You are on page 1of 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar
atau rektum relatif umum. Pada kenyataannya, kanker kolon dan
rektum sekarang adalah tipe paling umum kedua dri kanker
internal di Amerika serikat. Ini adalah penyakit budaya barat.
Diperkirakan bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal di
diagnosis di negara ini setiap tahunnya. Kanker kolon menyerang
individu dua kali lebih besar dibanding kan kanker rektal.
Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan
pada pasien yang berusia lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi
pada individu dengan riwayat keluarga mengalami kanker kolon,
penyakit usus inflamasi kronis atau polip. Perubahan pada
persentase distribusi telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens
kanker pada sigmoid dan area rektal telah menurun, sedangkan
insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-
kira setengah dari jumlah tersebut meninggal setiap tahunnya,
meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapat diselamatkan
dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan
hidup di bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama
karena terlambat dalam diagnosis dan adanya metastase.
Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan
mencari bantuan kesehatan hanya bila mereka menemukan
perubahan pada kebiasaan defekasi atau perdarahan rektal.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui,
tetapi faktor resiko telah teridentifikasi, termasuk riwayat atau
riwayat kanker kolon atau polip dalam keluarga, riwayat penyakit

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 1
usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging serta
rendah serat.
Hal-hal mengenai definisi, etiologi, patofisiologi, komplikasi,
hingga proses keperawatan kanker kolon akan dibahas pada bab
selanjutnya

B. RUMUSAN MASALAH
Apa dan bagaimana pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,
pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan,
dan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca KOlon.

C. TUJUAN
Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi,
klasifikasi, stadium, pathway, patofisiologi, pemeriksaan
diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada klien
dengan Ca Kolon.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Tumor adalah suatu benjolan atau struktur yang
menempati area tertentu pada tubuh, dan merupakan
neoplasma yang dapat bersifat jinak atau ganas (FKUI, 2008 :
268).
Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan
pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini
untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan
pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi)
atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).
Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan
DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol
pembagian sel, dan fungsi lainnya (Gale, 2000 : 177).
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa
abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari
colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker
yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle
& Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas
yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya
(Tambayong, 2000 : 143).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang
bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar
kolon (usus besar).
B. ETIOLOGI
Terdapat empat etiologi utama kanker (Davey, 2006 : 334) yaitu

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 3
:
1. Diet : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang rendah serat
(sayur-sayuran, buah-buahan), kebiasaan makan makanan
berlemak tinggi dan sumber protein hewani.

2. Kelainan kolon
o Adenoma di kolon : degenerasi maligna menjadi
adenokarsinoma.
o Familial poliposis : polip di usus mengalami degenerasi
maligna menjadi karsinoma.
o Kondisi ulserative
Penderita colitis ulserativa menahun mempunyai risiko
terkena karsinoma kolon.
3. Genetik
Anak yang berasal dari orangtua yang menderita
karsinoma kolon mempunyai frekuensi 3 ½ kali lebih banyak
daripada anak – anak yang orangtuanya sehat (FKUI, 2001 :
207).
C. PATOFISIOLOGI KANKER KOLON
1. Anatomi Fisiologi Kolon
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus
buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari
feses. Pada mamalia, kolon terdiri dari kolon menanjak (ascending),
kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending), kolon
sigmoid, dan rektum. Bagian kolon dari usus buntu hingga
pertengahan kolon melintang sering disebut dengan "kolon kanan",
sedangkan bagian sisanya sering disebut dengan "kolon kiri"
(http://id.wikipedia.org).

Gambar : usus halus dan usus besar

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 5
2. Patologi
Kebanyakan kanker usus besar berawal dari
pertumbuhan sel yang tidak ganas atau disebut adenoma,
yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang
tumbuh sangat cepat). Pada stadium awal, polip dapat
diangkat dengan mudah. Tetapi, seringkali pada stadium awal
adenoma tidak menampakkan gejala apapun sehingga tidak
terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi
tertentu berpotensi menjadi kanker yang dapat terjadi pada
semua bagian dari usus besar (Davey, 2006 : 335).
Kanker kolon dan rektum terutama (95 %)
adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel usus). Dimulai
sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke
dalam sturktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari
tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain
( paling sering ke hati). Kanker kolon dapat menyebar melalui
beberapa cara yaitu :
1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan,
seperti ke dalam kandung kemih.
2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan
mesokolon.
3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon
mengalirakan darah ke system portal.
4. Penyebaran secara transperitoneal
5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain.
Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi
penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi
pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat
menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya
metastase pada jaringan lain (Gale, 2000 : 177).
StadiumTumbuh lambat sel Pertumbuhan
pertumbuhan
awal membentuk yang
poliptidak
(sel ganas/adenoma
yang
Tumbuh tumbuh
cepat
tidak / sangat
tidakcepat).
membelah
teratur, diri
berbatas tegas
Tidak bermutasi
Tumor bersifat
Dapat dikeluarkan
Tidak merusak
mutasike
dengan
DNAgen
jinak vital
caravital
Meng-invasi
di gen operasi
kerusakan jaringan
yang Tumor
alatmengontrol
tubuh bersifat
dan
biologis ganas
penurunan
lainnya
pembagian
dan fungsi
atau
sel, tubuh
dan
bermetastasis
fungsi lainnya.
Merusak DNA
r membentuk
k, dengan jaringan sehat
simpai (tidak pembungkus),
(jaringan meng-invasi/bermetastasis)
berbatas tegas

3. Patways Carsinoma Colon

Tumbuh / berkembangnya sel tumor

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 7
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah
sebagai berikut (FKUI, 2001 : 209) :
A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada
metastasis.
B1 : kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
B2 : kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan
propria.
C1 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah
bening sebanyak satu sampai empat buah.
C2 : kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah
bening lebih dari 5 buah.
D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap
lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi
lagi.
E. MANIFESTASI KLINIS KANKER KOLON
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap
penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi.
Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses,
konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus,
anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum
terjadi.
1. Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran,
cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit
kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus
lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan
sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat
dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang
dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena
tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon
kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium
awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak
pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan
perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks.
Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi
kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan
obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik
mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat
terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan
pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf,
pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada
tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian
bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul
sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang
mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare
bergantian, serta feses berdarah (Gale, 2000).
F. STADIUM KLINIS
Tabel : stadium pada karsinoma kolon yang
ditemukan dengan system TMN (Tambayong, 2000 : 143).
TIS Carcinoma in situ
T1 Belum mengenai otot dinding,
T2 polipoid/papiler
T3 Sudah mengenai otot dinding
T4 Semua lapis dinding terkena, penyebaran ke
N sekitar
M Sama dengan T3 dengan fistula
Limfonodus terkena
Ada metastasis

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 9
o Endoskopi : pemeriksaan endoskopi perlu
dilakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.

o Radiologis

Pemeriksan radiologis yang dapat dilakukan antara lain


adalah foto dada dan foto kolon (barium enema). Foto dada
dilakukan untuk melihat apakah ada metastasis kanker ke
paru.

o Ultrasonografi (USG)
Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi
digunakan untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker ke
kelenjar getah bening di abdomen dan hati.
o Histopatologi
Biopsy digunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar
histopatologis karsinoma kolon adalah adenokarsinoma dan
perlu ditentukan diferensiansi sel.
o Laboratorium
Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan
pasien mengalami perdarahan (FKUI, 2001 : 210).
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Bila sudah pasti karsinima kolon, maka kemungkinan
pengobatan adalah sebagai berikut :
1. Pembedahan (Operasi)
Operasi adalah penangan yang paling efektif dan cepat
untuk tumor yang diketahui lebih awal dan masih belum
metastatis, tetapi tidak menjamin semua sel kanker telah
terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga
menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang
mengelilingi sekitar kanker.
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi
tinggi misalnya sinar X, atau sinar gamma, difokuskan untuk
merusak daerah yang ditumbuhi tumor, merusak genetic
sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak sel-sel
yang pembelahan dirinya cepat, antara alin sel kanker, sel
kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah.
Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit
dan kehilangan nafsu makan.
3. kemotherapy
Chemotherapy memakai obat antikanker yang kuat , dapat
masuk ke dalam sirkulasi darah, sehingga sangat bagus
untuk kanker yang telah menyebar. Obat chemotherapy ini
ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau dimakan, pada
umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan
akan memberikan efek yang lebih bagus (FKUI, 2001 : 211).
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara menyeluruh (Boedihartono, 1994 :
10).
Pengkajian pasien Post Operatif Ca Colon (Doenges,
1999) adalah meliputi :
1. Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal,
penyakit vascular perifer, atau stasis vascular
(peningkatan risiko pembentukan trombus).
2. Integritas Ego
Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis ; factor-faktor
stress multiple, misalnya financial, hubungan, gaya

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 11
hidup.
Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka
rangsang ; stimulasi simpatis.
3. Makanan / cairan
Gejala : insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk
hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasuk
obesitas) ; membrane mukosa yang kering
(pembatasan pemasukkan / periode puasa pra
operasi).
4. Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
5. Keamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester,
dan larutan ; Defisiensi immune (peningkaan risiko
infeksi sitemik dan penundaan penyembuhan) ;
Munculnya kanker /terapi kanker terbaru ; Riwayat
keluarga tentang hipertermia malignant/reaksi
anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari
detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah
koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi
transfuse.
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan ;
demam.
6. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic,
antihipertensi, kardiotonik glokosid, antidisritmia,
bronchodilator, diuretic, dekongestan, analgesic,
antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan
juga obat yang dijual bebas, atau obat-obatan
rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan
kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi
dan pilihan anastesia, dan juga potensial bagi
penarikan diri pasca operasi).
J. ANALISIS DATA, DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari
masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data
yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Post
operatif kanker kolon (Wilkinson, 2006 : 621) meliputi :
1. Pola nafas, tidak efektif berhubungan dengan imobilitas, dan
kondisi pascaanastesi.
2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan
kimia misalnya penggunaan obat-obat farmasi, hipoksia;
lingkungan terapeutik yang terbatas misalnya stimulus
sensori yang berlebihan ; stress fisiologis.
3. Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap
berhubungan dengan pembatasan pemasukkan cairan
tubuh secara oral, hilangnya cairan tubuh secara tidak
normal, pengeluaran integritas pembuluh darah.
4. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma
muskuloskletal, kehancuran yang terus-menerus (misalnya,
lokalisasi).
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
fisik/nyeri.
6. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak
nyamanan, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan
kekuatan/tahanan.
7. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka
pembedahan.
8. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual/muntah.
9. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 13
dan serat, kelemahan otot abdomen sekunder akibat
mekanisme kanker kolon.
10. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep
diri, ancaman terhadap perubahan status kesehatan,
ancaman terhadap pola interaksi dengan orang yang
berarti, krisis situasi atau krisis maturasi.
11. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan,
efek samping penanganan, factor budaya atau spiritual
yang berpengaruh pada perubahan penampilan.
12. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh,
respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur
penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan.
13. Kurang pengetahuan tentang kondisi luka, prognosis dan
pengobaatan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi, keterbatasan kognitif.
Tujuan, Intervensi, Implementasi
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994 : 20).
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan (Effendi ,1995 : 40).
Intervensi keperawatan pada pasien post Operasi kanker kolon dengan criteria NOC dan intervensi
NIC (Wilkinson, 2006) meliputi :
No DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Pola nafas, tidak efektif Tujuan : menetapkan pola - Pertahankan jalan udara R : mencegah obstruksi
adalah inspirasi dan/atau napas yang normal/efektif pasien dengan jalan napas.
ekspirasi yang tidak dan bebas dari sianosis atau memiringkan kepala,
member ventilasi yang tanda-tanda hipoksia hiperekstensi rahang,
adekuat. lainnya. aliran udara faringeal
Kriteria hasil : tidak oral. R : indikasi adanya
ada perubahan pada - Auskultasi suara napas. obstruksi oleh mukus atau
frekuensi dan kedalaman lidah dan dapat dibenahi
pernapasan. dengan mengubah posisi
ataupun pengisapan.
- Observasi frekuensi dan R : dilakukan untuk
kedalaman pernapasan, memastikan efektivitas
pemakaian otot-otot pernapasan sehingga upaya
bantu pernapasan, memperbaikinya dapat
perluasan rongga dada, segerra dilakukan.
retraksi atau pernapasan
cuping hidung, warna
kulit, dan aliran udara. R :elevasi kepala dan posisi
- Letakkan pasien pada miring akan mencegah
posisi yang sesuai, terjadinya aaspirasi dari
muntah, posisi yang benar
Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 15
tergantung pada akan mendorong ventilasi
kekuatan pernapasan dan pada lobus paru bagian
jenis pembedahan. bawah dan menurunkan
tekanan pada diafragma.

N DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL


o KEPERAWATAN
- Lakukan latihan gerak sesegera R :ventilasi dalam yang
mungkin pada pasien yang aktif membuka alveolus,
reaktif dan lanjutkan pada mengeluarkan sekresi,
periode pascaoperasi. meningkatkan
pengangkutan oksigen,
membuang gas anastesi ;
batuk membantu
mengeluarkan sekresi
- Lakukan pengisapan lendir jika dari sistem pernapasan.
diperlukan. R: obstruksi jalan
napas dapat terjadi
karena adanya darah
- Kolaborasi, pemberian oksigen atau mukus dalam
sesuai kebutuhan. tenggorok atau trakhea.
R:dilakukan untuk
meningkatkan atau
memaksimalkan
pengambilan oksigen
yang akan diikat oleh Hb
yang menggantikan
tempat gas anastesi dan
mendorong pengeluaran
gas terssebut melalui zat-
zat inhalasi.
2. Perubahan proses pikir Tujuan : meningkatkan - Orientasikan kembali pasien R : karena pasien telah
adalah suatu kondisi tingkat kesadaran. secara terus menerus setelah meningkat kesadarannya,
gangguan aktivitas dan Kriteria hasil : keluar dari pengaruh anastesi ;maka dukungan dan
kerja kognitif (misalnya, pasien nyatakan bahwa operasi telah jaminan akan membantu
pikiran sadar, orientasi mampu mengenali selesai dilakukan. menghilangkan ansietas.
realita, pemecahan keterbatasan diri dan - Bicara pada pasien dengan R : tidak dapat ditentukan
masalah, dan penilaian) mencari sumber bantuan suara yang jelaas dan normal kapan pasien akan sadar
yang terjadi pada individu. sesuai kebutuhan. tanpa membentak, sadar penuh penuh, namun sensori
akan apa yang diucapkan. pendengaran merupakan
kemampuan yang
pertama kali akan pulih.
- Evaluasi sensasi/pergerakkan R : pengembalian fungsi
ekstremitas dan batang setelah dilakukan blok
tenggorok yang sesuai. saraf spinal atau lokal
yang bergantung pada
jenis atau jumlah obat
yang digunakan dan
lamanya prosedur
dilakukan.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 17
N DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL
o KEPERAWATAN
- Gunakan bantalan pada tepi R :berikan keamanan bagi
tempat tidur, lakukan pasien selama tahap
pengikatan jika diperlukan. darurat, mencegah
terjadinya cedera pada
kepala dan ekstremitas
bila pasien melakukan
perlawanan selama masa
- Periksa aliran infus, selang disorientasi.
endotrakeal, kateter, bila R :pada pasien yang
dipasang dan pastikan mengalami disorientasi,
kepatenannya. mungkin akan terjadi
bendungan pada aliran
infus dan sistem
- Pertahankan lingkungan yang pengeluaran lainnya,
tenang dan nyaman. terlepas, atau tertekuk.
R :stimulus eksternal
mungkin menyebabkan
abrasi psikis ketika terjadi
disosiasi obat-obatan
anastesi yang telah
diberikan.

3. Kekurangan volume Tujuan : keseimbangan - Ukur dan catat pemasukan dan R :dokumentasi yang
cairan, resiko tinggi cairan tubuh adekuat. pengeluaran. Tinjau ulang akurat akan membantu
adalah suatu kondisi Kriteria hasil : catatan intra operasi. dalam mengidentifikasi
individu yang berisiko tidak ada pengeluaran
mengalami dehidrasi ada tanda-tanda dehidrasi cairan/kebutuhan
vascular, selular, atau (tanda-tanda vital stabil, penggantian dan pilihan-
intraselular. kualitas denyut nadi baik, - Kaji pengeluaran urinarius, pilihan yang
turgor kulit normal, terutama untuk tipe prosedur mempengaruhi
membran mukosa lembab operasi yang dilakukan. intervensi.
dan pengeluaran urine R : mungkin akan terjadi
yang sesuai). penurunan ataupun
penghilangan setelaha
prosedur pada sistem
genitourinarius dan atau
- Pantau tanda-tanda vital. struktur yang berdekatan
mengindikasikan
malfungsi ataupun
obstruksi sistem
urinarius.
R: hipotensi, takikardia,
peningkatan pernapasan
mengindikasikan
kekurangan kekurangan
cairan.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 19
N DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL
o KEPERAWATAN
- Letakkan pasien pada posisi R :elevasi kepala dan
yang sesuai, tergantung pada posisi miring akan
kekuatan pernapasan dan jenis mencegah terjadinya
pembedahan. aaspirasi dari muntah,
posisi yang benar akan
mendorong ventilasi pada
lobus paru bagian bawah
dan menurunkan tekanan
- Periksa pembalut, alat drain pada diafragma.
pada interval reguler. Kaji luka R :perdarahan yang
untuk terjadinya berlebihan dapat
pembengkakan. mengacu kepada
- Pantau suhu kulit, palpasi hipovolemia/hemoragi.
denyut perifer. R : kulit yang
dingin/lembab, denyut
yang lemah
mengindikasikan
penurunan sirkulasi
perifer dan dibutuhkan
- Kolaborasi, berikan cairan untuk penggantian cairan
parenteral, produksi darah dan tambahan.
atau plasma ekspander sesuai R : gantikan kehilangan
petunjuk. Tingkatkan kecepatan cairan yang telah
IV jika diperluakan. didokumentasikan. Catat
waktu penggangtian
volume sirkulasi yang
potensial bagi penurunan
komplikasi, misalnya
ketidak seimbangan.
4 Nyeri adalah pengalaman Tujuan : pasien - Evaluasi rasa sakit seccara R : sediakan informasi
sensori serta emosi yang mengatakan bahwa rasa reguler, catat karakteristik, mengenai
tidak menyenangkan dan nyeri telah terkontrol atau lokasi dan intensiitas (0-10). kebutuhan/efektivitas
meningkat akibat adanya hilang. - Catat munculnya rasa intervensi.
kerusakan jaringan aktual Kriteria hasil : pasien cemas/takut dan hubungkan R : perhatikan hal-hal
atau potensial, tampak rileks, dapat dengan lingkungan dan yang tidak diketahui
digambarkan dalam istilah beristirahat/tidur dan persiapan untuk prosedur. dan/atau persiapan
seperti kerusakan ; awitan melakukan pergerakkan inadekuat (misalnya
yang tiba-tiba atau perlahan yang berarti sesuai apendikstomi darurat)
dari intensitas ringan toleransi. - Kaji tanda-tanda vital, dapat memperburuk
samapai berat dengan akhir perhatikan takikardia, persepsi pasien akan rasa
yang dapat di antisipasi hipertensi dan peningkatan sakit.
atau dapat diramalkan dan pernapasan, bahkan jika pasien R :dapat
durasinya kurang dari enam menyangkal adanya rasa sakit. mengindikasikan rasa
bulan. sakit akut dan
ketidaknyamanan

N DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL


o KEPERAWATAN
- Berikan informasi mengenai R : pahami penyebab
sifat ketidaknyamanan, ketidaknyamanan,
sesuai kebutuhan. sediakan jaminan
emosional.
- Lakukan reposisi sesuai R :mungkin mengurangi
petunjuk, misalnya semi – rasa sakit dan
Fowler ; miring. meningkatkan sirkulasi.
Posisi semi – Fowler dapat
mengurangi tegangan
otot abdominal dan otot
pungguung artritis,
sedangkan miring
- Observasi efek analgetik. mengurangi tekanan
dorsal.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 21
R :respirasi mungkin
menurun pada pemberian
narkotik, dan mungkin
- Kolaborasi, pemberian menimbulkan efek-efek
analgetik IV sesuai sinergistik dengan zat-zat
kebutuhan. anastesi.
R :analgetik IV akan
dengan segera mencapai
pusat rasa saki,
menimbulkan penghilang
yang lebih efektif dengan
obat dosis kecil.

5. Intoleransi aktivitas adalah Tujuan : pasien memiliki - Rencanakan periode istirahat R :mengurangi aktivitas
suatu keadaaan seorang cukup energi untuk yang cukup. yang tidak diperlukan,
individu yang tidak cukup beraktivitas. dan energi terkumpul
mempunyai energi fisiologis Kriteria hasil: dapat digunakan untuk
atau psikologis untuk - perilaku menampakan - Berikan latihan aktivitas aktivitas seperlunya secar
bertahan atau memenuhi kemampuan untuk secara bertahap. optimal.
kebutuhan atau aktivitas memenuhi kebutuhan R :tahapan-tahapan yang
sehari-hari yang diinginkan. diri. diberikan membantu
- pasien mengungkapkan proses aktivitas secara
mampu untuk perlahan dengan
melakukan beberapa - Bantu pasien dalam menghemat tenaga
aktivitas tanpa dibantu. memenuhi kebutuhan sesuai namun tujuan yang tepat,
- Koordinasi otot, tulang kebutuhan. mobilisasi dini.
dan anggota gerak R :mengurangi
lainya baik. pemakaian energi sampai
kekuatan pasien pulih
kembali.
N DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL
o KEPERAWATAN
- Setelah latihan dan R :menjaga
aktivitas kaji respons kemungkinan adanya
pasien. respons abnormal dari
tubuh sebagai akibat
dari latihan.

6. Hambatan mobilitas fisik Tujuan : pasien akan - Kaji kebutuhan akan R:mengidentifikasi
adalah suatu keterbatasan menunjukkan tingkat pelayanan kesehatan dan masalah,
dalam kemandirian, mobilitas optimal. kebutuhan akan memudahkan
pergerakkan fisik yang Kriteria hasil : peralatan. intervensi.
bermanfaat dari tubuh atau - penampilan yang - Tentukan tingkat motivasi
satu ekstremitas atau lebih. seimbang.. pasien dalam melakukan R :mempengaruhi
- melakukan aktivitas. penilaian terhadap
pergerakkan dan kemampuan aktivitas
perpindahan. apakah karena
- mempertahankan ketidakmampuan
mobilitas optimal yang - Ajarkan dan pantau ataukah
dapat di toleransi, pasien dalam hal ketidakmauan.
dengan karakteristik : penggunaan alat bantu. R :menilai batasan
0 =mandiri penuh kemampuan aktivitas
1 =memerlukan alat - Ajarkan dan dukung optimal.
bantu. pasien dalam latihan ROM R:mempertahankan/m
2 =memerlukan aktif dan pasif. eningkatkan kekuatan
bantuan dari orang dan ketahanan otot.
lain untuk bantuan, - Kolaborasi dengan ahli R : sebagai suaatu
pengawasan, dan terapi fisik atau okupasi. sumber untuk
pengajaran. mengembangkan
3 =membutuhkan perencanaan dan
bantuan dari orang mempertahankan/me
lain dan alat bantu. ningkatkan mobilitas

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 23
4 =ketergantungan; pasien.
tidak berpartisipasi
dalam aktivitas.

7 Kerusakan integritas kulit Tujuan : Mencapai - .Kaji kulit dan identifikasi R :mengetahui sejauh
adalah keadaan kulit penyembuhan luka pada pada tahap mana perkembangan
seseorang yang mengalami waktu yang sesuai. perkembangan luka. luka mempermudah
perubahan secara tidak Kriteria Hasil : dalam melakukan
diinginkan. - tidak ada tanda-tanda tindakan yang tepat.
infeksi seperti pus. R :mengidentifikasi
- luka bersih tidak - Kaji lokasi, ukuran, warna, tingkat keparahan
lembab dan tidak bau, serta jumlah dan tipe luka akan
kotor. cairan luka. mempermudah
- Tanda-tanda vital intervensi.
dalam batas normal - Pantau peningkatan suhu R : suhu
atau dapat ditoleransi. tubuh. tubuh yang meningkat
dapat diidentifikasikan
sebagai adanya
proses peradangan.
- Berikan perawatan luka R : tehnik aseptik
dengan tehnik aseptik. membantu
Balut luka dengan kasa mempercepat
kering dan steril, gunakan penyembuhan luka
plester kertas. dan mencegah
- Jika pemulihan tidak terjadinya infeksi.
terjadi kolaborasi tindakan R : agar benda asing
lanjutan, misalnya atau jaringan yang
debridement. terinfeksi tidak
menyebar luas pada
- Setelah debridement, area kulit normal
ganti balutan sesuai lainnya.
kebutuhan. R :balutan dapat
diganti satu atau dua
kali sehari tergantung
kondisi parah/ tidak
- Kolaborasi pemberian nya luka, agar tidak
antibiotik sesuai indikasi. terjadi infeksi.
R :antibiotik berguna
untuk mematikan
mikroorganisme
pathogen pada
daerah yang berisiko
terjadi infeksi.

8 Perubahan nutrisi kurang Tujuan : klien mampu - Kaji sejauh mana R :menganalisa
dari kebutuhan tubuh mempertahankan dan ketidakadekuatan nutrisi penyebab
adalah keadaan individu meningkatkan intake klien melaksanakan
yang mengalami nutrisi. - Perkirakan/hitung intervensi.
kekurangan asupan nutrisi Kriteria hasil : pemasukan kalori, jaga R:Mengidentifikasi
untuk memenuhi kebutuhan − klien akan komentar tentang nafsu kekurangan/kebutuha
metabolik. memperlihatkan makan sampai minimal. n nutrisi berfokus
perilaku pada masalah
mempertahankan atau membuat suasana
meningkatkan berat negatif dan
badan dengan nilai - Timbang berat badan mempengaruhi
laboratorium normal. sesuai indikasi. masukan.
− klien mengerti dan R :Mengawasi
mengikuti anjuran diet. keefektifan secara
diet.

.
N DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL
o KEPERAWATAN
− melaporkan - Anjurkan makan sedikit R :Tidak memberi
peningkatan intake tapi sering. rasa bosan dan
makanan. pemasukan nutrisi

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 25
- tidak ada mual/muntah dapat ditingkatkan.
- Anjurkan kebersihan oral R :Mulut yang bersih
sebelum makan. meningkatkan nafsu
- Tawarkan minum saat makan.
makan bila toleran. R :Dapat mengurangi
- Konsultasi tentang mual dan
kesukaan/ketidaksukaan menghilangkan gas.
klien yang menyebabkan R :Melibatkan pasien
distress dalam perencanaan,
memampukan pasien
. memiliki rasa kontrol
- Kolaborasi ahli gizi dan mendorong untuk
pemberian makanan makan.
yang bervariasi R :Makanan yang
. bervariasi dapat
- Kolaborasi dengan dokter meningkatkan nafsu
dalam pemberian makan klien.
suplemen dan obat- R :menstimulasi nafsu
obatan, serta kebutuhan makan dan
nutrisi parenteral dan mempertahankan
pemasang pipa lambung.
intake nutrisi yang
adekuat

9 Konstipasi adalah suatu Tujuan : pola eleminasi - Kaji warna dan konsistensiR :penting untuk
penurunan frekuensi dalam rentang yang feses, frekuensi, keluarnya
menilai keefektifan
defekasi yang normal pada diharapkan ; feses lembut flatus, bising usus dan intervensi, dan
seseorang, disertai dengan dan berbentuk. nyeri terkan abdomen. memudahkan rencana
kesulitan keluarnya feses Kriteria hasil : selanjutnya.
yang tidak lengkap atau - klien akan - Pantau tanda gejala R :keadaan ini dapat
keluarnya feses yang menunjukkan rupture usus dan/atau menjadi penyebab
sangat keras dan kering. pengetahuan akan peritonitis. kelemahan otot
program defekasi yang abdomen dan
dibutuhkan. penurunan peristaltic
- Melaporkan keluarnya usus, yang dapat
feses dengan - Kaji factor penyebab menyebakan
berkurangnya nyeri dan konstipasi. konstipasi.
mengejan. R :mengetahui
dengan jelas factor
penyebab
memudahkan pilihan
intervensi yang tepat.

N DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA RENCANA TINDAKAN RASIONAL


o KEPERAWATAN
- Ajarkan klien dalam R :akan meningkatkan
bantuan eleminasi pola defekasi yang
defekasi. optimal.
- Anjurkan klien untuk R :mencegah terjadi
menghindari mengejan perubahan tanda vital,
selama defekasi. sakit kepala atau
perdarahan.
- Konsultasikan pada ahli R :pada keadaan
gizi untuk meningkatkan kekurangan serat dan
serat dan cairan dalam cairan.
diet.
- Konsultasikan dengan R :merupakan tindakan
dokter untuk memberikan dependent perawat
bantuan eleminasi, seperti dalam memberikan
: diet, pelembut feses, bantuan defekasi kepada
enema dan laksatif. klien.

1 Ansietas adalah suatu Tujuan:ansietas - Kaji dan dokumentasikan R :memudahkan


0 keresahan, perasaan berkurang/terkontrol. tingkat kecemasan intervensi.
ketidaknyamanan yang Kriteria hasil: pasien.
tidak mudah atau dread − klien mampu - Kaji mekanisme koping R: mempertahankan

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 27
yang disertai dengan merencanakan strategi yang digunakan pasien mekanisme koping
respons autonomis ; koping untuk situasi- untuk mengatasi ansietas adaftif, meningkatkan
sumbernya seringkali tidak situasi yang membuat di masa lalu. kemampuan mengontrol
spesifik atau tidak diketahui stress. - Lakukan pendekatan dan ansietas.
oleh individu ; perasaan − klien mampu berikan motivasi kepada R :pendekatan dan
khawatir yang disebabkan mempertahankan pasien untuk motivasi membantu
oleh antisipasi terhadap penampilan peran. mengungkapkan pikiran pasien untuk
bahaya.ini merupakan − klien melaporkan tidak dan perasaan. mengeksternalisasikan
tanda bahya yang ada gangguan persepsi - Motivasi pasien untuk kecemasan yang
memperingatkan bahaya sensori. memfokuskan diri pada dirasakan.
yang akan terjadi dan − klien melaporkan tidak realita yang ada saat ini, R:alat untuk
memampukan individu ada manifestasi harapan-harapan yang mengidentifikasi
untuk membuat kecemasan secara fisik. positif terhadap terapy mekanisme koping yang
pengukuran untuk yang di jalani. dibutuhkan untuk
− tidak ada manifestasi
mengatasi ancaman. - Berikan penguatan yang mengurangi kecemasan.
perilaku akibat
positif untuk meneruskan R :menciptakan rasa
kecemasan.
aktivitas sehari-hari percaya dalam diri pasien
meskipun dalam keadaan bahwa dirinya mampu
cemas. mengatasi masalahnya
dan memberi keyakinan
pada diri sendri yang
dibuktikan dengan
- Anjurkan pasien untuk pengakuan orang lain
menggunakan teknik atas kemampuannya.
relaksasi. R :menciptakan perasaan
- Sediakan informasi factual yang tenang dan
(nyata dan benar) kepada nyaman.
pasien dan keluarga R:meningkatkan
menyangkut diagnosis, pengetahuan,
perawatan dan prognosis. mengurangi kecemasan.
- Kolaborasi pemberian
obat anti ansietas.
R :
mengurangi ansietas
sesuai kebutuhan.

1 Gangguan citra tubuh Tujuan : pasien memiliki - Kaji dan dokumentasikan R:factor yang
1 adalah konfusi pada persepsi yang positif respons verbal dan non mengidentifikasikan
gaambaran mental dari fisik terhadap penampilan dan verbal pasien tentang adanya gangguan
seseorang. fungsi tubuh. tubuhnya. persepsi pada citra tubuh.
Kriteria hasil : - Kaji harapan pasien R :mungkin realita saat
− pasien melaporkan tentang gambaran tubuh. ini berbeda dengan yang
kepuasan terhadap diharapkan pasien
penampilan dan fungsi sehingga pasien tidak
tubuh. - Dengarkan pasien dan menyukai keadaan
− memiliki keinginan keluarga secara aktif, dan fisiknya.
untuk menyentuh akui realitas adanya R :meningkatkan
bagian tubuh yang perhatian terhadap perasaan berarti,
mengalami gangguan. perawatan, kemajuan dan memudahkan saran
− -menggambarkan prognosis. koping, mengurangi
perubahan actual pada - Berikan perawatan kecemasan.
fungsi tubuh. dengan cara yang tidak
menghakimi, jaga privasi R :menciptakan suasana
dan martabat pasien. saling percaya,
meningkatkan harga diri
dan perasaan berarti
dalam diri pasien.

1 Risiko infeksi berhubungan Tujuan : infeksi tidak - Pantau tanda-tanda vital.R : mengidentifikasi
2 dengan tidak adekuatnya terjadi/ terkontrol. tanda-tanda peradangan
pertahanan perifer, Kriteria hasil : terutama bila suhu tubuh
perubahan sirkulasi, kadar − tidak ada tanda-tanda - Lakukan perawatan luka meningkat.
gula darah yang tinggi, infeksi seperti pus. dengan teknik aseptik. R : mengendalikan
prosedur invasif dan − luka bersih tidak - Lakukan perawatan penyebaran

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 29
kerusakan kulit. lembab dan tidak terhadap prosedur inpasif mikroorganisme patogen.
kotor. seperti infus, kateter, R : untuk mengurangi
− Tanda-tanda vital dalam drainase luka, dll. risiko infeksi nosokomial.
batas normal atau
dapat ditoleransi.
- Jika ditemukan tanda
infeksi kolaborasi untuk R : penurunan Hb dan
pemeriksaan darah, peningkatan jumlah
seperti Hb dan leukosit. leukosit dari normal bisa
terjadi akibat terjadinya
- Kolaborasi untuk proses infeksi.
pemberian antibiotik. R : antibiotik mencegah
perkembangan
mikroorganisme
pathogen.

1 Kurang pengetahuan Tujuan : klien dan - Jelaskan pada klien dan R:Klien dapat memahami
3 tentang kondisi, prognosis keluarga mengerti tentang keluarga tentang penyakit penyakit dan dapat
dan pengobatan adalah penyakit, prognosis dan dan kebutuhan merencanakan
suatu keadaan dimana klien kebutuhan pengobatan. pengobatan. pengobatan.
tidak memiliki pengetahuan Kriteria hasil : klien dan - Menganjurkan aktivitas R:mengurangi kecemasan
yang cukup tentang keluarga menyatakan yang progresif dan sabar dan memberikan
penyakitnya, dapat pemahaman tentang menghadapi keadaan penerimaan pada diri
disebabkan karena proses penyakit dan sakit. sendiri.
keterbatasan informasi atau kebutuhan pengobatan. - Diskusikan kebutuhan R :Mengerti dan mau
keterbatasan kognitif terapy selanjutnya, serta bekerja sama melalui
individu. keuntungan dan kerugian teraupeutik dapat
dari tindakan yang akan mempercepat proses
dilakukan. penyembuhan.
Evaluasi
Evaluasi adalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf
keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan
kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan
ditetapkan (Brooker, 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien post Operatif kanker kolon
meliputi :
1 Menetapkan pola napas yang normal/efektif dan bebas dari
sianosis atau tanda-tanda hipoksia lainnya.
2 Meningkatkan tingkat kesadaran.
3 Keseimbangan cairan tubuh adekuat.
4 Pasien mengatakan bahwa rasa nyeri telah terkontrol atau hilang.
5 Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
6 Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
7 Mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuai.
8 Klien mampu mempertahankan dan meningkatkan intake nutrisi.
9 Pola eleminasi dalam rentang yang diharapkan ; feses lembut dan
berbentuk.
10 Ansietas berkurang/terkontrol.
11 Pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan
fungsi tubuh.
12 Infeksi tidak terjadi / terkontrol.
13 Klien dan keluarga mengerti tentang penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 31
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker kolon adalah suatu bentuk keganasan dari masa
abnormal/neoplasma yang muncul dari jaringan epithelial dari
colon (Brooker, 2001 : 72).
Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang
ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle &
Langman, 2000 : 805).
Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas
yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya
(Tambayong, 2000 : 143).

B. SARAN
1. Dosen : kiranya setelah mahasiswa persentase materi makalah
ini, sebaiknya kembali dijelaskan agar mahasiswa lebih
memahami materinya

2. Mahasiswa : agar lebih aktif dalam forum diskusi.


DAFTAR PUSTAKA

Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman


untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC,
Jakarta.

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 33
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini
dapat disusun dan selesai tepat waktu.
Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah
Keperawatan Dewasa I (Keparawatan Medikal Bedah).
Makalah ini berisi tentang pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,
pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan
asuhan keperawatan pada klien dengan Ca KOlon. Makalah ini
diharapkan bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa
keperawatan.
Kami sadar bahwa makalah masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen
penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan
makalah berikutnya bisa lebih sempurna.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi banyak orang. Terima kasih dan wassalam.

Pinrang, 14 Mei 2009


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Authorized www.ruslanpinrang.blogspot.com 35

You might also like