You are on page 1of 9

Kulit merupakan bagian terbesar dan terluar dari tubuh kita.

Penampilan kitapun akan dinilai dari kecantikan kulit yang kita miliki, terlebih lagi kulit wajah. Agar dapat merawat kulit wajah dengan baik, maka kita harus mengetahui struktur kulit. Dengan mengenal lapisan kulit, maka kita akan mudah melakukan perawatan yang tepat untuk menjaga setiap lapisan kulit tersebut. Kulit mempunyai bagian anatomi yang sangat kompleks. Sebagai bagian terluar, kulit secara terus-menerus memperbaiki diri, agar fungsinya sebagai pertahanan pertama dari dunia lingkungan luar dapat berjalan dengan baik. Secara garis besar, kulit manusia terdiri dari dua lapisan utama, yaitu : 1. Lapisan Epidermis Lapisan Epidermis merupakan lapisan paling atas dari kulit yang terdiri dari sel-sel yang secara terus-menerus membelah, berkembang dan bergerak ke permukaan. Saat mencapai permukaan kulit, sel ini akan mati sepenuhnya sebagai bentuk proteksi tubuh terhadap lingkungan luar.

Lapisan epidermis tersusun dari beberapa lapisan. Dua lapisan yang terpenting adalah : Stratum Corneum (yang terletak paling atas) Stratum Germinatum (yang terletak paling bawah). 2. Lapisan Dermis Lapisan dermis berada tepat dibawah epidermis. Pada dermis terdapat Fibroblast yang secara terus menerus memproduksi kolagen dan elastin untuk menggantikan kolagen dan elastin yang telah rusak dan harus dimusnahkan akibat lingkungan luar.

Dua lapisan utama pada Dermis adalah sebagai berikut : Kelenjar Minyak Serat Elastin dan Kolagen 3. Lapisan Hipodermis Ini merupakan zona transisional di antara kulit dan jaringan adiposa di bawahnya. Mengandung sel lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning, kumparan dari sejumlah glandula sebasea dan radiks dari sejumlah rambut.Pemberian zat makanan dermis atau porium tergantung pada vena dan limfatika. Baik saraf bermielin maupun tidak bermielin ditemukan dalam kulit yang berisi organ akhir dan banyak serat saraf. Organ ini memberikan respon sensasi panas, dingin, nyeri, gatal, dan raba ringan.

MACAM-MACAM DAN CARA PENYUNTIKAN

1. SUNTIKAN INTRAVENA (I.V) Pengertian : Penyuntikan obat suntikan ke dalam pembuluh darah vena. Lokasi : Pada vena-vena anggota gerak. Sudut : 15-30 C 2. SUNTIKAN INTRACUTAN (I.C) Pengertian : Penyuntikan obat ke dalam jaringan kulit Lokasi : Pada lengan bawah bagian dalam atau ditempat yang dianggap perlu. Sudut : 15-20 C 3. SUNTIKAN INTRAMUSKULAR (I.M) Pengertian : Penyuntikan obat ke dalam jaringan otot (nutscolus) Lokasi : - Pada otot pangkal lengan. - Pada otot paha bagian luar yaitu 1/3 tengah pada sebelah luar - Pada otot bokong yang tepat adalah 1/3 bagian dari sina iliaca anterior Sudut : 90 C

superior (S.I.A.S)

4. SUNTIKAN SUBCUTAN (S.C) Pengertian : Penyuntikan obat di bawah kulit, misal : penyuntikan insulin pada pasien DM. Lokasi : - Pada lengan atas sebelah luar. - Pada pahaa bagian luar. - Daerag dada Sudut : 45 C

INJEKSI SUB CUTAN ( SC ) Pengertian : Memasukkan cairan oabt langsung pada jaringan konektif atau lemak dibawah dermis. Lokasi yang digunakan untuk penyuntikan : 1. Legan atas bagian luar 2. Paha bagian depan 3. Perut 4. Area scapula 5. Ventrogluteale Jenis obat yang lazim diberikan secara SC 1. Vaksin 2. Obat-obatan pre operasi 3. Narkotik 4. Insulin 5. Heparin Persiapan alat : 1. Handscoon 1 pasang 2. Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau spuit imunisasi 3. Bak instrument 4. Kom berisi kapas alcohol 5. Perlak dan pengalas 6. Bengkok 7. Obat injeksi dalam vial atau ampul 8. Daftar pemberian obat 9. Kikir ampul bila diperlukan Pelaksanaan : A. Fase Orientasi 1. Salam terapeutik 2. Evalusi/ validasi 3. Kontrak B. Fase Kerja 1. Cuci tangan 2. Siapkan obat 3. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian dan waktu) 4. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan 5. Mengatur posisi senyaman mungkin. 6. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi 7. Pilih area penyuntikan 8. Pakai sarung tangan 9. Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol dengan gerakan sirkuler 10. Pegang kapas alcohol pada jari tangan non dominan 11. Buka tutup jarum 12. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari tangan non dominan 13. Dengan ujung jarum menghadap keatas dan dengan tangan dominan, msukkan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 45o90o untuk pasien yang gemuk 14. Lepasakan tarikan tangan non dominan

15. Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit 16. Jika tidak ada darah, masukkan obat pelan-pelan 17. Cabut jarum sesuai sudut masuknya sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan. 18. Jika terjadi perdarahan, tekan dengan kassa sampai perdarahan terhenti (rekatkan dengan pelster k/p) 19. Kembalikan posisi klien 20. Bereskan peralatan 21. Lepasakan sarung tangan 22. Cuci tangan C. Fase Terminasi 1. Evaluasi klien terhadap tindakan yang telah dilakukan 2. Rencana tindak lanjut 3. Kontrak yang akan datang Pendokumentasian : Hal hal yang perlu diperhatikan : 1. Oleh karena injeksi ini menakutkan klien, mkaka usahakan klien tidak menjadi takut dengan memberikan penjelasan. 2. Perhatikan tekhnik aseptik dan anti septik baik pada alat-alat maupun cara kerja. 3. Jangan salah memberikan obat atau salah memberikan kepada klien lain, ingat prinsip 5 benar dalam pemberian obat. 4. Perhatikan reaksi-reaksi klien setelah dapat disuntikan dan dicatat serta laporkan. Moga Bermanfaat Sumber : Buku saku " Prosedur tekhnik Dasar Klinik"; Wagiran, Amd.kep SUNTIK INTRAVENA (IV)

Pengertian Suntikan Intravena Suntikan Intravena adalah : pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena secara langsung dengan menggunakan spuit. Tujuan Suntikan Intravena Untuk memperoleh reaksi obat lebih cepat, karena obat yang diberikan langsungmasuk ke pembuluh darah. Lokasi Suntikan Intravena 1. Pada Lengan

2. 3. 4.

5.

Vena mediana Cubiti/ vena sefalika Vena basilica Pada Tungkai Vena saphenous Pada Leher Vena jugularis Pada Kepala Vena frontalis Vena temporalis Pada Mata Kaki Vena dorsal pedi

Prosedur kerja

Cuci tangan Siapkan obat dengan prinsip 6 benar Salam terapeutik Identifikasi klien Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan Atur klien pada posisi yang nyaman Pasang perlak pengalas Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja Letakkan pembendung Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan. Pakai sarung tangan Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme. Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan. Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger. Observasi adanya darah pada spuit Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin Kembalikan posisi klien Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok Buka sarung tangan Cuci tangan Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

SUNTIK INTRA CUTAN (IC)

A. PERSIAPAN ALAT 1. Spuit dan jarum steril (spuit 1 cc, jarum nomor 25,26,27) 2. Obat yang diperlukan (vial atau ampul) 3. Bak spuit steril 4. Kapas alkohol (kapas air hangat untuk vaksinasi) 5. Kassa steril untuk membuka ampul (bila perlu) 6. Gergaji ampul (bila perlu) 7. 2 bengkok (satu berisi cairan desinfektan) 8. Pengalas (bila perlu) 9. Sarung tangan steril 10. Daftar / formulir pengobatan B. CARA KERJA 1. Cek instruksi / order pengobatan 2. Perawat mencuci tangan 3. Siapkan obat, masukan obat dari vial atau ampul dengan cara yang benar 4. Identifikasi klien (mengecek nama) 5. Beritahu klien / keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan serta tujuannya 6. Bantu klien untuk posisi yang nyaman dan rileks (lengan bawah bagian dalam, dada bagian atas, punggung dibawah scapula) 7. Membebaskan area yang akan disuntik dari pakaian 8. Pilih area penyuntikan yang tepat (bebas dari edema, massa, nyeri tekan, jaringan parut, kemerahan / inflamasi, gatal) 9. Memakai sarung tangan 10. Membersihkan tempat penyuntikan dengan mengusap kapas alkohol atau kapas lembab dari tengah keluar secara melingkar sekitar 5 cm, menggunakan tangan yang tidak untuk menginjeksi 11. Siapkan spuit, lepaskan kap penutup secara tegak lurus sambil menunggu antiseptik kering dan keluarkan udara dari spuit 12. Pegang spuit dengan salah satu tangan yang dominan antara ibu jari dan jari telunjuk dengan telapak tangan menghadap kebawah 13. Pegang erat lengan klien dengan tangan kiri, tegangkan area penyuntikan 14. Secara hati - hati tusuk / suntikan jarum dengan lubang menhadap keatas, sudut 15' pada epidermis kemudian diteruskan sampai dermis 15. Raih pangkal jarum dengan ibu jari tangan kiri sebagai fiksasi, lalu dorong cairan obat. akan timbul tonjolan dibawah permukaan kulit 16. Cabut spuit / jarum, usap secara pelan area penyuntikan dengan kapas alkohol / kapas lembab tanpa melakukan massage 17. Buang spuit tanpa harus menutup jarum dengan kap nya (guna mencegah cidera pada perawat) pada tempat pembuangan secara benar 18. Melepas sarung tangan dan merapihkan pasien 19. Membereskan alat - alat

20. Mencuci tangan 21. Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis, waktu, cara) pada lembar obat atau catatan perawat 22. Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit) INJEKSI INTRAMUSKULER ( IM )

Pengertian : Intramuskuler (i.m),Rute IM memungkinkan absorbsi obat yang lebih cepat daripada rute SC karena pembuluh darahlebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yangdalam tetapi bila tidak berhati-hati ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah. Denganinjeksi di dalam oto t yang terlar ut berlangsung dalam waktu 10-30 menit. Guna memperlambatreabsorbsi dengan maksud memperpanjag kerja obat, seringkali digunakan larutan atau suspensi dalamminyak, umpamanya suspensi penisilin dan hormone kelamin. Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan Lokasi yang digunakan untuk penyunikan : 1. Deltoid/lengan atas 2. Dorso gluteal/otot panggul 3. Vastus lateralis 4. Rektus femoralis Daerah tersebut diatas digunakan dalam penyuntikan dikarenakan massa otot yang besar, vaskularisasi yang baik dan jauh dari syaraf. Persiapan alat : 1. Handscoon 1 pasang 2. Spuit steril 3 ml atau 5 ml atau spuit imunisasi 3. Bak instrument 4. Kom berisi kapas alcohol 5. Perlak dan pengalas 6. Bengkok 7. Obat injeksi dalam vial atau ampul 8. Daftar pemberian obat 9. Kikir ampul bila diperlukan 10.waskom larutan klorin 0,5 % 11.tempat cuci tangan 12.handuk/lap tangan

13.kapas alkohol Pelaksanaan : a Fase orientasi 1. Salam terapeutik 2. Evaluasi/ validasi 3. Kontrak b. Fase kerja 1. Siapkan peralatan ke dekat pasien 2. Pasang sketsel atau tutup tirai untuk menjaga privasi pasien 3. Cuci tangan 4. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 5 B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian dan waktu) 5. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan 6. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi 7. Posisikan pasien dan bebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian pasien 8. Mematahkan ampula dengan kikir 9. Memakai handscoon dengan baik 10. Memasukkan obat kedalam spuit sesuai dengan advice dokter dengan teknik septic dan aseptic 11. Menentukan daerah yang akan disuntik 12. Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik 13. Hapushamakan daerah penyuntikan secara sirkuler menggunakan kapas alcohol 70% tunggu sampai kering 14. Mengangkat kulit sedikit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri (tangan yang tidak dominant) 15. Baca basmallah dan Tusukkan jarum ke dalam otot dengan jarum dan kulit membentuk sudut 90 16. Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap sedikit untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk kedalam pembuluh darah yang ditandai dengan darah masuk ke dalam tabung spuit (saat aspirasi jika ada darah berarti jarum mengenai pembuluh darah, maka cabut segera spuit dan ganti dengan spuit dan obat yang baru). Jika tidak keluar darah maka masukkan obat secara perlahan-lahan 17. Tarik jarum keluar setelah obat masuk (pada saat menarik jarum keluar tekan bekas suntikan dengan kapas alcohol agar darah tidak keluar) 18. Lakukan masase pada tempat bekas suntikan (pada injeksi suntikan KB maka daerah bekas injeksi tidak boleh dilakukan masase, karena akan mempercepat reaksi obat, sehingga menurunkan efektifitas obat. 19. Rapikan pasien dan bereskan alat (spuit diisi dengan larutan chlorine 0,5% sebelum dibuang) 20. Lepaskan sarung tangan rendam dalam larutan chlorine 21. Cuci tangan

You might also like