Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Dengan demikian, penelitian ini berjudul Peningkatan Prestasi Belajar
IPA (Energi Listrik) Melalui Model Konstruktivisme Siswa Kelas II MI Al-
Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA di
kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk ?
2. Apakah ada upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPA ?
3. Apakah upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran IPA di kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso
Nganjuk ?
4. Bagaimanakah penerapan Model Konstruktivisme pada pembelajaran IPA
siswa kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk ?
C. Tujuan Perbaikan
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa dalam kegiatan
pembelajaran IPA di kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Kecamatan
Rejoso
2. Untuk mengetahui pelaksanaan upaya dalam menumbuhkan dan
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang
dilakukan dengan menggunakan model; konstruktivisme
3. Mengetahui gambaran penerapan Model Konstruktivisme pada
pembelajaran IPA untuk menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk
4. Menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran
IPA
2
D. Manfaat Perbaikan
Penelitian yang dilakukan di MI Al-hikmah Mojorembun ini
diharapkan bermanfaat, antara lain :
1. Untuk Siswa
Dapat menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajarnya pada pelajaran
eksakta yang sering dianggap sulit, terutama mata pelajaran IPA sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Untuk Guru
Penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi guru untuk
meningkatkan kualitas dan keprofesionalan guru sehingga dapat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPA sesuai dengan kebutuhan
tumbuh kembang anak.
3. Untuk Kepala Madrasah
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman pembinaan
terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah sebagai tempatnya
memimpin kegiatan pendidikan yang baik.
4. Untuk Lembaga Pendidikan Madrasah
Penelitian ini nantinya dapat dipergunakan bahan referensi untuk penelitian
sejenis sesuai konteks dalam penelitian ini.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
C. Pengertian Energi
Energi disebut juga tenaga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pengertian dari energi adalah daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk
melakukan berbagai proses kegiatan. Energi diperlukan benda untuk bekerja.
Tanpa energi suatu benda tidak dapat bekerja. Energi juga diperlukan manusia
untuk bekerja.
Setiap malam kita menyalakan lampu. Untuk apa lampu dinyalakan ?
agar ruangan menjadi terang. Mengapa lampu bisa dinyalakan ? agar ruangan
menjadi terang. Mengapa lampu bisa dinyalakan ? lampu dihubungkan
dengan sumber listrik. Lampu mendapat energi listrik
5
dapat menggunakan komputer. Banyak lagi kegiatan lain yang tidak dapat
kita lakukan.
Alat-alat yang memerlukan energi listrik misalnya lampu belajar,
lemari es, komputer, mesin cuci, blender dan AC (pendingin ruangan)
Sebagian besar energi listrik berasal dari minyak bumi. Padahal
minyak bumi makin lama makin sedikit jumlahnya. Suatu saat minyak bumi
akan habis. Oleh karena itu, energi listrik harus dihemat.
Beberapa tindakan yang dapat menghemat energi listrik, misalnya
sebagai berikut :
1. Menggunakan lampu hemat energi
2. Mematikan TV apabila tidak ditonton
3. Segera mematikan lampu apabila pagi tiba
6
pikiran manusia dengan semua gagasan dan konsepnya yang di temukan
secara bebas. Para konstruktivis percaya bahwa pengetahuan itu ada dalam
diri seseorang yang sedang mengetahui.
Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak sang guru
ke kepala siswa. Siswa sendirilah yang harus mengertikan apa yang telah
diajarkan dengan menyesuaikan dengan pengalaman-pengalaman mereka.
Tanpa pengalaman, seseorang (siswa) tidak dapat membentuk pengetahuan.
Pengalaman dalam hal ini bukan hanya pengalaman yang bersifat fisik, tetapi
mencakup pengalaman kognitif dan mental.
Kurikulum yang bercorak kostruktivisme memandang kurikulum itu
tidak bisa dilepaskan dari siswa yang belajar, lingkungan tempat dia belajar,
kultur/kebudayaan, pengetahuan, kebiasaan serta banyak lagi hal lainya.
Kurikulum harus ditekankan dalam rangka yang sangat luas yang
menyangkut konteks histories, ekonomi, politik, orang tua, administrator dan
guru (Tobin, dkk, 1994). Dengan demikian kurikulum itu harus memuat (a)
pengalaman-pengalaman apa yang harus disediakan bagi para siswa dapat
mengungkapkan /menyajikan apa yang telah mereka ketahui untuk memberi
arti pada pengalaman-pengalaman itu.
Para perencana kurikulum, menurut pandangan konstruktivisme,
tidak begitu saja mengambil atau menerapkan kurikulum setandar yang
menekankan kepada aktivitas guru (teacher oriented), sedangkan siswa hanya
sebagai objek semata. Isi kurikulum bukan sebagai kumpulan pengetahuan
atau kumpulan keterampilan, melainkan lebih sebagai progam aktivitas
dimana pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksikan. Kurikulum
bukan kumpulan bahan yang sudah ditentukan sebelumnya untuk diajarkan,
melainkan lebih sebagai suatu persoalan yang perlu dipecahkan oleh para
siswa untuk lebih mengerti.
Menurut teori konstruktivisme, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang aktif, dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya, mencari arti
sendiri dari apa yang mereka pelajari. Setiap siswa bertangggung jawab atas
hasil belajarnya. Setiap siswa harus memahami tentang kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya, mereka perlu menemukan cara belajar yang
7
tepat bagi mereka sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuanya. Seorang
guru harus berperan sebagai mediator dan fasilisator yang membantu agar
proses belajar siswa berjalan dengan baik, tekanan ada pada siswa yang
belajar. Peran ini menuntut guru untuk menyediakan pengalaman-pengalaman
belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam memperoleh
hasil belajarnya. Guru harus menyediakan dan menciptakan kegiatan-kegiatan
yang merangsang keingintahuan siswa serta membantu mereka
mengekspresikan gagasan-gagasannya, menyediakan sarana yang
merangsang siswa untuk berpikir secara produktif, serta memberi semangat
belajar.
Pandangan konstruktivisme dari piaget, berpendapat bahwa dalam
proses belajar anak membangun pengetahuanya sendiri dan memperoleh
banyak pengetahuan di luar sekolah (Dahar, 1989 : 160). Oleh karena itu,
setiap siswa akan membawa konsepsi awal mereka yang diperoleh selama
berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat
beberapa hal yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme (Tasker, 1992 :
30), yaitu sebagai berikut :
1. peran aktif siswa dalam mengonstruksi pengetahuan secara bermakna
2. pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa dalam
mengonstruksi pengetahuan
3. mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru di kelas.
Kurikulum yang bercorak konstruktivisme dalam pelaksanaanya
menerapkan beberapa prinsip sebagaimana dikemukakan oleh (Cunningham,
Duffy, dan Kauth (sulton, 1998), yaitu sebagai berikut :
a. mengembangkan pengalaman melelui proses konstruksi pengetahuan.
Prinsip ini menghendaki agar siswa dilibatkan dalam menentukan
topik/subtopik mata pelajaran yang mereka pelajari, metode belajar, dan
strategi pemecahan masalah.
b. Mengembangakan pengalaman belajar yang memungkinkan apresiasi
dan kaya akan berbagai alternatif. Problema dalam dunia nyata hampir
tidak pernah teratasi dengan hanya satu pendekatan yang benar atau hanya
ada satu solusi. Biasanya terdiri dari beberapa cara untuk berpikir tentang
8
sesuatu atau mencari solusi tentang sesuatu. Oleh karena itu, siswa harus
menggunakan beberapa aktivitas yang memungkinkan mereka
mengevaluasi alternatif pemecahan sesuatu problema serta memperkaya
pemahaman mereka.
c. Mengintergrasikan proses belajar dengan pengalaman yang nyata dan
relevan. Sebagian besar belajar berlangsung dalam konteks sekolah,
hendaknya guru dapat mengubah situasi nyata masuk dalam aktivitas
belajar. Untuk itu desain kurikulum harus memasukkan konteks yang
nyata sebagai bagian tugas belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar
kompleksitas situasi pemecahan masalah diluar kelas.
d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan isi dan arah
belajar mereka sendiri . hal ini merupakan inti dari pembelajaran
konstruktivisme. Oleh kartena itu, fungsi guru adalah sebagai konsultan
untuk menolong siswa dalam rangka pencapaian tujuan.
e. Menanamkan belajar melalui pengalaman bersosialisasi. Perkembangan
intelektual berkaitan dan dipengaruhu oleh interaksi sosial, oleh karena itu
aktivitas belajar harus merupakan kolaborasi antara guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa.
f. Mendorong penggunaan berbagai bentuk representasi. Komunikasi lisan
dan tulis merupakan bentuk yang umum dalam penyampaian pengetahuan
dan setting pembelajaran. Belajar yang hanya membatasi siswa dalam
melihat dunia. Karena itu, kurikulum harus dapat mengadopsi berbagai
bentuk media seperti video, komputer, fotografi dan lainya untuk
memperkaya pengalaman mereka.
g. Mendorong peningkatan kesadaran siswa dalam proses pembentukan
pengetahuan. Kunci hasil belajar konstruktivisme adalah “mengetahui
bagaimana kita tahu”. Kemampuan siswa untuk menjelaskan mengapa
atau bagaimana pemecahan suatu masalah dengan cara tertentu ;
mengonstruksi pengetahuan merupakan aktivitas refleksi diri yang perlu
di sdadari.
Konstruktivisme yang menggunakan kegiatan “hands-on” serta
memberikan kesempatan yang luas untuk melakukan dialog dengan guru dan
9
teman-temannya akan dapat meningkatkan pengembangan konsep dan
keterampilan berpikir para siswa. Kegiatan “hands-on” melibtkan kegiatan
manupulatif (penggunaan tangan, keterampilan motorik) yang
memungkinkan alat-alat inderanya berkembang melalui observasi dan
pengalaman langsung. Hal itu memungkinkan berkembangnya pengetahuan
fisis. Setelah di peroleh pengetahuan fisis, siswa dapat mengembangkan
pengetahuan logic matematis melaluai berpikir, sedanngkan melalui diskusi
pengetahuan sosialnya ikut dikembangkan secara aktif.
Dikenal beberapa model pembelajaran yang dilandasi
konstruktivisme yaitu :
1. Model siklus belajar (learning cycle model).
2. Model pembelajaran generatif (generative learning model)
3. Model pembelajaran interaktif (interactive learning model)
4. Model CLIS (children learning in science)
5. Model strategi pembelajaran kooperatif/CLIS (cooperative learning
strategies)
Masing-masing model tersebut memiliki kekhasan tesendiri, tetapi semua
pengembangan kemampuan struktur kognetif untuk membangun pengetahuan
sendiri melalui berpikir rasional. Kekhasan model-model tersebut tampak
pada tahapan kegiatan pembelajaran yang di lakukan.
Selanjutnya Tyler (1996 : 11-17) menyatakan bahwa setiap model
memiliki fase-fase dengan istilah yang berbeda, tetapi pada dasarnya
memiliki tujuan yang sama yaitu :
a. Menggali gagasan siswa
b. Mengadakan klarifikasi dan perluasan terhadap gagasan tersebut.
c. Merefleksikannya secara eksplisit.
Perbandingan fase-fase dari model-model tersebut tampak pada tabel berikut :
10
Fase-fase Pembelajaran pada kelompok Model
Pembelajaran Konstruktivisme
Fase-fase Pembelajaran
I II III IV V
Model
Siklus Eksplorasi Pengguna Penerapa - -
Belajar an n konsep
konsep
Pembelajar Persiapan Fokus Tantanga Aplika -
an n si
Generatif
Pembelajar Persiapan Eksploras Pertanya Reflek -
an Iteraktif i an siswa si
CLIS Orientasi Elisitasi Restruktu Aplika Refleks
risasi si i
Pembelajar Orientasi Elisitasi Restruktu Aplika Refleks
an koopertif risasi si i
11
BAB III
PELAKSANAN PERBAIKAN
A. Subyek penelitian
a. Lokasi : MI Al- Hikmah Mojorembun Kecamatan rejoso
Kabupaten Nganjuk
b. Waktu : Siklus I tanggal 10 maret 2009
Siklus II tanggal 12 maret 2009
c. Mata Pelajaran : IPA
d. Kelas : II MI Al- Hikmah Mojorembun kecamatan Rejoso
Kabupaten Nganjuk
e. Karakteristik siswa :
Siswa kelas II MI Al- Hkmah Mojorembun sebagian besar berasal dari
lingkungan petani, sehingga perhatian orang tua pada anak waktu belajar
di rumah kurang. Pelajaran eksakta yang membutuhkan pemikiran anak
yang tinggi dan sering membuat siswa merasa kesulitan dalam
mempelajarinya. Salah satu pelajaran tersebut adalah pelajaran IPA.
12
2. Pelaksanaan Perbaikan
Guru memotivasi siswa giat belajar dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran khusus
Guru memberi salam kemudian memberikan beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan materi.
Mengawali pelajaran dengan membicarakan jenis energi yang
digunakan sehari-hari untuk kegiatan belajar mengajar mereka.
Melakukan tanya jawab tentang jenis energi yang paling sering
digunakan dilingkungan sekitar.
Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan cara-cara menghemat
energi listrik
Guru membahas tentang jenis energi yang paling sering digunakan
dilingkungan sekitar
Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan contoh soal
Guru memberikan penjelasan lebih lanjut tentang permasalahan dari
soal yang dikerjakan siswa
Bersama siswa guru memberi kesimpulan
Guru mengadakan evaluasi
Soal-soal
1. Mesin disel menggunakan bahan bakar…………….
2.Sumber energi listrik yang mudah dibawa kemana-mana adalah…
………..
3. Sumber energi yang paling banyak adalah……………….
4. Sumber energi mobil adalah………………
5. Menyirami halaman kering dengan air keran merupakan tindakan
………………. Energi listrik
Sebagai tindak lanjut guru mengadakan koreksi evaluasi dan
pembetulan jawaban
Guru mengakhiri dan menutup pelajaran
13
3. Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru kelas III (mitra
peneliti) yang bertindak sebagai pengamat mengamati jalannya
pembelajaran. Pada siklus I pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
tidak berjalan lancar karena pada umumnya guru dan siswa belum
terbiasa dengan strategi baru yang digunakan. Guru masih kesulitan
mengefesiensikan waktu yang ada dan siswa belum dapat bekerja
optimal dalam pemecahan masalah. Motivasi siswa belajar IPA makin
membaik meski agak lambat.
4. Refleksi
Dari hasil pengamatan, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model konstruktivisme
sudah cukup baik. Namun karena kurangnya motivasi dari guru maka
siswa belum aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar dan guru
masih kesulitan mengefesiensikan waktu. Motivasi dan hasil belajar
siswa masih bisa lebih ditingkatkan lagi menjadi lebih baik lagi.
2.Siklus II
1. Rencana
Pada siklus II, peneliti menyusun rencana untuk memecahkan
masalah yang timbul pada siklus I
Guru merencanakan alokasi waktu yang tepat
Guru mengarahkan dan memotivasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar
Mempertahankan langkah pembelajaran yang sudah baik
Guru mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan evaluasi akhir
Guru memberi sejumlah pertanyaan kepada siswa
Siswa mendiskusikannya secara berkelompok untuk membahas soal
yang diberikan guru
2. Pelaksanaan Perbaikan
Guru memberi salam dan tanya jawab tentang materi
14
Guru menerangkan jenis energi yang sering digunakan dalam
kehidupan dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran
Guru memberi contoh jenis energi yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari
Guru dan siswa bersama membahas alasan penggunaan jenis energi
listrik
Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan jenis energi listrik
dan cara-cara menghematnya secara berkelompok
Guru menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar dengan
memberi pemecahan masalah pada soal yang dikerjakan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum
dimengerti untuk diberi penjelasan oleh guru
Mengadakan evaluasi akhir hasil pembelajaran dengan soal-soal :
1. Lampu dapat menyala sangat terang jika menggunakan energi……
………….
2. Alat listrik yang dapat memanaskan dan mendinginkan air minum
disebut………………
3. Memasak dikompor listrik lebih …………………… daripada
memasak didapur
4. Jika tidak ada energi………………………lampu lalu lintas tidak
berfungsi
5. Bila tidak dilihat, televisi sebaiknya segera………………….
3. Pengamatan
Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan, maka hasilnya
adalah peningkatan motivasi belajar siswa dan kinerja guru dalam PBM
dapat mengefesiensikan alokasi waktu.
4. Refleksi
Dari pengamatan yang dilakukan proses pembelajaran sudah
berjalan sesuai perencanaan. Antusias siswa terhadap pembelajaran juga
tinggi sehingga dapat memotivasi siswa terhadap pembelajaran IPA.
15
Dan secara keseluruhan pembelajaran telah berjalan dengan baik,
berlangsung efektif dan mencapai keberhasilan tujuan.
1. Interprestasi Data
Dari hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan mdel
konstruktivisme dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas II Mi Al-Hikmah Mojorembun Kecamatan Rejoso
Kabupaten Nganjuk, dapat diinteprestasikan sebagai berikut :
- Pada pra siklus nilai rata-ratanya adalah 60
- Pada siklus I nilai rata-ratanya adalah 70
- Pada siklus II nilai rata-ratanya adalah …….
Data peningkatan hasil belajar IPA menunjukkan motivasi belajar
siswa telah dapat ditumbuhkan dan akhirnya dapat ditingkatkan. Artinya
bahwa perbaikan ini telah berhasil mencapai tujuan. Pencapaian tujuan
penelitian dapat dipertegas dengan grafik peningkatan nilai berikut ini :
90
80
70
70
60
60
50
40
30
20
10
10
16
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
17
Guru memberikan penjelasan lebih lanjut tentang permasalahan
dari soal yang dikerjakan siswa
Bersama siswa guru memberi kesimpulan
Guru mengadakan evaluasi
Soal-soal :
1. Mesin disel menggunakan bahan bakar ………………….
2. Sumber energi listrik yang mudah dibawa kemana-mana adalah
…………………..
3. Sumber energi yang paling banyak dipakai dijalan raya
adalah………..
4. Sumber energi mobil adalah………………
5. menyiram halaman kering dengan air keran merupakan
tindakan……………...energi listrik
sebagai tindak lanjut guru mengadakan koreksi evaluasi dan
pembetulan jawaban
guru mengakhiri dan menutup pelajaran
3. Pengamatan
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru kelas III (mitra
peneliti) yang bertindak sebagai pengamat mengamati jalannya
pembelajaran. Pada siklus I pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
tidak berjalan lancar karena pada umumnya guru dan siswa belum
terbiasa dengan strategi baru yang digunakan. Guru masih kesulitan
mengefesiensikan waktu yang ada dan siswa belum dapat bekerja
optimal dalam pemecahan masalah. Motivasi siswa belajar IPA makin
membaik meski agak lambat.
18
Adimas Sahrul R 60 75
Andris Wiliana 60 70
Annisa Fitria L 65 75
Eka F Cahyati 65 75
19
Guru mengarahkan dan memotivasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar
Mempertahankan langkah pembelajaran yang sudah baik
Guru mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan evaluasi akhir
Guru memberi sejumlah pertanyaan kepada siswa
Siswa mendiskusikannya secara berkelompok untuk membahas soal
yang diberikan guru
2. Pelaksanaan Perbaikan
Guru memberi salam dan tanya jawab tentang materi
Guru menerangkan jenis energi yang sering digunakan dalam
kehidupan dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran
Guru memberi contoh jenis energi yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari
Guru dan siswa bersama membahas alasan penggunaan jenis energi
listrik
Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan jenis energi listrik
dan cara-cara menghematnya secara berkelompok
Guru menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar dengan
memberi pemecahan masalah pada soal yang dikerjakan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum
dimengerti untuk diberi penjelasan oleh guru
Mengadakan evaluasi akhir hasil pembelajaran dengan soal-soal :
1. Lampu dapat menyala sangat terang jika menggunakan energi……
………….
2. Alat listrik yang dapat memanaskan dan mendinginkan air minum
disebut………………
3. Memasak dikompor listrik lebih …………………… daripada
memasak didapur
4. Jika tidak ada energi………………………lampu lalu lintas tidak
berfungsi
20
5. Bila tidak dilihat, televisi sebaiknya segera………………….
3. Pengamatan
Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan, maka hasilnya
adalah peningkatan motivasi belajar siswa dan kinerja guru dalam
PBM dapat mengefisiensi alokasi waktu
Data Hasil Penilaian Awal dan Penilaian
Akhir Siklus I dan Siklus II
Kondisi Hasil Hasil
SUBYEK
awal Tindakan I Tindakan II
Adimas Sahrul 60 75 80
R 60 70 80
Andris Wiliana 65 75 85
Annisa Fitria L 65 75 85
Eka F Cahyati 60 65 80
Eka F Suciati 70 80 95
Endah Dwi Asri 60 65 70
Icha Alfiya R 60 70 75
Ivan Nur Ainun 50 60 70
Y 65 75 80
Lio Evendi 70 75 85
Lucky Isnama 50 65 70
Sari 50 60 70
Meilina 65 75 80
Rahmawati 50 65 75
Sidiq Prayoga
Syubban
Bahrul U
Yechi Eka
Istiqomah
Yusuf
Romadhona
Jumlah 900 1050 1180
Rata-rata 60 70 78,66
21
Berdasarkan tabel diatas, selanjutnya mencari rata-rata hasil tindakan.
Tindakan I dan II
1. Rata-rata kondisi awal
900
= 60
15
2. Rata-rata Tindakan I
1050
= 70
15
3. Rata-rata Tindakan II
1180
= 78,66
15
3. Interprestasi data
Dari hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan mdel
konstruktivisme dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas II Mi Al-Hikmah Mojorembun Kecamatan Rejoso
Kabupaten Nganjuk, dapat diinteprestasikan sebagai berikut :
- Pada pra siklus nilai rata-ratanya adalah 60
- Pada siklus I nilai rata-ratanya adalah 70
90
- Pada siklus II nilai rata-ratanya adalah …….
Data peningkatan hasil belajar IPA menunjukkan78,66
80 motivasi belajar
siswa telah dapat ditumbuhkan dan akhirnya
70 dapat ditingkatkan. Artinya
bahwa70 perbaikan ini telah berhasil mencapai tujuan. Pencapaian tujuan
60 dengan grafik peningkatan nilai berikut ini :
penelitian dapat dipertegas
60
50
40
30
20
10
10
22
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas II Mi Al-Hikmah
Mojorembun Rejoso Nganjuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
2. Upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPA telah dilakukan
3. Upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
IPA dikelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk yaitu dengan
memberi motivasi belajar dan meningkatkan kinerja guru dalam
pembelajaran
4. Penerapan model konstruktivisme pada pembelajaran IPA siswa kelas II
Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk dapat meningkatkan prestasi
belajar IPA
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran
antara lain :
1. Guru hendaknya selalu memperhatikan kondisi kesiapan anak
didiknya dalam belajar. Dengan begitu guru dapat membimbing,
mendidik anak sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Model konstruktivisme dapat digunakan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Maka model ini diharapkan dapat
disosialisasikan untuk pembelajaran yang lain
3. Untuk siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
hendaknya bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar
mengajar
4. Untuk peneliti selanjutnya hendaknya lebih mengembangkan
penerapan model konstruktivisme dalam tema yang lain
24
DAFTAR PUSTAKA
25
ANALISIS DATA
A. Reduksi Data
Untuk melaksanakan analisis data, dibutuhkan data yang akan
dihitung. Data tersebut diperoleh dari hasil yang akan dilaksanakan pada tiap
siklus. Untuk mengetahuinya maka data tersebut perlu direduksi sebagai
berikut :
N
Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
o
1. Adimas Sahrul R 60 75 80
2. Andris Wiliana 60 70 80
3. Annisa Fitria L 65 75 85
4. Eka F Cahyati 65 75 85
5. Eka F Suciati 60 65 80
6. Endah Dwi Asri 70 80 95
7. Icha Alfiya R 60 65 70
8. Ivan Nur Ainun 60 70 75
9. Y 50 60 70
10. Lio Evendi 65 75 80
11. Lucky Isnama 70 75 85
12 Sari 50 65 70
13. Meilina 50 60 70
14. Rahmawati 65 75 80
15. Sidiq Prayoga 50 65 75
Syubban Bahrul
U
Yechi Eka
Istiqomah
Yusuf
Romadhona
Jumlah 900 1050 1180
Rata-rata 60 70 78,66
26
B. Paparan Data
Dari tabel perbandingan nilai yang telah dijelaskan diatas diambil data
nilai hasil belajar tiap siklus untuk mengetahui kenaikan yang dihasilkan pada
pelaksanaan penelitian ini.
27
LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Disusun Oleh :
DEVI ANNA WULANDARI.A.Ma.Pd
NIM. 813609469
28
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa :
Nama : DYAH TRI PUSPITOWATI, S.Pd
Tempat Mengajar : MI AL-HIKMAH Mojorembun
Guru Kelas : III (tiga)
29
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
Kemunculan
N
Aspek yang dinilai Tidak Komentar
o Ada
ada
Siswa tampak
1. Kegiatan awal sudah baik -
antusias
Kegiatan inti berlangsung Siswa terlihat
2. -
dengan tertib aktif
Kegiatan yang lain cukup
3. - Lancar
bagus
Pengamat
30
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PERBAIKAN PEMBELJARAN
ii
31
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
......................................................................................................................
......................................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN
......................................................................................................................
......................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR
......................................................................................................................
......................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI
......................................................................................................................
......................................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
..........................................................................................................
..........................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
..........................................................................................................
..........................................................................................................
2
C. Tujuan Perbaikan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
2
D. Manfaat Perbaikan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
3
32
..........................................................................................................
..........................................................................................................
4
B. Kurikulum KTSP SD (IPA)
..........................................................................................................
..........................................................................................................
4
C. Pengertian Energi
..........................................................................................................
..........................................................................................................
5
D. Tujuan Pembelajaran Energi
..........................................................................................................
..........................................................................................................
5
E. Energi Yang Sering Digunakan Sehari-hari
..........................................................................................................
..........................................................................................................
5
F. Model Konstruktivisme pada Pembelajran Energi Listrik
..........................................................................................................
..........................................................................................................
6
33
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus
..........................................................................................................
..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
34
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang maha Esa, atas rahmat
dan hidayah-Nya terselesaikannya penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini.
Dalam penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak/ Ibu Guru MI Al-Hikmah Mojorembun
Rejoso Nganjuk yang telah mendukung penulis dalam penyusunan laporan
perbaikan pembelajaran ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan perbaikan ini yang
mudah-mudahan dapat memenuhi sebagai fungsinya.
Penulis menyadari bahwa laporan perbaikan pembelajaran ini masih
jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya. Dengan segala kerendahan hati
penulis senantiasa menerima saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan perbaikan pembelajaran
ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pihak lain yang membaca laporan
ini.
Penulis
iii
35