You are on page 1of 14

ABE JAMU SEBAGAI OBAT TRADISIONAL

Friday, 07 August 2009 11:00 |

Pada tayangan sebelumnya telah disajikan sebagian dari Pedoman Teknis Budidaya cabe jamu yang meliputi Teknik Budidaya, Panen dan Pasca panen, kandungan dan manfaat. Berikut disampaikan penjelasan tentang cabe jamu sebagai obat tradisional. A. Perkembangan Obat Tradisional Obat tradisional merupakan salah satu potensi pembangunan di bidang kesehatan, sehingga keberadaannya perlu digali, diteliti, dikembangkan dan dimanfaatkan. Peningkatan pemanfaatan obat tradisional menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan bahan baku. Sebagian besar bahan baku obat tradisional berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pengembangan budidaya tanaman obat juga akan berdampak positif terhadap usaha-usaha peningkatan produksi, pendapatan petani dan pelestarian tanaman obat. Menjadi harapan kita semua bahwa upaya pengembangan tanaman obat tradisional Indonesia akan dapat mencapai sasaran dan dapat berkembang bersama-sama obat modern, serta mengisi kebutuhan sarana kesehatan masyarakat. Keutamaan obat tradisional bersifat aman dipakai dan memberikan pendapatan tambahan bagi para petani Minat masyarakat terhadap obat tradisional di Indonesia terus meningkat yang terbukti dari banyaknya industri yang memproduksi obat tradisional berkembang pesat, kecuali industri kelompok farmaka yang jumlahnya sangat sedikit. Sejalan dengan perkembangan minat masyarakat terhadap obat tradisional, jumlah industri jamu dan obat tradisional terus meningkat.. B. Potensi dan Khasiat Cabe Jamu

Cabe Jamu telah lama dikenal sebagai bahan jamu obat tradisional Indonesia.Masyarakat Jawa, Madura, Sulawesi dan Ambon telah lama mengenal dan menggunakan cabe jamu sejak lama. Buah cabe jamu yang sudah tua, tetapi belum masak, dikeringkan dibawah sinar matahari. Cabe jamu secara empiris terbukti bermanfaat sebagai obat. : Senyawa kimia yang terkandung dalam cabe jamu antara lain beberapa jenis alkaloid seperti piperrine, piperlonguminine, sylvatine, guincensine, piperlongumine, C. Khasiat cabe jamu diantaranya adalah sebagai berikut: a. Cabe jamu juga terbukti dapat memperpanjang waktu tidur akibat pengaruh obat tidur heksobarbital. Hal ini berarti cabe jamu memiliki daya menidurkan karena kandungan piperna. Cabe jamu dapat melawan atau mengurangi daya toksis striknina, yakni salah satu zat yang terkandung dalam bidara laut. Hal itu berarti cabe jamu dapat melindungi kemungkinan terjadinya keracunan akibat striknina. Cabe jamu mengandung minyak atsiri. Penderita perut kembung dapat disembuhkan dengan cabe jamu. Kandungan zat tersebut dapat menguatkan lambung dan memperbaiki pencernaan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengobati gangguan-gangguan lambung. Minyak atsiri juga memiliki rasa peda sehingga banyak dipakai untuk memberikan rasa pedas pada minuman brandy.

b.

c.

d.

Cabe Jamu juga dapat menyembuhkan sakit gigi, akar cabe jamu dikunyah. Akar atau daun cabe jamu yang direbus dapat digunakan untuk obat kumur, karena disamping menghilangkan nyeri juga bersifat antiseptik. Cabe jamu yang diramu dengan lempuyang pahit dapat mengatasi kelemahan tubuh akibat diare berat, pencahar bagi penderita hati(liver), mengobati kelemahan kaki dan lengan, sebagai param untuk mengobati nyeri encok atau menghilangkan pegal-pegal badan.

e.

Hampir semua bagian tanaman cabe jamu mengandung zat kimia yang berkhasiat obat. Bagian yang paling penting sebagai bahan baku obat adalah buah dan akarnya. Sementara akar-akarnya mengandung zat piperine. Bersama rimpang jahe, batang sereh, bunga cengkeh, biji pala dan keningar manis, cabe jamu juga bagian dari ramuan minuman bandrek. Ramuan-ramuan tersebut menunjukkan khasiat cabe jamu sangat dikenal masyarakat Sumber: Cabe Jamu Potensi dan Khasiatnya Bagi Kesehatan oleh H. Rahmat Rukmana

Budidaya Cabe Jamu


Tuesday, 16 February 2010 09:56 |

Beberapa waktu yang lampau, kami pernah menayangkan cara budidaya cabe jamu. Namun karena ada permintaan dari peminat situs kami maka, kami tayangkan kembali budidaya cabe jamu sbb:

1. SYARAT TUMBUH 1.1 Jenis tanah adalah: Andosol Latosol Grumosol Regosol Podsolik

2.1 Tekstur Tekstur liat yang mengandung pasir, subur, gembur, porus, drainase yang baik, dengan keasaman tanah (PH) antara 5,5 7,0.

3.1 Ketinggian Tempat, Curah Hujan, Kelembaban, Cabe Jamu dapat tumbuh subur dan berproduksi tinggi pada lingkungan tumbuh seperti berikut: Tinggi Tempat Curah hujan : 1- 600 m (dpl) : 1.200 - 3.000mm/pertahun tidak ada bulan kering. Curah hujan minimal 80 mm/bulan tempat terbuka atau pada lahan agak terlindung (radiasi surya 50 -75 %). Kelembaban Udara : 40- 80 %

1. TEKNOLOGI BUDIDAYA 1.2 a. Bahan tanaman Jenis benih Bagian tanaman yang dijadikan stek diambil dari sulur vertikal (sulur panjat), karena bagian ini mudah membentuk cabang. Ada 2 macam bahan tanaman yang dapat digunakan untuk setek yaitu : Sulur Tanah Sulur Panjat

b. Sumber Benih Diambil dari pohon induk yang telah berumur minimal 2 tahun dan memiliki sifat-sifat baik, yaitu berbuah banyak, responsif terhadap pemupukan, relatif tahan terhadap hama dan penyakit serta relatif tahan terhadap cekaman lingkungan tertentu, bentuk fisik tanaman kokoh, subur dan sehat. 2.2 Penanaman a. Jarak tanam 1,0 1,5 m dilakukan disepanjang galengan. 2,0 X 2,0 m atau 3,0 X 3,0 m dilahan bidang olah.

b. Waktu tanam Penanaman dilakukan pada awal musim penghujan. 3.2 Pemupukan a. Jenis dan Dosis Pupuk

Pupuk Organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk anorganik (Urea, TSP/SP -36, KCl atau pupuk majemuk NPK). Pupuk organik diberikan dua kali, yaitu pada awal dan akhir musim penghujan masingmasing sebanyak 5 kg/pohon. Pupuk anorganik pertama kali diberikan pada saat tanaman berumur 2 3 bulan. Selanjutnya, pupuk diberikan dua kali setahun, yaitu bersamaan waktunya dengan pemberian pupuk organik. Dosis pupuk anorganik untuk tanaman cabe jamu dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Dosis Pupuk Tanaman Cabe Jamu

Umur tanaman (tahun) <1 12 >2 3 >3 5 >5

Urea(gr/ph/ th) 50 75 150 300 500

SP-36(gr/ph/ th) 30 60 120 250 450

KCl(gr/ph/ th) 30 60 120 250 450

b. Cara Pemupukan Untuk pupuk organik diberikan disekitar perakaran tanaman, tanah digali kemudian pupuk disebarkan secara merata lalu ditutup tanah kembali. Untuk pupuk anorganik diberikan setelah penyiangan. Dibuat alur parit melingkar tanaman dan berada diluar sistem perakaran tanaman sedalam 5 10 cm, setelah campuran pupuk anorganik ditaburkan kemudian di timbun tanah. 4.2 No. Hama dan Penyakit a. Hama Jenis/Nama Hama 1. Kutu Putih (Plannococcus citri) Bagian yang diserang Daun dan akar- Pemupukan tanaman tanaman sesuai dosis - Sanitasi kebun Bunga 2. Pengisap Bunga (Diconoris hewetti) - Aplikasi Insektisida - Disemprot dengan insektisida - Sanitasi kebun Cara Pengendalian

3.

Perusak Buah

Buah

(Dasynus piperis) - Memangkas buah yang terserang berat 4. Kepik (Helopeltis, sp) 5. Penggerek ba-tang (Laphobaris piperis) Batang dan cabang - Sanitasi kebun - Memangkas buah yang terserang berat - Aplikasi Insektisida Batang cabang dan - Aplikasi Insektisida

b. Penyakit No. Jenis/Nama Hama 1. Penyakit Busuk Daun (Phytophtora Palmivora) Daun - Tanaman dipupuk sesuai rekomendasi - Bagian tanaman yang tidak produktif dipangkas - Memotong dan membakar daun yang terserang - Aplikasi fungisida berbahan oksida. 2. Penyakit Cacar Buah Buah aktif tembaga dari Bagian yangCara Pengendalian diserang

- Penggunaan bibit tanaman sehat

(Colletotrichum capscii)

- Dipupuk rekomendasi - Memotong dan membakar yang sakit

sesuai

bagian

- Aplikasi fungisida berbahan aktif heksakonazol. 3. Penyakit Busuk Batang dan Pangkal Batang akar - Perbaikan drainase tanah - Sanitasi kebun - Tanah ditutup mulsa - Mengisolasi tanaman sakit.

1. TEKNOLOGI PANEN 1.3 Waktu Panen Tanaman cabe jamu mulai berbuah setelah umur 1 1,5 tahun. Setelah buah berwarna semburat merah sekitar 25% - 50% sudah dapat dipanen. 2.3 Cara Panen Panen dilakukan dengan cara memetik satu persatu. Untuk itu diperlukan tangga agar buah yang siap dipanen terjangkau tangan dan tanaman tidak rusak. 3.3 Produksi Produksi rata-rata untuk tanaman muda sekitar 2-3 kg buah basah atau setara dengan 0,5 kg buah kering. Untuk tanaman dewasa produksi sekitar 4-5 kg buah basah atau setara dengan 1,5 kg buah kering. 4. TENAGA KERJA 1.4 Budidaya Membuka lahan Mengajir Membuat lobang tanam : 30 HOK : 10 HOK : 60 HOK

Tanam tiang panjat Pemupukan dasar Pembibitan/pesemaian Penanaman Pemupukan & penyulaman Pengendalian hama/penyakit Penyiangan

: 20 HOK : 25 HOK : 20 HOK : 20 HOK : 60 HOK : 15 HOK : 80 HOK

2.4 Panen 5. Panen : 30 HOK

PENGOLAHAN HASIL Pasca panen : 20 HOK

Last Updated ( Tuesday, 16 February 2010 12:45 )

Cabe Jamu Umur Setahun Bisa Jadi Duit


Budidaya Cabe Jamu Bertanam Cabe Jamu Investasi Seumur Hidup

Pengantar:
Tanaman ini, bisa jadi tanaman pokok atau bisa juga dijadikan tanaman sela. Nilai ekonomisnya tinggi, pasarnya juga tidak akan sulit. Yang lebih unik lagi, sekali menanam produksinya bisa diambil hingga 50 tahun lebih. Jauh lebih berharga dibandingkan tanaman lain, yang rata-rata produktivitasnya kurang dari 20 tahun. Untuk mengungkap nilai agribisnis ini, redaksi menurunkan Dadang Sutarjan (Bandung) pergi ke Jatim bersama Perum Perhutani. Hasilnya memang rruarrr biasa. Cocok dikembangkan untuk petani, bahkan pensiunan sekalipun. Hasil liputannya, kemudian disunting oleh Managing Editor, Dedi Riskomar. Semoga bermanfaat. Redaksi CABE jamu (Pepper retrofractum) lebih dikenal di kalangan tukang jamu, atau produsen jamu. Rasa hangat yang dimiliki tanaman ini, membuatnya menjadi salahsatu bahan untuk ramuan jamu. Cabe jamu, atau di kawasan Jawa dikenal sebagai cabe alas. Cabe sulah, atau cabe jawa ini, walaupun memiliki rasa pedas yang sama dengan jenis cabe lainnya, namun tidak biasa digunakan sebagai bumbu masak. Berbeda dengan cabe yang biasa digunakan, cabe jamu yang termasuk famili Piperaceae ini, tumbuh merambat

seperti lada atau sirih. Di banyak tempat, cabe jamu hampir tidak pernah ditanam secara sengaja, karena banyak tumbuh di tegalan, pekarangan bahkan hutan. Tumbuh merambat pada penyangga atau inangnya. Cabe jamu memiliki bulir-bulir buah, berbentuk panjang bulat menyerupai tabung yang panjangnya empat centimeter. Awalnya cabe ini berwarna hijau dan keras, tetapi berangsur-angsur berubah warna menjadi kuning sampai kemudian menjadi merah dan lunak. Selama ini, pemasaran cabe jamu hanya terbatas di kalangan produsen jamu, atau obat-obatan tradisional. Produksinya pun, masih produksi rumahan, yang sangat tidak memikirkan masalah kualitas dan kuantitas. Cabe jamu, banyak ditanam di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, terutama di daerah kering dan panas atau dengan ketinggian antara 0-500 dpl. Cukup Prospektif Meskipun kurang dikenal, namun pasaran cabe jamu cukup prospektif baik untuk pasaran dalam negeri maupun luar negeri. Pasaran cabe ini belum pernah mengalami booming, tetapi perkembangannya konstan. Tidak seperti cabe merah atau cabe rawit, harganya berfluktuasi bahkan terkadang anjlok. Harga cabe jamu cenderung konstan, sehingga menguntungkan para petani yang membudidayakannya. Harga cabe basah hasil panen pertama Rp 3.100,00/kg, panen kedua Rp 3.200,00/kg, panen ketiga Rp 3.400,00/kg dan panen keempat Rp 3.400,00/kg. Sedangkan harga cabe keringnya, hasil panen pertama Rp 9.000,00/kg, panen kedua Rp 9.500,00/kg, panen ketiga Rp 9.700,00/kg dan panen keempat Rp 12.000,00/kg. Perbedaan harga ini, dikarenakan panen cabe jamu tidak dilakukan serentak, tetapi dilakukan secara bertahap. Dalam satu masa panen dapat dilakukan empat kali pemetikan, sehingga harga di pasaran pun berbeda untuk setiap masa pemetikan. Petani cukup sekali saja menanam cabe jamu, dan selanjutnya tinggal melakukan panen yang dapat dilakukan tiga sampai empat kali setiap tahunnya. Budidaya cabe jamu secara profesional, telah dilakukan oleh Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Budidaya yang dilakukan sejak tahun 90-an ini, berlokasi di RPH Ngondang Lor dan RPH Wonohago yang masuk kawasan hutan BKPH Lawangan Agung, KPH Mojokerto. Lahan yang ditanami cabe jamu sebagai tanaman sela ini, sampai sekarang telah mencapai luas 169,2 hektar. Menurut Kepala Seksi Humas Perhutani Unit II Jawa Timur, I Gusti Armawa, pengembangan cabe jamu di kawasan hutan Perhutani Unit II Jawa Timur ini, merupakan salahsatu upaya untuk mengangkat pamor cabe jamu, sekaligus memberikan garapan kepada masyarakat desa sekitar hutan. Dikatakannya, petani awalnya memang harus dirangsang untuk mau membudidayakan tanaman ini secara baik dan benar. Memang mereka sudah menanam tanaman ini secara turun temurun, tetapi hal itu dilakukan karena kebiasaan, sehingga produksinya pun sama sekali tidak diperhatikan. Pada saat cabe jamu kembali dibudidayakan oleh Perhutani, harganya masih Rp 1.500,00/kg. Tidak heran kalau petani yang mau menanamnya hanya sedikit, karena khawatir harganya tidak prospektif. "Tetapi sekarang harganya sudah cukup baik, sehingga banyak petani di luar binaan Perhutani yang kemudian ikut menanam," ujar Asper Lawangan Agung, Bambang Suherman. Di Desa Sukamaju Kabupaten Lamongan, tanaman cabe jamu sekarang sudah ditanam oleh petani, bukan lagi sebagai tanaman pekarangan tetapi sudah menjadi tanaman pokok. Sepanjang jalan desa, akan terlihat tanaman cabe jamu menghiasi pekarangan dan kebun. Produksi cabe jamu para petani binaan Perhutani ini, ditampung oleh Koperasi Tani Hutan (KTH) Sukamaju. Menurut Ketua KTH Sukamaju, M. Saari, cabe jamu yang sudah dikeringkan itu dibeli oleh PT Melka di Jln. Darmo Permai. Oleh perusahaan ini, cabe jamu kering dijual kepada produsen jamu dan ada juga yang diekspor ke India. Selain India, negara tujuan ekspor cabe jamu adalah, Belgia dan Belanda. Hanya saja belum diperoleh data pasti, berapa besar ekspor cabe jamu ke negara-negara tersebut, karena produksinya pun masih sulit ditentukan. "Eksportir mintanya banyak, tetapi kami baru dapat memenuhi 13 ton untuk satu kali masa panen. Padahal permintaan dari eksportir sangat besar, berapa pun produksi para petani, mereka sanggup membelinya," kata M. Saari. Selain PT Melka yang secara tetap membeli hasil panen cabe jamu petani binaan Perhutani ini, ada beberapa perusahaan lain dan tengkulak dari Surabaya dan Jombang yang datang ke desa-desa membeli hasil panen dari para pengepul. Mereka juga yang menyalurkan cabe jamu ke industri dalam maupun luar negeri. Hanya saja, petani masih kesulitan untuk memenuhinya, karena jumlah produksi masih sangat minim.

Akhirnya, petani hanya mencoba memenuhi kebutuhan PT Melka yang sudah lama menjalin kerja sama. Sedangkan permintaan dari eksportir lain dan produsen jamu dalam negeri, untuk sementara mereka abaikan. Selain masalah produksi yang masih minim, petani juga mengalami kesulitan dengan masalah pengeringan. Selama ini pengeringan dilakukan secara alami dengan mengandalkan panas matahari, yang bila cuaca sedang mendung akan memperlama proses pengeringan. "Cabe kering yang kualitasnya baik, adalah yang kandungan airnya tinggal 7,5 persen. Untuk mencapai kondisi seperti itu, diperlukan waktu pengeringan selama lima hari dengan panas yang cukup baik," kata M. Saari yang didampingi pengurus KTH lainnya, Ali Mudofar. Butuh Mesin Pengering Keinginan petani, mereka memiliki mesin pengering, supaya pengeringan tidak tergantung pada sinar matahari dan hasilnya pun akan lebih baik. Cabe yang pengeringannya kurang baik, kandungan airnya akan tinggi, sehingga mempengaruhi kualitas cabe untuk tujuan ekspor. "Meskipun pengeringan dengan cara alami, tetap saja bisa menghasilkan cabe kering dengan kualitas baik, namun kalau ada mesin akan sangat membantu," ujar M. Saari. Baik Saari maupun Ali yang sudah merasakan nikmatnya menjadi petani cabe jamu, mengatakan bahwa menanam cabe jamu merupakan investasi seumur hidup. Soalnya masa daur tanaman ini cukup lama, yaitu 50 tahun. "Untuk membudidayakannya juga cukup mudah, tinggal mengambil dengan cara stek dari tanaman yang ada, biasa diambil dari sulur yang menjulur baik di bagian atas tanaman maupun yang menjulur di bawah, sama saja," kata Saari. Kemudahan lainnya, tanaman ini tidak memerlukan pemeliharaan yang sulit, karena hanya memerlukan penyiangan terhadap tanaman-tanaman gulma yang ada di sekitar tanaman. Hama yang menyerang tanaman ini hampir tidak ada, kecuali semut. Pupuk yang diberikan adalah Urea, SP dan KCl. Dari lahan seluas satu hektar dengan jarak tanam 2x6 meter, dapat dihasilkan cabe jamu basah 25 kuintal pada panen perdana, dan untuk panen tahun-tahun berikutnya meningkat mencapai rata-rata 5 ton. Tanaman yang baik dapat panen pada usia satu tahun. Masa panen biasanya berlangsung setelah musim hujan, karena pada musim hujan biasanya baru muncul bunga. Bagi Anda yang sebelumnya tidak memiliki tanaman cabe jamu, dapat memperoleh bibitnya seharga Rp 650,00/polybag atau Rp 500,00/akar. Untuk satu dapur, biasanya dibutuhkan lima sampai enam bibit. "Pokoknya nggak sulit menanam cabe jamu, karena tanaman ini termasuk mudah penanganannya," ungkap Saari.-

Teknik budidaya
IKLIM merupakan salahsatu faktor lingkungan yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe jamu. Cabe jamu memerlukan air, tetapi tidak boleh berlebihan. Saat berbuah, tanaman ini memerlukan banyak air. Curah hujan dalam satu tahun yang terus turun tanpa adanya musim kemarau yang cukup, akan berakibat jelek tetapi tanpa hujan pun membawa dampak yang buruk. Idealnya tanaman cabe jamu memerlukan curah hujan rata-rata 1.250-2.500 mm per tahun dengan pH tanah antara 4,0-6,5 optimal dengan pH 5,5-6,5. A. Persiapan Tanam Siapkan lahan yang terlebih dahulu telah dibersihkan dari pohon-pohon, perdu, rumput-rumputan dan gulma. Lahan yang akan digunakan harus benar-benar bebas dari pohon-pohon tinggi, karena cabe jamu tidak dapat berkembang baik di bawah naungan. B. Penanaman Saat penanaman yang paling baik adalah saat musim hujan, kira-kira pada bulan Oktober sampai Desember. Penanaman dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu disemaikan di dalam polybag atau ditanam langsung di lokasi. 1. Penanaman dengan disemaikan - Bibit stek ditanam di dalam polybag yang telah diisi tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:2:3.

- Polybag ditata rapi di atas bedengan dan ditutup dengan naungan (alang-alang atau plastik). - Penyiraman bibit di persemaian harus hati-hati, karena kebutuhan air sangat minim. Apabila terjadi kelebihan air siraman, maka bibit akan mati. 2. Penanaman langsung Penanaman langsung dapat dilakukan lewat dua sistem, yaitu penanaman bibit lebih dulu kemudian menyusul tanaman panjatan (inang) atau sebaliknya. Dalam setiap lubang ditanam bibit antara enam sampai delapan bibit. Pohon panjatan (inang) biasanya digunakan tanaman dadap (Eryhrina Sp), kajaran (Castanza argentea), siwalan (Sorassus Spp) dan kelor (Moringa ofeifera sanife). Jarak tanam yang dilakukan biasanya adalah jarak tanam monokultur dan diversifikasi. Untuk jarak tanam monokultur 2x2,5 meter dan jarak tanam diversifikasi 2x4 meter atau 2x6 meter. Untuk menghindari kekeringan, sebaiknya dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore. C. Pemeliharaan Pemeliharaan bukan hanya pada tanaman tetapi juga pada tanahnya. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi: 1. Penyiangan Dilakukan dengan cara biasa, yaitu membersihkan semua tumbuhan pengganggu secara mekanis bersamaan dengan pengolahan tanah secara ringan. Di saat penyiangan dilakukan, perlu juga ada beberapa perlakuan khusus, yaitu: - Pengikatan sulur panjat pada tiang atau tanaman penyangga. Tunas yang tumbuh dipanjatkan dengan jalan mengikatkan dengan tali pada pohon panjatan. - Pembentukan tanaman dengan cara mengarahkan tunas atau sulur yang tumbuh ke atas ke arah samping, sehingga tanaman cabe jamu menjadi rimbun. Cara ini untuk memudahkan saat dilakukan pemetikan buah. 2. Pemupukan Meskipun cabe jamu dapat tumbuh dan menghasilkan di tanah-tanah kering atau tandus, namun lama kelamaan tanah tersebut akan mengalami kekurangan unsur hara. Untuk mengembalikan kondisi tanah menjadi subur, perlu dilakukan pemupukan yang menggunakan pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk nonorganik.

3. Pemangkasan Pemangkasan pohon panjatan dilakukan pertama kali apabila tanaman sudah merambat. Pemangkasan selanjutnya dilakukan menurut keperluan, dilakukan apabila panjatan terlalu rimbun, sehingga menghasilkan tajuk yang bagus dengan intensitas cahaya dan sirkulasi udara sangat baik. 4. Hama dan Penyakit Hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabe jamu belum banyak, tetapi ada beberapa hama dan penyakit yang perlu diwaspadai: - Tanaman penggerek batang panjatan Hama ini dikendalikan dengan kultur teknis lewat pemberian pupuk berimbang, pengaturan jarak tanam dan menjaga kebersihan kebun. - Penyakit kuning Pengendalian dilakukan secara kultur teknis dengan menggunakan bibit dari tanaman yang sehat, mengatur jarak tanam serta mengatur pengairan kebun pada satu musim hujan. Secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan fungisida, atracolzonip, difolatan 4F. C. Pemungutan dan Pengolahan Hasil 1. Pemungutan Pemungutan hasil dilakukan apabila buah-buah sudah ada yang masak di pohon. Buah yang siap dipanen terlihat dari warnanya yang cerah atau mengkilat. Ada yang coklat dan ada yang merah, tergantung varietas. Sebaiknya buah jangan diambil pada saat kondisinya sudah terlalu matang, karena kalau terlalu matang kualitasnya jelek.

Pemetikan biasanya dilakukan dengan cara selektif, dengan memetik buah-buah yang ada di pohon dan yang benarbenar tua atau masak. Pemetikan dapat dilakukan dengan cara memetik langsung buah dengan tangan. Pemetikan dilakukan selang satu bulan dari panen awal. Untuk panen bisa dilakukan tiga kali dalam setahun, bahkan memungkinkan dilakukan empat kali selama curah hujan cukup. Hasil pemetikan tergantung dari banyaknya buah dan kemampuan masing-masing pemetik. Untuk produksi rata-rata per pohon, dipengaruhi oleh umur tanaman, keadaan lingkungan dan cara pemeliharaan. 2. Pengolahan hasil Cabe yang telah dipanen sebaiknya langsung direbus kira-kira 20 menit. Kemudian ditiriskan, dan dijemur sampai kadar air tinggal 7,5 persen. Pengeringan dengan panas matahari yang baik, dapat dilakukan selama lima hari. Setelah kering, cabe dimasukkan dalam karung dan siap untuk dijual.-

Bertanam Cabe Jamu Investasi Seumur Hidup


DARI cabe jamu, M. Saari (51) dan Ali Mudofar (45) telah merasakan manfaat cukup besar, terutama mengangkat perekonomian keluarganya. Kedua petani binaan Perhutani Unit II Jawa Timur ini, telah berhasil menyekolahkan anaknya serta mencukupi kebutuhan hidup keluarganya dengan layak, berkat bertanam cabe jamu. Kedua petani ini merupakan tokoh dalam pengembangan tanaman cabe jamu di Desa Sukamaju, Kabupaten Lamongan. Bermodalkan lahan seluas satu hektar yang dipinjamkan Perhutani, mereka berdua melakukan budidaya cabe jamu pada sekitar tahun 90-an. Saat pertama kali menggeluti cabe jamu, harga tanaman ini masih Rp 1.500,00/kg dalam keadaan basah. Tetapi tanpa pantang menyerah, keduanya terus bertanam cabe jamu. "Hasilnya ya, seperti sekarang, saya dapat menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi," ungkap Ali. Sedangkan Saari, dari bertanam cabe jamu, tidak hanya berhasil menyekolahkan anaknya tetapi juga membangun rumah cukup representatif di desanya. Investasi Menguntungkan Saari dan Ali memang merupakan contoh petani cabe jamu yang berhasil, karena keduanya terlibat sejak awal pembudidayaan tanaman ini sampai sekarang. Bagi mereka berdua, cabe jamu merupakan investasi yang menguntungkan. "Istilahnya investasi seumur hidup, karena sekali tanam dapat menghasilkan terus sepanjang tahun," kata Ali. Setiap kali panen, Ali dan Saari memperoleh keuntungan bersih sekitar Rp 10 juta. Apabila dilihat dari biaya yang dikeluarkan untuk membudidayakan tanaman ini, sejak tanam sampai menghasilkan, maka keuntungan tersebut cukup besar. "Hampir tanpa modal, kalau dikerjakan sendirian. Karena bibit tinggal ambil, sedangkan pupuk dapat menggunakan pupuk kandang. Penggunaan pupuk dan obat-obatan hampir tidak ada," kata Ali. Biaya produksi yang digunakan untuk budidaya cabe jamu ini, dapat menjadi nol kalau petani melakukan segalanya sendiri dan mengurangi penggunaan pupuk nonorganik. Seperti kata Ali dan Saari, cabe jamu sangat mudah memeliharanya. "Selama kita sabar, maka tanaman ini akan berkembang dengan baik dan menghasilkan cabe dengan kualitas baik," kata Ali. Soal pemasaran, diakui keduanya tidak ada masalah, karena sebelum panen pun sudah ada pengusaha yang datang untuk membeli. Bahkan mereka kewalahan menerima permintaan baik untuk kebutuhan dalam maupun luar negeri. Begitu juga soal harga, petani tidak merasa kesulitan karena harganya sudah cukup baik. "Dibandingkan dengan harga cabe biasa, yang sering turun naik, lebih baik bertanam cabe jamu. Harganya bagus dan tidak sulit," kata mereka. Selain masalah harga, menanam cabe jamu lebih menguntungkan karena peremajaan dilakukan setelah 50 tahun, sehingga tidak menyulitkan. Pada cabe biasa, peremajaan dilakukan lebih cepat, bahkan setelah panen tanaman harus diganti, supaya hasilnya baik. Cabe biasa pun cenderung tidak kuat pada iklim, sehingga produksinya dapat anjlok. Saari dan Ali bersama petani binaan Perhutani yang jumlahnya mencapai 80 orang, akan terus bertanam cabe jamu,

karena keuntungannya jelas. Mereka pun telah menularkan keahliannya, kepada petani lain yang sengaja datang untuk mengetahui soal budidaya cabe jamu. Bahkan KTH Sukamaju, pada tahun ini akan memperoleh Kalpataru karena keberhasilannya mengembangkan tanaman tradisional cabe jamu. "Enak lah bertanam cabe jamu, karena ngurusnya nggak sulit tapi hasilnya bagus. Apalagi tanah di sini cukup cocok untuk budi daya, sehingga tidak ada kesulitan," kata Ali.-

abe jawa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Cabai jawa

Tumbuhan cabai jawa

Klasifikasi ilmiah Kerajaa Plantae n: Divisi: Magnoliophy ta Magnoliopsid a Piperales

Kelas:

Ordo:

Famili:

Piperaceae

Genus: Piper Spesies P. : retrofractu m

Nama binomial Piper retrofractum


Vahl.

Buah cabai jawa yang telah dikeringkan.

Cabai jawa, cabai jamu, lada panjang, atau cabaisaja (Piper retrofractum Vahl. syn. P. longum) adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atauPiperaceae. Dikenal pula sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut). Tumbuhan ini produknya telah dikenal oleh orang Romawisejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum kedatangan cabai (Capsicumspp.), tumbuhan inilah yang disebut "cabai". Cabai sendiri oleh orang Jawa dinamakan "lombok". Cabai jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500 mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabai jamu. Tanaman itu memiliki keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabai jamu secara alami.

Daftar isi 1 Deskripsi Tanaman 2 Khasiat dan Kegunaan 3 Pranala luar 4 Referensi

[sunting]Deskripsi

Tanaman

Bentuk tanamannya seperti sirih, merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal daun berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya pedas dan tajam aromatis[1].

[sunting]Khasiat

dan Kegunaan

Buah cabai jamu memiliki khasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabai jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedasnya berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen. Salah satu jamu populer yang mengandung cabai jamu adalah cabai puyang, yang dibuat dengan bahan utama cabai jamu dan lempuyang.

[sunting]Pranala

luar

You might also like