Professional Documents
Culture Documents
240210070032
BAB V
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
2. Konversi berat rata-rata pengemasan dalam Kg/cm2 dan pound per square ft
(psf)
1 lb/ft2 = 4,8824 Kg/m2 1 Kg/cm2 = 0,204816 lb/ft2
Jenis Plastik Kg/cm2 Psf
P1 1,1104 x10-6 2,274 x10-7
P2 2,7264 x 10-6 5,584 x10-7
P3 1,1132 x 10-6 2,28 x10-7
P4 3,4212 x 10-6 7,007 x10-7
P5 5,708 x 10-6 1,169 x10-7
Praktikum kali ini akan menentukan deskripsi enam sampel jenis plastik
yaitu Polypropylene (PP) dengan ketebalan 0,1 mm (P1) dan 0,3 mm (P2), LDPE,
HDPE, PVC, dan PET.
Dari hasil pengamatan, jenis-jenis plastik memiliki sifat berbeda, hal ini
karena plastik berisi beberapa aditif yang diperlukan untuk memperbaiki sifat-
sifat fisiko kimia plastik itu sendiri. Bahan aditif yang sengaja ditambahkan itu
disebut komponen non plastik, diantaranya berfungsi sebagai pewarna,
antioksidan, penyerap cahaya ultraviolet, penstabil panas, penurun viskositas,
penyerap asam, pengurai peroksida, pelumas, peliat, dan lain-lain.
Bahan kemasan plastik dibuat dan disusun melalui proses yang disebabkan
polimerisasi dengan menggunakan bahan mentah monomer, yang tersusun
sambung-menyambung menjadi satu dalam bentuk polimer. Kemasan plastik
memiliki beberapa keunggulan yaitu sifatnya kuat tapi ringan, inert, transparan,
tidak karatan, selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2, CO2, dan
bersifat termoplastis (heat seal) serta dapat diberi warna. Kelemahan bahan ini
adalah adanya zat-zat monomer dan molekul kecil lain yang terkandung dalam
plastik yang dapat melakukan migrasi ke dalam bahan makanan yang dikemas.
Berbagai jenis bahan kemasan lemas seperti misalnya polietilen, polipropilen,
nilon poliester dan film vinil dapat digunakan secara tunggal untuk membungkus
makanan atau dalam bentuk lapisan dengan bahan lain yang direkatkan bersama.
Syarief et al., (1989) membagi plastik menjadi dua berdasarkan sifat-sifatnya
terhadap perubahan suhu, yaitu:
termoplastik: meleleh pada suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan
mempunyai sifat dapat balik (reversibel) kepada sifat aslinya, yaitu kembali
mengeras bila didinginkan. Thermoplastik adalah plastik yang dapat
dilunakkan berulangkali dengan menggunakan panas, antara lain polietilen,
PUTRI ANTOINETTE
240210070032
POLYPROPILEN
Sampel P1 dan P2 merupakan jenis PP, tetapi karena ketebalannya berbeda
(P1 berketebalan 0,1 mm dan P2 0,3 mm) , maka tampak sedikit berbeda secara
visual. Polipropilen sangat mirip dengan polietilen dan sifat-sifat penggunaannya
juga serupa. Monomer polypropilen diperoleh dengan pemecahan secara thermal
naphtha (distalasi minyak kasar) etilen, propylene dan homologues yang lebih
tinggi dipisahkan dengan distilasi pada temperatur rendah. Dengan menggunakan
katalis Natta-Ziegler polypropilen dapat diperoleh dari propilen.
ringan (densitas 0.9 g/cm3)
mudah dibentuk
tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, tapi tidak transparan dalam bentuk
kemasan kaku
Polipropilen adalah polimer dari propilen dan termasuk jenis plastik olefin,
dengan rumus bangun sebagai berikut :
(•CH2• CH •)n•CH3
Polipropilen mempunyai nama dagang Bexophane, Dynafilm, Luparen, Escon,
Olefane dan Profax.. Menurut teori, sifat-sifat dan penggunaannya sangat mirip
dengan polietilen, yaitu :
lebih kuat dari PE. Pada suhu rendah akan rapuh, dalam bentuk murninya mudah
pecah pada suhu -30oC sehingga perlu ditambahkan PE atau bahan lain untuk
memperbaiki ketahanan terhadap benturan. Tidak dapat digunakan untuk
kemasan beku.
lebih kaku dari PE dan tidak mudah sobek sehingga mudah dalam penanganan
dan distribusi
daya tembus (permeabilitasnya) terhadap uap air rendah, permeabilitas terhadap
gas sedang, dan tidak baik untuk bahan pangan yang mudah rusak oleh oksigen
tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150oC, sehingga dapat dipakai untuk
mensterilkan bahan pangan
mempunyai titik lebur yang tinggi, sehingga sulit untuk dibentuk menjadi kantung
dengan sifat kelim panas yang baik
polipropilen juga tahan lemak, asam kuat dan basa, sehingga baik untuk kemasan
minyak dan sari buah. Pada suhu kamar tidak terpengaruh oleh pelarut kecuali
oleh HCl
pada suhu tinggi PP akan bereaksi dengan benzen, siklen, toluen, terpentin dan
asam nitrat kuat
cukup mengkilap
Plastik PP memiliki panas jenis lebih rendah dibandingkan dengan HDPE
dan PE. PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama
untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat
menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi.
Simbol bahan yang terbuat dari PP seperti gambar berikut :
cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat
resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik,
akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen, sedangkan jenis
plastik HDPE mempunyai sifat lebih kaku, lebih keras, kurang tembus cahaya dan
kurang terasa berlemak. LDPE dihasilkan dengan cara polimerisasi pada tekanan
tinggi, mudah dikelim dan harganya murah. Dalam perdagangan dikenal dengan
nama alathon, dylan dan fortiflex.
LDPE digunakan untuk film, mangkuk, botol dan wadah/kemasan. LDPE
(low density polyethylene) juga biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-
botol yang lembek. Barang-barang dengan kode 4 dapat di daur ulang dan baik
untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan
kode 4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat
makanan Bahan ini terbuat dari minyak bumi. Sifatnya kuat, agak tembus cahaya,
fleksibel, dan permukaannya agak berlemak. Pada suhu di bawah 60°C, sangat
resisten terhadap senyawa kimia. Meski punya daya proteksi terhadap uap air
baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Berikut
symbol LDPE pada bahan yang terbuat dari plastic LDPE:
permeabilitas terhadap uap air dan gas rendah sehingga sesuai untuk mengemas
PUTRI ANTOINETTE
240210070032
tahan minyak, alkohol dan pelarut petrolium, sehingga dapat digunakan untuk
kemasan,
tidak terpengaruh oleh asam dan basa, kecuali asam pengoksidasi, akan tetapi
pemlastis akan terhidrolisa oleh asam dan basa pekat.
Contoh kemasan plastik kaku yang ada di pasaran adalah botol, jerigen,
drum, komplang, gelas, ember dan wadah lainnya. Wadah kaku ini dibuat dengan
pencetakan injeksi atau dengan hembusan.
PET (polyethylene terephthalate) simbolnya angka 1 di dalam segitiga, tulisan
PETE dibawahnya, biasa dipakai untuk botol plastik yang
PUTRI ANTOINETTE
240210070032
thermal 0.028. Jadi wajar saja LDPE lebih mudah terbakar, karena bahan plastik
ini mempunyai daya penghantar panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
PVC.
BAB VI
KESIMPULAN
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, dan kaku dibanding LDPE karena
HDPE mempunyai jumlah rantai cabang yang lebih sedikit dibanding LDPE
Densitas PP dengan tebal 0,3 mm tidak sesuai teori. Hal ini disebabkan karena
kesalahan dalam pengukuran ketebalan atau kesalahan dalam penimbangan
Plastik PVC lebih tebal dan lebih berat dibandingkan dengan jenis plastik lain
yang diuji karena pada PVC terdapat formasi rantai lurus
LDPE lebih mudah terbakar, karena bahan plastik ini mempunyai daya
penghantar panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan PVC
DAFTAR PUSTAKA
Jawaban Pertanyaan
Adakah perbedaan yang mencolok antara sesama contoh? Jika ya, terangkan
sebabnya !
Jawab :
Ya, ada. Plastik jenis P1 dan P2 merupakan jenis plastik PP. Tetapi secara visual
terlihat berbeda. Hal ini karena ketebalannya berbeda. Jenis P1 mempunyai
ketebalan 0,1 mm sedangkan P2 ketebalannya 0,3 mm. Sehingga plastik P1 lebih
kaku dibanding P2. Selain itu plastik HDPE (sampel P4) dan LDPE (sampel P3)
juga berbeda walaupun keduanya termasuk plastik jenis PE. Hal ini karena
struktu plastic secara kimia yaitu HDPE mempunyai jumlah rantai cabang yang
lebih sedikit dibanding LDPE