You are on page 1of 12

MAKALAH KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG Manusia lahir kedunia sebagai makhluk individu, namun karena jumlahnya banyak dan saling berhubungan serta tergantung satu dengan yang lain, maka manusia juga disebut makhluk sosial. Hakikat manusia sebagai mahluk idividu dan makluk sosial dalam beberapa segi kehidupan dapat mendatangkan ketidakselarasan apabila tidak diatur dan diarahkan sebagaimana mestinya. Suatu keteraturan dan ketertiban sosial dapat tercipta apabila kegiatan masing-masing individu berlangsung dengan teratur dan dapat mencapai tujuannya. Keteraturan dan ketertiban sosial diperlukan untuk menjamin keberlangsungan hidup bersama dan menjaga agar norma dan nilai sosial tetap ditegakkan. Suatu masy arakat pada dasarnya kumpulan individu yang membentuk organisasi yang bersifat konfleks. Didalam organisasi sosial tersebut terdapat nilai-nilai, norrma-norma, pranata-pranata sosial, dan peraturan untuk bertingkah laku dalam kelompoknya. Meskipun setiap kelompok mempunyai norma tetapi tidak semua anggota mengetahuinya. Selalu ada penyimpangan perilaku dalam kelompok tersebuut. Kenyataan ini yang menyebabkan ketidak selarasan dalam kelompok atau bahkan bisa mendatangkan pertentangan dalam masyarakat. Masyarakat Indonesia yang memiliki keragaman etnis, budaya, dan latar belakang, sangat berpotensi mengakibatkan konflik. Oleh sebab itu, dibutuhkan kesadaran dan kemampuan untuk dapat mengelolah konflik menjadi sesuatu yang positif, yaitu dangan cara mengendalikan dan menjaga integrasi sosial budaya yang harmonis.

1. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian konflik? 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan konflik? 3. Bagaimana situasi pemicu konflik dan dampak dari konflik? 4. Bagaimana hubungan konflik dan kekerasan? 5. Apa pengertian dari integrasi sosial dan integrasi budaya? 6. Apa syarat-syarat integrasi sosial budaya? 7. Apa bentuk-bentuk integrasi sosial budaya? 8. Faktor-faktor apa saja pendorong integrasi sosial budaya?

1. TUJUAN 1. Mengetahui pengertian konflik. 2. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan konflik. 3. Mengetahui situasi pemicu konflik dan dampak dari konflik. 4. Mengetahui hubungan konflik dan kekerasan. 5. Mengetahui pengertian dari integrasi sosial dan integrasi budaya. 6. Mengetahui syarat-syarat integrasi sosial budaya. 7. Mengetahui bentuk-bentuk integrasi sosial budaya. 8. Mengetahui faktor-faktor apa saja pendorong integrasi sosial budaya.

BAB II ISI

2.1 PENGERTIAN KONFLIK Dalam suatu integrasi pastilah terjadi suatu keadaan di mana antara individu maupun kelompok tersebut saling bertentangan / terjadi ketidaksepakatan, kondisi demikian disebut dengan konflik. Konflik sosial dapat dimaknai ke dalam 2 sudut pandang yaitu yang pertama adalah bahwa konflik merupakan pertikaian terbuka seperti revolusi, pemogokan dan gerakan perlawanan. Sedangkan sudut pandang yang kedua memaknai konflik sebagai sautu hal yang selalu ada dan mewarnai segenap aspek interaksi manusia dan struktur sosialnya. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antar dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Sebagi proses sosial konflik dilatar belakangi oleh perbedaan yang di bawah individu yang terlibat dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantanya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat , keyakinan dan lain sebagainya. Konflik sebagai pertentangan atau pertikaian, yaitu suatu poses sosial individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan, disertai dengan ancaman dan/atau kekerasan1. Banyak teoritis konflik berpedoman pada pemikran karl marx2. masyarakat mempunyai dua wajah, yaitu konflik dan konsensus3, sehingga tori sosiologi harus dibagi menjadi dua bagian, teori konflik dan teori konsensus. Dan juga masyarakat takkan ada konsensus dan konflik yang menjadi persyaratan satu dengan yang lain. Jadi, kita tidak akan punya konflik jika tidak mempunyai konsensus terlebih dahulu, contohnya seorang nyonya dari Prancis tidak mungkin berkonflik dengan pemain catur dari Chili karena tidak ad kontak diantara mereka sebelumnya dan tidak ada kesepakatan yang menyediakan bahan untuk berkonflik, sebaliknya konflik dapat menimbulkan konsensus dan integrasi. Contohnya, aliasi Amerika Serikat dan Jepang yang berkembang pasca Perang Dunia II4.

1. Soerjono S oekanto(1990) 2. Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Jerman, 5 Mei 1818 meninggal di London, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari

Prusia. 3. Konsensus adalah sebuah frase untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan 4. Ralf Dahrendorf (1959:165-173) Konflik adalah proses sentral dalam kehidupan sosial sehingga dia tidak menganggap konflik itu baik atau buruk. Setiap orang memiliki sifat sosial (sociable), tetapi juga mudah berkonflik dalm hubungan sosial mereka. Konflik bisa terjadi dalam hubungan sosial karena penggunaan kekerasan oleh seorang atau banyak orang dalm lingkunga pergaulannya. Ia meliahat seseoarang memiliki kepentinga sendiri, jadi benutran mungkin terjadi karena adanya kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan5

2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MENYEBABKAN KONFLIK. Kebanyakan teoritis berpendapat konflik bersumber dari perebutan atas esuatu hal yang terbatas, namun ada pula yang melihatnta sebagai ketimpangan. Banyak konflik yang diakibatkan oleh perbedaan tujuan ataupun nilai-nilai. Faktor-faktor yang dapa menyebabkan konflik : a. Perbedaan individu setiap manusia adalah individu yang unik, artinya setiap orang memliki pendirian dan perasaan yang berbeba satu denga yang lain. Perbedaan pendirian dan perasaan akan suatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak akan elalu sejalan dengan kelompoknya. b. Perbedaan latar belakang kebudayaan. Orang dibesarkan dari lingkunga kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkup yang luas masing-masing kelompok kebudayaan memilikinilai-nlai dan norma-norma yang sosial berbeda-beda ukurannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Perbedaan pola pikiran dan perasaan masing-masing yang didasarkan pada latar belakng kebudayaan masing-masing. c. Perbedaan kepentingan. Orang atau kelompok mempunyai kepentinga yang berbeda-beda. Contoh dalam hal pemanfaatan hutan perbedaan kepentingan antara masyarakat, petani, pengusaha dan pecinta alam d. Perubahan-perubahan nilai yang sangat cepat Nilai-nilai sosial baik nilai kebenaran, sopan santun, maupun niali materialdari suatu benda mengalami perubahan. Contohnya pada masyarakat pedesaan yang mengalami peoses industrilisasi akan barkuarang nilai-nilai kegoton-royongan menjadi nilai konrtak kerja dengan upah, hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan srtutural, nilai kebersamaan berubah menjadi nilai individualis dan masih banyak contoh lainnya.

5. Randall Collins (1975)

Menurut Ralf Dahdendrorf ( 1959 ) konflik ada empat macam: 1. 2. 3. 4. konflik antara atau peran sosial kelompok antara kelompok-kelompok sosial kelompok yang terorganisis dan tidak terorganisis konflik antara satuan nasional

2.3 SITUASI PEMICU KONFLIK DAN DAMPAK DARI KONFLIK 2.3.1 SITUASI PEMICU KONFLIK Konflik yang terjadi diantar individu menjalankan interaksi: 1. Konflik dengan orang tua sendiri Konflik ini terjadi akibat situasi-situasi hidup bersama orang tua. Pengharapanpengharapan orang tua dan kewajiban-kawajiban seorang anak kepada kedua orang tuanya sulit sekali dijalankan bersamaan secara serasi. 2. Konflik dengan anak sendiri. Konflik ini terjadi misalnya setelah orang tua mengetahui tingkah laku seorang anak yang tidak sesuai dengan harapannya, akibatnya orang tua memberikan tanggapan yang berlebihan, misalnya menghukum, mengurangi hak-hak mereka dan lain sebagainya. 3. Konflik dengan sanak keluarga Pada masa kanak-kanak dan remaja dapat menimbulkan konflik teruma dengan kakek, nenek, paman, atau bibi yang ikut dalam proses sosialisasi anak. Pada masa-masa berikutnya dapat timbul konflik dengan mertua, atau keluarga suami atau istri yang dipandang terlalu ikut campur. 4. Konflik dengan orang lain Konflik jenis ini timbul dalam hubungan sosial dengan teman, tetangga, teman sekerja, dan orang-orang lain dilingkungannya, dapat timbul karena adanya perbedaan pendirian atau pendapat antara-anggota-anggota masyarakat mengenai suatu hal. 5. Konflik dengan suami atau istri Kesulitan-kesulitan dalm perkawinan, pertentangan kecil mengenai persoalan hidup sehari-hari dapat menjadi konflik antar suami dan istri. 6. Konflik disekolah Berbagai macam konflik disekolah antara lain berupa tidak dapat mengikuti pelajaran, tidak lulus ujian dll. 7. Konflik dalam pemilihan pekerjaan Konflik yang timbul dari pekerjaan sendiri, misalnya maslah dengan teman sekerja.

8. Konflik agama Berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai hakikat dan tujuan hidup, aturan yang bertentangan dengan agama, pindah dari suatu agama ke agama lain dan sebagainya. 9. Konflik pribadi Misalnya timbul karena minat yang berlawanan, tidak ada keuletan atau tidak ada kemampuan untuk mengembangkan diri dan meluaskan hidup6.

2.3.2 DAMPAK DARI KONFLIK Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan : 1. Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka. 2. Memberikan saluran baru untuk komunikasi. 3. Menumbuhkan semangat baru pada staf. 4. Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi. 5. Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi7. Segi positif dari suatu konflik : 1. Memperjelas aspek-aspek sosial. 2. Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma dan nilai serta hubungan sosial dalm kelompok yang bersangkutan. 3. Jalan untuk mengurangi ketergantungan individu dan kelompoknya. 4. Dapat menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma yang baru. 5. Dapat berfungsi sebagai saran untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. 6. Ursula Lehr ( 1980 ) 7.http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/aspek-positif-dan-penyebab-suatu-konflik-dalamorganisasi/

2.4 HUBUNGAN KONFLIK DAN KEKERASAN 2.4.1 Pengertian Kekerasan Kekerasan tidak akan terjadi apabila kelompok-kelompok yang saling bertentangan dapat memenuhi beberapa syarat sebagai berikut. Adanya kesadaran masing-masing kelompok yang terlibat konflik tentang situasi konflik yang terjadi da antara mereka, sehingga dengan adanya kesadaran tersebut muncul pulakesadaran untuk melaksanakan prinsip keadilan secara jujur bagi semua pihak dan menyelesaikan konflik yang terjadi dengan jalan yang terbaik bagi semua pihak. Apabila kelompok-kelompok yang berkonflik terorganisir dengan jelas, maka pengendalian atas konflik yang terjadi dapat dengan mudah dilakukan, karena apabila kelompok-kelompok sosial yang berkonflik terorganisir dengan jelas maka akan lebih mudah dilakukan pelembagaan sosial

sehingga konflik lebih mudah dikendalikan. Adanya kemauan dan kesadaran masing-masing kelompok yang berkonflik untuk mematuhi aturan-aturan main tertentu sehingga menjamin keberlangsungan hidup kelompok-kelompok itu sendiri. Sehingga ketidakadilan akan dapat dihindarkan, dan akhirnya dapat menghindarkan terjadinya konflik dan provokasi8. Kekerasan adalah konflik-konflik sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan nilai-nilai sosial yang ada sehingga berwujud tindakan merusak (destruktif). Empat macam bentuk pengendalian konflik : a. Konsiliasi ( lembaga) Konsiliasi merupakan bentuk pengendalian konflik sosial yang utama. Pengendalian seperti ini terwujud melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan terjadinya pola diskusi yang dan pengambilan keputusan-keputusan diantar pihak-pihak yang belawananan mengenai persoalan yang mereka pertentangkan. b. Mediasi ( pihak ketiga ) Pengendalian konflik dngan cara mediasi dilaksanakan apabila kedua belah pihak yang terlibat konflik bersama-sam sepakat untuk menunjuk pihak ketiga yang akan memberikan nasihat-nasihat tentang bagaiman mereka debaiknya menyelesaikan petrtentangan mereka.

8. http://smatengaran.blogspot.com/2008/06/konflik-dan-integrasi-sosial.htm

c. Arbitrasi ( perwasitan ) Arbitrasi dilakukan apabila kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk menerima atau terpaksa meneriama hadinya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-keputusan yang dapat menyelesaikan konflik yang terjadi diantar mereka d. Ajodikasi ( pengadilan )

2.5 PENGERTIAN DARI INTEGRASI SOSIAL DAN INTEGRASI BUDAYA Para penganut paham fungsionalisme struktrua menyatakan bahwa sistem sosial terintegrasi di atas dua landasan yaitu, Masyarakat terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus di antara sebagian besar anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental. Masyarakat terintegrasi oleh karena anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial. Hal tersebut dikenal dengan cross cuting affiliations yaitu adanya loyalitas ganda para anggota masyarakat. Hal ini akan meminimalisir terjadinya suatu konflik karena dengan adanya loyalitas ganda maka konflik yang akan segera dinetralkan.

Sedangkan para penganut paham pendekatan konflik, menyatakan bahwa suatu integrasi dapat terwujud atas adanya coecion (paksaan) dari suatu kelompok / satuan sosial dominan terhadap kelompok / satuan kelompok lain, atau pun adanya saling ketergantungan di bidang ekonomi antara berbagai kelompok / satuan sosial yang ada dalam masyarakat. Integritas Sosial adalah proses penyesuain diantar unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalm kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat itu sendiri. Integrasi sosial merupakan proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi bagi masyarakat tersebut Integritas budaya adalah proses penyesuaian diantar unsyr kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai keserasian fungsinya dalam kehidupan masyarakat9.

2.6 SYARAT-SYARAT INTEGRASI SOSIAL Integrasi sosial dapat tebentuk apabila para anggota masyarakat bersepakat mengenai stuktur kemasyarakatan, nilai-nilai, dan norma serta pranata sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Di samping itu juga diperlakukan adanya kesepakatan mengenai batas teretorial / wilayah yang jelas akan tempat / negara yang mereka tinggali. 9. Widiada Ganakaya, S.H. Sosiologi dan Antroplogi (1986: 35:37) 1. Adapun ciri-ciri dari tertib sosial : Terdapat suatu sistem nilai dan norma yang jelas. 2. Individu dan kelompok dalam masyarakat mengetahui dan memahami dengan benar norma-norma sosial dan nilai-nilai yang berlaku. 3. Individu atau kelompok dalam masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku. Sosial Order: Merupakan suatu sistem atau tatanan norma dan nilai sosialyang diakuiNdan dipatuhi oleh warga masyarakat. Syarat berhasilnya suatu integrasi sosial : a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan datu dama lainnya. b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus ) bersama mengenai normanorma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam berinteraksi datu denga yang lain,, termasuk menyepakati hal-hal yang dilarang menuru kebudayaannya. c. Norma-norama dan nilai-nilai sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten serta tidakm mudah mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dapat melangsungkan proses interaksi sosial 10.

2.7 BENTUK-BENTUK INTEGRASI SOSIAL BUDAYA a. Asimilasi Asimilasi merupakan prose sosial tahap lanjuatan yang ditandai dengan adanya usahausaha mengurangi perbedaan yang terdapat diantar individu atau kelompok masyarakat.

Suatu asimilasi akan mudah terjadi apabila didorong oleh faktor-faktor : 1. Toleransi antara kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sendiri yang akan tercapai melalui suatu proses yang disebut akomodasi 2. Tiap-tiap individu dan kelompok memiliki kesempatan yang sama. 3. Diperlukan sikap saling menghargai terhadap kebudayaan didukung oleh masyaralakt lain. 4. Siksp terbuka dari golongan yang berkuasa dimasyarakat dengan memberikan kesempatan pada golongan minoritas untuk hidup lebih baik

10. William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff (susanto 2001: 108 )

5. Pengetahuan tentang persamaanunsur kebudayaan yang berlainan akan mendekatkanmasyarakat pendukung kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. 6. Perkawinan campuran 7. Bila terdapatmusuh bersama dari luar maka proses asimilasi akan semakin cepat. b. Akulturasi Akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda sehingga unsur kjebudayaan asing itu lambat laun diterima dan dioloah kedalam kebudayaan sendiri10. Kebudayaan asing akan relatif mudah untuk diteriama masyarakat apabila : 1. Tidak ada hambatan geografis. 2. Kebudayaan yang datang memberikan manfaat yang lebih besar bila dibandingkan dengan kebudayaan lama 3. Adanya persamaan dengan unsur-unsur kebudayaan lama 4. Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan 5. Kebudayaan itu berdifat kebendaan.

2.8 FAKTOR-FAKTOR PENDORONG INTEGRASI SOSIAL BUDAYA Integrasi sosial dapat terjadi apabila didukung oleh berbagai faktor, 1. Homogenitas Kelompok. Integrasi yang besar biasanya merupakan hasil dari adanya minat dan kepentingan bersama,ciri-ciri, norma-norma dan tingkah laku yang sama serta adanya suatu kesepakatan bersama tentang tata cara operasional, peraturan dan lain sebagainya Integrasi sosial akan lebih mudah di capai ketika tingkat kemajemukan suatu masyarakat tersebut kecil. 2. Besar Kecilnya Kelompok Kelompok dengan hubungan kelompok relasi primer pada umumnya mempunyai tingkat integrasi yang relatif tinggi jika dibandingkan kelompok relasi sekunder. Tingkat kemajemukan suatu masyarakat dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya kelompok yang ada. 3. Mobilitas Geografis

Manusia adalah makhluk yang senantiasa ingin melakukan perpindahan secara geografis.Terjadinya perpindahan (mobilitas) menyebabkan terjadinya penyesuaian diri dengan keadaan sosial budaya masyarakat yang dituju. 4. Efektivitas dan Efisiensi Komunikasi Komunikasi merupakan media yang sangat penting dari proses integrasi sosial yang akan diciptakan11.

11. http://smatengaran.blogspot.com/2008/06/konflik-dan-integrasi-sosial.htm BAB II PENUTUP

3.1 KESIMPULAN 3.1.1 Konflik adalah proses sentral dalam kehidupan sosial sehingga dia tidak menganggap konflik itu baik atau buruk. Setiap orang memiliki sifat sosial (sociable), tetapi juga mudah berkonflik dalm hubungan sosial mereka. 3.1.2 Faktor-faktor yang dapa menyebabkan konflik : Perbedaan individu Perbedaan latar belakang kebudayaan Perbedaan kepentingan. Perubahan-perubahan nilai yang sangat cepat 3.1.3 Konflik yang terjadi diantar individu menjalankan interaksi: konflik dengan orang tua sendiri konflik dengan anak sendiri konflik dengan sanak keluarga konflik dengan orang lain konflik dengan suami atau istri konflik disekolah konflik dalam pemilihan ekerjaan konflik agama konflik pribadi Dampak Dari Konflik Konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan kreativitas yang positif apabila dikelola dengan baik. Misalnya, konflik dapat menggerakan suatu perubahan : Membantu setiap orang untuk saling memahami tentang perbedaan pekerjaan dan tanggung jawab mereka. Memberikan saluran baru untuk komunikasi. Menumbuhkan semangat baru pada staf. Memberikan kesempatan untuk menyalurkan emosi. Menghasilkan distribusi sumber tenaga yang lebih merata dalam organisasi 3.1.4 Kekerasan adalah konflik-konflik sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan nilai-nilai sosial yang ada sehingga berwujud tindakan merusak (destruktif). 3.1.5 Integritas Sosial adalah proses penyesuain diantar unsur-unsur yang saling berbeda yang

ada dalm kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat itu sendiri. Integritas budaya adalah proses penyesuaian diantar unsyr kebudayaan yang saling berbeda sehingga mencapai keserasian fungsinya dalam kehidupan masyarakaT 3.1.6 Syarat integrasi sosial budaya Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan datu dama lainnya. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus ) bersama mengenai normanorma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam berinteraksi datu denga yang lain,, termasuk menyepakati hal-hal yang dilarang menuru kebudayaannya. Norma-norama dan nilai-nilai sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten serta tidakm mudah mengalami perubahan sehingga dapat menjadi aturan baku dapat melangsungkan proses interaksi sosial. 3.1.7 Bentuk integrasi sosial budaya adalah Asimilasi. Akulturasi. 3.1.8 Integrasi sosial dapat terjadi apabila didukung oleh berbagai faktor: Homogenitas Kelompok Besar Kecilnya Kelompok Mobilitas Geografis Efektivitas dan Efisiensi Komunikasi

3.2 SARAN Karena kita manusia adalah mahkluk sosial yang membutuh orang lain maka diharapkan kita untuk lebih peka terhadap masalah-masalah sosial budaya yang ada di lingkungan sekitar kita. Meningkatkan kesadaran dan kemampuan untuk dapat mengelolah konflik menjadi sesuatu yang positif, yaitu dangan cara mengendalikan dan menjaga integrasi sosial budaya yang harmonis.

DAFTAR PUSTAKA

Geertz, Clifford.1973. The Integrative Revolution: Primodial Sentiment and Civil Politic In The New States In The Interpretation of Culture. New York : Basic Book.

Gidtens, Anthony. 1989. Sosiologi Oxford :Polity Press _____. 1993. Masalah kesukubangsaan dan Integrasi Nasional. Jakarta : Dika Rakyat

Soekanto, Sooerjono . 1990. Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta : PT Raja Grafindo

Dahdenrorf, Ralf .1976. Class and Class Conflict in Industrict Society . London and Hendley : Rout Ledge and Kegan Paul

Muin, Idianto .2006. Sosiologi SMA/MA jilid 2 kelas IX. Jakarta : Erlangga

Gunakaya, Widiada, S.H . 1986. Sosiologi dan Antropologi : Bandung . Ganeca Exact Bandung

http:/www.erlangga.co.id

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/aspek-positif-dan-penyebab-suatu-konflik-dalamorganisasi/

www.google.com

www.wikipedia.com

You might also like