You are on page 1of 20

A.

JUDUL PENELITIAN Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Kosakata Dengan Menggunakan Media Gambar Di Kelas IV SD Negeri 3 Pohsanten Tahun Pelajaran 2008/2009 B. LATAR BELAKANG Pelajaran kosakata sangat memegang peranan penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengajaran kosakata diajarkan sacara implisit artinya pengajaran kosa kata diajarkan bersama dengan wawancara yang muncul pada saat pembelajaran pada saat itu, atau tidak secara mandiri. Pengajaran kosakata diajarkan secara kontekstual dan integrative. (diknas, 2003 : 26). Setelah diadakan wawancara dengan guru-guru yang berpengalaman mengajar Bahasa Indonesia yang diobservasi, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa kelas IV SD Negeri 3 Pohsanten tahun ajaran 2008/2009 pengusaan kosakata anak-anak sangat rendah. Nilai rata-rata siswa dalam pengusaan kosakata sebesar 54. Data in diperoleh dari hasil tes formatif pada daftar nilai dari hasil wawancara rekan-rekan guru Bahasa Indonesia terdahulu. Rendahnya penguasaan kosakata siswa dalam Bahasa Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : (1) Minimnya pengetahuan siswa, (2) Rendahnya kemauan siswa terhadap bacaan. (3) Kurangnya media dalam pengajaran kosakata. (4) Rendahnya kualitas tugas-tugas siswa dan, (5) Kurang tepatnya teknik dan pendekatan yang dipergunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar. Di antara faktor yang telah diuraikan diatas dalam pengajaran kosakata dalam Bahasa Indonesia, penggunaan media yang kurang tepat adalah faktor paling dominan. Guru secara terus-menerus memperkenalkan kosakata secara verbal tanpa melalui konteks dan diimbangi dengan media pembelajaran. Siswa tidak 1

pernah tertarik dengan penjelasan guru dalam peroses belajar mengajar. Guru secara monoton menjelaskan tanpa menyesuaikan dengan kondisi dan situasi siswa. Kegiatan interaksi antara siswa maupun terhadap gurusangat kurang. Oleh karena itu peningkatan penguasaan pengetahuan kosa kata siswa tidak optimal. Untuk mengatasi hal tersebut perlu penggunaan media pembelajaran yang menyenangkan, praktis, mudah diperoleh, komunikatif, kentekstual dan sesuai dengan makna ajar. Sehingga pengajaran kosakata dengan mengunakan media pembelajaran, terbuka peluang bagi siswa untuk berinteraksi, berlatih menganalisi, dan menyimpulkan penggunaan dari pada kosakata yang dipelajari. C. PERUMUSAN MASALAH Mengacu pada gejala yang ditemukan di lapangan maka penelitian ini dilakukan dengan rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kosakata dengan menggunakan media gambar di kels IV SD Negeri 3 Pohsanten ? D. TUJUAN PENELITIAN Pada sub ini akan dibahas tentang tujuan penelitian secara singkat sebagai berikut : 1. Meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV Semester Ganjil Sekolah Dasar Negeri 3 Pohsanten Tahun Pelajaran 2008/2009dalam pelajaran Kosakat dengan menggunakan Media Gambar E. MANFAAT PENELITIAN Pada sub bab ini akan diuraiakan mengenai manfaat dari hasil penelitian sebagai beriku :

1. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam mengajarkan pembelajaran kosakata bahasa Indonesia untuk merancang pembelajaran kosakata yang inofatif dan sebagai suatu alaternatif dalam mengoptimalkan waktu belajar siswa sehingga pembelajaran lebih bermanfaat . 2. Bagi siswa, penelitain ini melatih siswa untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara aktip dalam peroses pembelajaran baik antara siswa denang siswa maupun siswa dengan guru, dan 3. Bagi sekolah, intuisi yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan melalui penggunaan media gambar dalam pelajaran kosakata dalam Bahasa Indonesia. F. HIPOTESIS TINDAKAN Melalui Media Gambar dalam pembelajaran kosakata dalam Bahasa Indonesia kelas IV semester ganjil SD Negeri 3 Pohsanten Tahun pelajaran 2008/2009 hasil belajar dapat ditingktkan. G. KAJIAN PUSTAK 1. 1. Pengerian Kosakata Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang disebut dengan Kosakata ialah arti kata, pembendaharaan kata atau kata yang sama artinya. (W.J.S.Poerwadarminto, 1982 : 524) Imam Syafi`ie dan Imam Machfudz memberikan penjelasan tentang kosakata bahwa yang disebut dengan kosakata ialah kta-kata yang mempunnyai persamaan arti atau perbendaharan kata (1993 : 4) Dari kedua penjelasan di atas penulis berpendapat bahwa kedua pendapat tersebut sama, hanya cara pengungkapan sedikit agak berbeda namun intinya mempunnyai pengertian yang sama. 3

Kosa kata terbatas ialah kosakata yang muncul dan diajarkan sesuai dengan tema teks pada pembelajaran berlangsung misalnya : Bangun-bangunan umum ; rumah sakit, kantor pos, pura, gereja, masjid,

pagoda dan bank. Kosakata terbatas tentang nama-nama pekerjaan ; guru, dokter, soppir, dan

perawat. Kosakata terbatas tentang alat-alat transportasi di udara dan di air ; kapal

terbang, helikopter, kapal layar, kapal mesin. (Imam Syafi`I dan Imam Machfudz : 28) 2. Pengertian Media Pembelajaran Istilah media pembelajaran berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapt menyallurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Proses belajar mengajar pada darasnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran . (Aristo Rahadi, 2003 ; 9 ) Gagne ( dalam Diknas, 2003 : 9 ) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Sanada itu, Briggs (dalam Dikans , 2003 : 9 ) mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa agar terjadi proses belajar. Jenis-jenis Media pembelajaran Menurut Rudy Bretz ( 1971 ) (dalam Diknas, 2003 : 19 ) mengidentifikasikan jenis-jenis media pembelajaran berdasarkan 3 unsur pokok, yaitu : suara, fisual dan gerak. Berdasarkan 3 unsur tersebut, Bretz mengkelasifikasikan media pembelajaran kedalam 7 kelompok, yaitu :

1. Media audio 2. Media cetak 3. Media visual diam 4. Media visual gerak 5. Media audio semi gerak 6. Media semi gerak 7. Media audia visual diam Terkait dengan jenis-jenis media pembelajaran yang diidentifikasi menjadi 3 unsur pokok dan dikelasifikasikan menjadi 7 kelompok media pembelajaran oleh Rudy Bretz, maka oleh Berlo (1960) dal buku teks universitas terbuka (2000 : 5.4 ) media pembelajaran secara singkat diidentifikasi menjadi 3 unsur pokok yaitu : Media Visual, Media Audio, Media audio Visual 1) Media visual yaitu :

Media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penggelihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan guru-guru untuk membantu isi atau materi ajaran. Media visual ini terdiri dari media yang tidak dapat diproyeksikan (nonprojected visual). Media yang dapat diproyeksikan ini dapat berupa gambar diam (still pictures ) atau bergerak (motion pictures). Media visual terdiri dari 3 kelompok 1. media visual yang tidak diproyeksikan yaitu : media visual berupa gambar diam atau mati (still Pictures ). Gambar diam atau mati adalah gambargambar yang disajikan secara foto gerafik misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat, atau obyek lainnya yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran yang akan disajikan pa da siswa. Gambar diam ini ada yang tunggal dan ada pula yang berseri, yaitu sekumpulan gambar diam yang saling berhubungan dengan gambar yang lainnya. 2. Media grafis yaitu : media pandang 2 dimensi (bukan foto grafik) yang dirancang secara kuhusu untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran.

Unsur unsur yang terdapat media grafis ini adalah gambar dan tulisan. Media ini dapat digunakan untuk menggungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka serta bentuk simbul (lambang). Karakteristik daripada media grafis ini adalah sederhana, dapat menarik perhatian, murah, dan mudah disimpan atau di bawa. 3. Media relia dan model yaitu : media yang merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung kepada para siswa. Realia merupakan model dan obyek nyata dari suatu benda, mata uang, tumbuhan, dan binatang. Model adalah media 3 dimensi yang sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Media ini merupakan tiruan dari beberapa obyek nyata, seperti obyek yang terlalu besar, yang terlalu jauh, terlalu kecil, dan terlalu mahal yang terlalu sulit dibawa kedalam kelas dan yang sulit dipelajari siswa wujud aslinya. 2) Media audio yaitu :

media yang mengandung pesan dalam bentuk aoditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Media audio melipputi : program kaset suara dan program audio .Penggunaan media audio dalam kegiatan pembelajaran pada umumnya untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan asfek-aspek keterampilan medengarkan. 3) Media aodia visual ialah :

media yang merupakan kombinasi audio dengan visual atau yang biasa disebut media pandang dengar. Suara barang tentu kalau mempergunakan media ini akan semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar pada siswa, selain dari itu media ini dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran atau tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu perperan sebagai penyaji tetapi karena penyajian materi bisa diganti oleh media, peran guru bisa beralih menjadi fasilitaor belajar yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media

audio visual diantaranya :program vidio atau televisi pendidikan, vidio/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide). Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini penelitian menggunakan media gambar yang tidak diproyeksikan (non-projected visual).dalm media visual ini penelitian menggunakan gambar-gambar yang disajikan secara fotografik yang disesuaikan dengan IPA yang disajikan. Adapun IPA yang disajikan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini yaitu IPA tentang fungsinya struktur kerangka tubuh manusia dengan kerangka beberapa macam bagian kerangka tubuh manusia dalam fungsinya. Pemilihan media visual yang tidak diproyeksikan dalam penelitian ini karena media gambar memiliki karakteristik sederhana dan mudah diproleh dengan keunggukan/keuntungan yang dapat diperoleh dalam emnggunakan media visual (media gambar diam) antara lain : Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi

realistik. Banyak tersedia dalam buku-buku (termasuk buku teks), majalah, surat

kabar, kalender, dan sebagainya Mudah menggunkannya dan tidak memerlukan peralatan lain Tidak mahal bahkan mungkin tenpa mengeluarkan biaya untuk

mengadakannya, dan Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua

pelajaran/disiplin ilmu. 3. Hasil Belajar

Menurut Aristo Rahadi (2003 : 4), yang disebut dengan hasil belajar ialah hasil dari kegiatan belajar yang berupa perubahan perilaku yang relatif permanen dalam diri orang (siswa) yang belajar. Tentu saja perubahanyang diharapkan adalah perubehan kearah positif. Jadi sebagai pertanda bahwa seseorang telah melakukan proses belajar adalah terjadinya perubahan perilaku pada diri orang(siswa) tersebut. Perubahan tersebut dapat berupa : dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi terampil, dan pembohong menjadi terampil. Safari, dkk. (2004 : 80 menjelaskan bahwa yang disebut dengan hasil belajar ialah suatu hasil yang diperoleh dari hasil tes yang diproleh siswa setelah berakhirnya proses belajar mengajar. Tujuan dari hasil belajar ini bagi siswa adalah sebagai butir-butir otntik, akurat, dan konsisten. Tujuan secara umum adalah untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa dalam memperbaiki program kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas siswa dan guru terhadap pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Sumadi Surya Subrata (1990 : 320) memberikan penjelasan tambahan bahwa yang disebut dengan hasil belajar ialah suatu hasil yang diproleh oleh siswa setelah proses belajar itu pada saat evaluasi adalah untuk mengetahui sudah sejauh mana kemajuan anak didik itu. Dari ketiga pendapat yang telah diuraikan di atas, penulis mempergunakan 2 pendapat diatas antara lain : pendapatnya Aristo Rahadi (2003 : 4) dan Safari, Dkk. (2004 : 8). Pertimbangan penulis adalah karena kedua pendapat tersebut yang paling cocok untuk mengkaji hasil belajar siswa. 4. Strategi Pembelajaran Dengan Media Gambar Strategi pembelajaran dalam penggunan media visual ini bertitik tolak pada azasazas didaktik dan penerapannya yaitu ; azas peragaan. Dalam penyajian kosakata ini peneliti memeragakan dengan mempergunakan gambar-gambar, foto, lukisanlukisan yang sesuai dengan kosakata yang disajikannya.

Azas peragaan ini dikumandangkan oleh Prof> Bruner seorang penganut psikologi kognitif (dalam Harry Sukarman, 2003 : 14) menyatakan bahwa untuk mengajarkan konsep yang abstrak harus dimulai dari tahap konkrit ke semi konkrit, kemudian baru ke abstrak. Penulis sangat sependapat dengan teori Burner dalam mengajarkan konsp-konsep benda abstrak dalam pembelajaran kosakata dalam Bahasa Indonesia maupun pelajaran lainnya. Terutama sekali bahan-bahan ajar yang sulit diperoleh dan bahan-bahan ajar yang sulit dibawa kwdalam kelas. 5. Langkah-Langkah penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran kosakata Langkah-langkah penggunaan Media Gambar (visual) dalam pembelajaran Kosakat adalah seperti berikut. 1. Guru menunjukkan gambar-gambar secara acak yang berhubungan dengan bangunan-bangunan umum, alat-alat transportasi udara, laut, darat dan gambar-gambar yang ada hubungannya dengan pekerjaan seseorang. 2. Para siswa disuruh menebak gambar-gambar yang diperlihatkan oleh guru, 3. Apabila siswa tidak bisa menjawab guru memberikan penjelasan tentang gambar-gambar yang telah diperlihatkannya untuk menuntun siswa ke arah jawaban. 6. Kerangka Berfikir Telah dijelaskan di atas bahwa kelas IV semester Ganjil SD Negeri 3 Pohsanten tahun pelajran 2008/2009 nilai penguasaan kosakata terbatas bidang : bangunan umum, alat-alat transportasi udara, laut, darat dan kosakata terbatas tentang namanama pekerjaan seseorang sangat rendah yaitu 54. Hal ini disebabkan karena guru tidak pernah menggunakan media pembelajaran dalam menyajikan nama-nama benda/konsep-konsep bahan ajar yang absrak. Berdasarkan teori di atas, pelajaran dengan menggunakan media gambar diduga bahwa prosesakan lebbih sistematis, 9

integratif, kontekstual, dan komunikatif, sehingga penguasaan siswa terhadap kosakata dapat ditingkatkan. H. METODOLOGI PENELITIAN 1. 1. Karakteristik Subjek Penelian Subjek penelian ini adalah semua siswa Kelas IV Semester ganjil SD Negeri 3 Pohsanten tahun Pelajaran 2008/2009. Adapun jumlah siswa yang dijadikan subyek penelian berjumlah 11 orang. 1. 2. Rancangan Pelaksanaan penelitian Penelian ini merupakan penelian tindakan kelas, yang dilaksanakan dalam dua siklus pembelajaran. Adapun rincian pembelajaran yang aakan dilaksanakan dalam penelitia tindakan kelas ini berlangsung selama 2 siklus pembelajaran seperti pada tabil berikut . Tabel. 1. Rincian materi pembelajaran kosakata dengan penggunaan media gambar selama dua siklus pembelajaran siklus I Topik/Materi/Judul Bacaan Waktu 1. Kosakata tentang2 x 40 menit (2 jam) pelajaran dibagi bangunan umum 2. Kosakata transportasi dan darat, 3. Kosakata bidang pekerjaan II seseorang 1. Kosakata bangunan umum 2. Kosakata udara, menjadi 2 tahap ; tahap pertama Alat-alatdipakai untuk kegiatan tes awal (40 laut,menit), dan tahap kedua dipergunakan untuk memberikan arahan penggunaan media visual yang akan digunakan untuk siklus II

tentang2 x 40 menit (2 jam pelajaran dibagi menjadi 2 tahap yaitu ; tahap pertama Alat-alatdigunakan 10 untuk pelaksanaan

transportasi dan darat,

udara,

laut,digunakan untuk pelaksanaan tes ( 40 menit ) dan tahap kedua digunakan untuk pelaksanaan dan tes angket yang pemberian yang siswa terhadap arahan pemberian pembelajaran terhadap puji siswa terhadap

3. Kosakata bidang pekerjaan seseorang

dilaksanakannya

penguasaannya masih kurang dan prestasinya sudah baik. 1) Siklus I Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi awal, maka direncanakan dan selanjutnya diadakan kegiatan awal berupates awal tentang kosakata terbatas yang erat hubungannya dengan bangunan umum, ala-alat trasportasi (udara, darat, air) dan nama-nama pekerjaan seseorang, namun tidak dijelaskan terlebih dahulu, karena tes ini diberikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata terbatas yang meiputi : bangunan umum, alat-alat trasportasi (udara, darat, air) maupun kosakata terbatas mengenai nama-nama pekerjaan seseorang. Tes ini berfungsi sebagai umpan balik untuk memotifasi keseriusan siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia, Khususnya kosakata. Setelah kegiatan awal selesai siswa diberikan arahan tentang pembelajaran yang akan diterapkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Kegiatan awal (siklus I) ini juga berfungsi sebagai jembatan untuk menuju judulkarya tulis penelitan tindakan kelas yang diangkat oleh penulis denggan judul Meningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Kosakata dengan Menggunakan media Gambar Siswa kelas IV di SD Negeri 3 Pohsanten tahun Pelajaran 2008/2009.

11

Agar tindakan tersebut belajar dengan baik dan sesuai dengan tujuan penelitian yang dirumuskan, ada beberapa komponen penting yang disiapkan oleh peneliti meliputi: 1. Menyiapkan materi paket soal tentang kosakata terbatas yang meliputi : bangunan umum, alat-alat trasportasi (udara, darat, air) maupun kosakata terbatas mengenai nama-nama pekerjaan seseorang 2. Menyiapkan lembar kerja siswa dan 3. Menyiapkan lembar observasi Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada siklus I ini, tindakan yang dilakukan dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama memberikan tes kosakata terbatas sesuai rencana selama 40 menit (1 jam pelajaran), dan tahap kedua memberikan arahan kepada siswa mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk siklus berikutnya (siklus II). Model tes yang dipergunakan ialah tes menjodohkan. Jumlah item tes sebanyak 10 butir soal. Tahap Observasi Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan dengan mengamati prilaku aktivitas siswa yang tampak. Pada tahap ini peneliti hasil-hasil ang diperoleh dengan memperhatikan deskriptor-deskriptor yang tampak dan dicatat pada lember obsrvasi. Tahap Refleksi Refleksi diberikan dengan tujuan untuk melihat hasil observasi pada siklus I. berdasarkan hasil observasi pada siklus I, siswa terlihat antusias siswa dan aktif mengikuti pembelajaran namun ada beberapa orang siswa yang kebingungan mencari jawaban secara cepat, merka kebingungan menebak gambar-gambar. Ada siswa yang berkomentar gambar-gambar yang dilihat aneh, tak pernah dilihat 12

sama sekali. Hal ini disebabkan karena guru dalam mengajar kosakata sifatnya verbal, tidak diimbangi dengan media pembelajaran secara interaktif, komunikatif dan tematis. Penulis mengakui bahwa tingkat penguasaan kosakata siswa masih sangat rendah. Maka dengan demikian peneliti berusaha menciptakan situasi dan kondisi yang menyenangkan. 2) Siklus II Pelaksanan siklus II didasarkan atas refleksi siklus I. adapun tindakan yang akan dilaksanakan dalam siklusi II ini berbeda tahapannya dengan siklus I. dalam siklus II ini diadakan selama 2 x 40 menit (2 jam pelajaran), dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : tahap pertama selama 20 dipergunakan untuk menjelaskan pembelajaran yang disajikan, 40 menit dipergunakan untuk menjawab angket respon siswa terhadap pembelajaran yang dipergunakan untuk menjawab angket respon siswa diberikan saran-saran dan pujian-pujian untuk belajar lebih baik terutama bagi siswa yang penguasaan kosakatanya yang masih rendah. Tahap Perencanaan Hal-hal yang perlu diisikan dalam perencanaan ini antara lain : 1. Menyiapkan materi paket soal tentang kosakata terbatas bidang bangunan umum, alat-alat trasportasi (udara, darat, air) maupun kosakata terbatas mengenai nama-nama pekerjaan seseorang. 2. Menyiapkan lembar kerja siswa 3. Menyiapkan lembar observasi, dan 4. Lembar kuesioner untuk respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti. Tahap Tindakan

13

Pada siklus II ini, tindakan dilakukan selama 2 jam pelajaran, yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu : tahap pertama selama 20 menit dipergunakan untuk menjelaskan pembelajaran yang akan disajikan, 40 menit dipergunakan untuk melaksanakan tes, dan sisa waktu sebanyak 20 menit dipergunakan untuk menjadi angket respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti. Hal-hal yang dilakukan dalam pelaksanaan tindakan ini antara lain : 1. Membagikan bacaan dengan paket soal, 2. Membagikan lember kerja siswa 3. Membagikan lembar observasi , dan 4. Mebagikan soal angket sebagai respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti Tes yang diberikan pada siklus II ini adalah dipergunakan untuk mencari ketuntasan hasil belajar siswa selama 2 siklus pembelajaran. Tahap Observai Pelaksanaan observasi pada siklus II ini sama seperti siklus I, yaitu ; mengadakan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran, baik interaksi terhadap guru dengan siswa maupun interaksi siswa dengan siswa. Aktivitas diamati dengan mempergunakan lembar observasi. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti mengadakan refleksi kembali terhadap tindakan yang telah dilakukan. Pada akhir siklus II ini, peneliti memberikan angket kepada seluruh siswa kelas IV. Dalam rangka untuk mengetahui resppon dari siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.

14

3. Instrumen dan cara pengumpulan data Data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi data : (1) Data aktivitas belajar siswa, (2) data respon siswa, dan (4) data hasil belajar siswa. Data aktivitas siswa diambil dengan mengunakan lembar observasi, berisikan deskriptor-deskriptor dalam indikator perilaku siswa yang sudah dimodifikasi yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung adapun indikator siswa yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, Aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran, Interaksi siswa dengan guru, Interaksi siswa dengan siswa, dan Aktivitas siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam

pelaksanaan pembelajaran. Setiap deskriptor pada masing-masing indikator yang tampak selama observasi, dicata pada daftar obserfasi dan diberi nilai. Data hasil belajar siswa diambil dengan mengunakan item tes menjodohkan, dengan jumlah item 10 buutir soal. Untuk menghemat waktu dan biaya. Yes yang disusun adalah mengenai kosakata terbatas bidang ; bangunan umum, alat-alat trasportasi, dan pekerjaan seseorang. Data respon siswa terhadap pembelajaran kosakata menggunakan media visual gambar tidak diproyeksikan. Jumlah sebanyak 10 item. Pemberian skor siswa (X) menggunakan sekala sikap tipe Likert skala 5.

15

1) Data Aktivitas belajar siswa Untuk mengetahui kualitas belajar siswa dalam proses pembelajaran, maka data hasil observasi yang berupa skor diolah dengan menggunakan rumus : (n1 x 1 ) + (n2 x 2 ) + (n3 x 3 ) + (n4 x 4 ) + (n5 x 5 ) Skor (X) =

(banyaknya siswa) x (banyaknya item) Keterangan : n1


=

banyaknya siswa yang mendapatkan skor ke 1 (untuk 1= 1, 2, 3, 4, 5),

Kemudian hasilnya dibandingkan dengan keriteria seperti tabel 2 Tabel. 2. Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Skor X M1 + 1,5 SD1 M1 + 0,5 SD1 < X M1 + 1,5 SD1 M1 - 0,5 SD1 < X M1 + 0,5 SD1 M1 - 0,5 SD1 < X M1 - 0,5 SD1 X < M1 - 1,5 SD1 ( Nurkencana, sumartana, 1992 : 100 ) Rmusan untum M1 dan SD1 adalah : MI = (Skor tertinggi ideal + Skor terendah Ideal ) SD1 = 1/6 (Skor tertinggi ideal Skor terendah ideal ) Untuk aktivitas siswa skor tertinggi ideal adalah 5 dan terendah ideal adalah 1 Dengan demikian dapat dihitung MI dan SDI Yaitu : Kriteria Sangat senang Senang Cukup senang Kuarang senang Sangat kurang senang

16

MI = 1/2 (5 + 1) = 3 SDI = 1/6 (5 1) = 0.67 Sehingga penggolongan aktivitas diatas menjadi seperti tabel 3 Tabel. 3. Kriteria aktivitas Belajar Siswa Skor X 0.67 3.335 < X 4,005 2,665 < X 3,335 1,995 < X 2,665 X < 1,995 ( Nurkencana, sumartana, 1992 : 100 ) Keriteria keberhasilan tindakan yang dilakukan dilihat dari peningkatan aktivitas belajar siswa klasikal terhadap seluruh aspek yang diamati secara menyeluruh. Dari seluruh skor mentah didalm proses pembelajaran kosakata terbatas meliputi ; bangunan umum, alat-alat trasportasi, dan pekerjaan seseorang. Media gambar diam yang tidak diproyeksikan. Penelitian akan berhasil jika tingkataktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar minimal mencapai kategoi cukup aktif. 2) Data respon siswa Untuk data respon siswa dikumpulkan melalui angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri 10 item. Untuk pernyataan item positif, paling sangat setuju (SS) mendapat sekor 5, setuju (S) memperoleh sekor 4, ragu-ragu (R) mendapat sekor 3, tidak setuju memperoleh sekor 2, dan untuk respon sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Sedang untuk pernyataan item negatif pemberian skornya terbalik dengan item positif. Untuk respon sangat tidak setuju (STS) mendapat sekor 5, tidak setuju memperoleh sekor 4, ragu-ragu (R) mendapat 17 Kriteria Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kuarang aktif Sangat kurang aktif

sekor 3, setuju (S) memperoleh sekor 2, paling sangat setuju ( SS ) mendapat sekor 1. Pemberian skor siswa (X) menggunakan skala sikap tipe Liker 1-5 yang dihitung dengan rumus seperi yang dipaparkan di atas. Berdasarkan skor tersebut maka skor siswa dibandingkan dengan kriteria seperti tabel 4 Tabel. 3. Kriteria Aktivitas Belajar Siswa Skor X M1 + 1,5 SD1 M1 + 0,5 SD1 < X M1 + 1,5 SD1 M1 - 0,5 SD1 < X M1 + 0,5 SD1 M1 - 0,5 SD1 < X M1 - 0,5 SD1 X < M1 - 1,5 SD1 ( Nurkencana, sumartana, 1992 : 100 ) Rmusan untum M1 dan SD1 adalah : MI = (Skor tertinggi ideal + Skor terendah Ideal ) SD1 = 1/6 (Skor tertinggi ideal Skor terendah ideal ) Untuk aktivitas siswa skor tertinggi ideal adalah 5 dan terendah ideal adalah 1. Dengan demikian dapat dihitung MI dan SDI Yaitu : MI = 1/2 (5 + 1) = 3 SDI = 1/6 (5 1) = 0.67 Sehingga penggolongan aktivitas diatas menjadi seperti tabel 3 Tabel. 3. Kriteria aktivitas Belajar Siswa Skor Kriteria 18 Kriteria Sangat senang Senang Cukup senang Kuarang senang Sangat kurang senang

X 0.67 3.335 < X 4,005 2,665 < X 3,335 1,995 < X 2,665 X < 1,995

Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kuarang aktif Sangat kurang aktif

( Nurkencana, sumartana, 1992 : 100 ) Keriteria keberhasilan adalah jika respon siswa mencapai katagori senang 3) Data hasil belajar siswa Untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil tes belajar dianalisis secara deskriptif, yaitu dengan menggunakan skor rata-rata hasil tes (M) dan ketuntasan klasikal (KK) dengan rumus : X M= N Keterangan : M X N = Skor rata-rata = Jumlah total skor siswa = Jumlah siswa

Banyak siswa yang memperoleh nilai 65 KK = Banyak Siswa yang ikut tes X 100%

19

Pedoman yang dipakai untuk menafsirkan terhadap hasil belajar siswa adalah berdasarkan kurikulum pendidikan dasar untuk sekolah dasar yaitu hasil belajar siswa telah optimal apabila rata-rata kelas dan ketentuan klasikal minimal 65 dan 85%. Selain melihat peningkatan, penurunan, dan hasil belajar tetap siswa. Dimana akan dilihat beberapa persen siswa yang mengalami peningkatan, penurunan, dan belajar siswa tetap. Dimana akan dilihat beberapa persen siswa yang mengalami penurunan hasil belajar hasil belajar dari masing-masing siklus. DAFTAR PUSTAKA Aristo rahadi, 2003. Media Pembelajaran. Direktorat Tenaga kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta H,Abu ahmadi dan widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. PT Renika .Jakarta H, Udin. S Winata pura. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Materi Pokok, PGSD 2201/4SKS/modul 1-12. Universitas Terbuka. Jakarta Imam, Syafi`ie dan Imam Machfudz. 1993. Pandai Berbaha Indonesia dan Pengajaran Kosakata. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka. Jakarta. Nurkancana dan Sunartana. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya Usaha Nasional Poerwadarminta. 1982. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PN. Balai Pustaka. Jakarta

20

You might also like