You are on page 1of 3

METODE PALAKSANAAN REHABILITASI JARINGAN RAWA / TAMBAK Data-data yang perlu diketahui oleh Kontraktor Pelaksana sebelum dilaksanakannya

pekerjaan adalah : 1. Data Situasi Lapangan. Keadaan lokasi pekerjaan. Situasi dan Kondisi serta elevasi existing awal tanah. Peraturan-peraturan yang berlaku pada saat pelaksanaan pekerjaan. 2. Data Konstruksi. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Risalah Aanwijzing). Gambar Kerja. Data Situasi Lapangan. Keadaan lokasi pekerjaan, untuk mengetahui situasi dan kondisi lapangan yang sesungguhnya baik berupa kontur ketinggian (elevasi), super elevasi, kondisi tanah (struktur tanah) dan lain-lain. Metode yang dilakukan adalah dengan mengukur situasi lokasi dengan menggunakan alat-alat pengukuran antara lain Theodolite, bak ukur, meteran dan patok-patok kayu. Untuk mengetahui lebih mendetail mengenai keadaan lokasi pekerjaan metode yang digunakan adalah konsultasi dengan Pemberi Tugas / Direksi Teknik beserta staf-staf yang berwenag, Perencana, Pengawas serta wawancara dengan masyarakat sekitar. Quarry material terdekat, material terdekat penting untuk diketahui agar dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan Kontraktor mendapat dropping material yang memandai sesuai dengan kendali mutu. Untuk itu sebelum memutuskan dropping material dari quarry, diambil semple terlebih dahulu untuk diteliti di laboratorium sehingga didapat Kualitas material sesuai speksifikasi yang diinginkan. Peraturan-peraturan yang berlaku pada saat pelaksanaan pekerjaan, yang dimaksud dengan peraturan-peraturan disini adalah peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh Kontraktor, baik itu peraturan-peraturan dari Pemerintah Republik Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Pemda setempat, serta peraturan-peraturan dari instansi lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Data Konstruksi. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta berita acara penjelasan pekerjaan (risalah aanwijzing), yang dimaksud disini adalah untuk mengetahui kejelasan dari pelaksanaan suatu proses pembangunan diperlukan rencana kerja dan syarat-syarat dimana didalamnya terurai posisi bagaimana jalannya suatu pelaksanaan pekerjaan. Pada umumnya rencana kerja dan syarat-syarat dibagi atas beberapa bab dan butir-butir yang memuat permasalahan mengenai : Jenis / mutu bahan yang digunakan. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan. Waktu pelaksanaan dan cara-cara pembayaran. Persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh Kontraktor. Disamping rencana kerja dan syarat-syarat tersebut diatas Kontraktor juga harus mengetahui berita acara penjelasan pekerjaan (risalah aanwijzing) yang didalamnya termuat perubahan-perubahan dari butir-butir rencana kerja dan syarat-syarat. Gambar Kerja. Kontraktor haruslah meneliti dan menguasai terlebih dahulu Gambar Kerja dan mampu menyusun gambar kerja (shop drawing) sebelum dimulainya pekerjaan.

PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam melaksanakan Rehabilitasi Jaringan Rawa / Tambak.ini, Kontraktor pelaksana harus : 1. Mengenal dan mengusai lapangan dimana pekerjaan akan dilaksankan.

2. 3.

Memobilisasi Peralatan dan Personil sesuai kebutuhan yang tertuang dalam Kontrak. Mengetahui dimana tempat dan bagaimana menyimpan bahan-bahan material, tempattempat dimana tanah harus digali, dibuang, ditimbun dan bahan-bahan yang ditolak dikarenakan tidak masuk kriteria sebagai bahan yang memenuhi standart maupun spesifikasi teknik. Menyiapkan Dokumen Kontrak serta rencana kerja termasuk jadwal pelaksanaan (time schedule) yang telah disepakati bersama antara Pihak Pemilik Proyek, Konsultan Pengawas dan Kontraktor. Memeriksa bahan maupun peralatan dari segi qualitas dan kuantitas sesuai dengan spesifikasi dokumen Kontrak. Mengetahui bahan-bahan material yang masuk sesuai dengan spesifikasi teknik yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan Mengontrol kualitas pelaksanaan mutu dari pekerjaan-pekerjaan konstruksi yang terdiri dari. Pekerjaan Pendahuluan / Persiapan. Pekerjaan Pendahuluan. Pekerjaan Pendahuluan terdiri dari pembuatan papan nama proyek, pembuatan direksi keet, gudang, pengukuran ulang sehingga didapat volume atau kubikasi yang sesungguhnya. Melakukan pengukuran Uitzet untuk memproyeksikan dilapangan, baik posisi maupun elevasi titik yang ada pada desain. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai pelaksana (Kontraktor) harus melakukan atau melaksanakan As Built Drawing untuk memperoleh data perhitungan volume pekerjaan atau yang akan dilaksanakan di lapangan. Untuk patok pengikat harus dibuat patok pengikat BM dari kayu ukuran 7/7 300 cm dari kayu klas 1 (satu) yang tertanam kedalam tanah cukup dalam sehingga tidak berubah posisi dan elevasinya, pengadaan listrik kerja / air kerja, pengujian material dan lain-lain. Pekerjaan Pembersihan Lokasi. Sebelum dilakukan penggusuran tanah pada lokasi yang akan dilakukan penggalian harus dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan, hasil dari pembersihan seperti batang kayu, akar pohon dan sampah lainnya harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan sehingga tidak mengganggu pekerjaan lainnya yang akan dilakukan. Lokasi pembuangan harus seijin Direksi Teknik. Pekerjaan Pengukuran / Setting. Pengukuran ulang ketinggian elevasi atau existing awal harus dilakukan sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan, pengukuran kembali ini gunanya untuk mengetahui volume galian dan timbunan yang akan dikerjakan, serta lancarnya aliran air drainase sesuai yang diharapkan. Pengukuran dilakukan dengan mempergunakan alat ukur Theodolite lengkap, pada saat pengukuran awal harus diambil patok pengikat Bench Mark (BM) sebagai acuan, karena setelah galian dan timbunan selesai dikerjakan akan diadakan pengukuran ulang existing tanah setelah galian dan timbunan dianggap rampung oleh Pemilik Proyek.

4.

5. 6. 7.

Pekerjaan Tanah. Galian Tanah Biasa. Galian tanah dilakukan dengan mempergunakan alat Excavator adapun tujuan dari penggalian ini adalah untuk merehabilitasi tanggul sehingga tidak terjadi penyumbatan pada parit-parit asal, penggalian tanah baru dapat dilakukan setelah

mendapat persetujuan dari Direksi Tenik, dan kontraktor pelaksana tidak boleh merubah galian dari rencana awal baik dimensi parit maupun kedalaman parit tersebut, seandainya terjadi perubahan dilapangan harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknik. Hasil material galian yang layak dipakai setelah disetujui dapat dipergunakan untuk timbunan pada sayap pintu air maupun pada oprit jembatan. Sedang bahan-bahan organis, plastik dan lain-lain yang sifatnya dapat membahayakan harus disingkirkan dari saluran drainase untuk menghindari hanyut terbawa air hujan. Hasil galian harus diratakan sebagai jalan tanggul atau menurut petunjuk Direksi Teknik. Pada saat penggalian dilaksanakan harus memperhatikan suplai air ke seluruh saluran yang menyuplai kesawah-sawah sehingga tidak terjadi kekeringan maupun kebanjiran pada daerah-daerah tertentu, kontraktor dapat membuat coperdam untuk mengantisipasi hal-hal tersebut diatas. Tempat tertentu yang tidak dapat digali dengan alat harus digali dengan tenaga manusia (manual), teruma untuk tebing dengan kemiringan disamakan dengan galian alat. Timbunan Tanah. Timbunah tanah adalah tanah urug setempat yang telah disetujui oleh Direksi (Pemilik Proyek). Timbunan harus dilakukan sampai elevasi tertentu sesuai Petunjuk Direksi di lapangan, agar jika terjadi penurunan tidak akan lebih rendah dari muka tanah yang ada. Material yang dipilih sebagai bahan timbunan harus bersih dari bahan organik. Tanah hasil galian dapat juga dipergunakan jika disetujui oleh Direksi sebagai material timbunan pada sayap-sayap pintu air, hasil galian berupa akar-akar pohon, bahan organis dan bahan-bahan yang dapat mengganggu kesuburan tanah harus dibuang dan dikeluarkan dari lokasi proyek. Pekerjaan Jembatan Kayu Belian. Kayu yang didatangkan haruslah kayu jenis atau mutu baik yang telah disetujui oleh Direksi Teknik serta telah memenuhi spesifikasi yang disyaratkan, serta sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam Gambar Rencana. Pemancangan Tiang Jembatan menggunakan alat pancang konvensional, pada saat pemancangan tiang, kepala tiang harus diberi topi / dibungkus sehingga kepala tiang tetap pada posisi semula. Kalindering tiang jembatan harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknik dilapangan.

Metode Palsanaan ini di buat berdasarkan peraturan-peraturan maupun spesifikasi teknik yang berlaku di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Depatemen Perhubungan, Pemerintah Kota / Kabupaten dan Instansi terkait serta peraturan pendukung lainnya. Demikian Metode Pelaksanaan ini kami sampaikan, guna memenuhi persyaratan Pasca Kualifikasi pada :

You might also like