Professional Documents
Culture Documents
Ns. HERI KRISTIANTO., SKep.,MKep. Dep. Keperawatan Medikal Bedah Universitas Brawijaya
Pulse Oximetry
Tes noninvasif Fungsi: mengevaluasi dan monitoring saturasi oksigen (SaO2) Nilai Normal: 95%, nilai abnormal menunjukkan gangguan ventilasi paru dan pertukaran gas Prosedur: sensor pulse oximetry dipasang pada ujung jari
HCO3
Base Excess
22-26 mEq/L
-3 s.d +3
M. Tuberculosis culture
Swab Tenggorokan
No
1 2 3 4 5
7 8 9
Sputum
Prosedur Pengumpulan Sampel
Sebelum prosedur 1 2 3 4 Siapkan alat Kumpulkan sputum sebelum oksigenasi/ terapi antibiotik Waktu: pagi hari atau setelah bangun pagi Tingkatkan asupan minuman
Prosedur 1 2 3 4 Proteksi diri & jaga privasi Mouth care Minta pasien untuk batuk, masukkan sputum dalam kontainer Cara mengumpulkan dengan suction: a. Gunakan teknik aseptik b. Hubungkan penampung sputum/ mukus steril antara kateter suction dan tabung c. Lakukan trakeal suction d. Lepaskan dan tutup penampung sputum. Bersihkan selang kateter suction dan tabung
Sputum Analysis
Teknik Pencitraan
Chest X ray CT Scan Tujuan: identifikasi ukuran dan lokasi struktur jaringan, aliran darah Ventilation perfusion scan: evaluasi pergerakan udara, aliran darah, dan mengkaji ventilasi regional dan suplai darah paru-paru
A normal ventilation scan will make the above-noted defects in Image 5 a mismatch and, hence, a highprobability ventilationperfusion scan
Peran Ners
Cek alergi dan tingkatkan status hidrasi untuk meminimalkan efek kerusakan ginjal Efek radiasi dan kaji adanya kehamilan pada wanita
Cek alergi dan tingkatkan status hidrasi untuk meminimalkan efek kerusakan ginjal
Cek alergi dan tingkatkan status hidrasi untuk meminimalkan efek kerusakan ginjal, Jelaskan prosedur, Ukur berat badan sebellum prosedur dilakukan
Gas/ udara
Densitas paling rendah, paling sedikit menyerap sinar sehingga tampak sebagai bagian yang paling hitam. Contoh : alveoli, paru, trakea dan bronki. Tampak bersama dengan jaringan lunak, otot dan darah Lebih terang tampak dalam foto, biasanya tampak bercak lemak di daerah hilar. Paling terang tampak dalam foto. Contoh tulang os. Costae, os. Clavicula, os. Skapula, os. Vertebrae.
Air Lemak
Logam
Lanjutan.
Posterior Anterior Gambaran foto yang dapat diamati yaitu skapula tidak akan menutupi daerah paru, besar jantung dapat diperkirakan lebih mudah, tulang rusuk anterior tidak akan tampak jelas dibandingkan tulang rusuk punggung. Prosedur ini dilakukan di ruang radiologi.
lanjutan
Posisi Lateral sebagain besar posisi jantung terletak pada ruang hemithoraks kiri
lanjutan
Posisi Supine Indikasi: tidak dapat duduk, kesulitan menarik nafas dalam Gambaran yang tampak yaitu 1. Diafragma lebih tinggi 2. Cairan di rongga paru atau pleura akan tampak tidak begitu jelas karena cenderung ke bagian posterior paru
Review Anatomy
Batas
Hilus
Trakea
Mediastinum
Lobus
Diafragma
Line cardiophrenic-costophrenic
Orang dewasa normal, kisaran normal 45-50%, Pertimbangan pengukuran: orang gemuk dan pendek, usia, bentuk thoraks, letak diafragma, dan kelainan pada paru-paru.
Pembesaran atrium kiri Pada proyeksi PA dapat dilihat dari adanya batas kembar pada sisi kanan bawah yang dibentuk oleh batas atrium kiri dilihat sebagai penonjolan dibawah segmen pulmonal, contoh kasus insufisiensi/ stenosis katup mitral. Pembesaran ventrikel kiri Pada proyeksi PA dapat dilihat adanya pembesaran jantung kekiri dengan apeks menurun berada dibawah diafragma kiri. Pada pembesaran aorta Pinggang jantung akan tampak lebih dalam dari biasa, contoh kasus stenosis katup aorta.
Edema paru
Gambaran radiologis bercakbercak tipis di paru, sehingga gambaran paru akan tampak suram. Di daerah hilus bercak-bercak ini terjadi perkabutan tipis, sehingga batas pembuluh darah menjadi kabur. Pada edema paru alveolar menyebabkan perselubungan yang lebih tebal dan sering terjadi di perihilar kanan dan kiri, berbentuk sayap kupukupu
Kolaps paru
Tampak bayangan opaque karena paru tidak mendapat udara, trakea tertarik ke sisi yang sakit, rusuk pada sisi yang sakit lebih dekat.
Pneumotoraks
Tampak bayangan radiolusen (tampak terlalu gelap), trakea terdorong ke arah yang sehat, mempunyai batas tegas, vaskularisasi tidak terlihat.
CT Scan
PFTs
Edukasi Pasien: 1. Minta pasien untuk inhalasi dalam dan ekhalasi udara semaksimal mungkin 2. Hindari mengkonsumsi kafein, merokok dan bronkodilator sebelum pemeriksaan dilakukan
Laryngoscopy
Digunakan untuk identifikasi dan evaluasi tumor laring Direct: fiberoptic; Indirect: mirrors General & lokal anastesi Gigi palsu dilepas Indikasi makan & minum setelah muncul reflek gag
Bronchoscopy
Visualisasi trakea, bronkus, dan bronkeolus Tujuan: identifikasi tumor & perubahan struktur untuk biopsi atau sputum untuk pemeriksaan
Setelah Prosedur
1 2 3 4 5 Siapakan peralatan suction dan resusitasi Monitor status respirasi & tanda-tanda vital Pertahankan NPO s.d timbul gag reflek Siapkan baki dan tisu untuk menampung sputum dan saliva Monitor warna dan karakter sekresi respirasi. Jika terdapat perdarahan segera laporkan dokter
10-15 mm
>15 mm
Referensi
Burke, LeMone, Mohn-Brown. (2007). Medical Surgical Nursing Care. Pearson Prentice Hall: New Jersey Planner, A., Uthappa, M.C., Misra, R.R. (2007). AZ of Chest Radiology. Cambridge University Press: Cambridge Jennifer A Pryor & Barbara A Webber. (2001). Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problems. Churchill Livingstone