You are on page 1of 19

KEPUTUSAN

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA


NOMOR : 019 TAHUN 1991
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA BAHARI

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka :

Menimbang : 1. bahwa dalam rangka meningkatkan keterpaduan dan pembinaan


Satuan Karya Pramuka Bahari dipandang perlu mengadakan
penyempurnaan Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya
Pramuka Bahari;
2. bahwa sehubungan hal tersebut pada butir 1 perlu
penyempurnaan Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya
Pramuka Bahari dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka;
Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 238 Tahun
1961 juncto Nomor : 57 Tahun 1988 tentang Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka;
2. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 103
Tahun 1989 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 032
Tahun 1989 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya
Pramuka;
4. Keputusan Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka Tahun 1988
di Dili, Timor Timur;
5. Instruksi Bersama Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Laut dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Nomor : 081 tahun 1983 dan INS/I/VI/ 1983 tentang Satuan
Karya Bahari

6. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 050


Tahun 1987 tentang Petunjuk Pokok-pokok Organisasi Gerakan
Pramuka;
7. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 054
Tahun 1987 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi, Tugas
dan Tata Kerja Kwartir Nasional Gerakan Pramuka;
8. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 134
Tahun 1987 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi, Tugas
dan Tata Kerja Kwartir Daerah Gerakan Pramuka;
9. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 135
Tahun 1987 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi, Tugas
dan Tata Kerja Kwartir Cabang Gerakan Pramuka;
10. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 136
Tahun 1987 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi, Tugas
dan Tata Kerja Kwartir Ranting Gerakan Pramuka;
11. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : 032
Tahun 1989 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya
Pramuka;

Memperhatikan : 1. Saran Pimpinan Saka Bahari Tingkat Nasional;


2. Saran Andalan Nasional dan Staf Kwartir Nasional;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
Pertama : Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor
183 Tahun 1979 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya
Pramuka Bahari.
Kedua : Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Bahari
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga : Apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Februari 1991
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,

Letjen TNI (Purn) Mashudi.

LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 019 TAHUN 1991
PETUNJUK PENYELENGGARAAN SAKA BAHARI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

a. Suatu gejala yang perlu kita perhatikan, sejak beberapa dasa warsa yang lalu
tumbuh suatu perhatian yang sangat menyolok terhadap lingkungan laut.
Hal ini mengakibatkan suatu peningkatan yang pesat dalam riset oseanografi. Ini
menunjukkan suatu pertumbuhan kesadaran umum, bahwa dasar lautan merupakan
bagian besar terakhir yang masih harus diteliti oleh manusia.
Mungkin merupakan sumber daya terakhir dari mineral dan bahan-bahan mentah
baik hayati maupun nabati yang masih dapat digali umat manusia, setelah sumber-
sumber bahan kontinental tertentu habis terkuras dalam waktu yang tidak terlalu
lama lagi.
Hal yang perlu kita perhatikan pula, bahwa laut adalah salah satu bagian dari modal
dasar Pembangunan Nasional bangsa Indonesia, yaitu sebagai :
1) Sarana Perhubungan
2) Sumber daya hayati dan nabati (Perikanan Laut dan pertanian laut)
3) Sumber mineral dan bahan makanan
4) Sumber Energi
5) Tempat jalur kabel laut
6) Tempat pengembangan pesisir
7) Tempat/objek Pariwisata dan olah raga
8) Unsur Hankam

Hal tersebut di atas merupakan tantangan nyata bagi generasi muda kita dalam dasa
warsa mendatang.
Pramuka dapat membantu menanamkan motivasi yang kuat untuk melahirkan suatu
generasi muda yang dapat menghayati keadaan lautan di sekeliling Nusantara kita
demi hari esok bangsa Indonesia yang lebih cerah, sesuai dengan fungsinya sebagai
anggota dari organisasi pendidikan di lingkungan anak-anak dan pemuda dalam
masyarakat yang berkewajiban untuk membantu kader-kader pembangunan, kader
Pancasila, kader Pemimpin Bangsa yang ksatria dan berbudi luhur.
b. Sadar bahwa negara kita terdiri atas 17.508 buah pulau besar dan kecil yang 2/3
dari wilayahnya terdiri atas laut dan perairan pedalaman, maka Gerakan Pramuka
yang berwawasan Nusantara dalam tugasnya juga berkewajiban menanamkan dan
menumbuhkan rasa cinta dan sikap hidup yang berorientasi kebaharian.
c. Penumbuhan orientasi kebaharian ini secara umum perlu di bina sejak dari
Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang, dan khususnya bagi Pramuka Penegak
dan Pandega dipandang perlu diselenggarakan kegiatan yang nyata, menarik dan
produktif menguasai penguasaan dan pemanfaatan laut serta perairan pedalaman.
Dengan demikian diharapkan di kemudian hari dapat berusaha serta dapat
menciptakan kesempatan dan lapangan kerja sebagai jaminan bagi kesejahteraan
dan ketahanan nasional.
d. Dalam usaha meningkatkan program kegiatan yang berorientasi kebaharian ini,
khususnya bagi Pramuka Penegak dan Pandega yang tidak lepas dari Gudepnya
diberikan bimbingan dan pembinaan yang sesuai dengan minatnya untuk menjadi
anggota Satuan Karya Pramuka Bahari.
e. Satuan Karya Pramuka Bahari disingkat Saka Bahari adalah wadah bagi Pramuka
yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam
rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorientasi
kebaharian termasuk laut dan perairan pedalaman.

2. Maksud
Maksud diterbitkannya Petunjuk Penyelenggaraan ini adalah untuk memberi pedoman
kepada kwartir-kwartir dan Gugusdepan-gugusdepan dalam usahanya menumbuhkan
sikap hidup yang berorientasi kebaharian, dan khususnya untuk membentuk, membina
dan mengembangkan Saka Bahari.

3. Tujuan
Tujuan diterbitkannya Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bahari ini adalah untuk
memberikan arah, kemudahan, kelancaran mengembangkan Saka Bahari.

4. Dasar
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961 juncto Nomor 57
Tahun 1988 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
b. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103 Tahun 1989 tentang
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103 Tahun 1989 tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya.

5. Pengertian
a. Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan Nasional di
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan baik yang datang dari luar maupun dalam, yang langsung atau tidak
langsung membahayakan integritas, identitas dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.
b. Wawasan Nusantara dan Hukum Laut
1) Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat,
bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat,
laut dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya dan Pertahanan Keamanan.
2) Hukum Laut Nasional dan Internasional
a) Pengumunan Pemerintah mengenai Wilayah Perairan Negara RI tanggal 15
Desember 1957.
- Bentuk geografi Indonesia sebagai satu negara kepulauan yang terdiri
dari beribu-ribu pulau mempunyai sifat dan corak tersendiri.
- Batas laut teritorial sejauh 12 mil dari garis yang menghubungkan titik-
titik ujung terluar pada pualu-pulau negara Indonesia (azas negara
kepulauan).
c. Peraturan Pemerintah pengganti UU No. 4 Tahun 1960
- Peraturan Perundang-undangan tentang Perairan Indonesia.
Mengesahkan secara hukum pengumuman Pemerintah RI tanggal 3
Desember 1957.
d. Undang-undang Nomor 17 tahun 1985 tentang Pengesahan Konvensi
Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum Laut :
(1) Azas negara kepulauan yang diperjuangkan oleh bangsa
Indonesiaselama lebih kurang 25 tahun, telah diakui secara resmi oleh
masyarakat Internasional.
(2) Laut Teritorial dan Zone Tambahan
(a) Laut Teritorial
Sejauh 12 mil dari garis penghubung titik-titik luar kepulauan.
Kedaulatan penuh atas laut teritorial, ruang udara di atasnya, dasar
laut dan tanah di bawahnya serta kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Hak lalu lintas damai bagi kendaraan air. Tidak boleh
mengancam keselamatan negara. Tidak boleh melakukan survey,
penelitian, pencemaran dan lain-lain tanpa ijin yang berwenang.
(b) Zone Tambahan
Sejauh 12 mil dari batas luar garis laut teritorial.
Wewenang melaksanakan pengawasan dan penyelidikan seperlunya
(tertentu)
(3) Selat yang dipergunakan untuk Pelayaran Internasional
(4) Zone Ekonomi Ekslusif
(a) Sejauh maksimum 200 mil dari garis penghubung titik-titik luar
kepulauan.
(b) Hak berdaulat untuk tujuan eksplorasi, eksploitasi pengelolaan dan
konservasi sumber kekayaan alam (hayati dan non hayati)
(c) Menghormati kebebasan pelayaran.
(5) Landas Kontinen
(a) Jarak sampai 200 mil laut tepian kontingan tidak mencapai jarak 200
mil laut.
(b) Jarak sampai 350 mil laut jika dasar laut merupakan kelanjutan
alamiah.
(c) Jarak sampai 100 mil laut jika garis kedalaman (isobath) 2.500
meter.

c. Bahari
Kata bahari berarti laut, tetapi dalam kaitan kegiatan Saka Bahari, bahari berarti
pula segala kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan sistem lingkungan hidup
(ekosistem) kelautan dan perairan.
d. Perairan Pedalaman Indonesia
Perairan Pedalaman Indonesia terdiri dari sungai, danau dan selat di antara pulau-
pulau yang merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari laut.

e. Saka Bahari
Adalah salah satu Satuan Karya Pramuka, tempat peningkatan dan pengembangan
kecakapan, ketrampilan pengalaman dan kepemimpinan para Pramuka Penggalang
yang beusia 14 tahun atau lebih, Pramuka Penegak dan Pandega dalam usahanya
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata dan produktif di bidang kebaharian,
sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia dan kepentingan masyarakat, sejalan
dengan perkembangan teknologi kebaharian dewasa ini, dalam rangka memupuk
jiwa kebaharian untuk memberi bekal kehidupan dan penghidupan kepada mereka,
anggota Saka Bahari untuk ikut serta dalam pembangunan bangsa dan negara.

6. Ruang Lingup dan Tata Urut

Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bahari ini meliputi segala hal-ikhwal penyelenggaraan


Saka Bahari dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Tujuan dan sasaran Saka Bahari
c. Organisais dan tata kerja Saka Bahari
d. Keanggotaan Saka Bahari
e. Hak dan Kewajiban
f. Pelantikan dan Pengukuhan
g. Kegiatan dan Sarana
h. Dewan Kehormatan Saka Bahari
i. Lambang Saka Bahari
j. Penutup.

BAB II
TUJUAN DAN SASARAN SAKA BAHARI

7. Tujuan
Saka Bahari bertujuan membina dan mengembangkan anggota Gerakan Pramuka agar :
a. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan kecakapan di
bidang kebaharian, yang dapat menjurus kepada kariernya di masa mendatang.
b. Memiliki rasa dalam cinta kepada laut dan perairan dalam berikut berisi isinya pada
khususnya dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia pada umumnya.
c. Memiliki sikap dan cara berpikir yang lebih matang dalam menghadapi segala
tantangan hidup, terutama menyangkut kebaharian.
d. Mampu menyelenggarakan proyek-proyek di bidang kebaharian secara positif
berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan minat dan bakatnya serta bermanfaat
bagi masyarakat sekitarnya.

8. Sasaran
Sasaran pembentukan Saka Bahari adalah agar selama dan setelah mengalami dan
mendapatkan pendidikan Saka Bahari anggota Saka Bahari:
a. Mampu dan dapat memanfaatkan segala pengetahuan, pengalaman dan
kecakapannya untuk ikut berperan serta secara aktif dalam Pembangunan Nasional,
khhususnya di bidang kebaharian.
b. Merasa ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan hidup yang
menyangkut kebaharian.

BAB III
ORGANISASI DAN TATA KERJA SAKA BAHARI

9. Organisasi
a. Saka Bahari dibentuk di tiap ranting / cabang atas kehendak dan kegemaran yang
sama dari anggota Gerakam Pramuka yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat.
b. Saka Bahari dibentuk oleh dan berada dibawah wewenang, pengendalian dan
pembinaan Kwartir Ranting.
Apabila Kwartir Ranting belum mampu membentuk saka Bahari, maka
pembentukan Saka Bahari dapat dilaksanakan oleh Kwartir Cabang.
c. Saka Bahari beranggotakan sedikitnya 10 orang dan sebanyak-banyaknya 40 orang
terdiri atas 4 krida, yaitu :
- Krida Sumber Daya Bahari
- Krida Jasa Bahari
- Krida Wisata bahari
- Krida Reksa Bahari
Dalam satu Saka Bahari dapat dibentuk beberapa krida yang sama.
d. Tiap-tiap krida beranggotakan 5 sampai 10 orang, dipimpin oleh pemimpin Krida
yang dipilih oleh dan dari anggota kridanya.
e. Apabila dalam satu Krida Bahari terdapat dua atau lebih krida yang sama, dapat
menggunakan nama yang sama dengan dikenakan penambahan nomor dibelakang
nama krida.
Misalnya : Krida Jasa Bahari 1
Krida Jasa Bahari 2
Dan seterusnya.
f. Anggota Saka Bahari Putra dan Saka Bahari Putri dihimpun secara tersendiri. Saka
Bahari Putra dibina oleh Pamong dibantu oleh Instruktur Saka Bahari dan atau
Instruktur Muda Saka Bahari.
g. Dalam menggelola dan menggerakan saka Bahari, maka disusun Dewan Saka
Bahari yang teerdiri dari :
Ketua
Sekretaris
Bendhahara
Dan beberapa anggota yang dipilih dari dan oleh anggota Saka Bahari.
h. Saka Bahari diberi nama sesuai dengan nama pahlawan yang ada kaitannya dengan
kebaharian, misalnya : Yos Sudarso, Hang Tuah, dan lain-lain.
i. Masa Bakti Dewan Saka Bahari adalah 2 tahun dan dapat dipih kembali.
j. Struktur Organisasi Saka Bahari seperti tercantum dalam lampiran.

10. Pimpinan Saka Bahari


a. Dalam rangka usaha peningkatan pembinaan dan pengembangan Saka Bahari perlu
dibentuk perangkat kerja Sakaaa Bahari di Kwartir Gerakan Pramuka mulai tingkat
ranting sampai Tingkat nasional untuk membantu memikirkan dan meningkatkan
pembinaan serta pengembangan Saka Bahari yang selanjutnya disebuut Pimpinan
Saka Bahari.
b. Susunan Pimpinan Saka Bahari
1). Pimpinan Saka Bahari terdiri atas unsur Gerakan Pramuka ( Andalan, Staf,
Anggota Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega ), pejabat-pejabat
pemerintahan dan tokoh-tokoh masyarakat di bidang kebaharian dengan jumlah
anggota disesuaikan dengan kebutuhan.
2). Susunan Pimpinan Saka Bahari adalah sebagai berikut :
• Penasihat
• Pengurus, yang terdiri dari :
- Ketua
- Wakil ketua
- Kepala Bidang Organisasi
- Kepala Bidang daan Latihan
- Kepala Bidang Prasarana
- Kepala Sekretaria
- Bendahara
- Anggota
3). Bila dipandang perlu dari susunan Pimpinan Saka bahari tersebut dapat beberapa
anggota pegurus Pimpinan Saka Bahari sebagai Pelaksana Harian.
c. Masa Bakti Pimpinan Saka Bahari
Masa Bakti pimpinan Saka Bahaari sesuai dengan masa baakti kwartirnya.
d. Tingkat Pimpinan Saka Bahari
1) Ditingkat pusat dibentuk Pimpinan Saka Bahari Tingkat Nasional
2) Di tingkaat propinsi dibentuk Pimpinan Saka Bahari Tingkat Daerah.
3) Di tingkat Kotamadya/Kabupaten dibentuk Pimpinan Saka Bahari Tingkat
Cabang.
4) Di tingkat Kecamatan Dibentuk Pimpinan Saka Bahari Tingkat Ranting.

11. Tata Kerja


a. Tata kerja Pimpinan Saka Bahari sesuai dengan Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka Nomor ……..Tahun……….tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pimpinan Saka Bahari.
b. Pamong Saka Bahari
1) Pamong Saka bahari adalah Pembina Pramuka, terutama Pembina Pramuka
Penegak dan Pandega atau Asnggota Dewasa Gerakan Pramuka lainnya yang
memiliki minat / kegemaran di bidang kegiatan kebaharian dan yang dapat
diterima oleh para anggota Saka Bahari yang bersangkutan.
2) Pamong Saka Bahari dapat diangkat dan dikukuhkan oleh Ketua Kwartir
Ranting Gerakan Pramuka atas usul Dewan Kehormatan Saka Dan Pimpinan
Saka Bahari yang bersangkutan.
3) Masa bakti Pamong Saka Bahari 2 tahun dan dapat diangkat kembali.
4) Pamong Saka Bahari ex-officio menjadi anggota Pimpinan Saka Bahari di
Kwartir Rantingnya.
5) Pamong Saka Bahari berhenti karena :
a. Masa baktinya berakhir
b. Permintaan sendiri
c. Usulan Kehormatan Dewan Kehormatan Saka Bahari atau Pimpinan Saka
Bahari yang bersangkutan.
d. Pelanggaran terhadap Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka.
6). Syarat-syarat Pamong Saka Bahari :
a. Sehat mental dan fisik
b. Mengerti dan menghayati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka.
c. Memiliki Kepandaian bergauk khususnya dengan para pemuda dan memiliki
rasa tanggung jawab.
d. Bersedia Untuk membina dan mengembangkan penggetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya untuk kepentingan Saka Bahari.
e. Bersedia membina dan mengembangkan Saka Bahari.
f. Memiliki bakat sebagai pamong, menghayati dan mampu menerapkan sistim
among dan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
g. Orang dewasa yang memiliki ijasah pembina pramuka mahir Penegak /
Pandega, atau pembina yang bersedia mengikuti Kursus Pembina Mahir.
c. Instruktur Saka Bahari
1) Instruktur Saka bahari adalah orangyang memiliki keahlian atau pengalaman di
bidang kebaharian yang sanggup ditugaskan untuk mendidik para anggota Saka
Bahari dalam kegiatan Saka tersebut.
2) Instruktur Saka Bahari diangkat dan dilantik oleh Ka Kwarran atas dasar
keahlian atau pengalaman kesanggupannya atas usul Pamong Saka dan
Pimpinan Saka Bahari.
3) Instruktur Saka Bahari bertanggungjawab dan memberikan laporan periodik
lepada Ka Kwarran melalui Pamong Saka bahari.
4) Masa bakti Instruktur Saka Bahari disesuaikan dengan kebutuhan.
5) Syarat-syarat Instruktur Saka Bahari :
a) Memiliki satu keahlian atau pengalaman yang diperlukan untuk kegiatan
Saka Bahari.
b) Memiliki kepandaian bergaul, khususnya dengan para pemuda dan
memiliki rasa tanggung jawab.
c) Memahami, menyetujui dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
d) Mengerti, menghayati dan mampu menerapkan sistem among dan prinsip-
prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan.
6) Instruktur Saka Bahari diberhentikan atas dasar :
a) Permintaan sendiri
b) Karena pelanggaran terhadap AD dan ART Gerakan Pramuka.
d. Dewan Saka Bahari
1) Dewan Saka Bahari terdiri atas : Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa
anggota yang menjabat sebagai Pemimpin atau Wakil Pemimpin Krida yang
dipilih oleh dan dari anggota Saka Bahari.
2) Masa bakti Dewan Saka Bahari adalah 2 tahun dan dapat dipilih kembali.
3) Pada hakekatnya fungsi Dewan Saka Bahari sama dengan Dewan Ambalan
Penegak/Dewan Racana Pandega.
4) Dewan Saka Bahari bertanggungjawab atas perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan Saka Bahari.
5) Syarat-syarat anggota Dewan Saka Bahari :
a) Memenuhi syarat-syarat keanggotaan Saka Bahari
b) Memiliki potensi dan bakat kepemimpinan yang baik serta pengetahuan dan
pengalaman yang memadai untuk tugasnya sebagai Dewan Saka.

BAB IV
KEANGGOTAAN

12. Anggota
a. Anggota Saka Bahari, adalah Pramuka Penegak Bantara, Penegak Laksana dan
Pramuka Pandega dari gugus depan yang mempunyai minat dan bakat di bidang
kebaharian.
b. Pramuka Penggalang, Calon Penegak dan Calon Pandega dapat mengajukan diri
sebagai anggota Saka Bahari dengan seijin Pembina Gugus depannya, dan
diisyaratkan agar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah menjadi anggota Saka
Bahari diusahakan telah dilantik Pramuka Penggalang Terap, Penegak Bantara atau
Pandega di Gugus depannya.
c. Pemuda yang berusia antara 14 sampai 25 tahun, dapat menjadi anggota Saka
Bahari dengan ketentuan bahwa yang bersangkutan dalam waktu 6 (enam) bulan
setelah menjadi anggota Saka Bahari wajib menjadi anggota suatu Gugus depan
Gerakan Pramuka dan selanjutnya berusaha menempuh
Syarat Kecakapan Umum dan dilantik sesuai dengan golongan keanggotaannya.

13. Peminat
a. Peminat adalah Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega yang bukan
anggota Saka Bahari, akan tetapi berminat untuk memiliki TKK Saka Bahari
b. Peminat wajib memenuhi Syarat-syarat Kecakapan Khusus sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

14. Syarat Anggota


a. Mendapat ijin dari orang tua atau wali dan pembina gugus depan.
b. Berusia antara 14 (empat belas) sampai dengan 25 (dua puluh lima) tahun.
c. Sehat Jasmani dan Rohani.
d. Berminat dan bersedia untuk berperan aktif dalam segala kegiatan Saka Bahari.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN

15. Hak Anggota


Anggota Saka Bahari berhak :
a. Memperoleh pendidikan dan pengajaran di bidang kebaharian.
b. Memperoleh latihan untuk mendapatkan pengalaman, ketrampilan dan kecakapan
di bidang kebaharian.
c. Menjadi Instruktur Muda di Gugus depannya.
d. Menjadi Dewan Saka Bahari.
e. Pindah ke Satuan Karya lain apabila telah mendapatkan sedikitnya 3 (tiga) buah
TKK dan sedikitnya telah berlatih selama 6 (enam) bulan.

16. Kewajiban Anggota


Anggota Saka Bahari berkewajiban untuk :
a. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
b. Menjaga nama baik Gerakan Pramuka dan Saka Bahari tempat ia menjadi anggota.
c. Menjunjung tinggi Adat yang berlaku.
d. Mengikuti dengan rajin dan tekun segala latihan dan kegiatan Saka Bahari.
e. Mengembangkan dan menerapkan kecakapan dan ketrampilannya dalam kegaitan-
kegiatan yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat dan bagi
kepentingan kemanusiaan.
f. Menjalankan tugas melatih bidang kebaharian di Gugus depannya atau di Gugus
depan lain bekerja sama dengan pembina satuan yang bersangkutan atas persetujuan
pembina Gugus depan dan sepengetahuan Kwartir Rantingnya.
g. Membayar iuran dan mentaati segala peraturan Gerakan Pramuka dan Saka Bahari.

17. Kewajiban Pemimpin Krida


a. Pemimpin Krida berkewajiban untuk memimpin kridanya dalam kegiatan-kegiatan
yang diadakan.
b. Mengupayakan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan.
c. Memberikan motivasi kepada para anggota krida untuk senantiasa meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan kecakapannya.
d. Menjadi penghubung antara anggota krida dan Dewan Saka.

18. Kewajiban Dewan Saka Bahari


a. Memimpin dan mengelola Saka Bahari secara berdaya guna dan tepat guna dengan
penuh tanggung jawab.
b. Bersama-sama Pamong Saka Bahari dengan dukungan teknis para Instruktur Saka
Bahari menggerakkan saka ke arah tujuan dan sasaran yang telah ditentukan oleh
Gerakan Pramuka.
c. Menjadi motor penggerak dalam pemikiran, perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian dan penilaian kegiatan Saka Bahari.
d. Berusaha menumbuhkan citra yang baik tentang Saka Bahari di kalangan
masyarakat.
e. Melaporkan jumlah anggotanya dan kegiatan Saka Bahari kepada Kwartir Ranting
melalui Pamong Saka Bahari setiap catur wulan.

19. Kewajiban Pamong Saka Bahari


Pamong Saka Bahari berkewajiban :
a. Melaksanakan pembinaan dan pengembangkan Satuan Karya dengan sistem among
agar berdaya guna dan berhasil guna serta penuh tanggung jawab.
b. Menjadi seorang kakak, pendamping serta pembangkit semangat dan daya kreasi
bagi para anggota sakanya.
c. Meningkatkan secara terus menerus pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan
kecakapannya melalui pendidikan, khususnya yang menyangkut bidang kegiatan
Saka Bahari.
d. Menjadi motivator bagi para anggota Saka Bahari khususnya, dan seluruh pramuka
pada umumnya dalam membina dan mengembangkan kegemaran-kegemaran
mereka di bidang kebaharian.

20. Kewajiban Pimpinan Saka Bahari


Pimpinan Saka Bahari di tiap wilayah kerja kwartirnya berkewajiban melaksanakan
tugasnya sesuai dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor :
Tahun ……., Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pimpinan Saka Bahari.

BAB VI
PELANTIKAN DAN PENGUKUHAN

22. Pelantikan
a. Peserta didik dilantik sebagai anggota Saka Bahari oleh Pamong Saka Bahari.
b. Dewan Saka Bahari di lantik oleh Pamong Saka Bahari yang bersangkutan.
c. Pamong Saka Bahari dan Instruktur Saka Bahari di lantik oleh Ketua Kwartir
Ranting.
d. Pimpinan Saka Bahari tingkat ranting dilantik oleh Ketua Kwartir Ranting.
e. Pimpinan Saka Bahari tingkat cabang dilantik oleh Ketua Kwartir Cabang.
f. Pimpinan Saka Bahari tingkat daerah dilantik oleh Ketua Kwartir Daerah.
g. Pimpinan Saka Bahari tingkat nasional dilantik oleh Ketua Kwartir Nasional.

23. Pengukuhan
a. Berdirinya Saka Bahari dikukuhkan dengan Keputusan Kwartir Ranting yang
dibaca pada upacara pelantikan Pimpinan Saka Bahari Tingkat Ranting.
b. Sahnya Pimpinan Satuan Karya Tingkat Ranting, Cabang, Daerah dan Nasional
dikukuhkan dengan Keputusan Kwartir yang bersangkutan.
BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA

24. Musyawarah
a. Musyawarah
1) Musyawarah Saka Bahari merupakan suatu forum atau tempat pertemuan para
anggota Saka Bahari, guna membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan
Saka Bahari.
2) Musyawarah Saka Bahari dihadiri oleh :
a) Dewan Saka Bahari
b) Pemimpin Krida dan Wakil Pemimpin Krida
c) Anggota Saka Bahari
d) Pamong Saka Bahari
e) Instruktur Saka Bahari
f) Pimpinan Saka Bahari Tingkat Ranting/Cabang.
3) Hasil musyawarah Saka Bahari akan dijadikan bahan rujukan bagi Pimpinan
Saka Bahari dan kwartir dalam merencanakan penyelenggaraan kegiatan Saka
Bahari.
b. Peserta Musyawarah Saka Bahari
1) Dewan Saka
2) Pemimpin Krida dan Wakil Pemimpin Krida
3) Anggota Saka Bahari
c. Penasihat Musyawarah Saka Bahari
1) Pimpinan Saka Bahari
2) Pamong Saka Bahari
3) Instruktur Saka Bahari
d. Acara Musyawarah :
1) Laporan pertanggungjawaban hari yang pelaksanaan tugas Dewan Saka Bahari
yang lama.
2) Laporan pertanggungjawaban keuangan.
3) Usulan Rencana Kerja masa baaakti berikutnya.
4) Pemilihan Dewan Saka Bahari.
e. Pimpinan Musyawarah
Musyawarah Saka Bahari dipimpin oleh Ketua Dewan Saka Bahari atau anggota
Dewan Saka yang telah mendapat mandat dari Ketua Dewan Saka Bahari.
f. Waktu musyawarah
Musyawarah Saka Bahari dilaksanakan 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa
bakti Dewan Saka.

25. Rapat Kerja


a. Rapat kerja Saka Bahari dihadiri oleh Dewan saka Bahari, Pemimpin Krida,
Pamong Saka, dan dapat pula mengundang Pimpinan Saka Bahari Tingkat
Ranting/Cabang.
b. Rapat Kerja Saka Bahari dipimpin oleh Dewan Saka Bahari.
c. Rapat Kerja Saka Bahari membahas :
1) Laporan pelaksanaan Program Kerja satu tahun
2) Laporan pertanggungjawaban keuangan
3) Rencana Program Kerja tahun mendatang.

BAB VIII
KEGIATAN DAN SARANA

Kegiatan kebaharian dilaksanakan untuk semua golongan Pramuka yaitu : Siaga,


Penggalang, Penegak dan Pandega yang menjurus kepada pembinaan watak, mental,
jasmani, rohani, pengetahuan, kecakapan, pengalaman dan ketrampilan dengan
menerapkan sistem among dan prinsip-prinsip dasar pendidikan kepramukaan, sesuai
dengan perkembangan jasmani dan rokhani peserta didik.

Penyelenggarakan kegiataan kebaharian bagi pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang


ditekankan terutama untuk mengembangkan minat mereka di bidang kebaharian dengan
penerapan sistem pengumpulan Tanda Kecakapan Khusus (TKK ). Peyelenggaraan
kegiatan kebaharian bagi Pramuka Penegak dan Pandega dimaksudkan sebagai usaha
untuk meningkatkan program kegiatan yang lebih mantap dan berbobot.

Kegiatan Saka Bahari adalah kegiatan dalam rangka mengembangkan bakat dan
minat para anggotanya di bidang kebaharian secara lebih intensif dan terarah, yang
meliputi pokok-pokok kegiatan untuk :
a. Menciptakan Pramuka yang sehat mental dan fisik
b. Mennumbuhkan penghayatan dan kesadaran lingkungan .
c. Merangsang naluri ilmiah / teknologi di bidang kebaharian
d. Menumbuhkan minat dan motivasi untuk menjadi manusia yang produktif, dan
berjiwa wiraswasta dalam kegiatan yang berorientasi kebaharian

Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan :


a) Sebanyak mungkin dengan praktek dengan menyajikan kegiatan nyata untuk
memberi kesempatan menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapan di bidang
kebaharian serta menggunakan alat-alat nyata baik tradisional maaupun modern.
b) Secara praktis, sederhana, mengandung banyak improvisasi, swadaya, tidak
memerlukaan biaya tinggi, mudah dilaksanakan, namun membawa hasil pendidikan
yang nyata dalam melaksanakan kegiatannya.
c) Untuk meningkatkan mutu kegiatan, perlu diusahakan adanya sarana ynag sesuai,
dengan tetap memperhatikan keadaan dan kemampuan setempat.
d) Pamong Saka Bahari bersama Instruktur mengusahakan adanya sarana yang
memadai, baik dalam jumlah maupun mutu, dengan bantuan Pimpinan Saka Bahari
dan Kwartir, serta Majelis Pembimbing Kwartir yang bersangkutan.

26. Lingkup Kegiatan


Untuk memperoleh berbagai macam pengetahuan dan ketrampilaan di bidang
kebaharian, Saka Bahari melaksanakan kegiatan yang meliputi :
a. Kebaharian secara umum
b. Kebaharian secara khusus dengan kridanya masing-masing.
c. Bakti kepada masyarakat.

27. Bentuk dan Macam Kegiatan


a. Latihan Saka secara berkala yang dilaksanakan diluar hari latihan Gugus
depannya.
b. Kegiatan berkala untuk kepentingan tertentu misalnya menyiapkan diri untuk
lomba, kegiatan ulang tahun Saka Bahari dan sebagainya.
c. Perkemahan bakti Saka Bahari disingkat Perti Saka Bahari, pesertanya semua
anggota Saka Bahari.
d. Perkemahan antar Satuan Karya, disingkat Peran Saka, pesertanya terdiri dari
beberapa jenis Satuan Karya, misalnya Saka Bahari bersama Saka Dirgantara dan
Saka Taruna Bumi. Sebaiknya semua jenis Satuan Karya setempat diikutsertakan.

28. Tingkat Kegiatan


a. Latihan dan kegiatan berkala diadakan ditingkat Ranting, dilaksanakan oleh Dewan
Saka Bahari didampingi oleh Pamong dan instruktur Saka Bahari.
b. Peran Saka dapat diadakan di tingkat Ranting, Cabang, Daerah dan Nasional.
c. Perti Saka Bahari diadakan di tingkat Ranting dan Cabang sesuai dengan
kepentingan, sekurang-kurangya dilaksanakan satu kali dalam satu masa baktinya.

29. Kegiatan Pendidikan/Latihan


Kegiatan Pendidikan/Latihan anggota Saka bahari dilaksanakan dalam 3 tahap :
a. Tahap Dasar :
Beriai materi pengorganisaian dan hal-ikhwal Saka Bahari yang dilaksanakan
selama 30 jam pelajaran.
b. Tahap Krida :
Berisi untuk pencapaian TKK Tingkat Madya Purwa/Madya
c. Tahap Kejuruan :
Berisi materi untuk pencapaian TKK Tingkat Utama yanng kualifikasinya diakui
masyarakat bahari dan dapat menjadi instruktur/pembantu pembinaan.

30. Sarana
a. Kegiatan Saka Bahari sebanyak mungkin dilaksanakan dalam bentuk praktek
dengan menyajikan kegiatan nyata.
Hal tersebut berarti, bahwa untuk kegiatan Saka Bahari mutlak diperlukan sarana
kegiatan yang berupa :
1. Alat/peralatan
2. Pelengkapan
3. Fasilitas, seperti : kolam renang, tempat berlatih, dan lain sebagainya
4. Sanggar bakti Saka Bahari
b. Pada dasarnya Saka Bahari harus memanfaatkan sarana kegiatan seperti tersebut
pada Pt. 30 a, yang ada di wilayahnya.
c. Sanggar Bakti Saka Bahari
Sanggar Bakti Saka bahari merupakan pangkalan dan tempat para anggota Saka
Bahari dalam membuat perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), pengendalian (cotrolling), dan penilaian (evaluasi)
kegiatan Saka Bahari yang juga dapat berfungsi sebagai :
1) Tempat mengadakan latihan dan belajar
2) Tempat musyawarah
3) Tempat untuk bekerja dan beribadat
4) Pangkalan untuk menyebarkan bakti

Pengelolaan Sanggar Saka Bahari dilakukan oleh suatu Tim pengurus yang dipilih
diantara anggota Saka Bahari dengan Pamong Saka sebagai konsultan.

31. Pembiayaan
a. Dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan Saka Bahari
diperoleh dari :
1) Iuran para anggota Saka Bahari, yang besarnya ditetapkan dalam musyawarah
Saka Bahari.
2) Hasil usaha dari para pemimpin Saka Bahari
3) Bantuan dari masyarakat yang tidak mengikat
4) Lain-lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka serta aturan perundang-undangan yang
berlaku.
b. Laporan Pertanggungjawaban atas Penggunaan Dana.
1) Dilaksanakan selambat-lambatnya sebulan setelah proyek kegiatan selesai
2) Disampaikaan kepada :
a) Kwartir yang bersangkutan
b) Pimpinan Saka Bahari setempat
c) Musyawarah anggota
d) Dewan Saka Bahari
e) Para penyumbang

BAB IX
DEWAN KEHORMATAN SAKA BAHARI

32. Pembentukan, Susunan dan Tugas


a. Pembentukan
Dewan Kehormatan Saka Bahari adalah forum yang dibentuk oleh Saka Bahari
untuk menyelesaikan hal-hal tertentu yang menyangkut nama baik seorang anggota
Saka Bahari atau nama baik Saka Bahari, serta menyusun data yang diperlukan
untuk pengusutan pemberian anugerah dan tanda penghargaan kepada anggota Saka
Baharinya.
b. Susunan
Dewan Kehormatan Saka Bahari terdiri atas :
1) Pamong Saka Bahari
2) Instruktur Saka Bahari (bila diperlukan)
3) Dewan Saka Bahari
4) Pemimpin Krida.
c. Tugas
1) Dewan Kehormatan Saka Bahari karena adanya :
a) Pelanggaran terhadap isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka, ketentuan-ketentuan Saka Bahari, disiplin, kehormatan
Satuan Karya.
b) Pengusulan pemberian anugerah/penghargaan.
2) Dewan Kehormatan Saka Bahari memutuskan pemberian sanksi dalam bentuk :
a) Pemberhentian sementara
b) Pemberhentian keanggotaan Saka Bahari, mengembalikan yang
bersangkutan ke Gugus depannya.
3) Anggota Satuan Karya yang dianggap melanggar ketentuan-ketentuan Gerakan
Pramuka diberi kesempatan untuk mengajukan pernyataan keberatannya dan
membela diri dalam Sidang Kehormatan Saka Bahari.
4) Dewan Kehormatan merehabilitasi anggota Saka Bahari yang terkena sanksi.
5) Dewan Kehormatan Satuan Karya memberi laporan tentang keputusan yang
diambilnya kepada pembina gugus depan anggota Saka Bahari yang
bersangkutan, Ketua Kwartir Ranting, Ketua Kwartir Cabang dan Pimpinan
Saka Bahari tingkat Ranting melalui Pamong Saka Bahari.

33. Bentuk
Dewan Kehormatan Saka Bahari berbentuk forum yang bersifat temporer (semacam
Panitia Ad-Hock)

BAB X
LAMBANG SAKA BAHARI

34. Sesuai dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor : Tahun …
….., tentang Lambang/tanda pengenal Saka Bahari.
BAB XI
ADMINISTRASI SAKA BAHARI

35. Administrasi
a. Pelaksanaan administrasi Saka Bahari terpedoman kepada Petunjuk
Penyelenggaraan administrasi umum Gerakan Pramuka
b. Dalam hal prosedur surat-menyurat, Pimpinan Saka Bahari dapat menggunakan
Tanda Pengenal Saka Bahari berupa Stempel Saka Bahari.

BAB XII
PENUTUP

36. a. Apabila dalam Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bahari ini masih terdapat
kekurangan, kekeliruan atau kesalahan akan disertakan penambahan dan
pembetulan.
b Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bahari ini, akan
diatur lebih lanjut oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
c. Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bahari ini dapat dijabarkan lebih lanjut dalam
petunjuk-petunjuk pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan dan petunjuk-
petunjuk teknis oleh kwartir.
Jakarta, 25 Februari 1991

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,


Ketua,

Letjen TNI (Purn) Mashudi

You might also like