You are on page 1of 32

PERAN IKHWANUL MUSLIMIN DALAM PERPOLITIKAN

DI INDONESIA

Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi proses


perkaderan di Asrama Mahasiswa Islam Sunan Giri

Oleh:
NAJ I B
(Warga Binaan Angkatan Ashabul Kahfi)

Pembimbing:
1. Chandra Irawan
2. Anwarudin Bukhori

ASRAMA MAHASISWA ISLAM SUNAN GIRI


JAKARTA
2009
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji serta syukur marilah selalu kita panjatkan atas berkat nikmat dan karunia
yang selalu diberikan oleh Tuhan semesta alam, yaitu Allah SWT. Shalawat dan salam
atas Nabi Muhammad SAW sang revolusioner sejati, pembawa risalah yang
sempurna. Semoga kita tetap istiqomah menjadi pengikutnya,

Makalah ini berjudul “Peran Ikhwanul Muslimin dalam Perpolitikan di


Indonesia” merupakan persembahan penulis bagi anda yang mencintai dunia
perpolitikan dan keislaman, dalam proses berfikir yang saya alami sampailah pada
rasa ingin tahu yang mendalam penulis tentang peran Ikhwanul Muslimin di Negara
Indonesia, mengingat bagi saya mereka mereka memiliki cara khas dalam berpolitik
dan berdakwah

Dalam proses penyusunan makalah ini banyak sekali pihak yang membantu
sehingga makalah ini dapat terealisasikan untuk itu pemakalah mengucapkan banyak
terima kasih, terutama kepada :
1. Allah swt (Hadza min fadhli rabbi)
2. Keluarga Pemakalan Tercinta yang selalu memberikan spirit
3. Bpk. Suhafid Musdin selaku Pembina AMI-SG
4. Kanda Anwarudin Bukhari sebagai Pembimbing I atas masukan-masukannya
yang konstruktif
5. Kanda Chandra Irawan sebagai Pembimbing II atas motivasi dan kritiknya
yang bermanfaat
6. Kanda-kanda senior dan Pengurus AMI-SG sebagai pembimbing sejati bagi
pemakalah
7. Rekan-rekan seperjuangan Warga Percobaan angkatan Fisabilillah, Ashabul
Kahfi, Arrijalul Khoir, Ulul Albab. Kitalah the real asset YAPI
8. Seluruh phak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh pemakalah
Semoga kita semua
Makalah ini sudah diupayakan proporsional dalam menilai dan objektif dalam
penyampaiannya, tetapi ada beberapa hal yang tak lepas dari subjektifitas pemakalah
sebagai bagian dari insan yang dhoif. Mengingat keterbatasan pengetahuan penulis
tentu kelemahan dan kekurangan mudah ditemukan oleh anda sekalian, untuk itu
saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi kemajuan di masa yang
akan datang.
Semoga kita semua selalu mendapat ridho Allah swt. Amiin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta 31 Mei 2009


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945,


pergerakan organisasi Islam dalam perpolitikan di Indonesia pada awalnya mampu
terkomodasi dengan demokratis, terbukti dengan kemenangan partai Masyumi
sebagai partai Islam pertama yang menang dalam Pemilu tahun1955. Pemilu pada
masa itu pula disebut sebagai pemilu paling demokratis di Indonesia.
Kemudian partai dengan ideologi islam tersebut menjadi lawan politik yang
besar sehingga pada saat itu menjadi ancaman bagi partai-partai lain,
terutama Partai Komunis Indonesia. Akhirnya Soekarno menerbitkan
Keppres Nomor 200/1960 tanggal 15 Agustus 1960, yang isinya
membubarkan Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI) Partai Masyumi
dibubarkan oleh Soekarno. Jika dalam tempo seratus hari kedua partai itu
tidak membubarkan diri, maka partai itu akan dinyatakan sebagai partai
terlarang. Sebab itulah Ketua Umum Masyumi Prawoto Mangkusasmito dan
Sekjennya Muhammad Yunan Nasution, mengeluarkan pernyataan politik
membubarkan Masyumi, mulai dari pusat sampai ke daerah-daerah1

Kepres pembubaran Masyumi disebabkan oleh penolakan Masyumi atas


gagasan Soekarno tentang Nasakom (Nasionalis-Agamis-Komunis), pembubaran
Masyumi disinyalir merupakan hasutan PKI yang pada masa itu dekat secara
politik dengan Soekarno. Sejak bubarnya masyumi para ulama di Indonesia
sedikit sekali yang bergelut dalam bidang politik, sedang yang masih aktif seperti
Prawoto, Mohamad Roem, Yunan Nasution, Isa Anshary, Kasman Singodimedjo,
Buya Hamka dan yang lain ditangkap tanpa alasan yang jelas
Pada awalnya Soeharto merupakan harapan bagi Masyumi, Presiden ke-2 itu
didukung baik itu dari kalangan eks-Masyumi maupun NU. Sehingga memberikan
angin segar untuk mendirikan kembali Masyumi. Tetapi Soeharto pada waktu itu
menolak merehabilitasi nama Masyumi, namun mewadahi kelompok eks
Masyumi, dengan memberi peluang kepada mereka mendirikan Partai Muslimin
Indonesia (Parmusi). Namun penguasa Orde Baru menolak eks tokoh-tokoh
Masyumi memimpin partai itu. Jangankan Natsir dan Prawoto, Mohamad Roem
yang dikenal sangat moderat, diplomatis dan kompromis juga ditolak. Djarnawi

1
http://www.yusril.ihzamahendra.com, diakses pada 20 April 2009
Hadikusuma, tokoh muda Muhammadiyah yang dikukuhkan menjadi Ketua
Parmusi juga terganjal, sampai akhirnya dengan dukungan penguasa, partai itu
dikomandani oleh Jailani Naro yang tak begitu jelas akar keterlibatannya dalam
gerakan politik Islam di masa lalu.
Walaupun tokoh-tokoh Masyumi telah dibebaskan, tokoh inti Masyumi
secara perlahan mulai tersingkir dari panggung politik. M. Natsir lebih memilih
mendirikan Dewan Da’wah Islamiyah. Sehingga pada waktu itu M. Natsir
memusatkan perhatiannya ke bidang dakwah sambil tetap bersikap kritis terhadap
pemerintah orde baru. Dakwah Islam akan makin meluas dan tak terbendung,
justru ketika kiprah politik mereka menghadapi hambatan. Natsir dan kawan-
kawannya mulai menyadari bahwa mereka mulai tua. Mereka mulai berpikir untuk
membangun kesadaran keagamaan kepada masyarakat menuju masa depan.
Mereka perlu menyiapkan generasi penerus bangsa yang dilandasi semangat dan
komitmen Keislaman. Untuk itu dakwah dalam arti seluas-luasnya, terutama di
kampus-kampus, harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh2
Pada pemilu pertama orde baru, soeharto menyederhanakan sistem
kepartaian di Indonesia sehingga dilakukan penggabungan empat partai
keagamaan yaitu Partai Nahdatul Ulama, Partai Seikat Islam Indonesia (PSII),
Perti dan Permusi menjadi Partai Persatuan Pembangunan.
Pada tanggal 20 Oktober 1964 Soeharto mendirikan sekretariat bersama
golongan karya yang merupakan afiliasi 77 organisasi non partai. Pada masa itu
Golongan karya menjadi partai terbesar di Indonesia. Golkar pada masa orde baru
merupakan kekuatan politik pendukung utama Soeharto. Hampir di semua bidang
pemerintahan dikuasai oleh Golkar. Pejabat pemerintahan, Pegawai Negeri Sipil,
ABRI sehingga pada masa orde baru nuansa KKN sangat kental sekali.
Arah politik pada masa orde baru adalah sentralistik dan diktator, terjadi
pemaksaan ideologi partai dan ormas yang sering dikenal dengan asas tunggal.
Pegawai Negeri Sipil yang diwajibkan mendukung Golkar, Penculikan aktivis,
dsb. Kesemuanya itu juga berdampak pada partisipasi politik masyarakat yang
sangat rendah. Karena semua sendi kehidupan mendapat kontrol yang ketat dari
pemerintah pusat.
Setelah sekian lama mendapat kecaman dari masyarakat akhirnya pada
tanggal 20 Mei 1998 rezim Orde Baru tumbang ditangan mahasiswa yang
2
ibid
menduduki gedung DPR/MPR masa kehidupan politik Indonesia setelah itu
disebut dengan orde Reformasi.
Pada pemilu pertama orde Reformasi tahun 1999 kemudian muncul partai-
partia islam yang menggunakan nama masyumi, seperti Partai Masyumi Baru dan
Partai Politik Islam Indonesia Masyumi (PPII Masyumi) selain itu berdiri juga
Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan (PK) yang sebelumnya banyak
dikenal dengan jamaah atau kelompok Tarbiyah. PBB mendeklarasikan partainya
sebagai keluarga besar pendukung Masyumi3.
Partai Bulan Bintang (PBB) adalah salah satu partai pendukung Masyumi
yang diminati oleh masyarakat muslim pada Pemilu 1999, sehingga partai yang
berdiri pada tanggal 17 Juli 1998 ini mampu mendapatkan suara 2,046 juta dengan
perolehan kursi di DPR 13 kursi dan berhak membentuk Fraksi Partai Bulan
Bintan (F-PBB) 4 Angka ini sungguh signifikan untuk partai yang baru pertama
kali mengikuti pemilu. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra adalah sang arsitek Partai
Bulan Bintang pada masa itu yang kemudian pada pemilu 2009 menjadi Ketua
Dewan Syuro PBB.
Pada pemilu itu pula muncul Partai Keadilan yang menurut Yusuf Qardhawi,
Partai Keadilan (kini berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera atau PKS)
merupakan perpanjangan tangan dari gerakan Ikhwanul Muslimin Mesir yang
mewadahi komunitas terbaik kalangan muda intelektual yang sadar akan agama,
negeri, dunia, dan zamannya5. Namun tulisan ulama yang kini bermukim di Qatar
itu belum pernah mendapat konfirmasi dari para pengurus DPP PKS. Jika dilihat
dari Piagam Deklarasi PKS dan AD/ART PKS, PKS tidak pernah menyebutkan
hubungannya dengan Ikhwanul Muslimin 6.
Sampai pada pemilu 2009 pada hasil real count yang dilakukan oleh KPU,
partai Islam yang lolos parlementary trashold diantaranya. PKS, PAN, PKB, PPP,
sedangkan Partai Bulan Bintang dan partai islam lain yang tidak memenuhi 2,5
persen suara tidak dapat mengikuti pemilu berikutnya.
Ditengah terjangan partai Nasionalis tidak banyak partai islam yang tetap
bertahan, kecuali PKS partai Islam lain mengalami penurunan jumlah pemilih
dengan angka yang cukup signifikan. Partai Islam seperti Partai Amanat Nasioanal

3
http://www.pbb-online.org, diakses pada 20 Aril 2009
4
www.pemilu.antara.com diakses pada 21 Aril 2009
5
Qardhawi, DR. Yusuf (2001), Umat Islam Menyongsong Abad ke-21, Era Intermedia, Solo
6
www.pk-sejahtera.org , diakses pada 19 Aril 2009
yang dipimpin oleh Sutrisno Bahir memilih caleg artis untuk mencari banyak
dukungan dari masyarakat, PKB harus berkonsentrasi mengembalikan
kepercayaan kaum Nahdiyin-nya, PPP yang mengalami disorientasi mesin politik.
Tetapi Partai Keadilan Sejahtera malah mendap tempat di Masyarakat dengan
menempati urutan ke 4 setelah SBY dengan total suara 7,8 persen (KPU). Di
tengah krisis orientasi politik umat Islam bagaimana PKS mampu bersaing dengan
partai papan atas? Bagaimana pola pergerakan mesin politik PKS yang terkenal
solid? Lalu bagaimana dengan peran ikhwanul Muslimin di dalamnya? Bagaimana
peran Ikhwanul Muslimin dalam perpolitikan di Indonesia?
Disisi lain, PKS memiliki keterikatan degan organisasi Internasional yaitu
jamaah Ikhwanul Muslimin. Hal ini mengakibatkan PKS dikenal sebagai salah
satu partai pengusung ideologi politik trans-nasional yang sering bertentangan
dengan ideologi islam nasionalisme, lalu apakah perbedaan antara keduanya,
mengingat perbedaan antara keduanya ?

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Hubungan antara Ikhwanul Muslimin dan Partai Keadilan
Sejahtera ?
2. Bagaimana peran Partai Keadilan Sejahtera dalam Membawa perubahan
bangsa Indonesia ?
3. Bagaimana Pola pergerakan Ikhwanul Muslimin?
4. Bagaimana konsep politik PKS berdasarkan konsep politik Ikhwanul
Muslimin ?
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka dibatasi mengenai peran
Ikhwanul Muslimin dalam konsep politik Partai Keadilan Sejahtera

1.4. Perumusan Masalah


Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan masalahnya
pada “Bagaimana peran Ikhwanul Muslimin dalam Konsep Politik Partai Keadilan
Sejahtera”

1.5. Tujuan Penulisan


1. Mengkaji Partai Politik Islam dalam peta kekuasaan di Indonesia
2. Mengkaji seberapa besar pengaruh Ikhwanul Muslimin dalam konsep politik
Partai Keadilan Sejahtera
3. Sebagai wahana berfikir ilmiah dan sarana latihan menulis karya tulis ilmiah
4. Sebagai salah satu syarat menjadi warga tetap Asrama Mahasiswa Islam
Sunan Giri (AMI-SG)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Peran


2.1.1 Pengertian Peranan
Malakalah ini akan memngangkat sejauh mana peran sebuah organisasi
dalam kehidupan politik di Indonesia, untuk itu kita perlu berujab batasan
yang jelas tentang makna peran yang dimaksudkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia peran memiliki arti
seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
di masyarakat sedangkan peranan dapat diartikan sebagai bagian dari tugas
utama yang dilaksanakan

2.2 Hakikat Politik


2.2.1 Pengertian Politik
Mengingat makalah ini ketat kaitannya dengan perpolitikan, maka
sudah selayaknya kita membahas mengenai makna politik. Hal ini dikarenakan
politik dalam proses membangun bangsa sangat berpengaruh.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) politik adalah segala
urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dsb.) mengenai pemerintahan negara
atau terhadap negara lain7. Sedangkan menurut Prof. Miriam Budiardjo
menganggap bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu
sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-
tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu, ia juga
mengungkapkan bahwa ilmu politik merupakan ilmu sosial yang paling tua di
dunia, dimulai dari Yunani Kuno yang sudah mulai memikirkan masalah
negara pada tahun 450 SM8.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa politik adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan ketatanegaraan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, budaya,
dsb.
2.2.2 Teori Politik

7
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Depdikbud, 1988)
8
Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991)
Menurut Thomas P. Jenkin dalam The Study of Political Theory9
dibedakan dua macam teori politik, sekalipun perbedaan antara keduanya tidak
mutlak
A. Teori-teori yang mempunyai dasar moril dan yang menentukan norma-
norma politik (norms for political behaviour). Karena adanya unsur
norma-norma dan nilai (value) maka teori-teori ini boleh dinamakan
valuational (Mengandung nilai). Teori-teori ini dapat dibagi lagi dalam
tiga golongan :
1. Filsafat Politik (Political Philosophy)
Filsafat politik mencari penjelasan berdasarkan rasio. Ia melihat jelas
adanya hubungan antara sifat dan hakikat dari alam semesta (unverse)
dengan sifat dan hakikat dari kehidupan politik di dunia ini. Misalnya
menurut filsuf Yunani Plato, keadilan merupakan hakikat dari alam
semesta dan sekaligus merupakan pedoman untuk mencapai
“kehidupan yang baik” yang dicita-citakan olehnya.
2. Teori Politik Sistematis (systematic political theory)
Teori-teori politik ini tidak memajukan suatu pandangan tersendiri
mengenai metafisika dan epistemologi, tetapi mendasarkan diri atas
pandangan-pandangan yang sudah lazim diterima pada masa lalu.
Misalnya, dalam abad ke-19 teori-teori politik banyak membahas
mengenai hak-hak individu yang diperjuangkan terhadap kekuasaan
negara dan mengenai sistem hukum dan sistem politik yang sesuai
dengan pandangan itu. Bahasan-bahasan ini didasarkan atas pandangan
yang sudah lazim pada masa itu mengenai adanya hukum alam, tetapi
tidak lagi mempersoalkan hukum alam itu sendiri.
3. Ideologi Politik (Political Ideology)
Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai ide, norma-norma,
kepercayaan, dan keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki
seseorang atau sekelompok orang, atas dasar mana dia menentukan
sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan
menentukan tngkah laku politiknya

9
Thomas P. Jenkin, The Study of Poltical Theory (New York: Random ouse Inc., 1967)
Nilai-nilai dan ide-ide ini merupakan suatu sistem yang berpautan.
Dasar dari ideologi politik adalah keyakinan akan adanya suatu pola
tata tertib sosial politik yang ideal. Ideologi politik mencakup
pembahasan dan diagnose, serta saran-saran (prescription) mengenai
bagaimana mencapai tujuan ideal itu. Ideologi berbeda dengan filsafat
yang sifatnya merenung-renung yang mempunyai tujuan untuk
menggerakkan kegiatan dan aksi (action-oriented)

Dari beberapa ideologi dokrin politik misalnya demokrasi, Marxisme-


Leninisme, Liberalisme, Fascisme, Islam, dsb.

B. Teori-teori yang menggambarkan dan membahas fenomena dan fakta-fakta


politik dengan tidak mempersoalkan norma atau nilai. Teori-teori ini dapat
dinamakan valuational. Ia bersifat deskriptif. Ia berusaha untuk membahas
fakta-fakta kehidupan politik sedemikian rupa sehingga dapat di
sistematisasi dan disimpulkan dalam generalisasi-generalisasi.

2.3 Hakikat Partai Politik


2.3.1 Pengertian Partai Politik
Partai politik pertama lahir di negara-negara Eropa Barat. Dengan
meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan
serta diikutsertakan dalam proses politik. Pada permulaan perembangannya di
negara-negara barat seperti Inggris dan Perancis, kegiatan politik pada
mulanya dipusatkan pada kelompok-kelompok politik dalam parlemen.
Kegiatan ini mula-mula bersifat elitist dan aristokratis, mempertahankan
kepentingan kaum bangsawan terhadap tuntutan-tuntutan raja. Dalam
perkembangan selanjutnya di dunia Barat timbul pula partai yang lahir di luar
parlemen. Partai-partai ini bersandar pada suatu pandangan hidup ada ideologi
tertentu seperti Sosialisme, Kristen Demokrat, dan sebagainya. Dalam Partai
seperti ini disiplin partai lebih kuat, sedangkan pimpinan lebih bersifat terpusat

Adapaun beberapa definisi politik menurut para ahli sebagi berikut menurut
Prof. Miliam Budiardjo
• Calr J. Friedrich: Partai politik adalah “sekelompok manusia yang
teroganisasikan secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan
penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan
berdasarkan penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya
kemanfaatan yang bersifat idiil maupun materil” (A political party is a
group of human being, stably organized with of the objective of securing
or maintaining for its leaders the control of a goverment, with the further
objective of giving to members of the party, trhough such control ideal ang
material benefits and adantages)
• R.H. Soltau : “Partai Politik adalah sekelompok warga negara yang
sedikit banyak terorgansiasikan, yang bertindak sebagai satuan politik dan
dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, yang bertujuan
menguasai pemerintahan dan melaksanakan kebijakan umum mereka (A
group of citizens more or les organized, who act as a political unit and
who, by the use of their voting power, aim to control the goverment and
carry out their general politicies)
• Sigmund Neumann : “Partai Politik adalah organisasi dari aktivis-aktivis
politik yang berusaha untuk menguasai pemerintahan serta merebt
dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan suatu golongan atau
golongan-golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda” (A
political party is the articulate organization of society’s active political
agents, those who are concerned with the control f goverment power and
who compete for popular support with another group or groups holding
divergent views)

Dari beberapa definisi di atas dapatdisimpulkan bahwa Partai Politik


secara umum dapat diartikan suatu kelompokmyang terorganisasikan, yang
anggota-anggotanya memperjuangkan nilai-nilai dan cita-cita yang sama,
tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik, dan merebut
keududukan politik. Dan biasanya menggunakan cara yang konstitusional
dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya.
Ideologi politik transnasioanal dan nasionalis merupakan dua ideologi politik
yang mewarnai perpolitikan di Indonesia, tetapi pada kenyataannya belum banyak
yang mengetahui bagai mana kedua ideologi ini secara mendalam. Untuk itu perlu
dijelaskan terlebih dahulu, terutama dalam tubuh arah politik partai Islam di
Indonesia.

2.3.2 Pengertian Politik Islam Trans-Nasional dan Islam nasionalis


Ideologi politik transnasioanal dan nasionalis merupakan dua ideologi
politik yang mewarnai perpolitikan di Indonesia, tetapi pada kenyataannya
belum banyak yang mengetahui bagai mana kedua ideologi ini secara
mendalam. Untuk itu perlu dijelaskan terlebih dahulu, terutama dalam tubuh
arah politik partai Islam di Indonesia

• Politik Islam Tran-Nasionalis


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata transnasional berarti
sebagai perusahaan mereka selalu mematuhi ketentuan pengimpor. Sedangkan
Menurut Badan Intelejen Negara yang dimaksud dengan ideologi muslim
transnasional adalah gerakan Islam yang berada di tanah air, tetapi dikendalikan
dari luar negeri, Misalnya Ikhwanul Muslimin, Hizbuttahrir, Salafi dll.10 KH
Hazim Muzadi juga menyatakan bahwa ideologi ini adalah bagian dari
International political movement (gerakan politik dunia)11
Dalam partai Islam sendiri, ideologi ini dimotori oleh semangat
mendirikan negara islam dengan syariat serta penyatuan negara-negara tersebut
dalam satu kepemimpinan yang disebut Daulah Islamiyah.
Perbedaan antara golongan ini yang paling mendasar adalah cara dakwah
untuk mendirikan Daulah Islamiyah tersebut, Ikhwanul Muslimin contohnya
menurut Sayyid Qurbh zaman sekarang seperti zaman jahiliyah dulu, sehingga
aqidah dan akhlaq lebih diutamakan dibandingkan dengan aturan dan sistem12

10
www.nu.or.id diakses pada 16 Mei 2009
11
www.lakpesdam.com diakses pada 16 Mei 2009
12
Sayyid Qutbh. Abdullah Azzam. Mengapa Aku Dihukum Mati. ( Jawa Tengah: Kafayeh, 2008)
• Politik Politik Islam Nasioanlis (Islam Kebangsaan)
Ideologi yang kedua adalah Nasionalisme dalam KBBI berarti ajaran
untuk mencintai bangsa dan negara sendiri atau politik untuk membela
pemerintahan sendiri, sedang menurut Aggun Gunawan seorang aktivis Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah Jogja menyebutkan bahwa ideologi ini secara
sederhana diartikan sebagai organisasi yang mengakui keutuhan NKRI, seperti
Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah.
Geakan-gerakan Menurut KH Hazim Muzadi diawali dari pandangan
bahwa Islam adalah sebuah jalan hidup, bukan sebuah ideologi politik dan
menurutnya substansialisasi agama lebih utama daripada harus memformalisasi
agama13. Sehingga menurutnya format NKRI sudah tepat

Kalangan Nahdiyin juga berpendapat bahwa mereka mendukung negara


nasional (nasional state) daripada menjadikan islam sebagai ideologi negara,
karena hal ini tidak mungkin dilaksanakan pada masyarakat yang plurar yang
mengakibatkan agama lain tidak bisa menerimanya 14

13
ibid
14
Umaruddin Masdar. Eman Hermawan. Ahmad Baso, Politik Walisongo dan Visi Kebangkitan Bangsa
(Jakarta : KLIK R, 2006)
BAB III
PEMBAHASAN

2.4 Profile Ikhwanul Muslimin


3.1.3 Sejarah Ikhwanul Muslimin
Jamaah Ikhwanul Muslimin berdiri di kota Ismailiyah, Mesir pada
Maret 1928 dengan pendiri Hassan al-Banna, bersama keenam tokoh lainnya,
yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman
Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi. Ikhwanul Muslimin pada saat itu
dipimpin oleh Hassan al-Banna. Hasan al-Banna dilahirkan di Kota
Mahmudiyah, Mesir pada tahun 1906 M. Kemudian Bapaknya adalah seorang
ulama yang berprofesi sebagai tukang jam yang dijuluki As-Sa’ati.
Kesederhanaan, lingkungan yang bersih serta keadaan kuluarga yang
kental dengan nilai-nilai keislaman pada masa itu terlihat sangat kontras
dengan kondisi masyarakat Mesir. Dunia Islam dan bangsa Mesir khususnya
pada masa identik dengan keterjajahan dan ketertindasan berikut segenap
implikasinya berupa kebodohan, kemiskinan dan kemaksiatan.
Setelah melanglang buana melakukan pengamatan panjang terhadap
kondisi umat, sampailah Hasan muda pada satu kesimpulan bahwa “Umat
harus segera bangkit. Namun Aset utama ini utuk kembali bangkit telah
terkuras habis, kecuali satu : itulah pemuda” 15
Seharusnya umat Islam berjaya. Tetapi kenyataanya pada saat itu
malah sebaliknya demikian Hasan muda berfikir, dengan sisa potensi yang ada
yaitu pemuda Hasan Al-bana mencoba membina, mendidik dan membangun
kepribadian pemuda Islam. Kemudian hal inilah yang menjadi fokus gerakan
dakwah yang dipimpinnya. Tercermin dalam ucapannya yang sangat terkenal
di kalangan pendukung ikhwan Nahnu fi ‘asyri at-takwin, fakawwinu
anfusakum (Kita sekarang ini berada di abad pembentukan pribadi, maka
bentuklah diri kalian masing-masing). Karena dari pribadi yang baik itu akan
terbentuk keluarga yang islam, kemudian terbentuk masyarakat islami yang
diridhoi Allah.

15
Mahmud, Ali Abdul Halim.Perangkat-perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin (Solo : Era
Intermedia, 2008)
Dalam kesempatan lain Hasan Al-Bana menyatakan : Ikhwan adalah
dakwh salafiyah (dakwah salafi), thariwah shunniyah (Penganut Ahlu sunan
wal jama’ah), hakikat sufiyah (mereka adalah kaum sufi yang wara’), jama’ah
riyadhiyah (sekaligus klub olahraga yang tekun penuh perhatian menjaga
kebugaran fisik), syirwah iqtishadiyah (perserikatan yang mengelola bisnis
secara profesional), dan hai’ah ilmiyah tsaqafiyah (gerakan yang sangat
memperhatikan ilmu pengetahuan dan penambahan wawasan)
Ikhwanul muslimin memulai kegiatannya pada bulan Dzulhijjah 1346
H/1928 M di Kota Islamiyah lalu pindah ke Kairo pada tahun 1350 H/1932 M.
Setelah itu tersebarlah ia ke berbagai penjuru Mesir, lalu ke begeri-negeri
Arab, kemudian ke negeri-negeri Islam pada umumnya, dan bahkan akhirnya
menyentuh seluruh penjuru bumi.
Pada tanggal 8 Desember 1948 pemerintah Mesir yang dipimpin
Muhammad Fahmii Naqrasyi mengeluarkan keputusan membekukan
Ikhwanul Muslimin. Tidak lama setelah pembekuan itu Muhammad Naqrasyi
diculik. Gencarnya pemberitaan media massa pada saat itu membuat orang
curiga pada gerakan Ikhwanul Muslimin.
Pada tanggal 12 Februari 1949 secara misterius Hasan al-Bana
tebunuh. Namun satu tahun kemudian pemerintah Mesir di bawah Perdana
Menteri Mustafa an-Nuhas Pasha Parlemen menganggap bahwa pembekuan
Ikhwanul Muslimin tidak sah dan inkonstitusional. Kemudian pada tahun
1952, Mesir di bawah pimpinan Muhammad Najib bekerjasama dengan
Ikhwanul Muslimin dalam rencana menggulingkan kerajaan monarki Raja
Faruq pada revolusi Juli. Tapi dikarenakan tujuan revolusi adalah membentuk
Republik Mesir yang dikuasai oleh militer sehingga Ikhwanul Muslimin
menolaknya. Sehingga pada saat itu Jamal Abdul Nasir menganggap ikhwanul
muslimin menolak mandat revolusi. Sejak itu pula ikhwanul muslimin
bermusuhan kembali dengan pemerintah
Pada saat ini Ikhwanul Muslimin dipimpin oleh Umar Tilmisani yang
memilih jalan moderat dengan tidak bermusuhan dengan pemerintah. Rezim
Husni Mubarok juga menekan Ikhwanul Muslimin, sehingga pada saat ini
Ikhwanul Muslimin menjadi partai oposisi di pemerintahan Mesir
3.1.2 Karakteristik dakwah Ikhwanul Muslimin
Dakwah Islamiyah menurut Hasan al-Banna memiliki ciri-ciri khusus,
berbeda dengan dakwah-dakwah lain, yang dapat diringkas sebagai berikut :
1. Rabbaniyah (Berketuhanan) dalam sumbernya, yaitu Wahyu Allah
2. Wasathiyah (Moderat) sebagai (sifat) pilihan Allah untuk dakwah
3. Ijabiyah (Positif) pandangannya terhadap alam, manusia dan kehidupan
4. Waqi’iyah (Realistis) ketika berinteraksi dengan individu dan masyarakat
5. Akhlaqiyyah (Moralitas) dalam sarana dan tujuannya
6. Syumuliyah (Universal ) dalam manhajnya
7. ‘Alamiyah (Mendunia) dalam dakwahnya
8. Syuuriyah (Bermusyawarah) dalam pemutusan hukumnya
9. Jihadiyah (Jihad) terhadap orang yang menghalangi jalan dakwah dan
penyebarannya
10. Salafiyah dalam pemikiran, konsep dan akidahnya

3.1.3 Rukun Bai’at Ikhwanul Muslimin


1. Fahm (Pemahaman)
2. Ikhlas
3. amal
4. jihad
5. tadhiyah (Pengorbanan)
6. taat
7. tsabat (Keteguhan)
8. tajarrud (Kemurnian)
9. ukkhuwah
10. tsiqah (Kepercayaan)

3.1.4 Prinsip-prinsip Ikhwanul Muslimin


Beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh masyarakat insan
muslin, rumah tangga muslim, masyarakat muslim, dan negara muslim
menurut Ikhwanul Muslimin antara lain
1. Rabbaniyah : segala orientasi individu, sosial atau bernegara semata-mata
karena mengharap ridho Allah swt. Dengan mentaati segala larangannya
dan menjauhi segala larangannya
2. Menjaga jati diri manusia dari hal-hal yang membuat Allah murka, mulia
dari segala yang rendah, dan berusaha menggapai kesucian diri (ikhlas)
3. Beriman pada hari berbangkit, hisab, dan pembalasan siksa
4. Bangga dengan ikatan ukhuwah sesama manusia dan melaksanakan hak-
haknya
5. Perhatian dengan peran wanita dan laki-laki sebagai sekutu yang tidak
dapat dipisahkan dalam membangun masyarakat, komitmen dan
kesempurnaan, persamaan, dan menegaskan akan pentingnya peran
keduanya dalam pembangunan dan kemajuan masyarakat
6. Kemerdekaan, kepemilikan, dan musyarakah, hak untuk hidup

3.1.5 Misi dan Tujuan Ikhwanul Muslimin


Hasan al-Bana menyampaikan bahwa misi dan tujuan al-Ikhwan adalah “kami
menginginkan terbentuknya sosok individu muslim, rumah tangga Islami,
bangsa yang Islami, pemerintahan yang Islami, negara yang dipimpin oleh
negara-negara Islam, menyatukan perpecahan kaum muslimin dan negara
mereka yang terampas, kemudian membawa bendera jihad dan dakwah kepada
Allah sehingga dunia mendapatkan ketenteraman dengan ajaran-ajaran
Islam”16
Kemudia pada tujuannya Hasan al-Bana menfokuskan pada dua hal yaitu
1. Membebaskan negeri Islam dari kekuasaan asing, karena merupakan hak
alami setiap manusia yang tidak boleh dipungkiri kecuali orang yang
zhalim, jahat atau biadab
2. Mendirikan negara Islam, yang bebas dalam menerapkan hukum Islam dan
sistem yang Islami, memproklamirkan prinsip-prinsip yang mulia,
menyampaikan dakwah dengan bijak kepada umat manusia. Jika hal ini
tidak terwujudkan maka seluruh kaum muslimin berdosa, akan diminta
pertanggungjawabannya di hadapan Allah yang Maha Tinggi dan Maha
Agung karena keengganan mendirikan daulah Islam dan hanya berdiam
diri.”

3.1.6 Sarana Ikhwanul Muslimin


16
http://www.al-ikhwan.net diakses pada5 Mei 2009
Dalam menjalankan roda pergerakan organisasi ini, ada beberapa sarana dalam
melaksanakan pengkaderan, antara lain
a. Insan Muslim yang terdiri dari
1. Murobbi yang bergerak dalam bidang pembinaan
2. Metode yang tersusun dan manhaj
3. Lingkungan yang memiliki ideologi dan kemampuan yang memadai
b. Rumah tangga muslim
c. Masyarakat atau bangsa yang Islami
d. Pemerintah Islami
e. Negara Muslim
f. Negara Islam yang satu
g. Negara Islam yang Internasional (Daulah Islamiyah), inilah merupakan
tujuan utama Ikhwanul Muslimin dalam berpolitik.
Dalam menjalankan pergerakan, jamaah al-Ikhwan sering menggunakan
istilah Tarbiyah sebagai pola perkaderannya.

3.1.7 Manhaj (Pedoman) Ikhwanul Muslimin


Manhaj Al-Ikhwan dalam melakukan perbaikan masyarakat dan tarbiyah
tampak pada karakter tujuan asasi yang menjadi fokus dan perhatian jamaah,
di antaranya adalah:
1. Rabbaniyah.
2. Bersentuhan dengan jiwa kemanusiaan.
3. Meyakini adanya ganjaran dan balasan.
4. Memproklamirkan persaudaraan insani.
5. Laki-laki dan wanita bersatu dalam berkontribusi membangun masyarakat,
memiliki porsi masing-masing agar lebih fokus dan kuat terhadap misinya
masing-masing.
6. Tawazun (seimbang) dalam memenuhi hajat ruh dan jasad.
7. Memberikan jaminan kepada masyarakat hak untuk hidup, mendapatkan
keamanan, kebebasan, pemilikan, aktivitas, kesehatan dan mengeluarkan
pendapat.
8. Menegaskan pentingnya persatuan, dan tercelanya perpecahan, berusaha
menghilangkan khilaf dan perdebatan.
3.1.8 Ikhwanul Muslini di Indonesia
Dr. KH. Gozhali Said penulis buku “Ideologi kaum fundamentalis
Trans-Pakistan Mesir” mengungkapkan bahwa Ikhwanul Muslimin dalam
sejarah panjangnya masuk ke Indonesia terbagi dalam dua faksi. Faksi pertama
faksi resmi, namanya ikhwan juga. Mereka menerima negara demokrasi dan
negara nasional, tetapi penerimaan tersebut sebagai sarana mendirikan negara
Islam dengan syariah. Ikhwan faksi pertama di masing-masing negara
memiliki nama-nama berbeda, di Sudan namanya Jamaah Islamiyah, di al-
Jazair bernama FIS, di Palestina bernama HAMAS, dan di Indonesia menjadi
PKS. Inilah faksi resmi Ikhwanul Muslimin dan terdapat mursyidul ammnya di
Mesir
Faksi yang kedua adalah faksi jihad, yang menurut istilah BIN-nya itu
hudaibiyah dan mursyidul amnya yaitu Hassan Hadibi, ketika itu pula ada
tadhimul khosnya yang dipegang oleh Sayyid Qutbh atau sebagai gerakan
militer yang memiliki persenjataan. Faksi Sayyid Qutbh ini membentuk Islam
radikan yang non-Negara, karena menurutnya dalam buku yang berjudul Pelita
Jalana (Maali fi Thorieq) negara tanpa syariah adalah negara jahiliyah, dan
negara dan pemimpinnya menjadi musuh utama. Diantara gerakan yang
termasuk faksi ini adalah Jamaah Islamiyah pimpinan Osama bin Ladin, yang
menurut Dr. KH. Ghozali adalah percampuran antara al-Ikhwan dengan
Wahabi di Afganistan. Dari Afghanistan dikirimkan dari Indonesia beberapa
sukarelawan, diantaranya Amrozi dan kawan-kawan
Gerakan model kedua adalah Hizbut Tahrir yang dulu merupakan al-
Ikhwan juga. Syeikh Taqiyudin an-Nabhani bergabung dengan al-Ikhwan
ketika perang melawan Irael tahun 1948, karena mengalami kekalahan ia
mendirikan gerakan baru karena menurutnya kekalahan umat islam
disebabkan karena tidak adanya khilafah islamiyah
Ikhwanul Muslimin sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1930 oleh
para pendatang baru dan jamaah haji. Al-Ikhwan pula yang menginspirasikan
M. Natsir mendirikan Partai Masyumi, sebagai partai umat islam terbesar saat
itu 17

3.2 Profile Partai Keadilan Sejahtera


3.2.3 Sejarah Partai Keadilan Sejahtera
17
Majalah Sabili Edisi Khusu tahun 2004
Sebenarnya sangat sukar untuk membedakan ideologi, visi dan strategi
berbagai partai politik yang ada di Indonesia karena dominannya
18
komersialisasi dan pragmatisme. Partai politik hanya memiliki simbol-
simbol berbeda, tetapi esensinya maupun programnya adalah sama. Tetapi
dalam tubuh PKS kesamaan itu bukan terdapat dalam tubuh beberapa partai
politik yang ada di Indonesia, melainkan dengan organisasi Ikhwanul
Muslimin yang telah dijelaskan.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) didirikan pada tanggal 20 April 2002
dan merupakan kelanjutan dari Partai Keadilan didirikan pada tanggal 20 Juli
1998 di Jakarta. Partai ini telah mengikuti 3 kali pemiliha umum, yaitu pada
tahun 1999 meraih 1,4 Juta suara (pk-sejahtera.org) kemudian pada pemilu
2004 mendapat 7,34% atau 8.325.020 suara (KPU) dan pada Pemilu 2009 dan
mendapat suara sebanyak 7,88% atau 8.206.955 (KPU), Angka tersebut
menunjukkan bahwa PKS mendapatkan kepercayaan masyarakat yang cuku
besar dari tiap pemilihan umum. Partai pengusung ideologi trans-Nasional ini
dikenal memiliki mesin politik yang kuat, dokrin politik PKS mampu
menghasilkan kader-kader yang solid, sehingga partai berjalan lancar dalam
agenda-agenda politiknya, sebagai contoh; dalam setiap kegiatan kepartaian,
terutama kegiatan perngkaderan pembiayaan dilakukan dengan cara swadaya
peserta. Berupa infaq, sumbangan, dsb. Sehingga dari hal ini dapat kita lihat
bahwa berpolitik menurut mereka adalah jalan yang harus ditempuh sebagai
bagian dari menjalankan agama, sehingga semuanya akan mereka anggap
sebagai ibadah terhadap Allah swt.

3.2.4 Falsafah Dasar Pejuangan PKS

18
Rafik, Ishack. Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia : Sebuah Investigasi 1997-2007, mafia
ekonomi dan Jalan Baru Membangun Indonesia (Jakarta : Ufuk Publishing House, 2008)
Falsafah Dasar Perjuangan PKS, Jalan keadilan menuju kesejahteraan sebagai
berikut
Keadilan meurut mereka adalah kenyataan kehendak ilahi, akal budi, dan
usaha manusia yang melekat baik dalam struktur fisik dan psikis manusia yang
harus dibuktikan. Keadilan itu dalam setiap aspek kehidupan akan memiliki
arti sebagai berikut
• Teologi : Tauhid sebagai landasan tata kehidupan
• Individu : Membebaskan diri dari sikap mendzolimi
• Keluarga : Lingkungan keluarga yang egaliter yang menjadi basis
internalisasi dan ideologisasi nilai-nilai
• Sosial : Hak-hak sosial masyarakat terdistribusi secara proporsional
hingga terbangun kesederajatan sosial dan kehidupan yang
tenteram dan dinamis menuju terbentuknya masyarakat
madani
• Ekonomi : Ekonomi egaliter sebagai cermin sistem ekonomi yang
berkeadilan
• Hukum : Tegaknya persamaan hak di hadapan hukum bagi setiap
orang
dengan prosedur dan mekanisme yudisial yang berkeadilan
• Kebudayaan : Pluralitas kebudayaan sebagai entitas yang berinteraksi
secara
harmonis menuju kemajuan peradaban
• Pendidikan : Pendidikan integratif untuk membangun manusia yang
mampu merealisasikan “amanah” penciptaannya menuju
kehidupan yang sejahtera dan kemajuan bangsa
• Iptek : Pemanfaatan dab pengendalian ilmu pengetahuan dan
teknologi secara etis sebagai modal dasar pembangunan
peradaban untuk kesejahteraan manusia dan kemandirian
bangsa
• Gender: Relasi gender yang proporsional yang saling melengkapi dalam
rangka merealisasi “amanah” penciptaan manusia
Semua keadilan di atas haru menjadi Budaya/Culture yang diartikan sebagai
sistem nilai masyarakat yang terintegrasi dalam prilaku individu dalam prilaku
individu dan kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Jika sudah
menjadi budaya maka akan melihrkan kesejahteraan yang diartikan
terpenuhinya kebutuhan warga secara seimbang berdasarkan pemeliharaan
lingkungan hidup dan pewarisan nilai luhur. Tercaoainya kemajuan bangsa
yang tidak hanya diukur dengan investasi fisik dan ekonomi, melainkan juga
investasi sosial berupa kreativitas, intelektualitas, dan spiritualitas warga

3.2.5 Platform PKS


Salah satu Platform PKS adalah memperjuangkan Masyarakat Madani
yang adil, sejahtera, dan bermartabat dalam buku Platform Pejuangan PKS
yang diterbitkan Majelis Pertimbangan Pusat PKS dpat diartikan sebagai
berikut
Masyarakat Madani adalah Maasyarakat berperadaban tinggi dan
maju yang berbasiskan pada : nilai-nilai, norma, hukum, moral, yang ditopang
oleh keimanan; menghormati pluralitas; bersikap terbuka dan demokratis; dan
bergotong-royong menjaga kedaulatan Negara. Pengertian genuin dari
masyarakat madani iu perlu dipadukan dengan konteks masyarakat Indonesia
di masa kini yang Ukhuwwah Islamiyyah (Ikatan keislaman), Ukhuwah
Wathaniyyah (ikatan kebangsaan) dan Ukhuwwah Basyariyyah (Ikatan
Kemanusiaan), dalam bingkai NKRI
Adil adalah dimana entitas dan kualitas kehidupan-baik pembangunan
politik, ekonomi, hukum, dan sosial kemasyarakatan ditempatkan secara
profesional dalam ukuran yang pas dan seimbang, tidak melewati batas. Yakni
sikap moderat, suatu keseimbangan yang terhidar dari jebakan dua kutub
ekstrem : mengurangi dan melebihi (tafrith dan ifrath)
Sejahtera mengarahkan pembangunan pada pemenuhan kebutuhan
lahir dan batin manusia, agar manusia dapat memfungsikan dirinya sebagai
hambah dan Khalifah Allah. Yaitu keseimbangan antara kebutuhan dan sumber
pemenuhannya. Kesejahteraan dalam arti yang sejati adalah keseimbangan
(tawazun) hidup yang merupakan buah dari kemampuan seseorang memenuhi
tautan-tautan dasar seluruh dimensi dirinya (ruh, akal, dan jasad)
Bermartabat Secara individual dan sosial menuntut bangsa Indonesia
untuk menempatkan dirinya sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang mampu menampilkan dirinya,
baik dalam aspek sosial, politik, maupun budaya secara elegan, sehingga
memuncukan penghormatan dan kekaguman dari bangsa lain. Martabat
muncul dari akhlaq dan budi pekerti yang baik, mentalitas, etos kerja dan
akhirnya bermuara pada integritas kepribadian dan muncul dalam wujud
produktivitas

3.2.6 Platform Konsep Pemerintahan PKS dalam Bidang Politik


Partai Keadilan Sejahtera memiliki kerangka platform Politik sebagai
berikut
Falsafah
Pripnsip Demokrasi dan Keadilan
Dasar
Terwujudnya masyarakat madani yang adil, sejahtera, dan
VISI
bermartabat
Mempelopori Reformasi Sistem Politik, Birokrasi, Hukum,
MISI
dan Hankam
Membangun sistem politik yang sehat, penegakan hukum
STRATEGI
yang adil, dan hankam yang mantab
Membangun Membangun Membangun Membangun
sistem sistem sistem sistem
LANGKAH ketatanegaraan politik yang penegakan hamkan
UTAMA yang baik stabil, hukum yang yang adil
dinamis dan adil
efisien
Otonomi daerah yang proporsional
LANGKAH
Pengokohan sistem multipartai
PENDUKUNG
Penegakan Rule of law
Pemilu yang Aparat Birokrasi dan Infrastruktur
FUNDAMENTAL
POLITIK
demokratis penegak hukum yang Hankam yang
dan sederhana bersih tangguh

3.2.7 Mesin Dakwah Politik PKS


Mesin Politik merupakan elemen yang paling menentukan eksistensi
partai politik dalam mencapai tujuan, PKS dalam platform pembangunannya
menyebutkan bahwa sasaran mobilitas kader adalah upaya penyebaran kader
ke berbagai pusat kekuatan dan kekuasaan dalam rangka mempengaruhi,
merumuskan dan menterjemahkan, dan mengimplementasikan kebijakan
publik agar sesuai dengan nilai-nilai islam
Dalam dunia kemahasiswaan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim
Indonesia (KAMMI) disebut sebagai perpanjangan tangan PKS, sebenarnya
dalam AD/ART KAMMI jelas disebutkan bahwa KMMI merupakan
oraganisasi independen. Dan mereka secara tegas menolak jika dikatakan
demikian. Tetapi menurut Juanda Sukma (Kadep. Kebijakan Publik KAMMI
Sumatera Utara) KAMMI dan PKS memiliki kedekatan. Hal ini disebabkan
karena menurut KAMMI, PKS adalah salah satu partai politik yang memiliki
Platform potilik yang cocok diperjuangkan oleh KAMMI, sehingga dalam
realitanya kebanyak kader KAMMI juga menjadi kader PKS. 19

3.3 Pengaruh Ikhwanul Muslimin dalam Kebijakan Politik PKS


Secara umum gambaran kebijakan PKS dalam beragam hal yang akan dibahas
memiliki keyakinan yang sama terhadap partai politik yang lain, tetapi ada beberapa
hal spesifik yang merubah main stream arah kebijakan PKS dalam mengatasi masalah
Negara yang tidak dimiliki oleh partai lain, bahkan sebagian belum dapat diterapkan
karena masih menuai banyak kontoversi.

3.3.3 Pengaruh pada Bidang Ekonomi


Mengenai permasalahan ekonomi ikhwanul muslimin berpendapat
bahwa praktik penggunaan tenaga asing, masuknya negeri-negeri ini dalam
daftar penghutang, pengurasan pengelolaan alam dan penyalahgunaannya,
tersebarnya riba dan beban ekonomi kepada Barat atau Timur, terejerumusnya
kita kepada perang yang mengakibatkan banyak mengeluarkan biaya, dan
banyaknya cara kotor untuk dapatkan penghasilan dan kekayaan20
mendapatkan perhatian serius untuk ditinggalkan dengan cara mendidik putra-
putri al-Ikhwan paham dan memiliki kemampuan untuk menghadapinya.
Sedang PKS sebenarnya tidak secara jelas membawa misi persatuan
dunia, tetapi dalam arah kebijakan ekonomi yang terdapat dalam platform PKS
mengindikasikan kesamaan sikap antara PKS dan Ikhwanul Muslimin. PKS
menganggap bahwa emas lebih baik digunakan sebagai standar mata uang
dunia, hal ini akan mengemiliminasi dominasi pasar non riil serta dominasi
negara-negara maju, menurutnya dolar adalah bentuk penghambat akan
19
www.kammi.or.id diakses pada 12 Mei 2009
20
Mahmud, Ali Abdul Halim, Peangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin (Solo : Era Intermedia,
2008)
kemajuan ekonomi negara berkembang. Oleh karena itu mereka menyebutkan
bahwa ekonomi Dunia sebaiknya menggunakan sistem egaliter. Dalam catatan
korupsi di Indonesia, sejak PKS didirikan tidak pernah terdapat kasus yang
melibatkan kader-kadernya, walaupun pada tahun 2009 terdapat Rama
Pratama yang dianggap bersama Abdul Hadi Jamal melakukan korupsi
pembuatan dermaga di Tanjung Api-api, tetapi sampai saat ini Rama belum
terbukti bersalah, bahkan statusnya hanya sebagai saksi.

3.3.4 Pengaruh Pada Bidang Hukum


Pandangan Ikhwanul Muslimin dalam permasaahan hukum adalah
menitikberatkan pada sumber pengambilan landasar hukum di Lembaga
Legislatif yang tidak berdasarkan pada hukum Islam, tetapi mengambil
landasar dari sistem barat yang jauh dari landasar islam tersebut. Sedangkan
Lembaga Eksekutif Menurutnya tidak menerapkan asas keadilan dan
persamaan dalam melaksanakan hukum di tengah masyarakat, sehingga
menciptakan kesengsaraan.
Pandangan al-Ikhwan pada sistem peradilan adalah menitik
beratkan perhatian pada hukum yang memeberlakukan hukum islam pada satu
sektor saja, yaitu individu. Sedangkan diluar urusan individu hukum
berlandaskan pada hukum di luar islam, bahkan terkadang memusuhinya.
PKS dalam analisa permasalahan bidang ekonomi di Indonesia
menyebutkan bahwa permasalahan di Indonesia di mulai dari sistem hukum
yang tebang pilih dan tidak tegas. Sedangkan solusi dalam penegakan hukum
harus meliputi penegakan hukum di dalam pemerintahan terlebih dahulu, dan
Menghapuskan segala jenis KKN dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
karena KKN merupakan sumber utama masalah di Indonesia
Secara tegas PKS tidak menyebutkan untuk menerapkan hukum
Islam dalam penerapan hukum di Indonesia, teteapi pada praktiknya PKS
adalah salah satu partai yang memperjuangkan hukum-hukum Islam dalam
Undang-undang atau Peraturan Pemerintah, seperti yang dilakukan oleh
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heyawan yang meminta merapihkan pakaian
penari Jaipong di Jawa Barat yang dinilai sebagai syariatisasi Jawa Barat,
mengingat latar belakang politik Heryawan adalah PKS.
3.3.5 Pengaruh pada Bidang Politik Luar Negeri
Politik luar negeri yang di anut Ikhwanul Muslinin adalah adanya
tujuan untuk mendirikan Daulah Islamiyah atau kepemimpinan Khilfah
Islamiyah bagi seluruh dunia. Menurut mereka meyakini bahwa kekhilafahan
merupakan lambang persatuan umat Islam, bentuk formal dari jalinan antar
umat Islam dan syari’at Islam yang harus diperjuangkan perwujudannya 21
Ikhwanul Muslimin berpendapat untuk mewujudkan daulah
Islamiyah jangan sampai terjebak pada formalitas aktivitas dan kedangkalan
berfikir, sehingga tidak sebanding antara produk yang dihasilkan dengan
target. Mereka megungkapkan bahwa hal utama untuk mewujudkan itu adalah
kekuatan aqidah dan iman, kemudian kekuatan kesatuan dan persatuan, setelah
itu baru kekuatan fisik dan senjata.
Dalam hal demokrasi Ikhwanul Muslimin berpendapat bahwa
ikhwanul muslimin memiliki kewajiban untuk terus berjuang untuk
membersihkan pemerintahan dari tangan-tangan para penguasa yang tidak
melaksanakan perintah Allah22
Partai Keadilan Sejahtera berpendapat bahwa politik luar negeri
Indonesia harus bebas dari pengaruh national state barat seperti International
Monetery Fund (IMF), World Bank, dll. Serta aktif dalam membantu negara-
negara tertindas, seperti Palestina. Palestina menjadi pusat perhatian PKS,
bukan hanya karena sesama muslim, tetapi disana terdapat sayap Ikhwanul
Muslimin lain yaitu HAMAS.
Secara jelas tidak dikatakan oleh PKS bahwa mereka akan
mendirikan Daulah Islamiyah, tetapi tahapan-tahapan mendirikah khilafah
seperti yang disebutkan di atas menjadi agenda politik PKS, sebagai indikator
adalah perjuangan mensyariatkan hukum-hukum negara.

21
ibid
22
ibid
3.4 Bukti Pengaruh Ikhwanul Muslimin dalam Konsep Politik Partai Keadilan
Sejahtera
Dalam AD/ART secara Struktural PKS tidak menyebutkan kedekatannya
dengan gerakan Ikhwanul Muslimin, tetapi ada beberapa hal yang menunjukkan
bahwa Ikhwanul Muslimin berpengaruh dalam Konsep Pemerintahan Partai Keadilan
Sejahtera, seperti Ikhwanul Muslimin dengan HAMAS memiliki kesamaan pemikiran
menjadikan HAMAS bagian dari gerakan PKS23. Adapun bukti kedekatan al-Ikhwan
dengan PKS antara lain :

1. Partai Keadilan Sejahtera dalam Platform Pembangunannya mengambil referensi


dari beberapa buku Hasan al-Banna dan Buku Rujukan Ikhwanul Muslimin
laiinya
2. Peryataan Dr. Yusuf Al-Qardawy dalam bukunya umat Islam dalam menyongsong
abad ke 21 (2001)
3. Dr. KH. Gozhali Said penulis buku “Ideologi kaum fundamentalis Trans-Pakistan
Mesir” yang mendapatkan informasi dari Badan Intelejen Negera (BIN)
4. Beberapa website resmi PKS memuat pemikiran-pemikiran Hasan al-Bana serta
membahas tentang pergerakan al-Ikhwan seperti tulisan Syaikh Jasim Muhalil
pada website www.pks-anz.org yang berisi pembelaan atas tuduhan-tuduhan
terhadap Ikhwanul Muslimin

23
Ahmad Izzudin, HAMAS : Intifadlah yang Tertindas (Jakarta: Gema Insan Press, 1993)
BAB IV
PENUTUP

2.5 Kesimpulan
Negara Indonesia pada sejarahnya tidak pernah menemukan ideologi yang
sempurna, baik dalam bidang politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Sejak Pemilu
pertama kali usahan untuk meformilkan Syariat sudah dilakukan oleh Masyumi agar
Indonesia memilih untuk berideologi Islam, tetapi karena fleksibilitas umat Islam
mengakibatkan usaha itu dibatalkan
Sejak keruntuhan Masyumi, partai Islam yang mendominasi adalah golongan
nasionalisme, seperti NU dan Muhammadiyah sehingga format NKRI dianggap sudah
sesuai dengan karakter bangsa yang plural. Sehingga hal di atas terjadi yaitu tidak
jelasnya ideologi yang dianut. Baru pada masa orde baru Soeharto menjadikan
ideologi Pancasila sebagai ideologi tunggal. Tetapi format ideologi Pancasila seniri
belum dapat diimplementasikan pada semua sektor, dalam hal ekonomi contonya, kita
lebih cocok dikatakan sebagai penganut kapitalisme.
Kemunculan ideologi trans-nasional di Indonesia merupakan manget baru
pada arah kebijakan dan strategi politik partai politik, terutama PKS yang berafiliasi
dengan Ikhwanul Muslimin dan Hizbuttahrir Indonesia yang berafiliasi dengan
Hizbuttahrir. Kedua gerakan ini bertujuan mensyariatkan hukum-hukum negara, dan
membuat persatuan seluruh dunia dalam satu format keislaman.
Partai Keadilan Sejahtera ditengah keringnya ideologi partai-partai di
Indoensia yang pragmatis, terutama partai Islam, PKS telah memberikan corak yang
khas. Mesin partai yang bergerak dengan semangat jihad merupakan agen-agen partai
yang solid dan militan, dalam Platform pembangunan PKS, mereka mampu
memformulasikan antara keanekaragaman Indonesia dengan konsep permanen dan
fleksibilitas Islam, walau belum diimplementasikan secara menyeluruh.
Ikhwanul muslimin, sebagai organisasi Internasional senantiasa menjadi
panutan bagi PKS, dalam beberapa konsep kebijakan dan pemikiran mereka memiliki
kesamaan, bahkan buku Hasan al-Banna dan para aktivis al-Ikhwan menjadi sumber
rujukan PKS dalam menentukan plaftorm pembangunannya
Ikhwanul Muslimin dan PKS berpendapat bahwa memformilkan syariah
merupakan sebuah jawaban dari keterpurukan bangsa, sistem ada belum mampu
membawa keadilan dan kesejahteraan karena berlandaskan kepentingan dan
kekuasaan bukan berlandaskan agama.
Menformalkan syariat Islam di Indonesia bukan tanpa tantangan, apalagi
menjadikan Islam sebagai hukum di Dunia, tetapi dengan spirit itu PKS mampu
bertahan sampai saat ini, karena bisa jadi disitulah letak keberhasilan PKS dalam
pemilu 2009, sedangkan partai-partai lain mengalami kekeringan ideologi dan spirit.

2.6 Saran
Penulis dalam kesempatan kali ini memiliki saran berkaitan dengan tema yang
diangkat
Menyikapi masalah benturan ideologi nasionalisme dan trans-Nasional
janganlah menjadi perpecahan umat Islam, karena masalah ini akan menjadi kemelut
yang akan menghancurkan nilai-nilai Islam. Hendaknya kita semua memiliki sikap
kedewasaan dalam berpolitik dengan memeberikan kesempatan kepada partai dengan
ideologi apapun yang tidak dilarang oleh negara untuk berpartisipasi aktif
membangun Indonesia dan dunia
Sebagai umat Islam, meliah Islam terintegrasi dengan sempurna bukan hanya
dalam menjalankan ritual individu, tetapi dalam bingkai yang lebih besar adalah cita-
cita bersama. Tetapi langkah itu harus mengedepankan cara-cara yang baik dan bijak,
karena dalam merubah tatatan sosial yang dibutuhkan adalah tranfusi amal dan akhlaq
bukan sistem dan aturan.
Partai Keadilan Sejahtera sebagai bagian dari bangsa Indonesia harus terus
mengedepakan rakyat Indonesia dalam perjuangannya, tidak menganggap bahwa
politik dan kekuasaan adalah tujuan, tetapi hal tersebut merupakan alat untuk
mencapai tujuan. Sehingga tidak terjebak dalam pragmatisme yang sempit dan
merugikan. Dan PKS hendaknya mampu menjadi contoh dalam hal melaksanakan
politik bersih yan gmampu diimplementasikannya. Sehingga
Dalam tubuh demokrasi yang sekarang kita gunakan tentu banyak kekurangan,
ini juga membutuhkan partisipasi kita dalam melaksanakan politik yang bersih, karena
demokrasi juga dapat digunakan sebagai ukuran sejauh mana Islam menjadi rahmatan
lil’alamin guna memecahkan masalah bangsa Indonseia. Setelah masalah bangsa ini
mampu dipecahkan dengan baik, kemudian kita akan lebih mudah berbicara tentang
pemecahan masalah dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Agus PR, “Dakwah Parlemen di Era Otonomi Daerah”, LP3M, 2005


al-Banna, Hasan, “Himpunan Risalan”, E-book, 2008
Aziz, Jum’ah Amin Abduh, “Ats-Tsawabit Wal-Mutaghayyirat : Konsep Permanen &
Fleksibel Dakwah Ikhwan” Al-I’tishom, 2008
Budiardjo, Miriam, “Dasar-dasar Ilmu Politik” , PT Gramedia Pustaka Utama, 1991
Depdikbud, “Kamus Besar Bahasa Indonesia” Dekdikbud, 1988
Izzuddin, Ahmad, “Hamas Intifadlah yang Tertindas”, Gema Insan Press, 1993
Mahmud, Ali Abdul Halim, “Perangkat-Perangkat Tarbiyah Ikhwanul Muslimin” Era
Intermedia, 2008
MPPPKS, “Falsafah Dasar dan Platform Kebijakan Pembangunan PKS”, MPPPKS,
2008
Qardhawi, Dr. Yusuf, “Umat Islam Menyongsong abad ke-21” Era Intermedia, 2001
Qutb, Sayyid dan Azzam, Abdullah, “Mengapa Aku Dihukum Mati” Kafayeh, 2008
Raffick, Ishak, “Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia : Sebuah Ivestigasi 1997-
2007, Mafia Ekonomi, dan Jalan Baru Membangun Indonesia” Upuk Publishing
House, 2008

www.wikipedia.org
www.yusril.ihzamahendra.com
www.pks-anz.org
www.google.com
www.al-Ikhwan.net
www.nu.or.id
www.lakpesdam.com
www.pbb-online.org
www.pemilu.antara.com
www.pk-sejahtera.org
www.kammi.or.id
BIODATA PENULIS

Najib lahir di Bekasi, 21 Maret 1989. tepatnya di desa


Babelan Kota. Lahir dari Bapak bernama M.Yusuf Alwy
dan Ibu Marfu’ah Shidiq. Ia merupakan anak ke 4 dari 7
bersaudara. Kecil layaknya anak-anak lainnya senang
bermain sepak bola, pada usia 5 Tahun mulai pra
sekolah di TK Attaqwa 19 kemudian melanjutkan
sekolah di MI Attaqwa 15, MTs Attaqwa 03, MA Negeri
1 Kota Bekasi, kemudian sampai saat ini tercatatan
sebagai Mahasiswa di Jurusan Fisika Universitas Negeri
Jakarta.

Najib sejak kecil sampai sekarang gemar sekali bersosialisasi, sehingga kegiatan
ekstrakurikuler selalu menjadi incarannya. Sejak SD ia sudah menjadi ketua Pramuka,
SMP menjadi ketua Paskibra dan Pramuka, Kemudia SMA mengikuti kegiatan
Jurnalis, Rohis, Paduan Suara, PMR, kemudia Ketua OSIS. Dan saat ini sebagai
Wakil Ketua Keluarga Alumni MAN 1 Bekasi, Sekjen HMI FMIPA UNJ, dan
Pengurus BEMJ Fisika.

Memang tidak banyak yang mampu digambarkan darinya, tidak ada prestasi yang
sangat luar biasa, tidak juga penting bagi sebagian orang. Tetapi semangatnya untuk
selalu merenggut khazanah ilmu sedalam-dalamnya akan terus mengantarkannya
mengelilingi dunia ini sampai akhir hayatnya. Dalam kehidupannya ia cenderung
memikirkan segala sesuatu yang bertentangan dengan apa yang disampaikan oleh
lawan bicaranya karena menurutnya mempertanyakan merupakan awal menemukan
kebenaran.

Pria yang bercita-cita ingin menjadi presiden ini sangat senang dengan internet, bukan
hanya sebagai media informasi. Tetapi internet menurutnya merupakan alternatif
dakwah baru di era modernisasi.

You might also like