You are on page 1of 40

RESPIRATORY DIAGNOSTIC TEST

Ns. HERI KRISTIANTO., SKep.,MKep. Dep. Keperawatan Medikal Bedah Universitas Brawijaya

Pulse Oximetry
Tes noninvasif Fungsi: mengevaluasi dan monitoring saturasi oksigen (SaO2) Nilai Normal: 95%, nilai abnormal menunjukkan gangguan ventilasi paru dan pertukaran gas Prosedur: sensor pulse oximetry dipasang pada ujung jari

Arterial Blood Gas (ABG/BGA)


Peran Ners: memberikan balutan tekan pada area tusukan jarum selama 2-5 menit, melaporkan segera jika ada nilai abnormal Nilai normal:
pH PaCO2 PaO2 7.35-7.45 35-45 mmHg 80-100 mmHg

HCO3
Base Excess

22-26 mEq/L
-3 s.d +3

Serum Alpha1 Antitrypsin


Tujuan: mengidentifikasi defisiensi protein yang menjadi faktor yg berkontribusi terjadinya empisema dan COPD Nilai normal dewasa: 150-350 mg/dL Kondisi meningkat: proses inflamasi dan aktivitas Pada pasien dengan peningkatan kolesterol dan Tg maka dilakukan pengambilan spesimen puasa

Sputum dan Spesimen Jaringan


Indikasi: ISP atas atau bawah Kultur patogen Waktu: 24-48 jam untuk tes pertumbuhan bakteri, kec. Mycobacterium TB Reagen: gram staining & bakteri tahan asam

Positive Acid-Fast Stain of Tuberculosis

M. Tuberculosis culture

Swab Tenggorokan
No
1 2 3 4 5

Prosedur Pengumpulan Sampel


Siapkan kit swab tenggorokan Jelaskan prosedur dan jaga privasi pasien Posisikan pasien duduk jika memungkinkan Perawat menggunakan proteksi diri Minta pasien untuk membuka mulut, tekan lidah & katakan ahhhh.. Dengan hati-hati, usap tonsil, area kemerahan pada orofaring, dan adanya eksudat Masukkan swab dalam tabung steril, hindari kontak dengan bagian luar tabung Memberi label tabung Segera kirim ke laboratorium

7 8 9

Sputum
Prosedur Pengumpulan Sampel
Sebelum prosedur 1 2 3 4 Siapkan alat Kumpulkan sputum sebelum oksigenasi/ terapi antibiotik Waktu: pagi hari atau setelah bangun pagi Tingkatkan asupan minuman

Prosedur 1 2 3 4 Proteksi diri & jaga privasi Mouth care Minta pasien untuk batuk, masukkan sputum dalam kontainer Cara mengumpulkan dengan suction: a. Gunakan teknik aseptik b. Hubungkan penampung sputum/ mukus steril antara kateter suction dan tabung c. Lakukan trakeal suction d. Lepaskan dan tutup penampung sputum. Bersihkan selang kateter suction dan tabung

e. Tutup penampung dengan teknik aseptik


f. Beri label g. Bungkus kontainer dengan plastik dan kirim ke laboratorium Setelah Prosedur 1 Lakukan mouth care

Dokumentasi: waktu, tanggal, kaji warna, konsistensi dan bau

Sputum Analysis

Teknik Pencitraan
Chest X ray CT Scan Tujuan: identifikasi ukuran dan lokasi struktur jaringan, aliran darah Ventilation perfusion scan: evaluasi pergerakan udara, aliran darah, dan mengkaji ventilasi regional dan suplai darah paru-paru

Ventilation Perfusion Scan

A normal ventilation scan will make the above-noted defects in Image 5 a mismatch and, hence, a highprobability ventilationperfusion scan

Peran Ners
Cek alergi dan tingkatkan status hidrasi untuk meminimalkan efek kerusakan ginjal Efek radiasi dan kaji adanya kehamilan pada wanita

Cek alergi dan tingkatkan status hidrasi untuk meminimalkan efek kerusakan ginjal

Cek alergi dan tingkatkan status hidrasi untuk meminimalkan efek kerusakan ginjal, Jelaskan prosedur, Ukur berat badan sebellum prosedur dilakukan

Interpretasi Chest X Ray


Kualitas foto kabur atau jelas Pengambilan foto yang baik: 1. bagian anterior terlihat sampai dengan iga 6-8 2. bagian posterior terlihat sampai dengan iga 8-10 3. posisi sternum tampak tegak lurus dengan tulang klavikula

Langkah pertama: menilai derajat densitas atau tebalnya bayangan hitam

Gas/ udara

Densitas paling rendah, paling sedikit menyerap sinar sehingga tampak sebagai bagian yang paling hitam. Contoh : alveoli, paru, trakea dan bronki. Tampak bersama dengan jaringan lunak, otot dan darah Lebih terang tampak dalam foto, biasanya tampak bercak lemak di daerah hilar. Paling terang tampak dalam foto. Contoh tulang os. Costae, os. Clavicula, os. Skapula, os. Vertebrae.

Air Lemak

Logam

Langkah kedua: menilai proyeksi foto thoraks


Anterior Posterior Gambaran foto yang dapat diamati yaitu tulang rusuk melandai kebawah, jantung tampak lebih besar dan semakin membesar jika jarak fokus terhadap pasien lebih dekat, skapula tampak diatas paru. Dilakukan pada kondisi gawat atau intensif care.

Lanjutan.
Posterior Anterior Gambaran foto yang dapat diamati yaitu skapula tidak akan menutupi daerah paru, besar jantung dapat diperkirakan lebih mudah, tulang rusuk anterior tidak akan tampak jelas dibandingkan tulang rusuk punggung. Prosedur ini dilakukan di ruang radiologi.

lanjutan
Posisi Lateral sebagain besar posisi jantung terletak pada ruang hemithoraks kiri

lanjutan
Posisi Supine Indikasi: tidak dapat duduk, kesulitan menarik nafas dalam Gambaran yang tampak yaitu 1. Diafragma lebih tinggi 2. Cairan di rongga paru atau pleura akan tampak tidak begitu jelas karena cenderung ke bagian posterior paru

Review Anatomy

Batas

Hilus

Trakea

Mediastinum

Lobus

Diafragma

Line cardiophrenic-costophrenic

Langkah ketiga: menilai adanya kelainan


Pembesaran jantung: dilakukan dengan cara mengukur perbandingan transversal jantung dengan lebarnya dada melalui proyeksi PA
Penyebab pembesaran pada pemeriksaan foto thoraks yaitu adanya efusi perikardial, kelainan miokard, hipertrofi dan dilatasi ventrikel atau atrium karena kelainan katup atau kebocoran septum

Orang dewasa normal, kisaran normal 45-50%, Pertimbangan pengukuran: orang gemuk dan pendek, usia, bentuk thoraks, letak diafragma, dan kelainan pada paru-paru.

Pembesaran atrium dan ventrikel pada radiografi polos


Pembesaran atrium kanan Dapat dilihat dari proyeksi PA pada bagian bawah jantung sisi kanan lebih banyak menonjol ke lateral kanan. Dari pemeriksaan kardio toraks dapat dilihat pembesaran pada garis A yaitu 1/3 dari C1. Sudut kardiofrenikus menjadi lebih besar, contoh kasus ASD. Pembesaran ventrikel kanan Pada proyeksi PA dapat dilihat adanya apeks yang bergeser ke lateral atas, contoh kasus pulmonal atresi/ stenosis.

Pembesaran atrium kiri Pada proyeksi PA dapat dilihat dari adanya batas kembar pada sisi kanan bawah yang dibentuk oleh batas atrium kiri dilihat sebagai penonjolan dibawah segmen pulmonal, contoh kasus insufisiensi/ stenosis katup mitral. Pembesaran ventrikel kiri Pada proyeksi PA dapat dilihat adanya pembesaran jantung kekiri dengan apeks menurun berada dibawah diafragma kiri. Pada pembesaran aorta Pinggang jantung akan tampak lebih dalam dari biasa, contoh kasus stenosis katup aorta.

Penilaian pembuluh darah paru

Edema paru

Gambaran radiologis bercakbercak tipis di paru, sehingga gambaran paru akan tampak suram. Di daerah hilus bercak-bercak ini terjadi perkabutan tipis, sehingga batas pembuluh darah menjadi kabur. Pada edema paru alveolar menyebabkan perselubungan yang lebih tebal dan sering terjadi di perihilar kanan dan kiri, berbentuk sayap kupukupu

Cairan dalam kavum pleura


Tampak bayangan opaque pada paru bagian bawah, tidak terlihat sudut kostofrenikus

Kolaps paru
Tampak bayangan opaque karena paru tidak mendapat udara, trakea tertarik ke sisi yang sakit, rusuk pada sisi yang sakit lebih dekat.

Pneumotoraks
Tampak bayangan radiolusen (tampak terlalu gelap), trakea terdorong ke arah yang sehat, mempunyai batas tegas, vaskularisasi tidak terlihat.

CT Scan

PFTs
Edukasi Pasien: 1. Minta pasien untuk inhalasi dalam dan ekhalasi udara semaksimal mungkin 2. Hindari mengkonsumsi kafein, merokok dan bronkodilator sebelum pemeriksaan dilakukan

Spirometri lihat kuliah pengantar

Laryngoscopy
Digunakan untuk identifikasi dan evaluasi tumor laring Direct: fiberoptic; Indirect: mirrors General & lokal anastesi Gigi palsu dilepas Indikasi makan & minum setelah muncul reflek gag

Bronchoscopy
Visualisasi trakea, bronkus, dan bronkeolus Tujuan: identifikasi tumor & perubahan struktur untuk biopsi atau sputum untuk pemeriksaan

Bronchoscopy Sebelum prosedur


1 2 3 Persiapkan preoperatif care KIE Lepas gigi palsu

Setelah Prosedur
1 2 3 4 5 Siapakan peralatan suction dan resusitasi Monitor status respirasi & tanda-tanda vital Pertahankan NPO s.d timbul gag reflek Siapkan baki dan tisu untuk menampung sputum dan saliva Monitor warna dan karakter sekresi respirasi. Jika terdapat perdarahan segera laporkan dokter

Pendidikan kesehatan keluarga dan pasien


1 2 3 4 5 Prosedur membutuhkan waktu 30-45 menit Jelaskan: timbulnya nyeri, prosedur anastesi, bernapas, dan tidak boleh berbicara selama prosedur dilakukan Setelah prosedur: akan timbul radang tenggorokan dan suara serak. Tindakan keperawatan: kumur dengan salin hangat atau minum obat batuk Kemungkinan demam stelah 24 jam tindakan Laporkan jika terjadi batuk rejan, perdarahan dan sputum yang purulen, wheezing, nafas pendek, kesulitan bernapas atau nyeri dada

Tuberculin Test = Mantoux Test


3-10 minggu setelah terinfeksi TB Prinsip: injeksi intradermal, purified protein derived (PPD) (0.1 cc) Cara baca: 48-72 jam Hasil (+): ada respon imun thdp. Bacilus, bukan berarti TB aktif atau infeksi baru
Area Indurasi < 5 mm 5-9 mm Makna Klinis Negatif Positif pada klien dengan: kontak penderita TB, Foto Thorak abnormal, Infeksi HIV Positif pada klien dengan faktor resiko; Lahir pada daerah dengan insiden TB tinggi Status ekonomi rendah Negara miskin Pengguna narkoba (injeksi) Positif untuk semua orang

10-15 mm

>15 mm

Referensi
Burke, LeMone, Mohn-Brown. (2007). Medical Surgical Nursing Care. Pearson Prentice Hall: New Jersey Planner, A., Uthappa, M.C., Misra, R.R. (2007). AZ of Chest Radiology. Cambridge University Press: Cambridge Jennifer A Pryor & Barbara A Webber. (2001). Physiotherapy for Respiratory and Cardiac Problems. Churchill Livingstone

You might also like