You are on page 1of 8

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No.

1, 2010

ISSN: 2086-8944

Penghematan Energi Pada Penggunaan Inverter Sebagai Pengendal Kecepatan Motor Induksi
1,2)

M. Abd. Hamid1), Tri Laksono Wibowo2) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang

Abstrak. Kebutuhan akan tenaga listrik semakin meningkat seiring dengan perkembangan industri dan meningkatnya taraf hidup masyarakat. Permasalahan terjadi bahwa perkembangan ini tidak diikuti dengan penyediaan sumber tenaga listrik yang memadai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dibutuhkan suatu cara untuk menghemat pemakaian tenaga listrik, khususnya dalam pengendalian motor listrik. Untuk memperoleh pengehematan energi pada pengendalian motor induksi tiga fasa adalah dengan penggunaan inverter sebagai pengendali motor listrik. Di PT. Suprama Sidoarjo hasilnya menunjukkan bahwa pengendalian kecepatan motor induksi dengan inverter pada pengerak mesin extruder membutuhkan energi yang lebih kecil, sehingga diperoleh penghematan energi sebesar 65,61 Kwh dalam pengoperasian selama 6 jam/hari. Kata kunci: Motor induksi, inverter, energi, pengendalian kecepatan.

kecepatan motor yang berfungsi sebagai penggerak mesin Extruder. Karena kelebihan inverter yang dapat mengatur kecepatan motor sesuai dengan kebutuhan beban. Dengan bantuan perangkat lunak MATLAB, analisa penghematan energi dari inverter dilakukan dengan cara membuat blok simulasi dan mengatur kecepatan motor dengan merubah frekuensi dan tegangannya.
II. B ATASAN M ASALAH

I. P ENDAHULUAN

Penggunaan motor listrik dalam industri pada umumnya untuk menyediakan kerja mekanik, sedangkan dalam kehidupan seharihari motor listrik digunakan sebagai peralatan rumah tangga misalnya pompa air, mesin cuci, lemari es dan sebagainya. Karena motor AC memiliki keunggulan dalam hal kesederhanaan dan murahnya biaya perawatan sehingga jenis motor ini banyak dipakai di lingkungan industri maupun rumah tangga. Pengendalian kecepatan putaran motor AC dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan kendali tegangan dan frekuensi. Inverter adalah konverter arus searah (DC) ke arus bolak-balik (AC) dengan tegangan dan frekuensi keluaran dapat diatur, sehingga motor AC dapat dikendalikan dengan fleksibel. Saat ini inverter mulai sering di gunakan sebagai pengendalian kecepatan dan starting motor induksi. Di PT. Suprama Sidoarjo ada beberapa inveter yang di gunakan untuk mengendalikan

Agar pembahasan lebih terarah, maka permasalahan yang akan dilakukan pada tulisan ini dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut: a. Pengambilan data dilakukan pada motor pengerak mesin Extruder di PT. Suprama Sidoarjo. b. Analisis hanya dilakukan pada motor tiga fasa rotor sangkar, merek BRANCO 22 kW, 380/660 (/Y) Volt, 50 Hz, cos 0,86, 1470 rpm. c. Analisis dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Simulink Matlab 7.0 d. Autotrafo hanya sebagai pembanding untuk menghitung penghematan energi yg terjadi.
III. T INJAUAN PUSTAKA

Motor arus bolak-balik (Motor AC) adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik atau tenaga gerak, dimana tenaga gerak ini berupa perputaran pada poros motor. Salah satu jenis motor AC ini adalah motor induksi atau motor tak serempak. 3.1 Pengaturan Kecepatan Motor Motor induksi pada umumnya berputar dengan kecepatan konstan, mendekati putaran sinkronnya. Meskipun demikian pada penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya pengaturan putaran. Pengaturan putaran tersebut dapat dilakukan dengan cara mengubah frekuensi dan mengatur tegangan jala-jala. 1

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 1, 2010

ISSN: 2086-8944

3.2 Mengubah Frekuensi Jala-jala Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengubah-ubah harga frekuensi jala. Pengendalian model ini biasanya di barengi dengan pengaturan tegangan masuk yang sebanding dengan frekuensi tersebut, karena untuk mendapatkan fluks yang konstan, dimana: (1) (2) Berdasarkan rumus-rumus diatas, dapat dikatakan untuk menjaga agar fluksi motor tetap konstan dapat dilakukan dengan menjaga agar perbandingan V/f konstan, perbandingannya terlihat pada Gambar 1. Dan dengan didapat yang konstan, maka jelas torque sekarang hanya merupakan fungsi dari arus rotor saja (I2).

motor akan berubah dari n1 ke n2 untuk tegangan masuk setengah tegangan semula. Cara ini hanya menghasilkan pengaturan putaran yang terbatas (daerah pengaturan sempit).
IV. INVERTER

Inverter merupakan suatu rangkaian yang mampu mengubah tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak-balik (AC). Ada dua jenis inverter yang umum digunakan, yaitu: 1. Inverter dengan frekuensi dan tegangan keluaran yang konstan. 2. Inverter dengan frekuensi dan tegangan keluaran yang berubah-ubah. Secara umum inverter dibagi menjadi dua bagian yaitu: inverter satu fasa dan inverter tiga fasa. Pemakaian peralatan tersebut dipilih didasarkan pada jenis penerapannya. Inverter biasanya memakai sinyal kontrol modulasi lebar pulsa (PWM) untuk menghasilkan tegangan keluaran bolak-balik. Inverter dikatakan sumber tegangan (Voltage fed Inverter) jika tegangan masukannya dibuat konstan, dan dikatakan sumber arus (Current Fed Inverter) jika arus masukannya dijaga konstan. Jika tegangan masukannya merupakan tegangan yang bisa diatur, maka inverter ini bisa disebut variable dc linked inverter. 4.1 Inverter Jembatan Satu Fasa Inverter jembatan satu fasa ditunjukkan pada gambar 3(a). Inverter ini terdiri atas empat chopper. Ketika transistor Q1 dan Q2 dihidupkan secara bersama, tegangan output Vs melalui beban. Jika transistor Q2 dan Q3 dihidupkan secara bersamaan, maka tegangan beban menjadi -Vs. Bentuk tegangan output ditunjukan dalam Gambar 3(b).
Vs 2

Gambar 1. Perbandingan frekuensi dan tegangan.[10]

3.3 Mengatur Tegangan Jala-jala Besarnya kopel motor induksi dinyatakan oleh persamaan berikut: (3)

Vs 2

Q1 D1 a Q4 D4 D2 load D3 b

Q3

0
Vs 2

To 2

T0

0
Vs 2

0 Q2 vs

To 2

T0

To 2

T0

(a) circuit (b) wafeforms

Gambar 3. Inverter jembatan satu fasa.[6] Gambar 2. Karateristik motor induksi.[3]

Dari persamaan (3) di atas diketahui bahwa kopel sebanding dengan pangkat dua tegangan yang diberikan. Sedangkan untuk karakteristik beban seperti terlihat pada Gambar 2, kecepatan

4.2 Inverter Tiga Fasa Inverter sumber tegangan adalah peralatan elektronik yang berfungsi untuk mengubah tegangan searah menjadi tegangan bolak-balik. Pada umumnya inverter 3 fasa bekerja dengan
2

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 1, 2010

ISSN: 2086-8944

prinsip switched mode yang rangkaian dasarnya seperti terlihat pada Gambar 4. Saklar-saklar pada gambar tersebut bekerja sedemikian rupa, sehingga bentuk tegangan keluaran (A, B, & C) membentuk tegangan 3 fasa.

Gambar 5. Blok motor induksi 3 fasa[7] Blok motor induksi ini dapat beroperasi sebagai motor atau generator. Tm pada gambar diatas adalah sebagai masukan untuk beban berupa nilai torsi mekanik. A,B,C adalah terminal masukan sumber tegangan 3 fasa, sedangkan m di gunakan sebagai penghubung terhadap alat pengukur putaran, torsi motor, arus motor, arus rotor, dll. Gambar 6 memperlihatkan tampilan blok motor induksi 3 fasa yang telah di masukkan kedalam fisik model komponen.

Gambar 4. Rangkaian inverter tiga fasa dengan IGBT.[6]

Kedudukan saklar-saklar yang berpasangan (1 dan 2, 3 dan 4, 5 dan 6) diatur sedemikian rupa, sehingga setiap pasang tidak pernah bersama-sama bekerja (ON) ataupun sama-sama tidak bekerja (OFF). Artinya jika saklar 1 dalam keadaan ON, maka saklar 2 berada dalam keadaan OFF atau sebaliknya. Demikian pula untuk pasangan 3-4 dan 5-6. Pengaturan kombinasi pensaklaran ini dilakukan oleh sinyal modulasi lebar pulsa (PWM). 4.3 Pemodelan Motor Induksi dan Inverter Tiga Fasa MATLAB merupakan suatu perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menganalisa berbagai kebutuhan dalam bidang teknik. Didalam MATLAB terdapat dua bagian penting yaitu M-file yang berfungsi untuk menuliskan listing program-nya dan Simulink yang digunakan untuk melakukan simulasi. Dengan menggunakan Simulink yang merupakan kesatuan dalam program tersebut kita dapat melakukan suatu pemodelan sistem kontrol atau suatu plant yang akan diatur. Hal itu dapat dirancang dengan mengunakan blok-blok yang telah tersedia serta seting parameter-parameter akan menjadi lebih mudah. Blok-blok Simulink dapat juga dibentuk dari persamaan matematika dengan mengunakan blok transfer function sehingga kita dapat menuliskan persamaan dan blok tersebut sesuai dengan parameter yang akan kita cari. 4.4 Pemodelan Motor Induksi Tiga Fasa Didalam library MATLAB sudah tersedia blok motor induksi 3 fasa dengan parameterparameter yang tinggal diisikan nilainya sesuai data praktis yang ada seperti terlihat pada Gambar 5.

Gambar 6. Tampilan model fisik yang ada didalam blok motor induksi 3 fasa.[7] .

4.4 Pemodelan Pengendalian Motor Induksi dengan Inverter Tiga Fasa Secara umum blok diagram pengendalian motor induksi tiga fasa dengan inverter diperlihatkan oleh Gambar 7.

Gambar 7. Rangkaian inverter tiga fasa. 3

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 1, 2010

ISSN: 2086-8944

Pemodelan ini menggunakan Simulink pada MATLAB dimana dengan mudah kita dapat menyusun rangkaian yang dikehendaki dengan mamasukkan nilai parameter-parameter yang diinginkan. Dari blok diagram tersebut, ada dua blok utama yang masing-masing fungsinya berbeda. Blok diagram yang di sebelah kiri akan mengkonversikan tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah yang terkontrol. Sedangkan blok diagram sebelah kanan merupakan inverter yang gate-nya di sulut oleh modulasi lebar pulsa.

Gambar 10. Blok inverter kontrol tegangan dan frekuensi secara keseluruhan. V. HASIL S IMULASI

Dengan bantuan perangkat lunak Simulink MATLAB dapat dibuat rangkaian inverter sebagai pengendalian motor induksi tiga fasa. Dengan merubah tegangan dan frekuensi, maka terlihat besarnya perubahan pada arus motor. Sedangkan diagram alirnya diperlihatkan Gambar 19.
Gambar 8. Rangkaian blok Bridge Universal.[7]

Gambar 8 memperlihatkan rangkaian blok bridge universal, dimana A,B,C atau 1,2,3 sebagai masukan atau keluaran tegangan 3 fasa bolak balik. Sedangkan pada 4 dan 5 juga bisa sebagai masukan atau keluaran tegangan searah dimana 4 sebagai polaritas positif dan 5 sebagai polaritas negatif, penggunaanya tergantung pada kebutuhan. Gate sebagai masukan pulsa. Gambar 9 merupakan skema inverter dengan pengontrolan tegangan dan frekuensi yang akan dibuat dengan blok-blok di dalam Simulink. Secara lengkap blok Simulink dapat dilihat pada Gambar 10.

5.1 Hasil Simulasi Inverter Pengendali Motor Tanpa Beban Untuk mengetahui penghematan energi pengendalian ini bila dibandingkan dengan pengendalian menggunakan autotrafo dan juga besar daya motor serta energi yang dibutuhkan, maka motor harus beropearsi selama 6 jam. Gambar 11 menunjukkan besar arus stator 11,23 A, kecepatan rotor 524 rpm dan torsi dalam kondisi tidak berbeban pada motor induksi besar tegangan 200 Volt. Gambar diatas juga menunjukkan kecilnya frekuensi karena terlihat jarak gelombang atau lebar gelombang cukup lebar.

Gambar 9. Diagram inverter pengontrol tegangan dan frekuensi.[10]

Gambar 11. Gelombang Ia stator, kecepatan, torsi, Vab stator inverter tanpa beban terhadap waktu (s). 4

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 1, 2010

ISSN: 2086-8944

Sedangkan Gambar 12 menunjukkan tegangan pada inputan inverter sebesar 530 Volt dan arusnya 4,91 A, arus pada inputan lebih kecil dari pada arus pada sisi stator karena pengaruh perubahan tegangan pada sisi stator motor.

Gambar 14. Gelombang Vab dan Ia pada masukan autotrafo tanpa beban terhadap waktu (s).

Tabel 1 memperlihatkan perbandingan antara pengendalian inverter dan autotrafo tanpa beban.
Gambar 12. Gelombang Vab dan Ia pada masukan inverter tanpa beban terhadap waktu (s). T ABEL 1 P ERBANDINGAN ANTARA P ENGENDALIAN INVERTER DAN AUTOTRAFO T ANPA B EBAN

5.2 Hasil Simulasi Pengendalian Motor Dengan Autotrafo Tanpa Beban Dari simulasi yang dilakukan, diperoleh nilai-nilai parameter seperti yang diperlihatkan Gambar 13. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa besarnya arus stator adalah 11, 96 A, kecepatan rotor sebesar 1490 rpm dan besarnya torsi dalam kondisi tidak berbeban dengan tegangan sebesar 200 Volt. Pada gambar tersebut juga menunjukkan butuh waktu lebih lama untuk mencapai kondisi steady state, yaitu sekitar 8 detik. Kecepatan motor juga tidak berubah banyak. Gambar 14 menunjukkan tegangan pada inputan autotrafo sebesar 530 Volt dan arusnya sebesar 4,47 A. Terlihat bahwa besarnya arus pada sisi masukan lebih kecil daripada arus sisi stator, ini kurang lebih sama dengan pada pengendalian menggunakan inverter.

Dari tabel perbandingan di atas terlihat bahwa pengendalian motor induksi tiga fasa menggunakan inverter dan autotrafo tanpa beban sama-sama lebih lebih kecil arusnya pada saat tegangan motor lebih kecil dari sumber, apabila tegangan dinaikkan sampai pada nilai yang sama dengan sumber maka pengunaan arus listrik lebih besar karena perangkat pengendali juga sebagai beban. Pada autotrafo daerah pengaturan kecepatan lebih sempit dibandingkan dengan pengendalian dengan inverter. 8.3 Hasil simulasi pengendalian dengan inverter pada beban 50 N-m Gambar 15 menunjukkan besar arus stator sebesar 28,1 A, kecepatan rotor sebesar 436 rpm dan torsi dalam kondisi berbeban pada motor induksi tiga phasa dengan besar tegangan sebesar 200 Volt. Gambar 16 juga menunjukkan kecilnya frekuensi karena terlihat jarak gelombang atau lebar gelombang cukup lebar. Untuk pencapaian steady state kurang lebih sama dengan kondisi tanpa beban tapi arusnya semakin besar dan putaran rotor menurun akibat dari adanya beban.
5

Gambar 13. Gelombang Ia stator, kecepatan, torsi, Vab stator autotrafo tanpa beban terhadap waktu (s).

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 1, 2010

ISSN: 2086-8944

tidak konstan. Dimana =V/f meskipun dengan daya kecil motor tetap bisa berputar.

Gambar 15. Gelombang Ia stator, kecepatan, torsi, Vab stator inverter berbeban 50 N-m terhadap waktu (s).

Gambar 16 menunjukkan tegangan pada inputan inverter = 530 Volt dan arusnya = 12,6 A, besar arusnya pada masukan lebih kecil dari pada arus pada sisi stator karena pengaruh perubahan tegangan pada sisi stator motor.

Gambar 17. Gelombang Ia stator, kecepatan, torsi, Vab stator autotrafo berbeban 50 N-m terhadap waktu (s).

Gambar 18 menunjukkan tegangan pada masukan autotrafo = 530 Volt dan arusnya = 48,9 A, arusnya juga naik cukup besar karena pada sisi stator juga naik karena motor tidak berputar.

Gambar 16. Gelombang Vab dan Ia pada masukan inverter berbeban 50 N-m terhadap waktu (s).

Arusnya naik sebanding dengan peningkatan arus pada sisi stator yang di akibatkan oleh beban motor. 8.4 Hasil Simulasi Pengendalian Motor Dengan Autotrafo Pada Beban 50 N-m Gambar 17 menunjukkan besar arus stator sebesar 95,5 A, rotor tidak berputar dan torsi dalam kondisi berbeban, pada motor induksi tiga phasa dengan besar tegangan sebesar 200 Volt. Gambar diatas juga menunjukkan lonjakan arus yang cukup tinggi karena rotor tidak dapat bergerak karena beban, kalau pada kondisi seperti ini dibiarkan cukup lama bisa menjadikan motor terbakar. Kondisi seperti ini dikarenakan pengaturan tegangan tidak di ikuti dengan pengaturan frekuensi seperti pada pengendalian inverter, jadi fluksi motornya

Gambar 18. Gelombang Vab dan Ia pada masukan autotrafo berbeban 50 N-m terhadap waktu (s).

Tabel 2 menunjukkan perbandingan antara pengendalian inverter dan autotrafo berbeban 50 N-m. Dari tabel terlihat bahwa pengendalian motor induksi tiga phasa menggunakan inverter dan autotrafo cukup beda jauh saat berbeban. Kalau pada pengendalian menggunakan inverter arus naik saat pengaturan tegangan dinaikkan. Pada pengendalian menggunakan autotrafo saat tegangan 200 Volt motor tidak berputar dan arus sangat tinggi, ketika tegangan dinaikkan maka motor berputar dan arus akan berangsur-angsur turun sampai pada saat tegangan hampir sama dengan sumber, arusnya hampir sama dengan pengendalian inverter saat kondisi tegangan sama dengan sumber juga. Hal ini dikarenakan pengendalian menggunakan autotrafo tidak di ikuti dengan perubahan frekuensi yang
6

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 1, 2010

ISSN: 2086-8944

mengakibatkan fluksi motor turun, terlihat dari persamaan (1) dan (2).
T ABEL 2 P ERBANDINGAN ANTARA P ENGENDALIAN INVERTER DAN AUTOTRAFO B ERBEBAN 50 N-m

selama beroperasi dapat dihitung berikut: W=Pxt dimana: W = Energi listrik (kWh) P = Daya listrik (kW) t = Waktu pengunaan (jam)

sebagai (5)

Tabel 3 menunjukkan perhitungan fluksi pada I2 pada inverter dan autotrafo dengan beban 50 N-m. Terlihat dari hasil perhitungan fluksi dan I2 pada inverter dan autotrafo yang mempengaruhi arus pada pengendalian menggunakan autotrafo saat tegangan kecil yang menjadikan arusnya besar ini disebabkan oleh fluksi magnet yang semakin kecil, dan ini juga berpengaruh pada I2 yang semakin besar.
T ABEL 3 P ERHITUNGAN F LUKSI DAN I2 PADA INVERTER DAN AUTOTRAFO DENGAN B EBAN 50 N-m

Tabel 4 menunjukkan perhitungan daya dan energi listrik motor dengan pengendalian inverter berbeban 50 N-m. Karena kebutuhan kecepatan motor untuk mengerakkan mesin Extruder adalah kisaran 500-600 rpm, maka energi listrik yang dibutuhkan dalam sehari untuk mengoperasikan mesin Extruder adalah 75,31 kWh.
T ABEL 4 P ERHITUNGAN D AYA DAN E NERGI LISTRIK MOTOR DENGAN P ENGENDALIAN I NVERTER B ERBEBAN 50 N-m

Karena arus I2 merupakan arus induksi dari stator jadi arus stator juga ikut naik. Ketika tegangan di naikkan fluksi semakin naik yang ini mengakibatkan arus pada I2 turun dan arus statornya juga ikut turun. Pada pengendalian menggunakan inverter karena fluksi dipertahankan konstan dengan merubah atau mengatur frekuensi dan tegangan ini yang menyebabkan kondisi arus tidak berubah banyak.
9. ANALISA P ENGHEMATAN ENERGI

Tabel 5 menunjukkan perhitungan daya dan energi listrik motor dengan pengendalian autotrafo berbeban 50 N-m. Karena kebutuhan kecepatan motor untuk mengerakkan mesin Extruder adalah kisaran 500-600 rpm, dan dalam pengaturan menggunakan autotrafo kecepatan yang diinginkan tidak tercapai, jadi diasumsikan pengaturan kecepatan motor tidak digunakan dan pengaturan kecepatanya menggunakan gear box dan kecepatan motor dalam kondisi normal. Jadi energi listrik yang dibutuhkan dalam sehari untuk mengoperasikan mesin Extruder adalah 140,92 kWh. Penghematan energi pengoperasian mesin Extruder dalam sehari sebesar 140,92 - 75,31 = 65,61 kWh.
T ABEL 5 P ERHITUNGAN D AYA DAN E NERGI LISTRIK MOTOR DENGAN P ENGENDALIAN A UTOTRAFO B B RBEBAN 50 N-m

Perhitungan daya dapat di hitung dengan rumus: (4) Mesin Extruder dalam sehari beroperasi selama 6 jam. Jadi energi listrik yang dibutuhkan
7

Jurnal Elektro ELTEK Vol. 1, No. 1, 2010

ISSN: 2086-8944

Mulai Membuat Blok Diagram Simulasi Memasukkan Parameter-Parameter Pengujian dengan Inverter Tanpa Beban Berbeban Jalankan Program Apakah I < I Autotrafo ? Y Tampilkan Hasil Simulasi Selesai

2. Penghematan energi dalam pengoperasian mesin Extruder dalam sehari mencapai 65,61 kWh. 3. Saat berbeban motor masih bisa berputar meskipun tegangan dan frekuensinya diturunkan. 4. Wilayah pengaturan kecepatan lebih lebar.
D AFTAR P USTAKA

Atur Kecepatan

Gambar 19. Diagram alir pengendalian motor induksi tiga fasa dengan inverter. 10. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari simulasi pengendalian kecepatan dengan inverter adalah: 1. Penghematan energi terjadi untuk pengaturan pada kecepatan motor dibawah kecepatan nominal.

[1] Arthur E. Fitzgerald, Charles Kingsley, Jr., and Stephen D. Umans, Mesin-Mesin Listrik, Ed. Ke-4, Penerbit Erlangga 1992. [2] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Penerbit Gramedia Pustaka Utama 1995. [3] Mohan, N., T.M. Undeland, and S.D. Sudhoff, Power Electronics: Converters, Applications, and Design, Jhon Wiley & Sons, Inc., New York, 1995. [4] Pillai S.K, A First Course on Electrical Drives, Wiley Eastern Limited 1983. [5] The Math Works Inc, SimPowerSystems Modeling Simulation Implementation, Users GuideVersion 3 TransEnergie Technologies Inc 2003. [6] The Math Works Inc, Simulink Dynamic System Simulation for MATLAB Modeling Simulation Implementation, Using Simulink Version 3 TransEnergie Technologies Inc 1999. [7] www.mathworks.comp [8] The Math Works Inc, SimPower Systems Reference 5, Hydro-Qubec and The MathWorks, Inc. 2009.

You might also like