You are on page 1of 8

1

PENILAIAN UNTUK KELAS MATEMATIKA


(Asssesment For The Mathematics Classrom) Norman L. Webb Perubahan-perubahan secara cepat yang terjadi dalam konsep penilaian (assessment) adalah yang berfokus pada pengetahuan matematika siswa. Pengertian assesmen yang selama ini berupa tes dengan menggunakan kertas dan pensil yang menghendaki siswa menghasilkan suatu jawaban yang diharapkan, yang pada umumnya berupa angka-angka, kini sedang ditantang oleh suatu pandangan yang menggunakan berbagai metode untuk mengukur kemampuan siswa terhadap matematika. Dorongan munculnya perubahan pandangan terhadap penilaian diperoleh dari permintaan yang kuat bahwa siswa mengetahui matematika dan mampu menggunakan matematika dalam perubahan didunia yang akan dihadapi oleh siswa dalam hidupnya. Dasar pemikiran dari standar kurikulum dan evaluasi Matematika sekolah (Curriculum dan Evaluation Standards for School Mathematic (NCTM 1989)) adalah bahwa siswa akan menggunakan matematika dimana kalkulator, komputer dan bentuk-bentuk teknologi lainnya sudah tersedia; dimana matematika sebagai bidang ilmu berkembang dengan pesat; dan dimana matematika secara terus-menerus diaplikasikan oleh lebih banyak lapangan kerja dan ilmu pengetahuan. DEFINISI PENILAIAN Penilaian merupakan penggambaran secara komprehensif mengenai pengetahuan seorang siswa atau sekelompok siswa. Penilaian adalah sebuah alat yang bisa digunakan oleh seorang guru untuk membantu siswa mencapai tujuan kurikulum. Penilaian dan hasilnya sebaiknya tidak dianggap sebagai akhir dari sebuah pengalaman pendidikan. Namun sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada berbagai tujuan yang dapat diperoleh dari suatu assesmen yang dilakukan dalam suatu kelas matematika seperti mengukur pemahaman siswa, memperoleh umpan balik (feedback) dari instruksi, memberi nilai, memonitor pertumbuhan pencapaian prestasi matematika. Dengan berbagai tujuan ini, guru menghadapi berbagai hal dalam mengambil keputusan seperti bagaimana bentuk, perhitungan waktu, ketepatan dan tingkat kegunaan assesmen tersebut. STANDAR DAN PENILAIAN Suatu konsep penilaian dilukiskan dalam standar kurikulum dan evaluasi yang menempatkan penilaian sebagai proses dimana seorang guru berusaha untuk mengetahui makna dari apa yang ditugaskan kepada siswa yang tercakup dalam dialog antar guru dan siswa selama proses pembelajaran. Salah satu implikasi atas usaha pemahaman makna dari apa yang ditugaskan kepada siswa adalah bahwa assesmen dianggap seolah-olah sebagai suatu proses yang kontinyu dan dinamis; bukannya suatu proses tes statis pada suatu waktu tertentu. Standard menciptakan tiga hal penting tentang bagaimana mengubah assesmen agar lebih adaptis terhadap pandangan

Jurusan Matematika PPs UNM 2011

dinamis ini dan agar assesmen memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan matematika yang sama pandangan dengan standarnya: Penilaian siswa sebaiknya terpadu dengan instruksi, Metode penilaian yang beragam, dan semua aspek pengetahuan matematika dan hubungannya dengan cabang ilmu lain sebaiknya juga dinilai.

Menyusun penilaian sebagai proses yang terpadu dengan instruksi mengimplikasikan pendekatan keduanya penilaian dan instruksi. Dalam standar menyarankan pendekatan orientasi-rasa ingin tahu dalam instruksi. Pernyataan dari standar tersebut juga termasuk kata-kata yang berkaitan seperti misalnya; investigasi, perluasan, pengembangan, penelitian, hubungan, dugaan, desain, dan analisis. Siswa bekerja secara aktif dalam belajar matematika melalui kegiatan yang difasilitasi oleh gurunya. Penyelesaian soal menjadi media untuk mengerjakan dan mempelajari matematika yang lebih menyerap instruksi daripada sekedar ungkapan. Peran guru dalam situasi instruksi yang berorientasi-rasa ingin tahu berubah dari tradisional instruktur sebagai pemberi pengetahuan menjadi pembimbing atau fasilitator dari pengalaman instruksi. Profeiona Standar Pengajaran Matematika (NCTM 1989) menggambarkan guru mengatur wacana secara lisan dan tulisan untuk dikontribusikan kepada pemahaman siswa. Penilaian kemudian adalah alat penting untuk memahami pengetahuan yang siswa bangun, pemahaman yang mereka berikan untuk ide matematika, dan peningkatan yang mereka buat terhadap pencapaian kekuatan matematika. Karena pemikiran matematika kompleks dan memiliki banyak aspek, penilaian dari hal tersebut membutuhkan penggunaan sumber-sumber informasi yang berbeda-beda untuk mengetahui perkembangan siswa dalam berpikir matematika. Untuk pengembangan bahwa informasi diperoleh dari kumpulan sumber penilaian yang beragam, guru memperoleh kepercayaan diri dalam pendapat yang terbentuk tentang pengetahuan matematika siswa. setiap bentuk penilaian sangatlah terbatas, dalam menggambarkan pengetahuan matematika seorang siswa secara penuh. Jika penilaian dipraktekkan untuk mengukur tingkat pengetahuan matematika siswa dan hubungannya dengan ide-ide dan aplikasi matematika, menurut Standar Kurikulum dan Evaluasi perlu menggunakan beragam metode penilaian dan mempertimbangkan aspek-aspek perbedaan dalam pengetahuan matematika. Standar Kurikulum dan Evaluasi menggambarkan beberapa topik dalam kurikulum untuk setiap tingkatan kelas. Sebagai tambahan untuk topik yang lebih tradisional, standar tingkat/kelas K-4 termasuk pola dan hubungan, statistik, dan peluang, dan geometri serta ruang. Standar untuk tingkat/kelas 5-8 termasuk topik-topik tersebut dan Aljabar. Standar untuk tingkat/kelas 9-12 termasuk matematika diskrit, konsep dasar kalkulus, dan struktur matematika. Standar tidak hanya menyebutkan satu

Jurusan Matematika PPs UNM 2011

demi satu topik matematika, tetapi mengharapkan siswa dapat membuat hubungan diantara topik-topik tersebut dan menguhubungkan dengan situasi dan penerapannya yang berkaitan dengan disiplin ilmu lain. CIRI-CIRI PENILAIAN Setiap bentuk penilaian mempunyai ciri-ciri utama. Ciri-ciri tersebut menerapkan keduanya penilaian di dalam kelas dan penilaian dalam skala yang lebih besar. Dalam menganalisa setiap situasi penilaian, ciri-ciri tersebut menyiapkan kerangka kerja untuk membahas tugas penilaian dan refleksi bentuk penilaian. Ciri pertama adalah situasi penilaian, tugas, atau pertanyaan. Situasi penilaian bisa mencakup; sebuah soal yang diberikan kepada siswa, suatu pembahasan atau kegiatan, pertanyaan, atau kegiatan lain yang mendorong atau membangkitkan respon siswa. Salah satu cara menciptakan bentuk baru penilaian adalah menciptakan situasi yang baru. Ciri kedua adalah respon atau jawaban. Tidak adak penilaian dari pengetahuan matematika siswa yang tidak menampilkan kemampuan pengetahuan siswa. Bagaimanapun juga sebuah jawaban dapat mengambil banyak bentuk-bentuk yang berbeda, misalnya jawaban angka tertulis, sebuah paragraf yang menjelaskan pemikiran dibalik penyelesaian soal matematika, jawaban lisan, proses protocol dari pemikiran siswa yang telah diperoleh dalam belajar atau interview, masukan jurnal, atau portofolio dari pekerjaan siswa yang sudah diakumulasi. Sebuah bentuk jawaban diperlukan untuk menggali secarah penuh tingkat pengetahuan seseorang dalam matematika. Ciri ketiga adalah interpretasi atau pemahaman terhadap jawaban siswa dari guru, atau dari siswa sebagai bentuk penilaian diri (self-assessment). Tingkat pemahaman mencakup perbandingan jawaban siswa dengan tujuan yang telah ditetapkan, namun bisa juga mencakup pengertian dari jawaban struktur matematika yang diperoleh atau yang didapatkan oleh siswa. Sebuah interpretasi dari jawaban siswa membutuhkan pembuatan kesimpulan yang berdasar pada pengertian dari matematika, pembelajaran matematika, dan pengetahuan matematika siswa tersebut. beberapa penilaian adalah kesimpulan tentang apa yang siswa tahu dan tidak akan pernah bisa mengungkapkan secara menyeluruh semua aspek pengetahuan. Kesimpulan yang lebih akurat, bagaimanapun bisa dibuat dengan menggambarkan informasi dari beragam sumber.
Ciri keempat adalah pemberian makna dari suatu interpretasi terhadap respon siswa. Makna interpretasi dapat dimanifestasikan dengan menempatkan respon siswa tersebut pada suatu skala yang merepresentasikan semua respon yang mungkin muncul

Jurusan Matematika PPs UNM 2011

dari siswa. Makna interpretasi itu bisa dalam bentuk umpan balik lisan, menunjukan bagaimana proses kemajuan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Ciri kelima adalah pelaporan dan pencatatan semua temuan dari penilaian. Pelaporan hasil penilaian bisa dikomunikasikan melalui tulisan dari pekerjaan siswa atau dengan tulisan sederhana di samping pekerjaan siswa. Umumnya, pencatatan hasil dari suatu penilaian masuk kedalam nilai atau angka dalam buku prestasi . namun bagaimanapun, beberapa bentuk penilaian baru tidak selalu disunting dalam angka tetapi membutuhkan pelaporan extensive atau luas dan prosedur pencatatan. Dalam pengisian buku tahunan. Penulis secara tegas mendorong untuk menggambarkan teknik penilaian individu dengan membahas setiap lima ciri penilaian agar supaya tampak lebih lengkap bagaimana sebuah teknik digunakan. GAMBARAN BUKU TAHUNAN Buku tahunan dibagi menjadi lima seksi. Yang pertama mencakup pembahasan beberapa tema umum penilaian, tiga seksi berikutnya dinyatakan untuk menjelaskan teknik dan pelaksanaan penilaian untuk setiap tingkatan kelas yang ada dalam Standar Kurikulum dan Evaluasi K-4, 5-8 dan 9-12 Seksi kelima mencakup penelitian dan analisis yang memuat isu-isu spesifik dari penilaian. Tema-tema Penilaian Umum Diana Lambdin membuat contoh kasus dalam bab 2 bahwa banyak rekomendasi untuk perubahan dalam penilaian untuk kelas matematika yang d=tidak baru namun sudah direkomendasikan untuk beberapa tahun. Donald Chambers menekankan dalam bab 3 pentingnya guru membuat keputusan dalam memberikan instruksi berdasar pada apa yang tampak melalui penilaian dan wacana tentang pemikiran siswa. Dua bab berikutnya menawarkan beberapa perspekltif dalam pelaksanaan penilaian di dua Negara yaitu Inggris di bab 4 oleh Malcom Swan dan di Jepang dalam bab 5 oleh Eizo Nagasaki dan Jerry Becker. Tingkatan Kelas K-4 Bab 6 sampai bab 14 menyajikan penilaian ide-ide dan praktek untuk tingkat menengah. Bab 6 oleh Marja Van Den Heuvel-Panhuizen dan Koeno Gravemeijer, menyajikan modifikasi item-item dalanm penilaian tertulis yang sudah digunakan di Belanda untuk meng-elicit informasi tentang strategy berpikir siswa. Dalam bab 7, James St. Clair melaporkan dalam beberapa teknik pengamatan yang dia gunakan dalam kelas anak-anak yang bilingual. Susan Sanford mengambarkan dalam bab 8 bagaimana dia mampu mengulang sebuah pertunjukan dan menyampaikan pengalamannya di kelas 1 sampai ke dalam bentuk situasi penilaian. Petunjuk

Jurusan Matematika PPs UNM 2011

pelaksanaan interview untuk siswa sekolah dasar ditawarkan oleh De Ann Huinker dalam bab 9. Pamela Carter, Pamela Ogle, dan Lynn Royer membahas teknik lain untuk mendapatkan informasi dari siswa dengan meminta siswa menyelesaikan Pelajaran Logaritma di bab 10. Pada bab 11 oleh Larry Leutzinger, Myrna Bertheu, dan Gary Nanke, menggambarkan sebuah kelas dimana seorang guru telah mengambil langkah maju menggunakan beberapa bentuk alternative penilaian dengan menggunakan beragam bentuk penilaian dala setting kelas tradisional. Pada bab 12, Ann Anderson menyajukan beberapa temuannya dalam usaha untuk membuat siswa menggunakan penilaian sendiri atau Self-assessment sambil bekerja dengan tangram. Dua ba berikutnya detail pendekatan yang telah diambil oleh daerah untuk dipakai oleh guru sekolah dasar dalam usaha untuk membuat mereka merubah system penilaian. Ann Beyer menggambarkan itu dalam bab 13 pengembangan pernyataan dan keragaman strategi penilaian yang bisa digunakan untuk menghasilkan informasi tentang kinerja matematika siswa. Jane Schielack dan Dinah Chancellor, di bab 14, menceritakan upaya suatu daerah untuk merubah praktek penilaian siswa kelas satu dari bentuk test pilihan ganda hingga pada akhirnya periode kelas untuk kegiatan penilaian yang tertanam dalam instruksi.

Kelas 5-8 Lima bab mengenai penilaian ide-ide spesifik untuk kelas menengah. Dalam bab 15, Susan Gay dan Margaret Thomas memberikan contoh bagaimana siswa bisa mendapatkan jawaban benar untuk alasan yang salah atau mendapatkan jawaban salah untuk alasan yang benar. Linda Dager Wilson dan Silvia Chavarria menjelaskan dalam bab 16 sebuah teknik kertas dan pensil disebut superitem dan cara dimana sebuah teknik bisa digunakan untuk membangun profil kemampuan penyelesaian soal siswa. Bab 17, oleh Walter Szetela, menyediakan contoh-contoh bagaimana soal bisa dimodifikasi atau diragamkan untuk mendapatkan respon dari siswa guna menilai kemampuan berpikir kritisnya. Dua bab berikutnya, bab 18 oleh Kris Warloe dan bab 19 oleh Maria Mastromatteo, menggambarkan kegiatan yang berdasar pada penggunaan dan analisis dari data yang ril dari siswa. Kelas 9-12 Rentan teknik penilaian disajikan di lima bab bahwa perlakuan penilaian di sekolah untuk kelas yang lebih tinggi. Dalam bab 20, Denisse Thompson dan Sharon Senk membahas Aljabar dan situasi Geometri yang bisa digunakan untuk menilai kemampuan siswa untuk menyatakan alas an dan pembuktiannya. Robert Money dan Max Stephen menjelaskan di bab 21 empat bentuk penilaian termasuk proyek

Jurusan Matematika PPs UNM 2011

investigasi yang digunakan di Negara Victoria, Australia. Bab 22 berhubungan dengan proyek praktek penilaian pemahaman siswa dengan konsep statistic oleh Joan Garfield. Jan De Lange melaporkan di bab 23 dengan mengambil pengalaman ujian siswa di Belanda. Di bab 24, Lynne Alper, Dan Fendel, Sherry Fraser dan Diena Resek menggambarkan beberapa cara proyek Matematika Interaktif telah menggunakan kombinasi prosedur ujian, termasuk portofolio. Isu-isu Terkait Penilaian Buku tahunan menyimpulkan dengan tiga bab yang membahas isu spesifik dan penting dalam penilaian. Di bab 25, Mario Santos, Mark Driscoll, dan Diena Briars menghitung ulang beberapa pengalaman dalam membuat penilaian untuk digunakan di sekolah-sekolah perkotaan sebagai bagian dari kegiatan penilaian kelas dalam Jaringan Matematika. Penilaian berdasarkan pada situasi yang mungkin menempatkan beberapa siswa pada ketidak untungan sebab siswa mungkin tidak memiliki pengalaman hidup dan system kepercayaan yang dibutuhkan untuk menginterpretasikan apa yang ditanyakan. Patricia Kenney dan Edward Silver menggali hal ini di bab 26 dengan isu self-assessment dan menyediakan beberapa contoh. Di bab 27, Thomas Cooney, Elizabeth Badger dan Melvin Wilson memberikan sebuah contoh kasus kepada guru untuk menghubungkan konsep mereka tentang pemahaman matematika untuk ujian praktek. Mereka menyatakan bahwa perubahan dalam penilaian sebaiknya mencakup perubahan dalam nilai bahwa orang menempatkan pengetahuan matematika sebagai hal yang bisa di peroleh oleh siswa. Bab-bab dalam buku ini menekankan beberapa topic penilaian dan isu-isu. Sebagai sebuah kelompok mereka menyatakan sebuah sumber teknnik-teknik dalam penilaian yang dapat membantu untuk memenuhi harapan terkait dengan pelajaran matematika siswa yang terdapat dalam standar kurikulum dan evaluasi untuk matematika sekolah dan standar professional pengajaran matematika.

Jurusan Matematika PPs UNM 2011

Saran, tanggapan dan Pertanyaan selama diskusi 1. Fatimah az zahrah Apa yang mendorong munculnya perubahan pandangan terhadap assesmen Jawab: Kegiatan pembelajaran dan penilaian yang dilakukan oleh sekolah-sekolah pada umumnya berfokus pada kegiatan yang menyangkut prestasi akademik dan kurang menaruh perhatian terhadap kegiatan yang menyangkut tingkah laku, sikap dan realisasinya dalam dunia nyata. Dorongan munculnya perubahan pandangan terhadap penilaian diperoleh dari permintaan yang kuat bahwa siswa mengetahui matematika dan mampu menggunakan matematika dalam perubahan di dunia yang akan dihadapi oleh siswa dalam hidupnya, dimana siswa diharapkan mampu menggunakan kalkulator, komputer dan bentukbentuk teknologi lainnya sudah tersedia matematika secara terus-menerus diaplikasikan oleh lebih banyak lapangan kerja dan ilmu pengetahuan. Diperlukan metode yang lebih baik untuk mengetahui ataupun mengukur kemampuan siswa terhadap matematika dan tidak berfokus pada hasil tes dengan menggunakan kertas dan pensil saja dan mengharapkan siswa untuk memberikan ataupun menuliskan jawaban seperti yang diharapkan. Jeranah Apa itu assesmen untuk kelas matematika? Seperti apa? Jawab: Assesmen untuk kelas matematika merupakan penilaian untuk mengukur tingkat pengetahuan matematika siswa dan hubungannya dengan ide-ide dan aplikasi matematika yang menggunakan beragam metode penilaian dan mempertimbangkan aspek-aspek perbedaan dalam pengetahuan matematika. Misalnya dengan menggunakan teknik tes (tertulis, lisan dan perbuatan), dan teknik non tes (observasi, pengisian angket, pengukuran skala sikap dan minat/afektif, pemberian tugas dan portofolio) Rosman Apa kesimpulan yang bisa ditarik dari artikel mengenai penilaian matematika kelas? Jawab: Bahwa assesmen matematika kelas sangat penting di laksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan yang mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar. Penilaian pembelajaran tidak lagi berfokus pada hasil belajar dengan teknik tertulis, namun juga pada proses pembelajaran dan dengan teknik non tes.

2.

3.

Jurusan Matematika PPs UNM 2011

4.

Abd. Wahab Apa maksud dari pernyataan siswa dapat membuat hubungan diantara topiktopik tersebut dan menghubungkan dengan situasi dan penerapannya yang berkaitan dengan disiplin ilmu lain Jawab: Bahwa berdasarkan Standar Kurikulum dan Evaluasi, kata Standar tidak hanya menyebutkan satu demi satu topik matematika, tetapi mengharapkan siswa dapat membuat hubungan diantara topik-topik tersebut dan menguhubungkan dengan situasi dan penerapannya yang berkaitan dengan disiplin ilmu lain. Misalkan dalam tingkat tertentu, topik yang diajarkan adalah menghitung akarakar persamaan kuadrat, bentuk penilaiannya dapat dilihat dari kemampuan siswa memperoleh hasilnya dengan menggunakan rumus dapat juga berupa penilaian berdasarkan kemampuan siswa melakukan perhitungan dengan menggunakan tekhnologi komputer (program aplikasi microsof office/excel)

5.

Nurhasanah Apa penerapan assesmen kelas matematika terhadap pembelajaran matematika Jawab: Guru dapat melakukan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung (di tengah atau akhir pertemuan sebagai penilaian proses) dan pada akhir pembelajaran (sebagai penilaian akhir), guru juga dapat menginterpretasi pemahaman siswa sebagai bentuk penilaian diri (self-assessment). Tingkat pemahaman mencakup perbandingan jawaban siswa dengan tujuan yang telah ditetapkan, namun bisa juga mencakup pengertian dari jawaban struktur matematika yang diperoleh atau yang didapatkan oleh siswa.

Jurusan Matematika PPs UNM 2011

You might also like