You are on page 1of 45

1

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

DISKUSI KURIKULUM 2013


Mungkin kurikulum baru masih belum disosialisasikan oleh karena itu banyak menimbulkan penafsiran berbeda di antara kalangan guru. Para pakar teknologi (pendidikan) di dalam Kementerian terkait atau dari pemerhati masalah pendidikan harus pandai menjelaskan kurikulum 2013 ini agar tidak membuat guru secara keseluruhan panik atau gusar sebelum mengamati, menganalisa, melihat banyak sisi. Saya hanya ingin mengupas bagian TIK mengenai kekhawatiran guru TIK bahwa TIK dihapus dari kurukulum lalu bagaimana nasib guru TIK dengan latar belakang pendidikan bervariasi; ada yang khusus menghabiskan waktunya di bangku kuliah untuk mendapatkan spesialisasi di bidang teknologi pendidikan, ada pula yang tadinya guru biasa mengambil macam-macam ujian, pelatihan untuk melek teknologi dengan pengalamannya dan akhirnya menjadi guru TIK. Apakah pemerintah dengan menyusun kurikulum baru 2013 tidak memikirkan segala sisi sebelum membuatnya atau merancangnya? Tentu saja kementerian banyak dikelilingi teknisi yang ahli di bidangnya dan tidak akan sembrono merancang kurikulum yang boleh dianggap menyangkut kepentingan orang banyak termasuk mereka sendiri, para pendidik, peserta didik dan sampai ke orangtua. Selama ini TIK sepertinya tidak berkesinambungan (embedded) dengan mata pelajaran yang lain atau sama sekali dianggap terpisah oleh banyak kalangan. TIK dipandang hanya belajar komputer, bagaimana cara menggunakan perangkat lunak maupun perangkat keras. Pemikiran semacam ini hanya bagian kecil dari TIK itu sendiri karena bukan semua orang yang ingin menjadi programmer ataupun mahir mengetik karena ingin menjadi juru ketik dan lain sebagainya. TIK bisa lebih dari itu sebagai alat (tool) yang bisa membantu kita dan meringankan pekerjaan kita. Lalu apa yang bisa kita (guru TIK) pikirkan atau sesuaikan dengan kurikulum baru ini? Walaupun sampai saat ini Kementrian Pendidikan mengusulkan kurikulum 2013 ini untuk didiskusikan dan dikritik oleh kita semua hampir pasti akan diterapkan. Kita tidak bisa berharap dan menunggu pemerintah dan diknas saja untuk melatih guru dengan begitu luasnya wilayah Indonesia mulai Sabang sampai Merauke dengan beribu-ribu pulau. Adil rasanya kalau sekolah mengadakan pencerahan melalui lokakarya, seminar, pelatihan guru untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang ada dan mendapatkan penjelasan dari para pakar atau ahli dan mempraktekkan dan menyebarluaskan ilmu yang mereka dapat selama kegiatan tersebut.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Sekolah seharusnya mempunyai rencana atau rancangan pelatihan guru (teacher professional development) untuk meningkatkan kemampuan guru. Sebetulnya kurikulum yang baru ini TIK bisa diterapkan atau diintegrasikan (embedded) di hampir mapel tersebut untuk benar-benar menjadi alat (tool) mempraktekkan apa yang diajarkan di mapel yang lain. Misalnya di jenjang pendidikan SD, apa yang orang IT bisa lakukan adalah dengan mengadakan workshop/pelatihan guru2 untuk melek teknologi agar dapat diintegrasikan di mapel lain. Misalnya, belajar tentang energi, bagaimana anak2 bisa membuat film pendek hasil wawancara anak2 dengan ortu/kepala sekolah, guru2 tentang penghematan energi listrik di rumah atau di lingkungan sekolah jadi anak2 bisa membawakannya di mapel TIK untuk dibuatkan movie sederhana dengan memakai windows movie maker. Hasilnya bisa di-burn ke DVD atau CD dan dibagi ke ortu dan archive sekolah. Sederhana bukan? Untuk itu guru TIK tidak udah khawatir karena itu untuk kemajuan pendidikan.. Selamat tahun baru 2013 dan tetap semangat. Penulis: Rakotoarison Louis Frederick, IT Consultant, Web Master.

(Sumber: http://gurukreatif.wordpress.com/2013/01/03/diskusi-kurikulum-2013/ diunduh Jumat, 4 Januari 2013)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

KURIKULUM 2013 PERLU BANYAK PELATIHAN GURU YANG BERMAKNA


Kurikulum 2013 hampir pasti akan diterapkan. Mengharapkan pemerintah dan diknas saja untuk melatih guru sepertinya tidak adil mengingat begitu luasnya jangkauan area wilayah Indonesia. Ada baiknya sekolah melakukan sendiri pelatihan yang berorientasi pada perubahan paradigma guru yang berlanjut pada penyebaran praktek terbaik di sekolah. Untuk itu penting kiranya jadikan sekolah sebagai komunitas. Untuk itu jadi tidaknya diterapkan kurikulum 2013 tidak jadi soal yang terpenting sekolah jadi sadar artinya pelatihan guru yang berkesinambungan. Buat saya pelatihan guru yang baik dan bermakna mempunyai syarat sebagai berikut,serta 1. Bernuansa workshop jika pesertanya kurang dari 60 orang (8 jam) 2. Bernuansa seminar jika pesertanya lebih dari 60 orang (3 jam) 3. Definisi workshop adalah guru berperan aktif dan suasana pelatihan bersifat partisipatif. Ada seorang fasilitator yang 4. Definisi seminar adalah hadirnya seorang narasumber yang sifatnya membuka wawasan dan cakrawala berpikir guru yang hadir.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

KURIKULUM 2013 SAATNYA SEKOLAH DAN GURU BERUBAH

Perhatikan jam pelajaran mana yang berubah dan jam pelajarannya ! Dalam kurikulum 2013 di sekolah dasar sebenarnya pelajaran IPA dan IPS tetap ada, hanya saja kompetensi dasar kedua mata pelajaran tersebut masuk ke dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Pada awal pemberitaan mengenai dibuatnya kurikulum 2013 beberapa waktu yang lalu, pers memblow up bahwa pemerintah menghilangkan pelajaran sains pada sekolah dasar, padahal ungkapan yang tepat seharusnya adalah mengintegrasikan. Kurikulum 2013 benar-benar merupakan penafsiran Diknas terhadap perubahan dunia ke masa depan. Tugas pemerintah memang memberikan arahan lewat kompetensi dasar yang ada di kurikulum 2013, sedangkan tugas guru adalah mengajarkan dengan cara yang kreatif. Ingatlah kembali dulu saat KTSP pertama kali diterapkan, semua guru terbelalak oleh istilah-istilah yang ruwet, semoga hal itu tidak terjadi di kurikulum 2013. Kini saatnya sekolah-sekolah di Indonesia untuk berproses. Sekolah-sekolah yang

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

punya budaya Komunitas belajar akan mampu menghadapi kurikulum 2013 dengan kepala tegak. Tiap perubahan pasti membawa guncangan, kini saatnya sekolah-sekolah menolong guru-gurunya mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan baik. Sekolah sebagai komunitas belajar, akan meminta guru-gurunya untuk mengkaji kurikulum 2013 sekaligus meminta mereka bersikap fleksibel.

Perubahan yang paling mendasar sebenarnya adalah bagaimana cara melatih guru-guru mengaplikasikan kurikulum 2013. Tips dan trik serta strategi cara menggunakan kurikulum 2013 adalah yang lebih diperlukan oleh guru. Bagi guru yang gemar menjadikan buku teks sebagai satu-satunya sumber belajar, maka baginya kurikulum 2013 akan terasa sama maknanya dengan kurikulumkurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 terbuka untuk disiasati. Guru perlu belajar mengembangkan kurikulum 2013 dengan cara mengembangkan indikator-indikator yang ada menjadi kegiatan yang bermakna. Hampir pasti bisa ditebak, kegiatan pertama ditahun ajaran di sekolah-sekolah adalah mereview standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada di kurikulum 2013.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Kompetensi guru professional adalah gabungan dari empat aspek, yaitu; komunikator, kurikulum, strategi belajar, dan assessment yang jitu. Kelas yang baik bukan cuma dilhat dari urusan kurikulum, sumber belajar, dan fasilitas, tapi juga hubungan antar manusianya. Mengajar sesuai dengan kurikulum memang penting, apalagi jika ditambah dengan guru yang mau melakukan eksplorasi terhadap kurikulum 2013. Kurikulum 2013 berguna sebagai peta, kreativitas guru adalah energy untuk menapakinya. Tugas guru ajarkan siswa sesuai target kurikulum, sambil mempersiapkan mereka dengan ketrampilan hidup. Kurikulum yang padat membuat guru merasa berharga tapi setelah itu kebingungan sendiri, semoga pada kurikulum 2013 hal itu tidak terjadi lagi. Sekolah yang efektif, memberikan keleluasaan waktu bagi gurunya bersama-sama untuk membedah dan menelaah kurikulum 2013. Jika konten kurikulum terlalu banyak dan menghimpit, guru cenderung kembali ke pola lama, yaitu chalk and talk. Murid stres bukan karena beban kurikulum, ia stres karena cara komunikasi dan interaksi gurunya. Maka guru harus menganggap kurikulum 2013 itu sebagai
Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

kompas, ia memberikan arah apa yang mesti siswa kuasai. Para guru sebaiknya mengatur dan mengelola waktunya dengan efektif, daripada mengeluh tentang kurikulum yang gonta-ganti. Jangan sedikit-sedikit beralasan target kurikulum, sebab siswa juga perlu tahu kenapa mereka mesti belajar hal yang guru ajarkan. Kurikulum di Indonesia sudah bagus, terlalu bagus malah, tapi bagaimana memprosesnya ketika di kelas itu yang menjadi masalah. Sebenarnya kurikulum ya itu-itu saja, tinggal bagaimana cara guru berusaha agar siswanya paham itulah yang jauh lebih penting. Buat apa target kurikulum tercapai, tapi siswa tidak enjoy yang pada akhirnya guru juga akan merasa kosong. Guru sering melewatkan banyak moment yang berharga dari siswanya saat mengajar hanya karena mengejar target kurikulum. Padahal tidak ada kurikulum yang berat, yang ada adalah guru yang kurang terampil mengelola waktu. Pada kurikulum 2013 diperlukan guru yang terbiasa berkolaborasi dan bekerja sama, bahkan saat menentukan bahan ajar. Pada kurikulum 2013 diperlukan guru dan sekolah yang mempunyai keahlian meracik kurikulum secara terpimpin dan bertanggung jawab. http://wrogz.wordpress.com/2012/12/02/kurikulum-2013/ Artikel ini dikutip dari kumpulan tweet @gurukreatif

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

YUK MENJAGA KESELAMATAN MURID KITA DI INTERNET

https://blogs.glowscotland.org.uk/ea/EastAyrshireCfEUpdate/tag/internet-safety/

Di era teknologi yang semakin canggih sudah semestinya diterapkan di dunia pendidikan, tetapi patut diwaspadai juga bahaya dan pengaruh negatifnya ke anak didik. Oleh karena itu pendidik harus mengerti dan memahami betul penggunaan teknologi tersebut, dan juga dapat memberikan arahan yang tepat kepada anak didik. Berikut ini adalah perbincangan mengenai Internet Safety dan Digital Citizenship dengan narasumber @Gurukreatif.
Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

1. Apa yang dimaksud dengan Internet Safety dan Digital Citizenship? internet safety; prosedur agar aman di dunia maya, Digital citizenship: rasa tanggung jawab sebagai warga dunia digital yang baik. internet safety; banyak dilupakan orang dewasa, karena selalu berpikir bahwa dunia internet dunia mainmain. komentar-komentar di media online yang berbau SARA, terjadi karena kurangnya rasa tanggung jawab sebagai warga dunia online. 2. Apa bahayanya jika pendidik lalai? seorang guru yang lalai nilai-nilai dlm dunia online akan sulit jadi contoh bagi siswanya. tugas guru memang jadi luar biasa karena mesti pandai mengajar tatap muka sambil jadi contoh di dunia virtual. Sikap guru dlm hal internet safety terbagi dua, ada yang senangnya curiga lalu razia, ada yang dengan beri kepercayaan. guru yang lalai ajak anak waspada saat di internet, bagaikan minta mrk berenang di lautan penuh hiu. Saat guru temukan pengalaman tidak enak di internet, bagi kisahnya pd murid agar mereka belajar. Lalai bisa berarti belum sadar, yang bahaya jika guru masa bodoh atas apa yang muridnya lakukan di internet. contoh bagi murid, cara guru update status, komentar di dunia maya dan cara gunakan internet sebagai sarana belajar. 3. Bagaimana cara mengajarkan siswa mengenai Internet Safety dan Digital Citizenship dengan benar? Dunia online dan dunia nyata sesungguhnya sama saja mesti teguh pada karakter2 yang baik. Konsistensi adalah kunci, apa saja hal yang tidak boleh dilakukan di dunia nyata juga tidak boleh dilakukan di dunia maya. Guru bisa mulai dari hal paling simpel, himbau murid2 untuk gunakan bahasa yang baik saat texting dan update status. Sekali2 guru ambil nilai siswa saat ia berkomentar di media online mengenai berita2 yang lagi hangat. 4. Siapa yang mesti dijadikan mitra dalam menjaga siswa kita terhadap perkembangan teknologi? Sekolah mesti punya surat perjanjian untuk siswa berisi kesanggupan untuk gunakan komputer dan internet untuk tujuan yang baik. Di sekitar sekolah anda banyak warnet? yuk lakukan pendekatan persuasif internet sehat. Adakah guru di sini yang sekolahnya pernah adakan penyuluhan internet sehat bagi ortu dan guru? Banyak ortu yang sibuk urusan cari nafkah, saatnya sekolah bantu dan edukasi mereka untuk internet sehat Tulisan ini ada juga di https://www.facebook.com/guraru/notes ikuti perbincangan #gurarutalk tiap senin jam 17.00 sampai jam 19.00 WIB

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

10

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

GURU DALAM KESEHARIAN

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

11

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

INGIN PEMBELAJARAN YANG SIBUK DAN FOKUS DI KELAS? INI CARANYA

Kegiatan yang membuat anak bekerja sama sangat bagus sekali diterapkan di kelas. Menjadi guru berarti menjadi sutradara. Ia adalah sosok yang mesti pandai mengatur skenario di kelasnya. Untuk bisa jadikan kelas yang guru ajar menjadi aktif, sibuk sekaligus menyenangkan ini caranya. 1. pikirkan tujuan singkat di awal (misalnya anak bisa menguasai konsep pembilangan atau anak bisa membedakan antara peribahasa dan ungkapan). 2. coret-coret ide anda pada RPP atau peta konsep sebagai sarana untuk merencanakan pembelajaran. 3. cari koleksi strategi yang bisa digunakan, strateginya upayakan yang bernuansa cooperative learning atau belajar dengan bekerja sama. 4. bagi waktu pembelajaran anda menjadi 3 hal, pembukaan, kegiatan inti dan refleksi. tanpa refleksi kegiatan pembelajaran hanya akan jadi kegiatan yang tanpa makna. 5. gunakan TIK, bisa edmodo dengan laptop mereka masing-masing atau gunakan hand phone untuk mencari bahan di internet. 6. guru ceramah sebentar saja kemudian aktivitas, jika dalam aktivitas siswa menemui jalan buntu, hentikan kelas untuk kemudian lakukan instruksi ulang. 7. buat kesepakatan di awal untuk memberi tahu siswa kapan berhenti bekerja dan kapan mesti mendengarkan dll. 8. guru santai dan rileks, biarkan kejutan terjadi di pembelajaran. Usahakan sabar pada siswa yang mencari perhatian. 9. pikirkan bagaimana cara menilai dan apa yang dinilai dari siswa selama kegiatan berlangsung. 10.Sebuah kegiatan pembelajaran bukan merupakan proses yang hasilnya pasti bagus. Semuanya proses yang memerlukan kesabaran dan upaya untuk mau mencoba. Semuanya demi siswa agar mereka fokus belajar dan sebagai guru, kita merasa berhasil memberikan yang terbaik.
Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

12

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

DARI GURU LASKAR PELANGI MENJADI GURU YANG MELEK TEKNOLOGI


Bu Muslimah tokoh yang ada dalam Laskar Pelangi adalah guru yang berusaha menjadikan kelas yang diajar atau yang menjadi tanggung jawabnya adalah gambaran dari empatinya yang besar terhadap siswanya. Dengan atau tidak adanya fasilitas tidak membuat surut semangatnya untuk menhadirkan yang terbaik bagi siswa. Caranya adalah menempatkan diri sebagai siswa, dengan demikian guru akan mengatur kelas sesuai kebutuhan siswa dan yang terpenting sabar jika ada siswa yang berbuat kesalahan saat belajar. Guru seperti beliau mencoba mensyukuri apa yang ia punya dan miliki di sekolah dan kelasnya. Beliau tidak sibuk menyalahkan pihak lain atas keterbatasan yang ia alami tapi malah menggerakkan dirinya untuk mengambil manfaat dan mangoptimalkan semua yang ada. Baik itu sumber pembelajaran, orang yang punya pengetahuan sampai lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Istilah guru Laskar Pelangi mengacu pada guru-guru yang ikhlas dan berusaha berjuang di tengah keterbatasan dalam mendidik murid-muridnya. Istilah tersebut mengacu pada guru guru yang ada di film Laskar Pelangi yang diangkat dari kisah nyata Indonesia di awal orde baru. Profil guru yang ada dalam kisah dan film tersebut berusaha sekuat tenaga dan dengan segala cara dan strategi di tengah keterbatasan untuk membuat siswa yang berasal dari keluarga yang berbeda latar belakang dan kehidupannya untuk mau berusaha dengan gigih di tengah kesulitan hidup yang menghimpit. Dalam film itu digambarkan profil guru yang mengajar dengan hati sekaligus memotivasi agar siswanya menjadi insan yang punya harapan dan impian untuk dikejar dalam kehidupannya. Bertahun berlalu dari masa di mana cerita laskar pelangi berlangsung. Di jaman sekarang masih banyak guru yang bekerja dan mengajar dalam keterbatasan. Keterbatasan yang guru-guru sekarang alami pun sekarang tidak jauh beda dengan profil ibu guru Muslimah yang ada di Laskar Pelangi. Mereka alami kesulitan dalam bahan sumber pengajaran, dukungan masyarakat yang kurang serta campur tangan pemerintah yang minim untuk membantu mensukseskan tujuan pendidikan di tempat mereka mengajar. Namun mereka memiliki semangat yang tinggi untuk mengabdi kepada negeri guna meningkatkan kualitas pendidikan generasi masa depan bangsa. Di era Teknologi seperti sekarang ini istilah guru Pahlawan tanpa tanda jasa masih tetap berlaku. Semboyan tersebut dapat kita sematkan pada guru-guru yang memiliki semangat juang dan semangat belajar yang tinggi. Seperti di daerah-daerah terpencil di desa-desa yang jaraknya jauh dari perkotaan namun banyak guru yang mau belajar teknologi mereka mau belajar dan mau berubah. Guru seperti itulah yang diperlukan untuk merubah bangsa. Di jaman teknologi seperti sekarang ini kemauan belajar seorang guru patutlah dihargai. Terutama jika ia seorang guru senior dan ia adalah sosok yang mau mencoba hal baru, walaupun sudah berumur masih mau mengetik pelan-pelan dan mencoba hal baru dengan lap top yang mungkin dimilikinya dengan cara mencicil. Sementara itu banyak sekali guru-guru yunior yang senang berbagi ilmu yang ia ketahui dalam bidang IT pada guru senior atau Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

13

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

orang lain lewat internet, blog atau akun social media yang dimilikinya. Semangat kepahlawanan dan pengorbanan selalu berkorban dalam diri mereka karena mereka yakin bahwa apapun yang mereka lakukan sekecil apapun tentu akan memberikan kontribusi pada peningkatan harkat dan martabat bangsa. Mereka sadar betul jika guru sadar teknologi maka akan menjadi contoh bagi penggunaaan teknologi yang sehat bagi muridnya. Sosok guru yang seperti ini lah yang pastinya memerlukan dukungan penuh dari kita semua. Indonesia sangat bangga dengan guru-guru yang selalu belajar dan belajar demi meningkatkan profesionalitas dan kompetensinya demi satu tujuan generasi Indonesia yang lebih baik dimasa datang. Majulah guru Indonesia majulah pendidikan di Nusantara.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

14

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Uji Publik Kurikulum 2013


Published on Sunday, 23 December 2012 04:46

Paling Banyak Beri Masukan tentang Persiapan Guru


Penulis : Riana Afifah JAKARTA, KOMPAS.com - Hanya dalam hitungan hari, uji publik pengembangan kurikulum 2013 akan segera berakhir. Puluhan ribu masyarakat tercatat mengunjungi situs milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memaparkan isi konsep kurikulum baru tersebut. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa pengunjung terbanyak situs uji publik tersebut adalah para guru. Tidak hanya sekadar berkunjung, para guru ini juga aktif berkomentar dan memberi masukan agar kurikulum baru pada 2013 mendatang dapat mencapai tujuannya. "Dari data yang kami himpun, komentar paling banyak berasal dari para guru," kata Nuh dalam diskusi internal di Gedung Kompas, Palmerah, Jakarta, Jumat (21/12/2012). Berdasarkan data yang dikumpulkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga tanggal 19 Desember, sebanyak 10.655 orang tercatat mengunjungi laman uji publik kurikulum 2013 yang juga dapat diakses melalui Kompas.com. Dari jumlah tersebut, sebanyak 5.729 orang berkomentar terkait kurikulum baru. "Mayoritas mendukung kurikulum baru ini. Ada juga yang tidak setuju tapi umumnya memberi masukan," ujar Nuh. Seperti diketahui, hasil dari uji publik tersebut sebagian besar memberi masukan terkait persiapan guru dalam rangka menjalankan kurikulum baru ini. Selebihnya, usulan yang masuk mengenai struktur kurikulum termasuk meleburnya IPA dan IPS ke mata pelajaran lain khusus untuk jenjang Sekolah Dasar (SD).

Editor : Caroline Damanik (Sumber: http://www.unmuhjember.ac.id/index.php/berita-nasional/117-uji-publik-kurikulum-2013 diunduh Jumat, 4 Januari 2013)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

15

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

RAMAI-RAMAI UJI PUBLIK KURIKULUM BARU


BeritaKaget.com // Ilham Mahesa Sinaga // 3 Dec 2012

Rencana Kurikulum 2013 yang sempat menimbulkan polemik, pro dan kontra, mulai memasuki uji publik. Semua lapisan masyarakat bisa memberikan masukan dan pendapat untuk menyempurnakan kurikulum yang bakal menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini. Masyarakat yang ingin memberian pendapat bisa mengakses situs http://kurikulum2013.kemdikbu d.go.id. Dari situs ini pula mereka bisa memperoleh draf kurikulum baru dan alternatif yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait teknis pelaksanaannya. Bagi yang tidak setuju bisa menyampaikannya di situ, tetapi harus juga mencantumkan alasan kenapa tidak setuju dan sebaiknya bagaimana. Jangan dibatalkan, kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh belum lama ini. Silakan berpendapat. Kami terima masukannya. Mana yang harus diperbaiki, mana yang kurang. Menurut dia, pendapat masyarakat luas sangat dibutuhkan agar dapat mengoreksi kekurangan yang ada pada kurikulum yang akan diluncurkan pada pertengahan 2013 mendatang itu. Masukan tersebut akan digunakan untuk menyempurnakan formula kurikulum 2013. Uji publik juga akan dilakukan lewat kunjungan atau roadshow ke lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia. Berbagai fase harus dilewati oleh kurikulum baru ini untuk memperoleh kesempurnaan saat diterapkan pada Juni 2013 nanti. Saat ini, kurikulum 2013 tengah memasuki fase uji publik selama tiga minggu di lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia. Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro, menyebutkan, uji publik ini menggunakan beberapa pendekatan, yaitu secara langsung dan secara online yang dapat diakses oleh semua masyarakat. Dalam pendekatan secara langsung, pihak yang dilibatkan adalah guru, praktisi pendidikan, pengamat pendidikan, ahli pendidikan, anggota DPR, anggota DPRD, kepala dinas pendidikan, tim nara sumber wapres, tim inti, serta unsur Kemendikbud unsur Kemenag. Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

16

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Semuanya diajak di sini untuk memberi masukan. Ada sekitar 383 orang yang akan ikut uji publik di Jakarta yang berlangsung tiga hari sejak 29 November 2012, katanya. Pada uji publik langsung, sebelum memberi masukan, para peserta uji publik yang terdiri atas banyak pihak ini mendengarkan paparan dan penjelasan terkait draf kurikulum baru tersebut. Selanjutnya, para peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi terkait paparan tersebut. Fokus diskusinya seputar paparan tersebut, tapi instrumennya terkait Standar Kompetensi Lulusan, struktur kurikulum, standar proses, dan penilaian, ujar Khairil. Setelah diberi waktu lebih dari 120 menit untuk berdiskusi, masing-masing kelompok diberi waktu untuk melaporkan hasil kerjanya dan rumusan hasil rekomendasi untuk kurikulum 2013. Hasil rekomendasi tersebut disusun dan ditelaah untuk kemudian dikombinasikan menjadi rumusan hasil uji publik yang nantinya dijadikan penyempurnaan kurikulum 2013. Jadi, dokumen kurikulum 2013 yang disempurnakan nantinya berdasarkan dari uji publik yang dilakukan saat ini, ujarnya. Khairil menyebutkan, konsep pengembangan kurikulum pada tingkat nasional dilakukan dengan menyusun kurikulum, panduan pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran, serta model teks buku pelajaran. Menurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam buku akan diberikan tuntunan untuk proses pembelajaran seperti itu. Juga pola pengadaan buku pelajaran untuk siswa, katanya, berbeda dengan masamasa sebelumnya. Kali ini pemerintah menyiapkan buku teks pelajaran untuk siswa dan buku pegangan guru untuk setiap mata pelajaran yang didistribusikan ke sekolah-sekolah. Buku-buku pelajaran akan diberikan secara gratis kepada guru dan siswa.
(Sumber: http://www.beritakaget.com/berita/4043/ramai-ramai-uji-publik-kurikulum-baru.html diunduh Jumat, 4 Januari 2013)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

17

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

KURIKULUM BARU PANGKAS JUMLAH MATA PELAJARAN


BeritaKaget.com // Ilham Mahesa Sinaga // 28 Sep 2012

Kurikulum baru pendidikan nasional yang sedang dipersiapkan pemerintah bersama tim penyusun, nantinya akan memangkas jumlah mata pelajaran menjadi lebih sedikit, sehingga meringankan peserta didik. Demikian dikatakan Wamendikbud bidang Pendidikan, Musliar Kasim. Jumlah mata pelajaran yang banyak membebani siswa, dan menyebabkan siswa menjadi bosan, katanya dalam pertemuan pers bersama Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti, terkait Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, di Jakarta, Kamis (27/9/2012) petang. Ia mengatakan kurikulum mendatang yang sedang disusun oleh tim yang terdiri para pakar dan tokoh pendidikan seperti Franz Magnis Suseno, Prof Juwono Sudarsono, serta lainnya, akan ditekankan pada model pembelajaran tematik, dan lebih mengarah pada pendidikan karakter. Menurut dia, pendidikan karakter akan lebih banyak dipelajari siswa di tingkat sekolah dasar dimulai sejak dini. Semakin tinggi jenjangnya, pelajaran terkait pendidikan karakter berkurang, dan diganti dengan pelajaran keilmuan. Musliar mengatakan perubahan kurikulum tersebut merupakan program besar Kemdikbud yang dimulai sejak 2010. Sementara itu, Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan kurikulum yang sedang dalam penyusunan tersebut diharapkan akan memberikan perubahan pada model pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi seluas-luasnya. Pembangunan karakter sebagai sentral dari pendidikan nasional akan disinergikan dengan kebudayaan untuk menyebarkan virus pembangunan karakter dan targetnya bukan hanya peserta didik tetapi juga guru dan masyarakat luas yang diwakili oleh komunitas-komunitas seperti seniman dan budayawan dan sebagainya, katanya. Penyusunan kurikulum pendidikan nasional yang baru diharapkan rampung pada Februari 2013. Sebelum disahkan dan diaplikasikan, pemerintah akan melakukan uji publik terhadap rancangan kurikulum itu untuk memperoleh kritik dan masukan dari masyarakat.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

18

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Kemdikbud saat ini telah membentuk dua tim, yakni tim pertama bertugas menyusun kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Adapun tim kedua bertugas menyusun kurikulum pendidikan tinggi. Tim penyusun juga mengevaluasi kurikulum yang berlaku saat ini, seperti soal banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, jam sekolah, hingga mencari penyebab mengapa sering terjadi tawuran siswa, rendahnya kemampuan siswa berbahasa asing, serta berbagai persoalan lain. Gerakan Pembangunan Karakter Wamendikbud Wiendu Nuryanti menjelaskan rencana pemerintah untuk melaksanakan kegiatan Gerakan Nasional Pembangunan Karakater Bangsa melalui program penanaman nilai budaya di lingkungan sekolah yang dilaksanakan di 10 propinsi, antara lain DKI Jkaarta, Aceh, Banten, Jawa Barat, NTB dan Maluku. Selain menyasar sekolah, gerakan pembangunan karakter juga akan dilaksanakan kepada masyarakat luas melalui Gerakan Bersih Desa Budaya yang difokuskan pada desa-desa yang dengan tradisinya masih menjalankan dan menopang karifan lokal, seperti budaya gotong royong, katanya. Program Gerakan Bersih desa pada tahap awal sebagai pilot project dilaksanakan di enam daerah, yakni Laweyan, Lasem , Setu Babakan, Sasirangan, Pandesikek dan Cuci Nagari Maluku.

(Sumber: http://www.beritakaget.com/berita/2888/kurikulum-baru-pangkas-jumlah-mata-pelajaran.html diunduh Jumat, 4 Januari 2013)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

19

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

JEMPUT BOLA KURIKULUM 2013, MENTAL GURU HARUS BERUBAH


SELAMA enam bulan ke depan, akan berlangsung sosialisasi kurikulum pendidikan paling gress di negeri ini. Seberapa dalam efektivitas sosialisasi itu di samping bergantung pada pihak yang paling berwenang, dalam hal ini pemerintah, namun juga peran para pihak yang terkait di dalamnya, termasuk guru. Pro-kontra masih terus mengemuka atas kurikulum tersebut, oleh masyarakat, pengamat pendidikan di sejumlah media-maupun di pelbagai kesempatan. Hingga tulisan ini dibuat, pemerintah masih menunggu masukan utamanya dari praktisi pendidikan dalam kesempatan uji publik dari dua alternatif yang disediakan. Meski demikian, apapun pilihan dari alternatif tersebut kualitas dan mental pendidik dalam hal ini guru adalah ujung tombak dari setiap berlakunya kurikulum baru di negeri ini. Demikian, salah satu kesimpulan penting dalam diskusi terbatas beberapa waktu lalu yang diselenggarakan Women and Youth Development Institute of Indonesia (WYDII) di sekretariatnya, Jl Gubeng Kertajaya 9a no 21a Surabaya. Diskusi yang menghadirkan Isa Ansori, Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Maria Mumpuni Purboningrum dari NGO Benih Matahari dan mengundang beberapa guru sekolah dasar ini dimoderatori oleh Jairi Irawan dari WYDII.

maria mumpuni Kurikulum 2004 yang kita kenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi, red), kemudian 2006 kita kenal dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, red) adalah konsep manajemen berbasis sekolah. Guru ditantang untuk memiliki otoritas dan mengembangkan model pembelajaran yang dilakukan masing-masing. Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

20

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Persoalannya kebebasan yang diberikan kurikulum tidak mampu ditangkap oleh guru. Dampaknya, kurikulum itu yang rasanya benda mati, menjadi mati. Dan Guru bingung bagaimana mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran, terang Isa Ansori. Bahkan Maria Mumpuni dari Benih Matahari menegaskan tidak ada perbedaan mencolok antara Kurikulum KBK, KTSP dan 2013. Namun demikian, saya melihat ada tiga aspek yang menjadi ruh setiap kurikulum. Materi, peran guru-kepala sekolah dan manajemen perubahan, tandas Maria. Soal materi, guru kita nantinya tergantung teks book, yang artnya tergantung penerbit yang menerjemahkan dan kemudian menjadi buku panduan itu. Materi KTSP maupun kurikulum 2013katanya adalah penyederhanaan dari KTSP. Buat saya ini nanti dikembalikan pada bagaimana materi buku panduan. Penuh atau tidak. Karena pada saat materi itu penuh guru akhirnya akan mengajar satu arah lagi. Padahal kalau dilihat inti dari KTSP, kalau guru bisa mengembangkan, guru bisa membuat materi sendiri, katanya. Dengan kata lain, baik Kurikulum KTSP maupun kurikulum 2013 sudah ada peluang guru untuk mengembangkan. Walaupun perbedaannya, kurikulum sebelumnya dengan proyeksi dari mata pelajaran ke tema, sementara pada kurikulum 2013 dari tema lalu ke mata pelajaran. Lantas berkait dengan peran guru, dari pengamatan Maria, ditekankannya bahwa menurut dia, guru memang berperan bagaimana guru mampu mengelola materi itu. Lalu, pada saat guru sudah mampu mengelola, pertanyaannya kepala sekolah paham apa tidak dengan kerangka pembelajaran yang lebih aktif. Sehingga kepala sekolah pun berperan memberi ruang sehingga guru aktif. Atmosphire, egoisme guru selama ini bahwa mata pelajaran satu lebih penting dari yang lain, menjadi tantangannya. Kurikulum 2013 membutuhkan integrasi, butuh team work. Saya kira guru SMA paling berat team worknya. Harus kerja sama, tandas Maria. Bukan hanya itu saja, lebih lanjut dikatakan, masyarakat pun harus cukup punya wacana, model, materi, pembelajaran sekolah di lokal. Sehingga tidak terjadi sekolah diprotes oleh orangtua. Atau sudah ada guru yang aktif tapi dari pengawasnya, dinasnya tak memiliki orientasi. Jadi pendekatan sekolah secara menyeluruh itu penting. Kepala Sekolah. Dinas juga harus pro aktif, imbuh Maria. Dan aspek lainnya, menurut Maria, adalah managemen perubahan. Ini serupa dengan arti kata dari bahasa Isa Ansoriguru mencari cara nyaman. Padahal menurut Maria sekolah harus siap berubah. Maria pun menyayangkan, apalagi sekarang ada sekolah Adi Wiyata Mandiri. Kesannya, setelah meraih sekolah Adi Wiyata, sudah mapan dan tak perlu lagi ada perubahan. Ini konsep yang salah kaprah. Tidak beda dengan mencari cara yang nyaman, ungkapnya. Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

21

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Sikap Apatis Guru Pada kenyataannya, lanjut Isa Ansori, guru lebih nyaman mengajarkan sesuatu yang sifatnya pilih yang paling gampang, materi pembelajarannya, lalu membuat indikatornya dan kemudian membuat evaluasinya. Lebih lanjut menurut pandangannya, ada tiga hal yang menjadi pijakannya dalam melihat kurikulum ini sesungguhnya untuk siapa. Yang pertama, menurut Isa Ansori, ketika kurikulum 2004 dicanangkan, dia membayangkan saat itulah tepat untuk kembali pada pada kompetensi yang dimiliki guru dan sekolah dengan mengembangkan kecerdasan majemuk. Karena menurutnya kurikulum 2004 adalah wilayah otoritas guru, sehingga guru punya hak untuk menjadikan hitam-putihnya anak. Lalu kurikulum 2006, 2008. Dan 2013, saya kira tidak ada pengurangan, justru jam guru lebih banyak dan guru tidak punya kesempatan untuk bermain-main dalam proses pembelajaran. Karena berdasarkan kurikulum 2013 yang saya tangkap guru harus mengembangkan seluruh potensi dasar yang dimiliki oleh anak dan jam belajar dari 32 sekarang 38, paparnya. Kemudian yang kedua, dari struktur kurikulum ini dirinya melihat ada potensi positifnya. Yaitu siswa didorong punya ketrampilan lebih dalam. Dan ini sebetulnya menjadi ruh dari KBK yang selama ini tidak berjalan, tidak dilakukan oleh kawankawan guru. Ini yang saya pikir di kurikulum 2013, tentu dikembalikan, tandas Isa. Berikutnya, yang ketiga, sebetulnya kurikulum ini persoalan siapa? Inilah pertanyaan yang menurut Isa Ansori tidak kalah pentingnya. Dikatakannya, menurut pengalaman dan pengamatan Isa, dalam proses pendampingan yang dilakukan sejak tingkat SD-SMA, guru lebih nyaman dengan konsep pembelajaran yang satu arah. Bahkan ada kekawatiran pendidik bahwa kurikulum 2004-2006, 2013 ini bagian dari dekonstruksi otoritas guru. Saya pikir inilah yang menjadi kekawatiran guru, seolah -olah guru dianggap kemampuannya sama dengan siswa dan ini menjadi persoalan sendiri bagi guru. Sebenarnya, menurut saya, proses belajar sekarang tidak boleh ada yang merasa lebih tahu. Tetapi semua tahu, hanya berbeda satu sama lain. Ini yang harus dikembangkan oleh sekolah karena inilah inti dari kurikulum 2004 dan 2013, terang Isa yang pada kesempatan itu juga menceritakan pengalamannya dipecat dari sebuah sekolah lantaran metode pengajarannya yang dianggap nyleneh.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

22

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

isa ansori Pengalaman saya dan teman, tutur Isa, Saya guru dan pada 1996 saya dipecat dari sebuah sekolah karena memberikan model pembelajaran yang berbeda dengan apa yang kebanyakan disampaikan kebanyakan guru waktu ini. Saya pikir saya harus beda. Tetapi oleh kepala sekolah justru ditanya Pak Ansori ini mengajar apa mainan? Begitu kira-kira. Justru bermula dari pengalaman pahit itu, masih menurut penuturan Isa, dirinya pada 1997-1998 malah berkampanye dengan merekam dalam sebentuk dokumentasi tentang apa yang pernah dilakukannya. Alhasil, tahun 1999 dokumentasi itujadi sebuah panduan dan dibiayai ADB (Asian Development Bank, red) untuk melatih 28.000 guru dan 1500 kepala sekolah se jatim. Nah, inti dari yang saya tawarkan sebetulnya yakni bagaimana sekolah atau guru itu punya otoritas dalam kontek pembelajaran yang dilakukannya, tandasnya. Salah seorang peserta diskusi, Wahyu Subagyo SDN Airlangga I, Surabaya membenarkan masalah rendahnya SDM guru. Setidaknya, hal itu dari pengamatan selama 20 tahun mengajar di SD. Wahyu mengaku sudah mengalami 3 perubahan kurikulum. Intinya, sebagus apapun kurikulum, ditegaskan Wahyu, kuncinya guru tersebut mampu ataukah tidak mencerna perubahan. Kenyataannya, guru itu sulit menemui hal baru. Semua kurikulum, CBSA, KBK, KTSK. Intinya, ada paradigma yang berkembang saat itu. Setiap ada perubahan kurikulum, SDM-nya sulit menerima. Padahal kalau kita telaah, kurikulum 2013 ini KBK masuk, CBSA, masuk KTSK juga masuk. Tinggal menyempurnakan. Intinya bagaimana prosesnya lebih bagus, dari sebelumnya. Kalau kita baca, kita menutupi kurikulum-kurikulum sebelumnya, ungkap Wahyu. Wahyu sendiri mempertanyakan objektivitas, kenyataan di lapangan, berapa prosen yang interest, yang betul-betul memikirkan kurikulum dengan mencari informasi, Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

23

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

untuk ke sana sangat kecil. Dugaan Wahyu, sikap guru sebagian besar akan apatis, Alah, nanti kan tahu sendiri. Ini Apatis. Lebih lanjut, kepada pemerintah, Wahyu meminta kurikulum terbarunya disosialisasikan secepat dan sebaik mungkin. Terlebih, hal ini mengingat tidak semua guru merasa memiliki kepentingan terhadap informasi itu, dan enam bulan bukanlah waktu yang lama. Bagi guru muda sadar IT, seperti saya bisa cari di internet. Kami pun tidak hanya cari dari situs-situs, tapi juga menggali informasi. Termasuk dengan menghadiri pertemuan-pertemuan ini. Tapi tidak semua guru punya kepedulian seperti ini, tandasnya. Tentu akan lebih baik lagi, lanjut Wahyu, jika pemerintah atau LSM dalam masa sosialisasi ke depan mengambil sampel beberapa orang guru, lalu silakan dikembangkan KKG masing-masing. Paling tidak seperti itu, informasinya juga lebih afdol, katanya. Sementara itu, peserta lainnya, Anatasia Lestari R dari SD Santa Clara, Ngagel Madya Surabaya, berpendapat, di lapangan kemungkinan besar guru sulit meninggalkan pandangan lama. Masih bercokol dalam benak mereka bahwa behaviorisme dalam pengajaran masih kuat. Tentu perubahan itu tantangan besar, bagaimanapun perubahan kurikulum ini menuju lebih baik. Hanya bagaimana tanggapan kita di lapangan, tergantung SDMnya, katanya. Masalah Ujian Nasional Tantangan utama dari Kurikulum 2013 ini menurut Isa adalah pada kualitas komunitas guru atau guru KKGguru serumpun dalam menentukan tema bersama untuk proses pengajaran. Problemnya tentu saja adalah apakah mereka mau duduk bareng untuk itu? Sebab bila tidak demikian, akan banyak sekali hal yang sia-sia seperti pengalaman proses pengajaran selama ini, ketika semua guru terbebani oleh 18 karakter untuk siswa sehingga semuanya mengajarkan hal itu. Mestinya, Kan bisa dibagi? Selama ini terjadi pengulangan yang buang-buang waktu. Demikian pula menurut Maria, tantangannya adalah dalam bahasanya team teaching-nya. Mulanya, cari tema yang sama, lalu diantara tim itu harus ditentukan kompetensi dasarnya siapa yang penting? Sebagaimana kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2013 ini selain masalah SDM, juga menjadi dilema bagi guru dan pihak sekolah terkait penyelenggaraan Ujian Nasional (UN). Sebetulnya di satu sisi guru ingin mengembangkan sikap siswa. Di sisi lain ujian akhir ini beban dan kendala kita, ungkap Anatasia Lestari.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

24

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Terhadap hal ini, Isa Ansori menjelaskan memang negara punya tanggungjawab karena mengeluarkan dana. Melalui standar komisi, sehingga UN adalah wilayah Jakarta. Saya kira itu tantangannya. Dua-duanya harus jalan. Dan sekolah punya otoritas juga. Karakter itu wilayah sekolah. Dianggapnya UN seolah penentu, padahal tidak. Sekolah boleh tidak meluluskan. Hanya saja, memang sekolah terbebani prosentase kelulusan, jawabnya. Dengan kata lain, menurut Isa Ansori, menghadapi kurikulum 2013 ini, persoalannya lebih pada SDM, apalagi guru muda pun bisa tertular virus guru tua yang suka kemapanan. Yang kita butuhkan adalah guru yang berani melakukan yang terbaik untuk siswa, masyarakat harus membayar mahal. Dan Kurikulum 2013 tidak butuh biaya tinggi. Tapi kreativitas guru sebagai tantangan. Kita butuh guru yang setiap minggu bisa menawarkan perubahan. Kalau ada guru seperti itu, ini perubahan luar biasa. Guru yang bisa mengembangkan nalar, terintegrasi, soal apapun tidak ada persoalan. Masalahnya sekolah tidak mau repot, perubahan selalu dianggap menakutkan, tandas Isa. Dengan pola pikir guru yang luar biasa seperti ini, sebetulnya itu langkah maju daripada Kurikulum 2013 yang bertahap dan dievaluasi setelah 3 tahun tersebut. Pola guru yang siap berubah seperti itu, jikapun ada kurikulum yang berubah 6 bulan sekali, guru senantiasa siap. Tidak harus 3 tahun evaluasi. Seperti cari info kurikulum, bagi yang tinggal dikota kota, tidak perlu waktu 6 bulan sosialisasi. Cukup sehari saja bisa cari dan dalami dari internet, dan sebulan cukup untuk memberi masukan uji publik. Tetapi masalahnya adalah dari beberapa uji publik ini, guru malah tidak bicarakan? ungkap Isa. Ditegaskannya, perubahan kurikulum tidaklah krusial karena kurikulum itu benda mati. Bahkan, menjawab harapan Wahyu adanya guru-guru sampel yang perlu dilatih khusus, menurut Ansori, Pemprov Jatim yang lalu-lalu sudah melakukan pendampingan guru di sekolah. Pendampingan banyak dari pemerintah karena problemnya kalau di luar birokrasi agak itu sulit. Apalagi kenyataannya, setelah pelatihan, kinerja guru juga kembali pada kemampuan seperti sebelumnya. Mental guru seperti ini harus diubah. Seolaholah pemerintah itu segala-galanya, tandas Isa Ansori. [S. Jai]
(Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2013/01/03/jemput-bola-kurikulum-2013-mental-guru-harus-berubah--516101.html diunduh Jumat, 4 Januari 2013)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

25

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

10 ALASAN KURIKULUM 2013 SULIT DIIMPLEMENTASIKAN


By Holil On January 3, 2013

Banyak kalangan pendidikan menyatakan Permasalahan mendasar kegagalan implementasi kurikulum ada pada proses pembelajaran di kelas. Silabus sebagai pengej awantahan kurikulum agar guru melakukan proses pembelajaran di kelas, memegang peranan yang sangat penting. Dalam kerangka implementasi kurikulum 2013 di uji publik, silabus akan disiapkan Kemendikbud dengan menyusun buku panduan guru. Silabus yang disiapkan akan disusun berdasarkan tema dan berisikan kompetensi dasar, indikator, kegiatan pembelajaran dan penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Melihat contoh silabus yang diberikan di uji publik, dapat dicermati sebagai berikut: Pembagian alokasi waktu yang glondongan disetiap minggu 35 menit x 30 jam pelajaran, berpotensi membingungkan para guru. Guru mesti merancang pembelajaran yang runut untuk menyampaikan kompetensi disetiap harinya. Kerunutan penyampaian kompetensi tersebut, sebuah sistematika agar siswa tidak menerima materi yang meloncat-loncat, kurang fokus pada tema dan guna memenuhi ketuntasan kompetensi. Indikator yang dibuat tertulis miskin variasi. Terlihat jumlah indikatornya saja yang banyak, tetapi sebetulnya sama, hanya objek dari materinya saja yang berlainan. Indikator untuk setiap kompetensi dasar, kebanyakan masih dalam satu ranah pembelajaran saja. Bagaimana mungkin siswa bisa membedakan karakteristik fisiknya dengan karakteristik orang-orang disekitarnya, tanpa dia mengenal terlebih dahulu elemen pembentuk karakteristik fisik dirinya, temannya, keluarganya dan sebagainya. Setiap kompetensi dasar belum secara holistik diukur pada domain sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Misalnya: Kompetensi mendengarkan (B. Indonesia), yang diuku r Bagaimana siswa bersikap dan mengambil sikap duduk dalam mendengarkan. Itu berarti siswa bisa menjaga ketenangan dan duduk dengan baik pun akan dinilai baik, walau pikirannya kemana-mana dan tidak bisa mengungkapkan lagi apa yang dibicarakan?! Ketidak sesuaian indikator dan kompetensi dasar, seperti pada kompetensi dasar PPKn tertulis Menyajikan kebersamaan dst dengan indikator yang dipilih ada 3 dan sama semua, yaitu Menyebutkan sikap kebersamaan dst Kegiatan pembelajaran dan penilaian yang tiba-tiba muncul, seperti Di dalam kelompok siswa menyebutkan alasan pentingnya mandi, potong kuku dan gosok gigi walaupun tidak ada kompetensi dasar yang dapat dikaitkan dengan kegiatan tersebut. Kalau memang kegiatan ini merupakan perwujudan dari kompetensi dasar PPKn Mengetahui tata tertib dst, perlu dikhawatirkan, para siswa akan melakukan mandi, potong kuku dan gosok gigi karena aturan (paksaan eksternal) bukan tumbuh dari kesadaran kebutuhan kesehatan dirinya.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

26

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Sebenarnya Kemendikbud sudah memiliki identifikasi dan melatih banyak guru tentang model-model pembelajaran. Ada puluhan model pembelajaran, tetapi dalam contoh silabus di uji publik, tak satupun model pembelajaran digunakan. Mengapa? Dikhawatirkan pelatihan guru dan kurikulum ini tidak nyambung dan akhirnya guru sendirilah yang harus menyambungkan. Kegiatan pembelajaran belum mengidentifikasikan siswa bisa belajar dengan menyenangkan. Padahal bagian ini bisa digunakan sekolah untuk mengarahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas yang menyenangkan. Di bagian ini bisa ditulis model-model pembelajaran dan kegiatannya di kelas. Misalnya: Model belajar dengan Sing a Song yang kegiatan belajarnya siswa bernyanyi dua mata saya disetai menunjukkan anggota badan yang sesuai. Model belajar permainan Angin Bertiup dengan kegiatan belajarnya siswa berpindah bila karakteristik individu yang disebutkan guru ada pada dirinya. Dan lain sebagainya. Belum adanya elemen penilaian dari setiap kompetensi dasar. Apalagi di kurikulum ini yang akan dinilai banyak berkaitan dengan sikap. Contohnya, elemen penilaian untuk mengetahui seberapa baik siswa sudah memiliki sikap khusuk dalam berdoa. Apabila elemen penilaian ini diserahkan kepada guru untuk merancangnya, bisa saja guru menetapkan bermacam-macam elemen penilaian, misalnya: Saat berdoa siswa tidak bicara dengan temannya, tidak senyumsenyum sendiri, atau siswa berdoa mesti terharu dan sambil mengeluarkan air mata. Belum ada identifikasi tentang siapa yang menilai hasil belajar siswa. Padalah dalam penilaian otentik, tidak mesti guru yang menilai, semua pemangku kepentingan bisa terlibat dalam penilaian. Dengan demikian, dikhawatirkan implementasi kurikulum baru akan berakhir seperti kurikulum sebelumnya yang lebih mementingkan angka dari penilaian test. Bagaimana mungkin Siswa terbiasa berdoa sebelum dan sesudah belajar hanya di nilai di sekolah saja. Apakah belajar itu hanya ada di sekolah? Tentunya tidak! Mengingat banyaknya ketidak-konsistensian dalam silabus yang ditawarkan, Kemendikbud perlu kerja keras untuk menuntaskan perubahan kurikulum ini. Menurut jadwal, kegiatan setelah uji publik adalah sosialisasi dan pelatihan implementasi kepada para guru. Mungkin dari pengalaman yang lalu perlu ada pembahuruan cara, mengingat sudah banyaknya pelatihan yang diberikan namun manfaatnya tetap seperti yang kita rasakan bersama. Mari kiranya kita dukung bersama, karena perubahan kurikulum merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan dalam mengikuti perkembangan zaman. Terakhir doa disertai harapan kepada Tuhan YME, agar para guru sebagai garda terdepan implementasi kurikulum 2013, benar-benar bisa merubah pelaksanaan pembelajarannya di kelas dengan lebih menyenangkan. Terimakasih.

(Sumber: http://republikbelajar.org/?p=541 diunduh hari Jumat, 4 Januari 2013 pukul 13.10 WIB)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

27

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

KURIKULUM 2013, SYARAT DENGAN SIKAP


By Republik Belajar On December 9, 2012

Saya termasuk yang sangat senang, dengan rancangan kurikulum baru ini. Banyak sekali muatan sikap (untuk kualitas SDM terbaik Indonesia) ekplisit dijadikan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa SD/SMP/SMA. Penyebutan ranah pembelajarannya pun selalu dimulai dari sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Filosofinya berarti, sikap menjadi perhatian penting selain ketrampilan dan pengetahuan. Apalagi yang dimaksud sikap di sini bukan hanya istilah jujur, percaya diri, semangat dan lain sebagainya, tetapi ada e mbel-embel berprilaku, membiasakan, menunjukkan, menyajikan dan kata sejenisnya di depan kata karakter tersebut (lihat kompetensi dasar baru yang diciptakan). Kurikulum KTSP 2006, sebenarnya sudah memberikan peluang untuk guru memasukkan indikator ranah afektif (sikap), tetapi tetap saja yang diberikan ke siswa lebih menonjol pengetahuannya. Kenapa? Karena saat ini, keberhasilan siswa selalu diukur dari benar tidaknya dalam mengerjakan soal. Nilai angka yang tinggi membuat semuanya bangga, sehingga para siswa (anak yang baik) pun fokusnya ke bagaimana menyelesaikan soal-soal tersebut. Mereka bersedia mendapatkan tekanan tinggi dan beban berat demi memenuhi keinginan pengampu kepentingan (dirinya, orang tua, guru, sekolah, depdikbud, pemerintah, industri dan masyarakat). Yang lebih parah lagi, mereka juga rela terjerumus ke segala cara yang tidak halal dalam upayanya mendapat nilai tinggi. Ironis dan jangan salahkan siapa-siap. Kita adalah bagian dari sistem dan masyarakat seperti itu. Kita jugalah yang mendorong anak-anak yang baik itu ke dalam permainan model seperti sekarang. Jadi tidaklah mengherankan hampir semua komponen sistem yang ada di Indonesia, terjangkit sikap-sikap yang jauh dari baik. Hasilnya, sekarang kita bisa lihat dan baca diberbagai media, sikap yang salah bisa menjadi tidak jelas salah atau benar, dan yang benar justru dibuat jadi salah dan tersingkirkan. Pergantian kurikulum ini, bisa jadi momentum untuk memperbaiki sikap, bukan hanya sikapnya siswa saja, tetapi sikap kita semua sebagai pengampu kepentingan pendidikan itu sendiri. Tentu dalam perbaikan sikap, selalu diawali dari perbaikan sudut pandang pada diri kita masing-masing, Berikut sudut pandang awal sebagai fokus untuk pelaksanaan kurikulum baru secara maksimal. Pertama, pergantian memberikan pandangan perubahan, perubahan kearah yang lebih baik. Perubahan yang selalu menghabiskan daya dan upaya yang keras dan berat. Oleh karenanya, usahanya mesti amanah karena di dalamnya penuh dengan kebaikan. Saya yakin, para insan pendidikan tidaklah mungkin tidak menyukai

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

28

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

perubahan. Mereka adalah agen perubahan garda terdepan, yang akan terus mengembangkan siswa (anak kita semua) dari hari kehari menjadi lebih baik. Kedua, kurikulum jelas hanyalah sebuah dokumen yang memberi kepastian ar ah dan cara bagaimana meluluskan siswa seefisien dan seproduktif mungkin. Bahwa ini memberikan pandangan, sebaik-baiknya kurikulum belum tentu berhasil dalam implementasinya. Arah dan cara belum tentu dituju dan dilakukan, kalau para pemilik proses pembelajaran (guru, sekolah, depdikbud dan masyarakat/orang tua) masih menonjokan kepentingan masing-masing, tanpa bersinergi untuk misi menjadikan siswanya lebih sukses darinya. Ketiga, masukan yang begitu banyak diberikan masyarakat dalam pergantian kurikulum ini. Menunjukkan begitu rindunya masyarakat terhadap peradaban budaya yang dilandasi sikap-sikap yang baik dan jauh dari kemunafikan. Pada akhirnya saya hanya bisa berkata Wow, bila memang kurikulum ini diberlakukan. Kenapa tidak! Karena Indonesia sudah berani membuat langkah besar. Bangkit mensejajarkan dengan negara maju. Menyelamatkan generasi muda dari penjejalan pengetahuan dengan seabrek hafalan. Tentu Anak Indonesia bukan untuk dicetak menjadi generasi komentator. Pintar menjawab soal, bicara teori, membuat prediksi, dan pintar dalam mencari-cari alasan, tanpa mereka tahu bagaimana bersikap, melakukan dan merasakan situasinya.

(Sumber: http://republikbelajar.org/?p=497 diunduh Jumat, 4 Januari 2013)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

29

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

STOP! Belajar Dengan Menderita


By Republik Belajar On November 9, 2012 Add Comment

Bukankah seseorang harus belajar sepanjang hayat. Bayangkan bila mereka belajarnya dengan menderita.
Menderita? ya! banyak Anak secara tidak disadari dicekam berbagai beban orang dewasa yang berada dilingkungannya. Pengambil kebijakan di sekolah masih cenderung untuk menyamaratakan standar kecerdasan Anak. Karakter seorang Anak yang berbeda menjadi masalah bagi pihak sekolah dan Anak. Penyamarataan ini, diperparah dengan mayoritas guru dan orang tua menetapkan target keberhasilan belajar Anak yang sempit, yaitu aspek kognitif saja. Tanpa memperdulikan potensi, minat dan bakat lain yang dimiliki Anak. Pada dasarnya setiap Anak memiliki kecerdasan yang tinggi. Bahkan Howard Gardner mengemukakan kecerdasan seseorang selalu berkembang (dinamis) yang menitik beratkan pada proses untuk mencapai kondisi akhir terbaik Pernyataan ini mengajarkan untuk terus mempromosikan kemampuan atau kelebihan seorang Anak dan mengubur ketidak mampuan atau kelemahannya. Tentu, dalam menemukan kecerdasannya, seorang Anak harus dibantu oleh lingkungannya. Sangat banyak yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan faktor lingkungan guna meningkatkan kecerdasan seorang Anak. Salah satu upaya dengan adanya Zona Belajar Menyenangkan. Tempat dimana seorang Anak merasa senang beraktifitas belajar, memicu potensi bakatnya, dan Anak bukan hanya tahu apa? tetapi juga bisa apa? Di Zona ini, pengkondisian agar seorang Anak merasa senang belajar, dilakukan dengan menyamakan gaya mengajar fasilitator dan gaya belajar Anak. Hal ini mutlak, karena ketertarikan dan keefektifitasan belajar Anak sangat dipengaruhi oleh kemasan pengajaran fasilitator yang fokus pada aktifitas Anak. Yaitu aktifitas untuk pembiasaan Anak menyelesaikan masalahnya sendiri (problem solving) dan menciptakan produk baru yang punya nilai budaya (creativity).

(Sumber: http://republikbelajar.org/?p=170 diunduh hari Jumat, 4 Januari 2013)

Belajar Mengakui Kesalahan *)


Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

30

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Lima belas tahun yang lalu saat masih bersekolah di Amerika Serikat, anak saya pulang ke rumah dengan muka terluka. Begitu bertemu ibunya, ia menangis sambil memeluk. Its OK mommy, it was my mistake. I was wrong. Saat kembali ke Indonesia ia suka protes. Mengapa teman-teman aku suka tak mengakui kesalahan? Merekapun selalu mengulanginya. Sebagai orangtua, saya tentu kesulitan menjawab. Akan tetapi, saya berpikir, anak-anak belajar dari orangtua dan orangtua belajar dari para pecundang yang tidak siap menerima kekalahan. Jawaban itu akhirnya saya peroleh dari Denis Waitley (1986) yang menulis Psychology of Winning hasil studi Kassam, Morewedge, Gilbert, dan Wilson (Psychological Science, April 2011). Saya jadi mengerti mengapa Presiden Amerika Serikat yang kalah dengan gagah berani mengucap selamat kepada pemenang hanya sesaat setelah hasil polling mengumumkan kekalahannya. Saya juga jadi mengerti, mengapa anak-anak di dunia barat lebih sering mengatakan saya yang salah, sementara di sini semakin banyak orang yang mengatakan bukan salah saya. Dari berbagai literatur diketahui bahwa di negara-negara demokratis, selain komunikasi yang asertif, pada anak-anak selalu ditanamkan sikap-sikap pemenang. Seorang pemenang bukan otomatis memenangi persaingan, melainkan yang menjaga kehormatannya. *) Rhenald Kasali, Guru Besar FEUI; Pendiri Rumah Perubahan. Seperti yang ditulis di Kompas.

(Sumber: http://republikbelajar.org/?page_id=369 diunduh Jumat, 4 Januari 2013)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

31

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Orang Kalah *)
Seingat saya, di sekolah anak saya dulu, guru selalu mengingatkan bahwa pada akhirnya orang yang kalah bukanlah yang terpenjarakan atau tergusur dari kursinya, melainkan orang yang melempar kesalahannya kepada pihak lain. Ketika seorang pemenang mencari cara bagaimana menyelesaikan masalahnya, orang-orang yang kalah sibuk mencari alasan. Tak banyak pemimpin yang menyadari bahwa mereka menjadi bagian dari masalah dan bukan solusi. Seorang pemenang selalu menghormati orang-orang yang lebih hebat dan mau belajar. Ia dihormati bukan karena menang atau dicurangi, melainkan karena menghormati kemenangan, menjaga kehormatan. Sementara orang yang mengabaikan kehormatannya selalu merendahkan keberhasilan orang lain dan merasa lebih hebat dari siapa pun juga. Wajar bila mereka gemar mencegah agar orang berhasil. Mereka menggunakan argumentasi omong kosong dengan nada keras. Berbeda dengan pemenang yang argumentasinya kuat, tetapi disampaikan dengan lembut dan santun. Apa jadinya kalau generasi muda tidak dipersiapkan untuk menjadi pemenang? Bangsa yang kalah akan selalu curiga dan memusuhi bangsa-bangsa yang lebih hebat dan beranggapan bahwa ada peran faktor keberuntungan. Padahal, pemenang melihat keberuntungan sebagai buah dari kerja keras dan disiplin. Bangsa yang kalah mudah tersulut emosi, tetapi ragu-ragu bertindak. *) Rhenald Kasali, Guru Besar FEUI; Pendiri Rumah Perubahan. Seperti yang ditulis di Kompas.

(Sumber: http://republikbelajar.org/?page_id=371 diunduh Jumat, 4 Januari 2013)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

32

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Mencermati Draft Uji Publik Kurikulum 2013


Wednesday, 5 December 2012 (02:12) | Pendidikan | 3,710 pembaca | 64 komentar | Print this Article

Oleh: Sawali Tuhusetya

enin sore, 3 Desember 2012, @guraruID kembali mendaulat saya untuk menjadi

narasumber dalam diskusi #GuraruTalk. Topik yang diangkat cukup hangat dan menarik, yakni mencermati Draft Uji Publik Kurikulum 2013 yang telah dipublikasikan Kemdiknas melalui laman Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013. Untuk pertama kalinya, seingat saya dalam sejarah penyusunan draft kurikulum, Kemdiknas melakukan uji publik dengan melibatkan banyak kalangan, khususnya para pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan. Melalui uji publik, saran dan masukan dari berbagai kalangan diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum mencapai tahap finalisasi, sehingga produk kurikulum yang dihasilkan bisa lebih representatif dan mengakomodasi harapan semua pihak. Kebijakan semacam ini jelas layak diapresiasi. Jadi, draft kurikulum tak hanya dirumuskan dari belakang meja secara top-down yang kemudian dipaksakan pelaksanaannya oleh para pelaku dan praktisi pendidikan. Akan tetapi, setidaknya bisa menyentuh harapan arus bawah secara bottom-up, sehingga implemetasinya bisa lebih jelas, terarah, dan aplikatif.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

33

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Dari diskusi lewat akun twitter yang dimoderasi oleh @guraruID itu, setidaknya ada tiga butir penting yang mencuat ke permukaan. Pertama, kebiasaan bongkar-pasang kurikulum yang dilakukan pemerintah. Kedua,dihilangkannya TIK sebagai mata pelajaran di SMP dan digunakan sebagai media dalam setiap mata pelajaran.Ketiga, munculnya kekhawatiran dan pesimisme ketidaksiapan guru dalam menyongsong sebuah perubahan. Perubahan kurikulum menunjukkan bahwa dunia pendidikan itu dinamis, begitulah tweet pertama yang saya munculkan untuk memantik aura diskusi. Jika dunia pendidikan tidak ingin terjebak dalam stagnasi, semangat perubahan perlu terus dihembuskan. Kita berharap, perubahan kurikulum tak hanya perampingan materi ajar semata, tetapi juga harus mampu menjawab tantangan. Jujur saja, saya termasuk orang yang setuju dengan perubahan kurikulum. Sejak diluncurkan tahun 2006 melalui Permendiknas No. 22, 23, dan 24, Standar Isi yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), capaian kompetensi peserta didik makin tak jelas dan terarah. Beragamnya kompetensi guru di berbagai daerah dan wilayah, membuat implementasi Kurikulum 2006 menjadi sangat rentan terhadap multitafsir, sehingga mutu kompetensi peserta didik sulit terstandarisasi. Dengan diserahkannya penyusunan dan pengembangan kurikulum kepada satuan pendidikan, kopi-paste kurikulum, baik Dokumen I maupun Dokumen II (Silabus dan RPP), menjadi budaya baru yang menggejala di kalangan guru dan kepala sekolah. Akibatnya, potensi genius lokal yang seharusnya muncul seiring dengan diterapkannya Kurikulum 2006 justru mati suri karena menggunakan kurikulum sekolah atau daerah lain tanpa melalui proses adaptasi. Ketika Kurikulum 2006 sudah memasuki usia ke-7, memang sudah saatnya diubah dan dan direvisi agar selaras dengan semangat dan tantangan zaman. Jika Kurikulum 2006 terus dipaksakan pelaksanaannya, kita tak tahu pasti bagaimana mutu pendidikan dan kualitas out-put-nya. Imbas yang pasti muncul, out-come-nya juga makin diragukan lantaran para lulusan yang lahir dari rahim dunia pendidikan miskin kompetensi dan gagap budaya. Rencana dihilangkannya TIK sebagai mata pelajaran tersendiri di SMP juga memancing banyak respon. Tak hanya dalam diskusi #GuraruTalk, melainkan juga berbagai komentar yang muncul di laman Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013. Rekan-rekan sejawat dari ranah TIK tak sedikit yang mempertanyakan nasib mereka jika Kurikulum 2013 nanti benar-benar dilaksanakan. Rencana penghilangan mapel TIK di SMP yang kemudian harus digunakan sebagai media dalam setiap mapel pada satu sisi memang menunjukkan sebuah terobosan yang menarik, tetapi pada sisi yang lain juga menimbulkan pesimisme. Sudahkah semua guru disiapkan untuk mampu menggunakan

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

34

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

TIK pada setiap mata pelajaran yang diampunya? Kalau guru tidak siap, jangan-jangan hanya akan memutar lagu lama yang membuat implementasi kurikulum jadi tersaruksaruk. Guru, sebagai aktor utama dalam implementasi kurikulum memang harus benar-benar disiapkan. Jauh sebelum Kurikulum 2013 diketok palu untuk dilaksanakan, semua guru yang tersebar di seluruh penjuru nusantara mesti benar-benar diberdayakan. Mereka harus paham benar tentang substansi kurikulum dan bagaimana mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran. Pengalaman membuktikan, sikap abai terhadap upaya pemberdayaan guru berdampak serius terhadap kemajuan dunia pendidikan. Jika pengalaman pahit itu terulang, bukan tidak mungkin Kurikulum 2013 akan mengalami stagnasi untuk kemudian terpuruk di tengah dinamika peradaban dunia. Sebagai gambaran, berikut saya kutipkan beberapa perubahan yang tampak mencolok dalam draft Kurikulum 2013. Elemen Perubahan Deskripsi Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu) (ISI) SD Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains Jumlah matapelajaran dari 10 menjadi 6 Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran SMP TIK menjadi media semua matapelajaran Pengembangan diri terintegrasi pada setiap matapelajaran dan ekstrakurikuler Jumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10 Jumlah jam bertambah 6 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran SMA Perubahan sistem: ada matapelajaran wajib dan ada matapelajaran pilihan Terjadi pengurangan matapelajaran yang harus diikuti siswa Jumlah jam bertambah 2 JP/minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran SMK Penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan saat ini Penyeragaman mata pelajaran dasar umum Produktif disesuaikan dengan tren perkembangan Industri Pengelompokan mata pelajarann produktif sehingga tidak terlau rinci pembagiannya

Dasar Pemikiran Perancangan Struktur Kurikulum SD

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

35

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

No 1 2

Komponen Rancangan Berbasis tematik-integratif sampai kelas VI Menggunakan kompetensi lulusan untuk merumuskan kompetensi inti pada tiap kelas Menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran [mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta] semua mata pelajaran Menggunakan IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua mata pelajaran Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangai menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran: - IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dll - IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll - Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan - Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran Menempatkan IPA dan IPS pada posisi sewajarnya bagi anak SD yaitu bukan sebagai disiplin ilmu melainkan sebagai sumber kompetensi untuk membentuk sikap ilmuwan dan kepedulian dalam berinteraksi sosial dan dengan alam secara bertanggung jawab. Perbedaan antara IPA/IPS dipisah atau diintegrasikan hanyalah pada apakah buku teksnya terpisah atau jadi satu. Tetapi bila dipisah dapat berakibat beratnya beban guru, kesulitan bagi bahasa Indonesia untuk mencari materi pembahasan yang kontekstual, berjalan sendiri melampaui kemampuan berbahasa peserta didiknya seperti yang terjadi saat ini, dll Menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan penilaian

Usulan Rancangan Struktur Kurikulum SMP No Komponen Rancangan

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

36

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Sama dengan SD, akan disusun berdasarkan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik SMP dalam ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan Menggunakan mata pelajaran sebagai sumber kompetensi dan substansi pelajaran Menggunakan pendekatan sains dalam proses pembelajaran [mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta] semua mata pelajaran Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 12 dapat dikurangai menjadi 10 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran: - TIK menjadi sarana pembelajaran pada semua mata pelajaran, tidak berdiri sendiri - Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya - Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran IPA dan IPS dikembangkan sebagai mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan pembangunan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam. Bahasa Inggris diajarkan untuk membentuk keterampilan berbahasa Menambah 6 jam pelajaran per minggu sebagai akibat dari perubahan pendekatan proses pembelajaran dan proses penilaian

2 3

7 8

Isu Terkait Rancangan Struktur Kurikulum SMA No 1 Komponen Rancangan Apakah masih perlu penjurusan di SMA mengingat: - Sudah tidak ada lagi negara yang menganut sistem penjurusan di SMA - Kesulitan dalam penyetaraan ijazah - Dapat melanjutkan ke semua jurusan di perguruan tinggi Tanpa penjurusan akan menyebabkan mata pelajaran menjadi terlalu banyak seperti pada SMA Kelas X saat ini, sehingga diperlukan mata pelajaran pilihan dan mata pelajaran wajib

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

37

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Perlunya memberi kesempatan bagi mereka yang memiliki kecerdasan di atas ratarata untuk menyelesaikan lebih cepat atau belajar lebih banyak melalui mata pelajaran pilihan Perlunya ujian nasional yang lebih fleksibel [dapat diambil di kelas XI] Perlunya integrasi vertikal dengan perguruan tinggi Perlunya memperkuat pelajaran bahasa Indonesia, termasuk sastra, terutama menulis dan membaca dengan cepat dan paham Perlunya meningkatkan tingkat abstraksi mata pelajaran Perlunya membentuk kultur sekolah yang kondusif

5 6 7

8 9

Isu Terkait Rancangan Struktur Kurikulum SMA No. 1 Alternatif Penjurusan Mulai Kelas X Kelebihan Ada pengurangan pelajaran di Kelas X yang dianggap memberatkan Implementasi mudah karena tidak banyak berbeda dengan yang ada Peserta didik dapat berkonsentrasi penuh mempelajari bidang tertentu Kekurangan Peminatan ditetapkan berdasarkan hasil belajar sebelumnya (Rapor/UN SMP, Tes Penempatan/Tes Bakat) Menimbulkan stigma jurusan tertentu lebih unggul Masih ada Penjurusan yang sudah tidak ada padanannya di dunia Perlunya membedakan mata pelajaran untuk persiapan ke perguruan tnggi dan untuk memenuhi rasa ingin tahu saja Memerlukan administrasi akademik yang baik Proses bimbingan harus

Berdasarkan Minat pada Pendidikan Lanjutan

Pemilihan mata pelajaran berdasarkan minat ke pendidikan lanjutan Memungkinkan untuk memilih mata pelajaran pada bidang yang berbeda Tidak harus mengambil mata pelajaran yang tidak disukai

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

38

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

efektif. Sistem UN harus diubah 3 Non penjurusan (SKS) Siswa belajar mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya Tersedia pilihan mata pelajaran untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau untuk sekedar ingin tahu Idem diatas [tetapi lebih kompleks lagi]

Isu Terkait Kurikulum SMK No 1 Isu Ujian nasional sebaiknya tahun ke XI sehingga tahun ke XII konsentrasi ke ujian sertifikasi keahlian Bidang keahlian yang belum sesuai lagi dengan kebutuhan global Penambahan life and career skills [bukan sebagai mata pelajaran] Perlunya melibatkan pengguna [industri terkait] dalam penyusunan kurikulum Pembelajaran SMK berbasis proyek dan sekolah terbuka bagi siswa untuk waktu yang lebih lama dari jam pelajaran. Kesimbangan hard skill/competence dan soft skill/competence Perlunya membentuk kultur sekolah yang kondusif. Pembagian keahlian yang terlalu rinci sehingga mempersulit pelaksanaannya di lapangan

2 3 4 5

6 7 8

Dari sisi konsep, draft Kurikulum 2013 cukup ideal untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang tidak hanya cerdas otaknya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya. Hal itu tampak dengan terintegrasikannya nilai-nilai karakter ke dalam

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

39

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

proses pembelajaran, bukan lagi menjadi sebuah tempelan seperti dalam Kurikulum 2006. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dengan mengajak siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar yang mereka dapatkan dari kelas, lingkungan sekolah, dan masyarakat juga akan mampu mendekatkan peserta didik pada kultur masyarakat dan bangsanya. Sekali lagi, dari aras konsep, draft Kurikulum 2013 sangat tepat diterapkan ketika dunia pendidikan kita tengah mengalami gagap budaya. Meskipun demikian, draft yang bagus hanya akan berada pada tataran konsep apabila tidak diimbangi dengan pemberdayaan para pemangku kepentingan pendidikan, khususnya guru. Kita sudah memiliki pengalaman yang cukup pahit ketika KBK diterapkan. Guru yang selama ini diabaikan benar-benar tak berdaya ketika harus menafsirkan standar isi ke dalam rencana pembelajaran untuk kemudian diimplementasikan ke dalam pembelajaran. Akibatnya, mutu pendidikan tidak bisa terstandarkan. Model kopi-paste pun menjadi budaya baru di kalangan guru akibat ketidaksiapan mereka dalam menerapkan standar isi. Berkaca dari pengalaman itu, idealnya guru harus dijadikan sebagai aktor utama dalam implementasi Kurikulum 2013. Mereka harus benar-benar disiapkan secara matang, mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian, analisis, hingga tindak lanjutnya. Hanya dengan memberdayakan pemangku kepentingan utama implementasi kurikulum dapat berlangsung seperti yang diharapkan. Saya pribadi berharap, draf Kurikulum 2013 yang cukup ideal ini bisa melalui uji publik yang representatif sehingga mampu mengakomodasi kehendak dan harapan banyak pihak. Nah, selamat menyongsong perubahan! ***

(Sumber: http://sawali.info/2012/12/05/mencermati-draft-uji-publik-kurikulum2013/ diunduh Jumat, 4 Januari 2013)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

40

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Bedah Kurikulum Tahun 2013


BY ADMIN ON JUMAT, 7 DESEMBER 2012 IN PERNIK, REPORTASE

Liputan Khusus Diskusi Aktual Pesantren Media Rabu, 5 Desember 2012


Rabu, 5 Desember 2012 Pesantren Media kembali mengadakan dikusi aktual. Sama seperti minggu-minggu sebelumnya, diskusi aktual ini diadakan di lantai dasar Pesantren Media dengan diikuti seluruh santri Pesantren Media. Pada diskusi kali ini, tentunya kami membahas satu topik yang sedang hangat-hangatnya diberitakan di media massa, Yaitu mengenai Bedah Kurikulum Tahun 2013. Seperti yang diberitakan (ANTARA News) Pemerintah akan mengubah kurikulum Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, serta Sekolah Menengah Kejuruan dengan menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi. Pesantren Media mengambil topik tersebut karena dinilai sedang aktual dan dianggap sangat penting terutama bagi para siswa yang akan mengalaminya. Namun Pesantren Media tidak terlalu pusing dengan perubahan kurikulum ini, karena Pesantren Media sudah lebih dulu menggunakan kurikulum tersebut. Diskusi aktual kali ini sedikit berbeda dengan biasanya. Jika biasanya yang menjadi moderator adalah Ustad Umar Abdullah (direktur Pesantren Media), maka kali ini yang menjadi modertor nya adalah Hawari, salah satu santri Pesantren Media tingkat 1 SMA, dan yang menjadi notulen adalah Ahmad Khoirul Anam. Sudah kedua kalinya diskusi aktual ini dipimpin oleh salah atu santri. Ustad Umar memang sengaja melatih santri-santri nya agar terampil berbicara di depan umum, selain melatih keberanian juga dapat melatih rasa percaya diri. Itulah Pesantren Media, Mencetak dai di bidang media.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

41

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Diskusi pun akhirnya dimulai. Hawari membuka diskusi ini dengan membaca Hamdalah. Alhamdulillah kita bisa kembali ketemu dalam acara Diskusi Aktual tanggal 5 Desember 2012, dan kali ini kita akan membahas tema tentang Bedah Kurikulum Tahun 2013. Jika biasanya Ustad Umar selalu memberikan pendahuluan atau kalimat pengantar sebelum memulai Diskusi, Hawari tidak memberikan pengantar apapun, ia tidak tahu harus mendahulukan dengan apa. Maklumlah, baru pertama jadi moderator. Namun keberanian dan kepercayaan dirinya menjadi seorang moderator patut dihargai. Diskusi pun langsung dimulai dengan sesi pertanyaan. Silahkan angkat tangannya yang mau bertanya! Perintah Hawari, sang moderator. Terlihat beberapa santri mengangkatkan tanganya. Tak tahu berapa persisnya, namun sepertinya tidak terlalu banyak. Kemudian pertanyaan pun dibacakan satu per satu. Dimulai dari santri akhwat. Apa yang salah dengan pelajaran IPA? Ini adalah pertanyaan dari Ira, santri asal Bogor jenjang 1 SMA. Pelajaran IPA dan IPS di SD kan rencananya akan dihilangkan, terus nanti di SMA jurusannya apa, apakah akan diganti juga atau bagaimana? Pertanyaan yang bagus dari Mayla. Apakah perubahan kurikulum ini ada hubungannya dengan Islam, dan apa tujuan mengganti kurikulum ini? Dua pertanyan ini berasal dari Novia, yang merupakan santri jenjang 2 SMA. mengapa bisa terjadi pembedahan kurikulum ini? Ini adalah pertanyaan dari Wigati, santri asal Siak. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan dari Neng Ilham, yang juga merupakan salah satu santri jenjang 2 SMA. Apa pengaruhnya jika kurikulum ini tidak diganti? Seluruh pertanyaan dari santri akhwat sudah selesai dibacakan. Diskusi pun dilanjutkan dengan membacakan pertanyaan dari santri ikhwan. Angkat tangannya ikhwan yang mau bertanya! Perintah sang moderator. Ternyata hanya dua orang yang terlihat mengangkat tangannya, yaitu Yusuf dan aku sendiri (Ahmad Khoirul Anam). Kemudian pertanyaan pun dibacakan dimulai dari pertanyaanku sendiri. Apa saja perubahan kurikulum yang terjadi pada tahun 2013 nanti? Itulah pertanyaanku. Aku adalah santri yang berasal dari Sanggau, Kalimantan Barat. Jenjang 1 SMA. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan Yusuf santri asal Sukabumi jenjang 1 SMP. Bagaimana pemerintah memndang hal ini? Semua pertanyaan pun sudah dibacakan. Terhitung ada 7 pertanyaan yang harus dijawab dan didiskusikan. Kemudian Diskusi Aktual pun dilanjutkan dengan sesi

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

42

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

menjawab pertanyaan, atau sesi diskusi. Dan pertanyaan yang pertama dijawab adalah pertanyaan dari Ira, Apa yang salah dengan pelajaran IPA? Ada yang bisa jawab, karena saya bukan ahli pendidikan jadi saya tidak tahu harus ngomong apa. Ujar Hawari sang moderator yang merasa kesulitan menjawab. Karena tidak ada yang terlihat mengangkat tangannya, atau tidak ada yang mau menjawab, akhirnya Hawari sebagai Moderator berusaha menjawab menurut apa yang ia ketahui. Kalau menurut saya, seperti yang pernah dijelaskan oleh Ustadzah Lathifah Musa saat pelajaran Membaca Fakta, pelajaran IPA di SD itu seperti tidak ada manfaatnya, yang dipelajari terlalu banyak, seperti pelajaran kerangka, tulang-tulang. Masak anak SD disuruh belajar tulang-tulang, memangnya mau jadi dokter tulang. Dan memang tidak ditemui banyak manfaatnya jika anak SD diajari pelajaran IPA yang terlalu berat, sementara akhlaq nya belum diperbaiki. Oleh karena itu, pemerintah ingin lebih memfokuskan pada pelajaran budi pekerti. Itulah pendapat yang disampaikan Hawari. Mendengar jawaban dari Hawari, sepertinya tidak ada yang mau menambahkan atau bertanya. Sehingga diskusi pun dilanjutkan kembali dengan mendiskusikan pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan dari Mayla, mengenai penghapusan mata pelajran IPA dan IPS yang berhubunagn dengan jurusan SMA nanti. Siapa yang mau jawab, angkat tangannya! Hawari bertanya terlebih dahulu sebelum langsung dijawab olehnya. Tidak ada yang mengangkat tangannya. Dengan bingung Hawari menjawab. Yang jelas saya bukan perancangnya ya, jadi kalau mau tahu lebih lanjut silahkan tanya kepada perancangnya, karena secara otomatis jika mereka merencanakan penghapusan pelajaran IPA dan IPS pada SD dan SMP, seharusnya mereka juga mempersiapkan rencana selanjutnya kepada SMA yang mungkin seperti yang dijelaskan oleh Ustadzah Lathifah Musa bahwa yang SMA pelajarannya lebih ke arah pendalaman, jadi apa yang telah diajarkan di SD dan di SMP lebih didalami di SMA, namun jelasnya jurusannya seperti apa saya sendiri belum tahu, karena saya bukan yang merancang. Itulah sedikit penjalasan dari moderator. ada yang mau menambahkan. Tambah Hawari. Ustad Oleh yang juga mengikuti diskusi ini pun terlihat mengangkat tangannya, pertanda ia mau menambahkan. Ustad Oleh menambahkan, bahwa menurut pengamtannya dan juga yang beredar di beberapa media massa, bahwa kurikulum ini nantinya tidak akan membebani masyarakat dan juga gurunya, karena nantinya akan lebih kearah penalaran dibanding hafalan. Dan menurutnya, untuk mengubah secara maksimal kurikulum ini, tidak cukup hanya dalam satu tahun. Karena perubahan itu terkait banyak hal nantinya, misalnya buku-buku paket, meskipun nantinya buku-buku ini akan disediakan oleh pemerintah. Beliau juga menambahkan bahwa pelajaran IPA dan IPS memang akan dihilangkan, tapi substansinya tetap ada pada pelajaran lain, misalnya pada pelajaran PKn, Matematika, bahasa dan lain-lainnya. Dan untuk jurusan di SMA nya Ustad Oleh mengaku bahwa

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

43

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

dirinya juga tidak terlalu tahu mengenai hal itu. Ia hanya membenarkan seperti yang dikatakan Hawari tadi, yaitu mengenai pendalaman pelajaran pada SMA nanti. Ternyata Ustad Umar juga menambahkan sedikit. Kalau biasanya ia menjawab sebagai moderator, sekarang ia menjawab sebagai peserta. Sebenarnya rencana kurikulum 2013 sudah bagus, yaitu anak-anak SD dikembalikan pada keterampilan CALISTUNG, membaca menulis dan menghitung. Karena sekarang ini kan banyak anak-anak yang tidak bisa menulis, walaupun bisa SMS, lihat aja di facebook, akhirnya tulisannya kayak anak-anak alay. Dan Matematika juga kebanyakan hanya hafalin rumus, tidak tahu gunanya apa. Dan dari segi itu lah, maka kurikulum 2013 itu bisa dikatakan bagus, sehingga yang ditekankan nantinya adalah CALISTUNG, membaca, menulis, menghitung. Sehingga IPA dan IPS akan digabungkan ke pelajaran lainnay seperti Bahasa dan PKn. Dan mengenai jurusan di SMA tadi, Kemungkinan besar tidak ada penjurusan. Jadi, nanti SMA itu benar-benar akan lebih mendalami IPA dan IPS itu, dan baru di Universitas nanti mereka bisa memilih apa yang akan didalami. Dan Pramuka juga nantinya akan dijadikan pelajaran wajib, begitu juga dengan pelajaran bahasa akan lebih ditekankan. Itulah jawaban sekaligus tambahan dari Ustad umar. Kemudian diskusi pun berhenti sejenak, karena sang moderator perlu ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian, diskusi pun kembali dilanjutkan. Selanjutnya menjawab pertanyaan dari Novia, yaitu mengenai hubungannya dengan Islam, dan apa tujuan digantinya kurikulum ini. Tanpa menawarkan pertanyaan itu kepada kami. Moderator langsung menjawab pertanyaan dari Novia tersebut. Kalau hubungannya dengan Islam pasti ada ya, karena Islam itu memerintahkan agar umatnya berpendidikan, dan sudah menjadi tanggung jawab orang dewasa untuk mendidik anak-anaknya. Apabila pendidikan yang diberikan kepada anak-anaknya itu salah, maka itu tentunya akan menjadi sesuatu yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. Sehingga saat kurikulum itu salah, maka kurikulum itu harus diganti. Nah jadi jelas sekali bahwa ini ada hubungannya dengan Islam, karena Islam memrintahkan kita untuk menuntut ilmu, dan banyak juga hadits-hadits dari Rasulullah yang menyruruh kita untuk menuntut ilmu. Bahkan di dalam Islam, menuntu ilmu itu wajib. Itulah jawaban dari Hawari mengenai hubungan Islam dengan Kurikulum. Lalu dilanjutkan pertanyaan yang kedua dari Novia, yaitu mengenai tujuan digantinya kurikulum. Ada yang bisa jawab? angkat tangannya! Tidak ada yang terlihat mengangkat tangannya. Tadi sepertinya sudah dijawab kan, yaitu karena ada beberapa penyebab seperti yang sudah disebutkan tadi. Ada yang mau menambahkan? Tanya moderator kepada peserta lainnya.

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

44

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

Jadi karen pertanyaan ini sudah dijawab di depan tadi, jadi pertanyaan ini langsung dilewat saja dan sudah dianggap terjawab. Ya, karena tidak ada yang mau menambahkan, maka diskusi dilanjutkan ke pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan dari Wigati, mengenai kenapa bisa terjadi pembedahan kurikulum. Tadi sudah dijawab kan. Karena pertanyaan Wigati juga sudah terjawab di depan tadi, maka tidak dijawab kembali. Yaitu karena kurikulum sekarang, terutama pelajaran IPA dianggap tidak sesuai untuk anak SD, dan dianggap terlalu berat, ditambah lagi karena materi pelajaran yang banyak. Diskusi dilanjutkan dengan pertanyaan dari Neng Ilham, yatiu pengaruh jika kurikulum tidak diganti. Hawari sebagai moderator langsung menjawab. Saya rasa jika tidak diganti, pendidikan Indonesia akan terus menerus dalam keterpurukan, seperti yang sering terjadi sekarang bahwa masih sering terjadi tawuran-tawuran, itu kan membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia perlu dibenahi, terutama budi pekertinya. Saya rasa begitulah. Ada yang mau menambahkan? Ternyata tidak ada yang mau menambahkan. Masih tersisa dua pertanyaan lagi yang belum terjawab, yaitu pertanyaan dariku dan dari Yusuf. Diskusi pun dilanjutkan dengan pertanyaan dari aku sendiri, yaitu mengenai apa saja perubahan kurikulum yang terjadi pada 2013 nanti. Mata pelajaran yang diganti diantaranya IPA dan IPS, dan sebenarnya tidak dihapuskan, tapi disatukan ke pelajaran lainnya, dan juga masalah ujian, katanya sih nanti ujian akan dilakukan tanpa pengawas, karena pada satu ruangan itu terdapat 20 paket, jadi setiap anak akan mendapatkan soal-soal yang berbeda. Hawari menjawab dengan singkat. Ya, tak terasa sudah 6 pertanyaan yang terjawab, tinggal satu pertanyaan lagi dari yusuf. bagaimana pemerintah memandang hal ini? Ustad Oleh pun berkomentar. jadi pertanyaannya ini belum jelas. Memandang hal apa? Kan yang buat kan pemerintah sendiri. Mungkin pertanyaannya adalah, mengapa mempertimbangkan untuk perubahan kurikulum 2013? Kemudian Hawari juga menambahkan. Saya memiliki jawaban dari pertanyaan Yusuf, saya pemerintah memandang ini baik-baik saja. singkat sekali jawaban dari Hawari. Ya, akhirnya semua pertanyaan pun telah berhasil terjawab, Namun sebelum sang moderator menutup diskusi ini. Ustad Oleh menambahkan sedikit mengenai diskusi kali ini. jadi saya berharap dengan diskusi itu, didapatkan jalan keluar dari pembahasan, sehingga ketika pulang kita punya jawaban kenapa membahas masalah ini? jadi karena

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

45

Kurikulum 2013_Diskusi dari Internet

ini memang penting bagi kita, karena kita memiliki kejelasan mengenai Islam, dan Islam yang akan di tawarkan kepada masyarakat dari diskusi ini, bahwa sejak dulu Islam sebenarnya sudah memiliki kurikulum yang jelas tentang pendidikan, dan kurikulum tersebut bertujuan untuk mengantarkan masyarakat yang akhlaqnya bagus, keimanannya kuat dan memiliki keilmuan. Dan kita patut apresiasi bahwa pemerintah telah menyadari kesalahannya, agar bisa menjadi bagus. Jadi solusinya itu kembali kepada Islam. Itulah sedikit tambahan dari Ustad Oleh. Kemudian sebelum ditutup ternyata Ustad Umar juga mau menambahkan sedikit. tadi ada yang bertanya nggak mengenai apa itu kurikulum. Jadi kurikulum itu adalah rangkaian pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik untuk membentuk target pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai oleh peserta didik, itulah kurikulum. Jadi kurikulum yang ada di dalam Islam itu dikuatkan pada Akidah Islam, kemudian pengetahuan-pengetahuan dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam kehidupannya, seperti membaca al-Quran dan sholat. Bahkan dulu, pada zaman Nabi Muhammad, tawanan-tawanan Perang Badar itu diwajibkan mengajarkan minimal 10 orang anak atau orang yang belum bisa baca sebagai tebusannya. Jadi, nggak boleh orang Islam itu nggak bisa baca, karena membaca adalah hal yang paling dasar, kemudian berhitung, dan menulis. Jadi secara dasar rencana kurikulum 2013 itu sebenarnya sudah dilaksanakan oleh Pesantren Media sejak 2 tahun yang lalu. Itu adalah sedikit tambahan dari Ustad Umar. Baik, kesimpulan akhir saya, ternyata pemerintah itu meniru Pesantren Media ya. Ujar Hawari dengan penuh canda. Semua peserta pun tertawa mendengar ucapan Hawari barusan, termasuk Ustad Oleh dan Ustad Umar. Jadi menurut pemerintah, pendidikan di Pesantren Media itu patut di contoh ya. Lanjut Hawari dengan candanya. Akhirnya Diskusi pun kali ini berakhir, dengan permohonan maaf dan salam, Hawari pun mengakhiri Diskusi ini. Sekian dari saya, kurang lebihnya saya mohon maaf sebesarbesarnya. Billahitaufik walhidayah, Wassalamualaikum warah matullahi wabarakaatuh. Dan saya sebagai notulen juga mohon maaf jika ada penulisan dan informasi yang salah. Wassalamualikum warah matullahi wabarakatuh. [Ahmad Khairul Anam, santri kelas pertama SMA di Pesantren Media] Catatan: tulisan ini adalah sebagai tugas menjadi notulen pada diskusi.

(Sumber: http://mediaislamnet.com/2012/12/bedah-kurikulum-tahun-2013/ diunduh Jumat, 4 Januari 2013)

Collected by: Agus Saefudin, S.Pd. | SMK Negeri 2 Bawang Banjarnegara

You might also like