kadang terjadi.SO : mulut kering, sedasi, depresi, sakit kepala, nausea, konstipasi. fek samping sentral misalnya, mimpi buruk, insomnia, cemas dan depresi. Penggunaan secara tunggal dapat menyebabkan retensi cairan sehingga mengurangi efek hipotensinya. Oleh karena itu, obat ini paling baik jika digunakan bersama diuretik. 90 70 50 Skor : 210 ESO : mulut kering, Moxonidine mengurangi Hati-hati pada ibu resistensi perifer sakit kepala, rash, hamil tanpa banyak gangguan tidur, nausea mengubah denyut jantung dan curah jantung. Penurunan TD maksimal 6-8 jam setelah dosis

Skor : 210

oral. 90

70

50

Golongan Analgesik Non-opioid Nama Obat Efficacy Safety Suitability Merupakan Kadang-kadang Parasetamol Aman untuk ibu penghambat timbul peningkatan hamil dan prostaglandin yang ringan enzim hati menyusui. lemah. mempunyai efek analgetik dan antipiretik, tetapi kemampuan antiinflamasinya sangat lemah Skor total: 90 270 Mempunyai efek Asetosal analgetik, anitipiretik, (Aspirin) dan antiinflamasi. Aspirin juga digunakan untuk pencegahan terjadinya trombus (bekuan darah) pada pembuluh darah koroner jantung dan pembuluh darah otak Skor total : 70 200 Mempunyai efek Asam analgetik dan Mefenamat antiinflamasi, tetapi tidak memberikan efek antipiretik Skor total : 80 160 Mempunyai efek Ibuprofen analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi, namun efek antiinflamasinya memerlukan dosis lebih besar. Absorbsi cepat melalui lambung. Waktu paruh 2 jam. 80 100

perpanjangan masa Indikasi: pada perdarahan, demam, nyeri tidak hepatotoksik (dosis spesifik seperti sakit besar) dan kepala, nyeri otot iritasi lambung. dan sendi (artritis rematoid).

60 dispepsia

70 Kontraindikasi: anak di bawah 14 tahun dan wanita hamil

80 Efek sampingnya ringan, seperti sakit kepala dan iritasi lambung ringan

0 KI : pada pasien yang menderita polip hidung ,angioedema, dan reaktivitas bronkospastik terhadap aspirin

Skor 250 Diklofenak

Ekskresinya berlangsung cepat dan lengkap (90%) total: 90 80

80

Skor 210 Indometasin

Diberikan untuk mual, gastritis, KI: Penderita yang antiinflamasi dan bisa eritema kulit hipersensitif diberikan untuk terapi terhadap diklofenak simtomatik jangka atau yang menderita panjang untuk artritis asma, urtikaria atau rematoid, osteoartritis, alergi pada dan spondilitis pemberian aspirin ankilosa. Absorbsi atau NSAIA lain melalui saluran cerna Penderita tukak cepat dan lengkap. lambung. Waktu paruh 1-3 jam. total: 80 70 60 Mempunyai efek diare, perdarahan Kontraindikasi : ibu antipiretik, lambung, sakit kepala, hamil antiinflamasi dan alergi analgetik sebanding dengan aspirin, tetapi lebih toksik. Metabolisme terjadi di hati 0 Hanya diindikasikan untuk inflamasi sendi.

Skor total : 80 60 140 Waktu paruh : > 45 gangguan saluran Piroksikam jam. cerna, pusing, tinnitus, Absorbsi cepat nyeri kepala dan dilambung eritema kulit. Skor total : 80 230 digunakan Fenilbutazon Hanya untuk antiinflamasi, mempunyai efek meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin, sehingga 9rth digunakan pada 9rthritis gout. Diabsorbsi cepat dan sempurna pada pemberian oral. Waktu paruh 50-65 jam 70

80

agranulositosis, Indikasi : artritis anemia gout. aplastik,anemia Kkontraindikasi: Udem, hemolitik,dan nekrosis dekompensasi tubulus ginjal. jantung, ulkus lambung, riwayat diskrasia darah, anak berusia kurang dari 14 tahun, kerusakan ginjal dan hati, hipersensitif terhadap Fenilbutazon. - Penderita dengan

hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan gangguan fungsi hati sehubungan dengan sifatnya yang menyebabkan retensi air dan natrium Skor total : 80 200 60 60

Dari hasil skoring diatas, maka pemilihan obat yang digunakan adalah parasetamol karena Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan demam dan nyeri sebagai antipiretik dan analgetik. Parasetamol digunakan bagi nyeri yang ringan sampai sedang sehingga cocok digunakan ketika nyeri kepala pada saat kehamilan. F. Pemilihan BSO dan Dosis
Nama obat BSO Tablet

Methyldopa Parasetamol

Rute Pemberian Oral

DOSIS 250 mg

Tablet

Oral

500 mg

Interval Pemberian Setiap 8 jam (3 kali sehari) 3 kali sehari

Bentuk sediaan obat yang tersedia di Puskesmas adalah : tablet salut 250 mg, harga Rp 272,29 Rp 340,36/tablet Dosis awal 250 mg 2-3 kali sehari, dinaikkan secara berangsur-angsur dengan interval paling sedikit 2 hari, maksimal 3 gram sehari. G. Resep

Dr. Zihan SIP. No: 022/22/22/DINKES Praktek : Jl. Jendral Sudirman No.10 Rembiga No. Telp: (0370) 012345 Mataram, 22 September 2013

R/ tab metildopa 250 mg s.t.d.d.tab 1.p.c R/ tab paracetamol 500 mg s.p.r.n t.d.d tab 1 p.c

No.IV

No. IV

paraf Nama Usia : Yuvita Dewi : 30 tahun

Alamat : Jl. Cidomo no.32 Pagutan-Mataram

H.

Edukasi 1. Informasikan pada pasien, setelah obat metildopa habis (2 hari kemudian) pasien diharapkan untuk datang kembali ke praktek dokter untuk cek tekanan darah dan menentukan terapi selanjutnya. 2. Informasikan pada pasien, obat parasetamol hanya digunakan jika keluhan sakit kepala muncul saja. 3. Selama terapi, pasien sebaiknya beristirahat total, mengurangi asupan garam, serta menghindari stress. Perubahan pola hidup seperti berhenti merokok, alkohol dan rutin berolahraga (minimal, jalan cepat) secara teratur minimal selama 30 menit per harinya, sesering mungkin dalam seminggu. 4. Apabila ada tanda gawat darurat seperti nyeri kepala hebat, demam, kejang, penglihatan kabur, edema anasarka, mual muntah hebat, perdarahan, dll harus segera bawa ke pusat kesehatan terdekat. 5. Jaga berat badan agar indeks massa tubuh tetap berada dalam rentang 18,5-24,9 kg/m2. 6. Atur diet makanan; usahakan lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayursayuran, dan kurangi atau batasi intake lemak khususnya kolesterol (terdapat dalam Hati, ginjal, kuning telur, daging, keju, susu, mentega, udang, kerang) dan lemak jenuh (seperti mentega, minyak kelapa dan kelapa sawit, dan lemak hewan). Kurangi

atau batasi intake sodium (Na+) sampai 100mmol/hari (2,4 gr sodium atau 6 gr sodium chloride (NaCl)). 7. Rutin kontrol ANC ke puskesmas Kasus 2 Seorang laki-laki 40 tahun datang berobat ke praktek dokter swasta dengan keluhan lapar, haus dan sering kencing sejak 1 bulan terakhir. Hasil anamnesis, pasien memiliki riwayat DM dalam keluarganya. Setelah dilakukan pemeriksaan Didapatkan tekanan darah pasien 170/100, N: 80 x/menit, dan P: 20x/menit, TB 160 cm, BB 90 kg. oleh dokter yang memeriksanya, pasien kemudian dirujuk ke laboratorium untuk memeriksa gula darahnya. Gula darah yang diminta oleh dokter adalah gula darah puasa pasien dan 2 jam setelah makan. Dari hasil lab ditemukan GDP : 200 mg/dl, GD 2 jam PP 20 mg/dl, kolesterol total 250 mg/dl, TG 300 mg/dl, HDL 30 mg/dl, dokter kemudian meresepkan obat 2 macam antidiabetik oral, antihipertensi dan obat hiperkolesterol golongan HMG CoA reduktase Inhibitor. A. Daftar masalah

You might also like