You are on page 1of 32

Menerapkan teknik elektronika analog dan digital dasar Category POWER SUPPLY / CATU DAYA

Power Supply adalah sebuah perangkat atau sistem yang memasok listrik atau energi ke output yang dihubungkan pada beban atau kelompok beban. Beberap tipe dari power supply (dikutip dari http://en.wikipedia.org/wiki/Power_supply) : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Catu daya baterai/battery power supply Catu daya tak teregulasi/unregulated power supply Catu daya tergulasi secara linear/linear regulated power supply Variabel catu daya/Switch mode power supply Catu daya terprogram/programable power supply Uninterruptible Power Supply Catu daya tegangan tinggi/High voltage power supply Pengali tegangan/Voltage multipliers

Catu daya baterai/battery power supply

Baterai Baterai adalah jenis catu daya yang tidak tergantung pada ketersediaan induk listrik, cocok untuk peralatan portabel dan digunakan dalam lokasi tanpa daya listrik. baterai terdiri dari beberapa sel elektrokimia terhubung secara seri untuk memberikan tegangan yang diinginkan. Sel primer yang digunakan adalah karbon-seng sel kering. Ia memiliki tegangan sebesar 1,5 volt . Karbonseng dan sel-sel sudah banyak digunakan, tetapi sekarang jenis baterai alkaline lebih banyak digunakan karena memiliki lebih banyak energi. Tegangan baterai yang paling sering digunakan adalah 1.5 (1 sel) dan 9V (6 sel). Untuk saat ini jenis yang paling sering digunakan adalah NiMH , dan lithium ion dan varian lainnya. Catu daya tak teregulasi/unregulated power supply Sebuah catu daya AC yang tidak teregulasi biasanya menggunakan transformator mengubah tegangan dari stop kontak PLN dengan tegangan 220VAC menjadi tegangan yang lebih rendah, dengan variasi tegangan yang berbeda (misal : 220VAC menjadi 6, 9, 12VAC dll). Jika digunakan untuk menghasilkan tegangan DC, sebuah penyearah tegangan yang memotong salah satu polaritas tegangan (yang negatif atau yang positif), diikuti oleh sebuah filter ( terdiri dari satu atau lebih kapasitor , resistor , dan kadang-kadang induktor ), untuk menghapus riak/ripel yang dihasilkan.

Pengisi Baterai/Battery charge Untuk tujuan seperti pengisian baterai, riak/ripel tidak masalah, karena rangkaian catu daya/power supply-nya merupakan jenis sederhana yang memiliki blok rangkaian : transformator, sebuah dioda seri dengan sebuah resistor. Rangkaian dari catu daya tak teregulasi seperti digambarkan di bawah ini : Catu daya tergulasi secara linear/linear regulated power supply Catu daya/power supply jenis ini menghasilkan tegangan AC/DC teregulasi. Tegangan yang dihasilkan oleh power supply yang tak teregulasi akan bervariasi/fluktuatif tergantung pada variasi tegangan input AC (PLN). Untuk aplikasi elektronik penting sekali adanya sebuah regulator linear yang dapat digunakan untuk mengatur tegangan ke nilai yang tepat/ideal, stabil terhadap fluktuasi tegangan input dan beban. Regulator ini juga sangat mengurangi riple/riak pada output arus searah/DC. Regulator linier ini saat ini, dapat melindungi catu daya/power supply dan rangkaian dari arus yang berlebih.

Catu daya teregulasi/regulated power supply Catu daya ini terdiri dari beberapa komponen yang meliputi komponen penyearah (dioda), filter (kapasitor) dan regulator (IC atau transistor), seperti dapat dilihat dari gambar berikut : Variabel catu daya/Switch mode power supply Switch Mode Power Supply (SMPS) bekerja dengan prinsip yang berbeda. AC input (PLN), output tegangan DC dari catu daya diperbaiki tanpa menggunakan sebuah transformator listrik.

Tegangan DC output ini kemudian dihidupkan dan dimatikan pada kecepatan tinggi dengan switching sirkuit elektronik. SMPS memiliki fasilitas keamanan yang seperti pembatas arus untuk membantu melindungi perangkat dan pengguna dari bahaya, karena arus yang tidak normal atau tinggi akan terdeteksi dan power supply model ini akan secara otomatis mematikan dirinya sendiri.Jenis power supply PC saat ini, mampu memberikan tegangan yang sempurna untuk motherboard, sehingga mencegah terjadinya pasokan tegangan yang tidak normal.

Power supply computer SMPS memiliki batas absolut terhadap arus keluaran. Catu daya ini mampu memberikan output di atas tingkat kekuatan tertentu dan tidak dapat berfungsi di bawah titik tersebut. Faktor Power telah menjadi perhatian untuk produsen komputer catu daya ini. Catu daya terprogram/programable power supply Programmable Power supply memungkinkan untuk me-remote control tegangan keluaran melalui sinyal input analog atau antarmuka komputer seperti RS232 atau GPIB . Fasilitas dari catu daya ini adalah variabel tegangan, arus, dan frekuensi (untuk unit AC output). Catu daya ini dihasilkan oleh komponen seperti prosesor,voltage/current programming circuits, current shunt, dan voltage/current read-back circuits. Fitur tambahan lain berupa pengaman arus lebih, tegangan lebih, dan perlindungan hubung singkat, dan suhu.

Programmable Power Supply Programable power supply ini dapat memberikan tegangan DC, AC, atau AC dengan DC offset. AC output dapat berupa satu-fase atau tiga fase. Single-fase ini umumnya digunakan untuk tegangan rendah, sementara tiga-fase yang lebih umum untuk pasokan listrik tegangan tinggi. Uninterruptible Power Supply/UPS UPS adalah sebuah catu daya yang menghasilkan tegangan tidak terputus meskipun sumber listrik dari PLN padam. Catu daya ini mengambil daya dari dua atau lebih sumber secara simultan. Biasanya power berasal langsung dari listrik AC, sementara itu secara bersamaan terjadi pengisian baterai di dalam UPS tersebut. Jika terjadi mati listrik/kegagalan listrik, baterai langsung mengambil alih sumber tegangan AC PLN tersebut, sehingga beban tidak pernah mengalami gangguan dan dapat memasok listrik selama daya baterai cukup, misalnya, pada instalasi komputer, UPS ini penting bagi seorang operator komputer untuk memberikan waktu yang cukup untuk mematikan sistem komputer tanpa takut kehilangan data.

UPS digital Catu daya tegangan tinggi/High voltage power supply Catu daya ini menghasilkan tegangan output ratusan atau ribuan volt. Fitur tambahan yang tersedia on-persediaan tegangan tinggi dapat mencakup kemampuan untuk membalik polaritas keluaran bersama dengan menggunakan pemutus sirkuit.

High Voltage Power Supply Pengali tegangan/Voltage multipliers Seperti namanya pengali tegangan adalah rangkaian yang dirancang untuk melipatgandakan tegangan input. Tegangan input bisa menjadi lebih besar dua kali lipat, tiga kali lipat, empat kali lipat. Tegangan pengali juga konverter daya. Masukan AC dikonversi menjadi output DC yang lebih tinggi. Sirkuit ini memungkinkan tegangan tinggi dapat diperoleh dengan menggunakan sumber tegangan AC yang lebih rendah. Biasanya, pengali tegangan terdiri dari rectifier setengah gelombang, kapasitor, dan dioda. Misalnya, tegangan tripler terdiri dari tiga rectifier setengah gelombang, tiga kapasitor, dan tiga dioda. Rectifier gelombang penuh dapat digunakan dalam konfigurasi yang berbeda untuk mencapai tegangan yang lebih tinggi. Juga baik konfigurasi paralel dan seri yang tersedia. Untuk pengali paralel, tegangan yang lebih tinggi diperlukan pada setiap tahap multiplikasi berturut-turut, tetapi kapasitansi kurang diperlukan. Pengali Tegangan memiliki banyak aplikasi contoh, pengali tegangan dapat ditemukan di item sehari-hari seperti televisi dan mesin fotokopi. Bahkan aplikasi lebih lanjut dapat ditemukan di laboratorium, seperti tabung sinar katoda, osiloskop, dan tabung jenis.

Penerapan Catu Daya/Power supply untuk Komputer

Sebuah Catu Daya komputer modern dirancang untuk mengkonversi listrik AC 110-240 V menjadi tegangan output DC (baik polaritas positif atau negatif) dengan rentang + 12V,-12V, 5 V , 5 vbs dan 3,3 V. Generasi pertama dari catu daya komputer adalah perangkat catu daya linier. Tegangan keluaran catu daya komputer juga telah sangat beragam, oleh karena itu komputer dipasok daya dari catu daya mode SMPS, meskipun model sekarang sudah merupakan gabungan mode yang sama. Akibatnya pasokan daya komputer yang paling modern sebenarnya terdiri dari beberapa perlengkapan mode yang berbeda diaktifkan, masing-masing memproduksi hanya satu komponen tegangan dan masing-masing dapat berbeda output berdasarkan kebutuhan daya komponen, dan semuanya dihubungkan bersama untuk menutup jika terjadi kesalahan. PRINSIP KERJA CATU DAYA/POWER SUPPLY Hampir semua perangkat elektronika sekarang ini membutuhkan supply arus searah/DC (direct current) yang stabil dan dengan konsumsi yang lama. Beberapa contoh perangkat elektronika yang membutuhkan supply arus DC adalah : televisi, komputer, radio, tape cassete, camcoder dll. Meskipun kelihatannya perangkat elektronika tersebut dicolokkan pada sumber arus/tegangan PLN sebagai sumber tegangan dan arus AC (alternating current), tetapi sebenarnya didalam rangkaian perangkat elekronika tersebut sudah include rangkaian penyearah dari tegangan AC menjadi tegangan DC. Sebenarnya sudah ada catu tegangan/arus DC yang stabil, contoh : baterai, accu, dll, tetapi sangat disayangkan catu tegangan tersebut tidak bertahan lama, semakin lama sumber arus/tegangan dalam baterai atau accu tersebut akan menurum sebanding dengan jumlah dan lama penggunaan. Untuk itu perlu adanya sebiuah catu daya yang berupa sebuah rangkaian elektronika yang dapat mensuplai kebutuhan tegangan dan arus secara continue dan tahan lama. Komponen inti pada Power Supply PC : Tansformator Step Down

Transformator/transformer

Transformator terdiri dari dua kumparan (sering disebut gulungan) dihubungkan oleh inti besi, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Antara gulungan primer dan gulunga sekunder tidak ada hubugan secara langsung, tetapi mereka dihubungkan oleh sebuah medan magnet yang terjadi dalam inti.

Transformator Step Down Transformers digunakan untuk mengubah tegangan listrik dari sisi primer ke sisi sekunder dengan mengurangi kerugian daya. Mereka hanya bekerja dengan AC (alternating current) karena mereka memerlukan medan magnet yang berubah/fluktuatif pada inti besi. Transformers dapat berfungsi sebagai peningkat tegangan (step-up) serta mengurangi tegangan (step-down). Tegangan AC mengalir pada gulungan primer (input) menciptakan perubahan medan magnet secara terus-menerus dalam inti besi. Medan magnet ini akan menginduksi sisi gulungan sekunder. Output gulungan sekunder juga akan terinduksi sesuai dengan gerakan fluktuasi tegangan dari lilitan primer. Jika kumparan sekunder dihubungkan ke beban/tahanan, tegangan induksi akan membuat aliran arus induksi. Istilah yang benar untuk tegangan induksi ini biasanya disingkat GGL (gaya gerak listrik) Transformers memiliki dua keuntungan besar melalui metode lain dari perubahan tegangan: 1. Mereka menyediakan listrik isolasi total antara input dan output, sehingga mereka dapat dengan aman digunakan untuk mengurangi tegangan tinggi dari pasokan listrik. 2. Hampir tidak ada daya yang terbuang di trafo. Mereka memiliki efisiensi tinggi (dari daya / kekuatan) dari 95% atau lebih. Pengujian Transformator dapat menggunakan sebuah multimeter yang difungsikan sebagai ohmmeter dengan arah knob pada 1X,10X. Langkah pengujian 1. Pastikan bahwa transformator sudah terlepas dari rangkaian 2. Bedakan terlebih dahulu lilitan primer dan lilitan sekunder pada transformator. Untuk memudahkan pembedaan dengan melihat posisi terminal. Jika terminal tersebut dikoneksikan langsung dengan sumber tegangan 110 V, 220V dan 0 V maka terminal tersebut berada pada lilitan primer sedangkan teminal sekunder adalah terminal yang nilai

tegangan keluarannya lebih kecil dari tegangan input.

3. Transformator dikatakan baik jika kedua probe multimeter dicolokkan antar terminal primer harusnya jarum bergerak, begitu juga jika kedua probe multimeter dicolokkan antar terminal sekunder jarum juga bergerak. Jarum tidak akan bergerak jika salah satu probe dicolokkan pada salah satu terminal primer dan yang lain dicolokkan pada salah satu terminal sekunder 4. Transformator dikatakan rusak salah satu gejala berikut ini terjadi : jika kedua probe multimeter dicolokkan antar terminal primer harusnya jarum tidak bergerak, begitu juga jika kedua probe multimeter dicolokkan antar terminal sekunder jarum juga tidak bergerak, dan Jarum bergerak jika salah satu probe dicolokkan pada salah satu terminal primer dan yang lain dicolokkan pada salah satu terminal sekunder Pada dasarnya terminal pada lilitan primer akan saling terhubung karena satu lilitan dan begitu juga terminal pada lilitan sekunder, Sedangkan antara lilitan primer dan lilitan sekunder tidak saling terhubung Dioda

Dioda dan simbolnya Dioda adalah sebuah perangkat semikonduktor paling sederhana. Saat ini, kebanyakan chip semikonduktor dan transistor dibuat dari bahan Silikon (Si), meskipun masih ada beberapa bahan semikomduktor yang berasal dari bahan Germanium (Ge). Silikon adalah unsur yang sangat umum karena merupakan unsur utama dalam pasir dan kuarsa. Jika Anda melihat silikon dalam tabel periodik , Anda akan menemukan bahwa silikon berada di samping aluminium, di bawah karbon dan di atas germanium.

Cuplikan dari tabel periodik Karbon, silikon dan germanium memiliki properti unik dalam struktur elektron masing-masing memiliki empat elektron di orbital terluarnya. Semikonduktor adalah bahan yang sifat konduktivitasnya akan menurun pada suhu yang rendah dan sifat konduktivitasnya akan naik seiring dengan naiknya temperatur. Silikon umumnya lebih disukai sebagai bahan semikonduktor karena tidak sensitif terhadap variasi suhu. Semikonduktor ada 2 type yaitu semikonduktor tipe N dan semikonduktor tipe P, yang membedakan kedua tipe semikonduktor ini adalah jumlah elektron valiensi untuk tipe N adalah 5 dan 3 untuk tipe P. Pengujian Dioda menggunakan sebuah multimeter yang difungsikan sebagai ohmmeter dengan arah knob pada 1X,10X. Langkah pengujian : 1. Pastikan posisi kani anoda dan kaki katoda pada dioda

Posisi anode dan cathode pada dioda. Sumber dari http://www.gadgetjq.com/single_fire_tach_adapter_diode.jpg

2. Dioda dikatakan baik : jika probe positif dicolokkan pada kaki cathode dan probe negativ pada anode maka jarum akan bergerak, jika probe positif dicolokkan pada kaki anode dan probe negativ pada cathode, maka jarum tidak bergerak 3. Dioda dikatakan rusak jika kombinasi langkah ke-2 di atas jarum bergerak semua Capasitor

Jenis-jenis kapasitor Kapasitor atau biasa juga disebut kondensor adalah sebuah komponen pasif yang dapat menimpan energi yang ditimbulkan oleh sepasang konduktor (plates), yang dipisahkan oleh dielektrik (isolator). Jenis dielektrik (isolator) tersebut, menentukan jenis kapasitor itu, apakah akan digunakan untuk rangkaian pembeda sinyal frekuensi tinggi dan frekuensi rendah, ataukah untuk rangkaian tegangan tinggi, tergantung jenis dan ukuran dielektriknya. Kapasitor secara luas digunakan dalam rangkaian elektronika untuk menghalangi arus searah (DC) dan juga arus bolak-balik (AC) Beberapa Jenis kapasitor : 1. Air; Sering digunakan dalam rangkaian tuning radio 2. Mylar Umumnya digunakan untuk rangkaian pengatur waktu seperti jam , alarm dan penghitung 3. Greencap sebuah kapasitor poluester 4. Monoblock juga disebut monolitik 5. Glass Baik untuk aplikasi tegangan tinggi 6. Keramik Digunakan untuk tujuan frekuensi tinggi seperti antena, X-ray dan MRI mesin 7. Super kapasitor Powers listrik dan mobil hibrida

Simbol Kapasitor

Cara kerja kapasitor dikenal sebagai proses pengisian yang menyimpan energi dalam bentuk muatan listrik yang memiliki besar sama dengan polaritas yang berlawanan pada masing-masing konduktor (plates) yang dipisahkan oleh dielektrik (isolator) baik dari udara atau plastik. Kemampuan kapasitor untuk menyimpan muatan dinyatakan dengan kapasitansi dalam satuan Farad. Untuk memudahkan persepsi kapasitor bisa diumpamakan seperti bendungan air yang berfungsi mengairi sawah, jika debit air yang masuk melebihi dari air yang dibutuhkan oleh sawah-sawah, maka sisanya air akan disimpan pada bendungan itu. 1.000 nanofarad = 1 microfarad. Jadi 0,1 u = 100 nanofarad. simbol untuk mewakili nanofarad adalah n. Jadi 0,01 u = 10n 1.000 picofarad = 1nanofarad. picofarad ini ditulis pF Beberapa kapasitor secara fisik sangat kecil , untuk menyiasati hal ini, produsen telah menghasilkan sistem penomoran dengan menggunakan 3 digit. Hal ini didasarkan pada picofarads. Sebuah kapasitor 100 picofarad ditulis sebagai 101, A kapasitor 1.000 picofarad ditulis 102, Sebuah kapasitor 10 nanofarad ditulis 103 dan 100 nanofarads ditulis 104.Angka ketiga menunjukkan jumlah nol itu. Sebagai contoh: 1N = 1,000 p = 102. 10n = 10.000 = 103 100n = 100.000 = 104

Kapasitor dicatu baterai Jika tegangan dicatukan pada pelat sebuah kapasitor (misalnya, dengan menghubungkan salah satu konduktor (plates) ke positif dan yang lain ke terminal negatif baterai), salah satu plat konduktor yang terhubung dengan terminal negatif baterai akan menerima elektron yang berasal dari negatif baterai, sedangkan plat konduktor yang terhubung dengan terminal positif baterai akan kehilangan elektron. Pada saat itu kapasitor terisi oleh elektron yang berasal dari baterai, sehingga tegangan kapasitor menjadi sama dengan tegangan baterai (sebesar 1,5 V). Jika tegangan kemudian dihilangkan, plat konduktor kapasitor tetap menyimpan muatan listrik yang menginduksi potensi listrik antara pelat, dan muatan listrik itu akan dilepaskan beberapa

saat kemudian. Fenomena ini disebut induksi elektrostatik. Nilai kapasitansi kapasitor dapat ditingkatkan dengan meningkatkan luas pelat konduktor, mengatur jarak antara plat konduktor, atau dengan mengubah mengubah dielektrik (isolator).

kapasitor yang terhubung dengan lampu Jika anda memiliki sebuah baterai, sebuah bola lampu dan sebuah kapasitor. Ketika Anda menghubungkan baterai, arus mengalir dari baterai akan mengisi kapasitor, sehingga lampu akan mati, setelah itu jika arus telah penuh memenuhi kapasitor bola lampu akan menyala dan semakin lama akan meredup dan mati setelah arus pada kapasitor habis. Penyearah setengah gelombang (klik untuk melihat gambar asli)

Thermistor NTC (Negative Temperature Coeficient)

Thermistor NTC. Diambil dari http://www.sudirman-xp.co.cc/2010/05/hardware-sertafungsinya.html Thermistor adalah salah satu jenis sensor resistor yang nilai tahanannya dipengaruhi oleh perubahan suhu. Thermistor ada dua jenis yaitu thermistor PTC dan thermistor NTC. Gejala dari

thermistor NTC jika semakin tinggi suhu ruangan maka akan semakin rendah nilai dari tahanan thermistor tersebut begitu juga sebaliknya. Sedangkan gejala dari thermistor PTC jika suhu ruangan semakin tinggi maka tahanan juga akan semakin tinggi begitu juga sebaliknya. Banyak produsen power supply menggunakan komponen NTC resistor secara seri dengan saluran. Sebuah resistor NTC menawarkan puluhan ohm perlawanan ketika dingin,dan akan menjadi semakin berkurang nilai tahanannya menuju satu ohm dengan meningkatnya suhu. Fungsi dari Thermistor adalah pelindung rangkaian dari lonjakan arus yang tiba-tiba tinggi. Fungsi utama dari NTC thermistor ini khususnya untuk melindungi komponen dioda jembatan dan capasitor Pengujian NTC thermistor menggunakan multimeter dengan arah knob pada ohmmeter X1K : 1. 2. 3. 4. Pastikan NTC thermistor terlepas dari rangkaian Colokkan kedua probe multimeter pada kedua kaki NTC thermistor (boleh bolak-balik). Jika jarum bergerak menuju tahanan tertentu berarti NTC tersebut dalam keadaan baik Jika jarum mununjuk pada tahanan yang tak terhingga, dimungkinkan NTC tersebut rusak

Rangkaian power supply PC sebenarnya terdiri dari beberapa blok yaitu : transient filter (memotong arus berlebih), penyearah (mengubah tegangan ac menjadi tegangan DC, PFC (Power Factor Correction),

Diagram blok power supply tanpa doubler tegangan

Diagram blok power supply dengan doubler tegangan Latihan Soal

Jenis transistor 1. Pada gambar di samping berapakah basis nomor basis dari hasil pengujian transistor di bawah ini ? Jawab : No 2 2. Apakah jenis transistor dari hasil pengujian gambar di samping Jawab Jenis Transistor PNP 3. Bagaimanakah kesimpulan yang dapat diambil jika kita melakukan pengujian kapasitor seperti

gambar di bawah ? Jawab : Pengisian optimal tetapi pengosongan tidak optimal

Kategori: Kelas X TKJ, Menerapkan teknik elektronika analog dan digital dasar, Pelajaran

Pert. 3 Alat Ukur Kelistrikan dan Penggunaan Multimeter sebagai Alat Ukur Tegangan
Pertemuan : 3 (445 menit) MACAM-MACAM ALAT UKUR KELISTRIKAN Dalam pengukuran kelistrikan ada beberapa alat ukur yang kita gunakan. Untuk itu alat ukur dipilah-pilah sesuai dengan fungsinya.

Amperemeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran arus, baik arus AC ataupun arus DC. alat ukur ini biasanya dipasang secara seri terhadap rangkaian/komponen yang akan diukur

Gambar Amperemeter diambil dari http://info.g-excess.com

Gambar cara penggunaan Amperemeter

Voltmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran tegangan baik tegangan AC atau tegangan DC. Alat ukur ini biasanya dipasang secara pararel terhadap rangkaian/komponen yang akan diukur.

Gambar Voltmeter AC/DC, diambil dari http://www.utopiasilver.com

Gambar cara penggunaan Voltmeter

Wattmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran daya. Sebenarnya alat ukur ini merupakan perpaduan dari dua alat ukur yaitu : voltmeter dan Amperemeter.

Gambar Wattmeter diambil dari http://pressebo.com

Cara menggunakan wattmeter

Ohmmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran tahanan sebuah komponen atau rangkaian atau resistor. alat ukur ini dipasang secara pararel terhadap rangkaian/komponen yang akan diukur tahanannya

Gambar Ohmmeter diambil dari http://4.bp.blogspot.com

Gambar cara penggunaan Ohmmeter Tetapi pada umumnya kebanyakan para teknisi elektro, kelistrikan atau komputer lebih senang menggunakan alat ukur yang dinamakan Multimeter/Multitester karena alat ukur ini memiliki sifat multifungsional, dikarenakan dalam satu alat ukur bisa dikunakan sebagai Voltmeter, Amperemeter, dan Ohmmeter.

Gambar Multimeter PENGGUNAAN MULTIMETER UNTUK MENGUKUR TEGANGAN Sebelumnya marilah kita mengenal terlebih dahulu bagian-bagian dari Multimeter analog di atas melalui gambar di bawah ini :

Bagian-bagian Multimeter

Keselamatan kerja Dalam menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan kita harus memperhatikan manual book masing masing multimeter, yang dapat diringkas sebagai berikut :

Pasanglah probe sesuai dengan kedudukannya. Probe berwarna merah dicolokkan pada terminal (+), dan probe berwarna hitam dicolokkan pada terminal com (-). Ada beberapa multimeter yang memiliki probe include dengan multimeternya sehingga tidak perlu susah-susah memasang. Jenis tegangan. Sebelum melakukan pengukuran kita harus mengetahui jenis tegangan apa yang akan kita ukur, apakah tegangan AC (alternating current) atau tegangan DC (direct current). Dengan mengetahui jenis tegangannya kita dapat menentukan penempatan selector pada bagian AC atau DC. Jika tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan AC arahkan selektor pada bagian AC. Jika tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan DC maka arahkanlah selektor pada bagian DC. Jika kita belum mengetahui jenis tegangannya, supaya aman dalam pengukuran hendaknya arahkan selektor pada bagian AC (karena tegangan DC sebenarnya bagian dari tegangan DC).

Memilih selektor pada tegangan AC/DC

Besar Tegangan. Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah mengetahui berapa besar tegangan yang akan diukur, untuk memudahkan penentuan Batas Ukur. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur (setiap multimeter yang berbeda merk biasanya berbeda nilai batas ukurnya, sehingga kita harus menyesuaikan). Misal : kita akan melakukan pengukuran tegangan PLN, diketahui bahwa jenis tegangan-nya adalah AC dan besar tegangan adalah 220 VAC, maka batas ukur yang harus dipilih (jika menggunakan multimeter di atas) adalah 250 atau 1000. Jika kita belum mengetahui tegangan yang akan diukur, pilihlah batas ukur yang paling tinggi.

Batas Ukur untuk mengukur tegangan PLN

Batas Ukur jika kita belum tahu besar tegangan


Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting, dan akan merusak multimeter. Pembacaan jarum penunjuk harus tegak lurus. Pada saat melihat jarum penunjuk jangan sampai bayangan jarum terlihat (untuk beberapa multimeter biasanya disediakan cermin/kaca/mirror di antara skala), jika masih terlihat bayangan jarum maka hasil penunjukan jarum kurang presisi (tepat).

Gunakan alas kaki yang terbuat dari bahan isolator (sandal, sepatu, keset, gelang anti static (Anti-static Wrist Strap/Anti-static Wrist Band), sebagai pengaman jika terjadi kejutan listrik (kesetruuum). Hindari penggunaan karpet sebagai isolator.

Rumus :

dimana : VAC = Tegangan BU = Batas Ukur SM = Skala maksimum yang dipakai JP = Jarum Penunjuk

STUDI KASUS : MENGUKUR TEGANGAN AC Kita akan melakukan pengukuran tegangan PLN, diketahui tegangan PLN secara teori adalah 220VAC, maka langkah kerja-nya adalah 1. Masukkan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal com (-).

Mencolokkan probe sesuai dengan tempatnya 2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250

3. Karena ini pengukuran AC, maka posisi penempatan probe bisa bolak-balik. 4. Colokkan kedua probe multimeter masing-masing pada lubang PLN (karena yang diukur tegangan AC, tidak usah kuatir kalau terbalik).

Mengukur VAC PLN dengan BU = 250 5. Baca dan Perhatikan hasil penunjukan jarum penunjuk.

Cara Membaca Jarum Penunjuk Pilihlah SM (Skala Maksimum) yang akan digunakan, pada gambar multimeter di bawah ini ada 3 pilihan SM (Skala Maksimum) yaitu : 10, 50, 250

Jika kita memilih SM (Skala Maksimum) = 250, maka skala yang dipakai adalah :

Sekarang tinggal membaca jarum penunjuk. Dari gambar di atas mari kita cuplik pada bagian jarum penunjuk, seperti digambarkan di bawah ini :

Dari gambar di atas diketahui bahwa diantara 200-250 terdapat 10 strip, sehingga besar setiap

strip (kita anggap simbol bobot setiap strip = S): Karena bobot setiap strip = 5 maka dari cuplikan jarum penunjukan di atas dapat digambarkan

kembali : Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa JP (Jarum Penunjukan) =220. Sekarang kita tinggal memasukkan dalam rumus.

SELESAI jika ada pertanyaan silahkan posting melalui komentar Kategori: Kelas X TKJ, Menerapkan teknik elektronika analog dan digital dasar, Pelajaran

Pert.I Pengertian daya, arus dan tegangan


Pertemuan : 1 (445 menit) ATOM Sebuah benda terdiri dari beberapa unsur dan unsur terdiri dari beberapa atom. Jadi atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom (terdiri dari proton (+) dan netron) serta elektron bermuatan negatif (-) yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral.

Gambar atom diambil dari http://aquantumofknowledge.wordpress.com/2010/07/06

Karena elektron berada pada orbit posisi terluar, maka elektron tersebut bisa terlepas dari orbit menuju ke atom lain yang tidak seimbang jumlah elektronnya. Mudah atau tidak-nya sebuah elektron terlepas ini akan mempengaruhi jenis benda. Benda yang sangat mudah melepaskan elektron dinamakan konduktor, begitu juga sebaliknya jika benda yang sulit melepaskan elektron (terikat kuat dalam atom) maka benda tersebut masuk dalam golongan isolator HUBUNGAN DAYA, ARUS, TEGANGAN DAN TAHANAN Apakah anda yang adalah orang yang termasuk tidak mengerti masalah arus, tegangan dan daya. Padahal secara tidak sengaja kita sering sekali menggunakan ketiga istilah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengerti teori istilah tersebut, di bawah ini saya kutipkan pengertian dari daya, arus dan tegangan, yang saya ambil dari http://id.wikipedia.org Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja yang dilakukan per satuan waktu. Daya dilambangkan dengan P. Mengikuti definisi ini daya dapat dirumuskan sebagai:

Variasi rumus daya (P) di mana P = daya (watt) W = Usaha (Joule) t = waktu V = Tegangan/beda potensial (Volt) I = Arus (Ampere) R = Tahanan/Hambatan/Beban (Ohm) Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi.

Variasi rumus tegangan (V) Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari yang sangat lemah dalam satuan mikro Ampere (A) seperti di dalam jaringan tubuh hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam kebanyakan sirkuit arus searah

dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan resistansi sesuai dengan hukum Ohm.

Variasi rumus arus (I) Tahanan/beban/resistansi adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:

Variasi rumus tahanan (R) Analogi. Untuk memudahkan pemahaman pengertian diatas kita dapat menganalogikan arus, tegangan dan daya seperti sebuah tandon air yang digunakan untuk mengisi bak mandi, seperti digambarkan di bawah ini :

Dari gambar di atas, dapat diumpamakan bahwa tegangan/beda potensial sama seperti ketinggian titik atas air dalam tandon dengan dasar bak mandi, air diumpakan sebagai arus, bak mandi diumpamakan sebagai tahanan/beban/resistor dan daya diumpamakan tenaga semprotan air yang dihasilkan oleh perpaduan tinggi tandon air dan air itu sendiri. Untuk memudahkan penerapan rumus daya, arus dan tegangan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Dari gambaran di atas maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar daya, disebabkan oleh semakin besar tegangan/beda potensial atau arusnya, dan begitu juga sebaliknya. Jadi sebenarnya arus tidak akan mengalir jika tidak ada tegangan/beda potensial dan tegangan/beda potensial tidak berfungsi jika tidak ada arus. Bagaimanakah arus bisa mengalir Seperti telah diuraikan pada analogi tandon air di atas bahwa air akan mengalir jika posisi titik atas air dalam tandon air lebih tinggi dari bak mandi, bayangkan jika posisi titik atas air sejajar dengan posisi bak mandi. Arus hanya dapat mengalir jika ada tegangan/beda potensial. Sumber arus sampai saat ini umumnya berasal dari PLN, sedangkan arus listrik di daerah Jawa Tengah ini disupply dari pembangkit listrik Karangkates yang ada di daerah Malang. Untuk bisa mengalirkan arus sampai daerah Jawa Tengah, maka harus diberi tegangan yang sangat besar (sekitar 500.000 V) melalui sebuah jalur kabel yang dinamakan Sutet (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi), walaupun begitu tetap setelah jarak tertentu saluran sutet ini tegangannya harus dinaikkan kembali melalui sebuah gardu listrik (menggunakan trafo Step-up) dikarenakan karena pengaruh hambatan, panjang, dan luas penampang penghantar (kabel) akan mempengaruhi penurunan tegangan. Arus listrik adalah suatu energi yang ditimbulkan akibat perpindahan elektron dari suatu unsur.Untuk memudahkan analisa arah arus arus akan mengalir dari kutub positif (+) menuju ke kutub negatif (-), sedangkan elektron bergerak berbalikan arah dengan arah arus yang mengalir dari kutub negatif (-) menuju kutub positif (+) .

Gambar arah arus dan arah elektron Supaya lebih mudah memahaminya mari kita bayangkan pistol air mainan anak-anak. Air akan keluar jika ada tekanan pada alat picu pistol, jika tidak ada tekanan pada alat picu pistol, maka air tidak akan keluar. Tekanan pada alat picu pistol itu dapat diasumsikan sebagai tegangan. Jenis-Jenis tegangan 1. Tegangan AC (Alternating Current) adalah tegangan yang besarnya selalu berubahubah secara periodik. Tegangan AC dapat dilihat dengan menggunakan CRO (Cathode Ray Oscilloscope). Contoh : tegangan PLN memiliki besar 220 VAC dengan periode ayunan 50-60 kali per detik atau biasa dalam bahasa teknik dituliskan dengan istilah frekuensi = 50-60Hz. Oleh karena itu orang yang kesetrum tegangan AC rasanya seperti bergetar dan bergoyang inul.

Gambar tegangan AC ideal/sempurna tanpa cacat

Tegangan AC dilihat dari CRO 2. Tegangan DC (Direct Current) adalah tegangan yang memiliki besar tetap (tidak berubah) secara periodik. Contoh tegangan keluaran dari adaptor, tegangan keluaran dari Power Supply komputer dll. Oleh karena itu orang yang kesetrum tegangan DC rasanya seperti dicubit tanpa merasakan getaran.

Gambar tegangan DC ideal/sempurna

Gambar tegangan DC dilihat dari CRO

CONTOH SOAL 1. Pada saat kita membeli lampu, kita mau mengatakan mau membeli lampu 15 watt. Berapakah arus yang mengalir pada lampu tersebut jika lampu tersebut dinyalakan ? JAWAB Diketahui : Daya (P) = 15 watt; tegangan (V) = 220 V (dikarenakan sumber tegangan listri dari PLN), maka rumus yang berlaku :

sehingga,

You might also like