You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Memasuki era global yang serba praktis, perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat terutama di bidang IPTEK, oleh sebab itu mahasiswa harus memiliki modal dan daya cipta yang tinggi dan daya analisa sehingga dapat menjadi modal nantinya didunia kerja, yang tak kalah penting. Hal yang harus dimiliki oleh mahasiswa agar dapat bersaing yaitu harus memiliki karakter yang sesuai dengan norma agama, hukum dan sosial , sehingga tercipta mahasiswa yang berkarakter dan menjadi modal nantinya. Praktek bengkel merupakan suatu proses pengaplikasian teori kedalam praktek dengan melalui prosedur yang baik dan benar sehingga menghasilkan produk yang bermanfaat dan bernilai jual dipasaran, Dimasa kini kendaraan merupakan sarana transportasi yang sangat vital dibutuhkan dalam kehidupan manusia baik dikota maupun dipedesaan. Mekanisme sebuah kendaraan baik roda dua maupun roda empat dilengkapi oleh sistem rem yang berfungsi untuk mengatur lajunya kendaraan sesuai dengan yang diinginkan oleh pengemudi. Sistem rem ini bekerja melalui mekanisme gesekan antara tromol dan kanvas yang dihubungkan dengan roda yang berputar.

Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan dan menghentikan laju kendaraan. Sistem ini sangat penting karena memiliki fungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendara yang aman. Kendaraan tidak dapat berhenti apabila pengereman hanya dilakukan dengan pengereman mesin, kelemahan ini harus di kurangi agar dapat menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Kerja rem di sebabkan adanya gaya gesek pad rem melawan sistem gerak putar piringan ( disc ). Hal ini lah yang melatar belakangi praktek rem ini.

I.2 Tujuan Adpun tuuan dari elaksanaan praktek re mini adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui komponen-komponen pada system rem 2. Dapat melakukan bongkar dan pasang pada system rem 3. Dapat melakukan pemeriksaan dan perawatan pada system rem 4.

BAB II TEORI DASAR

II.1 Definisi Rem Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan. Rem dirancang untuk mengatur kecepatan ataupun . mengurangi lajunya kendaraan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun sesuai dengan yang kita harapkan, . Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keamanan dan menjamin untuk pengendara yang aman. pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya lajunya kendaraan ini diatur melalui suatu gesekan antara komponen rem dengan roda yang berputar Syaratsyarat sebuah rem adalah sebagai berikut: 1) Dapat bekerja dengan cepat. 2) Apabila beban pada semua roda sama, maka daya pengereman harus sama dengan atau gaya pengereman seimbang dengan beban yang di terima oleh masing-masing roda. 3) Dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup 4) Mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman.

Prinsip kerja rem adalah mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang timbul antara dua objek.

Gambar 2.1.Prinsip Kerja Rem

II.2 Tipe Rem

Secara umum rem yang digunakan pada kendaraan dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya yaitu :

Rem Kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan. Rem Parkir (parking brake) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan. Rem Tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.

Engine brake adakalanya digunakan untuk menurunkan kecepatankendaraaan. Braking effect (reaksi pengereman) ditimbulkan oleh tahanan putaran dari mesin itu sendiri.

II.2.1 Komponen Sistem Rem.

Sistem rem pada kendaraan umumnya dibagi menjadi beberapa bagian utama yaitu : 1. Pedal Rem. Pedal rem digunakan untuk memindahkan gaya ke master cylinder. Secara umum pedal rem terdiri dari dua tipe, yaitu : tipe tegak lurus dengan tumpuan dibawah dan tipe gantung yang terletak diatas lantai.

Ada beberapa fungsi dari pedal rem yaitu :

memegang peranan yang penting didalam sistem rem. Tinggi pedal harus dalam tinggi yang ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih banyak bagi pengemudi untuk menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem, yang mengakibatkan pengereman akan terlambat. Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah, akan membuat jarak cadangan yang kurang yang akan mengakibatkan gaya pengereman yang tidak cukup.

Pedal Rem juga harus mempunyai gerak bebas yang cukup. Tanpa gerak bebas ini, piston master silinder akan selalu terdorong keluar dimana mengakibatkan rem akan bekerja terus dikarenakan adanya tekanan hidrolis yang terjadi pada sistem rem.

Disamping itu, harus terdapat jarak cadangan pedal yang cukup pada waktu pedal rem ditekan; kalau tidak akan terdapat

Gambar 2.2. Pedal Rem 2 Master Silinder.

Master silinder (master cylinder) berfungsi untuk mengubah gerak pedal rem kedalam tekanan hydraulic. Master cylinder terdiri dari recervoir tank, yang berisi

minyak rem, demikian juga piston dan cylinder, yang membangkitkan tekanan hydraulic. Master silinder yang digunakan pada rangkaian rem adalah master silinder tipe tunggal.

Master silinder tipe tunggal. Master silinder tipe tunggal mempunyai sistem saluran rem yang bergabung yaitu saluran untuk roda-roda depan dan belakang. Oleh karena itu bila terjadi kebocoran pada salah satu saluran rem, maka pada sistem saluran yang lainnya tidak berfungsi lagi, sehingga terjadi kebocoran total dari kemampuan rem.

Gambar 2.3. Master Silinder Tipe tunggal

Master sillinder tipe ganda.

Gambar 2.4. Master Silinder Tipe ganda Pada master sillinder tipe ganda memiliki dua piston yang mengatur

masing masing roda depan dan roda belakang.

3. Katup P (Propotioning Valve/Katup Pengimbang) Pada umumnya rem depan membutuhkan tenaga pengereman yang lebih besar dari rem belakang sehubungan dengan pemindahan berat kendaraan yang terjadi pada waktu melakukan pengereman yang kuat, sangat dibutuhkan katup P untuk menyeimbangkan ketika melakukan pengereman.

Gambar 2.5 Kattup P 4. Reservoir tank. Selama rem bekerja, banyaknya minyak didalam reservoir tank berubah, perubahan volume ini bisa menyebabkan perubahan tekanan. Hal ini dapat dicegah dengan adanya lubang pada tutup reservoir yang menghubungkan ruang reservoir dengan udara luar.

5. Flexible hose/slang flesible (pipa rem) Pipa saluran minyak rem menghubungkan master silinder denganroda. Biasanya pipa rem terbuat dari logam (baja atau tembaga), kecuali beberapa bagian yang dibuat dari selang karetfleksibel, hal ini disebabkan oleh pemasangan roda karena adanya gerakandan getaran yang cukup kuat. Silinder roda dihubungkan ke pipa rem dengan selang fleksibel. Selang rem yang bocor berbahaya, karena sistem rem tidak dapat bekerja dengan sempurna (tekanan terlampau rendah).

6. Tuas rem parkir/rem tangan Pada rem tangan memiliki kable rem tangan yang berfungsi untuk mengerem roda roda belakang secara mekanis melalui batang penghubung yang dilamjutkan dengan kable rem. Rem tangan ini juga berfungsi untuk parkir kendaraan pada jalan turun / mendaki.

Gambar 2.6 Tuas rem parkir/rem tangan

7. Rem Cakram/Rem Piringan Rem piringan banyak memiliki jenis, prinsip kerja rem piringan adalah bahwa sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan. Rem piringan Sangat efektif untuk melakukan pengereman karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran udara yang dingin dan karena rotor piringan tersebut dapat membuang air dengan segera. Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat terjamin walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya

self servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan dengan rem tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan untuk membantu gaya pedal. Bagian bagian rem piringan : 1. Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya debu dan air; 2. Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman; 3. Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda; 4. Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran udara; 5. Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis; 6. Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama sama denga pen utama, memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju melalui bushing; 7. Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan.

Gambar 2.7 Rem cakram

8. Rem tromol Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem ( brake shoe), dan silider roda (wheel cylinder). Pada dasarnya jenis rem tromol yang digunakan roda depan dan belakang tidak sama, hal ini dimaksudkan supaya system rem dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan persyaratan.

Rem tromol memberikan tenaga pada roda-roda belakang baik secara


hidrolis maupun mekanis. Rem Tromol menggunakan sepasang sepatu yang menahan bagian dalam dari tromol yang berputar bersama sama dengan roda, berfungsi untuk menghentikan kendaraan. Walaupun terdapat berbagai cara pengaturan sepatu rem, jenis leading dan trailing yang paling banyak dipakai pada kendaraan penumpang dan kendaraan komersial Rem Tromol tahan lama karena adanya tempat gesekan yang lebar diantara sepatu dan tromol, tetapi penyebaran panas agak lebih sulit dibanding dengan rem piringan karena mekanismenya yang agak tertutup. Karena itu rem tromol hanya dipakai pada roda-roda belakang yang tidak begitu banyak memerlukan tenaga pengereman.

Gambar 2.7 Rem tromol

Bagian bagian rem tromol : 1. Plat penahan dipasang pada rumah as belakang bertugas menahan silinder roda dan sepatu rem bagian yang tidak berputar; 2. Silinder roda menekan sepatu rem pada tromol dengan tekanan hidrolis master silinder; 3. Pegas pembalik sepatu menarik sepatu rem ke posisi semula untuk membebaskannya dari tromol sesaat injakan pedal dilepaskan; 4. Sepatu rem ditekan terhadap bagian dalam tromol; 5. Pen pegas penahan sepatu; 6. Tromol rem yang dipasang pada poros as, berputar bersama sama roda; 7. Tuas sepatu rem tangan menekan sepatu pada tromol; 8. Tuas penyetel.

BAB III ALAT DAN BAHAN

III.1 Alat Adapun alat yang digunakan untuk melakukan praktek kerja rem adalah sebagai berikut : 1. Kunci ring pas 1 set 2. Obeng 3. Tang 4. Palu karet 5. Majun

III.2 Bahan Adapun bahan yang di perlukan untuk melakukan praktek rem ini adalah rangkaian sistem rem tromol dan cakram.

BAB IV LANGKAH KERJA

IV.1 Langkah Pembongkaran Rem Dalam praktek rem ada beberapa pembongkaran yang akan dilakukan yaitu :

1. Langkah pembongkaran rem tromol Sebelum melakukan praktek sediakan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Lakukan pembongkaran pada tromol rem dengan dipukul menggunakan palu karet. Lalu lepaskan pegas pembalik sepatu dengan menggunakan tang, sebelum melepaskan pegas longgarkan terlebih dahulu penyetel manual. Buka kabel rem tangan yang terpasang pada tuas rem tangan. Setelah selesai lakukan pelepasan pada pen pegas penahan sepatu rem. Buka pegas jangkar , kemudian angkat sepatu rem dari dudukannya pada plat penahan. Setelah selesai, lakukan pemeriksaan secara berskala.

2. Langkah pembongkaran rem cakram


Lakukan pelepasan pada pen utama dan karet pelindung pen utama ( boot ) Lalu lanjutkan pada pelepasan sub pen Kemudian lepaskan plat penahan Setelah selesai, buka ped rem piringan Lepas piston dari silinder Kemudian lakukan pemeriksaan berskala pada rem cakram

IV.2 Pemeriksaan dan perawatan 1. Pemeriksaan dan perawatan pada rem tromol

Periksa komponen yang telah dilakukan pembongkaran Ukur pelapis sepatu rem Ketebalannya, pada dasarnya ketebalan minimum pada sepatu rem yaitu : 1,0 mm (0,039 in) dan Ketebalan standart: 6,0 mm

(0,236 in) Bila ketebalan pelapis sepatu kurang dari nilai minimum atau terlihat dari tanda tanda keausan yang tidak merata gantilah sepatu rem

Periksa piston dan karet

silinder roda terhadap karat, kerusakan, dan

kebocoran, apabila terjadi lakukan penggantian.

Periksa persinggungan pelapis sepatu rem dan tromol rem, bila tromol rem berwarna abu-abu sampai hitam, atau berkarat, nilai gesekannya kurang. Maka permukaan harus dibersihkan dengan kertas gosok, atau lebih baik dengan dibubut / digerinda. Sisi luar permukaan gesek harus dibersihkan dari karat sebaik mungkin.

Periksa ketebalan sepatu rem,dan permukaan sepatu rem, apabila permukaannya licin lakukan pengamplasan/ penggerindaan ataupun dapat diganti dengan yang baru.

Periksa backing plat terhadap kerusakan atau keausan , bila terjadi lakukan pergantian.

Perhatikan kepala baut dan konis nipel pembuang angin. Jika rusak ganti dengan nipel yang baru.

Mengontrol apakah penyetel sepatu rem dapat diputar dengan ringan. Jika tidak, bersihkan dan memberi pelumas.

2. Pemeriksaan dan perawatan pad rem cakram Ukur tebal lining pad dengan standar ketebalannya adalah : 20 mm, dan tebal minimum adalah : 10 mm. Ganti pad bila tebal adalah minimum atau kurang, atau bila pad rem sudah mengeras atau ausnya tidak rata. Ukur tebal disc, dengan ketebalan standar adalah : 22 mm dan tebal

minimum ketika dipakai adalah : 20,4 mm. Ganti disc bila tebal minimum atau kurang, bila piringan tidak rata atau aus, dan harus diratakan dengan mesin bubut atau ganti. Lakukan pemeriksaan pada piston dan cillinder piston, apabila terjadi kebocoran pada karet atau macet pada piston lakukan penggantian. Perhatikan kepala baut dan konis nipel pembuang angin. Jika rusak ganti dengan nipel yang baru.

IV.3 langkah pemasangan rem

1.

Memasang rem tromol Pasang komponen dengan urutan yang benar Pasang karet rem (cup), piston, karet pelindung (boot) Pasang baut penyetel dan mur penyetel pada silinder roda. Ada 2 macam baut penyetel dan mur penyetel. Gunakan pada lokasi yang benar. Silinder roda kanan Silinder roda kiri : ulir kiri (kuning) : ulir kanan (putih)

Memasang silinder roda pada plat penahan. Memasang sepatu rem. Letakkan sepatu rem atas pada posisinya, pasang pegas penahan sepatu, dua mangkuk dan pen. Dengan cara yang sama , pasang sepatu rem bawah.

Memasang pegas pembalik sepatu rem pada penunjang sepatu penyetel dan masukkan penyetel (adjuster) ke penahan sepatu yang terpasang pada sepatu belakang.

Menghubungkan sepatu depan dan belakang dengan pegas jangkar sepatu dan pasang sepatu depan pada plat penahan. Pasang kabel rem parker/rem tangan ke tuas sepatu rem tangan dengan mengaitkannya menggunakan tang. Memasang tromol kembali, sesuai dengan posisinya yang telah dimemberi tanda. Sebelum memasang tromol, memberi sedikit vet pada pemusatnya, untuk mencegah karatan.

2.

Memasang rem cakram Pertama lakukan pemasangan piston kedalam slinder Setelah selesai lakukan pemasangan kedua ped rem piringan Lalu pasang kembali plat penahan Lanjutkan pada pemasangan sub pen Terakhir pasang pen utama dan karet pelindung pen utama (boot) Setelah semua terpasang periksa pemasangan yng telah dilakukan, agar tidak terjadi kerusakan masalah ketika menggunakannya.

BAB V ANALISA DATA

V.1 Analisa Ada beberapa analisa data yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut : 1. Gangguan yang sering terjadi pada rem adalah sebagai berikut : Pegas penekan rusak. Penutup debu pada wheel cylinder sobek. Nipel pembuangan udara tersumbat, sulit dibongkar dikarenakan karat yang memungkinkan pada saat dibongkar akan mengakibatkan patah pada nepel. Free play pada sistem pedal rem tidak berfungsi dengan baik. Piston cup aus. Permukaan kanvas yang kotor karena oli. Kanvas rem aus. Return spring lemah

BAB VI PENUTUP

VI.1 Kesimpulan Setelah melaakukan praktek bengkel ini, ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis berikan yaitu sebagai berikut: 1. Sistem rem sangat penting bagi sebuah kendaraan, karena sistem rem tersebut merupakan salah satu sistem pengaman bagi pengemudi pada sebuah kendaraan saat mengendarai kendaraan. 2. Sistem rem akan bekerja secara maksimal sesuai dengan fungsinya apabila semua komponen sistem rem tersebut masih dalam keadaan baik. 3. Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan dan menghentikan kendaraan sesuai dengan tempat yang diinginkan oleh pengemudi. 4. Menurut penggunaannya secara umum ada tiga jenis rem yaitu Rem kaki, rem tangan dan rem tambahan. 5. Yang harus dimiliki oleh sebuah sistem rem adalah: Rem dapat bekerja dengan baik dan dapat menghentikan kendaraan secepat mungkin. Dapat melaksanakan pengereman sesuai kehendak sopir dan mempunyai daya tekan yang cukup Sebuah sistem rem dapat diperiksa dan diperbaiki dan mudah disetel

6. Komponen sistem rem dapat dikategorikan sebagai berikut Pedal, berfungsi sebagai penekan batang pendorong. Batang pendorong, berfungsi untuk meneruskan tekanan pedal ke piston pada master silinder melalui boster. Tangki reservoir, berfungsi sebagai penampung fluids. Master silinder, sebagai rumah dari piston dan berfungsi untuk mendorong cairan fluida pada saat pedal rem ditekan. Koster rem, berfungsi sebagai penguat tenaga atau melipat gandakan tenaga dari pedal. Pipa- pipa, berfungsi sebagai saluran cairan fluida dari master silinder ke silinder roda.

Rem tromol serta kelengkapannya seperti sepatu rem, pedal rem, silinder roda dan lain-lainnya yang berfungsi untuk menahan putaran roda pada proses pengereman sedang berlangsung.

VI.2 Saran Ada beberapa saran yang dapat penulis berikan setelah melakukan praktek bengkel ini adalah : 1. Berdoalah senelum dan sesudah melakukan praktek bengkel 2. Tidak lengkapnya komponen-komponen bahan atau tidak memadainya bahan yang digunakan untuk melakukan praktek akan mengakibatkan tidak efisiennya pembelajaran, untuk itu perbaharuilah bahanbahan yang akan digunakan untuk peaktek. 3. Tingkatkanlah pengawasan instruktur terhadap mahasiswa yang melakukan praktek agar terhindar dari kesalahan pemahaman praktek.

You might also like