You are on page 1of 10

MENGENAL PENDIDIKAN ANAK PRASEKOLAH

Reviu Buku Dr. Mansur. M.A (Pendidikan Anak Usia Dini)


Oleh:
Sufian Husni, Agus Asri Sabana, Normawati

A. Sekilas Pandangan Mansur Tentang Anak Prasekolah

1. Pengertian Anak Prasekolah


Bervariasinya pemahaman para ahli pendidikan tentang pengertian pendidikan anak
Prasekolah sehingga akan mengaburkan arah pembicaraan. Kajian ini mengarah
kepada tinjauan Dr. Mansur tentang anak Prasekolah dari sudut pandang agama, dari
hasil pengkombinasian agama dan umum. Mansur, dalam landasannya untuk
menjelaskan pengertian anak Prasekolah mengacu kepada The Nation Assocition for
The Education of Young Childhood (NAEYC). Early Childhood adalah anak yang
berusia sejak lahir sampai dengan usia delapan tahun. Batasan ini seringkali
dipergunakan untuk merujuk anak yang belum mencapai usia sekolah dan masyarakat
menggunakanya sebagai tipe Prasekolah.

2. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah


Pada perosesnya anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan
berbagai kegiatan jasmani. Pada usia tiga tahun anak mampu melakukan berbagai
gerkan-gerakan yang telah bagus, seperti melempar menaiki tangga dan berlari.
Sebagai orang tua dan guru harus memiliki potensi untuk mendorong untuk
perkembangan koqnitif dan motorik anak tersebut. Dengan demikian perlu adanya
perencanaan pendidikan untuk anak Prasekolah sehingga kognitif dan motorik anak
dapat terarahkan dengan baik.
Untuk merancang pendidikan anak, para orang tua dan guru perrlu berpikir
agar tidak terlalu banyak menuntut keterampilan di luar kemampuan anak. Setiap hari
anak-anak membutuhkan latihan kegiatan jasmani yang disertai kebugaran dan
aktivitas yang tinggi, tetapi kecendrungan anak saat ini lebih banyak melakukan
kegiatan pasif seperti menonton atau duduk diam di bangku atau kursi.
Dengan demikian perencaan yang harus dilakukan guru dan orang tua untuk
mendorong perkembangan jasmani anak-anak antara lain:
- memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain

1
- menyediakan fasilitas yang merangsang pergerakan motorik kasar dan halus
3. Keteraturan dan Ketidak Teraturan Perkembangan Anak Prasekolah
Dari konsepnya guru mempunyai kecenderungan memperlakuklan anak didiknya
dengan perlakukan rata-rata atau sedikit di atas rata-rata. Walaupun ada di antaranya
guru yang sedikit menyimpang, akan tetapi dalam beberapa hal masih dapat diterima.
Perbedaan yang ada di antara anak-anak biasanya adalah dalam betuk budaya, bahasa,
sosial dan perbedaan atau kelainan yang ditemukan.
- perbedaan budaya, setiap kelompok manusia di dalam suatu masyrakat
mempunyai nilai budaya yang khas sifatnya. Budaya dapat diartikan sebagai
sikap dan tigkah laku yang telah dipelajari dan dimiliki sekelompok orang.
- perbedaan bahasa, jika anak bebeda dari segi budaya maka seringkali mereka
juga berbeda dari segi bahasa yang dipergunakan. Misalnya anak memiliki
kemampuan retorika berbahasa indonesia yang berbeda, ini juga dapat
menyebabkan anak menjadi malu dan terhambat perkembangan sosialnya.
- perbedaan kelas sosial ekonomi, dari hasil penelitian ditemukan bahawa ada
perbedaan yang sagat signifikan dalam tugas akademik antara anak yang
berasal dari keluarga kurang mampu dengan anak dari keluarga yang lebih
mampu. Perbedaan ini pada dasarnya bukan berasal dari keturunan (heraditas),
namun sering dikatakan dengan pengaruh lingkungan.

B. Berbagai Bentuk Kurikulum Pendidikan Anak Prasekolah


Ada beberapa bentuk kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli dalam pendidikan
yakni:
1. kurikulum terpisah, artinya dalam setiap mata pelajaran mempunyai
kurikulum tersendiri dan satu dengan yang lainnya tidak ada
keterkaitannya, karna masing-masing mata pelajran mempunyai organisasi
yang terintegrasi.
2. kurikulum saling berkaitan, ialah antara masing-masing mata pelajaran
mempunyai keterkaitan, dan keterkaitan itu dapat dirasakan oleh anak
pada saat belajar, untuk dapat diintegerasikan.
3. kurikulum terintegrasai, adalah seluruh mata pelajaran merupakan satu
kesatuan yang utuh atau bulat. Dari kurikulum ini anak akan menndapati
pengalaman yang sangat luas.

2
Berkaitan dengan beberapa kurikulum di atas yang menjadi pokok-pokok pendidikan
yang harus diberikan kepada anak adalah ajaran Islam itu sendiri. Ajaran Islam secara
garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni: akidah, ibadah, dan akhlak.
- pendidikan akidah, islam memposisikan akidah sebagai hal yang sangat
mendasar, yakni sebagai rukun iman dan rukun Islam yang sekaligus sebagai
kunci yang membedakan antara orang Islam dengan yang non Islam.
- pendidikan ibadah, dalam islam tata peribatan telah diatur dengan sebaik
mungkin dengan tidak menyalahi kolidor fitrah manusia, dan aplikasinya
harus mengupayakan sedini mungkin. Hal itu dilakukan agar kelak mereka
tumbuh menjadi insan yang benar-benar takwa, yakni taat melaksanakan
segala perintah Allah dan Rasulnya dan taat pula menjauhi larangannya.
- pendidikan akhlak, untuk mmencapai kesempurnaan Islam yang sejati akhlak
merupakan pondasi utama yang harus di realisasikan. Untuk merealisasikan
hal itu ayat Al-Quran dan Hadis Nabi telah banyak memberikan panduan.
Dengan demikian untuk mengoptimalkan perkembangan anak dan memenuhi
karakteristik anak yang merupakan individu unik, yang mempunyai pengalaman dan
ilmu pengatahuan yang berbeda, maka perlu dilakukan usaha yaitu dengan
memberikan rangsangan-rangsangan dorongan-dorongan, dan dukungan kepada anak.
Dalam merencanakan dan mengembangakan progeram untuk anak usia dini perlu
memperhatikan seluruh aspek perkembangan anak, perogram tersebut juga
disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan kemampuan anak.

Selain pembentukan sikap dan perilaku yang baik tersebut, anak memerlukan pula
kemampuan intelektual agar anak siap menghadapi tuntutan masa kini dan masa akan
datang. Maka dari itu anak memerlukan penguasaan berbagai kemampuan dasar agar
anak siap dan dapat menyesuaikan diri dalam setiap segi kehidupannya. Maka
menurut Siskandar kurikulum untuk anak usia dini harusnya memperhatiakn beberapa
prisnip.
- berpusat pada anak
- mendorong perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosialemosional,
bahasa dan komunikasi sebagai dasar pembentukan peribadi manusia
- memperhatikan perbedaan individu anak, perbedaan keadan jasmani, rohani,
kecerdasan dan tingkat perkembangannya.

3
Dari perinsip-perinsip di atas acuan menu pembelajaran pada pendidikan anak usia
dini telah mengembangkan program kegiatan belajar anak usia dini. Program tersebut
dikelompokkan dalam enam kelompok umur, yaitu: lahir 1-2 tahun, 2-3 tahun, 3-4
tahun, 4-5 tahun, dan 5-6 tahun. Masing-masing kelompok umur dibagi dalam enam
aspek perkembangan yaitu: perkembangan moral dan nilai-nilai agama,
perkembangan fisik, perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan
sosial emosional dan perkembangan seni dan kreaktif.
Muatan materi enam aspek pengembangan di atas dalam perakteknya di lapangan
masih perlu dikembangkan lebih lanjut oleh penyelengara atau pendidik, apa pun
nama programnya pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan. Penyusunan menu
pembelajran menurut kelompok umur anak diharapkan dapat dilihat sebagai proses
yang bersifat kontinium, sehingga tidak terdapat penafsiran secara kaku. Artinya bisa
saja terdapat sebuah kegiatan yang diperuntukkan bagi semua kelompok umur, hamya
saja dengan kedalaman dan variasi yang berbeda.

C. Tempat Penitipan Anak


Tempat penitipan anak atau diistilahi dengan Day Cay adalah sarana pengasuhan anak
dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada saat jam kerja. Tempat Penitipan Anak
(TPA) merupakan upaya yang terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar ruamah
mereka selama beberapa beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orangtua
kurang dapat dilaksanakan secara lengkap.
Pada saat ini makin banyak wanita yang mempunyai anak kecil bekerja di luar rumah.
Pada tahun 1980 lebih dari sepertiga wanita Amerika dengan anak di bawah tiga tahun
bekerja. Hal serupa banyak dijumpai di Eropa Barat, ibu bekerja juga merupakan hal
yang biasa di Eropa Timur, seperti Soviet dan Cina. Dalam kenyataannya ada beberpa
alasan dari ibu yang menyerahkan anaknya ke tempat penitipan anak, antara lain;
- Kebutuhan untuk melepaskan diri sejenak dari tangung jawab dalam hal
mengasuh anak secara rutin.
- Keinginan untuk menyediakan kesempatan bagi anak dalam berinteraksi
dengan teman seusianya dan tokoh pengasuh lain.
- Agar anak mendapat stimulasi kognitif secara baik.
- Agar anak mendapat pengasuhan penganti sementara ibu bekerja
Sebagai Keuntungan adanya TPA
- lingkunagan lebih memberikan rangsangan terhadap panca indera.

4
- Anak memiliki ruang bermain baik didalam ruang sekolah maupun di luar
ruangan, yang relatif lebih luas di bandingkan dengan rumah mereka.
- Anak lebih memiliki berinteraksi atau berhubungan dengan teman sebayanya
yang akan membantu perkembangan kerjasama dan keterampilan berbahasa
- Anak akan mendapat penagawasan dari pengasuh yang bertugas
- Pengasuh adalah orang dewasa yang sudah terlatih.
Di samping itu ada pendapat bahawa anak atau bayi yang dititipkan di tempat
penitipan anak dapat terganggu secara psikologis. Salah satu alasanya adalah
anggapan bahwa bayi membutuhkan seorang pengasuh utama, daengan siapa mereka
dapat mengembangakan rasa terikat yang kuat jika mereka terhalang dan
menumbuhkan rasa cemas hal ini disebut hopotesis satu ibu.

D. Taman Kanak-kanak (TK) dan Taman Pendidikan AL-Quran (TPQ)


1. Pengertian TK
Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal yang menyelengarakan program pendididkan bagi anak usia
empat tahun yang saat sekaran diistilahi dengan Raudhatul Athfal (RA), Bustanul
Athfal (BA) adalah salah satu bentuk satuan pendidkan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang menyelenggarakan progeram pendidikan umum dan
pendidikan keagamaan Islam.
Adapun fungsi TK adalah untuk mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin
pada anak, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, menumbuhakan perilaku yang
baik, mengembangkan kemampuan bekomunikasi dan bersosialisasi, mengembagkan
keterampilan, kereaktivitas dan kemampuan yang dimiliki anak, menyiapkan anak
untuk memasuki pendidikan dasar.
2. Strategi Pengajaran
Starategi secara umum mempuanyai pengertian sebagai garis-garis besar haluan untuk
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dalam
kaitannya dengan strategi mengajar, maka ruangan dan perabot harus diatur
sedemikian rupa sehingga memungkinkan terlaksananya pengajaran yang baik,
kegiatan perorangan, kelompok dan klasikal. Bermain sebagai bentuk kegiatan belajar
di TK seperti kreaktif dan menyenangkan.

5
Dalam penyampaian materi atau bahan pada anak didik yang dipentingkan bukan
hasil akhir semata-semata, melainkan proses dari belajar mengajar anak didik. Oleh
karna itu sangat diperlukan pendekatan-pendekatan individual terhadap anak

3. Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ)


1. Taman pendidikan Al-Quran
Taman pendidikan al-Quran adalah pendidikan untuk baca dan menulis al-Quran di
kalangan anak-anak. Tujuan pengajaran adalah merupakan salah satu aspek atau
komponen dalam pendidikan yang harus diperhatikan, karena pendidikan yang harus
diperhatikan, karna pendidikan akan dikatakan berhsil apabila tujuan tersebut dapat
tercapai atau paling tidak mendekati target yang tilah ditentukan.
Secara umum, taman pendidikan al-Quran bertujuan dalam rangka untuk menyiapkan
anak-anak didiknya menjadi generasi Qurani, yaitu komitmen dan menjadikan al-
Quran sebagai pandangan hidup sehari-hari.
2. Fungsi dan Keberadaan TPQ
Taman pendidikan Al-Quran berfungsi sebagai lembaga nonformal agar tidak terjadi
kemerosotan agama dan generasi Qurani,. Kemampuan membaca dan menulis
merupakan indikator kualitas kehidupan beragama seorang muslim. Oleh karnanya
gerakan baca dan tulis Quran merupakan langkah strategis dalam rangka
meningkatkan kualitas ummat khususnya umat Islam dan keberhasilan pembangunan
dibidang agama.

6
WANITA DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

1. Kewajiban mendidik anak wanita


Rasulullah bersabda : “barangsiapa yang memiliki anak perempuan lalu
membinanya secara baik dan memberinya makanan dari apa yang Allah berikan
kepadanya, maka sianak akan jadi pelindungnya dari neraka dan akan
menghantarkannya menuju surga”. Olehnya itu pendidikan anak perempuan harus
diperhatikan untuk menumbuhkan kepribadian dan potensi yang mereka miliki. Jadi,
jika ingin membangun masyarakat mulia dan terhormat maka harus diperhatikan
secara penuh pendidikan dan pembinaan anak perempuan dengan menentukan
program yang sesuai dengan jiwa, memperhatikan naluri dan instink kewanitaan.
2. Islam memperhatikan pendidikan wanita
Wanita dalam Islam merupakan cermin keberadaan Islam. Bilamana
masyarakat Islam berjaya maka kedudukan kaum wanitanyapun akan demikian.
Sebaliknya jika keberadaan Islam dalam masyarakat itu terancam dan di bawah
tekanan maka kondisi kaum wanita juga demikian. Karena itu Islam mengangkat
kedudukan wanita dengan memberikan haknya sebagai manusia, yang sebelumnya
tidak pernah diberikan.
A. Kedudukan Wanita
1. Kedudukan wanita pada masa jahiliyah
Wanita pada jaman jahiliyah mendapat pendidikan dasar yang amat sedikit,
kemudian mereka berusaha untuk membekali anak wanitanya dengan praktik-praktik
dalam rumah tangga untuk mempersiapkan mereka menjadi istri-istri bagi suami
setelah berkeluarga nanti.
2. Kedudukan wanita dalam Islam
Sama dengan pria, wanita muslim mempunyai kemerdekaan dalam agama,
pendidikan, pahala, amal, maupun dalam membina keyakinannya. Dengan demikian
wanita boleh saja melakukan aktivitas di dalam maupun di luar rumah, namun
diperlukan adanya jaminan yang menjaga masa depan keluarga dan rumah tangganya.
Di samping itu juga diperlukan suasana yang bersih dan diliputi ketakwaan agar
wanita dapat melaksanakan aktivitas dengan aman, serta memahami ajaran agama
dengan sebaik-baiknya.
B. Paradigma Pendidikan Wanita

7
1. Makna pendidikan wanita

Kaum ibu perlu dipersiapkan sejak dini dengan cara memperluas pandangan
mereka atau diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan agar mampu
memberikan bekal kepada ibu-ibu untuk menegakkan syariat agama, mendidik anak-
anak di samping mereka mengurus rumah tangga, baik secara teoritis maupun secara
praktis.

2. Landasan teologis pendidikan wanita

Banyak ayat yang menjelaskan tentang kewajiban mengenyam pendidikan


antara lain surah al-Mujadalah yang artinya :

“ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu (laki-laki


maupun wanita, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa
derajat”.

Beberapa pandangan dari tokoh pendidikan Islam berkaitan dengan pendidikan


wanita :

1. Qasim Amin, pendidikan dan pengajaran wanita adaloah suatu hal yang perlu.

2. M. Athiyah Al Abrasy, pendidikan wanita merupakan suatu hal yang urgen


untuk diperhatikan, mengingat wanita adalah calon ibu.

3. At-Thahir al-Hadad, belajar merupakan kebutuhan penting bagi manusia yang


harus sama dirasakan antara pria dan wanita.

C. Kesiapan wanita mendidik anak

Sebagai seorang wanita yang merupakan makhluk amat penting dan berharga
dalam menjalankan tugas di alam yaitu mengasuh dan membina anak-anak dan tugas-
tugas masyarakat dituntut mengajarkan sopan santun, prinsip-prinsip akhlak, dan
nilai-nilai kemanusian pada anak. Jadi, walaupun wanita harus bekerja di luar rumah,
maka kewajibannya harus tetap dilaksanakan.

D. Kesetaraan wanita memperoleh pendidikan

Pendidikan sosial anak dalam keluarga merupakan dasar dari sikap dan
perilaku sosialnya dengan masyarakat yang lebih besar dan lebih luwes ketika

8
mencapai usia dewasa. Dalam Islam diajarkan agar memperlakukan anak secara adil.
Hal ini juga sesuai dengan amanat GBHN agar meningkatkan kedudukan dan
peranan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebijakan
nasional yang diemban oleh lembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya
kesetaraan dan keadilan gender.

E. Faktor-faktor penghambat pendidikan wanita

1. Faktor psikologis

Berawal dari proses pengondisian (enculturasi) yang dialami oleh wanita


dalam masyarakat muslim, banyaknya interpretasi keagamaan yang
menyudutkan wanita.

2. Faktor ekonomi

Kenyataan yang terjadi sekarang adalah kebanyakan wanita berasal dari


kalangan status sosial ekonomi menengah ke bawah dan hanya golongan atas
yang mampu mlanjutkan pendidikan. Adanya anggapan bahwa pendidikan
anak laki-laki lebih penting daripada anak perempuan sehingga kurangnya
kesempatan bagi wanita.

3. Faktor sosial budaya

Acuan akar budaya paternis-maskulinitas yang diisi dengan muatan-muatan


hirarkis dalam nuansa hubungan laki-laki dan wanita sebagai pemimpin dan
yang dipimpin, pelindung dan yang dilindungi serta serangkaian hirarkis yang
menempatkan wanita dalam posisi ketidaksetaraan yang menyebabkan
timbulnya anggapan bahwa anak wanita lebih cocok diam di rumah dan
mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Adanya ketakutan keterlambatan
menikah sehingga orang tua yang anak sudah dilamar akan segera dinikahkan.
Hal ini tentu saja mengurangi kesempatan kepada anak wanita untuk
melanjutkan sekolah. Selain itu adanya anggapan yang menyatakan bahwa
wanita yang memiliki posisi yang lebih tinggi dari suami akan akan
menyebabkan laki-laki merasa minder sehingga enggan menjadikannya
sebagai pendamping hidup.

4. Faktor teologis

9
Implikasi negatif surah an-Nisa 34 terhadap pemberian kesempatan
pendidikan kepada wanita dalam masyarakat. Selain itu dalam surah al-
Baqarah ayat 282 yang menimbulkan interpretasi bahwa intelektual pria lebih
tinggi dibanding dengan intelektual wanita.

KESIMPULAN

Pada perosesnya anak memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan


berbagai kegiatan kognitif dan motorik. Pada usia tiga tahun anak mampu melakukan
berbagai gerkan-gerakan yang telah bagus, seperti melempar menaiki tangga dan
berlari. Sebagai orang tua dan guru harus memiliki potensi untuk mendorong untuk
perkembangan kognitif dan motorik anak tersebut. Dengan demikian perlu adanya
perencanaan pendidikan untuk anak Prasekolah sehingga kognitif dan motorik anak
dapat terarahkan dengan baik.
Dalam rangka mendidik anak usia dini, sebagai orang tua telah diberiakan oleh Allah
beberapa potensi yang lebih banyak baiknya, namun potensi-potensi itu tidak akan
tersosialisasikan tanpa adanya behavior. Tingkah laku yang bertujuan dalam rangka
mendidik anak usia dini, orang tua mempunyai sifat-sifat proaktif yang kesemua
perbuatannya harus dilandasi oleh nila-nilai agamais. Adanya prilaku-prilaku edukatif
yang dilakukan oleh kedua orang tua dengan beberapa jenis-jenis prilaku itu dapat
membantu perkembangan anak. Yaitu prilaku fisik dan psikis dapat disesuaikan
dengan priode perkembangan anak sehingga akan terjadi keserasian dan keterpaduan
dalam kelangsungan perkembangannya.

10

You might also like