You are on page 1of 15

Tata Kelola Stasiun Kerja Pada Lingkup Industri Manufaktur

Rudini Mulya Daulay Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Industri Universitas Mercu Buana email: rudinimenteri@gmail.com

DEFINISI STASIUN KERJA Stasiun kerja adalah merupakan kombinasi dari mesin, tools dan equitment, serta orang-orang yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Stasiun kerja ini kadang disebut juga dengan istilah work area ataupun production center. Selanjutnya yang dimaksud dengan departemen pada dasarnya adalah merupakan suatu kelompok ataupun group dari beberapa stasiun kerja dan kemudian pengelompokan atau penggabungan dari departemen-departemen ini akan diwujudkan suatu pabrik secara total. Dalam perancangan area suatu stasiun kerja maka banyak faktor yang harus diperhatikan, yaitu antara lain sebagai berikut: Area atau space yang diperlukan untuk mesin dan langkah operasinya.

Individu-individu stasiun kerja Operator/karyawan Mesin dan fasilitas


DEPARTEMEN

Pabrik - Tata letak mesin ( Machines Lay-Out ) Departemen

- Storage - Departemen Produksi Produksi lainnya

Perakitan

- Tata Letak - Kantor - Dan lain-lain Departemen Lay-out

Gambar 2. 1. Langkah Kronologis Perancangan Lay-Out

Area yang dibutuhkan untuk tempat penyimpanan tools (tools cabinet), area untuk penyimpanan (skid boxes), dan lain-lain.
Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

Area yang dibutuhkan untuk operator seperti meja untuk bekerja, ruang untuk keluar masuk area kerja, dan lain-lain. Area yang dibutuhkan untuk aktivitas material handling,

maintenance/service mesin, plant service, penerangan, ventilasi, dan lainlain. Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada, maka suatu stasiun kerja yang direncanakan dengan sebaik-baiknya akan mendatangkan beberapa keuntungan, yaitu antara lain sebagai berikut : Mengurangi gerakan-gerakan yang tidak perlu dalam pengangkatan material keluar masuk stasiun kerja. Menaikkan moral kerja dari operator dikarenakan tempat kerja terasa cukup menyenangkan. Mempermudah pengelolaan pabrik karena segala sesuatunya serba teratur rapi dan baik. Mengurangi bahaya kerusakan dari mesin atau peralatan produksi lainnya yang disebabkan oleh operator karena disini gerakan telah diatur secara efektif, efisien dan safe. Faktor keselamatan kerja lebih terjamin Memperbesar output tanpa menambah jumlah operator disebabkan produktivitas kerja yang lebih tinggi. Dalam suatu pabrik selain terdapat departemen produksi

(production/manufacturing departemen) yaitu departemen yang secara langsung terlibat dalam proses perubahan bahan baku menjadi produk jadi, ada pula berbagai macam departemen lainnya yang berfungsi memberi pelayanan atau service dan menunjang kearah kelancaran operasi yang berlangsung dalam departemen produksi ini. Pada dasarnya ada empat macam kategori departemen yang berfungsi penunjang proses produksi ini, yaitu : Production Service Departemen, yaitu departemen yang aktivitasnya melayani secara langsung kegiatan operasi produksi. Contoh seperti receiving dan shipping, storage, tool romm dan tool crib, dan lain-lain. Physical Plant Service Departemen, yaitu departemen yang aktivitasnya akan berhubungan dengan masalah-masalah yang berkaitan dengan

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

fasilitas fisik pabrik seperti maintenance, parkir, scrap disposal, dan lainlain. Administration Office, yaitu departemen yang berfungsi melayani kegiatan administratif dari seluruh pabrik seperti surat-menyurat, kearsipan dan lainlain. Personel, yaitu departemen yang memberikan pelayanan yang terutama bersangkutan dengan kebutuhan personil seperti kantin, locker rooms, kamar mandi/kecil, mushola, dan lain-lain. DEPARTEMEN PELAYANAN PROSES PRODUKSI ( PRODUCTION SERVICE DEPARTEMENT )

a. Departemen Penerimaan Bahan (Receiving) Departemen ini mempunyai aktivitas yana berkaitan dengan penerimaan material atau supplies yang datang ke pabrik. Setelah dilakukan aktivitas inspeksi kemudian departemen receiving ini bertanggung jawab untuk mengirimkannya ke gudang (storage) untuk disimpan. Departemen penerimaan bahan terutama betanggung jawab terhadap hal-hal seperti : Membongkar/menurunkan material dari truk yang membahayakan Membongkar kotak pembungkus material yang dikirim. Identifikasi dan pengecekan material yang dating. Pengecekan tanda terima barang dan menyesuaikannya pesanan. Mencatat adanya kerusakan-kerusakan yang dijumpai dari material yang datang dan menyiapkan laporan untuk klaim. Menyimpan data material yang datang untuk dipergunakan sewaktu-waktu dibutuhkan Mengirim material yang datang ke departemen lain yang membutuhkan segera atau mengirimkan ke gudang untuk disimpan. Departemen penerimaan barang ini bertanggung jawab terhadap pemeriksaan awal terhadap kuantitas dan kualitas material yang datang dan untuk itu akan mempunyai hubungan yang erat dalam pelaksanaan tugas ini dengan departemen pengendalian kualitas (Quality Control Departement).
Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

dengan kartu

Selanjutnya suatu analisa terhadap material yang menyangkut karakteristik, jumlah, frekuensi datang, berat/volume, dan lain-lain serta waktu yang dibutuhkan untuk proses unlading perlu dilakukan guna menentukan area luasan yang diperlukan untuk departemen receiving ini. Aktivitas penerimaan barang adalah merupakan the beginning of the entire materil flow pattern, untuk ini departemen receiving seharusnyalah ditempatkan berdekatan dengan fasilitas-fasilitas transportasi yang menghubungkan pabrik dengan lingkungan luar seperti fasilitas jalan raya, jalan kereta api, ataupun tepi sungai. Pada umumnya departemen penerimaan bahan baku ini akan diletakkan berdekatan dengan beberapa pertimbangan antara lain : Lokasi fasilitas transportasi yang ada Efisiensi penggunaan tenaga personil yang ada terutama untuk industri kecil. Disamping itu kadang-kadang mungkin pula untuk merencanakan lebih dari satu,lokasi departemen penerimaan, yaitu apabila disini ada sejumlah besar material yang harus diterima dan/atau adanya karakteristik khusu pada materialmaterial yang datang tersebut.

b. Departemen Penyimpanan Bahan ( Storage) Gudang atau storage paa umumnya akan memiliki fungsi yang cukup penting di dalam menjaga kelancaran operasi produksi suatu pabrik. Disini ada tiga tujuan utama dari departemen ini yang berkaitan dengan pengadaan barang, yaitu sebagai berikut : 1. PENGAWASAN, yaitu dengan system administrasi yang terjaga dengan baik untuk mengintrol keluar masuknya material. Tugas ini juga menyangkut keamanan dari pada material yaitu jangan sampai hilang. 2. PEMILIHAN, yaitu dengan aktivitas pemeliharaan/perawatan agar material yang disimpan di dalam gudang tidak cepat rusak dalam penyimpanan. 3. PENIMBUNAN/PENYIMPANAN, yaitu agar sewaktu-waktu diperlukan maka material yang dibutuhkan akan tetap tersedia sebelum dan selama proses produksi berlangsung.

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

Selanjutnya penentuan luas area daripada gudang adalah merupakan phase yang sangat penting dalam tata letak pabrik. Untuk penentuan luas area ini informasi produksi (PPC) sangatlah di harapkan, yaitu terutama informasi mengenai : Purchase lot-size (banyaknya item yang dibeli) Economic product lot-size Order periods (periode pemesanan) Pemakaian rata-rata dari material tersebut per periode Dan lain-lain.

Di sini seorang perencana tata letak pabrik haruslah tahu dan dapat memperkirakan dengan tepat jumlah material yang akan disimpan dalam gudang, sehingga dapat dengan tepat pula merencanakan luas area atau space yang dibutuhkan untuk storage.

Dalam suatu pabrik, macam gudang dapat dibedakan menurut karakteristik material yang akan disimpan, yaitu sebagai berikut : a. RAW MATERIAL STORAGE, gudang ini akan menyimpan setiap material yang dibituhkan/digunakan untuk proses produksi. Lokasi dari gudang ini umumnya berada dalam bangunan pabrik (indoor). Untuk beberapa jenis bahan tertentu bisa juga diletakkan di luar bangunan pabrik (outdoor) yang mana hal ini akan dapat menghemat biaya gudang karena tidak memerlukan bangunan special untuk itu. Gudang ini kadang-kadang disebut pula sebagai stock room karena fungsinya memang penyimpanan stock untuk kebutuhan tertentu.

b. WORKING PROCESS STORAGE. Dalam industry manufacturing sering kita jumpai bahwa benda kerja harus melalui beberapa macam operasi dalam pengerjaannya. Prosedur ini sering pula harus terhenti karena dari satu operasi ke operasi berikunya waktu pengerjaan yang dibutuhkan tidaklah sama, sehingga untuk itu material harus menunggu sampai mesin atau operator berikutnya tersebut siap mengerjakan. Work in process storage ini biasanya terdiri dari dua macam, yaitu :

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

Small amount materials, yang akan diletakkan di antara stasiun kerja atau mesin atau pula suatu tempat yang berdekatan dengan lokasi operasi selnjutnya tersebut.

Large amount materials, atau bahan-bahan yang akan disimpan dalam jumlah yang besar dan waktu relative cukup lama yang mana disini lokasinya aka terletak di dalam production area yang ada.

c. FINISHED GOOD PRODUCT STORAGE. Kadang-kadang disebut juga dengan warehouse yang fungsinya adalah menyimpan produk-produk yang telah selesai dikerjakan. Departemen ini mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : Penerimaan produk jadi yang telah selesai dikerjakan oleh departemen produksi. Penyimpanan produk jadi dengan sebaik-baiknya dan selalu siap pada saat ada permintaan masuk. Pengepakan (packaging) dari produk untuk dapat dikirim dengan aman Menyelenggarakan administrasi pergudangan terutama untuk produk jadi. d. STORAGE FOR SUPPLIES, yaitu gudang untuk penyimpanan nonproductive items dan digunakan untuk menunjang fungsi dan kelancaran produksi seperti packaging materials, maintenance supplies dan parts, office supplies, dan lain-lain. e. FINISHED PARTS STORAGE, yaitu gudang untuk menyimpan parts yang siap untuk dirakit. Gudang ini biasanya diletakkan berdekatan dengan assembly area atau bisa juga ditempatkan secara terpisah di dalam work in process storage. f. SALVAGE. Dalam sebagian besar proses produksi ada kemungkinan beberapa benda kerja akan salah dikerjakan (mis-processed) yang mana untuk ini memerlukan pengerjaan kembali untuk memberulkannya sehingga kualitas produksi tersebut diperbaiki. Untuk itu diperlukan suatu area guna menyimpan benda kerja ini sebelum diproses kembali.

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

g. SCRAP & WASTE. Skrap adalah material atau komponen yang salah dikerjakan dan tidak bisa diperbaiki lagi sedangkan buangan atau waste adalah normal residu dari proses produksi seperti garam, potonganpotongan logam, dan lain-lain yang tidak berguna lagi dalam proses produksi yang ada (meskipun dalam proses recycling hal ini akan berguna untuk bahan produk yang lain). Material yang berupa skrap atau bangunan ini biasanya akan dikumpulkan dan diletakkan dalam area yang terpisah dari pabrik dengan harapan akan bisa dijual ke pihak lain yang membutuhkannya.

Dalam perencanaan luas area ataupun ruangan yang diperlukan untuk gudang ini maka banyak pertimbangan yang harus dilakukan. Demikian juga banyak data informasi mengenai material yang akan disimpan (jumlah, berat, volume, frekuensi pemakaian, dan lain-lain) harus dikumpulkan dan dianalisa pada akhirnya dapat dicapai : Pemakaian ruangan secara maksimal Pemakaian secara efektif dari pada waktu, tenaga kerja, dan perlatan yang dipergunakan Tersedianya setiap saat material/items untuk proses produksi Kemudahan proses pengambilan material dari tempatnya ditinjau dari letak, material handling, dan lain-lain Maksimum perlindungan material terhadap bahaya perusakan seperti korosi, jamur dan lain-lain Penyimpanan yang rapi, teratur dan tertib dari gudang yang direncanakan. Perencanaan luas area dari gudang biasanya akan ditinjau dalam tiga dimensi (cubic dimension space), dengan demikian tidak sekedar

mempertimbangkan luas area lantainya saja, untuk menyimpan material di dalam gudang ini, ada beberapa metode yang umum dipakai yaitu dengan menggunakan peti atau bak (bins), papan lembaran (shelves), rak-rak untuk menyimpan pipa atau besi lonjoran, pallets yang memudahkan penyimpanan material secara ditumpuk dan lain-lain.

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

c.

Departemen Pengiriman Produk Jadi Departemen ini berkaitan dengan persiapan-persiapan yang bersangkutan

dengan stocking dari pada produk jadi guna memenuhi permintaan atau order, pengepakan (packaging), dan pemuatan ke dalam alat transport yang tersedia untuk kemudian dikirim ke konsumen yang memesannya. Aktivitas shipping ini bisa dikatakan lawan daripada aktivitas receiving. Pada dasarnya antara receiving, raw material storage, warehousing dan shipping akan mempunyai kaitan yang erat di dalam perencanaan tata letaknya masing-masing. Seprti halnya receiving, maka lokasi daripada departemen ini harus berada sedekat mungkin dengan fasilitas transportasi yang menuju dan keluar pabrik, sedangkan dalam perencanaan luas areanya perlu mempertimbangkan beberapa faktor berikut ini : Karakteristik produk yang dikelola Jumlah pengiriman dan frekuensi pengiriman per periode Metodre handling dan peralatan yang dipergunakan Lokasi dari area yang tersedia Dan lain-lain

DEPARTEMEN PENYIMPANAN PERALATAN PENUNJANG PRODUKSI (TOOLS ROOM & TOOLS CRIB)

Tools room mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk pembuatan dan perawatan tools, jigs, fixtures, dies dan lain-lain yang akan dipergunakan untuk menunjang proses produksi yang berlangsung. Dengan demikian lokasi dari departemen ini seharusnya diusahakan sedekat mengkin dengan lokasi departemen produksinya. Tool room atau kadang-kadang disebut juga dengan toll storage terdiri dari dua bagian utama, yaitu : 1.Bagian administrasi yang bertugas mencatat : Inventaris tools, jigs, fixture, dies dan lain-lain Tools yang keluar/dipakai oleh operator mesin Tools yang masuk untuk kemudian disimpan kembali.

2.Bagian penyimpanan dan perawatan dari perkakas (tools) agar terjaga dan terpelihara dengan baik dari karat dan sebagainya.
Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

Pada umumnya suatu tool room akan dilengkapi pula dengan suatu tool shop yang berfungsi untuk perbaikan/reconditioning perkakas yang rusak, tumpul, bahkan mungkin pula bertugas untuk membuat perkakas yang diperlukan untuk aktivitas produksi. Tool crib adalah tempat meletakkan tools, jigs, fixture, dies dan lain-lain yang disimpan di dalam rak-rak khusus. Lokasi tool room dan tool crib ini bisa dilaksanakan secara sentral yang mana ini semua tergantung besar kecilnya area di pabrik yang ada. Proses sentralisasi memang akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti : Memudahkan pengawasan keluar masuknya barang Memudahkan aktivitas supervise Biaya operasi akan lebih murah Memberikan service yang lebih baik dan cepat

Adalah suatu tempat yang akan digunakan untuk tempat lokasi dari foreman atau supervisor yang memudahkan kontak dengan operator-operator yang

dibawahinya. Kantor untuk mandor biasanya diletakkan diatas lokasi dari area kerja, yang mana hal ini akan memberikan keuntungan seperti : Pemanfaatan ruangan yang ada Memberikan keleluasaan untuk mengamati area kerja secara jelas sehingga hal ini akan mempermudah proses supervise apabila terjadi sesuatu ketidakberesan.

DEPARTEMEN

PELAYANAN/PEMELIHARAAN

FASILITAS

FISIK PABRIK (PHYSICAL PLANT SERVICE DEPARTEMENT)

Pabrik-pabrik sekarang ini memerlukan berbagai macam fasilitas untuk pelayanan kebutuhan pabrik seperti electricity, saluran pembuangan (sewage), udara bertekanan, uap dan gas, pemanasan, ventilasi, air baik dingin maupun panas dan lain-lain. Perencanaan tata letak pabrik haruslah juga memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan ini.

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

Hampir

semua

pabrik

akan

memerlukan

aktivitas

pemeliharaan

(maintenance) untuk menjaga semua fasilitas yang dimiliki. Untuk pabrik kecil biasanya aktivitas pemeliharaan ini dikerjakan secara langsung oleh operator yang bertugas melayani mesin atau peralatan produk itu sendiri, akan tetapi untuk pabrik besar aktivitas pemeliharaan ini akan dilaksanakan oleh suatu departemen khusus yang dibentuk untuk memenuhi fungsi pemeliharaan tersebut.

Maintenance shop biasanya akan dilletakkan berdekatan dengan departemen produksi, dibuat batas pemisah yang kelihatan jelas sehingga tidak banayak orang yang tidak berkepentingan akan keluar masuk dari area ini. Lokasi cenderung untuk diletakkan secara sentral, meskipun pada beberapa pabrik ada juga yang tersebar dibeberapa lokasi. PERKANTORAN (OFFICE) DAN PERSONALIA SERVICES

Pada umumnya lokasi untuk perkantoran disediakan di depanbangunan pabrik guna mempermudah orang luar (tamu) berkunjung. Untuk industry besar, general atau administrator office bisa diletakkan di depan sedangkan kantor untuk melayani pabrik secara langsung umumnya akan diletakkan berdekatan atau di dalam area produksi dalam pabrik. Dalam perencanaan tata letak untuk perkantoran, segala prosedur yang harus di tempuh pada hakekatnya tidak jauh berbeda dengan perencanaan produksi, yaitu menganalisa macam pekerjaan yang berlangsung, memperhatikan segala fasilitas kerja yang dibutuhkan, mnentukan luas area yang diperlukan, dan menganalisa derajat hubungan antara masing-masing aktivitas bagian dari kantor. Dalam perencanaan tata letak kantor pengaturan letak masing-masing

departemen/bagian/seksi akan banyak dipengaruhi oleh struktur organisasi dan tingkatan hirarki yang sesuai dengan job description yang berlaku. Suatu industry paling tidak harus menyediakan sejumlah area untuk kantor dari departemendepartemen berikut : - Plant Manager - Production Manager - Supervisor & Foreman - Production Control - Quality Control
Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

- Industri Engineering - Shipping - Drafting - Receiving - Methods Eng,

- Plant Engineering - Sales - Accounting - Purchasing

- Security - Drafting - Personel -R&D

Tata letak perkantoran yang baik seharusnya diawali dengan penetapan fungsi dan metode kerja yang diharapkan dari departemen tersebut, personalia yang bertugas untuk melaksanakan masing-masing fungsi, dan hubungan antar masing-masing fungsi atau tugas yang ada. Perkantoran bisa diletakkan pada : Bangunan untuk aktivitas manufacturing/produksi Gedung yang terpisah dengan departemen manufakturing/produksi akan tetapi masih dalam area pabrik. Gedung yang sama sekali terpisah dengan area pabrik yaitu lokasi berada pada tempat/kota atau wilayah yang berbeda.

Didalam pengaturan fasilitas-fasilitas perkantoran ada dua alternatif yang biasa dilaksanakan yaitu : 1. Diletakkan dalam ruangan-ruangan yang terkontak kotak dengan batasan yang jelas sesuai dengan fungsi dan hirarki masing-masing 2. Diletakkan sekaligus dalam suatu ruangan yang besar tanpa ada dinding pembatas yang permanen

2. 4. Activity Relationship Chart (ARC) Selain analisa kuantitatif, digunakan juga analisa kualitatif yaitu metode Activity Relationship Chart (ARC) yang menghubungkan aktivitas-aktivitas

secara berpasangan sehingga semua aktivitas akan diketahui derajat hubungannya, yang dikembangkan pertama kali oleh Ricard Muther. Activity Relationship Chart dilakukan untuk melihat hubungan antar mesin dengan mesin atau hubungan satu departemen dengan departemen lainnya dengan mengamati frekuensi kesinambungan aliran produk. Dengan pengelompokkan tersebut maka dapat diperoleh tata letak mesin yang efektif sehingga mengoptimalkan operasi dan meningkatkan produktivitas.

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

Secara umum alas an keterkaitan dibagi dalam tiga macam yaitu : 1. Keterkaiatan produksi Urutan aliran kerja Mempergunakan peralatan yang sama Menggunakan cacatan yang sama Menggunakan ruangan yang sama Bising, debu, getaran, bau dan lain-lain Memudahkan pemindahan bahan 2. Keterkaitan pegawai Menggunakan pegawai yang sama Pentingnya berhubungan Derajat kepegawaian Jalur perjalanan normal Kemudahan pengawasan Melaksanakan pekerjaan serupa Disenangi pegawai Perpindahan pegawai Gangguan pegawai 3. Aliran informasi Menggunakan cacatan/berkas yang sama Derajat hubungan kertas kerja Menggunakan alat komunikasi yang sama

Derajat keterkaitan kegiatan disimbolkan dengan huruf yaitu : No 1 2 3 4 5 6 TINGKAT KEPENTINGAN Mutlak Perlu Sangat Penting Penting Cukup/Biasa Tidak Penting Tidak dikehendaki KODE A E I O U X WARNA Merah Kuning Hijau Biru Putih Coklat

Tabel 2. 1. Derajat Keterkaitan

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

Secara garis besar langkah-langkah dalam membuat activity relayionship chart adalah sebagai berikut : 1. Cacat semua departemen pada peta hubungan aktivitas. 2. Lakukan wawancara atau survei pada tenaga kerja tiap-tiap departemen atau kepada piak manajemen tentang aktivitas pada setiap departemen. 3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan. 4. Cacat derajat kedekatan setiap pasangan pada peta keterkaitan sesuai dengan alasan yang dimasukkan. 5. Evaluasi peta keterkaitan kreativitas dengan meminta pertimbangan orang lain yang tahu tentang keterkaitan antar departemen.

INSPEKSI DRILL BANGKU MILL STANDARD BOR FREIS AG 32 RAKIT+INSPE KSI BUBUT BV 20 BOR MILL AG 32 Kode Alasan 1 2 3 4 5 6 7 Penggunaan catatan secara bersama Menggunakan tenaga kerja yang sama Menggunakan space area yang sama Derajat kontak personel yang sering dilakukan Urutan aliran kerja Melaksanakan kegiatan kerja yang sama Menggunakan peralatan kerja yang sama Gambar 2. 2. Contoh Activity Relationship Chart
Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

J E E E UU U U U U U U U O U O O U U U O

Deskripsi Alasan

DERAJAT (NILAI) KEDEKATAN A E I O U

DESKRIPSI

KODE GARIS

KODE WARNA

Mutlak Sangat Penting Penting Cukup/Biasa Tidak Penting Tidak ada kode garis

Merah Orange Hijau Biru Tidak ada Kode warna Coklat

Tidak dikehendaki

Tabel 2. 2. Standart Penggambaran Derajat Hubungan Aktivitas

2. 5. Activity Relationship Diagram

Activity Relationship Diagram atau diagram hubungan aktivitas adalah kombinasi antara derajat hubungan aktivitas dan aliran material, kedua aspek tersebut dibuat dalam suatu diagram yang dinamakan relationship diagram atau diagram hubungan aktivitas. Contoh dari diagram hubungan aktivitas

digambarkan sebagai berikut :

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

Dpt. A

Dpt. B

Dpt. E

Dpt. D

Dpt. C

Dpt. J

Dpt. F Dpt. I Dpt. G Dpt. H

Gambar 2. 3. Contoh Activity Relationship Diagram

Keterangan : 4 Garis 3 Garis 2 Garis 1 Garis Kosong Zig-zag A Rating E Rating I Rating O Rating U Rating X Rating

2. 6. Rancangan Alternatif Tata Letak

Diagram hubungan aktivitas atau ruangan merupakan dasar dalam pembuatan rancangan alternative tata letak, untuk membuat rancangan tata letak dapat dibuat suatu Block Layout menggambarkan batasan-batasan ruang dengan adanya dinding-dinding yang memisahkan antara blok satu dengan blok lain.

Rudini Mulya Daulay Program Studi Teknik Indusri-UMB 210

You might also like