You are on page 1of 3

BERITA DAN ARTIKEL DINAS KESEHATAN YOGYAKARTA

BATUK PSIKOGENIK , TAK SEMBUH OLEH PENGOBATAN BIASA (STUDI PADA BP4 YOGYAKARTA)
Mendengar kata Batuk, sudah tentu banyak orang, terutama orang kesehatan menyatakannya sebagai suatu gejala normal mekanisme tubuh di saluran pernapasan untuk membersihkan dari benda-benda asing yang mungkin berbahaya. Disebut mekanisme pertahanan karena ketika batuk, rambut getar dalam tenggorokan akan mengeluarkan benda-benda tersebut seperti debu, lendir, makanan, dan sebagainya. Ironisnya, sebagai mekanisme, terkadang batuk yang sepintas terasa ringan, ternyata bisa menjadi gangguan kesehatan bila berlebihan. Tak jarang batuk dianggap sepele dan membiarkan berlarut-larut sehingga bisa berkembang menjadi penyakit yang lebih parah dan memerlukan proses penyembuhan yang tidak mudah. Penyebab batuk umumnya karena adanya penyakit seperti flu, asma, bronkhitis atau alergi terkena suatu zat alergen seperti debu, asap rokok, polusi, bulu. Tetapi kadang tanpa sengaja kita batuk mendengar berita mengejutkan. Seringkali juga batuk terjadi sewaktu kita ikut dalam suatu aktivitas yang dilakukan bersama banyak orang disuatu ruangan tertutup dan aktivitas ini biasanya tidak menuntut banyak suara. Kadang-kadang kita mendapatkan suara batuk seseorang, entah siapa, dan batuk ini memicu orang lain untuk ikut batuk juga beberapa saat kemudian. Fakta yang unik sekaligus sangat alamiah yang pernah diaungkapkan sebuah penelitian di University of Marryland mengungkapkan bahwa batuk tidak harus ditularkan lewat kuman, batuk bisa menular begitu saja hanya karena melihat orang lain batuk. Fakta lain oleh penelitian University of California, batuk menunjukkan bahwa seseorang sedang mencoba menyembunyikan sesuatu, dan sebagai salah satu tanda-tanda berbohong. Hasil penelitian-penelitian ini dirumuskan sebagai batuk latah. Dalam tulisan ini, penulis tidak membahas masalah latah batuk, tetapi batuk yang tak kunjung sembuh dengan pengobatan biasa. Karena batuk ini berkaitan dengan masalah emosi atau psikologis yang disebut batuk Psikogenik.

Apa itu Batuk psikogenik? Batuk psikogenik atau ada yang menyebutnya pseudoasthma adalah infeksi saluran napas atau Ada lagi yang berpendapat bahwa batuk psikogenik adalah batuk kering yang kronis yang berlangsung lebih dari 4 bulan yang tidak membaik dengan pengobatan standar biasa. Kebiasaan batuk ditandai dengan suara jenis nyaring dan keras, seperti menggonggong atau nyaring seperti klakson dan menjadi semakin parah sampai beberapa minggu atau bulan. Bahkan beberapa penelitian melaporkan bahwa anak yang mengalami batuk psikogenik, suaranya sudah terdengar walaupun anak belum terlihat. Ciri khas lainnya adalah frekuensi batuk sering berlangsung setiap 2-3 detik, kadang disertai. Ciri khas

lainya pada anak, batuk tidak berhenti pada malam hari sehingga anak menjadi sulit tidur, tetapi batuk akan berhenti jika anak sudah tidur. Pada orang dewasa sulit untuk mendiagnosis batuk psikogenik. Hal ini karena walaupun gejala khas batuknya yang terhenti jika pasien sudah tidur banyak membantu untuk diagnosis, tetapi bunyi batuk yang sangat keras juga banyak ditemukan pada kasus bronkiektasis, gastroesophageal reflux disease, dan sindrom postnasal drip. Hasil studi retrospektif pada populasi anak, menunjukkan bahwa 3 - 10% anak-anak didiagnosis batuk psikogenik karena batuk yang tidak diketahui asalnya yang bertahan selama lebih dari 1 bulan. Sedangkan literatur anak telah melaporkan bahwa anak-anak dengan batuk psikogenik, mungkin memiliki gangguan kejiwaan yang mendasari, yang paling sering gangguan konversi (21,9%), diikuti oleh kecemasan campuran dan gangguan depresi (12,2%) Adapun rincian gejala batuk psikogenik adalah 1. Batuk dimulai setelah pulih dari radang tenggorokan dan / atau infeksi saluran pernapasan atas 2. Jenis batuk kering 3. Batuk terjadi karena ada alasan tertentu 4. Batuk dapat terjadi beberapa kali dalam satu jam bahkan beberapa kali dalam satu menit. 5. Batuk tidak membaik dalam beberapa bulan bahkan tahun. 6. Batuk akan berhenti setelah pasien tidur 7. Batuk berbunyi keras dan nyaring seperti suara menggonggong dan bunyi klakson

Sebuah tinjauan literatur tentang kebiasaan batuk (habit cough) dan batuk psikogenik menunjukkan terjadi suatu kebingungan diagnosis, dimana habit cough kadang-kadang disamakan dengan batuk psikogenik, tetapi terkadang juga dibedakan dari batuk psikogenik. Batuk psikogenik sendiri kadang disebut sebagai sebuah gangguan konversi atau kepura-puraan batuk. Konsensus ahli menyatakan jika habit cough sering dikaitkan dengan batuk dengan suara tenggorokan. Tetapi dari hasil penelitian, ternyata hal ini sulit dilakukan bila sebelumnya pasien terkena postnasal drip.

Anak-anak sebagai korban utama Kesimpulan ini didapat setelah dilakukan penelitian, yang hasilnya menunjukkan bahwa dari 153 kasus batuk psikogenik, 149 diantaranya berusia di bawah 18 tahun. Dengan jelas, hasil kajian dari Mastrovich dan Greenberger pada tahun 1966-2000 ini mengungkapkan bahwa hanya empat kasus yang dilaporkan pada orang dewasa. Sementara kebiasaan batuk dan batuk psikogenik tampaknya jarang diagnosa pada orang dewasa. Dari sedikit pasien dewasa, penyakit ini sering terjadi pada pasien wanita. Ciri khas yang paling umum adalah batuk kronis dan parah, namun setelah dilakukan observasi dan evaluasi tidak dapat menjelaskan diagnosis pasti. Ada beberapa studi yang langsung membahas batuk sebagai bentuk somatisasi, karena membaik setelah ada pengobatan untuk kegelisahan, depresi, dan kejadian kekerasan domestik.

Gejala lain yang diperhatikan Dalam mendiagnosis batuk psikogenik penting untuk menyertakan beberapa pertanyaan atau pengamatan terhadap pasien, yaitu : 1. Batuk yang mengganggu aktivitas normal atau kegiatan sosial. 2. Frekuensi batuk menurun jika mengikuti kegiatan sosial atau permainan yang menyenangkan. 3. Batuk didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas. 4. Mendapatkan keuntungan sekunder dari batuk, misalnya menjadi tidak pergi sekolah 5. Pasien batuk tanpa peduli keadaan sekitar. 6. Batuk menjadi lebih buruk di hadapan orang tua, guru, atau penyedia layanan kesehatan. 7. Batuk disertai gatal pada tenggorokan 8. Status perkawinan orang tua tunggal 9. Batuk dipicu oleh tekanan emosional 10. Adanya saudara bungsu dari jenis kelamin yang sama dalam keluarga 11. Riwayat anggota keluarga yang dapat mengindikasikan adanya batuk kronik sehingga terbentuk pola batuk pada anak. 12. Adanya gangguan hubungan seksual

13. 14. 15. 16.

Kontrol yang kuat dari orang tua terhadap anak Disfungsi pita suara Phobia sekolah (pada anak) Rasa takut akan penolakan dan kebutuhan untuk perhatian

Pengobatan Batuk Psikogenik Pengobatan batuk psikogenik membutuhkan upaya yang gigih, terutama pada anak. Hal ini dikarenakan oleh kondisi yang relatif lemah pada anak, sehingga dapat menimbulkan dilema diagnostik dan pengobatan. Beberapa alternatif pengobatan lebih banyak dengan pendekatan psikologi dan fisioterapi. Adapun jenisnya adalah sebagai berikut : 1. Pengobatannya dengan menggunakan prosedur yang disebut teknik saran bertulang dikombinasikan dengan bantuan orang tua untuk pemantauan diri anak dan penghargaan sosial 2. Hipnoterapi, speech theraphy, konseling dan terapi saran bertulang. Dengan terapi saran bertulang, pasien diberi distraktor (nebulizer yang berisi lidokain) kemudian dokter memberi perintah untuk memotivasi pasien agar mengontrol batuk. 3. Kombinasi psikoterapi dan speech theraphy (terapi wicara). Teknik untuk terapi wicara diadaptasi dengan menggunakan gangguan suara hyperfunctional untuk melemahkan gangguan laring. 4. Dalam beberapa kasus, kebiasaan batuk psikogenik pada orang dewasa dapat diatasi dengan kombinasi psikoterapi, terapi relaksasi, dan terapi wicara. 5. Kombinasi biofeedback yang dibantu latihan relaksasi, psikoterapi, dan terapi fisik. 6. Pemberian obat batuk, beberapa ahli yang menyarakan dengan menambahkan obat amitriptyline, nortriptyline, tramadol atau gabapentin. Tetapi ada beberapa ahli menyarankan tidak memberikan obat batuk baik inhaler, steroid maupun opioid.

Daftar Pustaka http://wikipedia.org/wiki/Habit_cough

You might also like