You are on page 1of 7

Islam bermula pada tahun 622 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad

bin Abdullah di Gua Hira, Arab Saudi. Sejarah Islam menceritakan perkembangan Islam sampai sekarang. Islam muncul di Jazirah Arab pada kurun ke-7 masehi ketika Nabi Muhammad s.a.w. mendapat wahyu dari Allah s.w.t. Setelah kematian Rasullullah s.a.w. kerajaan Islam berkembang sejauh Samudra Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Lama-kelamaan umat Islam berpecah dan terdapat banyak kerajaan-kerajaan Islam lain yang muncul.Namun demikian, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, kerajaan Abbasiyyah, kerajaan Turki Seljuk, Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal India, dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang terkuat dan terbesar di dunia. Tempat pembelajaran ilmu yang hebat telah mewujudkan satu Tamadun Islam yang agung. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutamanya pada Zaman Emas Islam. Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Selepas Perang Dunia I, Kerajaan Ottoman yaitu kekaisaran Islam terakhir tumbang menyembah bumi. Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang dilewati oleh jalur sutera. Kebanyakkan orang Arab merupakan penyembah berhala dan ada sesetengahnya merupakan pengikut agama Kristian dan Yahudi. Mekah ialah tempat suci bagi bangsa Arab ketika itu karana di situ terdapatnya berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Telaga Zamzam dan yang paling penting sekali Kaabah. Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan di Mekah pada Tahun Gajah (570 atau 571 masihi). Beliau merupakan seorang anak yatim sesudah ayahnya Abdullah bin bdul Muthalib dan ibunya Aminah binti Wahab meninggal dunia. Beliau dibesarkan oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Baginda kemudiannya kawin dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang selesa dan aman. Namun demikian, ketika Nabi Muhammad s.a.w. berusia lebih kurang 40 tahun, beliau didatangi oleh Malaikat Jibril a.s. Sesudah beberapa waktu beliau mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rekan-rekan terdekatnya dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah. Pada tahun 622 masehi, baginda dan pengikutnya berhijrah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah. Peristiwa lain yang terjadi setelah hijrah adalah dimulainya kalender Hijrah . Mekah dan Madinah kemudiannya berperang. Nabi Muhammad s.a.w. memenangi banyak pertempuran walaupun ada di antaranya tentera Islam yang tewas. Lama kelamaan orang-orang Islam menjadi kuat dan berjaya membuka Kota Mekah. Selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w., seluruh Jazirah Arab di bawah penguasaan orang Islam. A. Sosok Nabi Muhammad saw sebagai seorang manusia. Sudahkah kamu berprilaku seperti Rasulullah saw? Beliau terkenal sebagai orang yang jujur, pemimpin yang selalu memikirkan rakyat, dan juga seorang pemaaf. Kita harus meneladani kepribadian Rasulullah tersebut, karena prilaku yang demikian sangat berguna bagi bangsa,, Negara dan Agama. Keteladanan Rasulullah terbukti saat beliau menyebarkan agama Islam yang penuh rintangan di Mekkah. Keteladanan apakah yang bisa kamu ambil dardi pristiwa penyebaran Islam tersebut?. Menghayati perjuangan Rasulullah saw. Sangatlah penting sehingga akan tumbuh rasa cinta kita kepada beliau dan menjadikannya suri teladan dalam kehidupan. Agama Islam berkembang dengan banyak pengorbanan, baik disegi harta, jiwa, dan tenaga. Kita harus berterima kasih atas perjuangan Nabi Muhammad saw dan sahabat sahabatnya serta para tabiit tabiin dan para ulama salihin yang dengan ikhlas berjuang demi perkembangan Islam. Marilah kita pelajari dakwah Rasulullah saw. Tersebut pada priode Mekkah dan reaksi masyarakat terhadap kedatangan Islam Nabi Muhammad saw adalah nabi yang terakhir dan pemberi cahaya keimanan bagi umat manusia. Kelahiran Nabi Muhammad saw menjadi rahmat bagi semesta alam. Sekitar tahun 570 M, Arab merupakan jazirah yang tandus. Tanahnya terdiri atas bukit-bukit batu, gurun sahara dan

padang pasir yang terhampar luas. Iklimnya sangat panas dan hampir semua wilayahnya dikelilingi lautan keadaan sosial masyarakat rusak parah. Keadaan akidahnya sesat, pemujaan terhadap patung berhala ada di mana-mana, perjudian, mabuk-mabukan dan menjadikan kaum wanita sekedar pemuas nafsu sudah menjadi tradisi. Semua itu menandakan kerusakan perilaku kehidupan yang parah. Di tengah-tengah kesesatan akidah dan kerusakan akhlak, lahirlah bayi laki-laki dalam keadaan yakin. Ayahnya yang bernama Abdullah telah wafat ketika beliau berusia 3 bulan dalam kandungan ibunya ( Aminah). Keduanya merupakan keturunan bangsawan Quresy. Bapaknya adalah putri dari Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Qilab. Muhammad lahir pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah bertepatan tanggal 20 April 571 M. Disebut tahun Gajah karena pada tahun itu kota Mekkah sedang deserbu tentara Abrahah dari Habsyi Yaman. Abrahah adalah gubernur Ethiopia yang datang dengan berkenderaan gajah. Maksud Abrahah untuk menghancurkan Kabah itu sia-sia. Abrahah dan tentaranya hancur oleh lemparan batu kerikil yang dibawa oleh burung Ababil atas perintah Allah. Peristiwa hancurnya tentara gajah itu dijelaskan dalam Al Quran surat Al Fil. Kesedihan Abdul Muthalib atas kematian anaknya (Abdullah) menjadi hilang dengan lahirnya cucu laki-laki. Abdul Muthalib membopong cucu laki-lakinya mengelilingi kabah yang disaksikan oleh seluruh bangsawan Quresy lalu anak tersebut diberi nama Muhammad oleh kakeknya artinya yang terpuji. Sudah kebiasaan orang Mekkah untuk menyusukan dan membesarkan anaknya di kampung yang yang udaranya masih segar, sehat dan alami. Pada mulanya orang-orang kampung tidak ada yang mau menyusukan karena tahu beliau yatim dan miskin. Melihat kenyataan ini, kesedihan Aminah bertambah dalam dan sambil memperhatikan bayi laki-lakinya, pikirannya melayang teringat pada al marhum suaminya. Mula-mula orang menyusui Muhammad saw ialah ibunya sendiri. Setelah itu, Muhammad disusui oleh Suaibah Al Aslamiyah(bekas budak Abu Lahab), lalu Halimah binti Abu Duaib As Sadiyah. Halimah berasal dari pegunungan mencoba membawa dan menyusui Muhammad, dengan harapan Muhammad itu akan membawa berkah. Halimah menyusukannya selama 2 tahun dan mengasuhnya selama 2 tahun sesudah itu maka genaplah 4 tahun dalam asuhannya. Sebenarnya Halimah masih ingin merawat Muhammad lebih lama lagi, tetapi Aminah sangat Merindukan putranya. Setelah itu, Aminah memintanya untuk merawat Muhammad. Pada usia 6 tahun Muhammad diajak ibunya ke Madinah sambil ziarah ke makam ayahnya dengan disertai Ummu Aiman (budak peninggalan al marhum ayahnya). Ini merupakan perjalanan jauh kali pertama bagi Muhammad dan merupakan perkenalan pertama dengan alam bebas. Setelah sampai di Madinah dan bertemu dengan kerabat-kerabatnya, Muhammad diajak ke makam ayahnya. Beberapa tahun sebelumnya, ia pernah mendengar cerita tentang ayahnya. Ia menatap sedih makam ayahnya. Kesedihannya masih belum hilang, ketika diajak melanjut perjalanan pulang ke Mekkah. Dalam perjalanan pulang, yaitu di Abwa Aminah jatuh sakit lalu meninggal dunia. Jenazahnya dimakamkan di tempat ia meninggal. Dahulu Muhammad tidak menyaksikan ayahnya wafat, kini ia menyaksikan langsung kepergian ibunya untuk selamalamanya. Kesedihan yang dahulu belum hilang, sekarang ditambah kesedihan yang lebih mendalam lagi. Dengan keadaan yatim piatu Muhammad melanjutkan perjalanan pulang menempuh jarak jauh hannya desertai Ummu Aiman. Setelah sampai di Mekkah, ia di asuh oleh kakeknya. Tidak lama kemudian sewaktu ia berusia 8 tahun, kakeknya wafat. Muhammad memang dipersiapkan untuk menjadi nabi dan rasul. Sepanjang hayatnya selalu diberi cobaan dengan berbagai rantai kesedihan yang tidak putus-putusnya. Sebelumnya wafat, Abdul Muthalib berwasiat agar Muhammad di asuh oleh pamannya, yaitu Abu Thalib. Abu Thalib ialah anaknya, dia seorang pedagang ke negeri Syam(Syiria). Walaupun Abu Thalib sendiri punya anak, tetapi beliau tidak membedakan antara anak sendiri dan kemenakannya. Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak Abu Thalib berdagang ke negeri Syam. Setelah sampai di Syam , mereka singgah di Bashra( suatu kota yang disana ada biara). Disana mereka bertemu dengan Pendeta Bukhaira dan menasehatkan Abu Thalib agar segera membawa Muhammad pulang ke Mekkah dan menjaganya baik-baik. Pendeta Bukhaira mengetahui dan memperhatikan keadaan Muhammad bahwa ada tanda-tanda seorang nabi dan rasul. Pada usia 14 tahun, Muhammad sudah berani mengikuti pamannya(zubair) dalam lperang Fijar( Harbal Fijar) perang kesucian. Perang itu terjadi antara suku Quresy dan suku Qais yang

disebabkan oleh persoalan keturunan dan kebangsawanan. Dalam perang itu, Muhammad membantu menyediakan perlengkapan perang, yaitu memunguti anak panah dan membawanya untuk dilepaskan kepada musuh. Pada usia menjelang dewasa, Muhammad menjualkan barang dagangan Khadijah, Khadijah adalah seorang janda kaya, bangsawan dan budiman. Khadijah sangat tertarik pada perilaku dan kejujuran Muhammad. Akhirnya, pada usia 25 tahun ia menikah dengan Khadijah yang usianya 40 tahun. Selama berumah tangga dengan Khadijah Muhammad memiliki enam anak, yaitu: a. Qasim, wafat ketika usia 2 tahun b. Zaenab menikah dengan Abal c. Ruqayyah menikah dengan Usman bin Affan d. Ummu Kalsum menikah dengan Usman bin Affan e. Fatimah Az Zahrah menikah dengan Ali bin Thalib r.a f. Abdullah wafat ketika masih kecil. Pada waktu beliau berusia 35 tahun di Mekkah terjadi banjir besar sehingga Hajar Aswad runtuh. Setelah peristiwa runtuhnya hajar aswad, hampir terjadi pertumpahan darah antar kabilah karena masing-masing berebut untuk mengangkat atau membetulkan ke tempat semula. Semua kabilah memutuskan untuk minta pengadilan pada Muhammad. Ternyata cara-cara pengadilan dari beliau bisa diterima dan memuaskan semua kabilah. Oleh karena hal tersebut beliau digelar Al Amin yang artinya orang yang dioercaya. B. Nabi Muhammad sebagai seorang Rasul Priode Mekkah berlangsung sejak diangkat Muhammad saw menjadi nabi dan rasul yang ditandai dengan turunnya wahyu pertama yaitul Alaq ayat 1-5 kepada beliau hingga menjelang hijrah Nabi Muhammad saw ke Madinah. Masa itu berlangsung selama +13 tahun yakni dari tahun 610 622M. Masa ini sangat berat dirasakan karena Rasulullah banyak mendapatkan rintangan, khususnya dari lingkungan masyarakat atau kaumnya. Setelah Nabi Muhammad saw, menerima wahyu kedua yaitu Surah Al Muddatstsir yang berbunyi: $pk r't oO J9$# O% Rr's y7/uur i9s3s y7t/ $uOur dgss t_9$#ur fd$$s wur `YJs? Y3tGn@ h/t9ur 9$$s Artinya: Hai orang berselimut, bangunlah lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa( menyembah berhala) tingglkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh balasan yang lebih banyak. Dan untuk ( memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah. (Al Muddatstsir ayat 1-7) 1. Dawah secara sembunyi-sembunyi. Ayat diatas menunjukkan bahwa setiap rasul itu memang selalu rajin, ulet dan tidak cepat putus asa. Setelah surah ini turun, mulailah Rasulullah saw, berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Beliau terutama berdakwah kepada orang-orang yang terdekat dengan beliau, dan teman sejawat agar mereka lebih dulu percaya kepada seruannya dan mengikutinya. Tempat yang dipilih oleh beliau untuk berdakwah adalah rumah Al Arqam bin Abil Arqam Al Makhzumy. Para sahabat Nabi yang pertama masuk Islam adalah sebagai berikut : a. Abu Bakar, b. Siti Khadijah c. Ali bin Abi Thalib d. Zaid bin Haristah Selain dari yang tersebut diatas, maka dengan bantuan Siti Khadijah dan Abu Bakar Siddiq dari hari ke hari bertambahlah orang-orang yang masuk yang beriman kepada seruan beliau, baik dari pihak lelaki maupun perempuan. Orang yang beriman itu terbagi tiga golongan hartawan,

golongan bangsawan dan golongan hamba sahaya dan orang-orang desa. Mereka berdakwah secara sembunyi-sembunyi lebih kurang selama 3 tahun memeluk dan mengikuti seruan nabi Muhammad saw. Apabila mereka hendak mengerjakan ibadah kepada Allah, mereka harus pergi ke satu tempat yang jauh dari kota Mekkah seperti di celah-celah bukit, agar tidak diketahui oleh orang kafir. Mereka menyadari apabila dilihat oleh orang-orang kafir, mereka akan mendapat rintangan dan bahaya. 2. Dawah secara terang-terangan. Setelah Islam semakin kuat pengikutnya semakin banyak, maka tak ada lagi alasan untuk secara sembunyi Allah turunkan surat Al Hijr ayat 94 berbunyi: Artinya: Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik Sejak turunnya ayat ini, dawah dilaksanakan nabi secara terang-terangan di depan masyarakat umum. Cara beliau melarang sesuatu tidak sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit. Pada awal dawah terang-terangan, Abu Lahab membuat gaduh suasana sehingga pada saat itu juga turun surat Al Lahab ayat 1-5 yang berbunyi: Artinya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa, Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan, Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak, Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu baker, Yang di lehernya ada tali dari sabut. ( Al Lahab : 1-5). Pada waktu berikutnya Abu Lahab, selalu membuat kegaduhan, yaitu menghasut orang Quresy supaya memusuhi Nabi Muhammad saw. Mereka mendatangi Abu Thalib, meminta agar melarang Nabi berdawah. Permintaan itu dilaksanakan oleh Abu Thalib, lalu Nabi menjawab, ya pamanku, andaikata diletakkan matahari di tangan kananku dan rembulan ditangan kiriku, aku tidak akan berhenti berdawah. Mulai waktu itu, Abu Thalib tidak berani lagi melarang Nabi untuk berdawah. Setelah usaha mereka gagal, orang Quresy membawa seorang pemuda tampan kepada Abu Thalib, yang bernama Ammarah bin Al Walid bin Mughirah, mereka seraya berkata, Wahai Abu Thalib, ambillah ia menjadi anak saudara dan serahkan kepada kami Muhammad ungtuk kami bunuh sebab ia telah menentang kami dan memecah belah persatuan kami, Usul kaum Quresy tersebut dijawab oleh Abu Thalib, Jahat benar pikiran kamu, demi Tuhan, sekali-kali tidak bisa. Akhirnya tokoh-tokoh Quresy bermufakat untuk memilih seorang yang fasih dan lancar bicara untuk membujuk Rasulullah. Utbah bin Rabiah pembicara ulung menghadap Nabi dan mengatakan, Ya Muhammad apa sebenarnya maksudmu menyiarkan agama baru ini, jika engkau bermaksud mencari pengaruh, berhentilah, kami akan mengangkatmu menjadi raja, kami tidak akan memutuskan suatu perkara tanpa seizin engkau. Apabila engkau ingin kekayaan, kami kumpulkan harta kekakyaan untukmu. Apabila engkau ingin wanita cantik, kami akan carikan untukmu atau barangkali engkau sakit, biarlah kami yang mengobati dengan kami sendiri, asalkan engkau berhenti dawah. Setelah Utbah bin Rabiah selesai bicara lalu ia diam dan penuh harap supaya Nabi menerima tawaran itu. Setelah itu, Nabi membacakan beberapa ayat Al Quran. Hati dan jiwa Utbah spontan menjadi lemah karena ayat Al Quran yang gaya bahasanya sangat indah.Ia tidak berkata apa-apa, lalu pulang dengan perasaan hampa dan kecewa, pada saat lain Utbah datang lagi untuk membujuk Nabi agar mau bergantian dalam peribatan, sekali menyembah Allah, sekali menyembah berhala, maka turunlah surat Al Kafirun ayat 1-6 yang berbunyi: Artinya: <strong>Katakanlah: Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah, Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan

yang aku sembah, Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku ( Al Kafirun : 1-6). 3. Hijrah ke Negeri Habsyi. Pengertian hijrah ialah berpindah dari suatu tempat yang lain. Nabi Muhammad saw, tidak tega melihat penderitaan kaum muslim yang dianiaya oleh kaum Quresy. Beliau ingin menolong tetapi kekuatan beliau saat itu masih lemah dan jumlah umat Islam masih sedikit. Oleh karena itu, beliau menyuruh para sahabatnya dan kaum muslim untuk hijrah ke negeri Habsyi, sebagai mana sabda beliau yang artinya: Jikalau kamu keluar berpindah ke negeri Habsyi, adalah lebih baik, karena disana ada seorang raja yang di wilayahnya tidak ada seorang pun yang dianiaya sehingga Allah menjadikan suatu masa kegirangan dan keluasan kepada kamu dari pada keadaan sekarang yang seperti ini. Lalu mereka pun hijrah ke negeri Habsyi, sedangkan nabi dan sahabat lainnya masih banyak yang tinggal di Mekkah. Peristiwa hijrah ini disebut hijratul ula (pindah yang pertama). Selanjutnya karena adanya pemboikotan atas kaum muslimin di Mekkah oleh kafir Quresy, maka nabipun menyuruh kaum muslimin untuk hijrah yang kedua kalinya ke negeri Habsyi. Mereka pun mengikuti perintah nabi, dan yang hijrah saat itu berjumlah 101 orang yaitu 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Hijrah itu diikuti oleh kaum muslim di Yaman yang dipimpin oleh Abu Musa Al Asyari dan jumlah mereka adalah 50 orang. Karena kekejaman kaum kafir Quresy semakin merajalela terhadap kaum muslim yang berada di Mekkah. C. Nabi Muhammad saw sebagai Uswatun Hasanah Uswatun Hasanah berarti teladan yang baik. Siapakah yang akan kita contoh dalam hidup ini? Sepatutnya, yang wajib kita contoh adalah tingkah laku Rasulullah sebab ucapan dan segala perbuatan Rasulullah dijamin benar dan baik sebagaimana firman Allah swt berikut ini:(lihat google al-Quran online) Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.( Al Ahzab : 21 ) Barang siapa yang menginginkan hidup bahagia di dunia dan akhirat, seharusnya ia mengikuti jejak serta mencontoh perbuatan Nabi. Berikut ini adalah beberapa sifat terpuji Rasulullah saw. 1. Ketabahan dan keteguhan pendirian Nabi Muhammad saw. Sejak lahir hidup Nabi Muhammad saw penuh dengan rantai kesedian. Namun beliau tidak pernah mengeluh, mengadu dan putus asa. Dengan langkah yang tegap dan penuh perhitungan beliau tidak pernah mundur menghadapi cobaan hidup. Dalam menyampaikan risalah, beliau selalu mendapat penghinaan, siksaan dan ancanana. Setiap peperangan melawan orang musyrik, bala tentara Islam jumlahnya jauh lebih sedikit, sedangkan peralatan perangnya lebih sederhana. Namun Rasulullah tidak pernah turun semangatnya, walaupun cobaan-cobaan berat dalam mengemban tugas menyampaikan risalah terus berdatangan. 2. Pemaafnya Nabi Muhammad saw. Pada tahun 621 M, Nabi Muhammad saw, berdawah ke Thaif. Akan tetapi beliau disambut dengan siksaan dan lemparan batu. Lalu Malaekat Jibril datang menawarkan jasa untuk membalaskan tingkah laku orang Thaif. Nabi menolak sambil berdoa : Berikanlah petunjuk-mu pada kaumku, ampunilah mereka karena mereka belum tahu. Pada tahun 622 M, Orang-orang musyrik mengumumkan akan memberi hadiah bagi siapa saja yang dapat menangkap Muhammad saw dalam perjalanan hijrah ke Madinah. Lalu ada orang yang sanggup untuk membunuh Nabi, yaitu Suraqah, tetapi kuda yang ditungggangi jatuh waktu mau menangkap Nabi. Niat untuk membunuh Nabi batal dan ia meminta maaf, Nabi pun

memberi maaf. 3. Beliau adalah pemimpin yang memikirkan umatnya. Ia perintahkan umatnya hijrah supaya tidak dianiaya orang kafir Mekkah, sementara beliau tetap berada di Mekkah. 4. Beliau adalah orang yang terkenal kejujurannya sehingga diberi gelar Al Amin. Nabi Muhammad SAW Membangun Masyarakat Melalui Kegiatan Ekonomi dan Perdagangan Nabi Muhammad SAW adalah manusia pilihan Allah SWT. Sejak lahir telah tampak pada diri beliau keistimewaan dan keajaiban, diantaranya adalah beliau lahir dalam kondisi telah berkhitan dan tali pusarnya telah diputus, sehingga kelahiran Nabi Muhammad SAW sangat menggemparkan dunia. Di balik keajaiabn itu terdapat banyak ujian dan cobaan yang harus beliau jalani, diantaranya beliau lahir sudah dalam kondisi yatim, dan usia 6 tahun beliau telah menjadi yatim piatu, sehingga beliau benar benar dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Setelah kake beliau meninggal dunia, beliau tinggal dengan paman beliau, Abu Thalib yang miskin. Dalam usia yang masih tergolong anak anak, beliau harus sudah bekerja keras untuk bertahan hidup, beliau mengembala kambing milik penduduk mekah. Di balik pengembalaannya, Allah SWT benar benar ingin menguji seseorang yang kelak akan diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Saat mengembala, beliau merenung dan berfikir, yang menyebabkab beliau jauh dari pemikiran duniawi dan terhindar dari noda yang merusak namanya. Sejak muda, beliau sudah terkenal sebagai orang yang terpercaya. Ketika Nabi Muhammad SAW berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajak beliau untuk berdagang ke Negeri Syam (Syiria). Sekalipun hanya ikut membantu pamannya, Nabi Muhammad SAW sangat bersemangat dan tekun. Ia belajar bagaimana cara berdagang dan melayani para pembeli dengan baik. Sikapnya yang sangat sopan dan ramah membuat masyarakat di sekitar negeri Syam tertarik. Ketika Nabi Muhammad SAW menginjak dewasa, yaitu 25 tahun, beliau kembali berdagang ke Negeri Syam. Namun dalam perjalanan kali ini, beliau tidak lagi ditemani oleh pamannya. Kali ini, beliau dipercaya untuk menjual barang dagangan milik Khadijah, seorang janda kaya raya yang amat disegani oleh masyarakat Arab ketika itu. Alasan Khadijah menyerahkan barang dagangan kepada beliau yaitu karena Khadijah telah mendengar kebaikan, kejujuran, dan keuletan Nabi dalam berdagang. Dalam perjalanan ke negeri Syam, Nabi Muhammad SAW ditemani oleh seorang pembantu yang bernama Maisyaroh. Maisyaroh adalah seorang kepercayaan Khadijah yang sangat berpengalaman dalam berdagang. Atas bantuan Maisyroh, Nabi Muhammad SAW tidak mengalami kesusahan untuk berdagang di Negeri Syam. Dalam perdagangan bersama maisyaroh, Nabi Muhammad SAW mendapatkan keuntungan yang besar. Hal ini ia dapatkan karena selama berdagang ia sangat tekun, jujur, ramah, dan murah senyum kepada para pembeli yang dating. Nabi Muhammad SAW tidak pernah membohongi pembeli. Jika ada barang yang cacat, maka beliau menunjukkan kecacatannya. Jika barang tersebut berharga murah, maka beliau tidak akan menjual dengan harga yang mahal. Jika barang itu banyak, maka beliau tidak pernah menimbun barang tersebut agar mendapat keuntungan yang lebih besar. Beliau memberitahukan harga jual

yang telah ditentukan oleh majikannya. Beliau akan mengatakannya dengan jujur, sehingga pembeli tertarik untuk membeli barang dagangannya. Karena kejujuran dan kepandaian beliau dalam berbisnis, beliau mendapatkan laba yang sangat besar dan Khadijah tertarik untuk melamarnya. Kemudian Nabi Muhammad SAW yang berusia 25 tahun menikah dengan Khadijah yang berusia 40 tahun. Dari pernikahan ini beliau dianugerahi 6 orang anak. Demikian kisah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui kegiatan ekonomi dan perdagangan. Sebagai umatnya, kita harus meneladani beliau. Dikala muda, beliau sudah mencari nafkah untuk hidupnya sendiri, beliau mengembala kambing dan berdagang untuk memenuhi kebutuhannya. Keuletan, kejujuran, dan keramah tamahan beliau sudah seharusnya kita teladani dalam kehidupan sehari hari.

You might also like