You are on page 1of 39

IMPLEMENTASI

PROGRAM THREE IN ONE


(PELATIHAN, SERTIFIKASI DAN PENEMPATAN)
DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

KASUS BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI SEMARANG

OLEH SUPADMI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

 Sejak tahun 1997 jumlah angka pengangguran terbuka terus bertambah bahkan sampai 5-6 tahun
terakhir hampir dua kali lipat yaitu dari 5,8 juta orang atau 6,1% dalam tahun 2000 menjadi 10,93 juta
atau 10,27%.

 Penganggur didominasi kelompok usia muda yang berpendidikan sekolah menengah serta memiliki
pengetahuan yang hanya bersifat umum, sehingga sulit terserap didunia kerja karena keahlian dan
ketrampilan menjadi syarat, sehingga keberadaan pelatihan kerja sangat dibutuhkan

 Rendahnya kualitas SDM , banyaknya lulusan sekolah menengah yang menganggur, mendapatkan
pekerjaan tetapi tidak sesuai dengan latarbelakang pendidikan, lowongan pekerjaan tidak
terpenuhi serta kesempatan kerja LN banyak terlewatkan

 Rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja dan kompetensi kerja serta tingginya tingkat
pengagguran dituntut adanya program pelatihan kerja sesuai kebutuhan pasar.

 Pelatihan kerja disatupadukan dengan sertifikasi sebagai penjamin kemudahan akses maka, mutu
dan penempatan ditetapkan Kebijakan Three in One sebagai upaya penanggulangan pengangguran

 Keberhasilan kebijakan harus didukung oleh semua pihak, baik antar pusatdan daerah maupun
antar lintas sektor
Kebijakan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

Penempatan Kerja DN

Membangun Sistem
Bidang

Manajemen
Ketenagakerjaan Penempatan Kerja LN

Peningkatan
Kebijakan Kompetensi SDM
Depnakertrans (Program Three in
2005-2009 One)
Hubungan Industrial

Pengawas Ke-TK-an
Bidang Ketransmigrasian
(Paradigma Baru)
Mendukung Ketahanan Pangan pd kebut papan

Mendukung Kebijakan Alter. di kws Trans

Mendukung Ketahanan Pangan

Mendorong Pemerataan Pertum. Ekonomi

Menunjang Penanggulangan Pengangguran &


Kemiskinan
1.2. Perumusan Masalah
BLKI Semarang salah satu UPTP dibawah Direktorat
Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yang
melaksanakan kebijakan three in one belum tercapai
sesuai dasar-dasar dari Peraturan pelatihan,
sertifikasi, penempatan sehingga target dan sasaran
kebijakan belum sepenuhnya terwujud.
1.3. Pertanyaan Penelitian
1) Bagaimana pandangan dan sikap
pimpinan dalam implementasi kebijakan
program three in one di BLKI Semarang
?
2) Bagaimana keterlibatan masyarakat
dalam implementasi kebijakan program
three in one di BLKI Semarang ?
3) Faktor-faktor apa saja yang menjadi
kendala implementasi progran three in
one di BLKI Semarang ?
1.4. Tujuan Penelitian
1) Mengetahui pandangan serta sikap
pimpinan dalam implementasi
kebijakan program three in one
2) Mengetahui partisipasi masyarakat
dalam implementasi kebijakan
program three in one di BLKI
Semarang
3) Memahami Faktor-faktor yang
menjadi kendala implementasi
progran three in one di BLKI
Semarang
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis memberikan pemahaman
dan pengetahuan serta peran bagi sektor
kebijakan publik sebagai bentuk
pertanggungjawaban sosial birokrasi dalam
mewujudkan good governance
Memberikan rekomendasi untuk perbaikan
kebijakan program di BLKI Semarang
khususnya Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI
1.6. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan kami belum ada


penelitian serupa mengenai
Implementasi Kebijakan Program
Three in One (Pelatihan, Sertifikasi dan
Penempatan) Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI Kasus Balai
Latihan Kerja Industri Semarang
dengan demikian penelitian ini dapat
dikatakan asli
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Zainal (2006:44-45) sebagai sebuah sistem yang
terdiri atas subsistem atau elemen komposisi dari
kebijakan dapat dilihat dari dua perpektif yaitu
proses kebijakan dan struktur kebijakan. Dengan
tahapan antar lain identifikasi masalah, tujuan,
formulasi kebijakan, implementasi dan evaluasi
kebijakan. Implementasi kebijakan atau program
dapat menjadi berantakan jika tidak didukung oleh
risorsis yang memadai seperti kualitas SDM,
peralatan, tehnologi, informasi, lemahnya
pengawasan banyaknya korupsi dan
penyelewengan dari visi dan tujuan kebijakan
yang telah direncanakan.
Wibawa (1995) implementasi kebijakan
dilihat dalam konteks apa yang terjadi
selama fase tindakan yang mengikuti
kebijakan yaitu lebih merupakan kajian yang
melihat seluk beluk proses yang dinamakan
”the execution and steering of policy actions
over tim

Isu implementasi antara lain adalah mengapa


sebuah kebijakan/program yang telah
direncanakan seringkali gagal mencapai
tujuan yang diharapkan, mengapa pelaksana
tidak dapat memanfaatkan sumber daya
( SDM, Financial, peralatan) yang tersedia
secara optimal, mengapa unit/bagian
pelaksana kebijakan tidak mampu
mengembangkan kolaborasi dan koordinasi
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Penentuan Lokasi Penelitian


 BLKI sebagai UPTP dibawah Dirjen Binalattas

Depnakertrans RI yang melaksanakan kebijakan three in


one dan sebagai pilot project sarana program dengan
telah didirikan kios3in1 sebagai sarana pelayanan publik
satu atap pelatihan, sertifikasi dan penempatan

 Sesuai Permenakertrans RI nomor : per.06/Men-


SJ/VI/2006 diperbaharui Permenakertrans RI nomor :
Per.02/Men-SJ/VIII/2008 tentang Tupoksi UPTP
3.2. Penentuan Sumber dan Jenis
Data
 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu
pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen ( Maleong,
2005)
 Data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan-tindakan dan bisa juga berupa data tambahan seperti
dokumentasi dan lain-lain, selain itu sumber data adalah
informan ( Maleong, 2005)
 Jenis data primer diperoleh dari informan langsung , data
sekunder dari intansi terkait, data fisik.
 Fokus penelitian adalah pandangan pembuat kebijakan,
pelaksana kebijakan, seikap pelabat struktural, stakeholder,
masyarakat dalam implementasi kebijakan three in one
3. 3. P enentuan Instr umen
Penel iti an
 Survai data sekunder dengan cara studi
pustaka, Perpu, Permen, UU, literatur, kajian,
PP, Laporan, Kepmen, Renstra
 Observasi lapangan ; observasi langsung ke
Seksi PP, Bengkel, Seksi KSAL, BKK,
Kios3in1, Perusahaan
 Tehnih wawancara : tanya jawab dilakukan
bebas namun terarah, dengan pertanyaan
yang disiapkan dan dikembangkan sesuai
situasi dan kondisi di lapangan
3.4. Metode Pencakupan Data
 Observasi dan partisipan : peneliti melakukan
pengamatan langsung, mencatat,
mengumpulkan data, dan segala informasi
 Wawancara mendalam (indept interview)
 Tehnik dokumentasi
3.5 . Metode An ali sis
Da ta
Proses dilakukan terus menerus bersamaan dengan
pengumpulan data 3 tahapan ( Miles dan
Huberman,1987:22) yaitu
- Data reduction (reduksi data) : pada tahap ini data
yang diperoleh dari lokasi penelitian dituangkan
alam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci
- display data untuk memudahkan dalam melihat
gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian
- conclusion drawing verifikasi (penarikan kesimpulan
atau verifikasi) dilakukan secara terus menerus
sepanjang pengumpulan data peneliti berusaha
3.6. Keabsahan data
 Menurut Maleong(2000) dan Nasution ( 1990) ada 4
kriteria :
- credibility : penerapan konsep dgn
memperpanjang masa observasi, hasil kajian
didiskusikan dgn oranglain, dicek kebenaranm,
mengecekgasi besar informan
- transferability : keteralihan dgn mencari dan
mengumpulkan data kejadian empiris dlm konteks
sama
- Dependability, benar atau salah hasil didiskusikan
dgn dosen pembimbing
3.7. Definisi Konsep dan definisi
operasional

 Implementasi kebijakan program three


in one
 Pemerintah/instansi terkait
 Perusahaan/mitra kerja
 Masyarakat/peserta pelatihan/pencari
kerja/peserta uji kompetensi
Definisi Operasional
 Adalah penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel
(Singarimbun dan Effendi, 1987:46)
1.. Pemerintah/instansi terkait dalam pelaksanaan program
a. Sumber Daya
1.1. SDM diukur :
1.1.1 SDM : Jumlah pejabat dan petugas yg
1.1.2. Kemampuan SDM dlm three in one
1.1.3. Pelatihan, bimbingan , arahan
1.2.Sumber daya non manusia diukur :
1.2.1. Finansial/anggaran
1.2.2. Fasilitas sarana dan prasarana : Kios3in1
b. Hubungan antar oerganisasi/lembaga pelaksana diukur dari
2.1. Komunikasi
2.1.1 Sosialisasi kepada mitra kerja/instansi terkait
2.1.2.Pemberian materi melalui workshop
2.1.3. Pemberian brosur, leaflet dan arahan
2.1.4. Syarat dan ketentuan yang berlaku bagi calon peserta
2.2. Koordinasi
2.2.1. Pertemuan antara instansi terkiat, LLS, Mitra kerja dlm kaitan penempatan
2.2.2. Workshop dan pengembangan dgn pengelola pusat system online
2.2.3. Pertemuan secara on line
2.2.4. Pengaturan tugas, wewenang dan tanggungjawab kepada petugas pelaksana
c. Pemerintah/instansi terkait dalam pelaksanaan program
3.1 Koordinasi dalam hal pengelolaan kios3in1 untuk
pengembangan
program
3.2. Wujud dan bantuan dalam hal sarana dan prasarana
penunjang
3.3. Wujud koordinasi dalam hal membangun visi melaksanakan
program
d. Masyarakat/peserta pelatihan/pencari kerja/peserta uji kompetensi
dalam
pelaksanaan program
4.1. Keaktifan kedatangan dan komunikasi tentang three in one
4.2. Pelaksanaan pelatihan meliputi proses rekruitmen,
seleksi,pelatihan dan magang
4.3. Pelaksanaan sertifikasi di BLKI
4.4. Pembentukan kelompok lulusan yang suksess sebagai
jaringan
3.8. Pertimbangn Etis : kebutuhan masyarakat akan pekerjaan tinggi
kedua
suplly
4.5.dan demand
Keaktifan belummencari
dalam link match salah satunya
informasi perusahaan
lowongan, penempatan
sebagai penyedia lowongan terbuka lapor ke instansi karena
pertimbangan masih rumitnya birokrasi
BAB I V. GAM BARA N
UM UM
4.1.Kebijakan Depnakertrans RI tentang arah pembangunan
ketenagakerjaan
4.1.1. Kondisi Tenaga Kerja
4.1.2. Pengangguran : Prioritas sasaran Pelatihan Kerja
4.1.3. Produktivitas : Fokus pada Daya Beli Masyarakat
diarahkan setiap program pelatihan dapat memiliki
pendapatan shgg mencapai kesejahteraan keluarga
dan masyarakat lebih baik.
4.1.4. Misi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
 Mendorong perluasan lapangan kerja dan penempatan tenaga kerja
 Mneingkatkan ketrampilan dan produktivitas tenaga kerja
 Meningkatkan kesejahteraan dna perlindungan tenaga kerja
 Misi Dirjen Binalattas : meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga
kerja Indonesia agar mampu bersaing dengan tenaga kerjaasing
dipasar dalam negeri maupun pasar internasional yang pada akhirnya
tenaga kerja Indonesia menjadi sokoguru dari pembangunan
perekonomian

 Sebagai bagian integral dari pengembangan dan pelaksanaan


Sislatkernas maka diperlukan :
- Meningkatnya relevansi dna kualitas penyeenggaraan
pelatihan kerja di BLK
- Meningkatnya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan
pelatihan kerja di BLK
- Meningkatkan kredibilitas dan kemandirian
- Mengembangkan dna reposisioning BLk sebagai penyelenggara
pelatihan kerja dan sekaligus sebagai alat pembinaan pelatihan kerja
nasional
4.4. Program three in One
Adalah suatu program yang berupaya
memadukan pelatihan, sertifikasi dan
penempatan dalam satu koordinasi yang
terpadu, agar dapat meningkatkan kompetensi
dan daya saing tenaga kerja dalam rangka
penanggulangan pengangguran
Tuj uan kebi jakan “ T hr ee in One” adal ah
a.: Meningkatkan kualitas lulusan pelatihan yang berbasis
kompetensi untuk menjamin penempatan yang sesuai
dengan kebutuhan pasar;
b. Meningkatkan produktivitas di semua bidang dan
lapisan untuk menjamin daya saing nasional;
c. Mendorong inisiatif atau prakarsa aparatur dan
masyarakat, di pusat dan di daerah untuk menang-
gulangi pengangguran.
4.8. Gambaran Umum BLKI Semarang
• Lokasi Jl, Brigjen Sudiarto No. 118 Telp/fax (024 ) 6712680 Simpang
Lima ke arah Purwodadi
• Wilayah kerja sesuai SK Dirjen : Kep.56/LATTAS/III/07 wilayah kerja
Jawa Tengah ( Kecuali 5 kabupaten : Sragen, Boyolali, Karanganyar,
Wonogiri dan Sukoharjo)
• Struktur Organisasi : Kepala BLKI Semarang dibantu Kepala Sub
Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Kerjasama antar Lembaga, Seksi
Penyelenggaraan dan Pemasaran, Seksi program dan Evaluasi
• Jumlah Pegawai 117 : 5 struktural, 58 Instruktur, 52 staf 12 harlep dan
satpam
• Kejuruan 7 : Listrik, Garmen, Bangunan, Logam, Las, Tata Niaga,
Otomotif
• Fasilitas lain : 3 assesor, 4 TUK ( Permesinan, Las Fabrikasi, Kontrol
Magnetik (SCM-Secuence Control Magnetik) dan PLC ), kios3in1
• Dalam verifikasi TUK : Otomotif klasifikasi C dan Refrigerant dan
Hidrolik Pneumatik klasifikasi B
• OJT : setiap lulusan diusahakan penempatan magang
• Konsultasi : program PBK, Pelatihan Assesor, Uji Kompetensi,
Sertifikasi, dll
BAB V. ANALISA DAN
PEMBAHASAN
STAF AHLI MENTERI
Bid Ekonomi & SDM
MENTERI TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI RI
Bid otoda
Bid Kependudukan
Bid Pengem Wilayah
Bid Hub Antar Lembaga
Internasional SEKRETARIS
JENDERAL

BADAN PENELITIAN
INSPEKTORAT PENGEMBANGAN
JENDERAL DAN INFORMASI

DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDER


JENDERAL JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN PEMBINAAN PENYIAPAN PEMBINAAN
JENDERAL
PEMBINAAN PEMBINAAN INDUSTRIAL DAN PEMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN
PEMBINAAN PENEMPATAN
PELATIHAN DAN PENEMPATAN JAMINAN SOSIAL MASYARAKAT DAN
PENGAWASAN TRANSMIGRASI
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KETENAGAKERJAAN KAWASAN
KETENAGAKERJAAN KETRANSMIGRASIA

UPTP ( 11 )
BLKI SEMARANG
Krisis Ekonomi

Informasi DUNIA Globalisasi,


Teknologi KERJA Liberalisasi Perdagangan

 Perubahan Paradigma
 Formal Informal
 Penyesuaian Struktur Organisasi
 Pekerja Mandiri, Out-Sourcing
 Persyaratan Kerja Baru

Vocational
Training
Pddkan  KNOWLEDGE (APPROPRIATE)
formal  SKILLS (RELATED)
 ATTITUDE IQ
EQ & SQ
Konsep Aplikasi three in one
INFO INFO
PROGRAM PENEMPATAN

L P I P
P P N E PERENCANAAN
UPTP PENEMPATAN
UPTD T T D R PROGRAM
LLP K K U U THREE IN ONE
I I S S -SEKTOR
LLS -SUB SEKTOR
S S T A
RI H -PROVINSI
( DN) ( LN) A -KABUPATEN
A -KOTA
N
FE
ED
-PEMERINTAH BA
-PROVINSI CK
-KABUPATEN FASILITAS FASILITAS
-KOTA -ANGGARAN -JOB FAIR
-CBT -WORKSHOP
-SERTIFIKASI -KIOS 3IN1
KONSEP THREE IN ONE
PELATIHAN
STANDARD PELATIHAN SERTIFIKASI
PENCARI KOMPETENSI CBT KOMPETENSI
KERJA
Sesuai dg pasar kerja / Standard
kompetensi
Tidak Matching - Uji Kompetensi (UJK)

Tdk terpenuhi syarat kerja


Perlu Pelatihan

BURSA KERJA Penganggur PENEMPATAN


Rekrutmen/Aktivitas, Matching IPK,Job
Canvassing Dalam Negeri
Job Conseling, AJ utk Keb. Latihan/ Analisa Luar negeri
Keb. Latihan

Matching
Syarat kerja terpenuhi
Tidak Perlu Pelatihan
Langsung Penempatan

PENGGUNA
TENAGA KERJA

Dalam Negeri
Luar Negeri
(Syarat kerja)
KOMPONEN PROGRAM
KERANGKA KUALIFIKASI
NASIONAL INDONESIA
BNSP
⇓ ⇓
S.K.K.N.I LSP

S PROGRAM
E PELATIHAN
BERBASIS KOMPETENSI U

SISLATKERNAS PENCARI
L SERTIFIKASI
TK
BERJ ENJ ANG/TDK LULUSAN J KOM-
KERJA / E DEMANDDRIVEN KOMPETENSI PETEN
PENGANG K k
INSTITUSIONAL/
GUR S PEMAGANGAN
I
HARDWARE, SOFT WARE,
INSTRUKTUR, PEMBIAYAAN,
MANAJ EMEN NAKER
PENGALAMAN
LEMBAGA
PELATIHAN KERJA

AKREDITASI

LEMBAGA KOORDINASI
PELATIHAN

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL


PENDIDIKAN PROFESI PENGALAMAN & PELATIHAN PROFESI PENDIDIKAN AKADEMI

KUALIFIKASI KOMPETENSI

SERTIFIKAT IX S3
S3
SP2
SP2

S/D
SP1
SP1
S2
S2

THREE IN ONE
SERTIFIKAT IV
D4
D4 UJK
UJK

SERTIFIKASI D3
D3 U
UJJK PELATIHAN
K
D2
D2 SERTIFIKAT III PENGALAMAN
S1
S1
D1
D1 UJK
UJK
SERTIFIKAT II

SMK
SMK UJK
UJK
SMA
SMA
SERTIFIKAT I

UJK
UJK

SMP
SD

PENDIDIKAN

Diluar

PENEMPATAN
Bursa Kerja: Penempatan: Hubungan
- BKK,BKP,BKS • AKL/AKAD/AKAN Kerja
PENCAKER - (LPTKS/PJTKI) • Umum & khusus
- IPK; - AJ; PBJ • Pemerintah dan
swasta Dalam
Hubungan
kerja
LOWONGAN

PERUSAHAAN PELATIHAN
SISLAT
KERNAS

PENDIDIKAN

Diluar
THREE IN ONE SERTI Bursa Kerja: Penempatan: Hubungan
- BKK,BKP,BKS • AKL/AKAD/AKAN Kerja
FIKASI PENCAKER - (LPTKS/PJTKI) • Umum & khusus
- IPK; - AJ; PBJ • Pemerintah dan
swasta Dalam
Hubungan
kerja
LOWONGAN

PENEM
PATAN
PERUSAHAAN PELATIHAN
Kesimpulan Implementasi Kebijakan Program Three in One di
BLKI Semarang ditinjau dari Sumber Daya

No Indikator Hasil Analisis Faktor Penyebab


Sumber Daya Manusia Kekurangan jumlah SDM Jumlah personil kurang,
1 - Jumlah pejabat struktu-ral di mengakibatkan kerja pemasaran, kurang memahami
lingkungan petugas yang sosialisasi , koordinasi tidak tupoksi, kurang
2 terlibat berjalan sehingga manfaat /sasaran pembinaan dalam
- Kemampuan SDM kebijakan three in one belum memahami kebijakan
( UU No. 31 /2006 dan
- Pelatihan dan Bimbingan maksimal disampaikan dalam forum
Permen :02/2008 )
guna mengembangkan resmi Bimtek dan diklat hanya
kemampuan petugas dibidang Petugas tidak melayani masyarakat sekali dikirim 3 orang
teknis dna lapangan dengan baik dan pertanyaan tidak Personil kurang sehingga
Sumber Daya Non Manusia bisa dijawab ditempat pemanfaatan anggaran
- Finansial anggaran dari Finansial dan anggaran dari tidak optimal
pemerintah untuk pemerintah sudah tersedia namun Adanya anggaran yang
Pengembangan dan untuk sosialisasi dan pemanfaatan dikembalikan Negara
pelaksanaan program three in belum maksimal dan terarah terpadu tidak habis terpakai
one Untuk pengembangan fisik dan Alokasi anggaran dan
sosialisasi tersedia dari Pemerintah dilaksanakan pelatihan,
sertifikasi dan
Sarana dan prasarana kebijakan
penempatan serta
sudah mendukung secara fisik bangunan kios3in1
tersedia
Kesimpulan Implementasi Kebijakan Program Three in One di
BLKI Semarang ditinjau dari Hubungan antar organisasi/lembaga pelaksana

No Indikator Hasil Analisis Faktor Penyebab

1
Komunikasi
- Sosialisasi kepada Susah dilaksanakan dua kali dalams Sesuai Permen 02/2008
mitra/instansi terkait setahun forum resmi temu mitra dan dan tersedianya anggaran
melalui temu mitra dan rapat koordinasi dnegan instansi Personil kurang sehingga
kunjungan monitoirng ke terkait, juga monitoring rutin pemanfaatan anggaran
perusahaan dilaksanakan ekaligus mencarikan tidak optimal
- Pemberian materi penempatan bagi siswa Kesiapan SDM yang
melalui workshop Materi yang diberikan kurang memahami kebijakan
- Pemberian brosur , terfokus pada kebijakan three in one three in one kurang
leaflet dan arahan dikios tetapi sosialisasi fungsi kios3in1 dan Brosur kurang menarik
tentang program three in perusahaan kurang tertarik minat masyarakat dari
one Penyebaran sarana informasi brosur bentuk dan desain,
- Syarat ketentuan yang dan sejenisnya sudah dilaksanakan promosi lewat media lain
berlaku bagi calon untuk sosialisasi dan pemanfaatan Ada peraturan tidak
peserta belum maksimal dan terarah terpadu tertulis pelatihan yang
Koordinasi kebijakannya dibiayai Pemerintah
2 -Pertemuan antar Dikeluhkan masyarakat karena lulusan minimal
instansi terkait, lemba-ga syarat minimal SLTA/SMK SLTA/SMK dan
latihan swasta dalam sedangkan masyarakat banyak yang disepakti pimpinan
kaitan dengan SMP sederajat , umur dan biaya Fungsi Bursa Kerja
penempatan untuk swadana dan sertifkasi terlalu Khusus maksimal
mahal
Sudah dilaksanakan dalam rangka
penempatan magang maupun
penempatan kerja
No Indikator Hasil Analisis Faktor Penyebab
-Workshop dan Sudah dilaksanakan system on line Tetersedia kios3in1 yang
pengembangan dengan tetapi tentang kios3in1 bukan representatif
pengelola Pusat system kebijakan three in one pantauan Persiapan dan ahli
on line tentang perkembangan sebatas situs multimedia yang tidak
perkembangan three in www.kios3in1.net selalu on karena bekerja
one Sudah dilaksanakan 2 kali sejak smabilan
-Pertemuan secara on line tahun 2007 s/d 2008 dan mengalami Perlu pemahanan tupoksi
melalui kios dengan 11 kendala tidak kesiapan fisik tetapi dan penegasan pimpinan
UPTP di seluruh tidak disinggung kebijakan tetapi dan membedakan tugas
Indonesia fungsi kion3in1 masing-masing
-Pengaturan tugas, Pelaksanaan dilapangan masih
wewenang dan tumpang tindih dan simpang, fungsi
tanggungjawab kepada pemasaran, sosialisasi dan koordinasi
petugas pelaksana seharusnya tertata dan terdata.
diantara Bursa Kerja
Khusus, Tim Pemasaran,
Petugas kios 3in1 dan
peran Kerjasama Antar
lembaga
Kesimpulan Implementasi Kebijakan Program Three in One di
BLKI Semarang ditinjau dari Pemerintah/instansi terkait dalam pelaksanaan progran three in one

No Indikator Hasil Analisis Faktor Penyebab


1 Koordinasi dalam hal Pengelolaan kios 3in1 selalu PP 31/2006 tentang
pengelolaan kios 3in1 dikoordinasikan dengan pusat Silatkernas dan 59
untuk pengembangan maupun petugas juga pegawai adalah
program three in one pengembangan three in one instruktur
2 Wujud dan bantuan Sudah tersedia dan representatif Tersedia anggaran DIPA
dalam hal sarana dan dengan situs www.kis3in1.net Sertifikasi masih kurang
prasaran penunjang Fasilitas AC, Komputer dan diminati masyarakat
dibidang pelayanan fasilitas duduk yang memadai biaya maham dan tidak
publik tersedianya Sudah dilaksanakan dengan LSP menjamin langsung
3 kios3in1 dan BNSP untuk sertifikasi dan diterima bekerja di
Wujud koordinasi pemaksimalan fungsi Bursa perusahaan jika sudah
dalam hal membangun Kerja Khusus untuk penempatan bersertifikasi
visi melaksanakan tetapi secara langsung
program three in one di disosialisasikan tentang visi
BLKI Semarang kebijakan program belum
dilaksanakan
Kesimpulan Implementasi Kebijakan Program Three in One di
BLKI Semarang ditinjau dari Pemerintah/instansi terkait dalam peranan masyarakat/peserta
pelatihan/pencari kerja/peserta uji kompetensi dalam pelaksanaan program three in one

No Indikator Hasil Analisis Faktor Penyebab


1 Keaktifan kedatangan dan Masyarakat datang ke BLKI Semarang dan Sosialisai ke masyarakat masih.
komunikasi tentang pelatihan, aktif jika ada pelatihan yang dibiayai Peran pemasaran dan promosi
sertifikasi dan penempatan Pemerintah itupun tidak ramai masih jauh dari masih kurang
melalui informasi pelatihan harapan apalagi menanyakan secara khusus Peran Seksi Penyelenggara
Pelaksanaan pelatihan meliputi tentang sertifikasi untuk wilayah kelurahan Pelatihan sesuai tupoksi
2 proese rekuitmen, seleksi ada yang belum mengenal BLKI Sesuai UU no 31 /2006
pelatihan diworkshop dan Pelaksanaan pelatihan proses rekruitmnen Rasa kesetiakawan sebagai
magang di perusahaan seleksi dan magang sudha dilaksanakan sejak lulusan BLKI yang sudah
Pelaksanaan sertifikasi di BLKI tahun 2003 s/d 2008 terdata dengan rapi bekerja di wilayah tersebut
Semarang selama program, Sertifikasi dilaksanakan tahun 2007 dengan Sosialisasi belum maksimal
mulai dijalankan anggaran dari pemerintah kerjasama dengan sehingga masyarakat belum tahu
3 Pembentukan kelompok lulusan LSP proses pengisian data
BLKI Semarang seama Sudah ada di Wilayah Jakarta Bogor Bekasi
program mulai dijalankan Kerawang pembentukan alumni tidak resmi
Keaktifan dalam mencari oleh siswa yang berperan membantu dalam
4 informasi lowongan pekerjaan, perantauan.
proses penempatan dalam Kedatangan siswa masih dalam rangka
kaitannya dengan pemakaian menanyakan informasi pelatihan untuk pengisi
kios3in1 sebagai bentuk data mulai tahun 2009 dibantu petugas namun
5 pelayanan pengisian data, kedatangan siswa rata-rata sehari tidak lebih
informasi kerja dan penempatan dari 5 , untk pemakaian kios3in1 justru
kerja peran Bursa Kerja Khusus digunakan untuk hal lain
BAB VI. PENUTUP
• Sumber daya manusia masih kurang memadai khususnya seksi Kerjasama
Antar Lembaga, juga fungsi dan peran dari bagian Pemasaran masih belum
optimal sehingga sosialisasi kebijakan three in one belum terlaksana dengan
baik selain faktor pemahaman akan makna kebijakan bagi pihak manajemen
dan pelaksana masih rancu dengan kios3in1
• Finansial dan anggaran dari pemerintah sudah tersedia namun untuk
sosialisasi dan pemanfaatan belum maksimal dan terarah terpadu,
• Temu mitra dan rapat koordinasi dnegan instansi terkait, dilaksanakan dua
kali dalam setahun forum resmi juga monitoring rutin dilaksanakan.
Masyarakat mengeluhkan prose penerimaan siswa pelatihan karena syarat
minimal SLTA/SMK sedangkan masyarakat banyak yang SMP sederajat,
umur dan biaya untuk swadana dan sertifkasi terlalu mahal
• Koordinasi dan sinergi antara lembaga pelatihan, lembaga sertifikasi dan
lembaga penempatan belum tertata dan terkondisi dengan baik
SARAN
 Sosialisasi dilakukan terus menerus untuk jajaran Kepala
Seksi dan juga pelaksana lapangan yang melibatkan
pelatihan, sertfikasi dan penempatan
 Adanya sebuah ketegasan dan penekanan kepada perusahaan
dari Pihak Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
tentang pemberlakuan sertifikasi bagi karyawan, dengan
biaya sertifikasi dari pemerintah, subsidi atau pihak ke III
sehingga setiap pencari kerja wajib mempunyai sertifikasi dan
diterima di perusahaan
 Perlu disediakan sarana informasi kerja dan untuk situs
www.kios3in1 masyarakat umum, warnet bisa membuka situs
dan BLKI sebagai leader atau sentral yang aktif online .
 Menggalakkan kembali dengan juklak dan juknis di ketiga
lembaga seperti tertuang dalam Mou yang sudah disepakti
dan dicanangkan Menteri pada 27 Maret 2006 kerjasama
antara Kadin, Pendidikan dan Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI
 Setiap birokrasi di jajaran Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dalam menjalankan tugas kembali ke Tupoksi
Permen : 02/Men-SJ/VIII/2008 dan kebijakan three in one
harus digalakkan kembali di berbagai lini masyarakat dengan
tersedianya kios-kios ditingkat kabupaten
PE NGANGG UR AN N O
PR OBLEM PR OGR AM TH REE
IN ONE SO LUSIN YA
BLKI SEMARANG JAYA DEPNAKERTRNAS RI BERSATU

You might also like