You are on page 1of 24

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman nilam (Pogostemon cablin benth) merupakan tanaman

perkebunan yang memiliki prospek ekonomi yang cukup cerah. Hasil yang

diperoleh dari tanaman nilam adalah berupa minyak, yaitu minyak nilam. Minyak

nilam diperoleh dengan proses penyulingan daun dan ranting tanaman nilam.

Tanaman nilam yang tumbuh dengan baik, sudah dapat dipanen pada umur 6 – 8

bulan panen berikutnya dilakukan setiap 3 – 4 kali pemetikan daun dan ranting

selama 6 bulan (Anonim, 2008).

Nilam dibudidayakan pada lahan kering, dengan demikian pengembangan

tanaman nilam sangat relevan dengan potensi lahan kering yang cukup luas di

Tasikmalaya dibandingkan dengan lahan sawah. Pengembangan tanaman nilam

memiliki tujuan ganda, disamping untuk meningkatkan pendapatan petani, juga

memiliki keuntungan lain, yaitu: meningkatkan produktivitas lahan kering yang

banyak tersebar di wilayah Tasikmalaya, sementara pemanfaatannyabelum

maksimal (Anonim, 2008).

Minyak nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki

permintaan cukup cerah. Penggunaan terbesar minyak nilam sebagai bahan

kosmetik pengikat wangi parfum. Pasar dunia saat ini membutuhkan sebesar

1.200 – 1.400 ton minyak nilam rata-rata setahun dengan kecenderungan yang

terus meningkat. Kebutuhan tersebut 80-90% dipasok Indonesia. Importir minyak

nilam terbesar saat ini adalah Amerika Serikat dengan tidak kurang dari 210 ton

minyak nilam dibutuhkan rata-rata per tahun. Negara pengimpor lainnya antara

lain Inggris, Prancis, Swis, Jerman dan Belanda (Anonim, 2008).


Selain sebagai pengikat wangi pada parfum, kosmetika dan sebagian obat-

obatan, ternyata minyak nilam berkhasiat sebagai antibiotik dan antiradang karena

dapat menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba. Dapat digunakan untuk

deodorant, obat batuk, asma, sakit kepala, sakit perut, bisul, herpes dan lain-lain,

wewangian (parfum), minyak nilam tergolong dalam jenis aroma woodsy

(Anonim, 2008).

Merupakan minyak eksotik (exotic oil) yang dapat meningkatkan gairah

dan semangat, serta mempunyai sifat meningkatkan sensualitas. Biasa digunakan

untuk mengharumkan kamar tidur untuk memberi efek menenangkan dan

membuat tidur lebih nyenyak (anti-insomnia). Dalam pengobatan tradisional India

yang lebih dikenal dengan ayurveda, minyak nilam digunakan untuk penawar

racun apabila digigit ular dan serangga (Anonim, 2008).

Minyak nilam murni (100%) yang diteteskan pada kapas dan diusapkan

pada bagian yang digigit uiar cobra, dapat menetralisir racun/bisa ular sebagai

pertolongan pertama. Dalam perawatan kulit, minyak nilam dapat digunakan

untuk mengobati jerawat, gangguan kulit, eksim, infeksi jamur, ketombe, keriput,

luka, parut bekas luka, pemekaran pembuluh darah, kapalan pada kaki, dan lain-

lain (Anonim, 2008).

Penggunaan 1 gram minyak nilam yang dicampur dengan shampo herbal

dapat mencegah timbulnya ketombe, merangsang pertumbuhan rambut, serta

menjaga warna rambut agar tetap hitam sehingga mencegah timbulnya uban.

Dalam perawatan pakaian terutama yang terbuat dari bahan wol dan sutra,

beberapa tetes minyak nilam dapat mencegah ngengat, semut dan serangga lain

yang suka hidup dalam lemari atau laci (Anonim, 2008).


Dalam hal psikoemosional, minyak nilam termasuk dalam 'terapi aroma'

kelas soothing dan tooning yang belakangan ini makin popular sebagai salah satu

aspek pengobatan alternatif, karena minyak nilam mempunyai efek sedatif

(menenangkan) dapat digunakan untuk menanggulangi gangguan depresi, gelisah,

tegang karena kelelahan, stres, kebingungan, lesu dan tidak bergairah, meredakan

kemarahan serta membuat tidur lebih nyenyak (anti-insomnia). Dalam

penggunaannya, minyak nilam akan lebih baik apabila dicampur dengan minyak

cengkeh, cendana, lavender, mawar, dan lain-lain (Anonim, 2008).

Penggunaan minyak nilam sebanyak 5-6 tetes dalam air rendaman mandi

atau sabun mandi dapat mencegah problem kulit, seperti kulit kering dan kapalan

serta mencegah keriput. Campuran 10-15 tetes minyak nilam dalam 60 ml minyak

pencampur dapat digunakan untuk pijat, dan beberapa tetes dicampur dengan

shampoo dapat digunakan untuk perawatan rambut. Beberapa tetes minyak nilam

dalam air panas kemudian uapnya dihirup, dapat membantu menghilangkan stres.

Selain itu, minyak nilam atau daun nilam kering dapat dibakar di mana asapnya

berfungsi sebagai pengharum ruangan (Anonim, 2008).

Tanaman nilam dapat tumbuh di dataran rendah maupun tinggi dengan

ketinggian optimal 10-400 mdpl, curah hujan antara 2500 - 3500 mm/th dan

merata sepanjang tahun, suhu 24 - 280C, kelembaban lebih dari 75%, intensitas

penyinaran matahari cukup, tanah subur dan gembur kaya akan humus (Anonim,

2008).

Pembibitan tanaman nilam adalah sebagai berikut : 1) Stek diambil dari

batang atau cabang yang sudah mengayu dari bagian tengah, berdiameter 0,8-1,0

cm, + 15-23 cm dan paling sedikit 3-5 mata tunas, 2) Siapkan bedengan
persemaian, ukuran lebar 1,5 m, tinggi 30 cm dan panjang tergantung kebutuhan,

parit selebar 30-40 cm dan dalamnya + 50 cm, 3) Tanah bedengan diolah sampai

gembur dicampur pasir dengan perbandingan 2:1 dan selanjutnya diberi pupuk

kandang matang yang telah dicampur Natural GLIO (1 sachet Natural GLIO + 25-

50 kg Pupuk Kandang), 4) Buat naungan menghadap ke timur dengan ketinggian

180 cm timur dan 120 cm barat, letakkan daun kelapa atau alang-alang di atas

para-para. 5) Stek ditanam posisi miring, bersudut 450 sedalam 10 cm dan jarak

tanam 10 x 10 cm 6) Siram dengan POC NASA (2-3 tutup) + HORMONIK (1

tutup) per 10 - 15 liter air. 6) Setelah umur 3-4 minggu bibit sudah siap

dipindahkan ke lapangan (2-4 hari) sebelum bibit dipindah semprot POC NASA

(3-4 tutup/tangki) (Anonim, 2008).

Pengolahannya adalah sebagai berikut : a) Lahan dibersihkan dari jenis

rumput-rumputan, kayu-kayuan dan semak belukar, b) Tanah dicangkul atau

dibajak serta digaru, c) Buat parit-parit pembuangan air lebar 30-40 cm dan

dalamnya 50 cm. Sedangan jarak tanam yang baik adalah : 1) Dataran rendah

yang tanahnya subur 100 x 100 cm, tanah yang kandungan liatnya tinggi 50 x 100

cm, 2) Pada tanah lipatit, 75 x 75 cm, 3) Tanah berbukit dengan mengikuti garis

contour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm (Anonim, 2008).

Untuk penanaman secara tidak langsung : Bibit stek dicabut dari

persemaian umur 3-4 minggu, bila akar terlalu panjang sebaiknya dipotong supaya

tidak mudah terserang busuk akar. Setiap lubang tanam ditanami 1-2 bibit stek,

sedangkan untuk penanaman secara langsung : Tanam stek secara langsung di

lahan 2-3 stek per lubang tanam. Akan lebih baik pada penanaman secara
langsung, sebelum di tanam stek direndam dulu dalam POC NASA (1-2 tutup) +

HORMONIK ( 1 tutup ) per 5 -10 liter (Anonim, 2008).

Penyulaman dilakukan satu bulan setelah tanam untuk mengganti tanaman

yang mati atau kurang normal. Penyiangan dilakukan 2 bulan setelah tanam atau

saat tanaman mencapai tinggi 20-30 cm dan cabang bertingkat dengan radius 20

cm. Selanjutnya setiap 3 bulan sekali. Penjarangan dan pemangkasan dilakukan

pada umur 3 bulan setelah tanam. Penjarangan dengan mencabut tanaman yang

jaraknya terlalu rapat. Pemangkasan pada tanaman yang terlalu rimbun dan

menutupi cabang lainnya, yaitu pada cabang dari tingkat tiga ke atas. Untuk

mempercepat tumbuhnya tunas baru, sebaiknya dalam tiap rumpun dibiarkan satu

cabang saja yang tumbuh (Anonim, 2008)

Pembumbunan dilakukan setelah panen, cabang-cabang yang ditinggalkan

setelah panen dan letaknya dekat dengan tanah ditimbun di dekat ujungnya

setinggi 10-15 cm. Sedang cabang-cabang yang letaknya jauh dari tanah

dipatahkan di bagian ujungnya, tetapi tidak terputus dari batangnya, sesudah itu

bagian yang patah ditimbun dengan tanah (Anonim, 2008).

Hama yang sering menyerang tanaman nilam adalah sebagai berikut

(Anonim, 2008) :

a. Ulat Penggulung Daun (Pachyzaneba stutalis)

Ulat hidup dalam gulungan daun muda, sambil memakan daun yang

tumbuh, serangan berat hanya tinggal tulang-tulang daun saja. Pengendalian :

kumpulkan dan musnahkan.

b. Belalang ( Orthoptera )
Hama ini memakan daun, sehingga tanaman menjadi gundul. Serangan

berat batang dimakan akhirnya mati. Pengendalian : sanitasi lingkungan.

c. Criket Pemakan Daun (Gryllidae)

Memakan daun muda sehingga daun berlubang-lubang dan produksi turun.

Pengendalian : sanitasi lingkungan

Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman nilam adalah

(Anonim, 2008) :

a. Budok (hoprosep)

Penyebabnya adalah virus, gejala daun keriting, berwarna abu-abu dan

rontok, terbentuk benjolan-benjolan pada batang sampai akar bila dipijit baunya

tidak enak. Penyakit ini tumbuh setelah musim kemarau dan disebabkan oleh

pemangkasan yang terlalu berat saat panen. Pengendalian : sanitas kebun, Alat-

alat kerja steril.

b. Penyakit Busuk Batang

Penyebabnya jamur Fusarium sp. dan menyerang pada akar atau batang.

Batang terserang akan mengerut, warna berubah coklat lalu menghitam

disekeliling batang dan akhirnya mati. Pengendalian : kurangi kelembaban dengan

cara dipangkas, hindari luka, gunakan Natural GLIO + SUPERNASA. Catatan :

Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida alami belum mengatasi,

dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran. Agar penyemprotan pestisida

kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat

Perata AERO 810, dosis + 5 ml ( ½ tutup) pertangki

Penanganan panen dan pasca panen nilam adalah sebagai berikut : Panen

dapat dilakukan pada umur 6 - 8 bulan setelah tanam. Semua bagian tanaman
nilam, yaitu akar, batang, cabang dan daun mengandung minyak atsiri. Alat yang

digunakan sabit, gunting, atau parang yang tajam dan bersih. Panen pertama,

bagian yang boleh dipangkas adalah cabang-cabang dari tingkat dua ke atas,

sedang cabang-cabang tingkat pertama ditinggalkan. Selesai panen pertama, bila

cabang-cabang pertama jauh dari tanah dirundukkan tetapi tidak putus kemudian

ditimbun tanah pada setiap tunasnya. Setelah tanaman umur 9 bulan, tanaman

dapat dipanen kedua kalinya dengan cara seperti panen pertama, sehingga akan

diperoleh cabang-cabang baru dan anakan baru. Demikian selanjutnya sampai

panenan pada bulan ke-12, 15, 18, 21, 24 , dst. Panenan daun nilam dipotong-

potong + 3-5 cm kemudian dijemur di bawah sinar matahari sampai kadar air 15

% kemudian di suling (Anonim, 2008).

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jumlah dan panjang

akar tanaman nilam hasil penyetekan dan juga untuk mengetahui besarnya luas

daun.
BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan- bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanaman nilam,

tanah, pupuk, dan air.

Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah polybag, gunting

tanaman, cangkul, penggaris, dan kertas.

Waktu Perlaksanaan

Praktikum Budidaya Tanaman Penghasil Atsiri “Penyetekan Tanaman

Nilam” ini dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2008 pukul 09.00 – 11.00 WITA.

Bertempat di Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat.

Prosedur Kerja

Sediakan tanaman nilam. Potong 5 batang tengah, 5 batang bawah, dan 5

batang atas dengan menggunakan gunting tanaman/ pisau.

Sediakan 15 polybag lalu masukkan tanah yang sudah tercampur dengan

pupuk ke dalam polybag, lalu tanamlah bagian-bagian organ tanaman yang telah

dipilih tadi ke dalam 15 polybag tersebut. Amati pertumbuhan setek tanaman

tersebut setiap minggu. Catat hasilnya jumlah tunas yang tumbuh, tinggi tanaman,

jumlah daun, luas daun serta jumlah dan panjang akar tanaman nilam.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil sebagai berikut :

1) Jumlah Tunas

Jumlah Tunas

Minggu Atas Tengah Bawah


Ke- 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

I - - - - - - - - - - - - - - -
II - - 2 1 1 - - 1 1 - - - 1 - -
III 2 2 4 3 2 1 1 2 3 1 1 - 1 - -
IV 4 6 4 4 3 3 2 3 4 2 1 - 1 - -
V 5 7 5 5 5 4 3 3 4 3 1 1 1 - -
VI 6 8 6 6 6 5 3 4 5 4 2 1 2 - -
VII 7 8 7 7 7 7 4 6 6 5 2 2 1 - -
VIII 8 10 8 8 9 8 6 7 7 6 2 3 2 - -
Rerata 4 5,1 4,5 4,3 4,1 3,5 2,4 3,3 3,8 2,6 1,1 0,875 1,1 - -
(χ)
2. Tinggi tunas
Jumlah Tunas

Minggu Atas Tengah Bawah


Ke- 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

I - - - - - - - - - - - - - - -
II - - - - - - - - - - - - - - -
III 0,1 0,1 0,2 0,2 0,2 0,1 0,1 0,1 0,2 0,1 - - 0,1 - -
IV 0,2 1 0,2 0,2 0,2 0,3 0,3 0,3 0,5 0,3 0,1 - 0,2 - -
V 2 2,5 2 2 2 1 1,5 1 1,7 1 0,3 0,1 0,2 - -
VI 3 3,2 3 3 3 2 2,2 2 3 1,5 0,5 0,3 0,3 - -
VII 4 4,8 4,2 4,4 4 3,1 2,6 3 4 2 2 2 1 - -
VIII 5 6 6,2 6,5 5 5 4 4 5 3,3 2,5 2,3 1,7 - -
Rerata 1,8 2,2 1,9 2,0 1,8 1,4 1,3 1,3 1,8 1,0 0,7 0,6 0,4 - -
(χ)

3) Jumlah Daun
Jumlah Daun

Minggu Atas Tengah Bawah


Ke- 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

I - - - - - - - - - - - - - - -
II - - 2 1 1 - - 1 1 - - 1 1 - -
III 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 - - 2 - -
IV 2 4 4 2 4 2 2 4 4 2 1 - 1 - -
V 3 4 5 4 6 4 4 5 5 4 1 1 1 - -
VI 5 6 6 6 8 6 6 6 6 6 1 1 1 - -
VII 6 8 7 8 9 8 8 7 7 7 1 2 1 - -
VIII 8 9 8 10 10 9 8 8 8 8 1 4 2 - -
Rerata 3,3 4,1 4,3 4,1 5 3,8 3,6 4,1 4,1 3,5 0,6 1,1 1,1 - -
(χ)
4) Tabel luas daun dan panjang akar

Perlakuan Rerata (χ) Rerata (χ) Σ Akar


Luas Daun Panjang Akar
Atas 9,95 cm 13,29 cm 12
Tengah 8,89 cm 13,16 cm 8
Bawah - 14,26 cm 9
Pembahasan

Pada praktikum budidaya tanaman hias tentang nilam ini, perlakuan yang

dilaksanakan adalah perlakuan perbanyakan tanaman dengan penyetekan batang

nilam. Terdiri dari tiga perlakuan, yaitu penyetekan batang bawah, batang atas,

dan batang tengah. Masing-masing perlakuan tersebut, terdiri dari lima batang

nilam yang akan disetek. Pengamatan dilakukan selama delapan minggu. Pada

minggu pertama belum terlihat pertumbuhan tunas dan juga daunnya.

Pertumbuhan tunas tanaman baru tampak pada minggu kedua, tetapi masih

belum dapat diukur tingginya. Tinggi tunas baru dapat diukur pada minggu ketiga

dimana pada batang atas dan tengah, semua tanaman tumbuh dan dapat diukur

sedangkan pada batang bawah hanya satu saja yang dapat diukur. Untuk minggu

berikutnya, batang atas dan tengah mempunyai keberhasilan pertumbuhan setek

100% karena semua tanaman tumbuh sampai pada minggu kedelapan, sedangkan

pada batang bawah, pada minggu kedelapan hanya tiga tanaman yang tumbuh dan

dapat diukur.

Pertumbuhan batang atas lebih maksimal daripada pertumbuhan batang

bawah dan tengah. Dari hasil yang didapatkan, batang bawah memiliki jumlah

tunas yang lebih banyak serta tinggi yang lebih tinggi dan jumlah daun yang lebih

banyak daripada bagian batang bawah dan tengah.

Salah satu factor yang berpengaruh adalah karena pada batang atas, bagian

pucuk atau bagian atas tanaman adalah bagian yang masih muda, atau pucuk

muda, pada bagian tersebut mengandung hormone auksin yang lebih banyak.

Dimana seperti yang kita ketahui, hormone auksin adalah salah satu hormone

yang berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Hormone auksin berperan


dalam memacu terbentuknya akar (pertumbuhan akar tanaman). Dan seperti hasil

percobaan ini, jumlah akar primer batang atas adalah lebih banyak jumlahnya

daripada batang tengah dan bawah. Terdapat 12 akar primer batang atas, 8 akar

primer untuk batang tengah dan 9 akar primer untuk akar bawah. Tetapi ternyata

batang bawah mempunyai rerata panjang akar yang lebih panjang bila

dibandingkan dengan akar batang atas dan tengah, yaitu 14,26 cm.

Faktor media tumbuh atau tanah, tentunya juga sangat berpengaruh, karena

kelembapan tanah akan berpengaruh dalam penyerapan unsure hara dan air.

Apabila tanah terlalu kering karena tidak dilakukan penyiraman yang intensif,

maka akar tanaman akan sulit untuk menyerap unsure-unsur hara dan air yang

diperlukannya untuk pertumbuhan. Sedangkan apabila tanah terlalu lembab, maka

akan memudahkan tanaman terserang hama dan penyakit, yang akan

menyebabkan tanaman menjadi mati. Factor suhu juga sangat mempengaruhi.

Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting: bukaan

Pada batang bawah tidak dapat mengukur luas daunnya, dikarenakan pada

saat pemanenan, tidak ada daun yang terdapat pada batang bawah. Rerata luas

daun, masih lebih besar pada batang atas, salah satunya disebabkan karena daun

mendapatkan sinar matahari yang cukup, sehingga tanaman dapat melakukan

proses fotosintesa dengan maksimal. Proses perubahan energy kimia menjadi

karbohidrat dapat terjadi dengan baik. Sehingga tanaman mempunyai cadangan

makanan dan energy yang maksimal untuk pertumbuhannya. Cahaya juga

berperan dalam proses pembentukan klorofil. Sehingga akan menghasilkan daun

yang berwarna lebih hijau dan segar.


Pada lembar lampiran gambar, dapat terlihat bahwa memang pada batang

atas memiliki jumlah daun yang lebih banyak daripada batang tengah, tetapi

kondisi daun itu sendiri lebih bagus pada batang tengah, karena apabila terlalu

banyak terkena sinar matahari maka daun pun akan menjadi kering dan menjadi

kehitaman. Pada batang tengah dapat terlihat bahwa kondisi daun lebih hijau dan

tidak bolong-bolong/rusak seperti pada daun yang terdapat pada batang atas.

Pada dasarnya, selain factor-faktor internal dan eksternal, tanaman juga

memerlukan perawatan yang intensif, karena pada fase tersebut, yakni fase awal

pertumbuhan, tanaman sangat memerlukan unsure hara yang cukup, sinar

matahari, dan juga air.


PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1) Hal-hal yang harus diperhatikan pada fase awal pertumbuhan tanaman (fase

vegetative) meliputi : factor intensitas cahaya matahari, unsure hara,

kelembapan tanah, suhu/ temperature, dan juga air.

2) Batang atas memiliki pertumbuhan jumlah dan luas daun yang lebih baik

daripada batang tengah dan bawah. Memiliki rerata luas daun yaitu 9,95 cm,

sedangkan batang tengah yaitu 8,89 cm, dan batang bawah tidak dapat diukur

luas daunnya dikarenakan pada saat pemanenan tidak terdapat daun yang baik

untuk dilakukan pengukuran luas daun.

3) Jumlah akar primer terbanyak adalah pada batang atas, yaitu 12, sedangkan

pada batang tengah hanya 8, dan batang bawah 9. Tetapi rerata panjang

akarnya paling tinggi adalah pada batang bawah, yaitu 14,26 cm. Untuk

batang atas 13,29 cm dan batang bawah hanya 13,16 cm.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim1.2008.http://balittro.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content
&task=view&id=23&Itemid=1. Diakses pada Hari Senin, tanggal 26
Mei 2008.

Anonim2. 2008. http://www.scribd.com/doc/1184458/Produktivitas-Minyak-


Nilam?page=2. Diakses pada Hari Senin, tanggal 26 Mei 2008.

Anonim3.2008.http://www.tasikmalaya.go.id/potensidaerah/agribisnis/nilam.html.
Diakses pada Hari Senin, tanggal 26 Mei 2008.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar daun dan akar tanaman nilam pada penyetekan batang atas

Lampiran 1. Gambar daun dan akar tanaman nilam pada penyetekan batang
tengah

Lampiran 1. Gambar akar tanaman nilam pada penyetekan batang bawah


Lampiran 2. Grafik jumlah tunas batang atas tanaman nilam

Lampiran 2. Grafik jumlah tunas batang tengah tanaman nilam


Lampiran 2. Grafik jumlah tunas batang bawah tanaman nilam

Lampiran 2. Grafik tinggi tanaman batang atas tanaman nilam


Lampiran 2. Grafik tinggi tanaman batang tengah tanaman nilam

Lampiran 2. Grafik tinggi tanaman batang bawah tanaman nilam


Lampiran 2. Grafik jumlah daun batang atas tanaman nilam

Lampiran 2. Grafik jumlah daun batang tengah tanaman nilam


Lampiran 2. Grafik jumlah daun batang bawah tanaman nilam
TANAMAN NILAM
(Laporan Budidaya Tanaman Penghasil Atsiri)

Oleh :

TIA SUTIANINGSIH
E1A105014

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2008

You might also like