You are on page 1of 90

ENVIRONMENT AND OCCUPATIONAL HEALTH

Oleh :
Mariam Bt. Abdul Rashid, S. Ked Apriliza Ralasati, S.Ked Dimas Agung Saputra, S. Ked Joande Necisa, S. Ked 04114708106 04114708066 04114708089 04114708094

Pembimbing: Prof. Dr. dr. Tan Malaka, MOH, MPH, Sp.OK

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2013

PENDAHULUAN Salah satu dari delapan Millenium Development Goals (MDGs) yang diadopsi oleh PBB pada tahun 2001 adalah "untuk menjamin keberlanjutan lingkungan" dengan spesifik berikut: Target 9: Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan-kebijakan dan program-program; mengembalikan kerusakan sumber daya lingkungan Target 10: Mengurangi hingga setengahnya proporsi penduduk tanpa akses berkelanjutan ke air minum yang aman Target 11: Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan setidaknya 100 juta penghuni kawasan kumuh pada tahun 2020 (UNDP, 2008) MDGs menyerukan kerjasama internasional untuk mencegah degradasi lingkungan yang mengakibatkan pemanasan global. Suatu lingkungan yang aman sangat penting bagi kesehatan, air bersih sama pentingnya dengan tempat tinggal dan makanan dalam hierarki kebutuhan kesehatan dan kelangsungan hidup. Akses terhadap air bersih telah meningkat, namun secara global 19% dari beban penyakit di antara anak-anak 0-1 tahun adalah akibat penyakit diare terutama disebabkan oleh air yang terkontaminasi, sedangkan 10% adalah karena malaria dan lain 10% kekurangan gizi, infestasi usus, dan penyakit anak cluster yang berkaitan dengan kondisi lingkungan yang buruk. Membayangi isu lingkungan lainnya adalah perubahan iklim dan pemanasan global sebagai akibat dari kedua fenomena alam dan buatan manusia. Hasilnya bisa menjadi ancaman besar bagi kesehatan masyarakat melalui penyebaran penyakit yang berkaitan dengan iklim seperti malaria: penggurunan zona yang sangat rentan di dunia, gangguan pasokan air dan makanan, dan berskala luas fenomena bencana alam dari kenaikan permukaan laut dengan banjir permanen wilayah pesisir, angin topan, dan perubahan ekologis keparahan tak terduga. Sebuah konsensus luas ilmiah menaikkan tingkat keprihatinan atas efek bencana tersebut seperti yang goverments dan masyarakat tampaknya siap untuk bertindak untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan akar penyebab lain dari gas rumah kaca. Pasokan air bersih dan pengelolaan limbah adalah hal pokok dan masih menjadi permasalahan dalam aspek kesehatan dan kebersihan masyarakat.

Kontaminasi oleh biologi, kimia, fisika, atau agen penyebab penyakit dalam lingkungandan eksternal tempat kerja adalah kesehatan masyarakat utama dan kekhawatiran politik abad kedua puluh satu. Sejak tahun 1960, tingkat kesadaran yang tinggi telah berkembang mengenai masalah ini. Udara, air, tanah, dan polusi tempat kerja adalah isu-isu yang menjadi perhatian publik, sektor bisnis, media, dan organisasi govermental dan nongovermental, dan merupakan bagian dari budaya umum dari zaman kita. Pertumbuhan konsep benar-untuk-tahu, konsumerisme, dan advokasi di bidang kesehatan masyarakat telah menyebabkan sensitivitas yang lebih besar terhadap isu-isu ini di banyak negara. Kesehatan kerja dikembangkan sebagai kawasan yang terpisah menjadi perhatian dari kesehatan lingkungan, namun dalam beberapa tahun terakhir ini telah datang untuk mengatasi masalah yang sama. Hal ini dimasukkan sebagai bagian kedua dari bab ini karena advokasi umum, profesionalisme, teknologi, dan pendekatan regulasi. Tingkat respon masyarakat terhadap ancaman lingkungan diilustrasikan seperti gelombang besar opini publik yang melawan kerusakan lingkungan. Masalah menjadi lebih kompleks dan melampaui pencegahan penyakit dan kesehatan masyarakat tradisional. Sementara sumber daya yang dibutuhkan untuk mengurangi pengabaian lingkungan dari sanitasi yang tidak memadai dan tingginya tingkat polusi di udara, air, dan tanah yang mahal, beban kepada masyarakat pembusukan lingkungan bahkan bisa lebih besar dalam jangka panjang. Kelompok advokasi abad kedua puluh dan reformis telah membuat kontribusi besar untuk kebijakan publik, yang mirip dengan prestasi reformis pendahulu mereka dari abad kedelapan belas dan kesembilan belas di bidang penghapusan perbudakan, perlakuan yang manusiawi terhadap tahanan dan, sakit mental perbaikan dalam kondisi kerja di pabrik-pabrik dan tambang, dan perbaikan sanitasi kesehatan masyarakat (lihat Bab 1). Globalisasi, industrialisasi, dan ketergantungan akan bahan bakar fosil telah menjadi ancaman yang makin cepat terhadap lingkungan global. Hal ini semakin diterima tidak hanya oleh komunitas ilmiah, tetapi oleh pemerintah maupun komunitas bisnis dan masyarakat umum, bahwa masyarakat manusia harus menyusun aturan sehingga penggunaan sumber daya alam tidak menguras atau membanjiri kapasitas yang mandiri atau kekuatan alam yang regeneratif dari lingkungan. Kesehatan lingkungan merupakan isu sentral dalam Kesehatan Masyarakat Baru sebagaimana hal tersebut adalah akar penyebab banyak penyakit dan 3

kematian yang dapat dicegah dan mendegradasi lingkungan dengan hilangnya ireversibel untuk masyarakat. ISU LINGKUNGAN Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan di dunia yang diselenggarakan di Johannesburg pada tahun 2002 menyerukan agar para pemimpin dunia: "bertujuan untuk mencapai, pada tahun 2020 bahwa bahan kimia yang digunakan dan diproduksi dengan cara yang mengarah pada minimalisasi efek samping yang signifikan pada kesehatan manusia dan lingkungan." Telah dicatat dalam rekomendasi khusus bahwa dukungan secara teknis dan keuangan akan dibutuhkan untuk negara-negara berkembang dan ekonomi dalam transisi untuk membangun kapasitas mereka (johannesburg, 2002). Lembaga Kedokteran A.S tahun 2007 menyerukan partisipasi koperasi industri di "kimia hijau" dan kepatuhan sukarela baik di rumah maupun internasional menghilangkan standar ganda di negaranegara industri dan berkembang, dan sesuai dengan lingkungan peraturan yang kuat untuk mencapai lebih sedikit industri, udara, dan lingkungan global pencemaran (IOM, 2007). Pada tahun 2007, dewan eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima laporan oleh sekretariat pemanasan global yang menyerukan tindakan untuk meningkatkan kesadaran, skala luas langkah-langkah pencegahan, dan kesiapan atas konsekuensi dari perubahan iklim global (WHO, 2007 ) (Tabel 9.1) Lingkungan dan masyarakat berinteraksi dan saling bergantung. Masalahmasalah ekologi yang dihadapi dunia termasuk yang dapat ditangani secara lokal dan nasional dan lainnya yang memerlukan kerja sama internasional terpadu. Aksi lokal adalah bagian dari tanggung jawab global. Isu lokal memerlukan kerjasama yang erat antara lembaga yang berbeda dari pemerintah di semua tingkatan, dengan pemerintah setempat, didukung oleh tingkat negara bagian dan nasional. Lembaga swadaya masyarakat, media, dan kelompok relawan semua memiliki peran penting dalam promosi lingkungan yang sehat. Pertumbuhan penduduk tak terkendali dan kenaikan standar hidup di negara berkembang dengan permintaan petugas untuk standar konsumsi negara-negara maju merusak upaya lokal dan internasional untuk menjaga keseimbangan antara alam dan masyarakat manusia. Pada saat yang sama, negaranegara industri mulai upaya untuk mengurangi standar polusi, tetapi waktu yang tersedia untuk mencegah pemanasan global sangat singkat.

Pada saat yang sama, masyarakat global harus menghadapi isu-isu lingkungan, sosial, dan kesehatan yang berhubungan dengan kemiskinan dan pertumbuhan penduduk yang tinggi di negara-negara termiskin. Tabel 9.1 Tantangan Lingkungan Global untuk Abad Ke-21

1. Pemanasan Global 2. Ketimpangan antara negara-negara industri dan non industri 3. Pertumbuhan penduduk 4. Sosial, ekonomi, dan politik kesenjangan nasional; 5. Deforestasi 6. Pasokan air yang kurang 7. Produksi pangan dan distribusi 8. Energi dan penipisan sumber daya 9. Erosi / penggurunan 10. Pengotoran udara 11. Kimia / limbah beracun 12. Perang / ancaman nuklir / terorisme / persenjataan biaya 13. Penipisan ozon 14. Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: Campbell-lendrum, D., Woodruff, R. 2007. Climate change: Quantifying the health impact at national and local levels. A. Pruss-Ustun, C. Corvalan (eds). WHO Environmental Burden of Disease Series no. 14. Geneva: World Health Organization,

http://libdoc.who.int/publications/2007/9789241595674_eng.pdf (accessed june 14, 2008)

Di antara isu-isu jangka panjang yang dihadapi banyak negara adalah pasokan air dan kualitasnya, yang terancam oleh penggunaan yang berlebihan dan pencemaran sumber air tanah. Air dan tanah polusi, penggundulan hutan, dan penggurunan memerlukan perencanaan lokal, nasional, dan internasional kerjasama multisektoral dan intervensi. Kesadaran publik mengenai isu-isu ini telah meningkat selama beberapa dekade terakhir. Kepedulian terhadap lingkungan telah menjadi bagian penting dari filosofi masyarakat diterima di banyak negara maju. Tempatnya di negara-negara berkembang sering pada prioritas rendah, muncul setelah perjuangan untuk mengeluarkan ekonomi serta masalah berat dari pertumbuhan penduduk dan

pelayanan dasar. Pertumbuhan ekonomi dan status kesehatan yang erat kaitannya dengan sistem pertanian, persediaan makanan, dan distribusi, serta pelestarian lahan pertanian dan penggunaan rasional energi. Seperti halnya di berbagai negara selama perkembangan industri dan urbanisasi, banyak negara-negara Eropa Timur memprioritaskan industrialisasi dari pada isu-isu lain dan perhatian akan lingkungan subordinasi, sehingga degradasi lingkungan akumulasi merupakan bagian dari beban jangka panjang masyarakat pasca-Soviet. EPIDEMIOLOGI GEOGRAFIS DAN LINGKUNGAN Epidemiologi geografis didefinisikan sebagai deskripsi pola spasial kejadian penyakit dan kematian. Ini adalah bagian dari epidemiologi deskriptif yang umumnya menggambarkan terjadinya penyakit sesuai dengan karakteristik demografi penduduk yang beresiko dan dalam hal tempat dan waktu. Deskripsi salju kolera di London pada 1854 dan banyak studi observasi lainnya mendukung hipotesis yang ternyata dalam prakteknya menjadi kasus, meskipun hubungan kausal langsung tidak dapat dibuktikan pada saat itu. Epidemiologi geografis membantu untuk menghasilkan hipotesis yang kemudian dapat diuji oleh metode yang lebih ketat. Epidemiologi lingkungan dan pekerjaan menggunakan berbagai metode penelitian untuk penelitian penyakit dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan atau yang terkait dengan pekerjaan. Dalam kesehatan masyarakat praktis sehari-hari, temuan dari sumber titik umum dari penyakit, cedera, atau kematian dapat mengarah langsung ke air yang terkontaminasi, paparan racun di tempat kerja, kondisi risiko, atau polusi udara dari kota. Sementara ini mungkin perlu kasus-kontrol atau studi lebih formal lainnya untuk konfirmasi, temuan faktor risiko yang diketahui pada pengawasan rutin harus cukup untuk menyebabkan intervensi kesehatan masyarakat yang memadai oleh otoritas pengawasan yang tepat. Studi epidemiologi dapat menggambarkan secara kuantitatif hubungan antara frekuensi penyakit dan tingkat paparan terhadap agen tertentu. Studi tersebut tunduk pada kesalahan dalam pengukuran eksposur. Pengukuran eksposur dengan tempat tinggal atau pekerjaan hanya perkiraan. Selain itu, dalam komunitas yang sama akan ada variasi luas dalam tingkat eksposur yang sebenarnya kepada agen beracun. Agen dapat mempengaruhi populasi yang berbeda atau sub kelompok yang berbeda. Mungkin ada faktor genetik dan sosial yang berperan juga. Dalam kasus di mana ada 6

selang waktu yang lama antara paparan dan penyakit yang dihasilkan, dan variabel independen banyak, mungkin akan sangat sulit untuk atribut penyakit ke paparan tertentu, seperti dalam kasus paparan asbes dan mesothelioma, tapi bukti kumulatif adalah sedemikian rupa sehingga hubungan didirikan dan tindakan untuk menghilangkan penggunaan asbes dibenarkan. SASARAN LINGKUNGAN Pada tahun 1985, kawasan Eropa dari WHO mengeluarkan pernyataan konsensus tentang target kesehatan untuk tahun 2000, beberapa di antaranya tercantum dalam tabel 9.1. Target ini merupakan komitmen sosial yang luas untuk menghentikan degradasi lingkungan. Ini telah diterbitkan kembali dalam berbagai bentuk dan semakin mewakili komitmen luas untuk memperlambat pemanasan global, karena hal ini telah menjadi panggung isu kesehatan lingkungan dalam beberapa tahun terakhir. PERUBAHAN LINGKUNGAN GLOBAL Kesehatan masyarakat tradisional menempatkan prioritas tinggi pada sanitasi, perumahan, dan perencanaan perkotaan dalam pertempuran untuk mengurangi beban penyakit menular. Gerakan sanitasi dari abad kesembilan belas memiliki dampak yang besar terhadap pengendalian penyakit menular. Tabel 9.1 Target-Target dan Isu-Isu Kesehatan Lingkungan WHO Wilayah Eropa TARGET multisektoral MASALAH untuk Koordinasi antar instansi di tingkat lingkungan internasional, nasional, regional, dan lokal Meningkatkan kesadaran masyarakat Promosi konsorsium publik / swasta mengurangi efek rumah kaca, dan

Kebijakan melindungi

akan iklim global dan dampak kesehatan untuk kebijakan ramah lingkungan untuk dari kesehatan lingkungan mempromosikan bahan bakar alternatif, Pemantauan dan kimia, konstruksi, kebijakan pertanian pengendalian Bahan kimia, radiasi pengion, kebisingan,

mekanisme bahaya lingkungan

agen biologis, barang-barang konsumen, air, internasional,

penilaian risiko Yang memadai pasokan air minum Kuantitas, kualitas penjualan

program nasional, tanah dan permukaan air surveillance, kontrol kualitas, air standar manajemen Legislatif, administratif

Proteksi terhadap polusi udara

dan

teknis

langkah-langkah untuk mengendalikan pencemaran indoor dan outdoor Mengurangi resiko kontaminasi makanan Legislatif, administratif dan termasuk aditif berbahaya langkah-langkah produksi, penjualan, untuk teknis

mengontrol transportasi, penggunaan

kontaminasi makanan dan aditif, dan penyimpanan, dan

Menghilangkan risiko limbah berbahaya

Efektif legislatif, administratif, dan teknis langkah-langkah untuk pengawasan dan pengendalian limbah dan standar dibuang perencanaan limbah,

Sehat dan aman lingkungan perkotaan

Perumahan perkotaan,

pembuangan

penyediaan air minum, rekreasi, ruang terbuka, kontrol lalu lintas, pembuangan limbah, Perlindungan terhadap risiko kerja terkait dan sanitasi

Perlindungan terhadap biologi, kimia, bahaya fisik, pendidikan pekerja, industri self-monitoring dan regulasi pemerintah

Sumber:

Commission

of

the

European

Communities.

2004.

The

European

Environment

Action

Plan

2004-2010,

http://ec.europa.eu/environment/health/pdf/com2004416.pdf (accessed May 13, 2008) Campbell-lendrum, D., Woodruff, R. 2007. Climate change: Quantifying the health impact at national and local levels. A. Pruss-Ustun, C. Corvalan (eds). WHO Environmental Burden of Disease Series no. 14. Geneva: World Health Organization,

http://libdoc.who.int/publications/2007/9789241595674_eng.pdf (accessed june 14, 2008)

Pelajaran yang dipelajari di desinfeksi pasokan air minum dan pengolahan limbah padat dan cair masih belum diterapkan secara universal. Ini termasuk tidak hanya negara-negara berkembang, namun tingkat menengah berkembang dan negara

industri juga. Ancaman bencana lokal, nasional, dan internasional keuangan, termasuk munculnya kembali kolera di Amerika Selatan dan Rusia dan Giardia sebagai wabah besar di Amerika Serikat, kembali masalah klasik kualitas air ke titik pusat dalam kesehatan masyarakat modern. Wabah di India pada tahun 1994 dan di celah lembah Mesir pada tahun 1977 dan kemudian di berbagai belahan Timur Tengah (Arab Saudi, Yaman) di mana sekarang mungkin endemik dan kebangkitan malaria dan demam berdarah menyoroti masalah pengendalian vektor di masyarakat modern kesehatan. Pada 1990-an, West Nile demam muncul untuk pertama kalinya di timur laut Amerika Serikat dan sekarang endemik di banyak bagian Amerika Serikat. Pada tahun 2003, SARS menyebar dari Cina ke Tronto, menyebabkan kota berada di bawah karantina virtual. Pada tahun 2007, demam Chikungunya muncul di Prancis, Italia, dan Hongkong pada tahun 2008, dibawa oleh wisatawan dari Asia dan mungkin menjadi endemik dengan penyebaran melalui nyamuk Aedes albopictus yang umum di banyak bagian Eropa Barat dan Tengah. Konsep kesehatan lingkungan telah melebar di dekade terakhir oleh spektrum perubahan global ke lingkungan sebagai akibat dari buatan pencemaran lingkungan dan peristiwa alam seperti letusan vulkanik. Efek rumah kaca adalah peringatan dari lingkungan global melalui retensi pemanasan energi surya bumi dengan akan bertambah gas rumah kaca di atmosfer bumi sekitarnya. Pembuangan limbah beracun dan radiologis merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang sangat sulit di banyak negara. Degradasi lahan, hilangnya lapisan atas tanah, penggundulan hutan, penipisan tanah, dan pengasaman air dan tanah semua tantangan di bidang kesehatan lingkungan di abad kedua puluh satu. Efek dari perubahan lingkungan global tidak dapat diprediksi dengan pasti, tetapi ada konsensus ilmiah tentang bahaya serius dan segera terhadap lingkungan dan masyarakat manusia yang memerlukan tindakan pencegahan baik global dan lokal dan kapasitas respon krisis kesehatan masyarakat. Kemiskinan, tingkat pendidikan rendah, dan pertumbuhan penduduk yang cepat di negara-negara termiskin dengan dibataskannya potensi produksi makanan yang berdiri kontras dengan tingginya tingkat konsumsi dan penggunaan energi dan rendahnya tingkat pertumbuhan penduduk di negara-negara industri. Banyak isu-isu lingkungan yang melibatkan lebih dari satu negara, sebagian karena transportasi produk limbah atau bahan berbahaya dari satu negara ke negara lain, oleh angin, air, atau sengaja oleh manusia. Kekhawatiran ekonomi meliputi penghancuran saham memancing, kerusakan hutan, dan keprihatinan global yang lebih dari penipisan 9

lapisan ozon, pemanasan global, dan polusi laut. Kerjasama lintas sektoral dalam suatu negara, dan kerjasama internasional dan regulasi untuk mengurangi pencemaran perairan umum di laut, danau, dan sungai yang dibagi oleh lebih dari satu negara yang merupakan bagian dari luasnya agenda Kesehatan Masyarakat Baru. PERUBAHAN IKLIM Ada konsensus luas bahwa pemanasan bumi merupakan hasil dari kegiatan manusia dan merupakan faktor risiko muncul untuk kesehatan bagi penyebaran penyakit menular dan gangguan makanan dan persediaan air bersih. Efek dari pemanasan global mungkin termasuk gangguan cuaca yang serius dan perubahan ekologi yang bisa mengancam manusia, tumbuhan, dan kehidupan binatang di bumi. Menggunakan kebijakan ini dari perkiraan dampak kesehatan adalah identifikasi kelompok berisiko untuk penyakit tertentu dan penggunaan sumber daya yang langka. Hal ini membantu untuk menargetkan sumber daya. Hal ini membantu untuk menargetkan sumber daya dalam mengendalikan emisi gas rumah kaca. Laporan Pembangunan Kemanusiaan 2007/2008 melihat perubahan iklim sebagai menantang pengembangan mendefinisikan manusia abad ke-21. Kegagalan untuk merespon tantangan ini akan memperlambat dan membalikkan upaya internasional untuk mengurangi kemiskinan. Negara-negara dan orang-orang yang paling rentan akan menderita kemunduran paling merusak, tetapi tidak ada negara yang akan kebal terhadap dampak dari pemanasan global. Pembongkaran ditigkatkan untuk kekeringan, banjir, dan badai sudah menghancurkan kesempatan dan memperkuat ketidaksetaraan. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa dunia sedang bergerak menuju titik bencana ekologi ireversibel. Menghindari dampak perubahan iklim yang paling merusak membutuhkan tindakan global dekade ke depan. Sumber daya keuangan dan kemampuan teknologi yang ada, tetapi implementasinya membutuhkan rasa mendesak, kepentingan umum, dan kemauan politik untuk membuat pemotongan dalam emisi gas rumah kaca. Pencapaian Tujuan Milenium 7 (untuk menjamin kelestarian lingkungan) sangat terletak pada masalah pemanasan global. DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP BEBAN KESEHATAN PENYAKIT Bahaya lingkungan berkontribusi terhadap berbagai penyakit. WHO melaporkan bahwa% sebanyak 25 beban penyakit di seluruh dunia adalah dari paparan lingkungan dapat dicegah dengan lebih dari 13 juta kematian setiap tahunnya 10

dan hampir sepertiga dari kematian dan kesakitan di negara berkembang. Hal ini bertanggung jawab untuk lebih dari 33% dari penyakit pada anak di bawah 5 di seluruh dunia dan sebanyak 4 juta dari kehidupan mereka bisa diselamatkan terutama di negara-negara berkembang dengan tindakan pencegahan lingkungan. Penyimpanan air rumah tangga yang aman dan tindakan higienitas, dan bahan bakar yang lebih aman, membangun lingkungan yang lebih, kurangnya polusi udara, manajemen tempat tinggal dan tempat kerja yang lebih baik dan penggunaan zat beracun, dan manajemen sumber daya air yag lebih baik akan mengurangi penyakit seperti diare, infeksi respiratoory, malaria, virus West Nile, dan lain-lain (tabel 9.2). Tabel 9.2 Jumlah Penyakit dengan Beban Kesehatan Terbesar Tahunan Dunia Dari Faktor Lingkungan PENYAKIT Diare Infeksi Saluran Nafas bawahh Trauma yang tidak di sengaja (termasuk jalan) Malaria PPOK Kondisi Perinatal
of Disease. Geneva: WHO

DALYS (tahunan, dalam jutaan) 58 37 21 19 12 11

PENYAKIT-BEBAN SPESIFIK 94% 41% 44% 42% 42% 11%

Sumber: World Health Organization. 2006. Preventing Disease Through Healthy EnvironmentsTowards an Estimate of the Environmental Burden

Faktor-faktor lingkungan mempengaruhi negara-negara berkembang yang paling menderita dari pasokan air yang buruk, rendahnya tingkat sanitasi, standar perumahan, pendidikan (khususnya perempuan), dan tingkat kemiskinan tertinggi. Ini adalah topik yang dibahas dalam Tujuan Pembangunan Milenium. Kebanyakan dari penyakit-penyakit dengan sejumlah besar kematian yang menerima perubahan dengan kebijakan yang tersedia, teknologi, dan tindakan preventif dan masyarakat. Hal ini dapat mengakibatkan 2,6 juta kematian akibat penyakit jantung lebih sedikit, 1,7 juta kematian setiap tahunnya akibat diare sedikit, 1,5 juta lebih sedikit dari penyakit pernafasan, 1,4 juta lebih sedikit dari kanker, dan dekat dengan 1 juta lebih sedikit dari luka eksternal (kecelakaan kendaraan bermotor, keracunan, dan lainnya). Oksida sulfur dan nitrogen dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil listrik bisa menempuh jarak jauh setelah dibebaskan dari cerobong asap. Polutan seperti jatuh sebagai hujan asam telah menyebabkan kerusakan hutan di negara-negara Eropa

11

Tengah dan Timur. Hujan asam yang dihasilkan di satu negara Eropa bisa jatuh di tempat lain, mempengaruhi perairan dan kehidupan hewan di samping hutan. Pengurangan hujan asam telah dicapai selama tahun 1990-an di Amerika Utara oleh selektivitas yang lebih besar dalam bahan bakar fosil, dan hasilnya berkurang kerusakan hutan dan sumber air. Pelepasan pelarut organik berbagai, yang disebut klorofluorokarbon (juga dikenal sebagai freon atau CFC), yang digunakan dalam sistem pendingin, lemari es, dan produk konsumen aerosol, menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon bumi. Ini masuknya izin dari ultraviolet (UV) cahaya yang sebelumnya dikeluarkan ke atmosfir bumi. Sinar UV menyebabkan peningkatan kanker kulit dan katarak pada manusia. Substitusi untuk freon sangat penting untuk mengurangi kerusakan lapisan ozon. Hal ini dapat dicapai pada tingkat individu dengan menggunakan cat berbasis air dan produk kimia dalam kehidupan sehari-hari. Pencarian untuk pengganti pendingin dan bahan kimia beracun untuk menggantikan mereka yang merusak lingkungan dan pekerja yang terpapar, telah, bersama dengan regulasi, menjadi ciri khas lingkungan dan kesehatan. Gas rumah kaca yang dibangun di atmosfer dengan emisi karbon dioksida terutama disebabkan oleh meningkatnya karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dihasilkan dari penggunaan yang berlebihan dan tidak efisien dari bahan bakar fosil bersama dengan skala luas kerusakan hutan yang protektif melalui konversi alami CO2 ke air. Gas-gas ini memblokir radiasi inframerah dari permukaan bumi, menyebabkan terperangkapnya panas. Efek ini mirip dengan penggunaan kaca atau plastik mencakup untuk menahan panas dalam rumah kaca. Efek pemanasan global ini mungkin memiliki konsekuensi jangka panjang yang serius untuk keseimbangan termal bumi. Efek pada es di kutub dapat menyebabkan perubahan global dalam tingkat lautan. Pengurangan efek rumah kaca membutuhkan upaya internasional, nasional, dan individu, dan terutama kesadaran lingkungan dan tindakan oleh pemerintah dalam, media, masyarakat ilmiah dan bisnis serta masyarakat umum. Limbah berbahaya yang diekspor dari negara maju ke negara berkembang. Hal ini berpotensi dipecahkan oleh kesadaran nasional tinggi dan konvensi internasional yang lebih kuat dengan publisitas dan denda yang dijatuhkan oleh pengadilan internasional terhadap perusahaan yang bersalah atau bangsa. Dalam ekonomi global, semua faktor ini berhubungan dengan efek pada lingkungan fisik maupun pada

12

kondisi kerja dan faktor sosial / politik, seperti melebarnya jurang antara kaya dan miskin. PASOKAN AIR MASYARAKAT Air tawar sangat penting bagi semua makhluk hidup dan menjadi sumber daya yang semakin langka. Penyakit yang ditularkan melalui air masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang, yang sering kekurangan pasokan air yang memadai. Di negara maju dan berkembang, pengendalian pencemaran, penggunaan kembali air limbah, dan perencanaan air sangat penting bagi perekonomian nasional dan kesehatan masyarakat. Dekade Internasional untuk Air Minum dan Sanitasi di tahun 1970 dan awal 1980-an mempromosikan usaha-usaha nasional, bi-nasional, internasional untuk meningkatkan pasokan air masyarakat, sanitasi, drainase, pendidikan, dan kebersihan. Penerapan teknologi sesuai jika untuk menjaga air dan infrastruktur sanitasi yang ditekankan. Keamanan air minum masyarakat, seperti yang didefinisikan oleh WHO, membutuhkan kombinasi standar dan perlindungan sumber air baku dari kontaminasi. Perawatan komunitas pasokan air membutuhkan sedimentasi, koagulasi, filtrasi, klorinasi, dan pemantauan terus menerus. Standar konstruksi dan pemeliharaan sistem distribusi air yang diperlukan baik di desa sumur atau sistem air kota pasokan. Filtrasi menghilangkan partikel padat dan yang tergantung, meningkatkan kualitas sumber air permukaan, dan desinfeksi dengan klorinasi efektif membunuh banyak mikroorganisme Cakupan dan perlindungan waduk dan kanal juga bermanfaat dalam meningkatkan keamanan sumber air dan mencegah kontaminasi dari sumber alami, termasuk burung, hewan, dan tumbuhan. Komunitas air regulasi dan penegakan mengharuskan kedua perawatan fisik dan desinfeksi untuk melindungi masyarakat terhadap mikrobiologi, kimia, dan bahaya kesehatan lainnya. Pertanian pestisida dan limbah hewan juga merupakan kontaminan penting dari sumber air. Undang-undang air bersih (CWA) tahun 1977 memperbaiki undangan-undang Pengendalian Polusi Air Federal tahun. Pada saat itu, beberapa dari danau-danau besar yang serius tercemar, seperti banyak dari sungai-sungai utama negara itu. The CWA mengatur standar nasional dan mekanisme peraturan baru Amerika Serikat di federal, negara bagian, dan pemerintah di tingkat daerah. Hal ini meningkatkan kekuatan peraturan untuk "memulihkan dan menjaga kimia, fisik, dan integritas 13

biologis perairan Bangsa." Peraturan di bawah undang-undang tersebut diizinkan tindakan efektif terhadap polusi industri dan lainnya dan memungkinkan untuk kontrol yang akan didirikan di mana kota beberapa terlibat dalam sebuah sungai atau sistem air regional. Hal ini menyebabkan peningkatan yang stabil dalam kualitas air danau, sungai, dan sumber air tanah di seluruh negeri, tetapi pada tahun 1999, 40% dari perairan AS berada di bawah standar EPA pengawasan air. Namun, hal tersebut kontroversial karena pelanggaran federal yang diduga tanggung jawab negara dan belum diluluskan pada tahun 2008. Kekhawatiran tentang efek karsinogenik potensi trihalomethanes dapat menyebabkan penarikan klorinasi wajib air permukaan. Tidak adanya desinfeksi memadai dengan klorin meningkatkan risiko serius wabah penyakit ditularkan melalui air seperti gelombang epidemi kolera di Amerika Selatan selama tahun 1990-an. Standar baru mungkin memerlukan waktu untuk dijalankan karena berlaku sikap profesional dan masyarakat konservatif dan pabrik pengolahan biaya. Di Israel, misalnya, pendapat secara bertahap bergeser ke kebijakan klorinasi wajib. Hal ini disebabkan sejumlah faktor: publik meningkat dan berita awereness media kualitas air penghilangan tinta, pengakuan yang lebih besar pada tingkat kepemimpinan Departemen Kesehatan akan pentingnya faktor pencegahan dan lingkungan pada penyakit enterik, kehadiran peningkatan muda, insinyur sanitasi lebih terlatih bersedia untuk menantang dogma yang sebelumnya diterima, dan dokumentasi persuasif dampak pasokan air masyarakat yang terkontaminasi pada beban penyakit menular negara. PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI AIR Penyakit yang ditularkan melalui air mungkin begitu umum untuk menghindari deteksi dalam bentuk titik wabah. Hal ini tampaknya menjadi kasus di banyak negara, adalah hepatitis (terutama hepatitis A dan E) yang endemik dan di mana kejadian gastroenteritis dari shigella dan E.coli tetap tinggi. Di negara-negara industri, wabah penyakit yang ditularkan melalui air telah menjadi peristiwa biasa karena tingkat tinggi pengelolaan air (Tabel 9.2). Pencemaran air dan penyakit enterik dapat terjadi dari organisme yang pengujian rutin saat ini tidak dipraktekkan. Sebagai contoh, pengujian untuk rotaviruses (yang menyebabkan penyakit enterik) dan organisme seperti Campylobacter dan Giardia tidak dilakukan secara rutin, namun air diuji jika ada kecurigaan dari kontaminasi. Air bersih membutuhkan perawatan fisik 14

serta desinfeksi semua sumber air permukaan. Pengelolaan air yang efektif dapat mengurangi beban penyakit gastroenteric bahkan di negara yang relatif maju. Tabel 9.2 Standar Internasional Manajemen Air
1. Internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Kesehatan Dunia

mempromosikan Dekade Internasional untuk Air Minum dan Sanitasi dan diumumkan standar yang jelas kualitas air untuk persediaan air masyarakat (1958, 1963, 1971, 1984, dan 1997)
2. Nasional, negara bagian, dan pemerintah lokal: kebijakan komitmen,

pendanaan, dan departemen proffesional untuk pengawasan sistem air masyarakat.


3. Sistem air perkotaan: pengelolaan air dan pengujian bervariasi sesuai dengan

kualitas air sumber dan metode pengobatan termasuk:


a) Tingginya standar penerimaan dari sumber air permukaan b) Perlakuan fisik --- koagulasi dan filtrasi c) Disinfeksi dengan klorinasi --- rutin dan wajib d) Pengelolaan dan pemantauan dari residu klorin e) Konstruksi dan pemeliharaan penyimpanan air dan sistem distribusi f) Pemantauan penyakit enterik g) Investigasi wabah penyakit ditularkan melalui air yang dicurigai h) Pemantauan berkelanjutan oleh bakteriologis dan kimia pengujian i) Jaminan jarak aman antara pipa limbah dan air j) Integritas sistem distribusi air terhadap pemasukan 4. Sumur desa: a) Perlindungan sumur dari limbah manusia dan hewan b) Klorinasi rutin atau berkala c) Pengawasan oleh pekerja kesehatan desa yang terlatih dan diawasi 5. Sanitary pendidikan: di semua lapisan masyarakat termasuk pemerintah,

LSM, kerjasama lintas sektoral, masyarakat profesional publik, medis dan lainnya, dan di sekolah
Sumber: World Health Organization. 2006. Guidelines for Drinking Water Quality. First Addendum to Third Edition. Recommendations. Geneva: World Health Organization. http://www.who.int/water_sanitation_health/dwq/gdwq3rev/en/index.html (accessed May 14, 2008)

Israel, berkembang pesat di tahun 1960-an, membangun pembawa air nasional untuk mendistribusikan, air tanpa filter yang mengandung klor kepada masyarakat dan untuk pertanian. Tanah lokal yang belum tentu terklorinasi, dan limbah 15

pengembangan sistem tidak memadai. Pada 1970-an dan 1980-an, Israel mengalami sejumlah besar wabah penyakit yang ditularkan melalui air. Sebuah wabah 1.985 berasal dari kontaminasi sumber air tanah melalui pipa limbah yang sengaja pecah selama perbaikan jalan, sehingga 9000 kasus Shigellosis, 49 kasus demam thypoid, dan 1 kematian. Pengenalan klorinasi wajib pada tahun 1988 di Israel menghasilkan sebuah peningkatan yang substansial dalam kualitas pasokan air masyarakat dan sangat mengurangi kejadian wabah penyakit yang ditularkan melalui air dan total beban penyakit diare. Pada saat yang sama, ada pengurangan ditandai dari keseluruhan beban penyakit enterik di negeri ini, termasuk hepatitis A, namun, terutama makanan yang mengandung salmonella terus meningkat. Di Amerika Serikat selama 1995-1996, ada 22 wabah penyakit ditularkan melalui air akibat air minum yang tercemar 2.567 kasus, sebagian besar disebabkan oleh Giardia. Pada tahun 1993, kontaminasi Cryptosporidium dari sumber air menyebabkan wabah penyakit ditularkan melalui air di Milwaukee dan di tempat lain. Beberapa organisme ditularkan melalui air seperti Giardia dan Cryptosporidium merupakan risiko khusus orang dengan sistem kekebalan tubuh, termasuk pasien kanker yang diobati dengan kemoterapi, orang HIV-positif, dan pasien setelah transplantasi organ yang diobati dengan imunosupresan. Selama periode 1991-2002 ada 2.007 wabah penyakit ditularkan melalui air di Amerika Serikat dengan 433.947 kasus penyakit yang dilaporkan. Masalah dalam sistem distribusi adalah kekurangan yang paling sering diidentifikasi di bawah yurisdiksi utilitas air, menggarisbawahi pentingnya mencegah kontaminasi setelah pengolahan air. Air tanah yang terkontaminasi menyediakan dukungan untuk Peraturan Air Tanah tahun 2006. Wabah Giardia dan Cryptosporidium di Amerika Serikat telah menimbulkan kekhawatiran karena organisme tidak efisien dihilangkan dengan pengolahan air baku, dan tidak secara rutin diuji dalam pemantauan penarikan contoh air biasa. Pada tahun 1993, dilaporkan wabah penyakit terbesar yang ditularkan melalui air dalam sejarah AS terjadi di Milwaukee dengan sekitar 403.000 orang sakit, di antaranya 4400 harus dirawat inap. Tingkat serangan yang setinggi 50% di beberapa bagian kota. Cryptosporidium, selain ditularkan melalui dari orang ke orang dan dari hewan ke manusia, juga dapat ditularkan melalui kolam renang. Cryptosporisium dilaporkan ada dalam 65-87% dari sampel air permukaan yang diuji di Amerika Serikat.

16

Deteksi dini dengan diagnosis laboratorium membutuhkan persiapan laboratorium untuk identifikasi organisme ini. Pengujian berkala dari pasokan air masyarakat di asal dan dalam sistem pasokan sangat penting untuk memantau keamanan air. Kehadiran bakteri coliform menunjukkan kontaminasi tinja dan potensi bahaya, memperingatkan para pejabat sanitasi bahwa organisme lainnya lebih berbahaya, seperti basil disentri atau virus enterik seperti hepatitis, mungkin muncul. Pengujian untuk Cryptosporidium, Giardia, dan virus itu sulit, mahal, dan tidak peka, karena itu, pengujian rutin tidak dilakukan. Klorinasi dan filtrasi mungkin tidak cukup untuk mencegah penularan penyakit yang ditularkan melalui air dari organisme ini. Hal ini adalah masalah untuk kontrol sanitasi. Metode baru pengujian dan disinfeksi pasokan air perlu dibuat. Saat ini, filtrasi dan klorinasi tetap metode dasar menjamin pasokan air masyarakat yang aman, dilengkapi dengan air mendidih tersangka selama wabah penyakit. Proses pengolahan air baku menghapus materi padat dan tergantung, bakteri, dan bau dari air dan telah luar biasa sukses dalam mengurangi penyakit yang ditularkan melalui air. Kekhawatiran baru atas kontaminasi kimia pasokan air masyarakat telah menjadi menonjol dalam beberapa dekade terakhir. Perairan tercemar berat telah dikaitkan dengan kerusakan neurologis dan kanker kandung kemih, saluran pencernaan, hati, dan ginjal. Undang-undang Air Minum Aman Amerika Serikat tahun 1974, sebagaimana telah diubah pada tahun 1996, menetapkan kriteria untuk pemantauan sistem air publik untuk mikrobiologis, kimia, dan kontaminan lainnya (Kotak 9.3). Tindakan mendefinisikan tingkat kontaminan maksimum (MCLs) untuk polutan kimia tertentu. Lembaga Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) mengatur MCLs untuk polutan, dari ratusan organik, anorganik, kontaminan biologis, dan radilogic terdeteksi dalam pasokan air di seluruh negeri. Ini merupakan bidang perhatian kesehatan masyarakat yang masih membutuhkan banyak epidemiologi dan penelitian rekayasa. Hukum hak-untuk-tahu, pers investigasi yang kritis, dan masyarakat sadar lingkungan sangat penting untuk mencegah degradasi ekologis serius. Aktivisme lingkungan telah membuat kontribusi penting untuk kesehatan masyarakat, tetapi aktivisme tersebut dapat menjadi pedang bermata dua. Salah satu contoh adalah semangat yang berlebihan difokuskan pada dampak lingkungan dari klorinasi dan produk dengan nya. Trihalomethanes, diproduksi oleh kombinasi dari klorin dan bahan nitrogen (kloroform, bromoform, Bromochloromethane, dan 17

chlorodibromomethane) di permukaan air tanpa filter yang terkontaminasi, dapat mencapai tingkat yang bersifat karsinogenik dan kecurigaan dari teratogenisitas telah disproven (Niewenhuijsen et al., 2008). Tingkat dalam norma-norma yang diterima dianggap aman, tingkat triahalomethane total di bawah 0.10mg / L (EPA, 2008). Beberapa oposisi untuk desinfeksi dengan klorinasi telah didasarkan pada kekhawatiran ini dan menyebabkan penyebaran kolera di Amerika Selatan selama tahun 1990-an (lihat BAB 4). Manfaat pengganti kerugian terhadap risiko yang telah menghasilkan konsensus profesional saat ini bahwa ini bukan alasan untuk menghentikan klorinasi. Sebaliknya, menyediakan justifikasi tambahan untuk pengobatan fisik air baku sebelum klorinasi untuk mengurangi kandungan bahan nitrogen dan dengan demikian mengurangi kombinasi dengan klorin yang menghasilkan trihalomethanes, meningkatkan sifat air dapat diminum dan kejernihan. Tabel 9.3 Kontaminasi Air Berdasarkan Peraturan Badan Perlindungan Lingkungan AS Kontaminasi Mikrobiologi kekeruhan, coliform total, virus, Giardia lamblia, Cryptosporidium, Legionella Produksi Desinfeksi oleh bromat, Desinfektan chloramines dan klorin (Cl2 sebagai), klorin dioksida (sebagai ClO2) klorit, asam haloacetic, triahalomethanes Total

Bahan kimia organik yang mudah menguap trikloroetilen, tetrachlorethylene, karbon tetraklorida, vinil klorida, benzena, etilena, dan Sintetik organik senyawa pestisida (lindane, endrin, 24-D, chlordane), karbon tetraklorida, karbofuran, klorobenzena, diadipate, diklorometana, dichloropropane, dipthalate, dinseb, dioxin, Diquat, endrin, epiklorohidrin, etil benzena, etilen dan dibromida, glifosat, heptaklor dan epoksida, heksaklorobenzena, methoxychlor, oxamyl, polychlorinated biphenyls (PCBs), pentachlophenol, simazine, stirena, terachloroethylene, toluena, Toxaphene, Silvex, trichloroethylene, vinil klorida, xylene 18 etana senyawa

Kimia Anorganik antimon, arsenik, asbes, barium, Berylium, kadmium, kromium, tembaga, sianida, fluoride (> 4mg / L), timah, merkuri, nitrat, selenium, thallium

Kontaminasi Radiologis alpha dan aktivitas beta partikel, uranium alam, radium, radon
Catatan: Maximum contmination levels (MCLs) are set by the EPA for the listed contaminants. Sumber: www.epa.gov/safewater/contaminants/index.html#micro (accessed May 13, 2008)

Program-program pembangunan, termasuk proyek-proyek skala lokal dan besar bendungan dapat memiliki efek kesehatan negatif dengan menyediakan lingkungan yang ramah bagi vektor untuk penyakit seperti malaria, schistosomiasis, dan onchocerciasis, sehingga kebangkitan penyakit sekali dikontrol. Perencanaan proyek pembangunan harus memperhitungkan efek ekologi potensial dan tindakan pengendalian yang diperlukan untuk mencegah kerusakan kesehatan yang lebih besar daripada manfaat. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH Pengumpulan dan pengolahan limbah, bersama dengan filtrasi dan disinfeksi air minum, telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kesehatan publik yang lebih baik, bahkan mungkin lebih dari penggunaan obat-obatan modern dan vaksin. Koleksi limbah mencegah kontaminasi permukaan lingkungan serta rembesan ke air tanah dan kontaminasi dari sumber air setempat. Limbah mengandung bakteri, virus, protozoa, dan patogen lain yang dapat menyebabkan penyakit serius, pengobatan memerlukan membunuh organisme patogen yang hadir dalam kotoran. Tujuan dari pengolahan limbah adalah untuk meningkatkan kualitas air limbah ke tingkat di mana dapat dibuang ke saluran air atau dipersiapkan untuk digunakan kembali untuk pertanian tanpa merusak lingkungan air atau menyebabkan masalah kesehatan manusia dalam bentuk penyakit yang ditularkan melalui air. Pengobatan primer air limbah masyarakat dimulai dengan penghapusan padatan dari air limbah. Hal ini dilakukan oleh proses mekanis beberapa penyaringan dan sedimentasi. Air limbah dilewatkan melalui layar untuk menghilangkan benda padat besar dan kemudian melalui penggiling untuk lebih memecah limbah padat. Air limbah dari arus dengan kecepatan dikurangi melalui gesekkan dimana pasir, kerikil, dan bahan anorganik mengendap. Air disuntikkan ke dalam tangki untuk 19

menghilangkan gas yang terperangkap dan untuk memelihara lingkungan aerobik. Air limbah kemudian mengalir ke tangki pengendapan sekunder dimana sedimetation lanjut dari partikel padat terjadi. Pengobatan primer menghilangkan lebih dari setengah dari materil tersuspensi dan partikel dalam persiapan untuk perawatan sekunder. Pengolahan air limbah sekunder didasarkan pada pengolahan biologis dibantu oleh metode mekanis, mempercepat dekomposisi alami dari sampah organik. Mikroorganisme aerobik yang digunakan dalam adanya suplai oksigen kemelimpahan untuk menguraikan bahan organik menjadi karbon dioksida, air, mineral. Air limbah disemprotkan melalui trickling filter atau tempat tidur dari batu pecah ditutupi dengan lendir yang mengandung berbagai jenis mikroba. Mikroba ini menyerap materi organik dan bertindak untuk memecahnya menjadi berbagai komponennya. Limbah ini kemudian diolah dengan metode lumpur aktif, dilakukan dengan memperkenalkan bakteri yang mengandung lumpur ke dalam tangki air limbah bersama dengan udara terkompresi. Sampah tersebut kemudian diaduk dan dicampur selama 4-10 jam. Mikroba yang teradsorpsi ke partikel tersuspensi dan mengoksidasi bahan organik. Setelah proses ini, lumpur, terdiri dari massa bakteri, mengendap keluar ke tangki berikutnya air limbah. Setelah pengobatan primer dan sekunder, bahan tersuspensi dan kebutuhan oksigen biokimia (BOD) yang berkurang sekitar 90%. Proses ini tergantung pada temperatur, yang mempengaruhi tingkat metabolisme dan aktivitas organisme yang diperlukan untuk memecah bahan organik tersuspensi. Pengobatan sekunder adalah yang paling efektif dalam menghilangkan protozoa, cacing, dan bakteri, tetapi kurang efektif terhadap virus, logam berat, dan bahan kimia lainnya. Sejak tahun 1988, semua limbah tanaman di Amerika Serikat diwajibkan oleh peraturan federal untuk menyediakan setidaknya pengobatan sekunder. Pengolahan tersier diperlukan jika air limbah tersebut akan didaur ulang untuk keperluan irigasi argicultural, rekreasi, atau digunakan masyarakat. pengolahan tersier meliputi kombinasi dari fisik, kimia, dan proses biologis untuk mengurangi partikel tthe dan Direksi menjadi kurang dari 1% dari mereka dari air limbah yang asli. Proses ini meliputi koagulasi kimia, filtrasi, sedimentasi, aktifkan secara adsorpsi karbon, kolam oksigenasi dan laguna soda, osmosis, pertukaran ion, pemisahan busa, dan aplikasi tanah. Semua proses ini menghilangkan polutan yang berbeda hadir dalam limbah cair, partikel kecil terutama bahan organik tersuspensi. Mereka juga 20

menghilangkan bahan kimia sintetik, amonia, nitrat, phospate, dan bahan organik terlarut. Air limbah daur ulang merupakan sumber penting air di dunia yang mengalir kekurangan air. Desalonation juga menjadi pilihan atrractive sebagai biaya pengobatan yang berkurang dan kompetitif dengan bentuk-bentuk pengelolaan air. Potensi lain yang penting dalam teknologi baru untuk menggunakan air menguap di udara sebagai sumber pasokan air rumah tangga. Pembuangan lumpur yang tersisa setelah pengolahan limbah oleh insinerasi atau laut dumping adalah permasalahan lingkungan. Penggunaan lumpur untuk kompos di pertanian atau berkebun yang meningkat, namun kontaminasi dapat memasuki rantai makanan dan membuat bahaya lain. Pembuangan lumpur harus diatur dengan cermat. Disinfeksi adalah tahap akhir, dilakukan dengan memperkenalkan klorin ke dalam air sehingga ada tingkat residu klorin untuk melindungi air dari kontaminasi dalam penyimpanan air dan sistem distribusi. Di banyak negara atau wilayah, kurangnya pasokan air yang cukup lokal untuk masyarakat pertanian dan industri menggunakan mengharuskan daur ulang air limbah sebagai bagian dari proses konservasi air. Suplementasi sumber air dengan desalinasi dan daur ulang akan menjadi semakin penting sebagai pertumbuhan penduduk, meningkatkan standar hidup, dan tekanan dari kontaminasi pertanian dan industri dari sumber air meningkat. Teknologi baru dalam penawaran filtrasi membran berharap untuk meningkatkan efisiensi dan ekonomi dari sektor ini dari ilmu ekologi. Pembuangan limbah padat telah tantangan dari prasejarah sampai zaman modern dan hanya akan meningkat di masa depan. Dengan pertumbuhan kota-kota, pembuangan sampah mengambil pentingnya kesehatan yang lebih signifikan. Pada zaman Alkitab, Yerusalem dibakar sampah di sebuah lembah di luar tembok kota (Gehennam, istilah kemudian diadopsi untuk "neraka"). Kota Yunani-negara memiliki peraturan terhadap pembuangan sampah di atau dekat kota-kota, menyediakan tempat pembuangan sampah untuk tujuan ini. Di kota-kota di Eropa abad pertengahan, sampah serta kotoran manusia dan hewan yang dibuang ke jalan-jalan dan daerah sekitarnya rumah. Pada abad ketiga belas, Paris dilarang membuang sampah di jalanan dan harus membuangnya di luar tembok kota. Pada 1388, parlemen Inggris dilarang membuang limbah di perairan umum. Selama revolusi industri, kota abad pertengahan berkembang menjadi kelas pekerja kumuh. Kepadatan, perumahan yang

21

buruk, dan sanitasi yang buruk memaksa pemerintah kota untuk mengatur langkahlangkah untuk mengurangi bahaya gangguan kesehatan dan limbah padat. Pengelolaan sampah terus menjadi masalah karena jumlah yang lebih besar yang dihasilkan oleh gaya hidup makmur dari populasi negara-negara industri. Di negara-negara berkembang, di mana desa ke pergeseran penduduk perkotaan sedang berlangsung dalam skala besar, pertumbuhan penduduk yang cepat, padat, dan kumuh meningkatkan beban pembuangan limbah padat. Sejak 1980-an, kembali, daur ulang, dan penggunaan kembali limbah produk memasuki budaya populer di beberapa negara dan mulai berdampak pada pengurangan kebutuhan penimbunan limbah. Daur ulang kertas, plastik, dan botol-botol kaca dan logam memberikan kontribusi untuk mengurangi limbah padat untuk pembuangan dan telah menjadi suatu kegiatan ekonomi menarik. Metode Biogas adalah meningkatkan sehingga kotoran hewan dapat digunakan untuk produksi gas metana yang akan digunakan untuk energi yang dihasilkan untuk rumah atau penggunaan umum. Pengelolaan sampah menjadi lebih kontroversial. Ada kebingungan mengenai perbedaan antara isu-isu seperti limbah rumah sakit, limbah industri, dan limbah rumah tangga beracun dan kurangnya kepercayaan oleh masyarakat dalam pemerintahan dan komunitas ilmiah. Oleh karena itu ada kebutuhan besar untuk melanjutkan pendidikan masyarakat dan komunikasi dengan instansi pemerintah dan tokoh masyarakat. Sumber limbah padat termasuk pertanian, pertambangan, industri, dan limbah perkotaan. Di Amerika Serikat, 95% limbah padat dari pertanian, industri, dan pertambangan. Sisanya adalah dari limbah rumah tangga, yang menghasilkan Sebanyak 150-180 juta ton sampah per tahun. Ini adalah setara dengan 4 pon sampah per orang per hari. Pengumpulan sampah kota dan pembuangan adalah masalah serius yang melibatkan biaya tinggi dan beban kesehatan masyarakat yang serius jika tidak dilakukan dengan baik. Manajemen limbah melibatkan berbagai teknik, termasuk menggunakan kembali dan daur ulang, pengomposan, insinerasi, dan penimbunan limbah. Masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan. Teknik ini merupakan bagian dari rekayasa infrastruktur masyarakat. Air laut dumping masih dipraktekkan di beberapa negara, namun keprihatinan global meningkat tentang efek dari praktik-praktik tersebut pada ekologi danau dan lautan membuat solusi ini tidak dapat diterima. Penimbunan limbah adalah metode yang paling umum dari pembuangan limbah 22

padat. Hal ini melibatkan menyebarkan sampah di lapisan 8-10 meter dan menutupi mereka dengan lapisan tipis tanah. Metode ini cukup jika direncanakan dengan baik dan diawasi dan memiliki manfaat yang gas metana yang dihasilkan oleh dekomposisi anaerobik dapat dipulihkan untuk digunakan. Masalah rembesan materrials beracun dan akumulasi gas berpotensi ledakan membutuhkan assesment-hati di lokasi pembuangan dan membatasi potensi tempat pembuangan sampah untuk melayani sebagai pilihan, berkelanjutan layak. Kemungkinan-kemungkinan terbatas untuk lokasi penimbunan limbah yang cocok dalam konsentrasi perkotaan besar membuat metode pembuangan ini menjadi masalah perencanaan perkotaan yang serius. penimbunan limbah saniter mahal karena biaya pengumpulan dan transportasi, nilai tanah, dan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Pembuangan limbah dalam kondisi sanitasi membutuhkan pemadatan limbah dan menutupi oleh bumi belum dipadatkan dengan baik-menyebar jauh dari tanah dan air syrface. Situs harus dipagari untuk mencegah pemulungan oleh orang-orang, hewan, dan off-jam dumpers. Ini harus memiliki akses beraspal dan dikeringkan dengan baik. Kompos atau konversi produk limbah menjadi tanah lapisan atas dapat diterapkan di tingkat rumah tangga dan kota. Dengan produk kayu dan pengolahan makanan dapat dibuat kompos dan digunakan untuk mengurangi polusi tanah dari produk berbasis minyak bumi. Ini melibatkan pemisahan bahan tidak ramah lingkungan dari bahan ramah lingkungan dan pengobatan dari bahan-bahan untuk memecah sampah organik. Dekomposisi pada suhu tinggi (140F) membunuh lalat, biji gulma, dan berpotensi organisme patogen. Dalam sistem tertutup dengan aerasi forced draft, proses ini dapat dicapai dalam beberapa hari, namun dengan metode pasif dibutuhkan waktu berbulan-bulan. Setelah perawatan lebih lanjut dari "menyembuhkan" dan penyaringan atau grinding, pendingin tanah yang baik dapat dihasilkan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pekerjaan pertanian atau perkebunan seperti di pembibitan, taman-taman umum, dan taman. Insinerasi menarik minat yang luas, namun penggunaannya dibatasi oleh biaya modal yang tinggi dan kemungkinan pelepasan bahan yang berpotensi beracun seperti dioxin dan logam berat ke atmosfir. Kebutuhan perawatan teliti diperlukan untuk benar mencampur bahan untuk pembakaran bersih pada suhu tinggi. Selain itu, ada masalah sisa pembuangan abu itu sendiri yang beracun. Limbah untuk energi insinerasi mengurangi volume produk limbah oleh 80-90% dan menghasilkan energi yang dapat

23

menghasilkan listrik dan mengganti bahan bakar fosil. Di Jepang dan Eropa Barat, 3040% dari limbah padat dibakar dalam limbah-untuk tanaman energi. Menggunakan sampah sebagai pakan untuk babi tidak lagi dapat diterima karena masalah kontaminasi daging dengan trichinosis (cacing pita babi). Namun, praktik ini kembali secara eksperimental dengan tanah memo dan dikukus sebelum digunakan sebagai hewan. Pengendalian penggunaan bagian-bagian hewan untuk pakan ternak sekarang sedang dievaluasi kembali dan lebih intensif diatur setelah bovine spongiform encephalopathy (BSE) berpengalaman di Inggris dan Eropa pada 1990-an (Bab 4). Daur ulang dan pengurangan limbah adalah metode mendapatkan dukungan luas. Mengurangi penggunaan sekali pakai (misalnya, bahan kemasan, popok sekali pakai) membutuhkan sistem pengumpulan ekologis sadar publik dan kota, LSM, atau relawan. Scrap logam, kertas, kaca, dan plastik daur ulang bisa sukses secara komersial. Industri dan komersial enterpraises dapat diyakinkan untuk mengurangi penggunaan bahan kemasan besar dan untuk mengadopsi "ramah lingkungan" praktek. Plastik dan ban karet juga didaur ulang dengan cara yang bernilai ekonomis. Kesadaran ekologis adalah dasar keberhasilan praktek tersebut. Lokasi dan pengelolaan tempat pembuangan sampah memerlukan manajemen yang profesional dengan proses yang adil dan transparan dan keterlibatan masyarakat, dengan fokus pada menggantikan praktek kualitas TPA yang buruk. Program surveilans epidemiologi hanya boleh dilakukan setelah analisis kelayakan dan dengan protokol yang sesuai. Jalur paparan kimia dan efek pada pada segmen risiko penduduk harus dipertimbangkan. Efek buruk pada kesehatan dari faktor-faktor seperti suara, bau, dampak negatif pada nilai properti, dan pandangan masyarakat semua harus dipertimbangkan. WHO tahun 2007 yang meninjau bukti epidemiologi efek limbah berbahaya pada kesehatan menunjukkan epidemiologi lemah atau terbatas (Tabel 9.3) Tabel 9.3 Situs Pembuangan Limbah Berbahaya: Ringkasan Bukti Epidemiologi TINGKAT EFEK KESEHATAN Kematian awal PEMBUKTIAN EFEK KESEHATAN Cacat Cacat lahir TINGKAT PEMBUKTIAN

janin Tidak Memadai janin Tidak Memadai

oro-wajah Tidak Memadai lahir Tidak Memadai 24

(aborsi spontan) Kematian akhir

(stillbirths) Retardasi Intrauterine Pertumbuhan kecil kehamilan untuk usia

Tidak Memadai Tidak Memadai

muskuloskeletal Cacat lahir Genitourinary Terbatas Cacat lahir Tidak Memadai Gastrointestinal

Berat lahir disesuaikan Tidak Memadai dengan panjang kehamilan Berat waktu lahir Tidak Memadai Berat lahir rendah (tidak Terbatas disesuaikan dengan panjang kehamilan) Lahir premature, panjang Tidak Memadai gestasi Cacat lahir total Terbatas

Kelainan (struktural)

kromosom Tidak Memadai

Semua kanker pada anak Leukimia

Tidak Memadai Tidak Memadai

Limfoma Sistem

Tidak Memadai pengembangan Tidak Memadai Tidak Memadai Tidak Memadai

Cacat lahir Sistem saraf Terbatas Cacat lahir Terbatas Kardiovaskular


Sumber: Adapted from Wigle, 2004

reproduksi Fungsi Tiroid Fungsi Ginjal

World Health Organization, European Office. 2007. Population Health and Waste Manageement: Scientific Data and Policy Options. Copenhagen: WHO.

Produksi kedua baja dan aluminium dari bijih perawan keduanya sangat polusi dan energi yang intensif. Dengan demikian, daur ulang besi, baja, dan aluminium di Amerika Serikat pada tahun 1991 adalah bagian penting dari produksi baru total logam ini. Lebih dari 11 juta kendaraan yang didaur ulang, memasok 37% dari semua skrap besi. Penggunaan besi dan baja daur ulang mengurangi polusi udara oleh 86%, pencemaran air oleh 76%, dan limbah padat oleh 105%, dibandingkan dengan produksi bijih dari baru. Manfaat serupa diperoleh dari daur ulang skrap aluminium. Masyarakat pengumpulan sampah dan daur ulang telah menjadi banyak dipraktekkan di banyak negara. Di Amerika Serikat, tingkat daur ulang produk limbah kota telah dua kali lipat menjadi lebih dari 32% dari total limbah, menyimpan beberapa 64 juta ton limbah rumah tangga dari tempat pembuangan sampah atau tempat pembakaran sampah. RACUN

25

Racun adalah zat di lingkungan dengan potensi untuk menyebabkan penyakit pada manusia atau cedera. Toksikologi adalah studi tentang zat-zat tersebut dan pengaruhnya terhadap manusia, Semua bahan kimia beracun dalam kondisi tertentu, tergantung pada, konsentrasi ambang batas dosis, dan atau kepekaan spesies tertentu untuk substansi. Kisaran s toksin kimia dan metode klasifikasi ditunjukkan dalam tabel 9.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas agen, selain tingkat dan durasi paparan, termasuk faktor host (misalnya, umur, jenis kelamin, tingkat kebugaran, paparan sebelumnya), faktor lingkungan (misalnya, sifat fisik dan kimia) (Tabel 9.4 ). Toksikologi merupakan bagian penting dari kesehatan lingkungan dan pekerjaan, referensi lebih lanjut akan memerlukan teks khusus dan situs internet yang sesuai (lihat daftar pustaka). EFEK RACUN PADA KESUBURAN Racun dapat mempengaruhi kesuburan, kehamilan, dan pengembangan anak usia dini atau lambat. Potensi reproduksi dapat dipengaruhi oleh reproduktivitas lakilaki yang berkurang, misalnya dengan paparan pestisida dibromochloropropane (DBCP). Bahan kimia lainnya diimplikasikan pada meningkatnya rata-rata aborsi wanita hamil yang terkontaminasi. Cacat lahir atau teratogenesis terjadi dengan paparan thalidomide. Bahan kimia lain berhubungan dengan berat badan lahir rendah dan toksisitas pada bayi baru lahir. Eksposur bahan kimia seperti bahan utamanya merusak otak pada anak-anak.

Tabel 9.4 Klasifikasi

Klasifikasi Agen Beracun di Kesehatan Lingkungan dan Kerja Subkelompok -Organik aromatik (e.g benzena), polyaromatics, amines, eter, keton, alkohol Anorganik: anion, kation, logam berat, Metalliods(e.g selenium)

Dengan struktur : organik, anorganik:

Berdasarkan jenis bahan kimia

Organoklorin, hidrokarbon

organofosfat, alifatik,

halogenasi eter,

halogenasi

26

polychlorinated biphenyls, monocyclic aromatik hidrokarbon, phthalate ester, polisiklik aromatik hidrokarbon, nitrosamin, logam dan inorganik Oleh sumber -Alami: tanaman, bakteri, jamur -Sintetik: reagen industri , produk, atau hasil tambahan; farmasi Dengan menggunakan Dengan tindakan Pestisida, pelarut, cat, pewarna, pelapis, deterjen, pembersih, obat-obatan Enzim kerusakan, keracunan metabolisme, DNA), makromolekul Dengan target organ binding (misalnya

kerusakan sel membran, sensitisasi, iritasi -Mempengaruhi sistem saraf, darah, ginjal, hati, paru-paru, kulit, proses metabolisme - Sistem reproduksi dan efek genetik, teratogen, karsinogen

Kotak 9.4 Konsep dasar toksikologi Bioavailabilitas kemampuan suatu zat yang masuk ke dalam tubuh untuk dibebaskan dari matriks enviromentalnya (air, jaringan, tanah) untuk memasuki sirkulasi tuan rumah. Hubungan dosis-respons hubungan antara jumlah suatu toksikan diterima oleh tuan rumah dan kemungkinan konsentrasi efektif di situs rentan. Perantara metabolisme perubahan metabolisme yang kimia mengalami setelah mencapai sel tubuh, biasanya dalam hati. Zat ini dapat didetoksifikasi untuk senyawa jinak, atau dapat dikonversi menjadi metabolit biologis berbahaya. Tindakan zat beracun pada tingkat sel atau subselular mengganggu organisme hidup. Beberapa agen beracun adalah racun metabolisme, lain nya bertindak pada membran sel, mengganggu reaksi kimia, atau mengikat asam nukleat. Kerentanan kemampuan dari suatu makhluk hidup yang dirugikan oleh agen, yang dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, disposisi genetik, nutrisi, paparan sebelumnya, kondisi kekebalan tubuh atau kesehatan umum, stres, lokasi di tempat kerja, aliran udara, suhu dan kelembaban. Ambang dosis terendah dari bahan kimia yang memiliki efek terdeteksi.

27

Efek toksik kerusakan organisme yang diukur dalam hal kerugian, pengurangan atau perubahan fungsi, gejala klinis atau tanda-tanda. Efek mungkin merugikan pada satu orang dan tidak pada orang lain. Teratogen adalah zat yang menyebabkan cacat lahir, penyakit, atau kelainan pada embrio atau janin, dengan mengganggu homeostasis ibu atau dengan bertindak langsung pada janin. Cacat lahir historis dikaitkan dengan retribusi dosa, sihir, atau cacat moral atau fisik pada ibu. Pengetahuan ilmiah gangguan genetik telah berkembang sejak tahun 1940-an, dan banyak agen telah terbukti dapat menyebabkan cacat lahir. Agen tersebut bertindak atas perkembangan janin dan bukan pada DNA genetik, sehingga efek ambang diasumsikan, yaitu, efeknya terjadi hanya jika paparan penyebab di atas ambang tertentu. Beberapa agen teratogenik saat ini dikenal dan efeknya ditunjukkan pada Tabel 9.5. Efek Timbal Beracun dalam Lingkungan Di Amerika Serikat pada tahun 1920-an, timah tetraetil dalam penggunaan bahan bakar dipromosikan untuk meningkatkan industri otomotif. Ini menyebabkan perjuangan panjang antara lembaga kesehatan masyarakat regulasi dan industri otomotif. Industri menang, dan bensin bertimbal digunakan baik ke tahun 1960-an dan masih tersedia di banyak bagian dunia. Alice Hamilton menyelidiki luasnya penggunaan timbal dalam industri selama tahun 1920 dan berhasil melobi untuk perubahan legislatif untuk meningkatkan pengawasan dan meningkatkan keselamatan dengan mengurangi eksposur (Kotak 9.5). Paparan komunitas pada timah diidentifikasi sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 1960 ketika ditemukan dalam makanan, minuman, tanah dan udara. Ditemukan bahwa sumber utama dari paparan masyarakat berasal dari bahan bakar bertimbal untuk mobil dan cat berbasis timah, yang diproduksi dari tahun 1920 ke tahun 1960-an. Anak-anak sangat rentan terhadap kontaminan lingkungan. Efek klinis muncul terutama pada anak-anak dan pada tingkat konsentrasi darah yang lebih rendah daripada sebelumnya, dianggap signifikan.

Tabel 9.5 Beberapa teratogen dan efek pada janin dan bayi baru lahir.

28

Teratogen Infeksi Maternal: -Rubella - Sifilis, herpes simpleks - Cytomegalovirus - Toksoplasmosis - HIV - Lain-varicella, mumps, parvovirus Defisiensi Gizi: - Defisiensi Protien - Kekurangan asam folat Radiasi pengion: - X ray atau radiasi nuklir Obat-obatan: - Alkohol - Kokain - Thalidomide - Dilantin, asam valproik - DES (dietilstilbestrol) - Anestesi -Barbiturat Kimia dan logam berat: - Methyl merkuri, timbal, kadmium - Dioxin smoking

Efek pada janin dan bayi baru lahir

- Infeksi rubella bawaan, tuli, katarak, cacat jantung - Keterbelakangan mental, microcephaly - Terinfeksi ginjal, hati, paru-paru - Lesi sistem saraf sentral - Transmisi HIV neonatal - Aborsi, prematuritas, berat badan lahir rendah - Anencephaly, spina bifida - Gangguan sistem saraf pusat, mikrosefali, retardasi mental - Keterbelakangan mental, mikrosefali, cacat wajah - Prematuritas, keterbelakangan dan kecanduan - Phocomelia (kaki cacat kecil) - Jantung malformasi, langit-langit yang terbelah, retardasi, microcephaly - Kanker vagina pada anak perempuan, cacat kelamin anak laki-laki - Keguguran, cacat struktural - Cacat jantung, microcephali, retardasi - Keguguran, keterbelakangan mental, gangguan neurologis - Kelainan fisik, keguguran lahir rendah

- Asap rokok-langsung dan second hand - Keguguran, kelahiran prematur, berat badan

Kotak 9.5- Alice Hamilton dan timbal tetraetil: 29

Alice Hamilton, seorang peneliti perintis dan advokat kesehatan masyarakat pada 1910-an dan 1920-an, menunjukkan bahaya tempat kerja zat-zat beracun seperti fosfor putih yang digunakan dalam produksi batang korek api, timah additive pada bensin, dan radium. Timah tetraetil (TEL) diproduksi dan dipromosikan oleh DuPont, meskipun diidentifikasi sebagai berbahaya. Hamilton dan lain-lain menentang keras penggunaannya, namun TEL digunakan secara meluas. Toksisitas timbal lingkungan meningkat sampai tahun 1970-an ketika penelitian lebih lanjut mengungkapkan sejauh mana masalah dan efek kesehatan publik, terutama pada anak-anak. Kerja dari Hamilton menetapkan standar untuk penelitian toksikologi di bidang kesehatan kerja dan lingkungan yang yang menyebabkan keberhasilan regulasi pada tahun 1970-an di Amerika Serikat. Program-program ini sangat dibutuhkan di daerah kumuh perkotaan di mana anakanak terpapar timbal berbasis cat di rumah-rumah dan lalu lintas perkotaan dan juga ditemukan memiliki tingkat timbal dalam darah tinggi (BLL) dengan risiko kerusakan otak sebagai hasilnya. Pada tahun 1992, American Academy of Pediatrics mengadopsi tingkat BLL rendah sebagai tanda-tanda bahaya toksisitas timbal yang cukup untuk menyebabkan kerusakan otak pada anak-anak. Antara tahun 1991 sampai 1994 di Amerika Serikat, 4,4 persen anak 1 sampai 5 tahun memiliki tingkat timbal dalam darah tinggi (melebihi 10 g/dL). Pendapat profesional saat ini adalah bahwa tidak ada tingkat aman timbal dalam darah dan bahwa tingkat di bawah 10 g/dL juga berbahaya bagi otak anak-anak (Kotak 9.6). Mungkin tidak ada darah bebas timbal, dan rekomendasi saat ini meliputi pengujian rutin bayi dan anak-anak serta pekerja yang terpapar, bersama dengan langkahlangkah untuk mengurangi tingkat emisi dan keperluan industri atau rumah dari produk yang mengandung timah. Topik ini telah mendapat banyak perhatian dari Amerika Serikat dan Canada tapi kurang di negara lain. Program CDC kontrol timbal memiliki target untuk menghilangkan kadar timbal dalam darah di Amerika Serikat pada tahun 2010. Program ini berfokus pada membantu negara bagian dan kota dalam program pencegahan racun timah. WHO merekomendasikan langkah-langkah preventif termasuk: -Lingkungan standar yang menghilangkan timbal dari bensin, cat dan pipa -Jika pipa timbal tidak dapat dikeluarkan, air dingin harus memerah pada pagi hari sebelum minum -Penegakan standar kesehatan kerja 30

-Pengawasan penduduk berpotensi, terutama yang rentan (anak-anak kecil, wanita hamil, pekerja) -Pengolahan air -Menghapus solder timah dari kaleng makanan -Penggunaan cat bebas timah di rumah -Skrining anak-anak untuk tingkat darah melebihi batas yang dapat diterima dan rujukan untuk perawatan medis yang diperlukan. Pedoman kesehatan untuk timbal dalam air minum adalah 0,1 miligram per liter (WHO, 1993). Jika tingkat tinggi terdeteksi dalam suplai, suplai alternatif atau botol air mungkin diperlukan untuk melindungi anak-anak. Pertanian Dan Lingkungan Bahaya Penggunaan pestisida dan herbisida untuk meningkatkan produksi pertanian adalah fenomena dunia luas. Resistensi terhadap bahan kimia yang digunakan secara luas telah dikembangkan sehingga ada pencarian terus untuk bahan kimia baru. Penggunaan yang berlebihan telah mempengaruhi ekosistem dengan penumpukan pestisida di dalam rantai makanan dan air tanah, dan efek jangka panjang mungkin serius. Jangka pendek paparan bahan kimia pertanian dapat mengakibatkan keracunan akut, terutama di negara-negara berkembang di mana ia diperkirakan mempengaruhi sekitar 3 juta orang dengan 220.000 kematian setiap tahunnya. Diduga konsentrasi pestisida dalam jaringan lemak payudara dapat dihubungkan dengan risiko kanker payudara. Penggunaan pestisida yang tinggi di Amerika Utara dan negara-negara bekas Uni Soviet telah menurun sejak tahun 1980-an, sementara penggunaannya di Eropa Barat meningkat. Meluasnya penggunaan pestisida di negara berkembang sering kurang diawasi, dan episode keracunan pestisida adalah kejadian umum. Penggunaan herbisida dan pestisida dalam batas yang direkomendasikan dari Codex Alimentarius (gabungan standar manual Organisasi Makanan dan Pertanian, atau FAO, dan WHO) dan metode yang direkomendasikan oleh Kode Etik Internasional tentang Distribusi dan Penggunaan Pestisida dianggap aman. Praktek yang direkomendasikan saat ini adalah untuk mengurangi jumlah atau penggunaan pestisida dan herbisida, disertai dengan perawatan dan penggunaan yang aman dan praktek penyimpanan untuk mengurangi kemungkinan atau keracunan akut. Metode

31

pertanian alternatif, menggunakan bahan kimia yang sedikit atau tidak ada, adalah subjek penelitian dan eksperimen. Pencemaran Udara Lingkungan Eksternal: Polusi udara adalah kontaminasi udara oleh asap, bahan padat, atau bahan kimia yang menyebabkan kerusakan kesehatan dan ekologis kepada masyarakat dan lingkungan. Ini termasuk oksida atau sulfur dan nitrogen yang menyebar secara lokal dan jarak jauh, di dalam negeri dan secara internasional. Efeknys semakin penting karena terdapat permintaan dan penggunaan bahan bakar fosil yang berkembang untuk mesin pembakaran internal, pemanas, dan pembangkit tenaga listrik. Bahan bakar batubara yang digunakan di rumah-rumah telah menciptakan polusi udara yang buruk pada abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh London (Kotak 9.7). Ini telah mereda sejak tahun 1950 dengan pengurangan semacam batubara coklat di rumah masing-masing. Penggunaan energi bahan bakar batu bara pabrik di pusat dan Eropa timur telah menciptakan zona abu-abu polusi udara yang disebar secara jarak jauh, menghancurkan hutan dan menciptakan kerusakan serius pada lingkungan manusia dan membahayakan kesehatan untuk kelompok populasi yang besar. Demikian pula, kerusakan yang luas telah terjadi di hutan Kanada dari hujan asam yang berasal dari Amerika Serikat. Pabrik besar bahan bakar fosil moderen yang dibangun di dekat pusat populasi menggunakan cerobong asap yang tinggi untuk membubarkan efluen. Hal ini akan mengurangi paparan efek polutan untuk penduduk yang berdekatan namun tidak untuk jarak jauh, dan membawa sulfur oksida dan nitrogen ke hutan dan air dan menciptakan asam sulfat dan nitrat atau hujan asam. Curah hujan asam mempengaruhi sungai dan danau, banyak yang sudah dibebani dengan limbah limbah dan limpahan pestisida, merusak ekosistem dan hewan dan tumbuhan lira. Efek pada kesehatan manusia tidak mudah diukur dengan cara yang dapat diatribusikan secara langsung, namun kerusakan lingkungan mempengaruhi kualitas atau lira. Transmisi kerusakan lingkungan terlihat pada hampir seperempat hutan Eropa dari hujan asam yang berasal dari negara-negara Eropa Timur dengan standar kontrol emisi yang buruk. Rentang kerusakan diukur dengan persentase atau pohon mati dan sekarat bervariasi dari lebih dari 24 persen di negara-negara Eropa tengah dan barat (Denmark, Norwegia, Belanda, dan Jerman) ke lebih dari 50 persen di beberapa 32

negara Eropa Timur (Republik Ceko dan Polandia). Pada tahun 1979, berdasarkan Convention of Long-Range Transe Boundary Pollution , negara-negara Eropa bersetuju untuk mengurangi emisi yang menyeberangi batas-batas internasional sebesar 30 persen pada tahun 1993. Polusi udara dapat masuk ke rantai makanan oleh ikan yang tercemar, unggas, dan ternak. Perubahan keasaman air dapat membuat efek lebih berbahaya oleh korosi pipa air, mempengaruhi timbal, merkuri, aluminium, kadmium, atau kadar tembaga dalam air minum. Logam yang diasamkan dapat menyebabkan kondisi kronis seperti penyakit paru-paru obstruktif kronis dan asma serta toksisitas kimia tertentu. Tingkat toksisitas sulit untuk diukur secara epidemiologis, peraturan atau sumber emisi yang ditetapkan sebagai tindakan proxy untuk mencegah paparan kontaminan yang tidak sehat. Partikel polusi udara memiliki efek fisik dan kimia pada nasofaring dan saluran pernapasan. Kanker saluran pernapasan dan penyakit paru-paru obstruktif kronis dapat ditunjukkan dalam populasi yang terpapar. Berbagai sindrom berhubungan dengan iritasi pernapasan yang spesifik, seperti debu batubara (paru penambang ), debu kapas (Bisinosis), dan lain-lain di antara kelompok pekerja yang terpapar. Sebuah studi tingkat kanker regional di Israel dalam 1980-an menunjukkan berlebihan kanker nasofaring dan saluran pernafasan pada orang yang tinggal di daerah paparan tingkat tinggi bahan silikat, yang merupakan hasil emisi dari pabrik semen lokal. Kanker epidemiologi geografis di Inggris menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari banyak penyakit dalam angka kematian standar (SMR) di daerah perkotaan tercemar atau lainnya di Inggris, berhubungan dengan morbiditas dengan kelebihan polusi udara (Bab 3). Insiden "pembunuh kabut" di London pada tahun 1952, melibatkan 4000 kematian, dan meningkatkan kekhawatiran internasional atas efek mematikan atau tingkat kritis pencemaran serta efek jangka panjangnya. Di Inggris, hal ini menyebabkan kontrol pada penggunaan bara lunak untuk penggunaan sebagai bahan bakar di rumah dan pengurangan bertahap tingkat kabut asap Victoria yang telah mengotori kualitas udara ambien di pusat-pusat industri dan komersial Inggris. Sebuah inversi serupa pada tahun 1948 di Donora, Pennsylvania, yang terkena lebih dari 40 persen populasi atau 14.000 dengan 20 kematian. Krisis asap di New York City pada serangkaian krisis asap di California. 33 1966 terjadi satu bulan sebelum Konferensi Nasional ketiga tentang Pencemaran Air, diikuti oleh

Sebagian besar polusi udara lokal dihasilkan oleh industri mobil serta umum. Pencemaran daerah perkotaan dengan timbal, sulfur dioksida (S02), dan oksida nitrat (NO) telah berkurang di mana catalytic converter dan bensin tanpa timbal wajib digunakan. Namun, efek yang menguntungkan berkurang hanya dengan peningkatan jumlah mobil, seperti yang ditunjukkan dalam pengalaman California selatan. Selama tahun 1960 dan 1970-an, ada krisis pencemaran lingkungan di Amerika Serikat. Sampai tahun 1970-an, industri limbah padat dan cair yang dibuang mudah menguap dan telah mencemari sumber air dan udara. Pencemaran danau dan sungai dan kualitas udara yang buruk di kota-kota menyebabkan serangkaian atau tindakan legislatif federal, serta pendirian Environmental Protection Agency (EPA) pada tahun 1970, termasuk Motor Vehicle Air Control Act of 1967, Air Quality Act of 1967, Undang-Undang Udara Bersih yang lebih efektif pada tahun 1970, Undang-Undang Air Bersih tahun 1977, Safe Drinking Water Act pada tahun 1974 (diubah 1996), dan Water Quality Act of 1987. Kemacetan lalu lintas di kota-kota moderen menghadapkan penghuni mobil dan pejalan kaki pada paparan asap yang mengandung partikel dan polutan udara. Los Angeles tunduk pada pencemaran berat dan inversi suhu, yang menghasilkan kondisi yang keras bagi mereka yang rentan terhadap bronkitis kronis, asma, dan penyakit paru-paru obstruktif kronis. Sebuah penelitian di Los Angeles menunjukkan bahwa peningkatan dari 10 bagian per juta dari tingkat karbon monoksida (CO) di udara dikaitkan dengan peningkatan 37 persen dalam penerimaan rumah sakit. Kota-kota besar lainnya yang belum menerapkan kontrol pencemaran tersebut, seperti Mexico City, terus memiliki tingkat polusi udara yang serius. Dimana jumlah mobil dan truk meningkat tetapi langkah-langkah pengendalian polusi tidak diperlukan, polusi dapat memiliki efek yang mengkhawatirkan pada kesehatan anak dalam bentuk tingkat timbal dalam darah meningkat dan kerusakan saluran pernapasan dari bahan kimia dan polutan partikulat lain. CO blok serapan oksigen dalam sel darah merah dan dapat mengurangi kapasitas oksigen darah. Dalam kelompok-kelompok yang rentan, seperti anak-anak, orang tua, ibu hamil, dan golongan imunosupresi, ini dapat memiliki efek merusak yang serius pada fungsi psikomotorik. Hidrokarbon polisiklik dilepaskan dari emisi mobil dan sumber-sumber lain yang karsinogen. Nitrogen oksida (NOx) mempengaruhi pernafasan terminal saluran alveoli, peningkatan kerentanan terhadap infeksi saluran pernapasan bawah 34

pada anak-anak. Ozon (03) dan polutan sekunder mempengaruhi penyerapan cahaya ultraviolet (UV), meningkatkan kejadian kanker kulit. Ozon dapat melakukan perjalanan ratusan kilometer, menyebabkan efek klinis dekat dan jauh dari lokasi lalu lintas. Karbon dioksida (C02) mempengaruhi pemanasan global dengan efek potensial penting pada iklim dunia dan pasokan air. Efek kesehatan dan lingkungan dari polusi udara merupakan tantangan berat bagi komunitas global. Kontrol emisi melalui regulasi dan teknologi baru harus dilihat dalam konteks kebijakan transportasi secara keseluruhan. Kebijakan di bidang transportasi memiliki efek jangka panjang dalam menentukan derajat polusi udara, penggunaan tanah, dan trauma dari kecelakaan kendaraan bermotor. Sebuah akuntansi penuh morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan polusi udara dan kecelakaan lalu lintas harus dimasukkan dalam biaya-efektivitas studi transportasi kereta api dibandingkan jalan, terutama di masyarakat perkotaan yang padat dan pada negara dengan ruang tanah terbatas. The US Federal Clean Air Act tahun 1970, menetapkan kualitas udara untuk polutan utama seperti nitrogen oksida (NOx), CO, SO2, ozon, asbes, dioxin, dan kontaminan udara beracun lainnya (TAC). Meningkatkan penegakan, terutama dari emisi mobil, telah menyebabkan kualitas udara baik di banyak bagian negara itu. Meskipun pemerintah federal dilegislasi, implementasi berada di tingkat negara bagian. Standar yang ditetapkan untuk kualitas udara ambien, emisi mobil, dan emisi oleh fasilitas stasioner, seperti pembangkit listrik dan pabrik-pabrik. Standar tersebut juga sedang diterapkan di banyak negara lain. The Clean Air Act Ammendements Tahun 1990 mendaftar 189 polusi udara berbahaya (HAPS) yang Kongres amanatkan ke EPA untuk mengeluarkan standar. Ini termasuk asbes, dioxin, diesel, dan banyak agen yang berpotensi beracun lainnya, termasuk lateks, yang telah diidentifikasi sebagai faktor dalam menyebabkan asma. FDA terus mengembangkan standar untuk HAPS lainnya. Clean Air Act telah diubah untuk mengatur udara lokal kabupatennya. Badan Manajemen Kualitas Udara California mengatur kualitas udara regional (misalnya, selatan California) yang melaksanakan proses sertifikasi industri lokal. Dewan ini memiliki kekuatan untuk merubah sanksi dalam praktek industri di industri manapun dengan menghubungkan komponen polusi udara ambien, dengan potensi untuk menutup industri menyinggung. Akibatnya, California mampu mengurangi polusi udara secara dramatis sejak pertengahan 1980-an, dengan hanya satu 35

peringatan mayor asap yang terjadi pada tahun 1997 dibandingkan dengan 66 yang terjadi pada tahun 1987 di Los Angeles. Dimulai pada akhir 1990-an, inovasi teknologi telah menjadi standar di beberapa mobil baru, sehingga semakin mengurangi emisi dan meningkatkan jarak tempuh udara per galon bensin. Inovasi lainnya menggabungkan sel bahan bakar hidrogen dan kendaraan hibrida dan listrik yang akan merilis hampir nol polutan. Konsisten dengan Clean Air Act, tujuan AS adalah untuk mengurangi proporsi orang terkena udara yang tidak memenuhi standar dengan target nol untuk 2010. Ozon mempengaruhi 43 persen, 12 persen partikulat, karbon monoksida 20 persen, nitrogen dioksida dan sulfur dioksida 2 persen, dan timbal kurang dari I persen dari populasi. Polusi udara diesel menjadi subyek pengawasan oleh dewan udara negara yang melakukan meta-analisis dan menyatakan polusi diesel adalah bahaya untuk kesehatan. Keputusan ini membutuhkan penggunaan teknologi kontrol yang baik yang tersedia (BACT) untuk mengurangi emisi dari '' diterima resiko" 10 kasus kelebihan kanker per juta penduduk. Dalam kasus emisi diesel, tingkat kelebihan ditetapkan 100 kali melebihi tingkat yang mampu diterima. Methyl Tertiary Butil Ether Metil tersier butil eter (MTBE) adalah sintesis metanol dan isobutylene, dikembangkan sebagai aditif untuk bensin untuk meningkatkan kinerja oktan, dan diadopsi secara luas di Amerika Serikat, terutama di California, di tempat etanol yang digunakan di negara-negara lain. Etanol adalah produk pertanian yang didorong oleh Departemen Pertanian AS sebagai peluang ekonomi baru bagi petani dan agen relatif tidak beracun lingkungan. Beberapa produsen bensin memilih untuk menggunakan MTBE sebagai gantinya, seperti yang diproduksi dan dipromosikan oleh industri kimia. MTBE mudah menguap dan merupakan eter yang berbasis kimia yang ketika ditemukan dalam air minum memberikan rasa tidak enak. MTBE diadopsi secara luas tanpa pengujian yang memadai untuk efek toksik potensial dan telah mendapat sorotan. Bukti karsinogenesis pada tikus menimbulkan kekhawatiran bahwa MTBE mungkin memiliki efek yang sama pada manusia, terutama untuk pengemudi, petugas stasiun bensin, dan pekerja kilang. Efektivitas MTBE dalam mempromosikan pembakaran bersih dari bensin dan mengurangi polusi knalpot juga telah 36

dipertanyakan. MTBE telah ditemukan pada 3,4 persen perairan di California. Kirakira 50 persen dari sumur air minum di Santa Monica, California, ditutup karena kontaminasi MTBE pada tahun 1995. Sejak 1996, American Public Health Association telah meminta FDA untuk melarang MTBE sebagai kimia berbahaya, untuk menempatkan pembatasan pada penggunaan perahu bertenaga gas di danau dan sungai, untuk kembali ke bahan bakar etanol yang berbasis aditif, dan untuk memeriksa fasilitas penyimpanan bawah tanah untuk bensin supaya dapat mengurangi kebocoran dan pencemaran air tanah. Pada tahun 2000, EPA memasukkan MTBE di bawah Toxic Substances Control Act dan menjalankan upaya untuk mengurangi kontaminasi MTBE tanah dan suplai pada permukaan air (EPA, 2007).

POLUSI DALAM RUANGAN Kontaminan dalam rumah pribadi adalah bahaya yang lebih besar bagi kesehatan dibandingkan polusi eksternal. Polusi dalam ruangan terutama mempengaruhi golongan perempuan, golongan yang sangat muda, orang sakit, dan orang tua karena golongan tersebut biasanya menghabiskan lebih banyak waktu di dalam rumah. Peningkatan isolasi, lapisan jendela, pintu disegel, dan merokok semua berkontribusi terhadap peningkatan konsentrasi polutan dalam ruangan, termasuk benzena, formaldehida, karbon monoksida, dan gas radon, serta bakteri, jamur, dan virus. Merokok merupakan kebiasaan yang tersebar luas, dan merokok secara pasif, atau menghirup asap yang dihasilkan oleh orang lain, merupakan bahaya kesehatan jangka panjang. Kayu dan produk limbah, sayuran, dan kotoran hewan kadang-kadang disebut sebagai bahan bakar bambu. Sekitar setengah dari populasi dunia tergantung pada bahan bakar tersebut untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Bahan bakar ini digunakan secara luas di daerah pedesaan di negara-negara berkembang karena murah dan banyak tersedia, tapi memerlukan banyak waktu untuk mengumpulkan dan menyebabkan deforestasi dengan kerusakan lainnya terhadap lingkungan. Seringkali kompor primitif digunakan. Ini mengakibatkan bahaya kebakaran dan polusi tingkat tinggi karena ventilasi yang buruk.

37

Bahaya yang terkait dengan penggunaan bahan bakar bambu termasuk kebakaran, menghirup asap, dan polusi kronis dalam ruangan. Bahan bakar melepaskan senyawa kimia, termasuk partikel tersuspensi, karbon monoksida, nitrogen dan sulfur oksida, aldehida, hidrokarbon, benzena, fenol, dan hidrokarbon yang kompleks. Wanita di India menunjukkan angka tinggi bagi gagal jantung kanan (cor pulmonale) akibat asap dari kompor memasak. Pengembangan teknologi kompor kayu yang lebih yang efisien akan mengurangi masalah, namun, bentuk-bentuk energi yang lain, yang lebih efisien dan kurang merusak kesehatan di rumah dan lingkungan. Polusi dalam ruangan dari bahan konstruksi adalah masalah serius pada kesehatan. Asbes di rumah bisa menyumbang ke mesothelioma dan kanker paru-paru. Cat timbal di rumah meningkatkan bahaya toksisitas timbal di kalangan anak-anak muda, yang terkait dengan kerusakan otak. Pelarut kimia rumah tangga yang tidak bearada dalam kemasan yang bener adalah tidak aman dan jamur di rumah berkontribusi terhadap keracunan serta morbiditas dan mortalitas asma. Gas Radon Radon adalah gas yang sangat berat yang menghasilkan partikel alpha berbahaya sebagai produknya. Radon berasal dari peluruhan radio aktif alami uranium dari tanah dan batuan seperti granit, serpih, dan fosfat dan hadir sebagai gas dalam tanah, air terlarut, atau tersebar pada udara terbuka. Ia merembes ke rumah-rumah melalui celah-celah bawah tanah dan menjadi sumber air dan sumur. Radon pertama kali terdeteksi di rumah-rumah di Amerika Serikat pada 1984 di Philadelphia. Penyelidikan awal menunjukkan paparan radiasi di rumah setara dengan 455.000 rontgen dada. Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa bagian timur Pennsylvania, New Jersey, dan New York bearada atas geologi uranium kaya yang menghasilkan tingkat tinggi kontaminasi radon. Polutan di dalam dan di luar Karbon monoksida, nitrogen oksida, bahan kimia, dan partikel polutan adalah polutan outdoor yang dapat terakumulasi dalam rumah dari penggunaan kompor minyak tanah dan kayu, garasi mobil terpasang, atau penggunaan rokok. Merokok secara pasif dapat mengekspos golongan yang bukan perokok terhadap asap benzena dan bahan karsinogenik lainnya. Formaldehida dihasilkan dari bahan isolasi, kayu lapis, dan penutup lantai, terutama di rumah mobil. Kimia asap dari produk rumah tangga, 38

seperti desinfektan, pelarut, semprotan rambut,, dan pelarut dry cleaning, juga mencemari atmosfer rumah serta merupakan potensi keracunan pada masa kanakkanak. Keracunan karbon monoksida dari pemanas rumah di mana ada ventilasi yang tidak memadai, menyebabkan 100 kematian per tahun di Inggris. Beberapa kematian akibat keracunan karbon monoksida dapat dikaitkan dengan penyakit jantung dan hanya dapat didiagnosis secara afirmatif dengan pengukuran karbon monoksida dalam udara atau tingkat carboxyhemoglobin dalam darah. Polutan Biologi Bakteri dan spora jamur dapat memasuki gedung dan menginfeksi penduduk, biasanya melalui sistem ventilasi, seperti halnya dengan penyakit legionnaire (lihat Bab 4). Penghuni bangunan mungkin menderita alergi karena spora jamur, bulu binatang, kotoran kecoak atau tungau. Alergi ini lebih mungkin terjadi pada bangunan yang menggunakan humidifier atau alat penguap dengan air tergenang, yang mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur. Sick Building Syndrome Istilah Sick Building Syndrome digunakan untuk menggambarkan simtomatologi umum (sakit kepala, iritasi mata dan hidung, pusing, kelelahan, infeksi pernafasan mengi, atau berulang) di antara orang-orang yang bekerja di gedung tertentu. Hal ini dapat terjadi akibat dari sistem ventilasi buruk yang gagal untuk memberikan bantuan udara yang segar, dan jauh dari pencemaran mikrobiologi spesifik, seperti dari sistem ventilasi atau humidifier, knalpot kendaraan yang memasuki ventilasi, emisi ozon dari mesin fotokopi, formaldehida panel kayu atau perabot , atau asap rokok. Bangunan yang tidak dihuni sering disegel dengan ventilasi yang disediakan secara mekanis, sehingga kondisi tersebut dapat terjadi ketika sistem ventilasi tidak memadai. Kode bangunan harus menentukan tingkat minimum udara yang masuk dari luar, tingkat oksigen yang memadai, karbon monoksida, dan karbon dioksida, cairan bau, dan kecukupan peralatan ventilasi. Limbah Berbahaya Dan Beracun Bahan beracun yang digunakan dalam proses industri dapat menimbulkan efek buruk pada pekerja yang terpapar materi di lokasi produksi dan penyimpanan, transportasi, dan penggunaan bahan. Limbah berbahaya didefinisikan sebagai material apa pun 39

yang mungkin menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan manusia atau lingkungan ketika tidak ditangani dengan benar. Mereka termasuk limbah beracun seperti arsenik, logam berat, dan pestisida yang dapat menyebabkan masalah kesehatan akut atau jangka panjang, limbah ignitable termasuk pelarut organik, minyak, plastik, dan limbah cat, dan limbah korosif (dengan pH di bawah 2 atau lebih dari 12,5) yang bisa menggerogoti wadah logam atau jaringan hidup. Limbah reaktif termasuk yang bereaksi dengan air atau udara untuk menghasilkan ledakan atau asap beracun. Limbah radioaktif dan infeksi menular dari rumah sakit juga bahaya bagi kesehatan masyarakat. Limbah rumah sakit mengambil penting dengan bahaya atau transmisi atau hepatitis B, HIV, dan obat-tahan mikroorganisme dalam bahan terkontaminasi. Masalahnya menarik perhatian seluruh dunia dalam 1980-an ketika bahan limbah dari rumah sakit mengalir sampai ke pantai di Amerika Serikat. Penyakit Minimata Penyakit Minimata adalah gangguan neurologis kronis yang disebabkan oleh metil merkuri, suatu logam berat yang sering digunakan dalam industri. Penyakit ini pertama kali dilaporkan di Minimata Bay di Jepang pada 1968 ketika merkuri oksida sedang keluar dari sebuah pabrik kimia ke dalam air atau teluk. Ia kemudian diubah menjadi bentuk organik, metil merkuri, oleh organisme dalam lumpur dan lendir atau lantai teluk. Keracunan merkuri pada ikan adalah fenomena berulang di mana limbah industri dibuang ke sungai, danau, dan laut memasuki rantai makanan, dan manusia terkena pengaruh melalui konsumsi ikan. Penyakit Minimata adalah satu dari empat penyakit utama pencemaran lingkungan di Jepang akibat penanganan yang tidak tepat atau limbah industri oleh perusahaan Jepang. Kompensasi, pembersihan, dan biaya kerusakan berjumlah ratusan atau jutaan dolar. Pengelolaan Limbah Beracun Pencegahan polusi di tempat kerja telah menjadi bagian atau manajemen dimana industri merespon kepada meningkatnya peraturan federal dan negara dan sebagai permintaan publik untuk tanggung jawab perusahaan yang lebih besar menyebabkan litigasi hukuman meningkat. Pada tahun 1986, Kantor Federal atau Pengkajian Teknologi menerbitkan sebuah karya yang komprehensif tentang topik yang berjudul Serious Reduction of Hazardous Waste. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan 40

Pembangunan (OECD) 1992 publikasi meminta pekerja untuk memainkan peran lebih besar dalam pencegahan polusi. Industri kimia menanggapi dengan ide tentang kualitas manajemen keseluruhan kualitas lingkungan (TQEM), mengadopsi pencegahan polusi sebagai bagian integral manajemen industri. Radiasi Pada 1895, penemuan x-ray oleh Wilhelm Roentgen merevolusi ilmu kedokteran. Radiasi pengion termasuk radiasi partikel alfa atau beta dan partikel, serta elektromagnetik x-ray dan sinar gamma. Partikel alpha mudah dihentikan oleh lembaran tipis atau kertas, sedangkan beta dan gamma radiasi dapat menembus hambatan dalam maupun di luar atau tubuh. Radiasi pengion dapat mengusir atom atau bagian atau atom dan menghancurkan ikatan kimia. Hal ini dapat mempengaruhi organisme hidup, sel-sel janin sangat rentan, sehingga bisa terjadi mutasi atau karsinogenesis. Radiasi Ionisasi Radiasi ionisasi termasuk energi tinggi radiasi elektromagnetik, seperti x-ray dan sinar gamma, yang panjang gelombang lebih pendek dan energi lebih tinggi dari radiasi ultraviolet. Hal ini juga termasuk energi tinggi partikel seperti elektron, neutron, proton, dan partikel alpha. Pajanan berlebihan terhadap bentuk-bentuk atau radiasi memiliki efek awal dan akhir, tergantung pada dosis dan jaringan yang terbuka. Efek awal paparan radiasi dosis tinggi mungkin berakibat fatal akibat kerusakan akut pada sistem saraf pencernaan, erythropoietik (pembentuk darah), dan sistem saraf pusat. Efek akhir termasuk penyakit ganas seperti leukemia dan cacat lahir. Radiasi ionisasi pada manusia dapat bertindak sebagai mutagen, karsinogen, dan teratogen. Hal ini dapat menyebabkan katarak, gangguan kesuburan, penuaan dini, dan kerusakan kulit. Radiasi-induced kanker dapat terjadi sesedikit 2 sampai 5 tahun setelah paparan, atau setelah periode laten sampai 25 tahun setelah paparan. Risiko yang lebih besar terjadi bagi mereka yang terkena dalam rahim. Radiasi Non Ionisasi Ada dua jenis radiasi non-ionisasi: optik dan beberapa medan elektromagnetik. Radiasi optik meliputi ultraviolet dan inframerah. Medan elektromagnetik, seperti 41

yang disebabkan oleh frekuensi gelombang mikro atau radio, dijelaskan dalam hal panjang gelombang atau frekuensi. Efek berbahaya dari non-pengion radiasi dari tiga jenis utama: fotokimia (sunburn atau kebutaan salju), termal, dan listrik. Efek kesehatan dari ultraviolet (UV) radiasi termasuk meningkatkan kejadian karsinoma sel skuamosa dan basal dan melanoma pada kulit, kanker yang sangat ganas. Jenis radiasi ini dikaitkan dengan paparan berlebihan pada matahari, di samping kanker kulit, mengakibatkan luka bakar kulit dan mata, katarak, imunitas berkurang, dan kerusakan pembuluh darah. Paparan radiasi inframerah dalam jangka waktu lama dikaitkan dengan peningkatan risiko katarak, gangguan kesuburan, dan kerusakan jaringan. Paparan jangka panjang penggunaan telepon seluler, tinggi saluran listrik tegangan, dan radio dan pemancar radar diduga terkait dengan peningkatan risiko kanker, tetapi hal ini belum terbukti. Microwave eksposur pada tingkat tinggi dapat merusak jaringan rentan, namun tingkat paparan berbahaya belum ditentukan secara meyakinkan. Laser berdenyut gelombang elektromagnetik yang digunakan semakin dalam kedokteran dan industri. Laser tidak dimaksudkan untuk penggunaan medis (dan disalahgunakan laser medis) dapat menyebabkan kerusakan retina irrreparable dan luka bakar yang parah. Penggunaan dosis rendah iradiasi dalam produksi, pengolahan, dan penanganan makanan untuk mencegah bahaya keamanan pangan sedang banyak didukung oleh organisasi profesi. Ini memberikan tambahan penting untuk sanitasi dan praktek manufaktur yang baik untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan makanan-penyakit yang terbawa bahkan di negaranegara industri. Lebih dari 40 tahun penelitian dan digunakan di Amerika Serikat dan banyak negara lain telah menunjukkan efektivitas dan keamanan dosis rendah radiasi. Hal ini dengan cepat menjadi bagian penting dari perlindungan kesehatan masyarakat dari makanan-borne penyakit di Amerika Serikat dan internasional, meskipun penerimaan publik masih bermasalah. Dampak Lingkungan The US National Environmental Policy Act (NEPA), lulus pada tahun 1970, membuat perlindungan dan pemulihan masalah lingkungan sebagai kebijakan nasional. NEPA mengharuskan semua agen-agen federal untuk membuat pertimbangan lingkungan ke dalam akun dalam pengambilan keputusan proses dan pelaksanaan program. Pernyataan Dampak Lingkungan diperlukan untuk konstruksi utama dan program 42

pekerjaan umum, menggambarkan dampak positif, efek samping yang mungkin, alternatif, dan efek ireversibel. Undang-undang ini mengakibatkan perubahan dalam proyek nasional dan menyebabkan pengaturan pendekatan regulasi untuk pengawasan, pengendalian, dan pencegahan pencemaran dengan bahan dan proses yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.

Keadaan Darurat Yang Melibatkan Zat Berbahaya Sejak Perang Dunia II, telah terjadi peningkatan pesat dalam jumlah bahan kimia dikembangkan dan digunakan di seluruh dunia. Lebih dari 60.000 bahan kimia yang tersedia, dengan 600 zat baru yang diproduksi setiap tahun, jumlah yang tidak diketahui yang berbahaya. Efek kesehatan yang dihasilkan dari pelepasan zat berbahaya seringkali tidak diketahui. Sebuah bahan berbahaya didefinisikan sebagai pelepasan terkontrol atau ilegal atau ancaman pelepasan bahan kimia atau berbahaya. Manajemen pabrik bertanggung jawab atas kerusakan akibat kelalaian dalam hukum baik perdata maupun pidana. Dimana paparan masyarakat terjadi dari kelalaian, kecelakaan, atau bencana alam, respon kesehatan masyarakat darurat diperlukan, didasarkan pada persiapan sebelumnya. Potensi bencana kimia membutuhkan pendekatan pencegahan mendasar oleh industri dengan pengawasan oleh badan pengatur federal dan negara bagian. Di Amerika Serikat, agen-agen federal utama yang terlibat adalah Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) dan Keselamatan dan Kesehatan Administrasi (OSHA). Bahkan di negara-negara industri, pemantauan untuk logam berat bermasalah. Tujuan AS adalah untuk meningkatkan jumlah negara dan wilayah yang memantau penyakit dari bahaya logam berat lingkungan. Semua negara moni tor untuk keracunan timbal, sedangkan 20 monitor untuk pestisida, 14 untuk merkuri, 10 untuk arsenik, 10 untuk keracunan kadmium, dan 35 untuk cacat lahir. Sasarannnya adalah untuk memantau pestisida pada manusia dengan mengukur konsentrasi urin metabolit. Secara internasional, sejumlah bencana besar terjadi dalam beberapa dekade terakhir. Dalam Seveso, Italia, pada tahun 1976, sebuah ledakan di sebuah pabrik kimia mengakibatkan 17.000 orang dievakuasi dan pengakhiran banyak kehamilan di kalangan wanita yang terpapar. Pada 1984, rilis tiba-tiba metil isocyanide yang sangat beracun dari sebuah pabrik kimia di Bhopal, India, mengakibatkan banyak kematian, 43

dan buta permanen beberapa ribu orang , membutuhkan evakuasi dari 300.000 orang yang diperkirakan tinggal di lingkungan yang berdekatan. Bencana nuklir dan kimia telah menjadi elemen mayor dalam perencanaan bencana bagi perusahaan, investor, dan lembaga kesehatan kerja dan lingkungan, serta bagi masyarakat yang berdekatan dengan produksi bahan kimia, penyimpanan, atau transportasi.

Bencana Buatan Manusia, Perang, Terorisme The man-made disaster, telah menggunakan bahan kimia, biologi, dan metode nuklir sebagai metode perusakan serta metode perusakan tradisional seperti blokade ekonomi. Perang dan terorisme, banyak menggunakan bahan kimia armamentaria dan lambat laun akan menggunakan penghancuran secara biologis atau bahkan nuklir. Ketika bencana terjadi, pelajaran yang bisa diambil adalah untuk meningkatkan pelayanan untuk bencana berikutnya, baik itu alami atau buatan manusia (lihat Bab 7). Sejak Perang Dunia I, gas beracun telah digunakan sebagai senjata terhadap kedua pasukan garis depan dan penduduk sipil. Praktek ini berlanjut hampir ke akhir abad kedua puluh. Gas beracun digunakan oleh Nazi dalam Holocaust atau orang Yahudi dalam Perang Dunia II. Mesir menggunakan gas beracun dalam perang di Yaman pada tahun 1960, dan pada tahun 1980-an, Irak targetkan desa Kurdi dan membunuh ribuan laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Defoliants (Agen Oranye) digunakan secara luas selama Perang Vietnam yang diyakini memiliki efek jangka panjang terhadap warga sipil Vietnam dan personil militer yang terkena. Insiden pengeboman teroris terjadi di banyak bagian atau dunia selama 1990-an. Pada tahun 1995 bom diledakkan oleh teroris domestik di sebuah gedung federal di Oklahoma City di Amerika Serikat dan menewaskan lebih dari 160 orang. Serangan teroris terbesar adalah pembajakan pesawat sipil komersial dan menabrak World Trade Center di New York City pada September II, 2001, dan menyebabkan kematian 3000 orang dan mengakibatkan kemarahan justru memulai perang melawan teror di seluruh dunia. Potensi untuk kelalaian, atau kecelakaan bencana, apakah buatan manusia atau alam, merupakan bahaya nyata dan sekarang membutuhkan pejabat kesehatan untuk berkoordinasi dengan pertahanan sipil dan otoritas militer untuk mempersiapkan rencana bencana dan terus mempersiapkan diri untuk kejadian tersebut. Perencanaan 44

dapat sangat mengurangi jumlah dan tingkat keparahan korban bencana bahan kimia beracun. Ke masyarakat dan siap siaga terhadap kemungkinan bahaya kimia. Hal ini melibatkan pendekatan holistik yang menggabungkan teknologi, prosedur, dan praktik manajemen. Tanggung jawab yang pertama terletak pada manajemen, yang harus memiliki tingkat kesadaran dan komitmen yang tinggi terhadap pencegahan bahaya dan praktik yang aman. Berbagai macam industri berisiko sangat luas dalam masyarakat modern. Antara lain binatu lokal dan pabrik furniture serta industri kimia. Hak untuk mengetahui diberikan oleh pemerintah, masyarakat profesional, asosiasi perdagangan, serikat buruh, komunitas penelitian, media berita, dan lingkungan serta masyarakat umum. Hak untuk mengetahui menjadi suatu kebutuhan untuk mengetahui. Kedaruratan lingkungan terjadi ketika keluarnya bahan kimia atau radiasi ke udara. Inhalasi dan efek jatuhan radioaktif tergantung pada kondisi cuaca dan sebaran asap. Manajemen klinik terhadap penduduk yang terkena dan personil darurat adalah kegiatan pengelolaan kesehatan yang melibatkan organisasi triase dan layanan transportasi di lokasi bencana. Keputusan untuk mengevakuasi penduduk sering dibuat dengan keterbatasan informasi tetapi harus diambil dengan memperhitungkan potensi paparan selama evakuasi, dipertimbangkan terhadap efek penjualan rumah dan tetap berada di dalam ruangan. Pendekatan terhadap pengelolaan masalah kesehatan lingkungan membutuhkan rangkaian kesatuan antara kegiatan yang saling terkait dan tahapantahapan mulai dari pencegahan, persiapan, deteksi, tanggapan, dan pemulihan. Termasuk pengukuran untuk membangun kembali infrastruktur dan juga kehidupan dan mata pencaharian yang terkena dampak bencana. Pencegahan akhirnya merupakan cara yang paling hemat biaya dan menguntungkan dalam mengatasi potensi masalah kesehatan lingkungan. Prinsip-prinsip kesiapsiagaan bahaya lingkungan termasuk: Perencanaan Koordinasi dengan lembaga setempat Persiapan Penelitian Adaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

45

Latihan Pengawasan Penyaluran Deteksi Pencegahan Kejadian Respon Revisi berdasarkan pelajaran yang dipelajari

Tim yang tepat untuk menangani situasi seperti ini melibatkan kesehatan masyarakat, kesehatan kerja, dan investigator epidemiologi seperti polisi, pemadam kebakaran, pertahanan sipil, angkatan bersenjata, satuan perang kimia, dan staff psikologis. Perencanaan pemulihan pasca perang merupakan bagian proses perencanaan (perencenaan bahaya dibahas pada chapter 7). Efek jangka panjang antara lain posttraumatis stress disorder (PTSD) yang dapat menyebabkan kelainan fungsi psikologis pada individu yang terkena. PTSD dapat dikurangi dukungan psikologis yg cepat kepada korban bencana pada lokasi bencana dan pada evakuasi atau pusat pemantauan dan harus menjadi bagian dari perencanaan kedaruratan. Penilaian risiko yang cepat mencakup pertimbangan bahaya, potensial paparan, respon dosisi, yang meliputi baik risiko jangka pendek dan jangka panjang. Pusat komando dan pemimpin yang ditunjuk diperlukan untuk memelihara kontrol terhadap kebutuhan informasi koordinasi antara lembaga, dan distribusi sumber ke area yang paling membutuhkan. Penilaian epidemiologi jangka panjang mungkin diperlukan untuk hukum dan tujuan kompensasi, seperti untuk pelatihan dan persiapan kejadian yang akan datang. Pembelaan merupakan fungsi kesehatan masyarakat, dan isu keselamatan dan lingkungan adalah area dimana pembelaan dapat memberikan keuntungan umum yang penting. Kepemimpinan dalam menetapkan masalaha kesehatan masyarakat dan dalam menetapkan tindakan yang panting untuk mengurangi faktor risiko, arau efek jangka pendek atau jangka panjang penyakit, membutuhkan keterampilan dalam menginterpretasikan peristiwa dan studi epidemiologi, menmberikan gambaran kepada pembuat kebijakan untuk menempatkan isu-isu tersebut.

46

ORGANISASI KESEHATAN LINGKUNGAN World Health Organization Commision on Helath and Environment Report (1992) menghasilkan dokumentasi konsensus masalah kesehatan lingkungan internasional. Komisi ini, diketuai oleh Simone Weil dari Parlemen Eropa, termasuk di dalamnya ilmuwan terkenal, pemimpin profesional, dan organisasi internasional. Laporan ini menghasilkan konsensus internasional yang kuat mengenai aksi gabungan untuk mencegah dan membersihkan degradasi lingkungan yang telah terjadi di eropa selama beberapa dekade. Organisasi Nasional untuk kesehatan lingkungan dapat dijumpai dalam berbagai bentuk. Pada masa lampau, umumnya dijumpai kementerian kesehatan memiliki departemen kesehatan lingkungan, tapi pada saat ini meningkat dan berubah menjadi kementerian lingkungan hidup. Sejak 9/11, kekhawatiran pemerintah dan masyarakat meningkat terhadap kemungkinan keadaan darurat termasuk kerusakan lingkungan dan kejadian keracunan makanan atau air kotor. Bencana alam dan bencana yang disebabkan manusia di dalam lingkungan memerlukan usaha pembaruan untuk mempersiapkan rencana darurat dan melaksanakan pelatihan yang tepat, dan menggunakan kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan pusat layanan primer seperti ambulans, pemadam kebakaran, polisi, dan layanan militer merupakan kepentingan yang besar (lihat chapter 10) (Kotak 9.9) BOX 9.9 Prosedur Darurat Untuk Bahan-Bahan Berbahaya, Bencana Kimia dan Radiasi 1. Merencanakan dan mempersiapkan sistem kesehatan masyarakat setempat, rumah sakit, dan responder pertama lainnya untuk mengatasi kemungkinan bahaya ataupun serangan kimia dan radiasi 2. 3. 4. 5. Mentapkan laporan peringatan awal dan prosedur komunikasi Mengandung dan mengurangi penyebaran racun Memberikan informasi kepada masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah Memberitahukan kepada organisasi negara, kota, dan federal.

atau gedung lainnya

47

6.

Meminimalisasi paparan dengan memastikan populasi yang mungkin terkena

untuk tetap berada di dalam ruangan, dengan menyegel dan mengisolasi area yang terkena atau evakuasi terbatas. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Mengidentifikasi, dekontaminasi, dan mentriase penduduk yang terkena Mengunkur paparan dan reaksinya. Menentukan penyebab dan antidot Mengajukan prosedur antikimia bagi penduduk yang terkena termasuk Mengkoordinasi triase di lapangan dan evakuasi bagi pelayanan medis Memastikan layanan medis atau rumah sakit bagi penduduk yang terkena Menyediakan informasi yang akurat kepada masyarakat Mempromosikan layanan kesehatan dan pendukung di lokasi evakuasi investigasi- profesional dan kriminal mengganti kerugian penduduk yang terluka atau yang dipindahkan mengajukan tuntutan pidana dan perdata terhadap kelalaian perusahaan atau Menyediakan dokumentasi dan rekomendasi dari pelajaran yang didapat. Melihat kembali prosedur dan merevisi kembali rencana penanggulangan Mempromosikan diskusi umum dan profesional.

memusnahkan pakaian, shower, dan antidot

manajemen perorangan.

bencana

Dikarenakan perhatian terhadap kerusakan lingkungan dan pemecahan dari usaha peraturan pemerintah, Amerika Serikat mendirikan EPA pada tahun 1970 sebagai pusat agensi federal yang melaporkan ke presiden untuk mengkoordinasi administrasi masalah kesehatan lingkungan yang luas. EPA menetapkan standar dan peraturan bagi berbagai legislasi yang berkaitan dengan lingkungan, seperti polusi air dan udara, Pengelolaan sampah padat dan berbahaya, suara, sumber air minum, pestisida, dan radiasi. Meskipun perkembangan EPA dan konrolnya terhadap pembiayaan untuk mengurangi racun dan lokasi limbah lainnya, koordinasi di antara lembaga merupakan hal yang kompleks. Di pemerintahan Amerika Serikat, berbagai jenis lembaga yang terletak di departemen pemerintah yang berbeda bertanggungjawab terhadap lingkungan (Tabel 9.6). Kemajuan substansi lingkungan dibuat di Amerika Serikat dalam 25 tahun terakhir dan dicantunkan dalam Kotak 9.10

48

KESEHATAN KERJA PENDAHULUAN CDC mempertimbangkan bahwa kemajuan kesehatan pekerja dan keamanan merupakan satu dari sepuluh pencapaian besar dari kesehatan masyarakat di Amerika Serikat pada abad ke 20. Konsil Keamanan Nasional Amrerika Serikat melaporkan dari 1933-1997 menunjukkan bahwa kematian yang berhubungan dengan kecelakaan kerja menurun 90%, dari 37 per 100.000 pekerja menjadi 4 per 100.000 pekerja, pengurangan jumlah kematian dari 14.500 ke 5.100; selama periode yang sama ini pekerja paksa lebih dari tiga kali lipat, dari 39 juta sampai kira-kira 130 juta (CDC, 1999) Tabel 9.6 Badan Pemerintahan Federal AS yang bertanggung jawab terhadap lingkungan Badan Perlindungan Lingkungan (independen) Konsil kualitas lingkungan ( kantor eksekutif) Komisi Pengaturan Nuklir (independen) Kantor keamanan Lingkungan dan Kessehatan (dept. Energi) Kantor kebijakan dan bantuan Lingkungan (dept. Energi) Kantor reklamasi dan Penegakan Permukaan tambang (dept. Interior) Biro Pengelolaan Lahan (Dept. Interior) Pusat kesehatan lingkungan, CDC (HHS) Institut Nasional keamanan dan kesehatan kerja, NIOSH (CDC) Komisi Keamanan Produk Konsumen (Independen) Layanan Kesehatan Masyarakat (HHS) Pusat Kontrol Penyakit (HHS) Administrasi Makanan dan Obat-obatan (HHS) Badan Untuk Bahan Beracun dan Pendaftaran Penyakit (HHS) Administrasi Keamanan dan Kesehatan Kerja, OSHA (Dept. Tenaga Kerja) Keamanan dan Kesehatan Bahan tambang (Dept. Pertambangan) Layanan Ikan dan Hewan Liar ( Dept. Interior) Layanan Perlindungan Tanah (Dept. Pertanian) Departemen Keamanan Negara Kotak 9.10 Tonggak Sejarah Kesehatan Lingkungan di AS, 1970-2006 49

1970

Presiden Richard Nixon membentuk EPA, dengan misi untuk melindungi

lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kongres mengamandemenkan undang-undang kebersihan undara untuk mengatur kualitas udara nasional, emisi, dan standar antipolusi 1971 1972 Kongres membatasi penggunaan cat berbahan dasar timbal pada tempatEPA melarang DDT, pestisida penyebab kanker, dan memerlukan tinjauan tempat tinggal serta pada boks dan mainan ektensif bagi semua jenis pestisida. US dan Kanada sepakat untuk membersihkan Great Lakes, yang mengandung 95% air tawar bagi Amerika dan menyuplai air minum bagi 25 juta penduduk. Kongres mengesahkan undang-undang Kebersihan air, membatasi limbah mentah, dan polutan lain mengalir ke sungai, danau, dan aliran air lainnya. Hanya 36% dari aliran air yang mengalir di negara tersebut yang dinilai aman untuk memancing dan berenang. Pada tahun 2006 sekitar 60% yang aman untuk penggunaan tersebut. 1973 EPA mulai menghapus bahan bakar bertimbal; Pembatasan perdagangan minyak OPEC memicu krisis energi, merangsang perlindungan dan penelitian sumber energi alternatif. EPA mengeluarkan izin pertamanya untuk membatasi pembuangan polusi pabrik ke dalam saluran air. 1975 1976 Kongres menetapkan standar bahan bakar ekonomi dan mengatur standar Kongres mengesahkan undang-undang Konservasi dan Perbaikan Sumber pembuangan emisi mobil, menghasilkan pengenalan terhadapa konverter katalis. daya alam, mengatur limbah berbahaya dari produksinya ke pembuangannya. Presiden Gerald Ford menandatangani Undang-undang pengontrolan bahan beracun untuk mengurangi risiko kesehatan lingkungan dan manusia; EPA mulai menghapus produksi dan penggunaan penyebab kanker PCB. 1977 1978 Amandemen Undang-undang kebersihan udara untuk memperkuat standar Penduduk menemukan Love Canal, New York, terkontaminasi oleh wadah kualitas udara dan melindungi kesehatan manusia. bahan kimia bocor yang terkubur; pemerintah federal melarang chlorofluorocarbons (CFC) sebagai bahan bakar dalam kaleng aerosol, CFCs merusak lapisan ozon, yang melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya. 1979 EPA mengenalkan teknologi scrubber untuk membersihkan polusi udara dari pembangkit listrik batubara. Teknologi ini diterapkan secara luas pada tahun 1980-an. 50

Pembangkit listrik tenaga nuklir Three Mile Island kecelakaan di dekat Harrisburg, Pennsylvania, meningkatkan kesadaran dan diskusi mengenai keamanan tenaga nuklir. EPA dan badan lainnya memantau efek radioaktif. 1980 Kongres mengadakan pembiayaan untuk membersihkan lokasi limbah berbahaya. Pembuat polusi harus bertanggungjawab untuk membersihkan lokasi yang paling berbahaya. 1981 1982 Konsil Penelitian Nasional melaporkan penemuan hujan asam yang intensif di Kongres menetapkan hukum mengenai pembuangan yang aman bagi limbah timur laut AS dan kanada. nuklir. Kontaminasi dioxin memaksa pemerintah untuk membeli rumah di Times Beach, Missouri. Pemerintah federal dan para pembuat polusi yang bertanggung jawab berbagi biaya untuk pembersihan. Protes TPA PCB di Carolina Utara memulai gerakan keadilan lingkungan. 1983 Gerakan pembersihan mulai membersihkan polusi Teluk Chesapeake yang berasal dari sampah tanaman obat-obatan, limbah perkotaan, dan sampah peternakan. EPA mendorong para pemilik rumah untuk mengetes gas radon, yang menyebabkan kanker paru-paru; lebih dari 18 juta rumah dites untuk radon. Sekitar 575 jiwa diselamatkan setiap tahunnya dari kelonggaran radon dan konstruksi baru tahan radon. 1985 1986 1987 Ilmuwan melaporkan bahwa lubang yang sangat besar pada lapisan ozon bumi Kongres mendeklrasikan bahwa masyarakat berhak mengetahui ketika bahan AS menandatangani Protokol Montreal, berjanji untuk menghapuskan membuka setiap mata air di seluruh Antartica. kimia beracun dikeluarkan ke udara, tanah, dan air. produksi CFC. Sampah medis dan lainnya dibersihkan di batu karang; pantai ditutup di New York dan New Jersey. 1988 1989 1990 Kongres melarang pembuangan limbah lumpur dan industry di laut. Exxon Valdez menumpahkan 11 juta gallon minyak mentah di Prince William Amandemen Undang-undang Kebersihan Udara memerlukan setiap Negara Jumlah bahan kimia yang tercatat di Inventaris Pengeluaran Racun EPA hamper dua kali lipat, dari 328 pada tahun 1990 hingga 644 pada tahun 1999.

Sound, Alaska bagian menunjukkan kemajuan dalam peningkatan kualitas udara.

51

Undang-Undang Pendidikan Kesehatan Nasional ditandatangani, untuk mendidik masyarakat untuk memastikan suara secara ilmiah, seimbang, dan keputusan yang bertanggung jawab mengenai lingkungan. 1991 Badan federal mulai menggunakan produk daur ulang. EPA mmmeluncurkan program industry kemitraan sukarela untuk lampu hemat energi dan untuk mengurangi pengeluaran racun dari bahan-bahan kimia. 1992 1993 EPA meluncurkan Program Energy Star untuk membantu konsumen EPA melaporkan asap rokok mengkontaminassi udara dalam ruangan, mengenali produk hemat energy memberikan risiko kesehatan yang serius kepada perokok pasif. SAat ini, lebih dari 80 persen penduduk Amerika melindungi anak ereka dari paparan asap rokok di rumah. Cryptosporidium mewabah di Milwaukee, air minum di Wisconsin menyerang 400.000 orang dan membunuh lebih dari 100 orang. Pemerintah federal menggunakan $200 milyar anggaran tahunannya untuk membeli produk daur ulang dan ramah lingkungan. 1994 Program Brownfields EPA untuk pembersihan ditinggalkan, mengkontaminasi EPA mengeluarkan standar baru bagi pabrik kimia untuk mengurangi polusi udara beracun lebih dari setengah juta ton setiap tahun, setara dengan memhilangkan 38 juta kendaraan per tahunnya. 1995 EPA meluncurkan program hujan asam berbasis insentif untuk mengurangi pengeluaran sulfur dioksida. EPA memerlukan insinerator kota untuk mengurangi limbah beracun hingga 90% dari level 1990. 1996 Penyuplai air minum umu perlu menginformasikan kepada pengguna mengenai bahan kimia dan mikroba dalam air mereka; dana yang tersedia digunakan untuk meng-upgrade perawatan tanaman air. Mayoritas rumah tangga Amerika saat ini memiliki air minum yang aman. EPA memerlukan setiap pembeli dan penyewa rumah diinformasikan mengenai bahaya cat berbasis timbale. Undang-undang perlindungan Kualitas Makanan ditandatangani untuk memperketat standar penggunaan pestisida untuk menanam makanan, dengan perlindungan khusus untuk memastikan bahwa makanan tersebut aman dikonsumsi anak-anak. 52 lokasi untuk kembali menjadi penggunaan bagi komunitas yang produktif.

1997

Executive Order dikeluarkan untuk melindungi anak-anak dari risiko

kesehatan lingkungan, termasuk asma pada anak-anak dan keracunan timbal. EPA mengeluarkan standar kualitas udara baru untuk asap dan jelaga, sebuah tindakan yang dapat meningkatkan kualitas udara bagi 125 juta penduduk Amerika. 1998 1999 Clean Water Action Plan diumumkan untuk melanjutkan membuat air di Standar emisi baru bagi mobil, kendaraan sport, minivan, dan truk, perlu 77EPA mengumumkan persyaratan baru untuk meningkatkan kualitas udara di taman-taman nasioal dan area hutan belantara. 2000 2002 EPA menetapkan peraturan yang mewajibkan lebih dari 90% mesin diesel dan Undang-undang Revitalisasi Brownfields dan Small Business Liability Relief bahan bakar lebih bersih ditandatangani untuk merebut kembali dan mengembalikan ribuan property yang terbengkalai. 2003 Undang-Undang Pemugaran Kesehatan Hutan ditandatangani untuk mencegah kebakaran hutan dan memelihara hutan nasional. Lebih dari 4000 bus sekolah dipasang Program Bus sekolah Amerika bersih, menghilangkan 200.000 pon partikel dari udara selama decade yang selanjutnya. Legislasi Clear Skies dan program peraturan alternative diajukan untuk menciptakan system topi dan perdagangan untuk mengurangi emisi SO 2 hingga 70% dan emisi NOx hingga 65 persen dari level saat ini. 2004 Baru, lebih melindungi, standar partikulat halus dan ozon 8jam memberikan Peraturan Udara bersih tahun 2004 diusulkan untuk membuat masyarakan lebih sehat. EPA memerlukan bahan bakar dan mesin yang lebih bersih untuk mesi diesel off-road seperti peralatan pertanian dan konstruksi. 2005 2006 EPA mengeluarkan Peraturan Udara Bersih Antar Negara bagian dan WaterSense adalah sebuah program untuk meningkatkan kesadaran mengenai Peraturan Udara bebas merkuri pentingnya efisiensi air, memastikan hasil dari produk efisiensi air dan menyediakan informasi yang baik bagi konsumen. Undang-Undang Restorasi Air bersih 2007 memperjelas judifikasi federal air tanah dalam proses di kongres. 53 efek di setiap Negara. Amerika aman untuk memancing dan berenang. 95% lebih bersih di masa yang akan dating.

Kesehatan kerja adalah promosi dan perlindungan fisik, mental, dan sosial tertinggi bagi pekerja di semua pekerjaan dengan mencegah keberangkatan dari kesehatan, mengontrol risiko, dan mengadaptasi pekerjaan kepada seseorang dan seseorang ke pekerjaan mereka (Organisasi Buruh Internasional dan WHO, 1950). Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, selalu menjadi bagian esensial dari kesehatan masyrakat, mempunyai bubungan yang tinggi dengan kesehatan lingkungan, dan juga bagi bidang lainnya. Pekerja juga merupakan bagian dari sebuah keluarga dan pencari nafkah, sehingga kesehatan pekerja berkaitan dengan kesehatan keluarga. Pekerja tidak hanya diperhatikan mengenai apa yang terjadi di tempat kerjanya tetapi juga dengan bahan berbahaya yang mungkin didapatkannya. Pensiunan pegawai atau pegawai yang di PHK khawatir mengenai biaya pensiunan dan honor. Kesehatan kerja dalam konteks yang lebih luas mempunyai tempat penting di Kesehatan Masyarakat Baru. PERKEMBANGAN KESEHATAN KERJA Kesehatan kerja merupakan salah satu sector tertua dati kesehatan masyrakat, menilik kembali ke zaman Romawi. Dokumentasi penyakit akibat kerja dimulaii pada tahun 1700 oleh Ramazzini. Contoh sejarah dari bahaya kesehatan dan penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan antara lain penyakit kudis pada pelaut, kanker skrotum spesifik pada penyapu cerobong pada abad 19 di Inggris, paru-paru hitam pada penambang batubata, keracunan merkuri pada pembuat topi, byssinosis pada pekerja pemintal kapas, dan mesothelioma pada pekerja asbestos. Daftar ini panjang dan berkembang menjadi cedera musculoskeletal dan hepatitis B pada pekerja rumah sakit, kelainan spinal pada tukang ketik, dan neuritis medial pada pekerja komputer (carpal turner syndrome). Intervensi sangat beragam dari larangan penggunaan asbestos hingga modifikasi lingkungan kerja kantor melalui kursi yang lebih baik, latihan istirahat, dan latihan ergonomic bagi pekerja. Selama awal abad 19, kondisi kerja keras pada anak-anak, wanita, dan pekerja lain menyebabkan parlemen bertindak untuk mengatur pabrik dan barang tambang, memperbaiki kondisi secara umum. Inspektur pabrik pertama di UK, ditunjuk pada tahun 1833 untuk mengeola ketentuan Undang-Undang Pabrik dan loka karya. Pada tahun 1898, Thomas Legee menjadi dokter medis pertama yang ditunjuk menjadi kepala inspektur pabrik di UK. Ia mengeluarkan pikirannya mengenai pendekatan 54

dasar kesehatan masyarakat untuk kesehatan pekerja dan menetapkan prinsip bahwa pengelolaan bertanggung jawab terhadap kesehatan pekerja. Isu-isu ini diistilahkan Axiom Legged an masih relevan dengan lingkup kesehatan kerja saat ini ( Tabel 9.7). Pemerintah bertanggungjawab terhadap pengaturan standaar, monitoring, intervensi, dan mengatur kompensasi yang tumbuh secara lambat selama abad yang lalu. Laporan Kasus, studi epidemiologi, dan advokasi mengenai efek timbal, asbestos, vinil klorida, silika, dan serat debu menyebabkan langkah untuk mengurangi bahaya bagi pekerja dan menyediakan dukungan professional bagi inisiasi legislatif. Standar internasional bidang ini. KESEHATAN PEKERJA Kesehatan Pekerja tunduk pada ancaman kesehatan normal bagi populasi orang dewasa, tetapi ada ancaman spesifik untuk kesehatan yang berhubungan dengan situasi kerja. Pekerja memiliki angka kematian yang lebih rendah dari populasi umum karena mereka berbeda secara demografis dari populasi umum dan bahkan berbeda secara epidemiologi dari populasi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Hal ini disebabkan fakta adanya proses seleksi pekerja yang mengekslusikan penderita cacat dan sakit berat dari lapangan kerja. Proses seleksi berlanjut dengan pengurangan orang yang tidak sehat dari lapangan kerja. Hal ini diistilahkan sebagai Efek KEsehatan Pekerja dan merupakan factor yang dipertimbangkan dalam latihan dan studi kesehatan kerja. Angka kematian ataupun norma lain yang berbasis populai dari populasi umum mungkin tidak tepat sebagai perbandingan bila efek ini tidak diperhitungkan. Pencocokan kasus dan studi control mungkin dibutuhkan untuk mengakomodasi fenomena ini. Kelompok populasi lain seperti imigran atau pengungsi juga melewati seleksi yang sama, dimana hanya orang yang sehat yang dimasukkan atau bertahan. BEBAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS PEKERJAAN Di Amerika Serikat, tenaga kerja terdiri dari 135 juta orang dengan 71,4% berusia antara 25 sampai 54 tahun. Penyakit dini, Cidera, dan kematian yang berhubungan dengan paparan pekerjaan merupakan beban besar bagi ekonmi dan system kesehatan. Selama periode 1980-1994, sebanyak 88.622 pekerja meninggal di AS akibat 55 dikembangkan oleh Liga Bangsa, Organisasi Buruh Internasional (ILO), dan organisasi internasional lainnya mendorong perkembangan

kecelakaan kerja dan ditambah 60.000 jiwa meninggaldikarenakan penyakit akibat pekerjaan. Perkiraan biaya tahunan bagi kecelakaan kerja sebesar $128-$155 milyar. Tabel 9.7 Axioma Thomas Legee pada Kesehatan Pekerja dan Versi Modern Axioma Legge Versi Modern 1. Kecuali dan sampai pekerja telah Jangan menyalahkan korban, Kesehatan melakukan semuanya- semuanya berati pekerja melakukan hal yang dapat melindungi dirinya 2. Bila kamu dapat membawa Perubahan structural adalah hal yang merupakan tanggung jawab kesepakatan yang baik-seseorang dapat pengelolaan

pengaruh untuk menanggung, eksternal terbaik untuk pekerja, yang merupakan suatau hal dimana dia dapat berlatih tanpa control, kamu akan sukses, bila kamu tidak bias atau tidak melakukan kamu tidak akan pernah sukses 3. Hampir semua industri Bila kamu menghentikan paparan, kamu

mengalami keracunan akibat menghirup menghentikan keracunan debu dan asap 4. Semua tenaga kerja sebaiknya Pekerja memilik hak untuk mengetahui diberitahu sesuatu mengenai bahaya dari potrnsial bahaya bagi kesehatan mereka bahan yang kontak dengan mereka dan pada tempat kerjanya. tidak dibiarkan menemukannya sendiriterkadang pada harga hidup mereka Kematian akibat kecelakaan kerja menurun dari 8,9 per 100.000 pekerja pada tahun 1980 (7400 kematian) menjadi 5,6 per 100.000 pada tahun 1989 (5714), 4,3 per 100.000 (5290 kematian) pada tahun 2000 dan 4,3 per 100.000 (5734 kematian) pada tahun 2005. Pada tahun 2006, terdapat 5703 kematian akibat kecelakaan kerja di AS (sekitar 16 kematian per hari), dan lebih dari 4 juta merupakan kecelakaan fatal yang baru. KEmatian yang disebabkan penyakit akibat kerja diperkirakan 100.000 per tahunnya. Sejumlah besar kematian terjadi di industry-industri berikut; konstruksi (22,6%), transportasi/komunikasi/sarana umum (18,3%), dan pabrik (14,0%). PEnurunan angka kematian akibat pekerjaan dari tahun 1980-2005 berkaitan dengan

56

efek kumulatif dari meningkatnya kesadaran dan pengaturan bahaya lokasi kerja dan racun, serta teknologi dan mekanisasi baru, berubah dalam ekonomi dan distribusi tenaga kerja. Meskiipun kematian akibat pekerja mengalami penurunan, kecacatan permanen akibat pekerjaan berkembang selama tahun 1980an. Selama 1987, kecacatan permanen dialami oleh 70.000 pekerja, dan jumlah pekerja yang cacat total meningkat hingga 1,8 juta. Selanjutnya, terdapat peningkatan angka kehilangan hari kerja. Penurunan mortalitas dan peningkatan kecelakaan kerja mungkin dikarenakan meningkatnya pelayanan kepada orang yang terluka atau peningkatan nyata pada jumlah kecelakaan. Pada tahun 2001 di AS, terdapat 5,7 kecelakaan nonfatal yang menyebabkan hilangnya hari kerja per 100 pekerja di sektor pribadi, pengurangan 34 % dari tahun 1992. Ada kecenderungan peningkatan yang substansial pada pekerjaan yang lebih berbahaya seperti pertanian, pemancingan dan kehutanan, pertambangan, konstruksi, dan pabrik selama tahun 1990an dan awal abad 21, seperti pada table 9.8. Sepuluh penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang paling sering ditemukan di AS antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Penyakit Paru-paru Cidera muskuloskeletal Kanker Trauma berat Kelainan kardiovaskular Kelainan reproduksi Kelainan neurotoxic Gangguan pendengaran akibat kebisingan Kelainan dermatologis Regangan psikologis dan kebosanan.

PRIORITAS KESEHATAN KERJA DI AS Prioritas bagi penelitian pada kesehatan kerja terfokus pada kecemasan yang barhubungan dengan pekerjaan dan kelainan neuritis, gangguan pendengaran, kelainan muskuloskeletal, cidera (fatal dan nonfatal), keracunan, kelainan respiratori, dan kelainan kulit. Hal-hal ini merupakan isu kesehatan kerja yang paling umum dan termahal dlam ekonomi (CDC Worker Chartbook,2004). Pengawasan cidera di AS dilindungi oleh Institut Nasional keamanan dan kesehatan kerja CDC. 57

ISU-ISU INTERNASIONAL PADA KESEHATAN KERJA Kesehatan kerja telah menjadi isu internasional ketika ekonomi global mentransfer manufaktur dari satu Negara ke Negara lainnya dengan kecepatan besar dan kemudahan (Kotak 9.11). Ha ini sering dimotivasi oleh upah yang lebih rendah dan juga oleh pekerjaan yang lebih rendah dan kontrol pengaturan lingkungan dan kurang ketatnya atau tiddak eksisten perlindungan yang sah untuk mencegah paparan racun dan pekerjaa anak-anak di Negara berkembang.Tranfer bahaya pekerjaan dari Negara industri ke Negara non industri telah menjadi isu di kerjasama internasional dan kesepakatan perdagangan. Negara yang telah berkembang memiliki pengaturan lingkungan yang ketat dan organisasi pekerja dibandingkan Negara yang sedang berkembang dimana terdapat kecemasan bagi industri pemberi pekerjaan pada setiap harga. Pada tahun 2000, factor risiko bertanggung jawab di seluruh dunia untuk 37% nyeri belakang, 16% gangguan pendengaran, 13 % penyakit paru obtruksi kronis, 11% asma, 8% cidera, 9% kanker paru-paru, dan 2% leukemia. Resiko-resiko ini pada pekerjaan menyebabkan 850.000 kematiandi sleuruh dunia dan berdampak pada hilangnya sekitar 24 juta tahun kehidupan. Cidera akibat jarum suntik berjumlah sekitar 40 % untuk hepatitis B dan infeksi hepatitis C dan 4,4% infekssi HIV pada pekerja di layanan kesehatan. PAparan bahaya pekerjaan dihitung untuk proporsi signifikan dari beban penyakit dan cidera secara global, yang dapat mengurangi secara substansial melalui aplikasi strategi pencegahan. Tabel 9.8 Angka Kematian Kecelakaan kerja (per 100.000 pekerja) oleh industry, di AS, tahun terpilih 1985-2005 Industry 1985 1990 1993 2003 2005 % perubahan Tenaga Kerja sipil 5,8 Pertambangan 30,0 Pertanian, perikanan 23,7 dan kehutanan Kontruksi Transportasi, 16,6 15,7 4,6 30,0 18,0 14,0 10,4 4,2 25,4 18,5 11,8 10,1 4,0 26,9 31,9 11,7 17,8 4,0 25,6 32,5 11,1 17,7 1985-2005 -31,3 -7,5 +37,1 -33,1 +1,2

58

komunikasi & sarana umum Administrasi Publik Pabrik Perdagangan besar Perdagangan retail Servis 6,4 4,0 2,8 2,7 1,8 3,8 4,0 3,6 2,8 1,5 4,2 3,6 3,6 2,9 1,4 2,7 2,5 4,2 2,1 na 2,4 2,4 4,6 2,4 na -62,5 -0,40 +64,2 -0,11 ---

KOTAK 9.11 Isu Kesehatan Kerja dalam Ekonomi Global 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. kerja. 12. 13. 14. Kelalaian pemerintah dan korupsi dalam pengembangan peran regulasi. Kesehatan dan pengukuran keamanan yang tidak adekuat di Negara Melebarnya kesenjangan pendapatan antara kelompok berpendapatan tinggi Transfer teknologi dari Negara industry ke Negara berkembang atau area di Pekerja anak-anak di Negara maju dan berkembang Penggunaan pestisida yang berlebihan, keracunan, dan kontaminasi makanan. Kerusakan ekologi dari aliran limbah beracun dan limbah pembuangan. Transfer limbah beracun dari Negara industry ke Negara berkembang. Limbah beracun dari industry berteknologi tinggi. Energi nuklir, kecelakaan, dan sampah. Teknologi dan kepentingan bersama yang professional antara kesehatan kerja Rendahnya keamanan dan standar kontrol di Soviet dan Negara berkembang. Upah rendah, stress psikologik, kebosanan, dan kerja paruh waktu Kelalaian manajemen dan kurangnya akuntabilitas bagi keamanan wilayah dalam Negara

dan kesehatan lingkungan.

berkembang. dan berpendapatan rendah. TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN DAN NASIONAL Di AS, Keuntungan kesehatan pekerja berharga lebih dari baja untuk membuat mobil. Sebagai hasilnya, terdapat perkembangan perhatian pada bagian pengelolaan pekerja dan promosi kesehatan pekerja melalui pemantauan perbaikan nutrisi pada kantin dan kafetaria, kegiatan anti-rokok, dan program fitness fisik. Pengelolaan perhatian pada

59

tenaga kerja yang lebih sehat untuk menampung kenaikan harga pelayanan kesehatan merupakan bagian dari budaya perusahaan modern. Tanggung jawab primer, bagaimanapun juga, secara legal dan moral, berada bersama pengelolaan, dengan tujuan melindungi pekerja dengan memantau risiko, menyediakan lingkungan yang aman, dan menyediakan perawatan pada saat kecelakaan (Kotak 9.12) Cidera dan penyakit akibat kerja merupakan masalah sosial seperti teknik dan keprihatinan pengelolaan. Kompensasi, Proses peradilan, stelan aksi kelas, dan tindaka pemersatu semuanya berhubungan dengan meningkatnya kesadaran terhadap racun dan efek trauma pada pekerja, dan keputusan pengadilan tentang kewajiban manajemen. Ruang lingkupnya dibuat lebih kompleks dikarenakan beberapa penyakit akibat kerja mungkin terjadi dalam waktu yang lama setelah terjadinya paparan: silikosis, mesotelioma akibat asbestos, dan asbestosis mungkin berkembang setelah waktu yang lama hingga 20-30 tahun setelah paparan Tinak lanjut bagi pekerja yang terkena paparan mungkin sulit, dan isu seperti kompensasinya mungkin juga rumit. Kesehatan kerja melibatkan fungsi aturan pemerintah dan tanggungjawab legislasi untuk melindungi pekerja dari racun atau risiko fisik pada lokasi kerja. KOTAK 9.12 Tugas Utama Kesehatan Kerja 1. Antisipasi: berhubungan dengan potensi penyaakit dan cidera untuk memasukkan persiapan bagi pencegahan sebagai fasilitas yang direncanakan atau diperbaiki. 2. Pengawasan dan Pemantauan yang menjamin tepat waktu dan identifikassi yang akurat, melaporkan, dan merekam penyakit dan cidera akibat kerja; Pengawasan medis: pasif atau aktif dan kebersihan serta keamanan industry 3. 4. Hak untu mengetahui: bagi pekerja, profesi kesehatan, dan komunitas besar Analisis epidemiologi: Menganalisis data yang terkumpul menghubungkan

paparan ke data keluaran membantu untuk meletakkan tren, kelompok, asosiasi, dan penyebab penyakit dan cidera bagi investigasi dan pencegahan yang lebih mendalam. 5. 6. 7. Mengurangi paparan: Meminimalisasi paparan racun, untuk mencegah Substitusi: mengganti bahan yang sedikit racun Kesadaran: mendorong kesadaran pemerintah, pengelolaan, komunitas, mendekati atau melebihi batas yang ditetapkan.

pekerja, dan tingkat konsumen

60

8. 9. 10.

Peraturan pemeritah: supervise di lapangan oleh lembaga regulasi, publikasi Kompensasi: Mengkompensasi penyakit dan kematian yang berhubungan Kerjasama pengelola-pekerja: menyadari bahwa partisipasi pekerja pada

standar paparan dan good practice dengan kecelakaan kerja, keracunan, dan stress kesehatan dan keamanan mempunyai keuntungan yang sama. STANDAR DAN PENGAWASAN Pengawasan kesehatan kerja melibatkan sekelompok aktifitas yang dirancang untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan pekerja. Hal ini juga melibatkan sejumlah layanan parallel untuk promosi kesehatan bagi pekerja dan keamanan lingkungan kerja dan harus dikoordinasi di dalam sebuah strategi keseluruhan. Di AS sebelum 1970, pencegahan cidera, kematian, dan penyakit akibat kerja diperintah oleh pemerintah local, Negara bagian atau pekerja pasar. Inisiasi federal untuk meningkatkan standar kesehatan kerja dan keamanan dimandatkan dalam undang-undang Keamanan dan kesehatan kerja tahun 1970, yang menetapkan dua lembaga pemerintah untuk mengimplemantasikan undang-undang tersebut, Administrasi Keamanan dan Kesehatan Kerja dan Institut Nasional Keamanan dan Kesehatan Kerja CDC. OSHA bertanggung jawab bagi pengumuman dan tindakan penegakan, di dalam Departemen Tenaga Kerja AS. OSHA mengatur standar berdasarkan konsesus yang berasal dari organisasi professional di konsultasi dengan tenaga kerja, industry, dan autoritas kesehatan, dimaksudkan untuk mempromosikan keamanan dan mengurangi risiko bagi pekerja dan mengatur standar performa bagi pekerja. NIOSH didirikan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan tujuan undang-undang penyakit akibat kerja, khususnya yang berasal dari paparan kepada racun fisik dan bahan kimia. Undang-undang menyediakan lingkungan untuk regulasi dam studi isu kesehatan kerja termasuk petisi umum, putusan pengadilan, dan temuan penelitian baru yang digunakan untuk memformulasi prioritas bagi standar perkembangan.Pengawasan dilakukan dengan mengkombinai autoritas federal, Negara bagian, dan kesehatan local dengan partisipasi organisasi industri dan professional. Tanggung jawab legal bagi kemanan dan kesehata pekerja ditempatkan bersama pekerja (tabel 9.9), tapi kesadaran dan partisipasi pekerja di program keamanan program merupakan hal yang vital bagi pendekatan yang sukses. 61

Tabel 9.9 pekerja

Tanggung Jawab Pemerintah dan Manajemen pada kesehatan Tanggung JAwab Pemerintah LegislasiMengganti, menetapkan

Tanggung Jawab Manajemen Mengganti bahan yang kurang berbahaya

melarang, legal dan

tanggungjawab

Melampirkan/memisahkan

(kompensasi perdata dan pidana) Peraturan untuk mengatur

melaksanakan standar bagi emisi dan Proses pembuangan Ventilasi Umum Rumah tangga yang baik Memantau kesehatau pekerja Perlindungan personal Investigasi GMP ( Good manufacturing practices) kontrol racun Proses peradilan- civil suit vs kompensasi Mengetes lingkungan dan pekerja dengan pemberitahuan hasi tes Memberi label material yang berbahaya, labeling, dan pembuangan Memantau kesehatan pekerja Mengedukasi manajer dan pekerja Penelitian- ilmiah dan operasional Mengatur dan mengkompensasi bagi kehilangan pendapatan dan gangguan kesehatan Tabel 9.10 Terget Kesehatan pada Kesehatan Kerja di AS selama 2000 Subjek Sebelumnya Targer Mengurangi kematian yang dikarenakan cidera 6/100.000 pekerja <4/100.000 akibat kerja Mengurangi cidera akibat kerja tetap (1983-1987) yang <7,7/100 pekerja <6/100 pada tahun

berdampak pada perwatan medis, hilangnya tetap

waktu kerja atau ketatnya aktifitas kerja 1987 Megurangi infeksi Hepatitis B dengan 6200 kasus pada <1250 kasus meningkatkan level imunisasi hingga >90% tahun 1987 bagi pekerja yang terpapar Meningkatkan lokasi kerja dengan 50 atau lebih pekerja dimana mandate menggunakan system perlindungan pekerja (seperti sabuk pengaman) selama memakai kendaraan <15% bermotor untuk pekerjaan Mengurangi prpoporsi pekerja yang terpapar >75%

62

level kebisingan harian rata-rata yang melebih 85 desibel Menghilangkan paparan yang menyebabkan pekerja memiliki konsentrasi timbale darah lebih besar dari 25 g.dL dari seluruh darah Mengimplementasikan rencana keamanan dan 10 negara bagian 50 kesehatan kerja untuk identifikasi, manajemen, pada tahun 1989 dan pencegahan penyakit dan cidera akibat kerja Menetapkan standar paparan yang adekuat untuk mencegah penyakit paru-paru akibat kerja untuk populasi pekerja yang terpapar, termasuk byssinosis, asbestosis, pneumoconiosis pada pekerja batubara, dan silikosis Meningkatkan proporsi lapangan pekerjaan dengan 50 atau lebih pekerja kesehatan yang dan >50% berimenpletasi program >70% 50 bagian negara bagian negara

keamanan pekerja Meningkatkan proporsi lapangan pekerjaan dengan 50 atau lebih pekerja yang menawarkan pencegahan nyeri belakang dan program rehabilitasi Menetapkan masyarakat bantuan baik ataupun kepada program program bisnis kesehatan departemen untuk

50 bagian

negara

tenaga kerja yang menyediakan konsultasi dan kecil mengimplementasikan program keamanan dan kesehatan bagi pegawainya Meningkatkan proporsi penyedia layanan >75%

primer yang secara rutin memperoleh paparan kesehatan kerja sebagai bagian dari sejarah pasien dan menyedikan konseling yang relevan TARGET KESEHATAN KERJA

63

Laporan Dokter Bedah Umum AS Healthy People 2000 merumuskan sejumlah target bagi isu keamanan dan kesehatan kerja (Tabel 9.10). Ini merupakan target nasional yang juga diadopsi oleh Departemen Kesehatan Negara bagian dan memiliki organisasi serta implikasi yang sah. Tinjauan Midcourse menidentifikasi kemajuan dibuat sejak ditetapkannya tujuan dan target. Penemuannya sulit pada tindakan evaluasi sistemik, dan pada penetapan bahwa beberapa kondisi medis yang berhubungan dengan pekerjaan. Tinjauan juga menemukan kurangnya kesadaran dari metode pencegahan dan risiko diterima bagi beberapa kondisi jikalau dapat dicegah. Terdapat usaha pembaharuan pada aktifitass seperrti penelitian, penetapan, dan ukuran pencegahan yang diperbarui, dan penyebaran informasi dan pelatihan. TOKSISITAS PADA TEMPAT KERJA DAN LINGKUNGAN Bahan-nahan beracun digunakan secara luas pada industri, tidak hanya di pabrik tetapi juga di tempat pelayanan seperti laboratorium, dan mereka merupakan perhatian khussus baik bagi kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan. Informasi ekstensif pada bahan beracun diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengontrolan Penyakit. Kebanyakan perhatian pada kesehatan kerja sudah dideteksi, pencegahan, dan pengurangan paparan kepada bahan beracun pada lokasi kerja, tetapi kebnyakan perhatian saat ini meningkat pada kontaminasi lingkungan sekitar. Pengetahuan ilmiah mengenai racun digunakan pada pengaturan kerja dan sumber, penggunaan, efek, tindakan, dan organ target mereka merupakan hal yang ekstensif. Faktor yang mempengaruhi toksisitas agen termasuk jangkauan dan durasi paparan, dan juga factor penjamu seperti usia, jenis kelamin, fitness, paparan sebelumnya, dan penggabungan factor risiko seperti merokok dan status nutrisi. Faktor-faktor lingkungan termasuk suhu dan aliran udara dan juga peralatan fisik dan kimiandari agen beracun. Sejumlah contoh dari bahan beracun dan sejarah kontrol pengukuran bagi mereka menggambarkan kompleksitas program ini. TIMBAL Timbal merupakan mineral dengan ribuan aplikasi dikarenakan plastisitas dan kelembutannya. Keracunan timbale telah menjadi bahaya pekerja senjak waktu yang lampau. Timbal memasuki tubuh melalui inhalasi dan proses menelan, mempengaruhi system gastrointestinal, saraf, hematologi, dan sirkulasi. Ini berhubungan dengan 64

Kolik usus, ensefalopati, delirium, dan bahkan koma dalam bentuk akut. Bentuk kronis dari keracunan timbale menyebabkan keterbelakangan mental, sakit kepala, gagguan memori, defek neurologi, anemia, dan garis biru pada gusi. Keracunan timbale telh menjadi masalah kesehatan tradissional bagi tukang kaca dan potter karena penggunaan timbale pada proses manufaktur. Wine atau rum yang dihasilkan dan disimpan di container timbale atau di peralatan timah diketahui berhubungan dengan dry gripes pada aband ke 17 dan 18. Kolik Devonshire, digambarkan pada tahun1776 oleh George Baker, menyebar secara luas selama lebih dari 100 tahun di Inggris dimana cuka dibuat dan disimpan di container timbale. Keracunan timbale dan paparannya di tempat kerja tetap menjadi masalah di AS. Timbal menyebabkan hipertensi, neuropati, karsinogenesis, gangguan reproduksi bagi pria, dan aborsi bagi wanita merupakan efek utama racun. Penetapan timbale darah pada tahun1995 oleh CDCs NIOSH Adult Blood LeadEpidemiology dan Surveillance Program yang memantau naiknya level darah diantara orang dewasa, melaporkan bahaya yang berlanjut dari paparan yang diakibatkan pekerjaan sebagai bahaya kerja di AS. STudi mengenai paparan timbale di pengaturan industri diAS menunjukkan paparan yang menyebar luas diatas batas paparan yang diperbolehkan. Ini termasuk industri tradisional dengan paparan tinggi seperti peleburan timbale primer dan sekunder, pabrik baterai dan pigmen, peleburan kuningan/perunggu, dan 47 industri lainnya. Pekerjaan dengan paparan tertinggi melalui industri yaitu tukang cat. Paparan kerja berlanjut menjadi sumber yang penting dari toksisitas timbal. Standar OSHA disebarluaskan pada tahun 1978 dtang pada saat harga timbale turun, mengurangi jumlah prosedur dan derajat keseluruhan komplians. Perhatian bagi toksisitas berkembang dari toksisitas ketat yang berkaitan dengan pekerjaanke lingkungan dimana keduanya terpapar ke pekerja dan populasi umum juga terkena akibat penggunaan logam ini secara luas.Pada tahun 1997, CDC mengadopsi standar level timah drah <10 mikrogram per desiliter, level dimana efek negative bagi perkembangan kognitif dicatat. ANtara 1976 dan 1980 dan 1980 dan 1991, geometri mengukur BLL seseorag yang berusia 1-74 tahun di AS menurun dari 12,8 g/dL hingga 2,9 g/dL, dan bahkan selanjutnya di 1991-1994 hinggan 2,3 g/dL (survey NHANES) Meskipun perbaikan besar (lihat Kotak 9.6), bebreapa 1m7 juta anak berusia 2-5 tahun di AS masih memiliki BLL diatas 10 g/dL. Kemajuan selanjutnya pada 65

BLL akan memerlukan pengurangan bahaya timbale di perumahan dan mengurangi kontak dengan debu yang terkontaminasi timbale, cat rumah timbale, dan paparan lokasi kerja. PAparan timbale lingkungan dan yang terkait pekerjaan belanjut ke masalah kesehatan masyarakat di AS, memerlukan ketekunan yang lebih lanjut dari bagian dokter spesialis anak dan penykit dalam maupun pekerja kesehatan masyarakat, Daerah SIlisia Utara Polandia dengan ibukotanya Katowice dan 4 juta populasi merupakan bagian logam ninbesi, khususnya menggunakan timbale dan zink. Di distrik Katowice terdapat 4 tanaman sejenis, dua diantaranya berumur lebih dari seabad dan memiliki keluaran yang tinggi terhadap timbale atmosfer, dan dua diantaranya dibangun tahun 1960 dengan polusi adekuat dan kontrol peralatan. Meeskipun emisi timbale dan cadmium dari satu tanaman dilaporkan jatuh selama akhir 1980an, level yang tinggi dari timbale darah dan cadmium yangdijumpai di anak-anak, dan kontaminasi tanah ekstensive, termasuk tingginya tingkat kontaminasti sayurn.Masalah ini menyebar uas di Eropa timur. Pengurangan paparan timbale telah dicapau di AS dengan kombinasi legislasi dan tekanan professional dan sosial, menghasilkan penerapan bahan bakar bebas timbale, menghilangkan timbale dari cat, dan mengganti penggunaanya di banyak industri. Kesadaran dan lobi yang aktif oleh kesehatan masyarakat-kelompok tertentu telah memberikan efek yang menguntungkan dalam pengurangan toksisitas timbale di komunitas dan tempat kerja. ASosiasi Kesehata Msyrakat Amerika prihatin bahwa 4,4% anak-anak AS berusia 1-5 tahun memiliki BLL diatas 10 g/dL, dan mempromosikan program dengan rentang yang luas mengenai pengurangan bahaya cattimbal yang lebih lanjut termasuk litigasi terhadap risiko produsen pencegahan terhadap komunitas dan program edukasi kesehatan. dannjuga

ABESTOS Penyakit akibat asbestos merupakan masalah kesehatan kerja dan umum yang berkembang dari peningkatan penggunaan asbestos yang cepat selama perang dunia e II. Ini meninggalkan legasi kematian dan penyakit yang hanya menjadi jelas beberapa tahun kemudian. Penyakit paru fibrosis berasal dari asbestos dan TBC. Pada tahun 1920-an dan 1930-an di Amerika Serikat, studi menunjukkan bahwa silikosis terjadi 66

pada pekerja produksi semen, penambang lahan, pekerja terowongan, penambang timbal-seng dan penambang batuan lainnya. Pada pertengahan 1930-an, diperkirakan 700 pekerja AS tewas akibat terowongan Hawk Nest di Gauley Bridge, Fayette County, Virginia, yang mengarah ke kompensasi hukum mencakup pekerja dengan silikosis. Saat ini masih ada kontroversi pada standar hukum yang terlaksana, dan masalah ini tetap sulit untuk dicegah. Ramazini dalam Silikosis 1.700 "Kita tidak dapat meremehkan penyakit yang menyerang pemecah batu, pemahat, penambang batu dan pekerja lainnya. Ketika mereka menebang dan memotong marmer atau memahat untuk membuat patung dan benda-benda lainnya, mereka sering menghirup pecahan bergerigi yang kasar dan tajam, maka mereka biasanya bermasalah dengan batuk dan beberapa dengan asma kontak dan menjadi konsumtif. " Sumber : Ramazzini, B., De Morbis Artificum Diatriba, 1700, as quoted in Hunter, D., 1969. The Disease of Occupations, Fourth Edition, London: English University Press. DEBU KAPAS (BISINOSIS) Debu kapas telah menjadi penyebab umum penyakit paru-paru obstruktif kronis pada pekerja jangka panjang di industri tekstil, tersebar luas di negara-negara persatuan sampai 1960-an. OSHA membuat standar baru pada tahun 1978 berdasarkan penilaian dari potensi perbaikan ventilasi dan filtrasi, dan penggunaan mesin yang lebih baik. Industri pada saat itu sedang dalam proses penggantian peralatan lama dengan mesin modern dan lebih otomatis, yang meningkatkan kecepatan produksi, lebih efektif menggunakan ruang, mengurangi tenaga kerja, dan kualitas produk yang lebih tinggi, bersama dengan tingkat debu yang lebih rendah. Kelayakan teknis dan ekonomi dari standar yang lebih tinggi adalah benar, dan kepatuhan oleh industri melebihi harapan awal di sekitar sepertiga dari biaya yang diantisipasi. VINIL KLORIDA Vinil klorida berbentuk gas, tidak berwarna yang mudah terbakar dengan bau agak manis. Ini merupakan komponen penting dari industri kimia karena sifatnya yang tahan api, murah, dan banyak digunakan produk akhir. Bahan ini juga merupakan karsinogen menyebabkan kanker hati, otak, dan paru-paru, serta aborsi spontan. Vinil klorida berbahaya terutama ketika terhirup atau tertelan. Penggunaan vinil klorida 67

meningkat sejak tahun 1930-an dan lebih dramatis setelah berakhirnya Perang Dunia II sampai tahun 1970-an. Pada tahun 1960, polivinil klorida (PVC) terbukti berhubungan dengan fenomena Raynaud dan kemudian dengan keganasan, termasuk hemangiosarcoma hati. Tingkat karsinogenitas dari PVC didirikan sebagai hasil dari tinjauan semua bukti pada tahun 1974 oleh kantor penilaian teknologi AS dan OSHA. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa tidak ada tingkat yang aman dari paparan vinil klorida. OSHA mengadopsi 1 bagian per juta sebagai dosis maksimum yang memungkinkan. Saat isu-isu penilaian risiko masih menjadi kontroversial, pengurangan paparan karsinogen di tempat kerja seperti vinil klorida diterima sebagai standar dari kesehatan kerja modern. Meskipun terdapat oposisi yang kuat oleh industri untuk pengurangan ini adalah tingkat emisi yang diijinkan (PEL), kepatuhan penuh dicapai dalam waktu 18 bulan dengan meningkatkan ventilasi, mengurangi kebocoran, memodifikasi desain reaktor dan jalur kimia, dan menggunakan proses yang lebih otomatis. Bahkan peningkatan besar yang lebih efektif dalam produksi PVC menggunakan sedikit vinil klorida. Biaya industri untuk mengurangi tingkat eksposur kurang dari 25% dari biaya yang diantisipasi karena inovasi tak terduga dalam proses produksi. AGEN ORANYE Agen Oranye adalah herbisida yang digunakan secara luas oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat dalam perang Vietnam untuk meratakan wilayah besar dari negara itu. Agen ini termasuk dioksin dan karsinogenik. Tingginya kadar dioksin telah ditemukan dalam ASI, jaringan adiposa, dan darah dari penduduk Vietnam. Meskipun pengambilan sampel belum sistematis, studi yang dilakukan antara tahun 1984 dan 1992 menunjukkan bahwa tingkat tinggi dioxin-seperti kontaminan (TCDD) atau 2,3,4,8-tetrakloro-dibenzo-p-dioxin terlihat dalam sampel darah penduduk Vietnam yang terkena agen oranye selama perang. Studi efek kalangan veteran Amerika dari perang Vietnam belum menghasilkan bukti yang meyakinkan untuk efek jangka panjangnya. Penelitian tambahan akan diperlukan untuk memastikan efek seperti peningkatan kasus kanker atau cacat lahir. Namun, pengadilan dan kompensasi keputusan telah dibuat dalam mendukung veteran yang terpapar dengan Agen Oranye meskipun bukti epidemiologi meyakinkan dari efek buruknya terhadap kesehatan. 68

KEKERASAN DI TEMPAT KERJA Kekerasan ini endemik di banyak kalangan masyarakat dan mempengaruhi banyak organisasi dan lembaga. Kekerasan telah menjadi penyebab utama luka fatal di tempat kerja. Kekerasan dalam pengaturan kesehatan memiliki sejarah panjang, dengan kasus yang pertama kali didokumentasikan pada tahun 1949 ketika pasien menyerang psikiater di fasilitas perawatan kesehatan mental. Sejak itu telah ada penelitian lain yang melaporkan serangan, penyanderaan, pemerkosaan, perampokan, dan tindakan kekerasan lainnya dalam perawatan kesehatan dan pengaturan masyarakat. Selama 1990-an, pembunuhan menjadi penyebab utama kematian kerja untuk perempuan dan penyebab utama kedua, setelah kecelakaan kendaraan bermotor, untuk laki-laki di Amerika Serikat. Pembunuhan karyawan toko di Amerika Serikat dan negara-negara lain telah menjadi masalah kerja utama. NIOSH mengeluarkan pedoman baru untuk mengatasi masalah ini pada bulan April 1998. tanggapan dari asosiasi operator telah menentang standar seperti pemasangan kaca antipeluru dan monitor televisi dan pekerja malam ganda yang telah ditunjukkan untuk mengurangi kekerasan dan kematian pada perampokan bersenjata. Insiden mengejutkan adalah ketika kekerasan dan pembunuhan telah terjadi dimana bom dan pistol yang digunakan dalam pembunuhan pekerja kesehatan di klinik melakukan aborsi, dimana penyerangan dan pembunuhan petugas kesehatan terjadi di rumah sakit dan pengaturan lainnya. Target AS terkait dengan pembunuhan untuk pekerja untuk tahun 2010 adalah 0,4 per 100.000 pekerja selama 16 tahun. Pembunuhan di tempat kerja baru-baru ini telah ditangani sebagai risiko pekerjaan, dan penelitian di bidang ini adalah dalam masa perkembangan. Tidak ada standar universal untuk melindungi pekerja dari pekerjaan yang berhubungan dengan kekerasan, dan tidak ada kebijakan yang telah dibuat untuk melindungi pekerja. Pencegahan terhadap kekerasan di tempat kerja sangat penting dan harus ditangani di tingkat nasional. Saat California Occupational Safety and Health Authority menetapkan pedoman dengan penekanan pada pencegahan kekerasan sebelum terjadi, dengan mengembangkan kebijakan yang efektif untuk menjamin keselamatan kerja. Manajemen dan organisasi pekerja serta sistem kesehatan berbagi tanggung jawab. Pencegahan pemakaian narkoba, alkohol, dan penyalahgunaan seksual atau

69

eksploitasi di tempat kerja sangat penting untuk pencegahan kekerasan di tempat kerja. Tabel 9.12 Faktor Walk-Through Inspeksi tempat kerja Marker Efek sensoris Perangkat keselamatan Penyimpanan Toilet Pekerja kebersihan Tempat makan Usia pekerja Keluhan pekerja Semangat pekerja Tempat kerja Layanan medis Prosedur darurat Kontrol berbahaya Kebersihan Ventilasi Mekanisme kerjasama pekerjazat Pengamatan kondisi, pengaturan keamanan, dan efek pada pekerja iritasi mata, miskin pencahayaan, tingkat kebisingan, rasa logam di udara, asap terlihat, knalpot, suhu (panas / dingin) penggunaan helm keras, masker las, sepatu keselamatan dan pakaian, pelindung telinga, pelindung mata dan wajah, fasilitas pertolongan pertama, respirator, prosedur pemantauan lemari zat kimia berbahaya, botol berlabel, wadah kebersihan, perlengkapan, sabun, kertas toilet, pembuangan sampah Ruang ganti, kamar mandi, loker, perubahan pakaian meja terpisah, kebersihan, fasilitas cuci tangan anak, remaja, orang tua, kehamilan sakit kepala, kelelahan, pusing, mual, sesak napas, masalah kulit moral pekerja tercermin dalam perputaran dan ketidakhadiran tata letak keamanan dalam pergerakan pasokan, produk, ventilasi di tempat staf, pertolongan pertama, prosedur evakuasi tumpahan, kontaminasi, serangan teroris, komunikasi, pelaporan, evakuasi, pelatihan staf label, proses recording, catatan pekerja, skrining periodik penghapusan produk limbah, minyak atau bahan kimia di lantai, mesin, tabel Kipas angin dari asap, bau, debu bagi pekerja dan manajemen untuk berkonsultasi dan berbagi tanggung jawab untuk mengurangi bahaya meningkatkan kinerja

tempat

manajemen Sumber: diadaptasi dari Weeks, K. L., Levy, S. S., Wagner, G. R. (eds.). 1991. Preventing Occupational Disease and Injury. Washington, DC: American Public Health Association. KERJA KESEHATAN DI PRAKTEK KLINIK

70

Para dokter klinis harus menyadari pekerjaan pasien sekarang dan sejarah pekerjaan sebelumnya. Dimasukkannya pertanyaan yang berhubungan dengan faktor tempat kerja kerja saat ini atau masa lalu (lihat tabel 9.12) mungkin penting dalam penyelidikan pasien dan tidaklah mustahil untuk menemukan penyebab penyakitnya. Penyedia layanan kesehatan harus menyadari industri dalam masyarakat dan potensi bahaya mereka. Dokter klinik ini sangat penting karena ia mungkin menjadi yang pertama untuk melihat kasus indeks toksisitas. Untuk hal ini diperlukan beberapa pertanyaan sederhana, seperti berikut, Apa pekerjaan Anda atau hobi? Apa yang Anda lakukan di tempat kerja? Apakah Anda terkena bahan kimia di tempat kerja atau di rumah? Apakah ada orang lain di tempat kerja dengan paparan yang sama dan gejala yang sama? Berapa lama Anda telah terkena bahan kimia? Kecurigaan klinis adalah kunci untuk menemukan penyebab potensi keracunan dari serangkaian gejala, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan publik yang lebih luas. PEMERIKSAAN TEMPAT KERJA Otoritas kesehatan masyarakat bertanggung jawab untuk kesehatan di tempat kerja mungkin berada di bawah wewenang kementerian tenaga kerja atau di bawah otoritas kesehatan masyarakat. Pemeriksaan lapangan memberikan panduan untuk manajemen dan pekerja untuk masalah keselamatan dan kesehatan. Ketidakpatuhan dengan federal, negara bagian, atau standar lokal harus mengarah pada tindakan regulasi untuk memperbaiki kekurangan dan harus mencakup, jika perlu, ganti rugi kepada manajemen. Pemeriksaan tempat kerja melibatkan tempat pengamatan seperti yang tercantum dalam tabel 9.12. pemeriksaan harus didokumentasikan dan tersedia untuk manajemen, pekerja, dan tindak lanjut inspeksi. PENILAIAN RISIKO Mengidentifikasi dan mengukur risiko pekerjaan dan lingkungan adalah pekerjaan sulit, tetapi pengamatan kesehatan klinis atau publik, dilengkapi dengan analisis epidemiologi, dapat mengidentifikasi faktor beracun atau karsinogenik yang dapat dikurangi atau dihilangkan dengan intervensi kesehatan masyarakat. Tingginya kadar kesadaran oleh dokter, efek kesehatan potensial dari paparan lingkungan atau pekerjaan dapat membantu mengidentifikasi indeks kasus seperti pada penyakit menular, menyebabkan investigasi dan penghapusan penyebabnya. Demikian pula, analisis epidemiologi area yang kecil dapat mengidentifikasi populasi yang berisiko 71

tinggi untuk kanker atau efek beracun lainnya, memberikan lokalisasi untuk penyelidikan lebih lanjut. Pembentukan hubungan dosis-respon memerlukan penelitian observasional yang baik. Beberapa studi mungkin terlalu sensitif untuk mengabaikan risiko yang berada pada tingkat signifikansi statistik yang rendah, tetapi masih merupakan risiko yang dapat dicegah, cukup untuk menjamin kompensasi. Hal ini terjadi dalam kasus veteran di Amerika Serikat yang terkena agen oranye di Vietnam pada tahun 1960 dan efek-efek yang menderita dikaitkan dengan eksposur beracun dalam perang teluk pada tahun 1991 dan Perang Irak (perang teluk kedua) dari 2003-2008. Keputusan peraturan dan kompensasi seringkali harus dilakukan dalam menghadapi bukti yang meyakinkan atau bertentangan dari studi epidemiologi. Pada tahun 1960, FDA menggunakan Klausul Delaney untuk diterapkan pada aditif makanan atau pewarna dimana setiap tingkat efek sakit tercatat dalam studi hewan sudah cukup untuk mendiskualifikasi obat untuk dapat diterima, namun hal ini belum menjadi standar hukum berlaku. Itu tetap menjadi salah satu topik kontroversi dan kontradiksi, dengan kasus memberikan preseden yang mempengaruhi pengadilan masa depan dan keputusan peraturan. Kontribusi epidemiologi untuk menyelesaikan masalah tersebut juga masih kontroversial.

Mencegah bencana di tempat kerja Sebuah bencana di tempat kerja dapat mempengaruhi pekerja dan masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab utama untuk pencegahan adalah dengan manajemen, namun pekerja dan masyarakat juga memiliki peran dalam proses. Pencegahan melibatkan pendidikan pekerja dan manajemen, dan kewaspadaan konstan. Pemerintah memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk mengatur dan menegakkan standar, kondisi aman kerja, dan pengendalian bahan beracun dan memastikan kompensasi yang adil untuk cedera atau penyakit. Pengamatan kualitatif sederhana yang tercantum dalam tabel 9.13 dapat memberikan gambaran yang berguna dari kapasitas manajemen bencana dari tempat kerja. Pengamatan ini dapat dibuat oleh manajemen, profesional kesehatan, dan perwakilan pekerja untuk memantau dan meningkatkan kesehatan pekerja dan keamanan ditingkatkan.

72

Prinsip "praktek tempat kerja yang baik" sejajar dengan praktek manufaktur yang baik diperlukan oleh otoritas makanan dan obat. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa standar keselamatan saat diterima melibatkan standar fasilitas, staf, dan kriteria operasional. Tempat kerja yang sehat dan aman harus dipelihara dan diakreditasi atas dasar itu. Tabel 9.13 Penanda dan Indikator Kemampuan Penanggulangan Bencana dalam pengaturan industri Penanda Stakeholder yang terlibat Administrasi Indikator kunci mekanisme konsultasi berkelanjutan untuk mengembangkan dan melaksanakan rencana kesehatan kerja rencana penanggulangan bencana, akses ke pertolongan pertama, latihan bencana sering terjadi; pengawasan yang ketat dari subkontraktor penyelidikan menyeluruh, pengaduan kebocoran, dan

Investigasi

tumpahan Pemantauan pekerja memantau cedera pekerja, penyakit, penggunaan keselamatan tindakan pemantauan Teknologi perangkat Fail-safe, real-time monitoring,

minimal di tempat penyimpanan, otomatis alarm / shutdown perangkat, insinerasi lokal / netralisasi kendaraan dan kontainer standar, pelatihan pengemudi,

Transportasi

kelelahan, alkohol dan penyalahgunaan obat, lalu lintas hak-untuk-tahu para pekerja dan

pelanggaran Informasi / umpan informasi pekerja, balik

masyarakat, masyarakat bencana rencana

Sumber : Richter. E.D., Deutsch P., Adler, J. 1992. Recognition and use of sentinel markers in preventing industrial disaster. Pre-hospital and Disaster Medicine, 7:389395. PEKERJAAN DAN NEW PUBLIC HEALTH Kelas sosial, seringkali didefinisikan oleh pekerjaan dan pendidikan, merupakan penentu utama dari status kesehatan. Sebuah populasi pekerja tidak terampil memiliki tingkat jauh lebih tinggi dari penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker, dan anakanak mereka memiliki tingkat jauh lebih tinggi dari mortalitas dan morbiditas

73

daripada pekerja terampil yang lebih tinggi atau bisnis dan orang-orang profesional. Bukti menunjuk kepada perasaan memiliki kontrol yang kurang terhadap kehidupan sendiri sebagai pertimbangan utama. Pekerja yang memiliki sedikit mengatakan dalam menentukan kegiatan sendiri dapat dikenakan stres yang lebih tinggi pada pekerjaan, seperti pada lini produksi, atau keamanan pekerjaan, kemajuan, dan upah. Kehilangan pekerjaan merupakan faktor kunci dalam meningkatkan kerentanan manusia terutama untuk berbagai kondisi yang mengancam jiwa, termasuk bunuh diri, alkoholisme, kekerasan, penyakit jantung, dan lain-lain. Fenomena perampingan atau mengurangi tenaga kerja, mempengaruhi pekerja produksi tidak proporsional, tetapi juga mencapai tingkat menengah dan atas-manajemen, sehingga bahaya kehilangan posisi pada usia ketika mencari pekerjaan baru tidak mungkin bisa menjadi bahaya kesehatan yang nyata. Kesadaran dan tanggap terhadap berbagai risiko yang terkait dengan pekerjaan dan jabatan merupakan bagian dari tanggung jawab kesehatan. Pencegahan mungkin mendominasi dalam beberapa situasi, skrining untuk penemuan kasus pada orang lain, dan manajemen klinis pada orang lain.

RINGKASAN Kesehatan kerja dan lingkungan merupakan elemen semakin menonjol dari New Public Health bersama dengan kepedulian terhadap ekologi dunia, terutama sejak tahun 1960-an. Masalah di bidang ini telah menjadi lebih kompleks dalam beberapa dekade terakhir dengan berbagai keprihatinan ekologi global yang muncul. Hal ini termasuk pemanasan global, bahaya yang terkait dengan kecelakaan nuklir pada skala Chernobyl, dan bencana kimia yang terjadi sering di semua bagian dunia. Masalah besar lingkungan yang lain seperti penggurunan, kerusakan hutan dan polusi udara besar-besaran adalah masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial pada umumnya. Kepedulian terhadap lingkungan dan pekerja seringkali berbenturan dengan keinginan untuk pertumbuhan ekonomi, terutama di negara-negara miskin ketika mereka mencoba untuk mengatasi populasi meningkat pesat dan harapan meningkat untuk kehidupan yang lebih baik. Kemajuan penting telah dibuat dalam pengelolaan air, produk limbah, limbah beracun, dan standar kualitas udara terutama sejak tahun 1970-an. Kesehatan dan 74

keselamatan pekerja telah meningkat secara dramatis selama abad terakhir di negaranegara industri. Beberapa keuntungan ada di biaya memindahkan bahan berbahaya dan kondisi kerja untuk industri baru atau negara-negara berkembang dalam ekonomi global. Bahkan sektor kesehatan yang waspada, dengan sendirinya, tidak mampu menangani masalah-masalah lingkungan dan kesehatan kerja. Hal ini membutuhkan banyak tingkat dan instansi pemerintah serta dukungan dari opini publik. Peran masyarakat kesehatan masyarakat adalah untuk bertindak dalam peran profesional dan advokasi dengan kerjasama lintas sektoral untuk mengatasi masalah yang kompleks dan vital, epidemiologi menyediakan alat untuk mengukur angka kematian, morbiditas, atau perubahan fisiologis yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kerusakan lingkungan, namun ini mungkin tidak cukup cepat atau sensitif. Kedua epidemiologi dan teknologi pengujian terus meningkat, memberikan harapan untuk standar yang satu akan berharap untuk berkontribusi pada lingkungan yang menyenangkan bersih, lebih aman, dan lebih estetis. New Public Health termasuk berbagai sasaran kesehatan perawatan pribadi dan komunitas untuk semua segmen penduduk sebagaimana dimaksud pada orang sehat 2010 di Amerika Serikat. Lingkungan mempengaruhi semua, tetapi miskin karena berbagai alasan lebih. Kerja atau kurangnya pekerjaan yang memuaskan menempati sebagian besar buku besar dan energi seseorang. Ini juga merupakan lokasi banyak kegiatan kehidupan sehari-hari, termasuk diet dan aktivitas fisik. Kebijakan pengusaha dan pekerja semua perlu mempertimbangkan hal ini dalam mengembangkan kondisi tempat kerja, manajemen, akses terhadap pelayanan kesehatan, kebiasaan hidup, nutrisi, dan kegiatan yang direncanakan. Hal ini tidak hanya keselamatan dan pengurangan risiko untuk kepentingan majikan dan pekerja untuk melestarikan dan melindungi kesehatan pekerja. Hal ini semakin jadi karena lebih banyak orang bekerja di industri berbasis pengetahuan dan dengan penuaan masyarakat, lebih sedikit pekerja yang tersedia untuk pekerjaan kasar. Untuk alasan ini, target kesehatan yang melintasi semua aspek masyarakat termasuk lingkungan dan kesehatan kerja. Masalah ini meliputi: - Aktivitas fisik - Kelebihan berat badan dan obesitas - Penggunaan tembakau - Penyalahgunaan zat - Bertanggung jawab aktivitas seksual 75

- Kesehatan mental - Cedera dan kekerasan - Kualitas lingkungan - Imunisasi - Akses ke perawatan kesehatan New Public Health termasuk masalah lama kesehatan masyarakat dari lingkungan dan kesehatan kerja, namun memperlebar lapangan untuk mencakup layanan klinis, masyarakat, dan individu. Semua harus terlibat dalam kebijakan publik yang sehat, dalam penemuan kasus, dan dalam mendokumentasikan, hasil kerja dan risiko lingkungan. Untuk masyarakat ada pilihan harus dibuat dalam menciptakan lingkungan yang kurang beracun dan berbahaya. Pilihan, misalnya, adalah antara transportasi pribadi dan umum, antara pekerjaan di industri dengan emisi beracun, atau antara menghasilkan energi dari bahan bakar fosil atau sumber nuklir. Pencarian untuk pengganti bahan beracun dan meningkatkan tingkat kesadaran sosial yang diperlukan untuk mengurangi polusi kotor yang harga industrialisasi selama abad kedua puluh. Sama menantang adalah kebutuhan untuk mempersiapkan dan menangani bencana alam dan buatan manusia yang mungkin melibatkan bahan peledak konvensional atau biologi, kimia, dan bahkan metode nuklir pemusnah. Menghindari dampak perubahan iklim yang paling merusak membutuhkan tindakan global dalam beberapa dekade ke depan. Sumber daya keuangan dan kemampuan teknologi yang ada tetapi implementasinya membutuhkan rasa urgensi, kepentingan umum, dan kemauan politik untuk membuat pemotongan dalam emisi gas rumah kaca. Pencapaian Millennium Development Goals untuk mengurangi kemiskinan dan menjamin keberlanjutan lingkungan terletak pada bagaimana masyarakat global membahas isu pemanasan global. Harga pencemaran terkendali dan kehancuran buatan manusia terlalu besar untuk dipikul. Investasi dalam lingkungan yang sehat merupakan masalah kesehatan, ekonomi dan kualitas-of-hidup setiap komunitas dan untuk seluruh planet. Sumber Elektronik Agency for Toxic Substances dan Disease Registry. PCBs, http://www.atsdr.cdc.gov/atsdrhome.html; http://www.atsdr.cdc.gov/cercla/97list.html [diakses tanggal 14 Mei, 2008] 76

www.atsdr.cdc.gov/HAC/PCB/b_pcb_cvr.html; full list of hazardous substances,

American Public Health Association. http://www.apha.orh/science/American Public Health Association, Policy statements, http://www.apha.org/science. policy.html [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Campbell-Lendrum, B., Woodruff, R. Climate change: Quantifying the impact at national dan local levels in: A. Pruss-Ustun, C. Corvalan (eds.). Environmental Burden of Diesease Series 14. WHO. http://libdoc.who.int/publications/2007 / 9789241595674_eng.pdf/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Case Studies in Environmental Medicine. http://www.atsdr.cdc.gov/csem/csec.html [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Centers for Disease Control. National Institute for Occupational Safety dan Healt. 2004. Worker Health Chartbook, http://www.cdc.gov.niosh/docs/chartbook/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Centers for Disease control. 2004. Workers Health Chartbook. N10SH Publication No. 2004-146, www.cdc.gov/niosh/nas/mining/pdfs/2004-146.pdf Centers for Disease control. 2008. Childrens Blood Lead Levels in the United States, www.cdc.gov/nceh/lead/research/kidsBLL.htm [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Centers for Disease Control. 2004. Healthy People 2010. Midcourse Review. 2004. Occupational Health dan Safety; dan Environmental Health, http://www.healthypeople.gov/data/midcourse/html [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Chemical Agent Briefing Sheets (CABS). http://www.atsdr.cdc.gov/cabs/ Collegium Ramazzini, http://www.collegiumramazzini.org/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Commission of the European Communities. 2004. The European Action Plan 20042010, http://ec.europa.eu/environment/health/pdf/com2004416.pdf [diakses tanggal May 13, 2008] Craun, M. F., Craun, G.F., Calderon, R. L., Beach, M. J. 2006, Journal of Water dan Health, 04 Suppl 2:19-30. Environmental Protection Agency (EPA). http://www.epa.gov/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Environmental Protection Agency. Unified Air Toxic Website, Office of Air Quality, Planning dan Stdanards (EPA). http://www.epa.gov/ttn/atw/index.html [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Environmental 14 Mei, 2008] 77 Protection Agency. Office of Air dan Radiation. http://www/epa.gov/oar/ dan http://www.epa.gov/air/data/index.html [diakses tanggal

Environmental Protection Agency. NOx, What is it dan where does it come from http://www.epa.gov/air/urbanair/nox/what.html [diakses tanggal May 12, 2008] Environmental Protection Agency, Wastes, http://www.epa.gov/osw [diakses tanggal May 13, 2008] EPA. 2008. http://ww.epa.gov/osw [diakses tanggal May 13, 2008] History of the Clean Air Act. January 2008. http://www.epa.gov/air/caa/caa_history.html [diakses tanggal 14 Mei, 2008] International Conference One Decade after Chernobyl. 1996. Sponsored by WHO. International Atomic Energy Agency. Austria. International Atomic Energy Association, Introduction www.iaea.org/Publications/Documents/Infcrics/1996/inf510.shtml to the Clean Water Act. March 2008. [diakses tanggal 14 Mei, 2008] http://www.epa.gov/watertrain/cwa/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Liang, J. L., Dziuban, E. J., Craun, G.F., Hill, V., Moore, M. R. Gelting, R. J., Calderon, R. L., Beach, M J., Roy, S. L. Centers for disease Control dan Prevention (CDC). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed [diakses tanggal 14 Mei, 2008] MTBE. http://www.epa.gov/mtbe/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008] National Center for Environmental Health, Agency for Toxic Substances dan Disease Registry. National Institute of http://www.atsdr.cdc.gov/ Environmental Health Science dan (NIEHS). http://www.cdc.gov/nceh/information/org_chart.pdf [diakses tanggal 14 Mei, 2008] http://www.niehs.nih.gov/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Occupational Safety dan Health Agency. http://www.osha.gov/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008] OECD. http://www.oecd,org/dataoecd/60/47/40501197.pdf [diakses tanggal May 13, 2008] U.S. National water Quality Assessment Data Warehouse. http://infotrek.er.usgs.gov/travers/f?p=NAWQA:HOME:5755038819145367 [diakses tanggal May 15, 2008] United Nations Millennium Development Goals. 2001. http://www.un.org/milleniumgoals/# [diakses tanggal 14 Mei, 2008] United Nations. 2007. Fighting climate change: Human solidarity in a divided world. http://hdr.undp.org/en/media/hdr_20072008_en_complete.pdf

78

U.S. Environmental Protection Agency. Office of Air Quality dan Stdanards Air Quality Assessment Division. Latest findings on national air quality: Status dan trends through 2006, http://www.epa.gov/air/airtrends/2007/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008] United Nations Development Programme, Millennium Development Goals, 2007. Progress United United 2008] United States Environmental Protection Agency. Disinfection By-Products Health Effects, http://www.cpa.gov/enviro/htm/icr/dbp_health.html [diakses tanggal 14 Juni, 2008] United States Environmental Protection Agency, Water Sense, http://www.epa.gov/watersense/ [diakses tanggal 15 Juni, 2008] United States Nuclear Regulatory Commission, 2007, http://www.nrc.gov/readingrm/doc-collections/fact-sheets/3mile-isle.html United 2008] Universities 2008] WHO Europe. 2007. Report of a WHO workshop, population health and waste management scientific data and policy options, www.euro.who.int/document/E91021.pdf [diakses tanggal 14 Mei, 2008] WHO.2006. Preventing disease through healthy environments: Towards an estimate of the environmental burden of disease http://www.who.int/quantifying_ehimpacts/global/en [diakses tanggal 14 Mei, 2008] World Nuclear Association, http://www.world-nuclear.org/info/chernobyl/inf07.html [diakses tanggal 13 Mei, 2008] Bacaan Anjuran 79 of Michigan and Sheffield Landmine Monitor.2006. http://www.icbl.org/lm/2005/intro/survivor.html#Heading4 [diakses tanggal 14 Mei, States dan http://www.nrc.gov/readingGeneral, rm/doc-collections/fact-sheets/fchernobyl.html [diakses tanggal 28 Januari, 2008] Surgeon http://www.surgeongeneral.gov/publichealthpriorities.html [diakses tanggal 15 Juni, Nations Nations, Report, Environment Johannesburg http://www.undp.org/mdg Programme. Summit, World document Summit post 25 on dan Sustainable http://mdgs.un.org/unsd/mdg/news.aspx?article1D=34 [diakses tanggal 14 Mei, 2008] Development, 2002, http://www.unep.org/wssd [diakses tanggal 14 Juni, 2008] Agustus,2006, http:www.un.org/jsummit/html/documents/documents.html [diakses tanggal 14 Juni,

Advisory Committee on childhood Lead Poisoning Prevention, 2007. Interpreting and managing blood lead levels < 10g/dL in children and reducing childhood exposures to lead. Recommendations of CDCs Advisory Committee on Childhood Lead Poisoning Prevention. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56(RR-08):1-14. Bhatia, R. 2007. Protecting health using an environmental impact assessment: A case study of San Fransisco land use decision making. American Journal of Public Health. 97:406-413. Bunn, F., Collier, T., Frost, C., Roberts, I., Wentz, R. 2003. Traffic calming for the prevention of road traffic injuries: Systematic review and meta analysis. Injury Prevention. 9:200-204. Centers for Disease Control. 1995. Vibrio cholerae O1- Western hemisphere, 19911994, and V. cholerae O139-Asia, 1994, Morbidity and Mortality Weekly Report, 44:215-219. Centers for Disease Control. 1999. Achievements in public health, 1900-1999: Control of infectious diseases. Morbidity and Mortality Weekly Report, 48:621-629. Centers for Disease Control. 1999. Achievements in public health, 1900-1999: Fluoridation of drinking water to prevent dental caries. Morbidity and Mortality Weekly Report, 48:933-940. Centers for Disease Control. 1999. Achievements in public health, 1900-1999. improvements in Workplace safety-United States. Morbidity and Mortality Weekly Report, 48:461-469. Centers for Disease Control. 1999. Achievements in public health. 100-1999. Motorvehicle safety: A 20th century public health achievement. Morbidity and Mortality Weekly Report, 48:369-374. Centers for disease Control. 2000. Strategic planning workgroup. Morbidity and Mortality Weekly Report, 49(RR-04):1-14. Centers for Disease Control. 2004. 150th anniversary of John Snow and the pump handle. Morbidity and Mortality Weekly Report. 53:783. Centers for Disease Control. 2007. Interpreting and managing blood lead levels < 10 g/dL in children and reducing childhood exposures to lead: Recommendations of CDCs Advisory Committee and Childhood Lead Poisoning. Morbidity and Mortality Weekly Report, Recommendations and Reports, RR-8, 56:1-16. Centers for Disease Control. 2007. Health United States, Washington DC: Department of Health and Human Services. 80

Centers for Disease Control. 2007. Nonfatal occupational injuries and illness United States. 2004. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:393-397. Concha-Barrietos, M., Nelson D. L., Fingerhut, M., Driscoll, T., Leigh, J. 2005. The global burden due to occupational injury. American Journal of Industrial Medicine. 48:470-481. Desai. M. A., Metha. S., Smith. K. R. 2004. Indoor smoke from solid fuels: Assessing the environmental burden of disease at national and local levels. Geneva: World Health Organization (WHO) Environmental Burden of Disease Series. No. 4) Dolbokova. D., Krzyzanowski. M., and Lloyd. S. (eds.). 2007. Childrens health and the environment in Europe: A baseline assessment. Copenhagen: WHO European Region. Granjean.P., Landrihan. P. J. 2006. Developmental neurotoxicity of industrial chemical. Lancet. 2006 Dec 16:368(9553):2167-2178. Greenberg. M. R. 2007. Contemporary environmental and occupational health issues: More breadth and depth. American Journal of Public Health, 97:395-397. Khan,A.S., Levitt, A.M., Sage, M. J. 2000. Biological and chemical terrorism: Strategic plan for preparedness and response: Recommendations of the CDC Khan Strategic Planning Workgoup. Morbidity and Mortality Weekly Report, 49(RR-4):126. Kelinman, M. T., Sioutas, C., Froines, J. R., Fanning, E., Hamade, A., Mendez, L., Meacher, D., Oldham, M. 2007. Inhalation of concentrated ambient particulate matter near a heavily trafficked road stimulates antigen-induced airway responses in mice. Inhalation toxicology, 19(SUppl 1):117-126. Kouznetsova, M., Huang, X., Ma, J., Lessner,L., Carpenter, D, O. 2007. Increased rate of hospitalization for diabetes and residential proximity of hazardous waste sites. Environmental Health Persepectives. 115:75-79. Lahiri, S., Levenstein, C., Nelson, D. I., Rosenberg, B. J. 2005. The cost effectiveness of occupational health interventions: Prevention of silicosis. American Journal of Industrial Medicine, 48:5003-5014. Ma, J., Kouznetsova, M., Lessner, L., Carpenter, D. O. 2007. Asthma and infectious respiratory disease in children-correlation to residence near hazardous waste sites. Paediatric Respiratory Reviews, 2007 Dec; 9:292-298. Mackenzie, W. R., Hoxie, N. J., Proctor, M. E., Gradus, M. S., Blair, K. A., Peterson, D. E., Kazmierczak, J.J., Addiss, D. G., Fox, K. R., J.B., Davis, J. P. 1994. A massive 81

outbreak in Milwaukee of Cryptosporidium infection transmitted through the public water supply. New England Journal of Medicine, 331:161-167 Nadakavukaren, A. 1990. Man and Environment, Third ed. Prospect Heights, IL: Waveland Press. Nelson, D. I., Concha-Barrientos, M., Driscoll, T., Steenland, K., Fingerhut, M., Punnett, L., Pruss-Ustun, A., Leigh, J., Corvalan, C. 2005. The global burden of selected occupational disease and injury risks: Methodology and summary. American Journal of Industrial Medicine, 48:400-418. Paneth, N., Vinten-Johansen, P., Brody, H., Rip, M. 1998. A Rivalry a foulness: Official and unofficial investigations of the London cholera epidemic of 1854. American Journal of Public Health, 88:1545-1553. Peterka, M., Peterkova, R., Likovsky, Z. 2007. Chernobyl: relationship between the number of missing newborn boys and the level of radiation in the Czech regions, department of Teratology, institute of Experimental Medicine. Environmental Health Perspectives, 115:1801-1806. Pruss-Ustun, A. 2006. Preventing Disease Through Healthy Environments: Towards an Estimate of the Environmental Burden of Disease. Geneva: WHO. Resnik, D. B., Wing, S. 2007. Lessons learned from the Childrens Environmental Exposure Research Study. American Journal of Public Health, 97:414-418. Rossner, D. Markowitz, G. 1985. A Gift of God?: The public health controversy over loaded gasoline in the 1920s. American journal of Public Health. 70:344-352. Schulte, P. A. 2005. Characterizing the burden of occupational injury and disease. Journal of Occupational and Environmental Medicine, 47:604-622. Solomon, S., Qin, D., Manning, M., Chen, Z., Marquis, M., Averyt, K. B., Tignor, M., and Miller, H. L. (eds.). Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC. 2007. Summary for Policymakers. In: Climate Change 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Cambridge and New York: Cambridge University Press. United States Department of Health and Human Services. Health, United States, 2007, with Chartbook on Trends in the Health of Americans. Washington, DC. World Health Organization. 2006. Guidelines for Drinking Water Quality. First Addendum to Third Edition. Recommendations. Geneva: World Health Organization.

82

http://www.who.int/water_sanitation_health/dwq/qdwq3rev/en/index.html tanggal 14 Mei, 2008] Bibliografi Kualitas Air dan Penyakit yang berkaitan dengan air

[diakses

Calderon, R. ., Craun, G. F. 2006. Estimates of endemic waterborne risks from community-intervention studies. Journal of Water and Health, 4 Suppl 2:89-99. Centes for Disease Control. 1993. Update: Cholera Western Hemisphere, 1992. Morbidity and Mortality Weekly Report, 41:89-91. Centers for Disease Control. 1994. Assessment of inadequately filtered public drinking water Washington, DC, Desember 1993. Morbidity and Mortality Weekly Report, 43: 661-663. Centers for Disease Control. 2007. Ground Water Awareness Week, Maret 11-17, 2007. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:199. Centers for Disease Control. 2007. National Drinking Water Week Mei 6-12, 2007. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56(17), 426-427. Centers for Disease Control. 2007. National Drinking Water Week Mei 6-12, 2007, World Water Day March 22, 2007. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:228-229. Committee on Earth-Atmosphere Interactions. Understanding and Responding to Multiple Environment Stresses. Nation research Council. 2007. National Academies Press, Washington DC, http://www.nap.edu/catalog/11748.html raun, G. F. Calderon, R. L. 2006. Workshop summary: Estimating waterborne disease risks in the United States. Journal of Water and Health, 4 Suppl 2:241-253. Cutler, D., Miller, G. 2005. The role of public health improvements in healthadbances: The twentieth-century United States. Demography, 42:1-22. Esrey, S. A., Ptash, J. B., Roberts, L. Shiff, C. 1991. Effects of improved water supply on ascariasis, diarrhoea, dracunculiasis, hook-worm infection, schistosomiasis, and trachoma. Bulletin of the World Health Organization, 69:609-621. Hurst, C. J. 1991. Presence of enteric viruses in freshwater and their removal by the conventional drinking water treatment process. Bulletin of the World Health Organization, 69:113-119. Institute of Medicine. 2007. Understanding Multiple Environmental Stresses: Report of a workshop committee on earth-atmosphere interactions: Understanding and

83

responding to multiple environmental Stresses, National Research Council, Washington DC. Last, J. M., Wallace, R. B. 1992. Public Health and Preventive Medicine, Thirteenth Edition. Norwalk, CT: Appleton and Lange. Liang, J. L., Dziuban, E. J., Craun, G. F., Hill, V., Moore, M. R., Gelting, R. J., Calderon, R. L., Beach, M. J., Roy, S. L. Centers for Disease Control and Prevention. 2006. Surveillance for waterborne disease and outbreaks associated with drinking water and water not intended for drinking United States, 2003-2004. Morbidity and Mortality Weekly Report, 55(12):31-65. Nieuwenhuijsen, M. J., Toledano, M. B., Bennett, J. et al. 2008. Chlorination disinfection by-products and risk of congenital anomalies in England and Wales. Environmental Health Perspectives, 116:216-222. Ritter, L., Solomon, K., Sibley, P., Hall, K., Keen, P., Mattu, G., Linton, B. 2002. Sources, pathways, and relative risks of contaminants in surface water and groundwater: A perspective prepared for the Walkerton inquiry. Journal of Toxicology and Environmental Health, 65:1-142. Schoenen, D. 2002. Role of Disinfection in suppressing the spread of pathogens with drinking water: Possibilities and limitations. Water Research, September; 36(15):3874-3888. Tulchinsky, T. H., Burla, E., Brown A., Goldberger, S. 2001. Safety of community drinking-water and outbreaks of waterborne enteric disease outbreak: Israel, 1976,97, Bulletin of the World Health Organization, 78:1466-1473. United Nations. 2008. International Year of Sanitation 2008. New York: United Nations. United Nations Development Programme Report 2007/2008. Fighting Climate Change: Huma Solidarity in a Divided World. UNDP, New York. Wigle, D. T., Arbuckle, T. E., Walker, M., Wade, M. G., Liu, S., Krewski, D. 2007. Environmental hazards: evidence for effects on child health. Journal of Toxicology and Environmental Health. Part B Critical Reviews. 10:3-39. World Health Organization 1993. Guidelines for Drinking Water Quality, Volume 1. Recommendations, Second Edition. Geneva: WHO. World Health Organization. 1994. Operation and Management of Urban Water Supply and Sanitation Systems: A guide for Managers. Geneva: WHO.

84

World Health Organization. 1996. Guidelines for Drinking Water Quality, volume 2. health Criteria and Other Supporting Information, Second Edition. Geneva: WHO. World Health Organization. 1997. Guidelines for Drinking Water Quality, Volume 3. Surveillance and control of community water supplies, Second Edition. Geneva: WHO. World Health Organization. 1998. Guidelines for Drinking Water Quality, Addendum to volume 2. Health Criteria and Other supporting Information. Geneva: WHO. World Health Organization, Water and Sanitation: Facts and Figures, 2002, http://www.who.int/water_sanitation_health?General/factsand-figures.htm tanggal 14 Mei, 2008] World Health Organization. 2006. Guidelines for Drinking Water Quality, Third edition, incorporating first addendum: volume 1- recommendations. Geneva: World Health Organization. Bibliografi Kesehatan kerja dan lingkungan American Public Health Association. 1997. Policy Statement 9704. Responsibilities of the lead pigment industry and others to support efforts to address the national child lead poisoning problem, http://www.apha.org/science.policy.html American Public Health Association. 1998. Policy Statement 9806. Preventing adverse occupational and environmental consequences of methyl tertiary butyl ether (MTBE) in fuels, http://www.apha.og/science.policy.html Attfield, M. D., Castellan, R. M. 1992. Epidemiological data on US coal miners pneumoconiosis, 1960-1988. American Journal of Public Health, 82:964-970. Centers for Disease Control. 1994. Occupational injury death United States, 19801989. Morbidity and Mortality Weekly Report, 43:262-264. Centers for disease Control. 1994. Surveillance for emergency events involving hazardous substances United States, 1990-1992. Morbidity and Mortality Weekly Report, 43(SS-2):1-6. Centers for Disease Control. 1999. Outbreak of West Nile like encephalitis. New York, 1999. Morbidity and Mortality Weekly Report, 48:845-849. Centers of Disease Control. 1999. Achievements in public health, 190-1999; Improvements in Workplace Safety United States, 1900-1999, Morbidity and Mortality Weekly Report, 48:461-469. [diakses

85

Centers for Disease Control. 2000. Outbreak of Rift Valley Fever, Saudi Arabia, August-October, 2000. Morbidity and Mortality Weekly Report, 45:905-908. Centers for Disease Control. 2001. Biological and chemical terrorism: Strategic plan for preparedness and response. Morbidity and Mortality Weekly Report, 49(RR-4). Centers for Disease Control. 2001. New York City Department of Health response to terrorist attack, 11 September, 2001. Morbidity and Mortality Weekly Report, 50:821822. Centers for Disease Control. 2001. Ongoing Investigation of anthrax Florida, Oktober 2001. Morbidity and Mortality Weekly Report, 50:877. Centers for Disease Control. 2003. Recognition of illness associated with exposure to chemical agents united states, 2003. Morbidity and Mortality Weekly Report, 52:938-940. Centers for Disease Control. 2006. Adult blood lead epidemiology and surveillance United States, 2003-2004. Morbidity and Mortality Weekly Report, 55:876-879. Centers for Disease Control. 2006. Rapid community needs assessment after Hurricane Katrina Hancock County, Mississippi, 14-15 September, 2005. Morbidity and Mortality Weekly Report. 55:234-236. Centers for Disease Control. 2006. Worker illness related to ground application of pesticide Kern County, California, 2005. Morbidity and Mortality Weekly Report, 55:486-488. Centers for Disease Control. 2007. Advanced pneumoconiosis among working underground coal miners Eastern Kentucky and Southwestern Virginia, 2006. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:652-655. Centers for Disease Control. 2007. Chikungunya fever diagnosed among international travellers to the United States, 2006. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:276277. Centers for Disease Control. 2007. Fatal occupational injuries and illnesses United States, 2005. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:297-301. Centers for Disease Control. 2007. Non-fatal occupational injuries and illness United States, 2004. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:393-397. Deutch, P. V., Adler, J., Richter, E. D. 1992. Sentinel markers for industrial disasters. Israel Journal Medical Sciences, 28:526-533. Doll, R. 1992. Health and the environment in the 1990s. American Journal of Public Health, 82:933-941. 86

Dwyer, J. H., Flesch-Janys, D. 1995. Agent Orange in Vietnam. American Journal of Public Health, 85:476-478. Editorial. 1992. Environmental pollution: it kills trees but does it kill people? Lancet, 340:821-822. Edling, C. (editorial). 1985. Radon exposure and lung cancer. British Journal of Industrial Medicine, 42:721-722. Elliot, P., Cuzick, J., English, D., Stern, R. (eds.). 1992. Geographic and Environmental Epidemiology: Methods for Small Area Studies. World Health Organization, Regional Office for Europe, Oxford University Press. Environmental Protection Agency. 1989. Why accidents occur: insights from the accidental release information program. Chemical accident prevention bulletin, series 8 number 1, Juli, Washington DC. Froines, J. R., Baron, S., Wegman, D. H., ORouke, S. 1990. Characterization of airborne concentration of lead in US Industry. American Journal of Industrial Medicine, 18:1-17. Ginsberg, G. M., Tulchinsky, T. H. 1992. Regional differences in cancer incidence and mortality in Israel: Possible leads to occupational causes. Israel Journal of Medical Sciences, 28:534-543. Gottlieb,R. (ed.). 1995. Reducing Toxins: A New Approach to Policy and Industrial Decisionmaking: Washington, DC: Island Press. Hammond, E. C., Setikoff, I. J., Seidman, H. 1979. Asbestos exposure, cigarette smoking, and death rates. Annals of the New York Academy of Science, 330:473490. Harrington, J. M. 1999. 1998 and beyond Legges legacy to modern occupational health. Annals of Occupational Health, 43:1-6. Harris, P., Harris-Roxas, B., Harris, E., Kemp, L. 2007. Health Impact Assessment: A Practical Guide. Sydney: Centre for Health Equity Training, Research and Evaluation (CHETRE). UNSW Research Centre for Primary Health Care and Equity, University of New South Wales. Hunter, D. !969. The Diseases of Occupations, Fourth Edition. London: The English Universities Press Ltd. Institute of Medicine, National Academies Of Sciences. 2007. Global Environmental Health in the 21st Century: From Governmental Regulation to Corporate Social Responsibility. Workshop Summary, Roundtable on Environmental Health Sciences, 87

Research and Medicine. Board on Population Health and Public Health Practice. Washington, DC: National Academies Press. Landrigan, P. J. 1992. Environmental disease A preventable epidemic. American Journal of public Health, 82:941-943. Maisonet, M., Correa., Misra D., Jaakkola, J. J. 2004. A review of the literature on the effects of amient air pollution on fetal growth. Environmental Research, 95:106-115. McMichael, A.J. 1993. Global environmental change and human population health: A conceptual and scientific challenge for epidemiology. International Journal of Epidemiology, 22:1-8. National Institute of Occupational Safety and Health. 2004. Worker Health Chartbook 2004 (NIOSH Publication No. 2004-146). Washington, DC: National Institute of Occupational Safety and Health. Nicholls, G. 1999. The ebb and flow of radon. American Journal of Public Health, 89:993-995. Pavia, M., Biaco, A., Pileggi, C., Angelillo, I. F. 2003. Meta-analysis of residential exposure to radon gas and lung cancer. Bulletin of the World Health Organization, 81:732-738. Pede, M., Scrurfield, R., Sleet, D., Mohan, D., Hyder, A. A., Jarawan, E., Mathers, C. 2004. World Report on Road Traffic Injury Prevention. Geneva: World Health Organization. Pruss-Ustun, A., Corvalan, C. 2006. Preventing Disease Through Healthy Environments: Towards Estimate of the Environmental Burden of Disease. Geneva: WHO. Racioppi, F., Eriksson, L., Tingvall, C., Villaveces, A. 2004. Preventing Road Traffic Injury: A Public Health Perspective for Europe. Copenhagen: WHO Regional Office for Europe. Richter, E. D., Berman, T., Friedman, L., Ben-David, G. 2006. Speed, road injury and public health. Annual Reviews of Public Health, 27:125-152. Rosen, G. 1993. A History of Public Health, Expanded Edition. Baltimore, MD: Johns Hopkins University Press. Selikoff, I. J. 1986. Asbestos-associated diseases. In Last, J. M. (ed.). MaxcyRosenau: Public Health and Preventive Medicine, Twelfth edition, pp. 523-525. Norwalk, CT: appelton-century-crofts. Sinclair, U. 1906. The Jungle, Classic Series, 1965. New York: Airmont Co. 88

Snow, J. On the mode of transmission of cholera. In 1849. In Snow on Cholera. New York: The Commonwealth Fund, 1936. http://www.ph.ucla.edu/epi/snow.html [diakses tanggl 14 Mei, 2008] Stayner, L. 1999. Protecting public health in the face of uncertain risks: The example of diesel exhaust. American Journal of Public Health, 89:991-993. Stern, C., Young, O. R., and Drukman, D. (eds.). 1992. Global Environmental Change: Understanding the Human Dimensions. Washington, DC: National Academy Press. Tulchinsky, T. H., Ginsberg, G. M. Shihab, S., Goldberg, E., Laster, R. 1992. Mesothelioma mortality among former asbestos-cement workers in Israel, 1953-90. Israel Journal of Medical Sciences, 28:543-547. Valent, F., Little, D., Betollini, R., nemer, L., Barbone, F., Temburlini, G. 2004. Burden of disease attributable to selected environmental factor and injury among children and adolescents in Europe. Lancet 363:2032-2039. United States Surgeon General, Healthy People 2000: National Health Promotion and Disease. Weeks, K. L., Levi, B. S., and Wagner, G.R. (eds.). 1991. Preventing Occupational Disease and Injury. Washington, DC: American Public Health Association. World Health Organization, European Region. 2000. Air Quality Guidelines for Europe, Second edition. Copehagen: World Health Organization Regional Office for Europe, (WHO Regional Publications, European Series, No. 91). World Health Organization.2002. World Health Report 2002 reducing risks, promoting healthy life. Geneva: World Health Organization. World Health Organization. 2003. Guidelines for safe recreational water environments. Volume 1: coastal and freshwaters. Geneva: World Health Organization. World Health Organization. 2004. Evaluation of the costs and benefits of water and sanitation improvements at the global level. Geneva: World Health Organization. World Health Organization. 2004. World Health Report 2004 changing History. Geneva: World Health Organization. World Health Organization. 2005. Ecosystems and human health health synthesis. Geneva: World Health Organization. World Health Organization. 2005. Water-related Diseases: Malnutrition. Geneva: World Health Organization. 89

World Health Organization, European regional office. 2007. Population health and waste management: scientific data and policy options. Copenhagen: World Health Organization, European Region. World Health Organization. 2008. Climate change and health: report by the Secretariat. Geneva: WHO. http://www.who.int/gb/ebwha/pdf_files/EB122/B122_4en.pdf [diakses tanggal 13 Mei, 2008] World Health Organization. UNICEF. 2004. Meeting the MDG Drinking water and sanitation target: a mid-term Assessment of Progress. Geneva: World Health Organization. Yoder, J.S., Beach, M. J. 2007. Cryptosporidiosis surveillance united states, 20042005. Morbidity and mortality weekly report, 56(SS-07):1-10. Zirm, K.L., Mayer, J. !989. The Management of Hazardous Substances in the Environment. London: Elsevier Applied Sciences.

DAFTAR PUSTAKA 1. Tulchinsky T.H., Varavikova E.A. The new public health. Ed. 2. Environmental and Occupational Health. Elsevier: USA. 2009. Hal: 333-374.

90

You might also like