You are on page 1of 16

STRATEGI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN TEORI MOTIVASI DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A. STRATEGI PENDEKATAN PEMBELAJARAN Strategi pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu pola pemikiran umum atau pandangan (approach) yang dianggap tepat untuk digunakan dalam menghampiri (menghadapi) sautu masalah pembelajaran. Association for Educational Communication Technologi (AECT) mendeskripsikan strategi pembelajaran (intructional strategies) merupakan perencanaan yang terinci untuk menyeleksi dan mengurutkan kegiatan dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran juga diartikan sebagai pendekatan yang merupakan pola umum perbuatan guru dan murid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar (Joni, 1980). Di dalam pola umum tersirat rasional yang membedakan strategi yang satu dengan strategi yang lain. Komponen yang berpengaruh atas rasional tersebut ialah tujuan belajar siswa, materi yang diajarkan, serta logistik yang menunjang pencapaian tujuan belajar. Dick dan Carey (1990) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah hal-hal yang menjelaskan tentang komponen-komponen dari serangkaian bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan terhadap bahan tersebut untuk membuahkan hasil belajar tertentu bagi siswa. Komponen umum dimaksud adalah kegiatan pra pembelajaran, penyajian informasi, partisipasi siswa, tes dan tindak lanjut. Untuk mengembangkan strategi pembelajaran dimulai dengan merancang pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, sub keterampilan yang diperoleh dari analisis pengajaran, rumusan tujuan khusus, dan menyusun butir-butir soal. Degeng mengutarakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai penataan cara-cara, sehingga terwujud suatu urutan langkah prosedural yang dapat digunakan untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dengan strategi pembelajaran yang berkualitas, akan terjadi suatu proses pengembangan pembelajaran yang berkualitas pula, yang kesemuanya akan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. 1. KOMPONEN STRATEGI PEMBELAJARAN Reigeluth, dkk (1977) mengemukakan bahwa terdapat 3 komponen yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pembelajaran, yaitu : a. Kondisi Pembelajaran Kondisi pembelajaran dimaksudkan adalah komponen yang tidak dapat dimanipulasi ataupun diubah sehingga harus diterima sebagaimana adanya. Komponen kondisi pembelajaran terdiri dari beberapa variabel yaitu tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi, kendala dan karakteristik siswa.

Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

Terdapat 2 jenis kondisi pembelajaran, kondisi belajar internal dan kondisi belajar eksternal. Kondisi belajara internal mengacu pada perolehan dan penyimpanan kapabilitas yang telah dipelajari oleh subyek didik yang dapat mendukung belajar kemampuan lainnya. Sedangkan kondisi belajar eksternal hal-hal yang mengacu berbagai cara yang dirancang untuk memudahkan proses-proses internalisasi dalam diri subyek didik. b. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang dapat digunakan dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil belajar (Degeng, 1997). c. Hasil Pembelajaran Hasil pembelajar adalah suatu kapabilitas yang dimiliki oleh subyek didik setelah mengikuti aktivitas belajar pada saat terjadi peristiwa pembelajaran. 2. PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN a. Strategi Pengorganisasian Isi Strategi pengorganisasian atau struktural strategy adalah suatu strategi yang mengacu pada penataan cara untuk membuat urutan (sequencing) isi, dan mensintesis (syntheizing). 1. Membuat urutan adalah kegiatan yang mengacu pada pembuatan urutan isi mata pelajaran. Penataan urutan pada mata pelajaran menjadi topik-topik sangat membantu subyek didik untuk menguasai isi pembelajaran secara sistematis. 2. Mensintesis mengacu kepada upaya menunjukan kepada siswa adanya keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur atau prinsip yang ada dalam suatu mata pelajaran. Terdapat dua jenis prasyarat belajar dalam mengornanisasikan urutan pembelajaran, yaitu : a) Prasyarat belajar utama, adalah suatu keterampilan-keterampilan tingkat rendah yang harus dikuasai oleh subyek didik untuk dapat belajar keterampilan baru. b) Prasyarat belajar pendukung, yaitu kemampuan-kemampuan hasil belajar lainnya yang memudahkan siswa belajar, tetapi tidak mutlak diperlukan. Dalam strategi pengorganisasian perlu adanya strategi makro dan strategi mikro. Strategi makro mengacu pada penataan cara-cara untuk pengaturan mata pelajaran secara keseluruhan, sedangkan strategi pengorganisasian mikro lebih mengacu pada cara-cara untuk penyajian suatu konsep, prinsip atau prosedur yang lebih terarah pada kapabilitas belajar, peristiwa pembelajaran, dan urutan isi pembelajaran. 1. Kapabelitas Belajar Kapabelitas (kemampuan) belajar dapat diartikan sebagai jenis hasil yang akan dibuahkan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan belajar harus dapat diamati sebagai unjuk perbuatan (performansi). Gagne (1984) mengemukakan 5 kategori kemampuan belajar yang dapat dipelajari siswa yaitu : Informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan
Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

keterampilan motorik. Dick dan Carey (1990) menyebutkan hasil belajar siswa meliputi : informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, dan sikap. Bloom dan kawan-kawan menjelaskan hasil belajar siswa dapat berupa pengembangan ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotor. 2. Peristiwa Pembelajaran Peristiwa pembelajaran diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi suatu proses internalisasi pesan-pesan pada diri subyek didik akibat langkah-langkah yang dikondisikan oleh guru agar kemampuan hasil belajar yang diinginkan dapat berhasil. a. Menarik Perhatian Menarik perhatian siswa sebagai langkah awal, berfungsi agar siswa menjadi siaga. Kesiagaan siswa dapat dibangkitkan dengan mengintrodusir perubahan rangsangan secara cepat. Misalnya degan mengunakan intonasi suara, gerakan tubuh, pengunaan media, mengajukan pertanyaan dan atau dengan cara lain sesuai dengan hasil belajar yang diinginkan. Usaha menarik perhatian dapat juga dilaksanakan dengan cara memberikan tugas-tugas sebelum mata pelajaran dimulai. b. Memberitahukan Tujuan Pembelajaran Memberikan tujuan pembelajaran kepada subyek didik (siswa), untuk menimbulkan pengharapan akan unjuk kerja yang harus dicapai sebagai hasil belajar. c. Merangsang ingatan kembali pada prasarat belajar Untuk memudahkan belajar pada pengetahuan atau keterampilan yang baru perlu diingat pula pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya. Cara-cara yang dapat dilakukan adalah memberikan pertanyaan pembantu (adjunct questions) atau memberikan bahan pengait (advance organizer) sebagai batu loncatan (interring behaviour). d. Menyampaikan bahan perancang pembelajaran Yang dimaksud dengan bahan perangsang dalam pembelajaran adalah bahanbahan yang dapat membantu untuk memudahkan siswa dalam mempelajari bahan pelajaran yang disajikan. Bentuk bahan perangsang pembelajaran dapat diupayakan dengan: 1. Menciptakan kondisi ruangan/situasi pembelajaran di kelas selalu menyenangkan, tidak membosankan. 2. Mengunakan pendekatan dan metode yang sesuai baik dengan karateristik mata pelajaran maupun sesuai dengan karateristik siswa. 3. Menggunakan media pembelajaran.

Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

e.

f.

g.

h.

i.

4. Memberikan pertanyaan bersifat merangsang yang tidak memerlukan jawaban yang benar pada saat proses pembelajaran masih berlangsung. Bimbingan belajar Bimbingan belajar yang diberikan bertujuan untuk membantu siswa dalam memperoleh kemampuaan sebagai hasil belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Bimbingan belajar diberikan terutama kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran. Memunculkan unjuk kerja siswa Unjuk kerja adalah bentuk tindakan yang dapat diamati sebagai indikasi besar kecilnya kemampuan siswa akibat adanya peristiwa pembelajaran. Menilai unjuk kerja siswa Unjuk kerja siswa yang menyertai dalam aktivitas pembelajaran menunjukan adanya kapabilitas baru yang merupakan bukti bahwa telah terjadi adanya internalisasi pesan dalam peristiwa pembelajaran. Menilai unjuk kerja siswa dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa telah memiliki kapabelitas yang baru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Menilai unjuk kerja siswa bertujuan untuk seleksi, menentukan prestasi, memberikan bimbingan dan motivasi, menempatkan sesuai dengan kemampuan serta untuk pengambilan keputusan. Menilai unjuk kerja juga bermanfaat untuk memperbaiki, pembelajaran yang dilakukan oleh guru, memberikan motivasi dengan cara latihan tambahan untuk memperkaya dan memperkuat apa yang telah dipelajari serta bermanfaat dalam memberikan bimbingan bagi siswa yang lambat/ketinggalan belajar. Untuk mengetahui unjuk kerja hasil belajar, dapat dinilai secara formal melalui tes tertulis, lisan atau pun tes perbuatan atau melalui pengamatan. Memberikan Balikan (feed-back) Permunculan unjuk kerja subyek didik memperlihatkan terjadinya peristiwa pembelajaran dan hasil belajar bagi subyek didik. Namun unjuk kerja yang ditampilkan belum tentu sesuai dengan tujuan-tujuan khusus yang diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara unjuk kerja yang ditampilkan dengan tujuan-tujuan khusus yang telah dirancang. Oleh karena itu perlu adanya balikan, sehingga siswa dapat memperbaiki hasil kerjanya. Balikan yang diberikan hendaknya lebih bersifat informatif, mengarah pada perbaikan sesuai dengan kemampuan hasil belajar yang diinginkan. Meningkatkan Retensi dan Pengalihan Belajar Rancangan pembelajaran perlu mengatur agar terjadi penguatan retensi terhadap apa yang dipelajari, serta pengalihannya untuk belajar menghadapi situasi yang baru. Memberikan pertanyaan dan pemberian umpan balik, pembuatan rangkuman menjelang akhir jam pelajaran, penggunaan media 4

Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

seperti tabel, grafik, gambar, diagram dapat berfungsi meningkatkan ritensi subyek didik. Untuk membantu meningkatkan ritensi serta alih belajar subyek didik, dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan ragam sifat tugas (termasuk lembar kerja siswa) yang berhubungan dengan apa yang dipelajari oleh subyek didik. 3. Urutan Isi Pembelajaran Dalam mengurutkan isi pembelajaran berpijak pada karakteristik isi mata pelajaran. Adanya perbedaan karakteristik pada setiap isi mata pelajaran mempunyai implikasi terhadap penyusunan topik-topik serta pemilihan strategi pendekatan yang akan digunakan. Selain mengurutkan isi pembelajaran dari pokok bahasan menjadi sub-sub pokok bahasan ataupun menjadi topik-topik tertentu, hal tersebut dapat membantu memudahkan subyek didik dalam menerima pelajaran. b. Strategi Penyampaian Isi Strategi penyampaian isi diartikan sebagai suatu penataan cara untuk menyampaikan isi pembelajaran serta menerima respon atau tanggapan-tanggapan yang berasal dari subyek didik. Terdapat 3 komponen yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Media Pembelajaran Media pembelajaran merupakan komponen strategi yang dapat dimuati pesan pembelajaran yang akan disampaikan kepada subyek didik. Media pembelajaran dapat berupa orang, alat, atau bahan. 2. Interaksi subyek didik dengan media Interaksi subyek didik dengan media, merupakan komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu pada kegiatan belajar yang dilakukan oleh subyek didik dan bagaimana peran media untuk merangsang kegiatan belajar siswa. 3. Bentuk Pembelajaran c. Strategi Pengelolaan Isi Strategi pengelolaan adalah penataan cara-cara untuk mengatur interaksi antar siswa dengan variabel strategi pengorganisasian serta strategi penyampaian isi pembelajaran. Strategi pengelolaan meliputi: penjadualan penggunaan strategi pembelajaran, pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, kontrol belajar (Degeng, 1989) dan pengelolaan motivasional (Reigeluth dan Merril, 1979). a) Penjadwalan Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran mengacu pada kapan dan berapa kali suatu strategi pembelajaran baik strategi pengorganisasian maupun strategi penyampaian dipakai dalam suatu situasi pembelajaran baik yang bersifat makro maupun mikro. b) Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, mengacu pada berapa kali penilaian hasil belajar dilaksanakan, serta bagaimana penilaian prosedur dilaksanakan.
Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

Catatan kemajuan belajar siswa perlu dibuat untuk pengambilan keputusan yang tepat mengenai unsur-unsur yang perlu diajarkan. c) Kontrol belajar Kontrol belajar mengacu pada kebebasan siswa dalam melakukan pilihan tindakan belajar. Kontrol belajar bermanfaat untuk menetapkan agar aktivitas pembelajaran sesuai dengan karakteristik pembelajar, baik dalam hal melakukan strategi pengorganisasian, isi, media pembelajaran, waktu dan komponen pembelajaran lainnya. d) Pengelolaan motivasional Pengelolaan motivasional mengacu kepada penataan cara-cara yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Beberapa cara guna meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain: adanya daya tarik dari materi pelajaran itu sendiri, penggunaan strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian yang sesuaii dengan karakteristik siswa, penggunaan metode kegiatan belajar yang sesuai dengan karakteristik siswa ,serta pengelompokan belajar yang disertai media yang cocok. B. PENDEKATAN PEMBELAJARAN Ada beberapa strattegi pendekatan pembelajaran yang sering dipakai dalam proses pembelajaran yakni: 1. PENDEKATAN CBSA Cara belajar siswa aktif (student active learning) adalah suatu model pendekatan pendekatan pembelajaran, dimana aktivitas pembelajaran selalu dihubungkan dengan keaktifan siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Artinya, bahwa keterlibatan siswa bukan hanya terbatas pada fisik saja, namun juga adanya keterlibatan mental, intelektual dan emosional. Dengan adanya keterlibatan mental, intelektual, dan emosional, diharapkan terjadi adanya asimilasi dan akomodatif kognitif dalam diri pelajar. Proses asimilasi dan akomodatif kognitif penting sekali dalam menguasai seperangkat pengetahuan yang bermanfaat dalam pembentukan keterampilan pada ranah kognitif, motorik dan afektif termasuk didalamnya sikap dan nilai (Toni Raka, 1984). Indikasi terlaksananya pembelajaran model CBSA terlihat pada interaksi antara siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Indikator keaktifan siswa dalam pembelajaran CBSA ditunjukan dengan adanya keberanian mengajukan pendapat, pertanyaan, saran, diskusi, serta pencarian media, alat, bahan, dan sumber belajar. Guru bertindak sebagai fasilitator. 2. PENDEKATAN FAKTUAL, KONSEP, DAN KETERAMPILAN PROSES a. Pendekatan Faktual Pendekatan faktual atau pendekatan fakta dalam pembelajaran adalah pembelajaran yang cenderung memberikan tekanan kepada penyajian fakta-fakta produk dari pengujian-pengujian atau penemuan tanpa diketahui proses bagaimana terjadinya
Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

produk-produk tersebut. Pembelajaran dengan pendekatan faktual, memperoleh sejumlah informasi tentang hasil-hasil (produk) dari pengujian atau pun pembuktianpembuktian dari suatu objek, namun siswa tidak mengetahui bagaimana proses terjadinya produk-produk sebagai hasil pengujian tersebut (Funk, 1985, Subiyanto, 1988). Kelemahan pembelajaran dengan pendekatan faktual antara lain bahwa fakta-fakta yang diperoleh mudah terlupakan dan pemikiran subyek didik terbatas karena proses terungkapnya fakta tersebut tidak diketahui. b. Pendekatan Konseptual Pendekatan konseptual adalah pembelajaran yang cenderung dengan cara-cara mengajarkan konsep-konsep tentang sifat-sifat ilmu pengetahuan, sehingga siswa dapat mengorganisasikan sifat-sifat pengetahuan. Konsep merupakan buah pikiran (ide) seseoranng atau sekelompok orang tentang banyak fakta menjadi satu. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengalaman atau pengamatan, konsep dapat timbul karena hasil pengamatan manusia dengan benda, gejala, peristiwa dan fakta. Konsep demikian disebut konsep dasar atau konsep konkrit. Konsep juga dapat berupa simbol yang bersifat abstrak sehingga disebut konsep abstrak. Seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila ia mengetahui semua unsur yang terdapat dalam konsep tersebut meliputi : nama, contoh-contoh baik positif maupun negatif, karakteristik pokok maupun yang tidak pokok, rentangan karakteristik, dan kaidah (Degeng, 1989). Agar siswa dapat memahami suatu konsep, mereka perlu aktif untuk dilibatkan dengan objek-objek yang konkret atau objek-objek pengganti, sehingga konsep tentang fakta-fakta yang diperoleh lebih lengkap, lebih jelas, serta dapat bertahan lama. c. Pendekatan Keterampilan Proses Esler mendefinisikan keterampilan proses sebagai berikut: process skills were originally defined in the course of an attempt to analyse how research scientists operate (Esler,1981). Sedangkan Funk mendefinisikan: science process skills are vehicle for generating content and mean by which concepts are formed (Funk,1985). Dari definisi tersebut dinyatakan bahwa keterampilan proses dapat terjadi apabila didasarkan pada hasil pengujian IPA seperti halnya apa yang dilakukan berdasarkan hasil observasi, percobaan atau pun penelitian disertai suatu analisis serta pengujian secara logis dan rasional. Pengetahuan diperoleh tidak hanya sekedar membaca buku, serta menerima konsep-konsep tentang sifat-sifat pengetahuan yang dikembanngkan oleh para ilmuwan, namun lebih dari itu perlu mengadakan pengamatan atau observasi. Berdasakan hasil observasi dapat diteruskan dengan kegiatan pengujianpengujian, percobaan-percobaan, atau penelitian.

Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

Pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses akan berhasil, apabila guru memberikan kesempatan kepada subyek didik untuk melakukan pengamatan. Melalui pengamatan maka pada diri subyek didik akan terjadi proses internalisasi pesan yang diperoleh. Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses, guru bertindak sebagai fasilitator dan berusaha agar siswa lebih banyak terlibat dengan aktivitas pengujian pembuktian kebenerana sehingga subyek didik memperoleh pengalaman riil, dapat menemukan fakta, konsep, prinsip-prinsip baru, yang dapat mengembangkan potensi dan kemampuan yang ada dalam dirinya. d. Pendekatan Keterampilan Proses Terpadu Penerapan strategi pembelajaran dengan pendekatan ketrampilan proses menurut Funk (1985) dapat diwujudkan dalam bentuk-bentuk ketrampilan seperti mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, memanipulasi variabel, menyusun pendapat sementara, menyusun tabel, menyusun definisi operasional, dan melakukan eksperimen atau percobaan. Penerapan pendekatan ketrampilan proses dalam sains dapat diklasifikasikan dalam dua tingkatan yaitu ketrampilan proses dasar dan ketrampilan proses terpadu. Kertampilan proses dasar dapat dilakukan dengan mengadakan observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan inferensi. Ketrampilan proses terpadu dapat dilakukan dengan kegiatan mengidentifikasi variabel, menyusun tabel data, meyusun grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, memperoleh dan memproses data, menganilis variabel, merancang penelitian, dan melakukan eksperimen. 1. Observasi/Pengamatan Merupakan keterampilan dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan lainnya yang dilakukan dengan cara mengidentifikasikan dan menafsirkan sesuatu yang mana pada proses ini memanfaatkan penggunaan alat indra. Keterampilan observasi dapat bersifat kualitatif dan kuantitatif. Observasi kualitatif bila keterampilan mengobservasi hanya dengan indra. Sedangkan observasi kuantitatif bila observasi dilakukan selain menggunakan alat indra, juga digunakan kepada satuan standar ukuran tertentu. 2. Klasifikasi Merupakan keterampilan mengkategorikan atau menggolongkan suatu objek sesuai sifatnya, yakni menurut jenis, ukuran, warna atau sifat-sifat lainnya. Keterampilan ini melatih subyek didik untuk dapat mengenal persamaan dan perbedaan suatu objek atau dengan kata lain sebagai proses dasar dalam pembentukan konsep. 3. Komunikasi Merupakan jenis keterampilan untuk menyampaikan ide, pendapat, konsep, jawaban atas pertanyaan bahkan hasil penemuan kepada orang lain yang
Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

4.

5.

6.

7.

8.

penyampaian dapat berupa bahasa lisan atau tulisan, grafik, diagram, gambar, bahasa isyarat atau simbol lainnya (Funk, 1985). Bagi subyek didik, keterampilan komunikasi sangatlah penting untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar yang dapat dikembangkan dengan jalan : tanya jawab, berdiskusi, mengemukakan pendapat, membuat laporan, baik secara individu maupun kelompok. Pengukuran Pengukuran dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengidentifikasi data yang bersifat kuantitatif dari suatu objek juga merupakan dasar mengadakan perbandingan. Dengan keterampilan ini, subyek didik dapat membanding-bandingkan berbagai objek dan mengkomunikasikan secara jelas, tepat serta menarik kesimpulan yang sesuai dengan data yang ada sehingga pada akhirnya mereka dapat memprediksi secara kuantutatif dan menilai secara kualitatif suatu objek. Prediksi Dengan menguasai keterampilan ini, subyek didik mampu meramalkan peristiwa atau kejadian yang akan terjadi berdasarkan data yang telah ada yang erat hubungannya dengan hasil observasi, klasifikasi dan inferensi. Data yang ada dapat berupa hasil pengamatan, pengetahuan, pengalaman serta informasi yang telah dimiliki sebelumnya. Inferensi Inferensi dapat diartikan sebagai kesimpulan sementara. Kesimpulan tersebut diambbil atas dasar hasil penafsiran atau interprestasi data yang ada dari hasil observasi yang telah dilakukan. Gega mengemukakan bahwa inferensi: the process of inferensi is interpreting, or drawing a conclusion from, what we observe (Gega,1970). Mengidentifikasi variabel Variabel adalah kondisi-kondisi atau karakteristik-karakteristik yang dapat dimanipulasi, dikontrol dan dapat diobservasi padaa suatu subyek (Best, 1977). Sedangkan Conny Semiawan mengartikan variabel merupakan faktor-faktor yang berpengaruh (Semiawan, 1990). Penerapannya dalam pembelajaran, subyek didik perlu diperkkenalkan pada berbagai variabel yang ada pada saat melakukan percobaan. Menyusun tabel/grafik Salah satu bentuk keterampilan untuk mengkomunikasikan data, dengan menggunakan tabel, grafik, diagram, gambar, atau dalam bentuk simbol lainnya. Tabel, diagram, gambar atau bentuk simbol lainnya dapat dimanfaatkan untuk merangkum daan mengorganisasikan data secara sederhana dan efisien. Hasil pengukuran suatu objek yang digambarkan dengan bentuk tabel/grafik disebut data. 9

Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

Dalam kaitan pembuatan tabel/grafik, subyek didik perlu dilatih untuk mengumpulkan, menyusun datamenggambarkan hubungan antar variabel, serta memproses data,baik data hasil observasi maupun data yang diperoleh dari orang lain. 9. Mengajukan hipotesis Mengajukan hipotesis erat kaitannya dengan keterampilan menprediksi, yakni memprediksi suatu hal yang diamati berdasarkan atau merujuk pada teori yang sudah ada. Pada penerapannya, subyek didik perlu dilatih untuk dapat mengajukan dugaan untuk dibuktikan kebenarannya. Dengan menguasai keterampilan ini maka subyek didik mampu mengajukan pendapat/dugaan/prediksi/ramalan didasarkan atas penerapan konsep, teori, prinsip-prinsip atau hukum-hukum yang telah dipelajari. 10. Mengadakan Percobaan Percobaan/eksperimen ialah kegiatan penelitian untuk membuktikan atau menguji kebenaran tentang penerapan suatu konsep, ide, gagasan atau pendapat secara praktis. Dalam melakukan kegiatan ini digunakan alat-alat dan bahan-bahan atau media pendukung lain dengan maksud agar subyek didik lebih memahami dan mengaplikasi suatu konsep, gagasan atau teori yang dipelajari. Di sisi lain, dengan menguasai keterampilan ini maka subyek didik mampu memperoleh, menyusun, serta menggambarkan hubungan data yang ada dengan teori. e. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Penerapan pendekatan ketrampilan proses di sekolah, baik pendekatan ketrampilan proses dasar maupun ketrampilan proses terpadu tidak harus berurutan seperti yang tercantum dalam penjelasan diatas, namun dapat saling melengkapi. Penggunaan pendekatan ketrampilan proses memungkinkan subyek didik secara langsung memperoleh fakta, konsep-konsep baru yang kesemuanya merupakan hasil dari pengalaman yang mereka peroleh. Dengan demikian internalisasi pesan-pesan yang diperoleh tidak hanya melalui pendekatan konseptual atau faktual saja, tetapi melalui pendekatan ketrampilan proses sehingga cara belajar siswa dan guru aktif dapat terlaksana. 3. PENDEKATAN PEMBELAJARAN MENURUT TEORI BELAJAR a. Model Pendekatan Pembelajran Perilaku Model pembelajaran kelompok perilaku (The Behaviourel System Model) ini muncul karena pengaruh teori belajar behaviourisme. 1. Asumsi dasar a. Belajar terjadi bila ada hubungan antara S-R b. Makin banyak stimulus makin banyak respon c. Keberhasilan belajar ditandai adanya perubahan prilaku
Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

10

d. Adanya reward and punishment e. Lebih mementingkan adanya ketuntasan (mastery learning) f. Pembelajaran akan lebih berhasil dengan pembelajaran langsung (direct instruction) g. Untuk keberhasilan belajar perlu belajar kontrol diri (self control learning) h. Makin banyak latihan hasilnya makin bagus i. Perlu dilatih untuk pengembangan keterampilan & konsep (skill & koncep development) 2. Ciri-ciri model Pembelajaran Behaviouristik a. Lebih mementingkan lingkungan b. Mengutamakan bagian-bagian dari pada keseluruhan c. Keberhasilan belajar lebih mementingkan reaksi d. Mengutamakan mekanisme terjadinya hasil belajar e. Mementingkan adanya pembentukan kebiasaan f. Adanya belajar yang bersifat trial and error 3. Implikasi Pendekatan Pembelajaran Behaviourisme dalam Belajar dan Pembelajaran Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaannya antara lain a. Sering mengadakan ulangan b. Perlu adanya penguatan c. Hasilnya akan lebih baik bila keduanya (ulangan dan penguatan) dilakukan d. Minat yang berkaitan dengan kehidupan sangat membantu meningkatkan hasil belajar b. Model Pendekataan Pembelajaran Sosial 1. Asimsi dasar Asumsi dasar adanya Model Pendekatan Pembelajaran Sosial (The Social Model): a. Bahwa anak didik dari kehidupan individu pada akhirnya akan mengarungi kehidupan dalam sosial, baik di dalam keluarga maupun masyarakat b. Meskipun masing-masing individu telah memiliki potensi untuk hidup dan berkembang, namun potensi itu akan lebih berdaya guna bila terdapat adanya kesinergian antara kehidupan individu dengan sosial c. Secara kodrati setiap individu memiliki dorongan untuk hidup dalam kebersamaan 2. Langkah Pengorganisasian a. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan rasa sosial perlu diadakan belajar kelompok b. Metode mengajar bermain peran (role-playing) sangat membantu pertumbuhan rasa tanggung jawab bagi siswa

Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

11

c. Melalui diskusi bersama tentang kondisi lingkungan siswa dilatih untuk menemukan konsep baru, norma, prinsip, hukum-hukum atau kaidah yang berlaku d. Untuk melatih ketelitian dan kehati-hatian serta memupuk kerjasama antar kelompok perlu adanya latihan laboratoris e. Sesekali ditugaskan mengadakan pengamatan di masyarakat untuk latihan penemuan permasalahan serta upaya mengatasinya dalam kehidupan sosial. c. Model Pendekataan Pembelajaran Personal Model pendekatan pembelajaran personal sering juga disebut the personal model 1. Asumsi dasar a. Setiap individu memiliki kemampuan, pemahaman, kesadaran, kepribadian yang unik. Keunikan tersebut bahwa kemungkinan komponen sama, namun secara kuantitas ataupun kualitas setiap komponen tidak sama, sehingga membedakan antara individu yang satu dengan yang lain b. Proses pembelajaran lebih diarahkan pada pemahaman diri sehingga memudahkan akan kemampuan diri c. Pembelajaran lebih diarahkan pada latihan tanggung jawab, sehingga dapat melatih akan kemandirian 2. Langkah pengorganisasian a. Pembelajaran lebih disesuaikan dengan kemampuan individu b. Pertemuan kelas untuk melatih kesepakatan umum c. Latihan kesadaran diri untuk bertanggung jawab d. Dasar kebebasan untuk kreativitas, efisiensi, dan efektivitas d. Model Pendekataan Pembelajaran Pengolahan Informasi Model pembelajara pengolahan informasi sering juga disebut the information processing model. 1. Asumsi dasar Secara kodrati setiap individu : a. Memiliki dorongan internal untuk memahami dunia luar b. Merasakan adanya permasalahan yang perlu diatasi c. Keinginan untuk berkomunikasi 2. Langkah pengorganisasian a. Perlu adanya latihan-latihan pembentukan dan pencapaian konsep (consep attainment) b. Cara berpikir lebih diarahkan berpikir induktif (inductive thinking) c. Diperbanyak kegiatan latihan penemuan (inquiri) d. Menggunakan pemandu awal (advance organiser) e. Mengembangkan memorisasi (memorization) f. Pengembangan intelek g. Penemuan/penelitian ilmiah
Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

12

e. Model Pendekataan Pembelajaran Konstruktivisme Model pendekatan pembelajaran konstruktivisme sering juga disebut the constructivism model. 1. Asumsi dasar a. Setiap individu memiliki pemahaman, kompetensi yang berbeda b. Rasa nyaman, babas, dasar pengembangan kreativitas dan produktivitas c. Pengetahuan berasal dari pengalaman konkrit didukung dengan data primer 2. Model pembelajaran konstruktivisme a. Pembelajaran berpusat pada siswa (student centered learning strategies) b. Dilatih belajar aktif dan belajar mandiri c. Belajar kooperatif dan kolaboratif d. Self regulated learning 3. Pengembangan model pembelajaran kognitif diarahkan pada: a. Problem based learning b. Discovery learning, inquiry c. Cognitive strategies, d. Project based learning. C. TEORI MOTIVASI DALAM BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Kata motivasi berasal dari bahasa latin movere yang artinya menggerakkan. Di dalam bahasa Inggris motivasi berasal dari kata motion (gerak). Wlodkowski menjelaskan menjelaskan makna motivasi adalah suatu kondisi yang menggerakkan seseorangatau yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan tertentu. Ames dan Ames (1984) berpendapat bahwa motivasi merupakan perspektif yang dimiliki seseorang tentang dirinya dan lingkungan. 1. JENIS DAN BENTUK MOTIVASI Ada dua jenis motivasi yang terdapat pada diri manusia yaitu : a. Motivasi dasar b. Motivasi yang dipelajari Beberapa bentuk motivasi adalah : a. Motif Instrinsik b. Motif ekstringsik Motivasi memiliki konstribusi yang sangat besar terhadap prestasi belajar seseorang. Oleh sebab itu, seorang guru harus dapat memberikan motivasi terhadap anak didiknya. Beberapa manfaat motivasi dalam belajar dan pembelajaran antara lain : a. Motivasi sebagai penguat belajar b. Motivasi memperjelas tujuan belajar c. Motivasi menentukan ketekunan belajar d. Motivasi menimbulkan ragam rangsangan belajar.

Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

13

2. MACAM-MACAM TEORI MOTIVASI a. Teori Motivasi Menurut Keller Keler (1983) telah menyusun strategi sebagai alat yang merupakan prinsip untuk membangkitkan motivasi kepada siswa. Prinsip-prinsip tersebut dikenal sebagai model ARCS. 1. Menarik perhatian (Attention) Perhatian siswa muncul didorong adanya rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu ini perlu mendapatkan rangsangan, sehingga perhatian tersebut terpelihara selama pembelaran. Cara agar guru dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaan dapat dilakukan kegiatan-kegiatan antara lain menggunakan metode mengajar yang bervariasi, gunakan media, selingi humor, gunakan contoh-contoh nyata, gunakan teknik bertanya yang melibatkan siswa. 2. Relevan (Relevance) Relevansi dimaksudkan adanya hubungan antara materi pembelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkat motivasi dengan model relevansi antara lain : a. Sampaikan kepada siswa apa yang harus mereka lakukan setelah mempelajari materi pembelajaran. Menjelaskan manfaat pengetahuan tersebut akan membantu dalam menjalankan tugasnya nanti. b. Berikan contoh, latihan tes yang langsung berhubungan dengan dengan kondisi siswa atau profesi tertentu. 3. Menimbulkan kepercayaan diri (Confidance) Motivasi siswa meningkat jika di dalam dirinya mempunyai keyakinan bahwa ia pasti mampu mengerjakan apa yang ia inginkan. Merasa diri memiliki kemampuan membuat siswa termotivasi untuk mengerjakan sesuatu hingga berhasil. Dan motivasi akan terus meningkat sesuai dengan meningkatnya harapan/keinginan untuk berhasil. Harapan ini juga dipengaruhi atas keberhasilan masa lampau. Dengan adanya motivasi maka akan menambah ketekunan untuk berprestasi. Strategi untuk meningkatkan motivasi dengan model kepercayaan diri antara lain : a. Meningkatkan harapan siswa dengan memperbanyak keberhasilan siswa b. Menggunakan strategi dan kontrol keberhasilan belajar di tangan siswa sendiri, sehingga siswa mengetahui kemampuan dan kekurangan mereka untuk diperbaiki c. Memberikan kepercayaan kepada siswa dengan menggunakan motivasi verbal d. Memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa, sehingga memahami prestasi belajar mereka

Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

14

4. Menimbulkan rasa kepuasan (Satisfaction) Keberhasilan untuk mencapai sesuatu tujuan yang diinginkan pasti menimbulkan kepuasan. Karena rasa puas ini, seseorang akan termotivasi untuk mencapai tujuan serupa minimal sama dan kalau dapat hasilny lebih meningkat. Kepuasan mencapai tujuan dapat dipengaruhi adanya konsekwensi yang diterimanya baik yang bersal dari dalam diri siswa maupun dari luar dirinya. Strategi membangkitkan motivasi dengan model kepuasan antara lain : a. Gunakan kata-kata pujian secara verbal dan umpan balik yang membesarkan hati siswa b. Berikan kesempatan bagi siswa untuk segera mempraktekan pengetahuan yang baru dipelajarinya c. Meminta kepada siswa yang telah menguasai pengetahuan yang diperolehnya untuk membantu temannya yang belum berhasil d. Bandingkan prestasi siswa tersebut dengan prestasinya sendiri di waktu yang lalu atau dengan strandar yang sudah ada tetapi jangan dengan teman yang lain b. Teori Motivasi Menurut Maslow Maslow mengutarakan teorinya bahwa seseorang akan termotivasi dan merasa tertarik, apabila yang dipelajari berkaitan dengan kebutuhan hidupnya. Menurut Maslow kebutuhan dasar tersebut akan menimbulkan motivasi yang tinggi, sehingga mereka bekerja sekuat tenaga bagaimana agar kebutuhan tersebut dapat tercapai. Tetapi apabila kebutuhan itu sudah tercapai maka motivasi manusia tidak berhenti namun ia akan muncul dalam bentuk motivasi lainnya untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Demikian untuk seterusnya sehingga motivasi selalu muncul. Maslow membuat herarki motivasi sesuai dengan kebutuhan hidup. Jenjang kebutuhan hidup menurut Maslow terdapat 7 jenjang mencakup : 1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan fseciurity 3. Kebutuhan akan cinta dan rasa ingin memiliki 4. Kebutuhan yang berkaitan dengan harga diri dan keberhasilan 5. Kebutuhan kognitif untuk mengetahui, mengerti, mengamati 6. Kebutuhan estetika harmonis 7. Kebutuhan aktualisaisi diri Peran guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat diupayakan dengan : a. Adanya interaksi antara guru dengan siswa yang menyenangkan b. Hubungan antara guru dengan siswa yang akbrab saling mengenal c. Adanya pengelolaan kelas yang kondusif d. Menghindari terjadinya situasi konflik e. Menggunakan media yang sesuai dan menarik f. Menggunakan metode belajar bervariasi, sesekali diselingi humor terkendali
Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

15

Kebutuhan akan aktualiasi diri Kebutuhan estetika : harmoni, keteraturan, & kecantikan

Kebutuhan kognitif : untuk mengetahui, mengerti, mengamati

Kebutuhan penghargaan : keberhasilan, dapat bantuan atau terima kasih

Kebutuhan akan cinta & memiliki

Kebutuhan sekuriti : rasa aman & terlindung

Kebutuhan fisiologi

Hirarkhi Motivasi dari Maslow

Strategi Pendekatan Pembelajaran & Teori Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran

16

You might also like