You are on page 1of 3

Afif futaqi

0606096585

Kekuatan antropologi dan sosiologi adalah dalam melakukan analisa terhadap berbagai
krisis pembangunan. Menurut pendapat Anda, apa bagaimana peluang ilmu sosial-
humaniora dalam mengkritisi pembangunan? Seandainya pendekatan sosial-humaniora
lebih kritis, mengapa sampai hari ini belum dapat menjadi cara pandang dominan?
Di Indonesia sendiri antropologi memiliki peran sebgai konseptual dan teoretikal
mampu untuk melakukan penelitian dan analisis atas gejala-gejala yang menjadi ciri-ciri
dari masyarakat majemuk yang telah selama ini. Dengan pemahaman massyarakat yang
majemuk ini sebagai masyarakat yang multiultural. Dengan demikian konsep-konsep
antropologi seperti etnocentrisme yang melihat kebudayaan memiliki kekhasnya masing
masing dan tidak ada kebudayaan yang lebih tinggi atupun rendah. Dengan demikian
antropologi menjembatani banyaknya kemajemukan yang ada di indonesia.
Selain itu kajian-kajian etnografi sangat dibutuhkan dalam perkembangan
antropologi dewasa ini dan harus disesuaikan dengan upaya pembangunan masyarakat
Indonesia menuju masyarakat yang multikultural. Penelitian etnografi yang terfokus dan
mendalam, yang akan mampu mengungkap apa yang adai dibalik gejala-gejala yang
dapat diamati dan didengarkan, dan yang akan mampu menghasilkan sebuah kesimpulan
dalam mendukung pembangunan yang bersifat nasional itu. Selain itu pendekatan
kualitatif dan etnografi, yang biasanya dianggap tidak ilmiah karena tidak ada angka-
angka statistiknya digunakan dengan menggunakan metode-metode yang baku, karena
justru pendekatan kualitatif inilah yang ilmiah dan obyektif dalam konteks-konteks
masyarakat atau gejala-gejala dan masalah yang ditelitinya.
Adanya pendekatan “participant observastion” membuat ilmu antropologi lebig
dekata dengan masyarakatnya. Tidak adanya jarak antar sang antropolog dan masyarakat
yang menjadi subjek kajian membuat banyaknya informasi yang didapat. Sehingga
pandangan-pandangan yang buruk tentang masyarakat tersebut menjadi hilang. Sperti
yang telah di jelaskan di atas akumulasi dari ini semua adalah etnocentrisme para agen-
agen pembangunan menjadi berkurang atau mungkin hilang. Sehingga pembangunan
dapat dilakukan dengan baik.
Setelah masa soeharto antropologi memiliki peran yang sangta penting yakni
sebagai memelihra keutuhan bangsa akibat dari kemajemukan tersenut. Bagaimana kajian
antropologi dapat berperan dalam memelihara keutuhan bangsa. Seperti adanya tindakan
separatisme diberbagai daerah indonesia. Timor-timor yang lepas dari indonesia karena
banyak perbedaan dan merasa diperlakukan tidak adil. Begitu pula dengan aceh, daerah
yang pertama kali mapu menyumbangkan sebuah pesawat diwal kemerdekaan merasa
berbeda dengan indonsia sendiri dan merasa diperlakukan tidak adil. Hal-hal seperti
inilah salah satu peran antropologi di masa sekarang ini.
Oleh kerana itu antropologi berperan terhadap suara-suara daerah lokal ataupun
golongan minoritas agar dapat terdengar oleh pemerintah. Sehingga golongan-golongan
minoritas ini tidak merasa dimarginalkan dalam proses pembangunan. Suara-suara
golongan tersebut haruslah juga dipertimbangnkan oleh pemerintah pusat. Olehakarena
itu peran antropologi dalam menyampaikan suara minoritas tersebut k masyarakat umum
dan khusunya pemerintah agar memahami permasalahan yang ada dan bagaimana
mencari solusinya.
Hal-hal ini adalah peran antropologi agar terwujudnya masyarkat madani di
indonesia. Perbedaan-perbedaan yang ada justru menjadi kekuatan dalam menjalanii
kehidupan bermasyarakat. Semuanya tidak dapt dilakukan dengan satu disiplin ilmu saja.
Tetapi dari multidisiplin ilmu saling terintegrasi dalam menjalankan pembangunan yang
ada di indonesia. Misalnya pembangunan dilakukan oleh ahli-ahli antropologi juga dapat
menstimuli dan melibatkan ahli-ahli sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan bisnis,
ilmu pendidikan, ilmu hukum, ilmu kepolisian, dan ahli-ahli dari berbagai bidang ilmu
pengetahuan lainnya untuk secara bersama-sama melihat, mengembangkan dan
memantapkan serta menciptakan model-model penerapan multikutlralisme dalam
masyarakat Indonesia, menurut perspektif dan keahlian akademik masing-masing.
Sehingga secara bersama-sama tetapi melalui dan dengan menggunakan pendekatan
masing-masing, upaya-upaya untuk menuju masyarakat Indonesia yang multikultural itu
dapat dengan secara cepat dan efektif berhasil dilaksanakan.
Referesi
Suparlan, parsudi.2002.”Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural”

Van Bremen, Jan. Eyal Ben-Ari and Syed Farid Alatas. 2005. “Asian anthropology.”
London, Routledge

You might also like