You are on page 1of 6

NEFROPATI DIABETIK

Definisi Nefropati Diabetika adalah penyakit ginjal pada pasien diabetes dan merupakan salah satu kematian terpenting pada diabetes mellitus yang lama. Nefropati diabetik adalah istilah yang mencakup semua lesi yang terjadi di ginjal pada diabetes mellitus. (glomerulosklerosis diabetik difus, glomerulosklerosis diabetik nodular dan kelainan non glomerulus) Insidensi 35 - 40% pasien DM tipe I menjadi gagal ginjal kronik dalam waktu 15-25 tahun 10 - 20% pasien DM tipe II gagal ginjal kronik Etiologi Hipertensi atau tekanan darah yang tinggi merupakan komplikasi dari penyakit DM dipercaya paling banyak menyebabkan secara langsung terjadinya Nefropati Diabetika. Faktor Resiko Tidak semua pasien DM tipe I dan II berakhir dengan Nefropati Diabetika. Dari studi perjalanan penyakit alamiah ditemukan beberapa faktor resiko antara lain: 1. Hipertensi dan prediposisi genetika 2. Kepekaan (susceptibility) Nefropati Diabetika a. Antigen HLA (human leukosit antigen) Beberapa penelitian menemukan hubungan Faktor genetika tipe antigen HLA dengan kejadian Nefropati Diabetik. Kelompok penderita diabetes dengan nefropati lebih sering mempunyai Ag tipe HLA-B9 b. Glukose transporter (GLUT) Setiap penderita DM yang mempunyai GLUT 1-5 mempunyai potensi untuk mendapat Nefropati Diabetik. 3. Hiperglikemia 4. Konsumsi protein hewani 5. Umur dan obesitas 6. Faktor resiko pogresif nefropati

Pada DM tipe 2 : lama pengendalian, hipertensi, hiperfiltrasi, proteinuria, genetika/etnis, status perokok, hiperlipidemia, diet kaya protein hewani, obesitas , faktor endotel.

Patogenesis

Gambaran Klinik Proteinuria Sembab Hipertensi Gagal kronik (azotemia)

Progresifitas kelainan ginjal pada diabetes melitus tipe I dapat dibedakan dalam 5 tahap: 1. Stadium I ((perubahan fungional dini) Biasa ditemukan pada diabetes melitus tipe I , 0 5 tahun setelah didagnosa. Hipertrofi ginjal, yang dapat dilihat melaui foto sinar x. Hiperfiltrasi: meningkatnya laju filtrasi glomerules mencapai 20- 50% diatas nilai normal menurut usia. Albuminuria belum nyata 2. Stadium II (perubahan struktur dini) Ditandai dengan: Terjadi setelah 5 10 tahun didagnosis DM

Penebalan membran basalis kapiler glomerulus dan penumpukan bahan matriks mesangial Mikroalbuminuria normal atau mendekati normal (<20ug/min) dalam keadaan basal dan meningkat saat latihan berat GFR normal atau sedikit meningkat . Silent stage

3. Stadium III (nefropati insipien) Stadium ini ditandai dengan: Tahap ini biasa terjadi 10 15 th setelah di diagnosa DM Awalnya dijumpai hiperfiltrasi yang menetap yang selanjutnya mulai menurun Mikroalbuminuria (30 300mg/24jam) Awal Hipertensi. Kelainan diluar ginjal : retinopati,neuropati , kelainan jantung iskemik Masih bisa dicegah ke stage selanjutnya dengan kendali glukosa darah dan tekanan darah 4. Stadium IV (nefropati klinis atau menetap) 15 20 th setelah di diagnosa DM tipe I Nefromegali Proteinuria nyata ( >300/24 jam) dengan hematuria mikroskopik, sindrom nefritik kronik dan sindrom nefrotik Hipertensi dan retinopati diabetik Penurunan laju filtrasi glomerulus progresif 30 40% pasien setelah 20 30 tahun berakhir dengan NDT GFR sangat turun Azotemia , sehingga timbul tanda tanda sindrom uremik Memerlukan tindakan khusus yaitu terapi pengganti

5. Stadium V (nefropati diabetik terminal)

Ada perbedaan gambaran klinik dan patofisiologi Nefropati Diabetika antara diabetes mellitus tipe I dan tipe II: Mikroalbuminuria seringkali dijumpai pada DM tipe II saat diagnosis ditegakkan dan keadaan ini serigkali reversibel dengan perbaikan status metaboliknya. Adanya mikroalbuminuria pada DM tipe II merupakan prognosis yang buruk.

Klasifikasi Histopatologi ginjal Klasifikasi kelainan strukutur ginjal pada DM tipe II dengan mikroalbuminuria sebagai berikut : 1. Kategori C I (normal atau mendekati normal) Histo patologi normal atau ekspansi mesangial sedang, perubahan tubulointerstisial 2. Kategori C II Histopatologi renal memperlihatkan karakteristik lesi disertai derajat perubahan mengenai glomerulus, tubule-interstisial and arteriolar 3. Kategori C III a. Atrofi tubulus, penebelan dan reduplikasi membrane basal tubuklis dan fibrosis interstisiall b. Hialinosis berat dari aretriol glomerulus,sering berhubungan dengan artersklerosis pembuluh dasar besar c. Glomesklerosis global

Diagnosis Diagnosis Nefropati Diabetika 1. DM 2. Retinopati Diabetika 3. Proteinuri yang presisten selama 2x pemeriksaan interval 2 minggu tanpa penyebab proteinuria yang lain, atau proteinuria 1x pemeriksaan , kadar kreatinin serum >2,5mg/dl. Data yang didapatkan pada pasien antara lain pada: 1. Anamnesis gejala khas diabetes : Keluhan khas berupa poliuri, polidipsi, polifagi, penurunan berat badan. Keluhan tidak khas berupa: kesemutan, luka sukar sembuh, gatal-gatal pada kulit, ginekomastia, 2. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan Mata Pada Nefropati Diabetika didapatkan kelainan pada retina yang merupakan tanda retinopati yang spesifik dengan pemeriksaan Funduskopi, berupa : Obstruksi kapiler, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dalam kapiler retina. Mikroaneusisma, berupa tonjolan dinding kapiler, terutama daerah kapiler vena. o Eksudat berupa : Hard exudate, Cotton wool patches ,perdarahan bintik atau perdarahan bercak ,Neovaskularisasi b. Bila pada stadium end stage (stadium IV-V) atau CRF end stage, didapatkan perubahan pada :
-

Cor cardiomegali Pulmo oedem pulmo Tanda sindrom uremik organ organ lain

3. Pemeriksaan Laboratorium Proteinuria yang persisten selama 2 kali pemeriksaan dengan interval 2 minggu tanpa ditemukan penyebab proteinuria yang lain atau proteinuria. satu kali pemeriksaan plus kadar kreatinin serum > 2,5 mg/dl.

Penatalaksanaan 1. Regulasi metabolisme karbohidrat 2. Obat- obat imunosupresif 3. Antikoagulan dan antitrombotik 4. Pituitary ablasi 5. Pengobatan konservatif lain : a. Nefropati tanpa keluhan : menormalisasi metabolisme karbohidrat dengan insulin dan obat diabetik oral b. Proteinuria masif disertai sembab i. Diet protein hewani 0,6 0,8 gr per kg BB perhari ii. Diuretika sprinolakton, tiazid tidak dianjurkan iii. ACE inhibitor c. Prognosis Nefropati diabetik disertai proteinuria masif atau kelainan histopatologi biasanya prognosisnya buruk. Kendalikan hipertensi d. Nefropati dengan azotemia : hemodialisis intermitten

You might also like