You are on page 1of 7

http://pakguruonline.pendidikan.

net

PENINGKATAN
KEMAMPUAN MEMBUAT
KALIMAT BAHASA INGGRIS
Oleh : Andreas Suwarno *)

Abstrak. Konsep Quantum Teaching menyatakan "Bawalah dunia mereka ke dunia kita
dan antarkan dunia mereka ke dunia kita". Dalam penelitian ini, penulis memilih suatu
strategi pembelajaran yang dapat menjembatani antara dunia guru dangan dunia siswa,
yang dinamakan strategi Chain Card Game atau Permainan Kartu Berantai. Strategi ini
digunakan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis bahasa Inggris siswa
kelas 2 SLTP Negeri 4 Muara Kelingi, Musi Rawas. Setelah mengadakan perlakuan
selama tiga siklus, nampak bahwa kemampuan siswa dalam membuat kalimat bahasa
Inggris sedikit demi sedikit meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai tes yang
telah dilaksanakan. Pada tes awal rata-rata nilai kemampuan siswa dalam membuat
kalimat adalah 4,10; pada tes 1 (t-1) didapat rata-rata nilai 4,46, pada test 2 (t-2) didapat
nilai rata-rata 4,88 dan pada akhir siklus tes 3 (t-3) didapat rata-ra+a nilai 5,40. Dalam
penelitian ini, yang paling menggembirakan dengan menggunakan strategi Chain Card
Game adalah meningkatnya gairah belajar siswa.

PENDAHULUAN

Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan karena adanya beberapa masalah yang
dihadapi baik oleh guru maupun oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Secara
urnum dalam belajar bahasa Inggris siswa harus menguasai empat keterampilan
berbahasa, yaitu: keterampilan mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca
(reading) dan menulis (writing), Namun dalam penelitian ini hanya difokuskan pada
masalah yang timbul dalam kegiatan menulis, khususnya dalam membuat kalimat
bahasa Inggris sederhana.

Data dari lapangan menunjukkan bahwa kemampuan membuat kalimat bahasa Inggris
siswa sangat memprihatinkan atau masih rendah, yaitu nilai rata-rata 4,10 setelah
diadakan tes awal kemampuan siswa dalam membuat kalimat bahasa Inggris (t-O).

Rendahnya kemampuan siswa dalam membuat kalimat bahasa Inggris ini tentunya
dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: kurangnya latihan yang diberikan guru,
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas kurang bervariasi dan kurangnya tugas
yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam mambuat kalimat bahasa Inggris dangan menggunakan
strategi Chain Card Game atau Permainan Kartu Berantai.

Yang dimaksud kemampuan membuat kalimat bahasa Inggris sederhana adalah


kemampuan siswa dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk kalimat. Dalam
membuat kalimat perlu memperhatikan dua hal, yaitu subtansi dari hasil tulisan itu (ide
yang diekspresikan) dan aturan struktur bahasa yang benar (gramatical form and
syntactic pattern). Membuat kalimat termasuk ke dalam kegiatan untuk keterampilan
menulis, karena itu membuat kalimat juga berarti mengungkapkan ide dan berkomunikasi
dengan orang lain melalui simbol-simbol bahasa (Harris, 1988).

http:/pakguruonline.pendidikan.net1
Kalimat-kalimat yang dibuat dapat berupa kalimat yang paling sederhana yang hanya
mengandung dua jabatan kata dalam kalimat, yaitu subyek dan kata kerja (S + V);
subyek, kata kerja dan obyek (S+V+O) atau kalimat yang paling lengkap, yaitu: subyek,
kata kerja, obyek, dan keterangan (S+V+O+ Adv).

Permainan menurut Carrier (1982) mempunyai nilai yang sangat tinggi bagi guru bahasa
asing, sebab permainan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan
keterampilan bahasa tertentu dengan situasi yang tidak terlalu formal. Sedangkan
menurut Hadfield (1984), permainan merupakan aktivitas yang mempunyai tujuan dan
elemen kesenangan.

Chain Card Game adalah sebuah terjemahaan bebas dari Permainan Kartu Berantai.
Para pemain memainkan kartu ini layaknya seperti bermain kartu remi. Dalam
permainan ini, pemain ditugaskan menyusun kartu-kartu yang dimiliki agar menjadi
sebuah kalimat atau memainkan kartunya untuk meneruskan kalimat pemain lawan yang
belum selesai, bisa di awal atau di akhir susunan kartu.

Permainan ini dapat dimainkan oleh empat pemain atau lebih, dengan jumlah kartu 60
lembar setiap setnya. Jumlah ini dapat saja ditambah atau dikurangi. Di setiap kartu
tertulis satu kosa kata dalam bahasa Inggris, yaitu sebuah penggalan-penggalan kalimat
yang telah diatur sehingga jika kartu dimainkan dengan benar akan terbentuk suatu
kalimat bahasa Inggris yang benar.

Kartu-kartu tersebut terbuat dari karton dengan ukuran 5 x 8 cm. Ukuran ini dapat saja
disesuaikan dengan selera pembuat kartu.

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa terutama dalam meningkatkan gairah
belajar bahasa Inggris, dan bagi guru agar dapat menambah wawasan dalam
mengaplikasikan strategi baru, serta menambah tambahan referensi karya ilmiah.

METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SLTP Negeri 4 Muara Kelingi, Kabupaten Musi
Rawas, khususnya dilaksanakan di kelas 2 semester 1 tahun ajaran 2002 - 2003.
Sekolah ini terletak di pinggiran Kecamatan Muara Kelingi, mempunyai 3 kelas, yaitu:
kelas 1, 2 dan 3. Kondisi jalan masih memprihatinkan karena untuk sampai ke lokasi
harus menempuh jalan tanah merah sejauh kira-kira 7 kilometer. Tempat tinggal siswa
berjarak kira-kira antara 1 hingga 3 kilometer, mereka dating ke sekolah dengan berjalan
kaki dan bersepeda. Jumlah referensi buku pelajaran bahasa Inggris masih dirasakan
kurang.

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, pertama-tama diadakan tes awal (t-O) untuk
mendapatkan data pendukung yang akurat sehingga mempunyai dasar yang kuat untuk
melaksanakan penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan segala perangkat
yang akan digunakan selama penelitian berlangsung, seperti pembuatan perangkat
pembelajaran, Rencana Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa untuk setiap pertemuan, dan
beberapa instrumen lain seperti lembar tes, observasi, analisis, pedoman wawancara,
catatan lapangan dan kartu Chain Card Game.

Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus selama semester pertama. Siklus pertama
dilakukan dalam 3 kali pertemuan, dengan pokok bahasan Sport dengan sub pokok
bahasan Kinds of Sports dan Sports Equipment. Siklus kedua dilakukan dalam 3 kali
pertemuan, dengan pokok bahasan Health dan sub pokok bahasan Our Body, Diseases,
dan Medicine. Siklus ketiga dilakukan dalam 4 kali pertemuan dengan pokok bahasan
Clothes dan sub pokok bahasan Buying some materials, Making Clothes, Fashion Show,
dan A variety of clothes, sehingga seluruhnya berjumlah 10 kali pertemuan.

http:/pakguruonline.pendidikan.net2
Seperti telah diuraikan di atas, bahwa penelitian ini memerlukan instrumen-instrumen
pendukung seperti: tes, lembar observasi dan pedoman wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

SIKLUS I

Perencanaan

Untuk mendukung terlaksananya Penelitian Tindakan Kelas ini, dibuatlah segala sesuatu
yang diperlukan seperti: Perangkat Pembelajaran (RP), Lembar Kerja Siswa (LKS) mini,
kartu Chain Card Game sebanyak 5 set, dan beberapa instrument pendukung seperti:
tes, observasi dan wawancara.

Pelaksanaan

Pembelajaran dilaksanakan mencakup semua keterampilan berbahasa (listening,


speaking, reading dan writing). Pengajaran dimulai dari kegiatan, listening, speaking,
reading dan writing.

Perlakuan dengan Chain Card Game dilakukan pada saat kegiatan keterampilan menulis
(writing), seperti langkah-langkah berikut: Guru memulai pengajaran dari keterampilan
listening, dilanjutkan dengan kegiatan speaking, dan kemudian kegiatan membaca
(reading). Alokasi waktu untuk ketiga keterampilan ini adalah 45 menit. Memasuki
kegiatan keterampilan menulis, strategi Chain Card Game ini dilakukan. Dimulai dari
penjelasan langkah-langkah dan aturan permainan, kemudian guru meminta siswa
membentuk kelompok bermain. Setelah membagikan kartu, guru meminta siswa untuk
mulai bermain selama 15 menit, kemudian meminta wakil dari kelompok untuk membawa
kartu-kartu yang telah jadi dan menuliskan kalimat jadi tersebut di papan tulis.
Pembahasan kalimat-kalimat dilakukan secara klasikal. Langkah terakhir adalah meminta
siswa mengerjakan LKS mini secara individu untuk
bagian keterampilan menulis. Kemudian diadakan pembahasan terhadap hasil latihan
yang telah dilakukan.

Pembahasan hasil latihan dilakukan secara klasikal dengan cara siswa mengoreksi
bersama-sama. Guru memberikan jawaban-jawaban yang benar dan siswa mengecek
kebenaran jawaban pada LKS yang telah ditukarkan dengan LKS temannya.

Perlakuan Chain Card Game dalam siklus pertama ini diberikan untuk tiga kali
pertemuan, dengan pokok bahasan Sport dan sub pokok bahasan Kinds of Sports dan
Sport Equipment. Selama perlakuan berlangsung, kolaborator mengobservasi kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan mencatat segala sesuatu
yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Temuan-temuan yang didapatkan dicatat
dalam lembar catatan lapangan. Setelah tiga kali pertemuan berlalu, dilakukanlah tes I (t-
1) untuk mengukur kemampuan siswa dalam membuat kalimat bahasa Inggris, dan
sebagai data untuk dibandingkan dengan data tes awal (t-O) sehingga peneliti dapat
menemukan segala perkembangan yang telah terjadi.

Pengamatan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan kolaborator, didapatkan data bahwa selama siklus
pertama berlangsung muncul 15 deskriptor pada pertemuan pertama, 12 deskriptor pada
pertemuan kedua, 13 deskriptor pada pertemuan ketiga. Rata-rata deskriptor yang
muncul diketiga perterman adalah 13,33. Berdasarkan tabel keefektivan strategi, angka

http:/pakguruonline.pendidikan.net3
13,33 masuk ke dalam kategori efektif.

Untuk melihat lebih jauh keefektivan strategi Chain Card Game dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam membuat kalimat bahasa Inggris, maka diadakan test 1 (t-1),
dengan hasil sebagai berikut: siswa yang nilainya meningkat berjumlah 28 dari 40 siswa
(70%). Setelah dibandingkan dengan data nilai tes awal, ternyata rata-rata kenaikan nilai
kemampuan menulis siswa sebesar 0,45 (1 1,2%).

Hasil wawancara yang dilakukan terhadap 5 orang siswa sebagai sampel responden,
dapat disimpulkan bahwa siswa sangat menyukai permainan Chain Card Game dan
gairah siswa dalam belajar bahasa Inggris meningkat. Hasil ini diperoleh dari pertanyaan
pedoman nomor5, yaitu: Jika anda menggunakan Chain Card Game, mampukah anda
belajar membuat kalimat bahasa Inggris lebih dari 1 jam? Seluruh responden menjawab
mampu.

Refleksi

Selama siklus pertama deskriptor yang belum muncul antara lain: siswa tidak takut
bertanya, siswa yang bertanya lebih banyak, siswa mengerjakan tugas lebih cepat,
komunikasi antar guru dan siswa lebih lancar, guru makin hapal dengan identitas siswa.

Sedangkan deskriptor yang sudah muncul, seperti: guru menggunakan metode


pemberian tugas, menggunakan alat bantu pembelajaran bervariasi, siswa belajar
keterampilan menyusun dan membuat kalimat, menggunakan grammar dengan benar,
kerja sama antar siswa meningkat, dan tidak lagi mendominasi KBM.

Dari beberapa indikatordi atas, ada beberapa masalah yang dapat dicatat selama
pembelajaran, antara lain: kelas gaduh, setting tempat bermain kurang representatif,
banyak siswa melakukan kesalahan dalam bermain, dan kurang waktu untuk membahas
kalimat-kalimat yang terbentuk selama permainan.

Untuk mengurangi masalah-masalah tersebut, pada sikius kedua dilakukan tindakan,


antara lain: memberikan pengertian pada siswa bahwa mereka bermain dalam rangka
belajar, menyusun tempat bermain lebih baik, menuliskan aturan permainan di papan
tulis, menambah kartu menjadi 80 kartu, dan menambah waktu untuk pembahasan
kalimat yang terbentuk selama permainan berlangsung.

SIKLUS II

Perencanaan

Sebelum siklus kedua dilaksanakan, ada beberapa hal yang perlu disiapkan, antara lain:
Rencana Pengajaran, LKS, alat bantu pengajaran, kartu Chain Card Game, lembar
observasi, lembar tes 2 dan pedoman wawancara.

Pelaksanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus kedua diberikan
pengertian pada siswa untuk bermain dengan tenang, menyusun tempat bermain lebih
baik dengan cara menyusun kursi yang sesuai untuk bermain, menuliskan langkah-
langkah permainan di papan tulis, menambah kartu manjadi 80 tiap setnya, 60 kartu di
bagikan kepada siswa dan 20 sisanya tetap di tumpukkan sebagai kartu jit, serta
melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang telah disusun dalam Rencana
Pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dimulai dengan membagikan LKS mini
pada siswa, dilakukan kegiatan menyimak (listening), dilanjutkan dengan kegiatan
berbicara (speaking), kegiatan membaca (reading), dan
kegiatan menulis (writing). Pada saat memasuki kegiatan menulis, strategi Chain Card
Game diterapkan dengan langkah-langkah berikut ini: Pertama, guru memberikan

http:/pakguruonline.pendidikan.net4
pengertian pada siswa bahwa mereka bermain dalam rangka belajar sehingga harus
tetap menjaga ketenangan kelas selama bermain. Kedua, guru membantu siswa
menyusun kursi sehingga permainan berjalan dengan baik. Kemudian guru menuliskan
aturan-aturan bermain di papan tulis supaya siswa tidak membuat kesalahan lagi dalam
bermain. Berikutnya guru membagikan kartu dan meminta siswa untuk bermain, Siswa
memainkan 60 kartu, sedangkan 20 kartu lainnya tetap dalam tumpukan sebagai kartu jit.

Karena harus menambah waktu untuk pembahasan kalimat-kalimat yang terbentuk


selama permainan, maka waktu untuk bermain siswa dikurangi. Pengurangan waktu
untuk bermain dilakukan dengan cara memotong permainan siswa tatkala mereka
sedang asyik bermain. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan efek psikologis anak agar
mereka merasa belum puas, sehigga pada pertemuan berikutnya siswa masih sangat
ingin bermain.

Setelah menghentikan permainan, guru meminta wakil dari kelompok untuk menuliskan
kalimat-kalimat yang terbentuk dalam permainan. Kemudian guru membahas kalimat-
kalimat itu secara klasikal untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi.
Selanjutnya guru meminta siswa megerjakan tugas-tugas yang terdapat dalam LKS mini
secara individual. Lima menit sebelum selesai, guru menghentikan kegiatan siswa, dan
melakukan pembahasan hasil latihan-latihan secara klasikal. Siswa menukarkan
pekerjaannya dengan siswa lain.

Siklus kedua ini dilakukan untuk 3 kali perternuan dengan pokok bahasan Health dan sub
pokok bahasan Our Body, Diseases, dan Medicine. Setelah 3 kali pertemuan, maka
diadakan tes 2 untuk dibandingkan dengan hasil test 1 (t-1) sehingga didapatkan
kepastian apakah perlakuan pada siklus kedua dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis bahasa Inggris.

Pengamatan

Dari hasil observasi selama siklus kedua, didapatkan data diantaranya muncul 13
deskriptor pada pertemuan pertama, 12 deskriptor pada pertemuan kedua, dan 14
deskriptor pada pertemuan ketiga, sehingga rata-rata descriptor yang muncul adalah 13.
Berdasarkan table keefektivan strategi, maka angka 13 masuk ke dalam kategori efektif.

Untuk melihat lebih jauh keefektivan strategi Chain Card Game dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam membuat kalimat bahasa Inggris, maka diadakan tes 2 (t-2),
dan dapatkan data, berikut ini: Siswa yang nilainya meningkat berjumlah 35 (87,5%). Bila
data tersebut dibandingkan dengan nilai tes 1, maka rata-rata nilai kemampuan membuat
kalimat bahasa Inggris siswa meningkat sebesar 0,42 (9,4%). Hasil wawancara dengan 5
orang siswa sebagai sampel responden yang berbeda dengan siklus pertama, dapat
disimpulkan bahwa siswa menyukai strategi Chain Card Game, dan yang lebih
menggembirakan dengan permainan ini adalah siswa dapat bertahan belajar membuat
kalimat bahasa Inggris dalam waktu yang relative lebih lama, lebih dari satu jam. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa gairah belajar siswa meningkat.

Refleksi

Dalam siklus kedua ini ada beberapa deskriptor yang belum muncul, antara lain:
deskriptor nomor 4 siswa tidak takut bertanya, deskriptor nomor 11, 15, 17 dan 18.

Dari beberapa deskriptor di atas, masih ada hal-hal lain yang dapat dicatat oleh
kolaborator, antara lain: suasana kelas masih agak gaduh, siswa yang lebih cakap
terlihat masih kurang sabar dalam menghadapi siswa yang kurang cakap, anak-anak
yang kurang cakap masih lamban dalam bermain, dan masih ditemui kesalahan-
kesalahan penggunaan kata kerja dalam kalimat. Dari inventarisasi kejadian-kejadian di
atas, diupayakan pada siklus ketiga tidak terjadi lagi, dengan cara: mengacak kelompok
bermain siswa, siswa yang suka ribut digabungkan dengan kelompok siswa yang

http:/pakguruonline.pendidikan.net5
pendiam; siswa yang cakap dikelompokkan dengan kelompok yang kurang cakap; kartu
ditandai dengan huruf, huruf S untuk kartu yang memuat subyek, V untuk kartu verb,
huruf 0 untuk kartu obyek dan huruf Adv untuk kartu adverb. Sedangkan untuk
meminimalkan terjadinya kesalahan-kesalahan penggunaan kata kerja, guru memberikan
penjelasan tentang penggunaan kata kerja yang berhubungan dengan materi yang
sedang dibahas, sebelum siswa bermain.

SIKLUS III

Perencanaan

Untuk mendukung terlaksananya siklus ketiga, peneliti menyiapkan Satuan Pelajaran,


Rencana Pengajaran, LKS untuk tiap pertemuan, gambar-gambar, 5 set kartu Chain
Card Game masing-masing 80 kartu. Kartu-kartu tersebut sudah diberi tanda huruf S
untuk kartu subyek, huruf V untuk kartu verb, huruf 0 untuk obyek, dan huruf Adv. untuk
adverb. Instrumen-instrumen yang disiapkan adalah test 3, lembar observasi, pedoman
wawancara dan catatan lapangan.

Pelaksanaan

Langkah-langkah pembelajaran dimulai dari mendengarkan, berbicara, dan menulis.


Latihan-latihan untuk ketiga keterampilan ini termuat dalam LKS mini yang telah
disiapkan. Pada saat kegiatan memasuki keterampilan menulis, maka strategi Chain
Card Game dilakukan,

Bertolak dari refleksi pada siklus kedua, maka dalam siklus ketiga ini guru
mengelompokkan murid berdasarkan tingkat kecakapannya yang relative seimbang,
yang suka ribut digabung dengan siswa yang pendiam, dan menandai kartu-kartu yang
akan dimainkan dengan huruf-huruf seperti yang diterangkan pada perencanaan di atas.
Jumlah kartu masih tetap 80 buah tiap setnya: 60 kartu dibagikan kepada siswa dan 20
tetap ditumpukan sebagai kartu jit. Penandaan pada kartu dimaksudkan untuk membantu
para siswa yang kurang cakap, sehingga permainan dapat berjalan dengan cepat.
Langkah berikutnya adalah menerangkan beberapa penggunaan kata kerja yang
berhubungan dengan pokok bahasan untuk menekan kesalahan siswa dalam
menggunakan kata kerja.

Setelah permainan berjalan 15 menit guru menghentikan permainan, dan meminta siswa
untuk menuliskan kalimat-kalimat yang terbentuk selama permainan di papan tulis.
Kemudian guru membahas bersama-sama dengan siswa kelas.

Berikutnya guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan untuk keterampilan menulis


pada LKS yang tersedia. Kemudian dilakukan pembahasan oleh guru secara klasikal,
sebelumnya siswa menukarkan hasil pekerjaannya pada temannya untuk dicek.

Pada siklus ketiga ini, perlakuan untuk 4 kali pertemuan dengan Pokok Bahasan Clothes
dan sub pokok bahasan Buying Some Materiais, Making Clothes, Fashion Show, dan A
variaty of ciothes. Setelah empat kali pertemuan berlalu, maka diadakan tes 3 (t-3) untuk
mengukur kemampuan siswa dalam membuat kalimat bahasa Inggris. Hasil tes ini
kemudian dibandingkan dengan hasil tes 2, sehingga dihasilkan beberapa perubahan
atau peningkatan.

Pengamatan

Dari hasil observasi didapatkan data bahwa pada pertemuan pertama deskriptor yang
muncul 13, pada pertemuan kedua sebanyak 12 deskriptor, pada pertemuan ketiga 14
deskriptor dan pada pertemuan keempat 14 deskriptor. Dari keempat pertemuan ini
didapat rata-rata deskriptor yang muncul sebanyak 13,25 deskreptor. Berdasarkan tabel
tingkat keefektivan angka, 13,25 masuk ke dalam katagori etektif.

http:/pakguruonline.pendidikan.net6
Untuk mendukung data kualitatif di atas, dilakukan tes 3 dengan hasil bahwa anak yang
nilainya meningkat berjumlah 34 siswa (85%). Rata-rata kemampuan siswa membuat
kalimat bahasa Inqqris meninqkat sebesar 0,52 (66%).

Dari lima responden sisiwa yang diwawancarai, kelima 5 siswa menjawab senang
dengan Chain Card Game, dan yang menarik lagi adalah bahwa permainan Chain Card
Game sangat disukai siswa dalam belajar bahasa Inggris.

Refleksi

Dari hasil observasi selama siklus tiga berlangsung, didapatkan kondisi berikut ini:
pembelajaran berjalan lebih menyenangkan dan lebih variatif, siswa semakin antusias
dalam permainan, terjadinya tutor sebaya, beberapa kelompok siswa meminjam kartu
untuk dimainkan pada saat-saat senggang, siswa lebih mudah mempelajari kalimat
bahasa Inggris. Hal-hal negative yang berhasil direkam antara lain: suasana kelas masih
agak ribut.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Strategi Chain
Card Game dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat
kalimat bahasa Inggris. Strategi ini dapat juga meningkatkan gairah belajar bahasa
Inggris siswa.

DAFTAR PUSTAKA

1) Carrier, M. 1982. Game and activities forthe language learner. London: Harrap.
2) Deporter, B., Reardon, M. & Singer-Nourie, S. 2001. Quantum teaching.
Bandung: Kaiffa.
3) Harfield, J. 1984. Elementari communication games Thomas Nelson and Son
Ltd.
4) Harris, D.R 1988. Testing English as a second. New york: McGraw-Hill Book
Company.
5) llyas, 1. 200. Upaya Meningkatkan kemampuan siswa kelas 2 SLTP Negeri 30
Palembang dalam memahami teks lisan melalui strategi 'DICTOGLOS'.
6) Hasan, Z. M; Sukaryana, 1. W. & Waioedy. 1997. Penelitian tindakan (Action
Research). Jakarta: Deparemen Pendidikan dan Kebudayaan.

-----------------------------
*) Andreas Suwarno adalah Guru Bahasa Inggris SLTPN 4 Muaro Kelingi Kabupaten
Musi Rawas Sumatera Selatan.

Sumber : Buletin Pelangi Pendidikan (Buletin Peningkatan Mutu Pendidikan SLTP)


Volume 6 No. 1 Tahun 2003

http:/pakguruonline.pendidikan.net7

You might also like