You are on page 1of 3

STRATEGI PENGENDALIAN

Oleh:

Agung Praptapa

Universitas Jenderal Soedirman

Sistem pengendalian kita bangun agar kita mendapatkan apa yang kita mau.
Dalam konteks perusahaan, maka sistem pengendalian dibangun untuk
menjamin bahwa tujuan yang telah dicanangkan dapat dicapai. Bagaimana
caranya agar sistem pengendalian efektif?

Merchant, seorang pakar management control systems, menawarkan tiga


strategi agar sistem pengendalian dapat bekerja dengan baik, yaitu melalui
pengendalian hasil (result control), pengendalian aksi (action control), dan
pengendalian orang (people control).

Pengendalian hasil (result control) adalah sistem pengendalian yang


menfokuskan pada hasil dari suatu kegiatan. Logikanya begini. Yang kita
inginkan adalah mencapai tujuan organisasi. Tujuan tersebut kemudian kita
terjemahkan lagi menjadi target-target tertentu. Target bisa bermacam-macam.
Misalnya, dalam satu bulan target penjualannya adalah 100 juta rupiah.
Kemudian target perusahaan tersebut kita rinci lagi pada tiap-tiap tenaga
penjualan yang ada, katakanlah di perusahaan tersebut terdapat 5 orang tenaga
penjualan (sales persons). Untuk memudahkan, katakanlah masing-masing
tenaga penjualan kemudian ditarget untuk dapat melakukan penjualan sebesar
20 juta rupiah. Nah, dalam pengendalian hasil, pencapaian hasil inilah yang kita
pegang komitmennya. Tenaga penjual yang dapat mencapai target akan
mendapatkan imbalan (reward) sedangkan yang tidak mencapai target akan
mendapat hukuman (punishment). Jadi disini kita menggunakan pendekatan
“pay for performce, not pay for position”. Yang memiliki kinerja bagus kita beri
insentif, sedangkan yang tidak memiliki kinerja yang bagus kita berikan
hukuman. Jadi terjadi apa yang disebut “result accountability” atau
pertanggungjawaban hasil, yaitu tiap-tiap elemen dalam organisasi harus
mempertanggungjawabkan hasil atas kegiatannya.

Namun perlu diingat disini yang disebut hasil (result) disini tidak selalu hasil
penjualan. Hasil bagi Bagian Produksi adalah jumlah produksi per hari misalnya,
atau jumlah produk yang tanpa cacat, atau bisa pula biaya produksi per unit.
Bagian keuangan bisa menetapkan target jumlah tagihan yang terbayar tepat
waktu atau bisa pula ketepatan waktu pembayaran hutang-hutang perusahaan.
Bagian Personalia dapat menetapkan target jumlah karyawan yang mengikuti
training atau bisa pula tingkat kehadiran karyawan yang mencapai minimal 95%
misalnya. Bagian akuntansi dapat menetapkan target dalam bentuk ketepatan
waktu dalam membuat laporan keuangan atau dapat pula menargetkan jumlah
voucher yang tidak tertunda pengolahannya. Nah, dalam pengendalian hasil ini
yang penting tiap-tiap bagian organisasi mengetahui benar apa targetnya serta
apa insentif atau hukuman yang akan didapatkan apabila mereka mencapai atau
tidak mencapai target, sehingga mereka akan tergerak untuk melakukan yang
terbaik untuk organisasi.

Strategi pengendalian yang kedua adalah melalui action control (pengendalian


aksi). Pengendalian aksi adalah sistem pengendalian yang lebih menekankan
pada cara-cara orang ataupun elemen organisasi dalam menjalankan tugas yang
harus dikerjakannya. Disini terjadi apa yang disebut sebagai action
accountability, yaitu orang (atau bagian organisasi) harus
mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya. Prinsip yang digunakan
adalah “pay for good action” yaitu kita memberikan insentif kepada yang
melakukan pekerjaan dengan baik dan benar (good action) dan memberikan
hukuman bagi yang tidak melakukan pekerjaan dengan baik dan benar (poor
action).

Strategi pengendalian yang ke tiga adalah people control (pengendalian orang),


yaitu pendekatan pengendalian yang menekankan pada jenis atau karakteristik
orang-orang yang bekerja yang diharapkan akan mempu menjalankan tugasnya
untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi disini pendekatan yang digunakan adalah
“choose the right people” atau memilih orang-orang yang tepat. Kita harus bisa
memilih orang yang tepat untuk membantu kita mendapatkan apa yang kita
mau. Dalam konteks perusahaan tentu saja kita harus pandai-pandai memilih
orang-orang yang tepat yang dapat membantu kita mencapai tujuan
perusahaan. Pendekatan ini sangat efektif apabila kita (pihak yang melakukan
pengendalian) tidak memahami benar hasil yang diharapkan dalam suatu
kegiatan serta tidak memahami pula bagaimana melakukan pekerjaan untuk
mendapatkan hasil tersebut. Sebagai contoh, kalau kita memiliki bisnis rumah
makan, kita mungkin tidak tahu benar jenis-jenis hasil masakan tertentu.
Masakan yang hasilnya baik (dalam arti cantik penampilannya dan enak
rasanya) kita sendiri tidak begitu memahami, apalagi kalau kita tidak suka
terhadap makanan tersebut. Jangankan cara memasaknya hasil yang baik itu
seperti apa juga tidak begitu paham. Tapi kita ada di bisnis makanan ini! Nah,
disini kita perlu orang yang tepat untuk menjalankan misi ini, dengan cara kita
mempekerjakan koki yang kita anggap baik.

People control tidak hanya terbatas pada bagaimana memilih orang dengan
keahlian tertentu seperti dicontohkan pada koki dalam sebuah rumah makan,
tetapi juga berkenaan dengan bagaimana orang yang kita pilih tersebut dapat
mengendalikan diri sendiri (personal control) dan juga dapat saling
mengendalikan antara karyawan satu dengan lainnya (cultural control). Jadi,
people control pada dasarnya adalah bagaimana memilih orang-orang yang
berkualitas, yang dapat kita percaya akan berhasil bersama-sama kita mencapai
tujuan yang kita tetapkan.

Kapan kita harus menggunakan pengendalian hasil? Bila manajer (atau pihak
yang melakukan pengendalian) memahami seperti apa hasil yang diharapkan.
Sedangkan pengendalian aksi akan efektif digunakan apabila manajer
memahami benar bagaimana cara menjalankan suatu pekerjaan tertentu untuk
mendapatkan hasil terbaik. Apabila dua hal tersebut, hasil yang diharapkan dan
cara mengerjakannya, tidak dapat dimengerti dengan baik, maka pengendalian
orang adalah alternatif strategi pengendalian yang harus dipilih.

Apakah kita harus memilih salah satu strategi pengendalian untuk diterapkan di
perusahaan kita ataukah bisa kita gunakan secara bersama-sama ketiganya?
Yang paling efektif adalah kita menggunakan ketiga strategi tersebut secara
bersama-sama, karena sifat masing-masing strategi tersebut saling melengkapi
dan saling mengisi.

Ditulis pertama kali: 23 February 2009.

You might also like