You are on page 1of 24

PAGUYUBAN GABUNG- GABUNG IN THE KOST TIM PENGELOLA DIDING S, belum Pd Kelas A Semester 5

1. Jawablah Pertanyaan Berikut : a. Jelaskan Pengertian dan tujuan Asesmen Kinerja b. Jelaskan pengertian dan tujuan Asesmen Portofolio c. Jelaskan ppengertian dan tujuan Penilaian Afektif 2. Pilihlah satu Mata Pelajaran untuk SD Kelas 5 dan 6, Kemudia n : a. Buatlah kisi-kisi dan 2 ( dua ) contoh soalnya untuk menilai ranah kognitif b. Buatlah Kisi-kisi dan 2 ( dua ) contoh pertanyaan/soalnya untuk menilai Ranah Afektif c. Buatlah contoh tugas dan Rubriknya ( Analitic Rublic ) untuk 2 ( dua ) aspek/ dimensinya.

Anjuran Dosen KERTAS A4 TIME NEW ROMAN SPASI 1,5 MARGIN 3 - 3 - 2.5 - 2.5

Untuk Referensi Huruf yang bertanda MERAH adalah soal sedangkan yang HITAM berarti untuk refernsi jawaban

KUNCI JAWABAN : 1.a PENGERTIAN DAN TUJUAN ASESMEN KINERJA

Pengertian Asesmen Kinerja Asesmen kinerja adalah penilaian yang menekankan pada apa yang dapat dikerjakan oleh siswa dalam bentuk kinerja. Asesmen kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan atau kinerja siswa dalam melakukan sesuatu. Corner asesmen merupakan cara untuk menilai performance siswa secara individual maupun kelompok setelah dilaksanakan pembelajaran Herman asesmen merupakan suatu proses atau upaya normal pengumpulan data atau informasi yang berkaitan dengan

variable-variabel Pembelajaran yang dapat digunakan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru Jalogo asesmen merupakan cara untuk menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang seperti tingkatan, nilai guna dan keunggulannya. 7.3 Tujuan dan Peran Asesmen Kinerja Menurut Popham tujuan asesmen kinerja adalah :

Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar Memonitor kemajuan atau perkembangan siswa Menentukan level atau jenjang kemampuan siswa Mempengatuhi persepsi public tentang efektifitas pembelajaran Mengevaluasi kinerja guru dan menglasifikasi tujuan Pembelajaran yang dirumuskan oleh guru.

Lima tuntutan belajar dalam asesmen kinerja menurut Marjono (1993 :18), yaitu:

Sikap dan persepsi tentang belajar Perolehan dan pemanduan pengetahuan Perluasan dan penajaman pengetahuan Penggunaan pengetahuan secara lebih bermakna Pelatihan berfikir kritis dan kreatif

Pada asesmen kinerja pemberian skor digunakan dua pendekatan yaitu : (1) Metode Holistic, dan (2) Metode Analitic. Metode Holistic digunakan apabila para penskor hanya memberikan satu buah skor atau nilai berdasarkan penilaian mereka secara keseluruhan dari hasil kinerja peserta tes.

Skor 4

Deskripsi Isi seluruh tulisan menarik Alur pikiran lancer, terjemahan baik Pengorganisasian topic baik Penggunaan struktur kalimat bagus

Sebagian kecil isi kurang menarik Alur pikiran lancer, tetapi beberapa terjemahan jelek Ada pengorganisasian topic, tetapi masih ada kelemahan- kelemahan. Ada kesalahan kecil secara mekanis Isi kurang menarik dengan kehilangan focus alur pikiran terpotong-potong dengan beberapa terjemahan yang jelek Pengorganisasian kurang dengan penyimpangan topic Kesalahan mekanis sangat serius Focus tidak jelas Kalimat terputus-putus dan bertele-tele Pengorganisasian sangat jelek Banyak kesalahan secara mekanis dan struktur kalimat sangat lemah.

Contoh Holistic rubric untuk kemampuan menulis : 7.4 Karakteristik Penialian Kinerja

Multi kriteria, kinerja siswa harus menggunakan penilaian yang memiliki lebih dari satu criteria. Standar kualitas yang spesifik, masing-masing criteria kinerja siswa dapat dinilai secara jelas dan eksplisit dalam memajukan evaluasi kualitas kinerja siswa Adanya judgement penilaian, asesmen kinerja membutuhkan penilaian yang bersifat manusiawi untuk menilai bagaimana kinerja siswa dapat diterima secara nyata (real), bukan menilai dengan menggunakan angka pada computer atau mesin (seperti pada tes buku).

7.5 Karakteristik Mengevaluasi Penilaian Kinerja


Adanya partisipasi aktif siswa Evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PBM. Evaluasi selain untuk mengetahui posisi atau kemampuan siswa, juga untuk memperbaiki PBM. Evaluasi merupakan upaya untuk mencapai tujuan Pembelajaran

7.6 Langkah-langkah Membuat Penilaian Kinerja Wujud utama dari penilaian kinerja ada dua yaitu :

Tugas (task), bentuk tugas pada penilaian kinerja bisa bentuk : proyek, pameran, portofolio, atau bentuk tugas yang dapat memperlihatkan kemampuan siswa (real word application) Kriteria penilaian (rubric), yang merupakan panduan untuk memberikan skor. Adapun langkah-langkah membuat penilaian kinerja adalah sebagai berikut : Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik (operasional) yang penting dilakukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil yang terbaik. Usahakan membuat kriteria kemampuan yang diukur tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasikan selama siswa melaksanakan tugas. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable)atau karakter produk yang dihasilkan. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati. Periksa kembali apa yang telah dibuat dan kalau mungkin dibandingkan kriteria kemampuan yang sudah ada yang telah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan. PENGERTIAN DAN TUJUAN ASESMEN PORTOFOLIO

1.b

Fungsi dan Tujuan Penilaian Portofolio

Portofolio tidak hanya merupakan tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta didik tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan peserta didik. Portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan peserta didik dan kemampuan dalam mata pelajaran kimia serta pertumbuhan kemampuan peserta didik. Portofolio dapat memberikan bahan tindak lanjut dari suatu pekerjaaan yang telah dilakukan peserta didik sehingga guru dan peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuannya.

Portofolio dapat berfungsi sebagai alat untuk melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar, perluasan dimensi belajar, pembaharuan kembali proses belajar mengajar dan pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar. Portofolio dapat digunakan sebagai alat pengajaran juga sebagai alat penilaian. Asesmen portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengkoleksi dan menunjukan hasil kerja mereka. Dalam hal ini asesmen portofolio dapat dianggap sebagai salah satu alat untuk menilai secara otentik. Dalam penilaian portofolio peserta didik memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu. Asesmen portofolio dapat digunakan sebagai alat formatif dan sumatif. Asesmen portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk memantau kemajuan peserta didik dari hari ke hari dan untuk mendorong peserta didik dalam merefleksikan pembelajaran mereka sendiri. Portofolio seperti ini difokuskan pada proses perkembangan peserta didik dan digunakan untuk tujuan

formatif dan diagnostik. Asesmen portofolio digunakan juga untuk tujuan penilaian sumatif pada akhir semester atau pada akhir tahun pelajaran. Hasil asesmen portofolio sebagai alat sumatif ini dapat digunakan untuk mengisi angka raport peserta didik yang menunjukkan prestasi peserta didik dalam mata pelajaran kimia. Selain itu, tujuan penilaian dengan menggunakan portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Portofolio dalam penilaian dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung. Memberi perhatian pada prestasi kerja peserta didik yang terbaik. Meningkatkan proses efektivitas pengajaran Bertukar informasi dengan orang tua/ wali peserta didik dan guru lain. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri secara positif pada setiap peserta didik. 6. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.

Adapun tujuan asesmen portofolio menurut Gronlund dalam Nahadi dan Cartono adalah sebagai berikut: 1. Kemajuan siswa dapat terlihat jelas. 2. Penekanan pada hasil belajar terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar. 3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan pekerjaan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar daripada membandingkan dengan milik orang lain. 4. Keterampilan assesmen sendiri mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik. 5. Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum) 6. Menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi dirinya, orang tua, atau lainnya.

Portofolio sangat bermanfaat baik bagi guru maupun siswa dalam melakukan penilaian proses. Portofolio dapat berisikan laporan kegiatan praktikum yang diikuti siswa, tugas-tugas proyek, tugas-tugas individu atau kelompok dan lain-lain. Fungsi assesmen portofolio menurut Berenson dan Carter antara lain sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Mendokumentasikan kemajuan siswa dalam kurun waktu tertentu. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.

Sedangkan menurut Erman (2003) manfaat portofolio akan memupuk kebiasaan siswa dalam bertindak cermat melalui pengumpulan bukti hasil kerja dan karangannya serta akan tergugah kesadarannya bagaimana seharusnya belajar yang benar sesuai dengan konsep belajar secara simultan akan terakomodasi. Fungsi portofolio menurut mata pelajaran tertentu serta

pertumbuhan peserta didik. Asesmen portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. Mendokumentasikan kemajuan siswa dalam kurun waktu tertentu. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.

Dari kedua jenis asesmen portofolio tersebut dalam pelaksanaannya asesmen portofolio terbagi kedal;am beberapa bentuk instrumen eavaluasi atau tes. Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut: 1. Cacatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan dan lembar rekaman kejadiannya. 2. Ceklist atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa. 3. Skala penilaian yang mencatat isyarat tujuan kemajuan perkembangan siswa. 4. Respon-respon siswa terhadap pertanyaan 5. Tes skrinning yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, dan laporan kegiatan lapangan.

Fungsi penilaian fortopolio adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, memberikan umpan balik untuk kepentingan perbaikan dan penyempurnaan KBM Penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya seperti yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer (1995:184) berikut ini. 1. 2. 3. 4. Mendomentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki. Membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.

Sedangkan menurut Gronlund (1998 : 158), portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut. 1. Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas. 2. Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar. 3. Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain. 4. Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik

5. Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum). 6. Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.

Penggunaan portofolio untuk penilaian juga bermanfaat, karena hal-hal berikut: 1. Portofolio menyajikan atau memberikan: bukti yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas. 2. Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik. 3. Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa. 4. Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa. 5. Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas. 6. Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atau bervariasinya gaya belajar siswa. 7. Portofolio memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar. 8. Portofolio membantu guru dalam menilai kemajuan siswa. 9. Portofolio membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran. 10. Portofolio merupakan bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan. 11. Portofolio membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan 1.c PENGERTIAN DAN TUJUAN PENILAIAN AFEKTIF

HAKEKAT PEMBELAJARAN AFEKTIF Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup prestasi belajar, kecepatan belajar,dan hasil afektif. Andersen (1981) sependapat dengan Bloom bahwa karakteristikmanusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranahpsikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Ketigar a n a h t e r s e b u t m e r u p a k a n karakteristik manusia sebagai hasil belajar d a l a m bidang pendidikan.M e n u r u t P o p h a m ( 1 9 9 5 ) , r a n a h a f e k t i f m e n e n t u k a n k e b e r h a s i l a n b e l a j a r seseorang. Orang yang tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untukmencapai keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalamsuatu mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal.O l e h k a r e n a i t u s e m u a p e n d i d i k h a r u s m a m p u m e m b a n g k i t k a n m i n a t s e m u a peserta didik untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan. Selain itu ikatanemosional sering diperlukan untuk membangun semangat kebersamaan, semangatpersatuan, semangat nasionalisme, rasa sosial, dan sebagainya. Untuk itu semuadalam merancang program pembelajaran, satuan pendidikan

harus memperhatikanranah afektif.Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor dipengaruhi olehkondisi afektif peserta didik. Peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikapp o s i t i f t e r h a d a p p e l a j a r a n a k a n m e r a s a s e n a n g m e m p e l a j a r i m a t a p e l a j a r a n tertentu, sehingga dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Walaupunpara pendidik sadar akan hal ini, namun belum banyak tindakan yang dilakukanpendidik secara sistematik untuk meningkatkan minat peserta didik. Oleh karenai t u u n t u k m e n c a p a i h a s i l b e l a j a r y a n g o p t i m a l , d a l a m m e r a n c a n g p r o g r a m pembelajaran dan kegiatan p e m b e l a j a r a n b a g i p e s e r t a d i d i k , p e n d i d i k h a r u s memperhatikan karakteristik afektif peserta didik. B.Tingkatan Ranah Afektif Menurut Krathwohl (1961) bila ditelusuri hampir semua tujuan kognitif mempunyaik o m p o n e n a f e k t i f . D a l a m p e m b e l a j a r a n s a i n s , m i s a l n y a , d i d a l a m n y a a d a komponen sikap ilmiah. Sikap ilmiah adalah komponen afektif. Tingkatan ranaha f e k t i f m e n u r u t t a k s o n o m i K r a t h w o h l a d a l i m a , y a i t u : receiving (attending),responding, valuing, organization,dan characterization. 1 . T i n g k a t receiving P a d a t i n g k a t r eceiving atauattending, peserta didik memiliki keinginan m e m p e r h a t i k a n s u a t u f e n o m e n a k h u s u s a t a u s t i m u l u s , m i s a l n y a k e l a s , kegiatan, musik, buku, dan sebagainya. Tugas pendidik mengarahkan perhatianp e s e r t a d i d i k p a d a f e n o m e n a yang menjadi objek pembelajaran afektif. M i s a l n ya p e n d i d i k m e n g a r a h k a n p e s e r t a d i d i k a g a r s e n a n g m e m b a c a b u k u , senang bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan,dan hal ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan yang positif. 2 . T i n g k a t responding Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dariperilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomenakhusus tetapi ia juga bereaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankanpada pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons, atau kepuasandalam memberi respons. Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat, ya i t u h a l - h a l ya n g m e n e k a n k a n p a d a p e n c a r i a n h a s i l d a n k e s e n a n g a n p a d a aktivitas khusus. Misalnya senang membaca buku, senang bertanya, senangmembantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya. 3 . T i n g k a t v aluingValuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerimasuatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai padatingkat komitmen. Valuing a t a u p e n i l a i a n b e r b a s i s p a d a i n t e r n a l i s a s i d a r i seperangkat nilai yang spesifik. Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalamtujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi. 4 . T i n g k a t o rganization Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.Hasil pembelajaran pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasisistem nilai. Misalnya pengembangan filsafat hidup.

5 . T i n g k a t c haracterization Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat inipeserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai padawaktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil pembelajaran pada tingkatini berkaitan dengan pribadi, emosi, dan sosial. C.Karakteristik Ranah Afektif Pemikiran atau perilaku harus memiliki dua kriteria untuk diklasifikasikan sebagairanah afektif (Andersen, 1981:4). Pertama, perilaku melibatkan perasaan danemosi seseorang. Kedua, perilaku harus tipikal perilaku seseorang. Kriteria lainy a n g termasuk ranah afektif adalah intensitas, arah, dan target. I n t e n s i t a s menyatakan derajat atau kekuatan dari perasaan. Beberapa perasaan lebih kuatdari yang lain, misalnya cinta lebih kuat dari senang atau suka. Sebagian orangk e m u n g k i n a n m e m i l i k i p e r a s a a n y a n g l e b i h k u a t d i b a n d i n g y a n g l a i n . A r a h perasaan berkaitan dengan orientasi p o s i t i f a t a u n e g a t i f d a r i p e r a s a a n ya n g m e n u n j u k k a n a p a k a h p e r a s a a n i t u b a i k a t a u b u r u k . M i s a l n y a s e n a n g p a d a pelajaran dimaknai positif, sedang kecemasan dimaknai negatif. Bila intensitasd a n a r a h p e r a s a a n d i t i n j a u bersama-sama, maka karakteristik afektif berada Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif dalam suatu skala yang kontinum. Target mengacu pada objek, aktivitas, atau idesebagai arah dari perasaan. Bila kecemasan merupakan karakteristik afektif yangd i t i n j a u , a d a b e b e r a p a k e m u n g k i n a n t a r g e t . P e s e r t a d i d i k m u n g k i n b e r e a k s i terhadap sekolah, matematika, situasi sosial, atau pembelajaran. Tiap unsur inibisa merupakan target dari kecemasan. Kadang -kadang target ini diketahui olehseseorang namun kadang-kadang tidak diketahui. Seringkali peserta didik merasacemas bila menghadapi tes di kelas. Peserta didik tersebut cenderung sadar bahwatarget kecemasannya adalah tes.Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsepdiri, nilai, dan moral.1 . S i k a p Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidaksuka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati danmenirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerimainformasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran,t u j u a n ya n g i n g i n d i c a p a i , k e t e g u h a n , d a n k o n s i s t e n s i t e r h a d a p s e s u a t u . P e n i l a i a n s i k a p a d a l a h p e n i l a i a n ya n g d i l a k u k a n u n t u k m e n g e t a h u i s i k a p peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dansebagainya.M e n u r u t F i s h b e i n d a n A j z e n ( 1 9 7 5 ) s i k a p a d a l a h s u a t u p r e d i s p o s i s i ya n g dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif t erhadap suatu objek,s i t u a s i , k o n s e p , a t a u o r a n g . S i k a p p e s e r t a d i d i k t e r h a d a p o b j e k m i s a l n ya sikap terhadap sekolah atau terhadap mata pelajaran. Sikap peserta didik inip e n t i n g u n t u k d i t i n g k a t k a n ( P o p h a m , 1 9 9 9 ) . S i k a p p e s e r t a d i d i k t e r h a d a p mata pelajaran, misalnya bahasa Inggris, harus lebih positif setelah pesertadidik mengikuti pembelajaran bahasa Inggris dibanding sebelum mengikutipembelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator keberhasilanpendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harusmembuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didikyang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebihpositif.2 . M i n a t Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melaluip e n g a l a m a n ya n g m e n d o r o n g s e s e o r a n g u n t u k

memperoleh objek khusus, a k t i v i t a s , p e m a h a m a n , d a n k e t e r a m p i l a n u n t u k t u j u a n p e r h a t i a n a t a u pencapaian. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583),minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasukkarakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi.Penilaian minat dapat digunakan untuk:a.mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalampembelajaran,b.mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,c.pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,d.menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas,e.mengelompokkan peserta didik yang memiliki minat sama, Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif f.acuan dalam menilai kemampuan peserta didik secara keseluruhan d a n memilih metode yang tepat dalam penyampaian materi,g.mengetahui tingkat minat peserta didik terhadap pelajaran yang diberikan pendidik,h.bahan pertimbangan menentukan program sekolah,i . m e n i n g k a t k a n m o t i v a s i b e l a j a r p e s e r t a didik.3 . K o n s e p D i r i Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadapkemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsepdiri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanyaorang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum,yaitu mulai dari rendah sampai tinggi.Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitud e n g a n m e n g e t a h u i k e k u a t a n d a n k e l e m a h a n d i r i s e n d i r i , d a p a t d i p i l i h alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diripenting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengantepat.Penilaian konsep diri dapat dilakukan deng an penilaian diri. Kelebihan daripenilaian diri adalah sebagai berikut. Pendidik mampu mengenal kelebihan dan kekurangan peserta didik. P e s e r t a d i d i k m a m p u m e r e f l e k s i k a n k o m p e t e n s i ya n g s u d a h dicapai. Pernyataan yang dibuat sesuai dengan keinginan penanya. Memberikan motivasi diri dalam hal penilaian kegiatan peserta didik. Peserta didik lebih aktif dan berpartisipasi dalam p r o s e s pembelajaran. Dapat digunakan untuk acuan menyusun bahan ajar d a n mengetahui standar input peserta didik. P e s e r t a d i d i k d a p a t m e n g u k u r k e m a m p u a n u n t u k m e n g i k u t i pembelajaran. Peserta didik dapat mengetahui ketuntasan belajarnya. Melatih kejujuran dan kemandirian peserta didik. Peserta didik mengetahui bagian yang harus diperbaiki.

Peserta didik memahami kemampuan dirinya. P e n d i d i k m e m p e r o l e h m a s u k a n o b j e k t i f t e n t a n g d a ya s e r a p peserta didik. Mempermudah pendidik untuk melaksanakan remedial, hasilnya dapat untuk instropeksi pembelajaran yang dilakukan. Peserta didik belajar terbuka dengan orang lain. Peserta didik mampu menilai dirinya. Peserta didik dapat mencari materi sendiri. Peserta didik dapat berkomunikasi dengan temannya.4 . N i l a i Pengembangan Perangkat Penilaian Afektif Nilai menurut Rokeach (1968) merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan,t i n d a k a n , atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap b u r u k . Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlahkeyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu padakeyakinan.Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatus e p e r t i s i k a p d a n p e r i l a k u . A r a h n i l a i d a p a t p o s i t i f d a n d a p a t n e g a t i f . Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantungpada situasi dan nilai yang diacu.Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalahs u a t u o b j e k , a k t i v i t a s , a t a u i d e y a n g d i n y a t a k a n o l e h i n d i v i d u d a l a m mengarahkan minat, sikap, dan k e p u a s a n . S e l a n j u t n ya d i j e l a s k a n b a h w a manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuanpendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilaiy a n g b e r m a k n a d a n s i g n i f i k a n b a g i p e s e r t a d i d i k u n t u k m e m p e r o l e h kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap masyarakat.5 . M o r a l Piaget dan Kohlberg banyak membahas tentang perkembangan moral anak.Namun Kohlberg mengabaikan masalah hubungan antara judgement moral dant i n d a k a n m o r a l . I a h a n y a m e m p e l a j a r i p r i n s i p m o r a l s e s e o r a n g m e l a l u i penafsiran respon verbal terhadap dilema hipotetikal atau dugaan, bukanpada bagaimana sesungguhnya seseorang bertindak.M o r a l b e r k a i t a n dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaanorang lain atau p e r a s a a n t e r h a d a p t i n d a k a n ya n g d i l a k u k a n d i r i s e n d i r i . Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lainbaik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agamaseseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadimoral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.Ranah afektif lain yang penting adalah: Kejujuran: peserta didik harus belajar menghargai kejujuran d a l a m berinteraksi dengan orang lain. Integritas: peserta didik harus mengikatkan diri pada kode nilai, misalnyamoral dan artistik.

Adil: peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang m e n d a p a t perlakuan yang sama dalam memperoleh pendidikan. Kebebasan: peserta didik harus ya k i n bahwa negara ya n g d e m o k r a t i s memberi kebebasan yang bertanggung jawab secara maksimal kepadasemua orang. Jawaban No. 2 a KISI-KISI DAN 2 ( DUA ) CONTOH SOALNYA UNTUK MENILAI RANAH KOGNITIF
FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenis sekolah

Jumlah soal Bentuk soal/tes Penyusun

: : .................. : 1. 2.

Mata pelajaran : Kurikulum :

Alokasi waktu :

No.

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Kls/ smt

Materi pokok

Indikator soal

Nomor soal

Keterangan: Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di dalam silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri, kecuali pada kolom 6

Mohon maaf soal tidak dapat ditampilkan alias SENSOR

No. 2 b KISI-KISI DAN 2 ( DUA ) CONTOH PERTANYAAN/SOALNYA UNTUK MENILAI RANAH AFEKTIF
FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL

Jenis sekolah

Jumlah soal Bentuk soal/tes Penyusun

: : .................. : 1. 2.

Mata pelajaran : Kurikulum :

Alokasi waktu :

No.

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Kls/ smt

Materi pokok

Indikator soal

Nomor soal

Keterangan: Isi pada kolom 2, 3. 4, dan 5 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di dalam silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri, kecuali pada kolom

Mohon maaf soal tidak dapat ditampilkan alias SENSOR No. 2 c TUGAS DAN RUBRIK ( ANALITIC RUBLIC ) UNTUK 2 ( DUA ) ASPEK/ DIMENSINYA. Rubrik Penskoran ( Scoring Rubrics) Rubrik

Suatu rubrik secara umum ialah patokan penskoran yang digunakan dalam asesmen subjektif. Suatu rubrik mengharuskan adanya suatu aturan tentang penetapan kriteria pada sistem asesmen yang harus diikuti pada evaluasi. Rubrik dapat berbentuk deskripsi eksplisit tentang karaktersitik performans tertentu pada suatu rentangan skala. Rubrik penskoran secara eksplisit menunjukkan kualitas performans yang diharapkan menurut rentang skala, atau definisi tentang suatu titik skor tertentu pada skala. Rubrik penskoran ialah skema penilaian deskriptif, yang digunakan sebagai patokan dalam menganalisis produk maupun proses usaha dan keberhasilan mahasiswa. Rubrik ini digunakan untuk penilaian (judgment) kualitas, dan dapat digunakan untuk mengevaluasi berbagai subyek ataupun kegiatan. Salah satu contoh penggunaan rubrik penskoran ialah sebagai panduan dalam mengevaluasi suatu tulisan ilmiah, atau suatu presentasi oral (seminar mahasiswa). Penilaian kualitas tulisan atau presentasi oral cenderung berbeda-beda menurut kriteria yang ditetapkan oleh masing-masing evaluator. Evaluator yang satu mungkin kebih menekankan pada gramatika penulisan, yang lainnya mungkin pada segi argumentasi dalam tulisan. Dengan dikembangkannya skema penilaian sebelumnya untuk proses evaluasi, subyekyivitas evaluator yang terlibat itu akan lebih menjadi objektif.

Rubric adalah skala lajuan (rating scales), berbeda dengan ceklist, yang digunakan pada asesmen penampilan (performance assessment). Rubrik secara formal dirancang sebagai pedoman penskoran, yang terdiri atas criteria penampilan spesifik yang telah dirancang sebelumnya, dan digunakan untuk menilai hasilkerja mahasiswa pada asesmen penampilan. Secara khas, rubrik merupakan format spesifik dari suatu instrumen penskoran yang digunakan untuk mengevaluasi penampilan mahasiswa atau produk yang dihasilkan dari suatu tugas penampilan.

Terdapat 2 jenis rubrik :

1. Rubrik Holistik, penskoran dilakukan terhadap proses keseluruhan atau kesatuan produk tanpa menilai bagian komponen secara terpisah. Contoh: Rubrik untuk Penilaian pada Seminar Rencana Penelitian dan hasil Penelitian. 2. Rubrik Analitik, penskoran mula-mula dilakukan atas bagian-bagian individual produk atau penampilan secara terpisah, kemudian dijumlahkan skor individual itu untuk memperoleh skor total.

Scoring Instruments for Performance Assessments

Rating Scales

Checklists

Rubrics

Analytical Rubrics

Holistic Rubrics

Rubrik Holistik

Rubrik holistic biasanya digunakan apabila kesalahan pada bagian dari proses masih dapat ditolerir, asalkan kualitas keseluruhannya cukup tinggi. Penggunaan rubric holistic mungkin tidak sesuai bagi suatu tugas penampilan yang mengharuskan mahasiswa untuk menciptakan respons tertentu, atau tidak terdapat jawaban benar secara pasti. Fokus dari suatu skor yang menggunakan rubrik holistik ialah terhadap kualitas secara keseluruhan, kemahiran atau pemahaman terhadap isi dan ketrampilan spesifik, jadi meliputi asesmen yang bertaraf unidimensi. Penggunaan rubrik holistic dapat menghasilkan proses scoring yang lebih cepat dibanding rubrik analitik. Pada dasarnya hal ini disebabkan oleh karena si penilai atau pemeriksa diharapkan untuk membaca , memeriksa produk atau penampilan mahasiswa hanya sekali dalam rangka memperoleh kesan yang menyeluruh tentang hasil pekerjaan mahasiswa. Karena intinya ialah asesmen keseluruhan penampilan, maka rubrik holistik digunakan secara khas, meskipun tidak eksklusif apabila tujuan asesmen penampilan itu bersifat sumatif. Pada umumnya, hanya dapat diberikan kepada mahasiswa umpan balik yang sangat terbatas sebagai hasil penskoran tugas penampilan menggunakan cara ini. Sebuah contoh rubrik penskoran holistik dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Template for Holistic Rubrics Skor Uraian 5 4 3 2 1 0 Memperlihatkan pemahaman yang lengkap tentang permasalahan. Semua persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban Memperlihatkan cukup pemahaman tentang persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban permasalahan. Semua

Memperlihatkan hanya sebagian pemahaman tentang permasalahan. Kebanyakan persyaratan tentang tugas terdapat dalam jawaban Memperlihatkan sedikit pemahaman persyaratan tugas yang tidak ada tentang permasalahan. Banyak

Memperlihatkan tidak ada pemahaman tentang permasalahan Tidak ada jawaban / Tidak ada usaha

Rubrik Analitik Rubrik Analitik biasanya dipilih apabila dinginkan tipe respons yang cukup terfokus, yaitu untuk tugas penampilan yang mungkin mempunyai 1 atau 2 jawaban, dan kreativitas tidak terlalu esensial dalam jawaban mahasiswa. Lagipula, pada mulanya rubric analitik terdiri atas beberapa skor, yang diikuti dengan penjumlahan untuk skor akhir. Penggunaannya mewakili asesmen pada tingkatan multidimensi. Seperti telah dikatakan semula bahwa penggunaan rubric analitik dapat mengakibatkan proses penskoran itu sangat lambat, sebagai akibat dari pengukuran berbagai ketrampilan atau karakteristik yang sangat berbeda, yang masingmasing memerlukan pemeriksaan berulang kali. Baik pengkonstruksiannya maupun pada penggunaannya memerlukan waktu yang lama. Ketentuan umumnya ialah bahwa pemeriksaan pekerjaan seseorang itu memerlukan waktu tersendiri untuk setiap tugas penampilan yang spesifik atau criteria penskoran. Namun demikian, keuntungan penggunaan rubric analitik itu sangat berarti. Derajat umpanbalik yang diberikan kepada mahasiswa (dan dosen) sangatlah bermakna. Mahasiswa menerima umpanbalik spesifik terhadap setiap kriteria penskoran individual dari penampilannya, dan hal ini tidak terjadi pada penggunaan rubrik holistic. Setelah itu dimungkinkan untuk menciptakan suatu profil tentang kekuatan dan kelemahan mahasiswa secara spesifik. Pada Tabel 2 disajikan templat rubrik penskoran analitik.

Sebelum mendesain rubrik yang spesifik, perlu ditetapkan terlebih dahulu apakah penampilan atau produk itu akan diskor secara holistik atau analitik. Menggunakan rubric apapun, perlu diidentifikasi dan dirumuskan kriteria penampilan spesifik (TIK) dan indikator yang dapat diamati, sebagai langkah awal pengembangan. Keputusan tentang pemilihan pendekatan holistik atau analitik pada penskoran mempunyai beberapa kemungkinan implikasi. Hal terpenting yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu ialah bagaimana akan menggunakan hasil akhirnya. Apabila diinginkan skor sumatif secara keseluruhan, lebih baik memilih pendekatan holistik. Sebaliknya, jika tujuannya ialah umpanbalik formatif , maka gunakanlah rubrik penskoran analitik. Perlu dicatat, bahwa jenis pendekatan yang satu tidaklah lebih baik dari yang lain, yang penting ialah, mana yang sesuai untuk tujuan yang diinginkan. Implikasi lain meliputi waktu yang dibutuhkan, sifat tugas itu sendiri, dan kriteria penampilan spesifik yang diamati.

Tabel 2 Templat untuk rubrik analitik Tahap Awal 1 Kriteria Uraian menggambarkan #1 tahap awal penampilan Pengembangan 2 Uraian menggambarkan gerakan ke arah tingkat penguasaan Terselesaikan 3 Uraian menggambarkan pencapaian tingkat penguasaan Patut Dicontoh 4 Uraian menggambarkan tingkat penampilan tertinggi Skor

penampilan Kriteria Uraian menggambarkan #2 tahap awal penampilan Uraian menggambarkan gerakan ke arah tingkat penguasaan penampilan Uraian menggambarkan gerakan ke arah tingkat penguasaan penampilan Uraian menggambarkan gerakan ke arah tingkat penguasaan penampilan

penampilan Uraian menggambarkan pencapaian tingkat penguasaan penampilan Uraian menggambarkan pencapaian tingkat penguasaan penampilan Uraian menggambarkan pencapaian tingkat penguasaan penampilan Uraian menggambarkan tingkat penampilan tertinggi Uraian menggambarkan tingkat penampilan tertinggi Uraian menggambarkan tingkat penampilan tertinggi

Kriteria Uraian menggambarkan #3 tahap awal penampilan

Kriteria Uraian menggambarkan #4 tahap awal penampilan

Seperti terlihat pada templat 1 dan 2, berbagai tingkatan penampilan mahasiswa itu dapat ditetapkan menggunakan label kuantitatif ( misalnya numerik) , atau kualitatif (misanya deskriptif). Dalam hal tertentu mungkin diperlukan kedua label, kualitatif maupun kuantitatif. Jika suatu rubrik mengandung 4 tingkatan kemahiran atau pengertian dakam suatu kontinuum (kelanjutan), maka label kuantitatifnya akan berkisar antara 1 sampai 4. Lebih fleksibel dan lebih kreatif apabila menggunakan label kualitatif . Suatu tipe umum skala kualitatif dapat meliputi label sebagai berikut : master, expert, apprentice, and novice. Hampir semua tipe skala kualitatif dapat digunakan asalkan sesuai dengan tugas.

Salah satu aspek penting pada penskoran kinerja mahasiswa menggunakan rubrik ialah pengubahannya / pengkonversiannya menjadi markah / nilai (grading). Pada rubrik, sebaiknya tidak digunakan persentase. Sebagai contoh, jika suatu rubrik mempunyai 6 tingkatan atau angka, maka angka 3 tidak dapat diartikan sama dengan 50 % pengetahuan (setara dengan nilai E = tidak lulus). Proses konversi skor rubrik ke nilai atau kategori lebih merupakan proses logika daripada matematis. Diusulkan oleh Trice (2000), agar dalam sistem penskoran rubrik, lebih banyak skor (nilai) berada pada kategori rata-rata dan di atas rata-rata (setara nilai C dan lebih baik, dibanding di bawah rata-rata. Sebagai contoh, jika rubrik terdiri atas 9 kategori skor, diberikan pada tabel 3.

Tabel 3 Sampel Nilai dan Kategori

Skor Rubrik 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Nilai (Grade) A+ A B+ B C+ C E E E

Kategori Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Cukup Cukup Tidak memuaskan Tidak memuaskan Tidak memuaskan

LANGKAH-LANGKAH PERANCANGAN RUBRIK PENSKORAN

Langkah 1. Periksa kembali Tujuan Instruksional (TIK) yang dituju oleh tugas. Hal ini perlu untuk menyamakan pedoman penskoran Anda dengan TIK dan pelaksanaan pembelajaran.

Langkah 2. Mengidentifikasi atribut spesifik (indikator) yang dapat diamat,i yang ingin Anda lihat (maupun yang tidak ingin Anda lihat), yang akan ditampilkan mahasiswa dalam produk, proses maupun kinerjanya. Perlu diperinci karakteristik, ketrampilan, atau perilaku yang akan Anda cari, maupun kesalahan umum yang tidak mau Anda lihat.

Langkah 3 Diskusikan karakteristik yang menyertai setiap atribut. Identifikasi cara untuk menguraikan: kinerja di atas rata-rata, rata-rata, dan di bawah rata-rata untuk setiap atribut yang dapat diamati pada langkah 2.

Langkah 4a. Untuk rubrik holistik, tuliskan deskripsi naratif yang lengkap untuk hasilkerja yang sangat baik dan sangat buruk, dengan memasukkan setiap atribut ke dalam dekripsi itu. Uraikan tingkat kinerja tertinggi dan terendah dengan memadukan deskripsi untuk semua atribut.

Langkah 4b. Untuk rubrik analitik, tuliskan deskripsi naratif lengkap untuk hasilkerja yang sangat baik dan sangat buruk untuk setiap atribut secara individual. Uraikan tingkat kinerja tertinggi dan yang terendah dengan menggunakan deskriptor untuk setiap atribut secara terpisah. Langkah 5a. Untuk rubrik holistik, lengkapi rubrik dengan menguraikan tingkataan lain pada kontinuum yang berkisar dari kinerja yang sangat baik sampai buruk dari atribut secara kolektif. Tuliskan deskripsi untuk semua tingkatan antara dari kinerja

Langkah 5b. Untuk rubrik analitik, lengkapi rubrik dengan cara menguraikan tingkat-tingkat lain pasa kontinuum yang berkisar dari sangat baik sampai buruk untuk setiap atributf. Tuliskan uraian untuk semua tingkat antara dari kinerja secara terpisah untuk setiap atribut .

Langkah 6 Kumpulkan sampel dari pekerjaan mahasiswa yang mewakili contoh setiap tingkat. Ini akan berguna sebagai benchmark (batas ambang = batas minimal) dan membantu Anda pada penskoran di waktu yang akan datang.

Langkah 7 Revisi rubrik sesuai kebutuhan. Siapkan keefektifan rubrik, perbaiki sebelum digunakan di lain waktu.

CONTOH RANCANGAN RUBRIK PENSKORAN (menggunakan langkah-langkah 1-7)

Contoh I: Rubrik Holistik

Pokok Bahasan : Matematik; subpokok bahasan : analisis data yang difokuskan pada ketrampilan mengestimasi dan menginterpretasi grafik . Secara khusus pada akhir unit ini, dosen dapat mengases (menilai) penguasaan mahasiswa akan TIK : - menginterpretasi grafik batang (bar) dengan cara yang sesuai - mengestimasi (secara akurat) nilai-nilai dalam grafik batang (Langkah 1) Karena maksud tugas kinerja ini bersifat sumatif (nilai akan digabung dengan skor mahasiswa), maka dirancang suatu rubrik holistik. Untuk ini diidentifikasi 4 atribut

berikut sebagai fokus rubriknya : estimasi, komputasi matematik, kesimpulan, dan mengkomunikasi penjelasannya (Langkah 2 dan 3) Pada akhirnya dibuat konsep deskripsi dari berbagai tingkat kinerja untuk atribut yangdapat diamati itu (Langkah 4 dan 5). Hasil akhir rubrik dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Tugas Kinerja Matematik Rubrik Penskoran Analisis Data Skor 4 Uraian Melakukan estimasi akurat. Menggunakan operasi matematik yang sesuai tanpa salah. Mengambil kesimpulan logis yang didukung oleh grafik. Sangat baik memberikan penjelasan pemikiran. Melakukan estimasi yang baik. Menggunakan operasi matematik yang sesuai dengan sedikit kesalahan.Mengambil kesimpulan yang logis yang didukung oleh grafik. Memberikan penjelasan pemikiran yang baik. Berusaha melakukan estimasi , meskipun kebanyakan tidak akurat. Menggunakan operasi matematik yang tidak sesuai, meskipun tanpa salah. Mengambil kesimpulan yang tidak didukung oleh grafik. Sedikit memberikan penjelasan Melakukan estimasi tidak akurat. Menggunakan operasi matematik yang tidak sesuai. Tidak ada kesimpulan yang berkaitan dengan grafik. Tidak memberikan penjelasan cara berpikir. Tidak ada jawaban / tugas tidak selesai

Contoh: Penilaian Ujian Skripsi Jurusan farmasi PANCASAKTI (Seminar II)

ASPEK PENILAIAN 1. Teknik Penulisan Ilmiah 2. Konsistensi Penulisan Ilmiah

NILAI (ANGKA)

3. Penyajian Materi 4. Penguasaan Materi 5. Kejujuran Ilmiah JUMLAH NILAI RATA-RATA Kriteria Penilaian : A = 80 B = 71-79 C = 61-70 Tidak lulus = 60

Pertanyaan : 1. Bagaimana yang dikatakan Teknik Penulisan Ilmiah yang baik ? , sehingga dapat diberi nilai, misalnya 90 2. Apa yang dimaksud dengan Konsistensi Penulisan Ilmiah ? 3. Apa yang dinilai pada Penyajian Materi ? 4. Bagaimana Penguasaan Materi yang Baik ? 5. Apa yang dimaksud sengan Kejujuran Ilmiah ? Jawaban (sementara): 1. Teknik Penulisan Ilmiah yang baik, apabila : - Judul Tulisan dirumuskan dengan baik - Permasalahan dirumuskan berdasarkan latar belakang yang kuat - Metode yang dipilih sesuai dengan cara pembuktian (hipotesis) - Hasil yang diperoleh dirmuskan dalam Kesimpulan yang menunjang judul. 2. Konsistensi Penulisan Ilmiah sebaiknya diganti : Bentuk dan Format, yang meliputi pula penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar Pendahuluan berisi latar belakang, metode eksperimen dan cara pengambilan kesimpulan Pola Penelitian yang berisi pola pikir untuk mencapai kesimpulan Tinjauan Pustaka yang relevan dengan Pola Penelitian, disertai notasi Cara Kerja yang sesuai dengan Pola Penelitian

3. Contoh : Rubrik Asesmen / Kriteria untuk Rencana Penelitian (Education 690 : Assessment Rubric/Criteria for Research Plan)

Kriteria Dan Kualitas Pendahuluan Topik Hipotesis atau Permasalahan -

Kurang

Baik

Sangat Baik

Nilai (Angka)

Tidak terdapat referensi latar belakang judul yang dipilih Hipotesis atau Permasalahan kurang jelas (10)

Pembaca dapat menyimak keseluruhan masalah atau judul. Permasalahan atau hipotesis telah dinyatakan, namun tidak terlalu jelas tentang pengujiannya (11-13)

Judul cukup jelas dipaparkan dalam bentuk pola rancangan yang Maks. mengacu pada arah 15 pelaporan -Hipotesis jelas dan dapat diuji - Apabila diajukan dalam bentuk permasalahan, maka telah terandung ide-ide yang relevan untuk diteliti (14-15) Jumlah partisipan, cara seleksinya, populasi yang diwakilinya, semua jelas teridentifikasi (14-15) -Semua instrumen yang akan digunakan telah diidentifikasi dan dijustifikasi. -Telah didiskusikan tentang ukuran keterandalan dan kesahihannya. -Apabila dimerlukan desain percobaan, hal ini telah diuraikan secara sangat jelas (14-15) Maks. 15

Metodologi : Sampel

Ada informasi tentang Tidak jelas siapa partisipan, tapi tidak jelas partisipan atau jumlahnya, bagaimana populasi yang seleksinya, atau populasi diwakilinya mana yang diwakilinya (10) (11-13) - Tidak diuraikan mengenai instrumen dan bahan. - Sangat terbatas diskusi tentang penggunaan rancangan percobaan, jika diperlukan suatu rancangan pada penelitian ini (10) Prosedur, bila ada diberikan, sangat terbatas untuk mengidentifikasi agar penelitian berhasil -Telah diidentifikasi instrument dan bahan, namun informasi tentang kegunaannya tidak tercantum dalam laporan -Apabila diperlukan desain percobaan, hal ini telah diuraikan. (1113)

Metodologi: Instrumen, Bahan, dan Rancangan

Maks. 15

Metodologi : Prosedur

(10)

Bagian atau Bab tentang prosedur telah cukup menjelaskan cara seleksi sample, bagaimana desain akan diimplementasikan, dan oleh siapa atau metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data (11-13) Uraian tentang teknik yang akan digunakan dalam menganalisis data telah diberikan. Namun teknik statistik yang digunakan mungkin keliru

Prosedur telah diuraikan dengan jelas dan gambling Maks. Peneliti lain yang akan 15 mereplikasi penelitian ini memperoleh informasi yang cukup untuk dapat mengikuti setiap langkah penelitian (14-15)

Analisis data

Tidak didiskusikan tentang jenis analisis data yang akan digunakan (5)

Cara analisis telah Maks. 10 dijustifikasi dan sesuai tentang cara pembentukan kelompok, jumlah kelompok yang terlibat, jumlah variable, dan jenis data yang

atau tidak dijustifikasi. (7 dikumpulkan. -8) Jadwal Pelaksanaan Tidak disajikan jadwal waktu pelaksanaan (1) Terdapat informasi tentang kapan rencana dilaksanakan. Jadwal waktu tertentu diragukan dapat terlaksana dalam kondisi normal (2-3) Secara umum penulisannya jelas, namun masih digunakan kata-kata yang mubazir. Banyak pengertian yang hanya tersirat, tidak tersurat. Ada struktur paragraph dan kalimat yang masih berulang. (11-13)

(9-10)

Jadwal waktu pelaksanaan Maks. 5 sudah dijelaskan dan perkiraan waktu pelaksanaan penelitian sangat logis (4-5)

Kejelasan Penulisan

Sukar disimak apa yang ingin diungkapkan oleh penulis. Banyak ejaan kata yang salah, gramatika dan penggunaan tanda baca yang keliru (10)

Cara penulisannya jelas, Maks. 15 singkat dan padat. Kadang penulisnya menggunakan kalimat aktif apabila sesuai. (14-15)

Ketepatan Waktu

Jumlah Nilai

Material Material dimasukkan Material dimasukkan tepat Maks.10 dimasukkan sampai akhir semester waktu terlambat lebih dari (7-8) satu semester (5) (9-10) 100 61-70 71-80 > 80 C B A

You might also like