You are on page 1of 25

Pembimbing Dr. Natalia Sp.

Rad

menggunakan penyinaran khusus yang dihubungkan

dengan komputer berdaya tinggi yang berfungsi memproses hasil scan untuk memperoleh gambaran panampang-lintang dari badan. Pasien dibaringkan diatas suatu meja khusus yang secara perlahan lahan dipindahkan ke dalam cincin CT Scan. Scanner berputar mengelilingi pasien pada saat pengambilan sinar rontgen. Waktu yang digunakan sampai seluruh proses scanning ini selesai berkisar dari 45 menit sampai 1 jam, tergantung pada jenis CT scan yang digunakan( waktu ini termasuk waktu check-in nya).

Proses scanning ini tidak menimbulkan rasa sakit .

Sebelum dilakukan scanning pada pasien, pasien disarankan tidak makan atau meminum cairan tertentu selama 4 jam sebelum proses scanning. Bagaimanapun, tergantung pada jenis prosedur, adapula prosedur scanning yang mengharuskan pasien untuk meminum suatu material cairan kontras yang mana digunakan untuk melakukan proses scanning khususnya untuk daerah perut

Pada cranial :
diagnosa dari cerebrovascular accidents dan intracranial

hemorrhage deteksi tumor; Ct scan dengan kontras lebih sensitif dari MRI deteksi peningkatan intracranial pressure sebelum dilakukan lumbar puncture atau evaluasi fungsi ventriculoperitoneal shunt. Evaluasi fraktur wajah atau kranial Pada kepala/leher/wajah/mulut CT scanning digunakan pada rencana operasi bagi deformitas kraniofasial dan dentofasial dan evaluasi tumor sinus, nasal, orbital, dan rencana rekonstruksi implant dental

Pada dada
mendeteksi perubahan akut ataupun kronik parenklim paru evaluasi proses intrestitial kronik (emfisema, fibrosis) evaluasi mediatinum dan limfadenopati menggunakan kontrast per

IV metode pemeriksaan utama pada emboli paru, dan disecsi aorta menggunakan kontras IV

Pada abdomen dan pelvik diagnosa pada batu ginjal, apendisitis, pankreatitis, diverkulitis, anerisma aorta abdomen, obstruksi usus pilihan pertama mendeteksi trauma menelan benda

solid CT scan bukan pilhan utama pada pelvik, pilhan pertama adalah ultrasonografi Pada Ekstremitas digunakan pada fraktur kompleks

Pencitraan Resonansi magnetic (MRI) merupakan

salah satu cara pemeriksaan diagnostic dalam ilmu kedokteran, khususnya radiologi, yang menghasilkan gambaran potongan tubuh manusia dengan menggunakan medan magnet tanpa menggunakan sinar X.

Prinsip dasar MR adalah inti atom yang bergetar dalam medan

magnet. Pada prinsip ini proton yang merupakan inti atom hydrogen dalam sel tubuh berputar, bila atom hydrogen ini ditembakan tegak lurus pada intinya dengan rdio frekuensi tinggi di dalam medan magnit secara periodic akan beresonansi, maka proton tersebut akan bergetar/bergerak menjadi searah/sejajar. Dan bila radio frekuensi tinggi ini dimatikan, maka proton yang bergetar tadi akan kembali ke posisi semula dan akan menginduksi dalam satu kumparan untuk menghasilkan sinyal elektrik yang lemah. Bila hal ini terjadi berulang-ulang dan signal elektrik tersebut ditangkap kemudian diproses dalam komputerakan dapat disusun menjadi suatu gambar.

Metoda ini dipakai karena tubuh manusia mempunyai

konsentrasi atom hydrogen yang tinggi (70%). Untuk menghasilkan sebuah gambar dari proton, minimum dibutuhkan tenaga medan magnit 0,0064 tesla. Untuk suatu kumparan istimewa/super. Kumparan eksstrim dingin (-269 C), sehingga tahanannya tidak sama sekali nol (0). Oleh karena itu, kumparan super ini tidak memakai listrik. Kumparan ini sangat mahal. Saat ini alat MRI yang digunakan mulai 0,0064 T sampai 3 tesla

Suatu alat MRI yang lengkap terdiri dari : System magnit Alat pemancar radio frekuensi tinggi Alat penerima radio frekuensi tinggi Computer Tenaga listrik dan system pendingin

Tipe MRI: MRI bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :


MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang

luas MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
Sedangkan bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari :

MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 1,5 T MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 T MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.

Instrumen MRI Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:


Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.

Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan koil, yaitu:
Gradien coil X, untuk membuat citra potongan sagittal. Gardien coil Y, untuk membuat citra potongan koronal. Gradien coil Z untuk membuat citra potongan aksial .

Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka

akan terbentuk potongan oblik

Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan

memberikan radio frekuensi serta mendeteksi sinyal. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengontrol semua komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra. Sistem pencetakan citra, fungsinya untuk mencetak gambar pada film rontgent atau untuk menyimpan citra.

Berdasarkan medan magnit ada 3 macam MRI : Magnit permanen : dapat dibuat sampe 0,3 Tesla
Magnet tetap adalah sama dengan suatu

magnet batang. Sistem MRI yang menggunakan suatu magnet tetap dapat dianggap suatu magnet batang yang besar. Ciri-ciri sistem MRI yang menggunakan magnet tetap adalah sebagai berikut:
Karena tidak ada daya listrik untuk

menghasilkan medan magnet, biaya pemakaian sangat rendah. Sistem sangat berat. Keuntungan sistem ini adalah biaya pemakaian (running cost) yang sangat rendah dibanding sistem yang lain (magnet kumparan dan magnet superkonduktif).

Magnit Resistive : perlu arus listrik,

kekuatan sampa 0,2 tesla

Magnet resistif dapat dianggap suatu magnet

listrik. Magnet ini menghasilkanmedan magnet yang kuat dengan mengalirkan suatu arus listrik yang besar melalui suatu kumparan tembaga, aluminium, atau materi yang lain yang mempunyai hambatan listrik (electric resistance) rendah. Ciri-ciri sistem magnet resistif adalah sebagai berikut:

Termasuk tidak mahal Gampang untuk menangani Biaya pemakaian sangat tinggi karena: Arus sebesar 200 A mengalir

Harus ada aliran air untuk pendinginan sistem, karena panas yang terjadi sangat tinggi

Magnit superconduktif : perlu pendingin (helium) suhu -269 C,

kekuatan 0,5-3 Tesla, keuntungan medan magnit besar, homogenitas dan kestabilan tinggi sehingga resolusi gambar menjadi lebih baik dan waktu pemeriksaan lebih singkat disbanding yang lain. Dari 3 macam magnet, magnet superkonduktif mungkin paling tidak dikenal.
Ciri-ciri sistem MRI dengan magnet superkonduktif adalah sebagai

berikut:

Pemakaian daya listrik sangat rendah dibandingkan dengan sistem magnet

kumparan. Medan magnet yang kuat dapat dihasilkan karena arus listrik yang cukup besar dapat dialirkan. Untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah, kumparan harus dicelupkan ke dalam helium cair (-272 C). Magnet superkonduktif memerlukan biaya daya listrik yang rendah daripada magnet kumparan untuk mendapatkan medan magnet yang kuat, yang membuat magnet superkonduktif lebih berguna, tetapi masalahnya adalah helium cair yang dibutuhkan untuk mendinginkan kumparan

Kekurangan dengan menggunakan

helium cair adalah sebagai berikut:


Tidak mudah untuk menangani Harga helium cair sangat mahal Helium cair menguap pada

kecepatan 0,6 sampai 0,7 liter/jam Penggunaan kembali helium gas sesudah penguapan adalah sulit

Pelindung untuk MRI MRI dipengaruhi oleh noise radio

MRI dipengaruhi bahan magnet (pengaruh luar terhadap sistem MRI)

Artefak pada MRI dan Upaya Mengatasinya

Artefak adalah kesalahan yang terjadi pada gambar yang menurut jenisnya terdiri dari :

Kesalahan geometric Kesalahan algoritma Kesalahan pengukuran attenuasi.

Sedangkan menurut penyebabnya terdiri dari :


Artefak yang disebabkan oleh pergerakan physiologi, karena gerakan jantung gerakan per-nafasan, gerakan darah dan cairan cerebrospinal, gerakan yang terjadi secara tidak periodik seperti gerakan menelan, berkedip dan lainlain Artefak yang terjadi karena perubahan kimia dan pengaruh magnet. Artefak yang terjadi karena letak gambaran tidak pada tempat yang seharusnya. Artefak yang terjadi akibat dari data pada gambaran yang tidak lengkap. Artefak sistem penampilan yang terjadi misalnya karena perubahan bentuk gambaran akibat faktor kesala-han geometri, kebocoran dari tabir radio-frekuensi. Akibat adanya artefak artefak tersebut pada gambaran akan tampak : gambaran kabur, terjadi kesalahan geometri, tidak ada gambaran, gambaran tidak bersih, terdapat garisgaris dibawah gambaran, gambaran bergaris garis miring, gambaran tidak beraturan.

You might also like