You are on page 1of 7

Bab I Pendahuluan

I.I Latar Belakang Tiap masyarakat yang merupakan wadah suatu budaya tentu mempergunakan suatu bahasa sebagai alat atau wahana komunikasi bagi warga masyarakat tersebut. Setiap bahasa mempunyai kaidah kaidah tersendiri dan tidak telepas dari semua aturan yang berlaku. Sehingga setiap pengguna bahasa di dunia tidak boleh menggunakan bahasa atau ejaan-ejaan yang salah karena hal itu akan merusak citra bahasa itu sendiri.

Sehingga memotivasi kami untuk membahas mengenai hal ini, agar tidak terjadi permasalahan pada saat kita menggunakan bahasa, karena bahasa yang berstruktur merupakan ciri dari pikiran yang teratur.

I.II Tujuan Setelah memperlajari morfologi kita dapat menambah pengetahuan Pendalaman bagi pengguna bahasa mengenai morfologi. Memberikan pemahaman mengenai seluk-beluk kata. pengetahuan mengenai pengguna bahasa dan penggunaan kaidah bahasa yang baik dan benar.Didalam makalah ini juga Membahas masalah morfem d unit-unit gramatikal dan prinsip pengenalan morfem seta klasifikasi morfem.

Bab II

II. I Pengertian Morfologi

Dalam bahasa Indonesia mempunyai berbagai bentuk. Kata sedih, gembira, dan senang merupakan satu morfem. Kata bersedih, bergembira, dan bersenang merupakan dua morfem, yaitu morfem ber- sebagai afiks, dam morfem sedih merupakan bentuk dasarnya begitu juga dengan morfem bergembira dan bersenang terdiri dari dua morfem. Kata senang-senang terdiri dari dua morfem yaitu morfem senang sebagai bentuk dasar dan diikuti oleh senang sebagai morfem ulang. Semua yang berhubungan denngan bentuk kata tersebut yang menjadi objek dari suatu ilmu disebut dengan morfologi.

Perubahan-perubahan bentuk kata menyebabkan adanya perubahan golongan dan arti kata. Golongan kata sedih tidak sama dengan golongan kata bersedih. Kata sedih termasuk golongan kata adjektiva, sedangkan kata bersedih termasuk verba deadjektiva. Di segi arti, kata-kata senang, bersenang, dan senang-senang semuanya mempunyai arti yang berbeda-beda. Demikian pula dengan kata sedih dan gembira. Perbedaan atau perubahan golongan dan arti kata tersebut disebabkan oleh perubahan bentuk kata. Karena itu, selain menyelidiki bidangnya yang utama dalam seluk-beluk bentuk kata, morfologi juga menyelidiki kemungkinan adanya perubahan golongan dan arti kata yang timbul sebagai akibat perubahan bentuk kata. Morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang mempelajari atau membicarakan tentang seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik. Morfologi juga mempelajari arti yang timbul sebagai akibat peristiwa gramatik, yang biasa disebut arti gramatikal atau makna. Satuan yang paling kecil dipelajari oleh morfologi adalah morfem, sedangkan yang paling besar berupa kata. morfologi hanya Mempelajari peristiwa-peristiwa yang umum, peristiwa yang berturut-turut terjadi, yang bisa dikatakan merupakan sistem dalam bahasa. Peristiwa perubahan bentuk misalnya pada perubahan kata dari jala menjadi jalan pada kata berjalan, dan perubahan dari kata aku menjadi saya, serta perubahan kata dari tahun menjadi tuhan boleh dikatakan hanya terjadi pada kata tersebut. Oleh karena itu, peristiwa tersebut tidak bisa disebut sebagai peristiwa umum, tentu

saja bukan termasuk dalam bidang morfologi, melainkan termasuk dalam ilmu yang biasa disebut etimologi, yaitu ilmu yang mempelajari seluk-beluk asal sesuatu kata secara khusus. Di sini dikemukakan bahwa pembicaraan tentang satuan gramatik yang salah satu dari unsurnya berupa afiks dibahas dalam bidang morfologi, dan pembicaraan tentang kata majemuk juga dibicarakan dalam bidang morfologi mengingat bahwa kata majemuk masih termasuk golongan kata. Menurut Cristal ( 198 : 232 233 ), morfologi adalah cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui pengguanaan morfem. Morfologi pada umumnya dibagi ke dalam dua bidang : yakni telaah infleksi (inflectional morfhology ). Dan telaah pembentukan kata (lexical or derivational morphology). Analisi morfemik bagian dari telaah linguistik sikronis ; analisis morfologis diterapkan terhadap telaah historis. Analisis morfologis dilakukan dalam berbagai bentuk. Satu pendekatan membuat telaah distribusional morfem dan varian morfemis yang muncul dalam kata ( analisis susunan morfotaktis ). Suatu model pemerian yang memandang hubungan antara kata kata sebagai proses derivasi. Dalam linguistic generative, morfologi dan sintaksis tidak dilihat sebagai dua tingkat terpisah ; kaidah kaidah dari tata bahasa berlaku bagi struktur kata, seperti halnya terhadap frasa dan kalimat, dan konsep konsep morfologis hanya muncul sebagai titik dimana output komponen sintaksis harus diberikan representasi fonologi melalui kaidah kaidah morfofonologis.

Menurut Bauer ( 1983 : 33 ), morfologi membahas struktur internal bentuk kata. Dalam morfologi, analisis membagi bentuk kata ke dalam formatif komponennya, dan berusaha untuk menjelaskan kemunculan setiap formatif. Morfologi dapat dibagi ke dalam dua cabang utama, yaitu morfologi infleksional dan pembentukan kata yang disebut morfologis leksikal. Morfologi infleksional membahas leksem leksem baru daripemajemukan kata ( komposisi ). Deriviasi berurusan dengan pembentukan leksem baru dari dua atau lebih sistem potensial. Derivasi kadang kadang juga dibagi ke dalam derivasi mempertahankan kelas (class-maintaining derivation) dan derivasi perubahan kelas (class-changing derivation).

Menurut rumandji ( 1993:2), morfologi mengcakup kata, bagiannya, dan prosesnya. Menurut O Grady dan Dobrovolsky (1989:89-90), morofologi adalah komponen tata bahasa generative tranformasional (TTG) yang membicarakan struktur internal kata. Teori morfologi umum yang berurusan dengan pembahasan secara tepat mengenai jenis jenis kaidah morfologi yang dapat ditemukan dalam bahasa bahasa alamiah. Morfologi khusus merupakan seperangkat kaidah yang mempunyai fungsi ganda. Pertama, kaidah kaidah ini berurusan dengan pembentukan kata

baru. Kedua, kaidah kaidah ini mewakili pengetahuan penutur asli yang tidak disadari tentang struktur internal kata yang sudah ada dalam bahasanya.

II. II Fungsi Morfologi Untuk mengetahui bagaimana perubahan-perubahan bentuk kata, baik dari fungsi gramatik maupun semantik. Mengetahui bagaimana seluk-beluk kata mengetahui bagaimana suatu arti yang timbul akibat peristiwa gramatik Mempelajari peristiwa-peristiwa umum, peristiwa yang berturut-turut terjadi, atau dengan kata lain sebagai sistem dalam bahasa

II.III

Tujuan Morfologi

Membahas masalah morfem dan kata Membahas masalah unit-unit gramatikal Membahas masalah prinsip pengenalan morfem Membahas masalah klasifikasi morfem Membahas masalah proses morfologis Membahas masalah morfofonemik Membahas masalah fungsi dan makna afiksasi Membahas masalah kategori kata

Bab III Penutup III.I Kesimpulan Kemahiran berbahasa untuk melancarkan komunikasi kita tehadap lawan bicara yang teratur. Jadi kita sebagai pengguna bahasa harus mendalami pemahaman kita mengenai struktur-struktur kata yang terdapat dalam bahasa yang kita gunakan sehari-hari.

III.II Kritik / Saran Setiap kajian bahasa perlu adanya peninjauan kembali guna memperoleh hasil yang optimal sehingga tidak ada lagi kesalahan yang ditimbulkan oleh pola morfofonemis. Definisi tidak akan mampu menjawab keseluruhan dari kajian morfologis tetapi jauh darinya hubungan morfologi dengan semantik sangat erat sehingga pengertian tersebut perlu direvisi.

Kepentingan analisis kesalahan Pendekatan Analisis Kesalahan Bahasa pula penting kerana merupakan satu teknik yang digunakan untuk mengukur kemajuan bahasa pelajar sesuatu bahasa dengan mencatat dan mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seseorang atau kelompok. Langkah-langkah yang digunakan dalam Analisis Kesalahan Bahasa adalah mendapatkan kesalahan-kesalahan daripada korpusnya, kemudian mengenal pasti kesalahankesalahan tersebut, dan seterusnya mengkategorikan jenis-jenis kesalahan. Setelah itu satu analisis terhadap jenis-jenis kesalahan dijalankan. Akhir sekali, punca-punca yang menyebabkan kesalahan-kesalahan tersebut dikaji dan hasil dapatan akan digunakan dalam memberikan saranansaranan bagi memperbaiki tahap pengajaran dan pembelajaran serta penggunaan bahasa yang mantap dan betul. Selain itu, Analisis Kesalahan bahasa juga digunakan sebagai alat pedagogi yang penting kerana di dalam Analisis Kesalahan Bahasa, kesalahan tidak dihadkan seperti Analisis Kontrastif yang hanya menumpukan kepada kesalahan pemindahan (interlingual). Analisis Kesalahan Bahasa juga mengkaji kesalahan-kesalahan lain yang kerap dilakukan oleh para pelajar, contohnya kesalahan-kesalahan intralingual

(intralingual errors) dan kesalahan perkembangan (developmental errors) yang muncul daripada strategi pengajaran dan pembelajaran tertentu yang digunakan (lihat Richards, 1974:173). Analisis Kesalahan Bahasa menyediakan data yang betul-betul wujud, bukan semata-mata masalah-masalah hipotesis seperti dalam kajian Analisis Kontrastif. Oleh itu, Analisis Kesalahan Bahasa lebih berkesan dalam merancang strategi-strategi pedagogi (Lee, 1968). Analisis Kesalahan Bahasa tidak menghadapi masalahmasalah teoretikal yang kompleks seperti yang dihadapi oleh Analisis Kontrastif, misalnya masalah padanan, iaitu padanan antara bahasa ibunda dengan bahasa sasaran (Wardhaugh, 1970 dilihat dalam Sridhar, 1981:223; 1983:13). Di samping itu, menurut Wilkins (1968:102), dalam Analisis Kesalahan Bahasa tidak perlu melakukan perbandingan tatabahasa. Analisis kesalahan Bahasa lebih bermanfaat dan menjimatkan berbanding dengan kajian Analisis Kontrastif. Walau bagaimanapun, tidak semua pendukung Analisis Kesalahan Bahasa menyokong pendapat ekstrim ini. Contohnya Banathy dan Madarasz (1969), Dukov (1969), Richards (1971), Schachter (1974), dan Celce-Murcia (1978) dan lain-lain berpendapat bahawa seperti dalam Analisis Kontrastif, ada kesalahankesalahan yang tidak muncul dalam Analisis Kesalahan Bahasa. Meskipun begitu, Analisis Kesalahan Bahasa merupakan tapak ujian bagi ramalan-ramalan Analisis Kontrastif serta pelengkap bagi dapatan-dapatan Analisis Kesalahan Bahasanya (Sridhar, 1981:223). www.scribd.com/doc/6753142/Kk14-Dr-Aini - 76k Kepentingan tipologi
ik Safiah Karim (1980) menyatakan kesalahan bahasa sebagai penggunaan bahasa yang melanggar peraturan bahasa yang telah dipersetujui sama ada di peringkat sebutan, pilihan kata, susunan frasa atau ayat. Maka, seorang guru wajar memperkasakan diri dengan kemahiran bahasa bagi menjayakan pengajaran dan pembelajaran setiap hari. Kesalahan tatabahasa harus dikesan dan dibetulkan secara murni.

Daftar Pustaka

You might also like