You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, dengan pendidikan seorang manusia mampu menjadi orang yang berkualitas. Pendidikan pun diartikan sebagai sebuah usaha untuk mengembangkan potensi manusia dari berbagai aspek kehidupan serta mengasah pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup yang baik. Dalam menjalankan setiap usaha diperlukan suatu tujuan yang jelas begitu pun dalam sebuah pendidikan. Apabila kita membicarakan tujuan pendidikan, kita harus lihat apa tujuan hidup manusia itu sendiri secara umum. Karena manusia dididik untuk menjadi insan kamil. Sesuai dengan surat Adz-Zariyat ayat 56: Sesungguhnya aku menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku. Kata ibadah dalam ayat tersebut memiliki makna yang sangat luas tidak hanya dengan menjalankan yang 5 saja, namun segala sesuatu yang dikerjakan manusia di dunia merupakan suatu ibadah. Dalam makalah ini kami memfokuskan masalah tujuan pendidikan dalam Al-Quran menurut surat Ali Imran:138-139 dan surat Al-Fath: 29. Dalam kedua surat itu mengupas tentang kriteria seperti apa saja yang mampu mencapai tujuan pendidikan dalam Islam secara menyeluruh. Dengan mengetahui kriteria tersebut seyogyanya seorang manusia mampu mencapai tujuan pendidikan yang ada dalam Al-Quran

BAB II PEMBAHASAN
A. Surat Ali Imran ayat 138-139:

Artinya: Ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. (Ali Imran:138) Tafsir: Kisah ini diilustrasikan bagi orang-orang yang yang bertaqwa dan sarana untuk melakukan perjalanan dan mengambil hikmah, ini ditujukan kepada seluruh umat manusia. Akan tetapi bagi orang-orang yang bertaqwa, hal ini merupakan sarana petunjuk dan peringatan.1 Penjelasan: Ini adalah penerangan bagi manusia secara keseluruhan. Ini adalah kutipan peristiwa yang telah berlalu, yang manusia sekarang tidak akan mengetahuinya kalu tidak ada yang menunjukan dan menerangkannya. Akan tetapi hanya segolongan orang-orang yang tertentu saja yang mendapat petunjuk di dalamnya, mendapatkan pelajaran padanya, mendapatkan manfaatnya, dan menggapai petunjuknya. Mereka itu adalah golongan muttaqiin yaitu orang-orang yang bertaqwa. Kalimat yang mengandung petunjuk ini tidak dapat ditangkap dan dicerna kecuali oleh hati yang beriman dan terbuka untuk menerima petunjuk. Nasihat dan pelajaran yang berharga itu tidak dapat dimanfaatkan kecuali oleh hati yang bertaqwa, tanggap terhadapnya, dan bergerak dengannya. Maka, bagi manusia dengan sedikitnya pengetahuannya tentang yang hak dan yang batil, tentang petunjuk dan kesesatan-kebenaran dengan tabiaatnya yang terang dan jelas, tidak memerlukan penjelasan yang panjang lebar. Hanya saja antusiasme manusia terhadap kebenaran cuma sedikit, dan sedikit pula kemampuannya memilih jalan yang benar. Hal itu disebabkan antusiasme terhadap kebenaran dan kemampuan memilih jalannya itu tidak didorong melainkan oleh iman, sedangkan yang dapat memeliharanya hanya taqwa. Oleh karena itu, penetapan-penetapn sedemikaina ini disebutkan secara berulang-ulang dalam Al-Quran. Disebutkan nashnya dalam Al-Quran bahwa didalam kitab ini terdapat kebenaran, petunjuk, cahaya, nasehat dan pelajaran. Semua itu hanya untuk orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Iman dan taqwa itulah yang melapangkan hati untuk menerima petunjuk, cahaya, nasehat dan pelajaran; Dan yang menghiasi hati hingga merasa indah untuk memilih petunjuk dan cahaya itu, serta memanfaatkan nasehat dan pelajarannya. Juga untuk bersabar dan tabah menaggung beban derita dalam menempuh jalannya. Inilah persoalannya, inilah esensi masalahnya. Bukan sekedar ilmu dan pengetahuan. Karena banyak orang yang mengerti dan mengetahui, tapi mereka bergelimang dalam lumpur kebatilan. Mungkin karena karena memperturutkan hawa nafsunya, hingga tedak berguna ilmu dan pengetahuannya. Mungkin juga karena takut menderita sebagai konsekuensi pengemban kebenaran dan pelaku dakwah. 2

1 2

Zaini Dahlan, dkk. 1990. Al Quran dan Tafsirnya. Yogyakarta: PT. Dana Bakti Wakaf Sayid Quthb. 2001. Tafsir fi Zhilalil Quran.Dibawah Naungan Quran. Jilid 2, Jakarta: Gema Insani.


Janganlah kamu beesikap lemah dan janganlah (pula) bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jka kamu orang-orang yang beriman. (Ali- Imran: 139) Tafsir: Setelah kekalahan di perang Uhud yang terjadi karena ketidaktaatan beberapa pasukan terhadap pimpinan, yaitu Rasullah saw. Umat Islam kehilangan semangat, ayat ini diwahyukan unyk menyatakan agar mereka jangan kehilangan semangat karena kegagalan perang Uhud. Mereka harus memperkuat diri dengan keimanan. Mereka harus mengetahui bahwa mereka akan mencapai posisi yang lebih tinggi. Sebagaimana Al-Quran berkata kepada Musa as. Pastilah kamu akan berada di tempat tertinggi. Dia memberitahukan kepada manusia bahwa jika mereka beriman dan benar dalam keimanan itu mereka akan meraih kemenangan. Penjelasan: Janganlah kamu bersiakp lemah dan bersedih hati atas apa yang telah menimpamu dan luput darimu karena kamu adalah orang-oarang yang paling tinggi derajatnya. Akidahmu lebih tinggi karena kamu hanya bersujud kepada Allah saja, sedang mereka bersujud kepada sesuatu dari makhluk ciptaan-Nya. Manhaj kamu lebih tinggi karena kamu berjalan menurut manhaj Allah, sedang mereka menempuh jalan kehidupan menurut manhaj yang dibuat oleh makhluk Allah. Peranan kamu lebih tinggi, karena kamu pengemban wasiat atas kemanusiaan seluruhnya, pembawa petunjuk kepada setiap manusia, sedang mereka menyimpang dari manhaj Allah, tersesat dari jalan yang lurus. Kedudukanmu lebih tinggi karena kamu adalah pewaris bumi sebagaiman yang dijanjiakan Allah, sedang mereka akan dilupakan dan dimusnahkan. Maka, jika kamu benar-benar beriman, niscaya kamu adalah orang-orang yang paling tinggi derajatnya. Jika kamu benar-benar beriman, maka janganlah kamu mersa lemah dan bersedih hati. Karena, semua itu adalah sunnah Allah, yang mungkin saja ditimpakan kepadamu dan mungkin saja ditimpakan kepada orang lain. Akan tetapi, hanya kamulah yang akan mendapatkan akibat yang baik setelah kamu berjihad dan berusaha keras, setelah mndapatkan ujian dan setelah mengalami pembersihan.3 B. Surat Al Fath: 29


Artinya : Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda meraka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekorang-orang mu'min).Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. 48:29)

Ibid

Pada ayat sebelumnya, diterangkan bahwa Alah SWT telah mengutus Muhammad saw membawa petunjuk dan agama islam untuk semua manusia. Dalam ayat berikut ini, diterangkan sifat-sifat Rasul yang di utus itu dan sifatsifat pengikutnya. Dalam ayat ini menerangkan bahwa Muhammad itu adalah rasul yang di utus Allah kepada seluruh umat. Para sahabat dan pengikut Rasul itu bersikap keras terhadap orang-orang kair, tetapi lamah lembut terhadap sesame mereka. Ayat ini senada dengan ayat :


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang mutad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemahlembut terhadap orang-orang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, Orang-orang yang beriman itu selalu mengerjakan salat dengan khusyuk., tunduk dan ikhlas, mencari pahala, karunianya dari Allah dan keridhaan-Nya. Tampak di wajah mereka telihat bekas sujud. Yang di maksud dengan bekas sujud di sini, ialah air muka yang cemerlang, tidak ada ambaran kedengkian dan niat buruk kepada orang lain, penuh ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT., besikap dan berbudi pekerti yang halus sebagai gambaran keimanan mereka. Mengenai cahaya muka seorang ini, Usman ra berkata: adapun rahasia yang terpendam dalam hati seseorang; niscaya Allah SWT menyatakannya pada roman mukana dan keseleo lidahnya. Sifat-sifat yang demikian itu adalah sifat-sifat yang terlukis dalam Taurat. Sifat-sifat mereka yang terlukis dalam injil, ialah; para sahabat dan pengikut beliau semula sedikit, kemudian bertmbah dan berembang dalam waktu singkat seperti bijian yang tumbuh, mengeluarkan batangnya, lalu batang bercabang dan beranting, kemudian menjadi besar dan berbuah sehingga menakjubkan orang yang menanamnya, karena kuat dan indahnya, sehingga menambah panas hati orang-orang kafir. Demikianlah agam islam, Rasulullah saw dan para pengikutnya pada permulaan tumbuh dan berkembangnya. Kemudian kepada pengikut Rasulullah saw itu baik yang dahulu maupun yang sekarang Allah SWT menjanjikan pengampunan dosa-dosa mereka, member mereka pahala yang banyak, dan menyediakan surga sebagai tempat yang abadi bagi mereka. Janji Allah SWT yang demikian itu pasti ditepati. Kesimpulan: Sifat-sifat para sahabat rasul yang digambarkan dalam Taurat ialah : 1. Keras dan tegas terhadap orang kafir dan lemah lembut terhadap sesama mereka. 2. Di wajah mereka tergambar bekas ketaqwaan, kekhusukan dan keikhlasan mereka. Sifat-sifat mereka dalam injil ialah seperti sebuah biji yang tumbuh dan berkembang menjadi pohom yang rindang dan kokoh dalam waktu yang sangat singkat. Allah SWT menyediakan pahala dan surga bagi orang-orang yang beriman. Pada ayat ini Allah menjelaskan sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW beserta pengikut-pengikut beliau. Allah berfirman: Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang diutusnya membawa rahmat bagi seluruh alam dan orangorang yang bersama dengannya yakni sahabat-sahabat Nabi serta pengikut-pengikut setia beliau adalah orangorang yang bersikap keras yakni tegas tidak berbasa-basi yang mengorbankan akidahnya terhadap orang-orang kafir. Walau mereka memiliki sikap tegas itu namun mereka berkasih sayang antar sesama mereka. Mereka juga ruku' dan sujud dengan tulus ikhlas karena Allah, senantiasa mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya yang agung.. demikian itulah sifat-sifat yang agung dan luhur serta tinggi. Demikian itulah keadaan orang mukmin 4

pengikut Nabi Muhammad SAW. Allah menjanjikan untuk orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalamal yang shaleh di antara mereka yang bersama Nabi serta siapapun yang mengikuti cara hidup mereka dapat mencapai kesempurnaan atau luput dari kesalahan atau dosa. Kalimat asyidda'u 'ala al-kuffar sering kali dijadikan oleh sementara orang sebagai bukti keharusan bersikap keras terhadap non muslim. Kalaupun dipahami sebagai sikap keras, maka itu dalam konteks peperangan dan penegakan sanksi hukum yang dibenarkan agama. Ini serupa dengan firman-Nya " dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akherat ....." (QS. 24:2) Dari hal diatas dapat kita ketahui makna yang terkandung dari ayat diatas sbagai berikut 1. Mewujudkan rasa hormat dan rasa kasih saying sesama manusia 2. Mewujudkan seorang hamba yang ahli sujud dan taubat 3. Mewujudkan manusia yang selalu menyenangkan orang lain

BAB III PENUTUP


Kesimpulan Administrasi merupakan hal yang sangat penting, khususnya dalam dunia pendidikan. Administrasi kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Administrasi kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Keberhasilan, kemajuan dan prestasi belajar para peserta didik memerlukan data yang otentik, dapat dipercaya, dan memiliki keabsahan. Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan, dalam bentuk buku induk, buku klapper, buku rapor, dan sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Organisaasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Mulyasa. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. http://72.14.235.132/search?q=cache:0xy5G47G8hoJ:modultotkepsek.fileave.com http://dian-manajemenpendidikan.blogspot.com/search/label/Manajemen%20kesiswaan http://massofa.wordpress.com/2008/07/30/peran-guru-dalam-administrasi kesiswaan/ http://elhamedia.wordpress.com/2009/10/18/manajemen-kesiswaan/ http://massofa.wordpress.com/2008/07/30/peran-guru-dalam-administrasi-kesiswaan/

You might also like