You are on page 1of 91

BAGIAN : KEDUA

BAB III : KETENTUAN TEKNIS

PASAL 1. PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN

1.1. Lingkup

1.1.1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang
secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini
bisa diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan TERMINAL
TLOGOWARU Kota Malang, yang meliputi :
a. Pekerjaan Struktur / upper Struktur.
b. Pekerjaan Arsitektur / Finishing.
c. Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal.
d. Pekerjaan Site Development.
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan / dilihat
dan tercantum pada Bill Of Quantity (BQ).

1.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut,


lingkup pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-
hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja.
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup
pekerjaan yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Pemborong / pekerja lain yang berhubungan dengan
pekerjaan pada bagian pekerjan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).

1.1.3. Persyaratan Teknis Umum menjadi satu kesatuan dangan persyaratan teknis
pelaksanaan pekerjaan dan secara bersama – sama merupakan persyaratan
dari segi teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam
satu atau lebih dari dokumen-dokumen berikut ini:
a. Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
b. Persyaratan Teknis Umum / pelaksanaan pekerjaan / bahan.
c. Rincian Volume Pekerjaan / Rincian Penawaran.
d. Dokumen-dokumen pelelangan / pelaksanaan yang lain.

1.1.4. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak
dapat diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan di atas,
maka bagian dari persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya
dianggap tidak berlaku.

1.2. Referensi

1.2.1. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi


persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Normalisasi Indonesia
(NI), Standar Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional
maupun Peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atau jenis -
jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
 NI - 2 (1971) PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA.
 NI - (1983) PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA
(SKBI.1.3.55.1987).
 NI - 3 (1970) PERATURAN UMUM UNTUK BAHAN BANGUNAN DI
INDONESIA.
 NI - 5 PERATURAN KONSTRUKSI KAYU INDONESIA.
 NI - 8 PERATURAN SEMEN PORTLAND INDONESIA.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 49


NI - 10 BATA MERAH SEBAGAI BAHAN BANGUNAN.
PERATURAN PLUMBING INDONESIA.
PERATURAN UMUM INSTALASI LISTRIK.
STANDART INDUSTRI INDONESIA.
 ASTM, JJ dan lain sebagianya yang dianggap berhubungan dengan
bagian pekerjaan ini.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart
yang tersebut di atas, maupun standart-standart nasional lainnya, maka
diberlakukan standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan
pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart
Persyaratan Teknis dari Negara-negara asall bahan / pekerjaan yang
bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.

1.2.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak
diatur dalam persyaratan teknis umum / khususnya maupun salah satu dari
ketentuan yang disebutkan di atas, maka atas bagian pekerjaan tersebut
pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan
berikut guna disepakati oleh direksi untuk dipakai sebagai patokan
persyaratan teknis :
a. Standart / norma / kode / pedoman yang bisa diterapkan pada bagian
pekerjan bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi / Institusi /
Asosiasi Profesi / Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian atau Badan-
badan lain yang berwewenang / berkepentingan atau Badan-badan
yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh
bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari Direksi / Pengawas.
b. Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga
pengujian yang diakui secara Nasional / Internasional.

1.3. Bahan

1.3.1. Baru / Bekas


Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan
untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan barang
bekas dalam komponen kecil maupun besar sama sekali tidak diperbolehkan.

1.3.2.Tanda Pengenal
a. Dalam hal dimana pabrik / produsen bahan mengeluarkan tanda pengenal
untuk produk bahan yang dihasilkan, baik berupa cap / merk dagang
pengenal pabrik / produsen bersangkutan yang dipergunakan dalam
pekerjaan ini harus mengandung tanda pengenal tersebut.
b. Khusus untuk bahan bagi pekerjaan instalasi (penerangan, plumbing, dll)
kecuali ditetapkan oleh Direksi / Pengawas, bahan sejenis dengan fungsi
yang sama harus diberi tanda pengenal untuk membedakan satu bahan
dari bahan lainnya. Tanda pengenal ini bisa berupa warna atau tanda-
tanda lain yang mana harus sesuai dengan referensi pada I.2. tersebut di
atas atau dalam hal dimana tidak / belum ada pengaturan yang jelas
mengenai itu, hal ini harus dilaksanakan sesuai petunjuk direksi /
Pengawas.

1.3.3.Merk Dagang dan Kesetarafan.


a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan / produk di dalam
Persyaratan Teknis Umum, secara umum harus diartikan sebagai
persyaratan kesetarafan kwalitas penampilan (Performance) dari bahan /
produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan kata-kata “atau yang
setaraf “.
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan /
produk lain yang dapat dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang
setaraf dengan bahan / produk yang memakai merk dagang yang
disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu sebelumnya telah
diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi / Pengawas atas Kesetarafan
tersebut.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 50


c. Penggunaan Bahan / Produk yang disetujui sebagai “setaraf” tidak
dianggap sebagai perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga
dengan bahan produk yang disebutkan merk dagangnya atau diabaikan.
d. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan
produksi dalam negeri lebih diutamakan.

1.3.4.Penggantian (Substitusi)
a. Pemborong / supplier bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu
bahan / produk lain dengan penampilan yang setaraf dengan yang
dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian (substitusi), perbedaan harga
yang ada dengan bahan / produk yang dipersyaratkan akan diperhitungkan
sebagai perubahan pekerjaan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan
pemborong / suplier seperti dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan
yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi /
Pengawas dan pemberi Tugas sebagai masukan (Input) baru yang
menyangkut nilai tambah, maka perubahan pekerjaan mengakibatkan
biaya tambah dapat diperkenankan.

1.3.5.Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan dengan
sangat agar sebelum sesuatu bahan / produk akan dibeli / dipesan /
diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari Direksi / Pengawas
atau kesesuaian dari bahan / Produk tersebut pada Persyaratan Teknis,
yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada
contoh / brosur dari bahan / produk yang bersangkutan untuk diserahkan
kepada Direksi / Pengawas Lapangan.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemborong / suplier, yang mana
tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti
tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Pemborong / Supplier
dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini mengadakan bahan / Produk
yang sesuai dengan persyaratannya, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk yang digunakan sesuai
dengan contoh brosur yang telah disetujui.

1.3.6.Contoh
Pada waktu memintakan persetujuan atas bahan / produk kepada Direksi /
Pengawas harus disertakan contoh dari bahan / produk tesebut dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Jumlah Contoh
1. Untuk bahan / produk bila tidak dapat diberikan sesuai sertifikat
pengujian yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas
sehingga oleh karenanya perlu diadakan pengujian kepada Direksi /
Pengawas harus diserahkan sejumlah bahan produk sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam standart prosedur pengujian, untuk
dijadikan benda uji guna diserahkan pada Badan / Lembaga Penguji
yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas.
2. Untuk Bahan / produk atau mana dapat ditunjukan sertifikat pengujian
yang dapat disetujui / diterima oleh Direksi / Pengawas, kepada Direksi /
Pengawas harus diserahkan 3 (tiga) buah contoh yang masing masing
disertai dengan salinan sertifikat pengujian yang bersangkutan.
b. Contoh yang Disetujui
1. Dari contoh yang diserahkan kepada Direksi / Pengawas atau contoh
yang telah memperoleh persetujuan dari Direksi / Pengawas harus
dibuat suatu keterangan tertulis mengenai persetujuannya dan
disamping itu, oleh Direksi / pengawas harus dipasangkan tanda
pengenal persetujuannya pada 3 (tiga) buah contoh yang semuanya
akan dipegang oleh Direksi / Pengawas. Bila dikehendaki, Pemborong /
Supplier dapat meminta sejumlah set tambahan dari contoh berikut
tanda pengenal persetujuan dan surat keterangan persetujuan untuk

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 51


kepentingan Dokumentasi sendiri. Dengan demikian jumlah contoh
yang harus diserahkan kepada Direksi / Pengawas harus ditambah
seperlunya sesuai dengan kebutuhan tambahan tersebut.
2. Pada waktu Direksi / Pengawas sudah tidak lagi membutuhkan contoh
yang disetujui tersebut untuk pemeriksaan bahan produk bagi
pekerjaan, Pemborong berhak meminta kembali contoh tersebut untuk
dipasangkan pada pekerjaan.
c. Waktu Persetujuan Contoh
1. Adalah tanggung jawab dari pemborong / supllier untuk mengajukan
contoh pada waktunya, sedemikian sehingga pemberian persetujuan
atau contoh tersebut tidak akan menyebabkan keterlambatan pada
jadwal pengadaan bahan.
2. Untuk bahan / produk yang persyaratannya tidak dikaitkan dengan
kesetarafan pada suatu merk dagang tertentu, keputusan atau contoh
akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam waktu tidak lebih dari 10
(sepuluh) hari kerja. Dalam hal dimana persetujuan tersebut akan
melibatkan keputusan tambahan diluar persyaratan teknis (seperti
penentuan model, warna, dll), maka keseluruhan keputusan akan
diberikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari kerja.
3. Untuk bahan / produk yang masih harus dibuktikan kesetarafannya
dengan suatu merk dagang yang disebutkan, keputusan atau contoh
akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam waktu 21 (dua puluh
satu) hari kerja sejak dilengkapinya pembuktian kesetarafan.
4. Untuk bahan / Produk yang bersifat pengganti / substitusi, keputusan
persetujuan akan diberikan oleh Direksi / Pengawas dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya dengan lengkap seluruh bahan
pertimbangan.
5. Untuk bahan / produk yang bersifat peralatan / perlengkapan atau pun
produk yang lain karena sifat / jumlah / harga pengadaanya tidak
memungkinkan untuk diberikan contoh dalam bentuk bahan / produk
jadi permintaan persetujuan bisa diajukan berdasarkan Brosur dari
produk tersebut, yang mana harus dilengkapi dengan :
 Spesifikasi Teknis lengkap yang dikeluarkan oleh pabrik / produsen.
 Surat surat seperlunya dari agen / importer, sesuai keagenan, surat
jaminan suku cadang dan jasa purna (after sales service) dan lain-
lain.
 Katalog untuk warna, pekerjaan penyelesaian (finishing) dan lain-
lain.
 Sertifikat pengujian, penetapan, kelas, dan dokumen-dokumen lain
sesuai petunjuk Direksi / Pengawas.
6. Apabila setelah melewati waktu yang ditetapkan di atas, keputusan,
keputusan atau contoh dari bahan / Produk yang diajukan belum
diperoleh tanpa pemberitahuan tertulis apapun dari Direksi / Pengawas,
maka dengan sendirinya dianggap bahwa contoh yang diajukan telah
disetujui oleh Direksi / Pengawas.

1.3.7.Penyimpanan Bahan
a. Persetujuan atas suatu bahan / produk harus diartikan sebagai perijinan
untuk memasukan bahan produk tersebut dengan tetap berada dalam
kondisi layak untuk dipakai. Apabila selama waktu itu ternyata bahwa
bahan / produk tidak layak untuk dipakai dalam pekerjaan, Direksi /
Pengawas berhak memerintahkan agar :
1. Bahan atau Produk tersebut segera diperbaiki sehingga kembali
menjadi layak untuk dipakai.
2. Dalam hal mana perbaikan tidak lagi mungkin, supaya bahan / produk
tersebut segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan selama 2 x 24 jam
untuk diganti dengan yang memenuhi persyaratan.
b. Untuk bahan / produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu
penyimpanannya harus dikelompokan menurut umur pemakaian tersebut
yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama
penggunaan ini.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 52


2. Berukuran minimal 40 x 60 cm.
3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah.
4. Diletakkan di tempat yang mudah terlihat.
c. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian
rupa sehingga bahan yang terlebih dahulu masuk akan lebih dulu pula
dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.

1.4. Pelaksanaan

1.4.1.Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja
(SPK) oleh kedua belah pihak, pemborong harus menyerahkan kepada
Direksi / Pengawas sebuah “Network Planning” mengenai seluruh kegiatan
yang perlu dilakukan untuk melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram
mana dinyatakan pula urutan serta kaitan / hubungan antara seluruh
kegiatan-kegiaan tersebut.
b. Kegiatan kegiatan Pemborong untuk / selama masa pengadaan / pembelian
serta waktu pengiriman / pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan
/ pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
c. Kegiatan kegiatan Pemborong untuk / selama waktu fabrikasi, pemasangan
dan pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana
kerja.
f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Direksi / Pengawas akan memeriksa rencana kerja Pemborong dan
memberikan tanggapan dalam waktu 2 (dua) minggu.
i. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan / penyempurnaan atau
rencana kerja kepada Direksi / Pengawas dan meminta diadakannya
perbaikan / penyempurnaan atau rencana kerja tadi paling lambat 4
(empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
j. Pemborong tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan
sebelum adanya persetujuan dari Direksi / Pengawas atau rencana kerja ini.
Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi / Pengawas telah melalaikan
kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja Pemborong pada waktunya,
maka kegagalan Pemborong untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan
belum adanya rencana kerja yang memulai pekerjaan yang disetujui
Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari pemborong
bersangkutan.

1.4.2.Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction
Drawings) belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk
mencapai keadaan terlaksana, Pemborong wajib untuk mempersiapkan
gambar kerja yang secara terperinci akan memperlihatkan cara
pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan
oleh Direksi / Pegawas.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Direksi / Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan untuk mana gambar-gambar tersebut di atas
harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari
sebelum pemesanan bahan atau Pelaksanaan pekerjaan dimulai.

1.4.3.Ijin Pelaksanaan
Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan
tersebut, Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara
tertulis kepada Direksi / Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah
disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Pemborong untuk
melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 53


1.4.4.Contoh Pekejaan ( Mock Up).
Bila pekerjaan dikehendaki oleh Direksi / Pengawas, Pemborong wajib
menyediakan sebelum pekerjaan dimulai.

1.4.5.Rencana Mingguan dan Bulanan.


a. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana
pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan
kepada direksi / pengawas suatu rencana mingguan yang berisi rencana
pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam
minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Pemborong
wajib menyerahkan kepada Direksi / pengawas suatu rencana bulanan
yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana
pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk
dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencanan
mingguan maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam
melaksanakan perintah Direksi / Pengawas dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, pemborong diwajibkan
untuk memberitahu Direksi / Pengawas mengenai hal tersebut paling
sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.

1.4.6.Kwalitas Pekerjaan
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kwalitas pengerjaan yang terbaik untuk
jenis pekerjaan bersangkutan.

1.4.7.Pengujian Hasil Pekerjaan


a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan
diuji dengan cara dan tolak ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam
referensi yang ditetapkan dalam pada Pasal I.2. dari Persyaratan Teknis
Umum ini.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan / Lembaga yang
akan melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Direksi / Pengawas dari
Lembaga / Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah
atau Badan lain yang oleh Direksi / Pengawas dianggap memiliki
obyektifitas dan Integritas yang meyakinkan. Atau hal yang terakhir ini
Pemborong / supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi
beban Pemborong.
d. Dalam hal dimana Pemborong tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari
bahan penguji yang ditunjuk oleh Direksi, Pemborong berhak mengadakan
pengujian tambahan pada lembaga / Badan lain yang memenuhi
persyaratan Badan Penguji seperti tersebut di atas untuk mana seluruh
pembiayaannya ditanggung sendiri oleh pemborong.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut
memberikan kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
1. Memilih Badan / Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama.
2. Melakukan pengujian ulang pada bahan / lembaga Penguji pertama
atau kedua dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi /
Pengawas dan Pemborong / supplier maupun wakil-wakilnya.
Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat alat
penguji.
3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua
belah pihak sepakat untuk menganggapnya demikian.
4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil
pengujian yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak
langsung dari adanya semua pengulangan pengujian menjadi tanggung
jawab pemborong / supplier.
5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukan ketidaktepatan kesimpulan
dari hasil pengujian yang kedua, maka:
2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan
Pemborong / Supplier akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 54


Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan /
pengulangan pengujian akan diberikan tambahan waktu
pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian
bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan mana besarnya
adalah sesuai dengan penundaan yang terjadi

1.4.8. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dangan bagian pekerjaan yang
lain yang mana akan secara visual menghalangi Direksi / Pengawas untuk
memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, pemborong wajib melaporkan
secara tertulis kepada Direksi / Pengawas mengenai rencananya untuk
melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian pekerjaan
tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi / Pengawas berkesempatan
secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan
untuk dapat disetujui kelanjutan pengerjaannya.
b. Kelalaian Pemborong untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan
hak kepada Direksi / Pengawas untuk dibelakang hari menuntut
pembongkaran yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan
yang terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan ditanggung oleh
Pemborong.
c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi tidak mengambil
langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan di
atas, maka setelah lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan,
pemborong berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap
bahwa Direksi telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi / Pengawas atas suatu pekerjaan
tidak melepaskan Pemborong dari kewajibannya untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Pemborong (SPP).
e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui kepada Pemborong masih dapat
diperintahkan untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian
pekerjaan lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang ditutupi.

1.4.9.Kebersihan dan Keamanan


a. Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa
berada dalam keadaan rapi dan bersih.
b. Pemborong bertanggung jawab atas keamanan diarea kerja, termasuk
apabila diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda Khusus.

1.5. Penyelesaian Dan Penyerahan

1.5.1.Dokumen Terlaksana (As Build Documents)


a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Pemborong wajib menyusun
Dokumen Terlaksana yang terdiri dari:
1. Gambar-gambar terlaksana (as built drawing)
2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan.
b. Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Pemborong untuk pekerjaan:
1. Pekerjaan Persiapan
2. Supply bahan, perlengkapan / peralatan kerja
c. Dokumen terlaksana bisa diukur dari :
1. Dokumen pelaksanaan
2. Gambar-gambar perubahan
3. Perubahan Persyaratan Teknis
4. Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai
petunjuk Direksi / Pengawas.
d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi /
Pengawas
e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak,
utilitas dan pekerjaan pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran
banyak secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif,
dokumen terlaksana ini harus dilengkapi dengan daftar pesawat / instalasi /

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 55


peralatan / perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari masing-masing
barang tersebut.
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi / Pengawas dan Pemberi Tugas,
Pemborong harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan
kepada Pemberi Tugas. Pemborong tidak dibenarkan membuat /
menyimpan salinan ataupun copy dari dokumen terlaksana tanpa ijin
khusus tersebut.

1.5.2.Penyerahan
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Pemborong wajib menyerahkan kepada
Pemberi Tugas :
a. 2 (dua) dokumen terlaksana
b. Untuk peralatan / perlengkapan:
2 (dua) set pedoman operasi (operational manual)
suku cadang sesuai yang dipersyaratkan
c. Untuk berbagai macam :
Semua kunci orisinil disertai “Construction Key” bila ada
Minimum 1 (satu) set kunci duplikat
d. Dokumen dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat
fiskal pajak, dan lain-lain)
e. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee / Warranty sesuai uang
yang dipersyaratkan.
f. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Direksi / Pengawas
g. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) galon (masing-masing warna)
h. Bahan finishing lantai / dinding & atau masing masing minimal 2 m2

1.6. Keamanan Penjagaan


1.6.1.Untuk keamanan Pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja
terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan,
kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-
taman yang telah ada.

1.6.2. Pemborong berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila


bangunan yang telah terjadi kerusakan alibat pekerjaan ini, maka pemborong
berkewajiban untuk memperbaiki / membetulkan sebagaimana mestinya.

1.6.3. Pemborong harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan,


terutama pada waktu lembur, jika Pemborong menggunakan aliran listrik dari
bangunan / komplek, diwajibkan bagi pemborong untuk memasang meter
sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang dipakai.

1.6.4. Pemborong harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak


mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang sudah ada.

1.6.5. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk


Pembangunan pekerjaan sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan baik
jalan perorangan atau umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain.
Pemborong harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti
rugi sehubungan dengan hal tersebut di atas.

1.6.6. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan


raya atau jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu
lalang peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut
bahan bahan / material guna keperluan proyek.

1.6.7. Apabila Pemborong memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat


atau unit-unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau
jembatan yang mungkin akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya
pemborong akan membuat perkuatan-perkuatan di atasnya, maka hal

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 56


tersebut harus diberitahukan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan
Instansi Yang berwewenang. Biaya untuk perkuatan tersebut menjadi
tanggungan Pemborong.

PASAL 2. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN

2.1. Pekerjaan Persiapan

2.1.1.Direksi Keet
a. Bangunan sementara
Sebelum pemborong memulai pelaksanaan pekerjaan ini diharuskan
menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara
yang berukuran minimal 3.00 x 9.00 m2.
Bangunan sementara ini harus dilengkapi dengan toilet / WC dan kamar
mandi yang khusus dimanfaatkan oleh Direksi / pengawas. Selain
dilengkapi dengan bak air, closet, maka harus pila dilengkapi dengan
septictank & sumur resapan.
b. Kelengkapan direksi keet
Sebagai kelengkapan direksi keet guna penyelesaian administrasi di
lapangan, maka sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai pemborong
harus terlebih dahulu melengkapi peralatan antara lain :
- Soft board menempel di dinding 2x1,2x2,4
- (Satu) buah meja rapat (sederhana) ukuran 1,2 x 4,8 m2
- (Dua belas) buah kursi duduk ruang rapat
- (Satu) White Board (1,2 x 2,4) dan peralatannya
- (Satu) rak / almari buku sederhana
- (satu) set kelengkapan PPPK ( P3K)
- AC dalam ruangan
- (Lima) buah Helm
Selesai pelaksanaan proyek ini (Serah terima ke II) semua peralatan /
kelengkapan tersebut dalam ayat ini menjadi milik kontraktor, dengan
demikian pembiayaannya dianggap sewa.
c. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di Proyek untuk setiap saat
dapat digunakan oleh direksi Lapangan adalah :
- (satu) buah kamera
- (satu) buah alat ukur Schuitmaat.
- (satu) buah alat ukur optik (theodolit / waterpass)
- (satu) buah personal komputer dan printer
- (satu) buah mesin tik standart 18”

2.1.2.Kantor Dan Gudang Kontraktor


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor dapat membuat Kantor
Kontraktor, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan
bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah dapat persetujuan dari pihak
Direksi / Pengawas berkenaan dengan konstruksi atau penempatannya.
Semua Boekeet perlengkapan Pemborong dan sebagainya, pada waktu
pekerjaan berakhir (serah terima) harus dibongkar.

2.1.3.Sarana Pekerja
a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua
pekerjaan yang dilakukan di luar lapangan sebelum pemasangan
peralatan yang dimiliki serta jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan
memenuhi persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan
kerja di lapangan
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus
aman dari segala kerusakan hilang dan hal hal dasar yang mengganggu
pekerjaan lain yang sedang berjalan.

2.1.4.Pengaturan Jam Kerja Dan Pengerahan Tenaga Kerja


a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal
pengerahan tenaga kerja pengaturan jam kerja maupun penempatan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 57


bahan hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pengawas
lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan pengaturan
jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan
perburuhan yang berlaku.
b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan
fasilitas-fasilitas lain yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet
yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan fasilitas kesehatan lainya
seperti penyediaan perlengkapan PPPK yang cukup serta pencegahan
penyakit menular)
c. Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar tempat
pekerjaan tidak melanggar wilayah bangunan-bangunan lain yang
berdekatan, dan pemborong harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan

2.1.5. Perlindungan Terhadap Bangunan / Sarana Yang Ada


a. Segala kerusakan yang timbul pada bangunan / konstruksi sekitarnya
menjadi tanggung jawab Pemborong untuk memperbaikinya, bila
kerusakan tersebut jelas akibat pelaksanaan pekejaan.
b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga
kondisi jalan sekitarnya dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan / menyerahkan
kepada pihak yang berwenang bila nantinya menemukan benda-benda
bersejarah.

2.1.6.Pembersihan Dan Penebangan Pohon-Pohonan


a. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-
akar pohon.
b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap
bersih dan rata.
c. Pemborong tidak boleh membasahi, menebang atau merusak pohon-
pohon atau pagar, kecuali bila telah ditentukan lain atau sebelumnya
diberi tanda pada gambar-gambar yang menandakan bahwa pohon-
pohon dan pagar harus disingkirkan. Jika ada sesuatu hal yang
mengharuskan Pemborong untuk melakukan penebangan, maka ia
harus mendapat ijin dari Pemberi tugas.

2.1.7.Penjagaan, Pemagaran Sementara, Dan Papan Nama


a. Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaannya yang dianggap peting selama
pelaksanaan, dan sekaligus menempatkan petugas keamanan untuk
mengatur sirkulasi / arus kendaraan keluar / masuk proyek.
b. Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih
dahulu memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang
dilakukan
c. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan,
sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang
dilakukan, serta tempat penimbunan bahan bahan.
d. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan / kuat sampai
pekerjaan selesai dan tampak dari luar dapat menunjang estetika atas
kawasan yang ada.

e. Syarat pagar pengamanan :


- Pagar dari seng gelombang finish cat berpola sesuai dengan
pengarahan pemberi tugas dengan ketinggian 180 cm.
- Tiang Dolken minimum berdiameter 10 cm, jarak pemasangan
minimal 180 cm, bagian yang masuk pondasi minimum 40 cm.
- Rangka kayu borneo berukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4
jalur menurut tinggi pagar.
- Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm,
dalam 50 cm dari permukaan tanah setempat. Beton dengan
adukan 1 : 3 : 5.
- Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan sama.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 58


Selesai proyek semua bahan pagar adalah milik Pemborong, untuk hal
tersebut di atas didalam susunan penawaran hendaknya telah diper-
timbangkan.
f. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus memasang papan
nama proyek yang dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana.

2.1.8.Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja


a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur
pompa di tapak proyek atau disulai dari luar. Air harus bersih, bebas
dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan bahn-bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan rencana.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan, atau
penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan
pengawas. Daya listrik juga disediakan untuk mensuplai kantor Direksi
Lapangan.
c. Segala Biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban
Kontraktor.

2.1.9. Drainase Tapak


a. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada
di tapak, kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air yang ada.
b. Arah aliran air ditujukan ke daerah / permukaan yang terendah yang
ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembuangan.
c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai dangan petunjuk dan
persetujuan Direksi / Pengawas.

2.1.10.Mengadakan Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank


a. Pengukuran Tapak kembali.
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran
kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-
keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak batas-batas tanah
dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada
Pengawas / Direksi untuk diminta keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat waterpass / Theodolite yang ketepatannya dapat
dipertanggung- jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan
Pengawas / Direksi selama pelaksanaan Proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang disetujuii oleh Direksi.
6. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan
Kontraktor.
b. Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan
Pemborong harus mengadakan pengukuran yang tepat berkenaan
dengan letak / kedudukan bangunan terhadap titik patok / pedoman
yang telah ditentukan, siku bangunan maupun datar (water Pass) dan
tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai alat water
pass instrument / Theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk
mendapatkan tegel, langit-langit dan sebagainnya dengan hasil yang
baik dan siku.
Untuk mendapatkan titik Peil harap disesuaikan dengan notasi-notasi
yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out), dan bila terjadi
penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan dengan
Lay Out, Pemborong harus melapor pada Pengawas / Perencana.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 59


c. Pemasangan Bouwplank
1. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran
persiapan Bowplank / pengukuran pekerjaan sesuai dengan
referensi ketinggian, dan bench mark yang diberikan konsultan
pengawas secara tertulis serta bertanggung jawab atas ketinggian,
posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta
pengadaan peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.
2. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada
kesalahan dalam hal tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan
tanggung jawab Pemborong serta wajib memperbaiki kesalahan
tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan referensi tertulis dari Direksi Pekerjaan.
3. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan Pengawas atau
wakilnya tidak menyebabkan tanggung-jawab Pemborong menjadi
berkurang.
Pemborong wajib melindungi semua bench mark, dan lain-lain atau
seluruh refferensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran
pekerjaan ini.
4. Bahan dan Pelaksanaan.
- Tiang Bowplank menggunakan kayu Kruing ukuran 5/7 dipasang
setiap jarak 2.00 m1, sedangkan papan bowplank ukuran 2/20
dari kayu dipasang datar Water Pass.
- Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak
2,00 m1 dari as tepi bangunan dengan patok patok yang kuat,
bowplank tidak boleh dilepas / dibongkar dan harus tetap berdiri
tegak pada tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan hingga
pekerjaan mencapai tahapan trasraam tembok bawah.

2.2. Pekerjaan Tanah Untuk Lahan Bangunan

2.2.1.Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat- alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan
ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi ini.
2. Galian Tanah Pondasi
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk Pile Cap, balok pondasi dan
struktur lainnya yan terletak dadalam atau di atas tanah, seperti tercantum
di dalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan Kontraktor agar
pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
3. Pembersihan Akar Tanaman dan Bekas Akar Pohon
Akar tanaman dan bekas akar pohon yang terdapat di dalam tanah dapat
membusuk dan menjadi material organik yang dapat mempengaruhi
kekuatan tanah. Pada seluruh lokasi proyek dimana tanah berfungsi
sebagai pendukung bangunan khususnya pendukung lantai terbawah,
maka akar tanaman dan sisa akar pohon harus digali dan dibuang hingga
bersih. Lubang bekas galian tersebut harus diisi dengan material urugan
yang memenuhi syarat.
4. Pohon-pohon pada lahan proyek
Sebagian pohon pada proyek ini harus dipertahankan. Kontraktor wajib
mempelajari hal ini dengan teliti sehingga tidak melakukan penebangan
pohon tanpa koordinasi dengan Direksi / Konsultan Pengawas. Pohon yang
terletak pada bangunan yang akan dibangun dapat ditebang.

2.2.2.Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Level Galian
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di
dalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti
hubungan antara level bangunan terhadap level muka tanah asli dan jika
hal tersebut belum jelas harus segera didiskusikan hal ini dengan Konsultan
Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat
hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Jaringan Utilitas

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 60


Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lain-lain, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor
bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat kelalaiannya dalam
mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif yang ditemukan di
bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus dipindahkan ke
suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan
Kontraktor.
3. Galian yang Tidak Sesuai
Jika galian dilakukan melebihi ke dalaman yang ditentukan, maka
kontraktor harus mengisi / mengurug kembali galian tersebut dengan
bahan urugan yang memenuhi syarat dan harus dipadatkan dengan cara
yang memenuhi syarat, atau galian tersebut dapat diisi dengan material
lain seperti adukan beton.
4. Urugan Kembali
Pengurugan Kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
diisyaratkan pada bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan
pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan
dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
5. Pemadatan Dasar Galian
Dasar galian harus rata / water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau
bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan
sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
6. Air Pada Galian
Kontraktor wajib mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan
wajib menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang
memadai untuk menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian.
Kontraktor harus merencanakan secara benar, kemana air tanah harus
dialirkan, sehingga tidak terjadi genangan air / banjir pada lokasi disekitar
proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat drainase yang baik agar aliran
air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.
7. Struktur Pengaman Galian dan Pelindung Galian
Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka kontraktor harus
membuat pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi
kelongsoran pada tepi galian. Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh
kemiringan lebih besar 1:2 (Vertikal : Horisontal). Sisi galian harus
dilindungi dengan adukan beton terpasang, maka galian tersebut harus
dilindungi dengan material kedap air seperti lembaran terpal / kanvas
sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar
matahari.
8. Perlindungan Benda Yang Dijumpai
Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang
dilindungi selama pekerjaan galian terpasang. Kecuali disetujui untuk
dipindahkan, benda-benda tersebut harus tetap pada tempatnya dan
kerusakan yang terjadi akibat kelalaian kontraktor harus diperbaiki / diganti
oleh kontraktor.
9. Urutan Galian Pada Level Berbeda
Jika ke dalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus
dimulai dari bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

2.3. Pekerjaan Urugan Pasir Padat

2.3.1.Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, bahan, dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan
ini dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi.
2. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan di atas dasar galian tanah, di
bawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti Pile Cap, balok pondasi dan pekerjaan
beton yang lain yang berhubungan langsung dengan tanah.
3. Pembersihan Akar Tanaman padat dan sisa Galian

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 61


Jika di bawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka
dasar galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas
galian tersebut harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2.3.2.Persyaratan Bahan
1. Bahan urugan Pasir Padat
Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan organis. Bahan ini harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
2. Air Kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan
air harus diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil
uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air
kerja yang memenuhi syarat.

2.3.3.Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Tebal Pasir urug
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka di bawah lantai kerja harus
diberi lapisan pasir urug tebal 10 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan
sehingga dapat menerima beban yang bekerja.
2. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan
alat pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan
hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum
Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang
memadai agar dapat hasil kepadatan yang baik. Kondisi galian tersebut
harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan.
Pemadatan harus diulang kembali jika keadaan tersebut di atas tidak
memenuhi.
3. Air Pada Lokasi Pemadatan
Jika air tanah ternyata menggenangi lokasi pemadatan, maka Kontraktor
wajib menyediakan Pompa dan dasar galian harus kering sebelum pasir
urug diletakkan. Kontraktor harus membuat rencana yang benar, agar air
tanah dapat dialirkan kelokasi yang lebih rendah dari dasar galian,
misalnya dengan membuat sumpit pada tempat tertentu.
4. Tanah di sekitar pasir urug
Kontraktor harus menjaga agar tanah disekitar lokasi tedak tercampur
dengan Pasir Urug. Jika pasir urug tersebut tercampur dengan tanah
lainnya, maka Kontraktor wajib mengganti pasir urug tesebut dengan
bahan lainnya yang bersih.
5. Persetujuan
Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan
tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

2.4. Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan

2.4.1.Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan, dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga Kerja, bahan-bahan dan alat-alat
bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan Pekerjaan
ini dengan baik dan Sesuai dengan Spesifikasi.
2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada Lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana,
dengan elevasi seperti tertera pada di dalam peta kontur.
3. Pembersihan akar tanaman dan Sisa Galian
Jika Dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut di atas, dan bekas galian tersebut harus diisi
dengan material urugan yang memenuhi syarat.

2.4.2.Persyaratan Bahan
1. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi Proyek
Tanah bekas Galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika
memenuhi syarat untuk digunakan. Tanah Tersebut harus bebas dari
lumpur dan bahan organis lainnya.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 62


2. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek
Jika tanah urug didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. memiliki koefisien permeabilitas dari 10-7 cm / detik
b. Mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas tanah
organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan
mengandung kurang dari 10% partikel gravel.
c. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10%. Bahan yang mempunyai
PI lebih dari 10% akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut
harus dalam kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
e. Secara umum bahan tersebut berupa sirtu / pasir batu yang sebelum
mendatangkan harus sudah mendapat persetujuan konsultan
Pengawas.
3. Bahan Urugan Yang tidak memenuhi Syarat
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi
proyek dan diganti dengan bahan yang memenuhi Syarat.

2.4.3.Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Cara Pengurugan dan Pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal lapisan 20 cm
dan pemadatan dilakukan sampai mencapai kepadatan Maximum pada
kadar air optimum yang ditentukan di dalam gambar rencana. Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka
pemadatan harus dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 98%.
2. Pemasangan Patok
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu,
dibuat patok dengan warna tertentu pula.
3. System Drainase
Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan
dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistem drainase yang direncanakan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dan sistem drainase tersebut
harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar dapat berfungsi
secara efektif untuk menaggulangi air yang ada.
4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah
dan material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran
tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
5. Uji kepadatan optimum di Laboratorium
Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM. D-1557 atau
AASHTO. Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan
lapangan. Uji yang dilakukan antara lain :
a. “Density of Soil inplace by Sand Cone method ASSHTO T.191”
b. “Density of Soil inplace by Driven Cylinder Method“ ASSTO T-.204.
c. “Density of Soil inplace by Rubber Ballon” ASSHTO T-205.
6. Kepadatan Lapisan dan Uji Lapangan
Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus
diuji di lapangan, yaitu 1 (satu) buah test untuk setiap 500 m 2, yaitu
dengan system Field Density Test. Jika urugan cukup tebal maka dengan
hasil kepadatannya harus memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam 50 cm dari permukaan
rencana, maka berat jenis kering tanah padat lapangan harus mencapai
minimal 95% dari berat jenis kering laboratorium yang dihitung dengan
Standart Proctor Test.
b. Untuk Lapisan 50 cm dari permukaan rencana kepadatannya harus
minimal 98% dari Standart Proctor test
7. Toleransi Kerataan
Toleransi Pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan
pengurugan ± 50 mm terhadap Kerataan yang ditentukan.
8. Level akhir
Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 63


patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut.
9. Perlindungan Hasil Pemadatan.
Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan,
dijaga dan dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar
misalnya basah oleh air hujan, panas matahari dan sebagainya
perlindungan dapat dilakukan dengan menutupi permukaan plastik.
Pekerjaan pengadaan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat
dan mendapat persetujuan tertulis dari konsultan pengawas.
10. Pemadatan kembali.
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai deangan kepadatan yang
dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai,
sebelum memulai lapisan berikutnya, bilamana bahan tersebut tidak
mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi
perkerjaanya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang telah dibutuhkan, jadual
pengujian harus diajukan oleh kontraktor kepada konsultan pengawas.

PASAL 3. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG

3.1. Penjelasan Umum

3.1.1.Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pondasi ini meliputi, penyediaan tenaga, bahan-bahan
material dan peralatan-peralatan yang diperlukan sehingga secara
keseluruhannya pekerjaan pondasi ini dapat terselesaikan.
Sebagai pondasi utama bagunan gedung ini adalah pondasi tiang pancang
persegi, sedangkan sebagai pondasi penunjang / ringan dipakai pondasi batu
kali (tinjau bab 4.1.2), atau pondasi type lain sebagaimana ditunjuk dalam
gambar rencana.

3.1.2.Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi maka pemborong harus
mengadakan pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan jarak /
notasi yang tercantum dalam gambar rencana pondasi dan harus
dimintakan persetujuaan lebih lanjut kepada Direksi / Pengawas.
b. Pemborong diwajibkan memberi laporan kepada Direksi / Pengawas, bila
ada perbedaan antara gambar detail / konstruksi dengan gambar
arsitektur atau adanya notasi yang kurang jelas untuk mendapatkan
keputusan / penjelasan.

3.1.3.Daya Dukung Tiang Pancang


Tiang Pancang yang selesai dilaksanakan harus tahan memikul beban kerja,
baik pada kondisi single Pile maupun grup Pile. Kedalaman tiang pancang
diperkirakan lebih kurang 12 m' (sesuai gambar rencana), dan nantinya
harus dikonfirmasikan dengan laporan penyelidikan tanah dan hasil
kalenderingnya.

3.1.4.Toleransi-Toleransi.
- Toleransi Lokasi
Tidak lebih dari 8.00 cm dari lokasi yang ditentukan dan jarak antara tiang
pancang tidak bertambah / berkurang lebih dari 15,00 cm (tambahan dan
pengurangannya).
- Toleransi Vertikal
Tidak lebih dari 1 : 80

3.1.5.Standart
Seluruh pekerjaan sehubungan dengan pondasi tiang pancang ini harus
dilaksanakan sepenuhnya mengikuti persyaratan serta standart-standart
yang disebutkan dalam :
- P.U.B.B . …………… 1982
- P.B.I. …………… 1971
- A.C.I. …………… 318-83

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 64


- Persyaratan Teknik (Pekerjaan Beton) dan keputusan-keputusan Konsultan
Pengawas / Direksi.

3.2. Material / Bahan


Beton pratekan pracetak produksi pabrik, spesifikasi teknik mengikuti persyaratan
produsen. Untuk mendapatkan kualitas produksi yang baik sesuai dengan
persyaratan teknis, pengadaan tiang pancang pracetak pihak Fabrican harus
mempunyai sertifikat ISO 9002 tahun 2000 dan bersertifikat K3. Pihak Kontraktor
harus menyampaikan / menunjukan copy kedua sertifikat tersebut kepada pihak
pengawas / direksi sebelum mengadakan pemesanan.

3.3. Metode Pelaksanaan

3.3.1. Pengenalan Lapangan / Site


a. Kontraktor harus mengenal lapangan sebaik-baiknya sebelum memulai
pekerjaannya antara lain :
- Peil Existing dihubungkan dengan peil dalam gambar rencana.
- Keadaan / kondisi lapisan tanah
- Bangunan-bangunan / fasilitas-fasilitas yang ada dan atau berdekatan
dengan site
- Ke dalaman muka air tanah
- Peralatan dan fasilitas-fasilitas yang diperlukan guna kelancaran
pekerjaan dan Hal-hal lain yang mungkin berpengaruh terhadap
pelaksanaan pekerjaan.
b. Kontraktor juga harus mengenal kondisi jalan-jalan umum, batasan-
batasan beban jalan dan batasan / ketentuan-ketentuan lainnya yang
mungkin mempengaruhi lancarnya transportasi / alat-alat dari dan ke site
c. Kontraktor wajib untuk mencocokkan kondisi lapangan dengan gambar
rencana dan wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada Direksi /
Pengawas.

3.3.2. Pengukuran Lapangan / Setting Site


a. Kontraktor sebelum memulai pekerjaan, harus melakukan pengukuran
layout dengan menggunakan surveyor yang teliti serta berpengalaman.
b. Kontraktor wajib untuk melaporkan secara tertulis kepada Direksi /
Pengawas, apabila ditemukan perbedaan elevasi / ukuran lapangan
dengan yang tercantum dalam gambar rencana.
c. Kontraktor wajib untuk mengukur / menentukan fasilitas / utilitas yang
ada di lapangan serta melaporkan secara tertulis kepada Direksi /
Pengawas.
d. Segala biaya yang diperlukan untuk melindungi / memelihara / fasilitas /
utilitas yang ada, termasuk memasang kembali yang rusak karena
kesalahan Kontraktor, menjadi tanggung jawab kontraktor.

3.3.3. Mesin / Alat Pancang


1. Mesin pancang yang digunakan adalah jenis Diesel Hammer atau
Hydraulis Hammer, agar proses pemancangan bisa berjalan dengan
cepat dengan kondisi yang ada, maka kapasitas alat pemukul yang
dipakai harus lebih besar dari K-35.
2. Pemborong harus dapat menunjukan bahwa alat yang digunakan telah
tersedia dan dapat digunakan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Pada waktu pemancangan, kepala tiang pancang harus dilindungi
dengan bantalan yang cukup kuat dan tidak mudah copot serta disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.

3.3.4.Penetrasian Tiang pancang

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 65


1. Pada waktu pemancangan, penetrasi dari tiang pancang harus dicatat
dengan baik sesuai dengan pengarahan dari Konstruktor / Perencana
untuk menentukan daya dukung tiang.
2. Pada waktu pencatatan ini, harus dicatat penetrasi total pertama lalu
pelenturan kembali (Rebound) untuk mendapatkan Penetrasi permanen.
3. Seandainya terjadi penghentian pemancangan sebelum tercapai angka
penetrasi akan dilakukan kembali setelah penetrasi mencapai 30 cm,
pada waktu melanjutkan pemancangan.
4. Pemancangan dapat dihentikan apabila penetrasi total 3 kali berturut-
turut menunjukan penetrasi yang sama atau lebih kecil. Penetrasi akhir
tiang pancang, 10 mm / pukulan.
5. Untuk mengetahui kapasitas daya dukung tiang sesaat, maka dikontrol
dengan melakukan test kalendering untuk setiap tiang dan dilakukan
pencatatan terhadap nilai kalendering atau nilai penurunan / 10 pukulan.

3.3.5.Pemancangan Tiang
1. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran lokasi untuk
menentukan letak tiang pancang dengan menggunakan alat ukur
Theodolith.
2. Pemancangan harus dilakukan betul-betul vertikal tegak lurus seperti
yang disyaratkan dan pada waktu pemancangan harus dicegah terjadinya
gerakan-gerakan lateral horizontal.
3. Tiang-tiang yang dipancang secara tidak baik menurut garis vertikal dan
dianggap bisa membahayakan atau mengurangi kegunaan tiang
pancang, maka tiang pancang tersebut harus diperbaiki atau harus
ditambahkan tiang pancang lain.
4. Tiang pancang yang rusak / dianggap rusak sehingga mengurangi
kegunaannya, maka tiang-tiang tersebut harus diganti dengan yang baik
/ baru atau diperbaiki pada bagian-bagian yang rusak dimana biaya
keseluruhan ditanggung pemborong.

3.3.6. Toleransi Posisi tiang


1. Deviasi maksinum terhadap posisi dari tiang pondasi harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :
- Devisiasi horizontal tidak lebih dari 7.5 cm dari lokasi yang ditentukan
dan jarak antara dua pancang tidak ditambah / berkurang lebih dari 15
cm (simpangannya).
- Toleransi sumbu vertikal tidak lebih dari 1 : 8
2. Semua biaya tambahan yang timbul karena perubahan pada jumlah tiang,
disain dari pada tiang, balok pondasi baik dari segi material, waktu
maupun biaya perencanaan ulang yang diakibatkan oleh kesalahan /
kegagalan dari kontrator dalam melasanakan pembuatan tiang pancang,
seluruhnya menjadi beban kontraktor.

3.3.7.Persiapan Tulangan
Selama masa perataan sisi atau dari tiang, kontraktor harus merapikan serta
meluruskan tulangan-tulangan tiang pondasi yang dipersiapkan keperluan
penyambungan dengan pile cap / poer.

3.3.8.Penolakan Tiang
Tiang yang dilaksanakan tidak benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini akan
ditolak oleh Direksi / Pengawas. Kontraktor wajib membuat tiang pengganti
tanpa biaya tambahan, meskipun bila diperlukan tiang dengan ukuran yang
berbeda sebagai akibat kesalahan tersebut di atas.

3.4. Test Pile Driving Analisys (PDA)


3.4.1.Percobaan pembebanan untuk menentukan daya dukung tiang (bearing
capacity) dari pondasi tiang (Bearing Capacity) selain Load Test dengan sistem
“KENTLEGE LOAD TESTING (LDT)”.
Pengujian PDA / LDT yang dilakukan adalah 1% atau 2 titik dari jumlah yang
digunakan.

3.4.2.Kegagalan Test PDA

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 66


Jika tes PDA tak dapat dilaksanakan karena kesalahan pada waktu
pelaksanaan Load Test, maka biaya pembuatan Test PDA yang baru dilakukan
atas biaya Pemborong. Jika Test berjalan dengan baik dan bila kegagalan dari
pada test adalah semata-mata karena tidak kuatnya lapisan pendukung tiang
pancang, maka biaya tergantung oleh Pihak Kontraktor.
Tiang pancang dianggap gagal bila test 2 ∅ beban kerja menunjukkan
penurunan maksimum lebih besar dari 2,5 cm.

3.4.3.Laporan Test PDA


Pemborong harus memberikan laporan hasil-hasil percobaan pembebanan
yang dipresentasikan, dalam bentuk :
1. Hasil recording pembacaan
2. Grafis hubungan antara :
- Waktu dan beban
- Waktu dan penurunan
- Beban dan penurunan
Sebelum pekerjaan test PDA dilaksanakan, pemborong harus membuat :
- Daftar alat yang digunakan dan sudah diadakan kalibrasi, dimana
sertifikat kalibrasi paling lambat 1 bulan sebelum pelaksanaan load test
dilakukan.
- Rencana Kerja, serta procedure pekerjaan.

3.4.4.Pelaksanaan :
Test PDA (Pile Driving Analysis) dilaksanakan setelah keseluruhan tiang selesai
dipancang. Penentuan titik test dilaksanakan pada titik pancang yang
mempunyai nilai kalendering / penetrasi tinggi / penurunan terbesar.

3.5. Pekerjaan Tambah Kurang

Pekerjaan tambah kurang akan dilaksanakan sesuai dengan penambahan /


pengurangan jumlah tiang dan perubahan panjang tiang. Perubahan mengenai
jumlah dan panjang tiang akan diketahui setelah loading test selesai dilaksanakan.
Bila terjadi penambahan / pengurangan jumlah maupun panjang tiang pada tempat-
tempat tertentu karena keadaan setempat yang diluardugaan, maka hal tersebut
akan diperhitungkan sebagai tambah / kurang, dan penambahan / pengurangan
jumlah maupun panjang tiang tersebut harus atas perintah tertulis dari pihak
Pemberi Tugas lewat Konsultan Pengawas.

PASAL 4. PEKERJAAN STRUKTUR

4.1. Pekerjaan Beton Bertulang

4.1.1.Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan serta
pengangkutan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan
beton, seperti acuan, besi, beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam
lingkup pekerjaan ini adalah pengamanan baik pekerja maupun fasilitas lain di
sekitar sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman.

4.1.2.Peraturan Peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK-SNI T-
15 – 1991-03)
b. Pedomen Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988)
c. Peraturan Perencanaan tahan Gempa Indonesia untuk gedung 1983
d. Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
tembok Bertulang untuk Gedung 1983

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 67


e. Persyaratan umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1082)-NI-3
f. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 / NI-8
g. Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81)
h. Mutu dan Cara Uji Semen Beton (SII 0052-80)
i. ASTM C-33 Standart Specification for Concrete Agregates.
j. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
k. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
l. American Society for Testing Material ( ASTM )
m. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
n. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC :
699.81 : 624.04)

4.1.3.Keahlian dan Pertukangan


Kontraktor harus membuat beton dengan kualitas sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang diisyaratkan, antara lain, mutu dan penggunaannya selama
pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman, termasuk tenaga ahli untuk acuan / bekisting sehingga dapat
mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu Kontraktor wajib
menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan
pekerjaan yang sedang dilaksanakannya terutama pada saat dan setelah
pengecoran berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus
mengawasi pekerjaan sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan.
Untuk itu paling lambat 10 hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus
mengusulkan metode kerja dan harus disetujui Konsultan Pengawas. Jika
dipandang perlu, maka Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga
ahli diluar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu mengevaluasi semua
usulan Kontraktor dan semua biaya yang timbul menjadi beban Kontraktor.

4.1.4. Persyaratan Bahan


a. Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis
semen yang telah ditentukan dalam SII 0013-81 dan harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan dalam standart tersebut. Semua yang
akan dipakai harus dari satu merk yang sama dan dalam keadaan baru.
Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air. Semen harus
terbungkus dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan
tertutup rapat. Semen harus disimpan di gudang dengan ventilasi yang
baik, tidak lembab dan diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga
aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan. Semen tersebut tidak
boleh ditumpuk lebih dari 10 sak. System penyimpanan semen harus
diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut tidak tersimpan terlalu
lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah
penyimpanan, seperti membatu, tidak diijinkan untuk dipakai. Bahan
yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat
dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya Kontraktor.
b. Agregat
Pada pembuatan beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu
agregat kasar / batu pecah dan agregat halus / pasir beton. Kedua jenis
agregat ini diisyaratkan sebagai berikut :
1) Agregat Kasar, ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat
kasar harus tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping
dari cetakan, atau 1/3 dari tebal pelat. Atau ¾ jarak bersih minimum
antar baja tulangan, berkas baja tulangan atau tendon pratekan atao
30 mm. Gradasi Agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai
dengan yang diisyaratkan oleh ASTM agar tidak terjadi adanya sarang
kerikil atau rongga dengan ketentuan sebagai berikut :

Sisa di atas ( % Berat )


Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90-98
Selisih antar 2 ayakan 01-10
berikutnuya

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 68


2) Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
bebas dari bahan bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar
Lumpur harus lebih kecil dari 4% berat. Agregat halus terdiri dari
butir-butir beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus
memenuhi syarat sb :

Sisa di atas ( % berat )


Ayakan 4.00 mm ≥ 0.2
Ayakan 1.00 mm ≥ 10
Ayakan 0.25 mm 80-95

Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan


dalam spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena suatu hal,
maka Kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih,
yang keras permukaanya dan harus dicegah supaya tidak terjadi
pencampuran dengan tanah.
c. Air Untuk Campuran beton
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain
yang dapat merusak beton atau besi beton. Air tawar yang dapat
diminum umumnya dapat digunakan. Air tersebut harus diperiksa pada
laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika air pada lokasi
pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor
harus mencari air yang memadai untuk itu.
d. Besi Beton
Besi Beton harus selalu menggunakan besi beton ulir (deformed bars)
untuk tulangan utama dan sengkang kecuali ditentukan lain dalam
gambar. Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus
memenuhi syarat-syarat :
1. Baru, bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak cacat.
2. Mutu sesuai dengan yang ditentukan
3. Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan
toleransi.
4. Merk Krakatau Steel atau Budi Dharma
Pemakaian besi beton jenis yang tidak sesuai dengan ketentuan di atas,
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Besi Beton harus
berasal dari satu pabrik (manufactures). Tidak dibenarkan untuk
menggunakan merk besi beton yang berlainan dengan untuk pekerjaan
ini. Besi beton harus dilengkapi dengan mill certificate / sertifikat pabrik
yang membuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan
besi beton tersebut.
e. Admixtures Material Tambahan
Dalam keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk
memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, Jumlah bahan yang
ditambahkan dan cara penggunaan bahan tambahan harus dapat
dibuktikan melalui hasil uji. Hasil uji ini dengan menggunakan bahan
semen dan agregat yang akan dipakai pada proyek ini. Bahan campuran
tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,
memperlambat atau mempercepat pengikatan dan atau pengerasan
beton harus memenuhi “Specification for Chemical Admixtures for
Concrete“ (ASTM C494) atau memenuhi standart Umum Bahan Bangunan
Indonesia.
f. Kualitas Beton
1. Kualitas beton yang digunakan tercantum dalam gambar rencana
yang harus dibuktikan dengan pengujian seperti diisyaratkan dalam
spesifikasi teknis ini.
2. Untuk memastikan bahwa kualitas beton rencana dapat tercapai,
Kontraktor harus melakukan percobaan sesuai dengan yang
diisyaratkan oleh peraturan yang berlaku dengan mengadakan trial
mix di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3. Jika tidak ditentukan secara khusus, maka untuk lantai kerja, kolom
praktis, ring balk, lantai kerja dan beton non struktur lainnya harus
menggunakan beton Mutu K-175
4. Desain AdukanBeton.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 69


Proporsi campuran bahan dasar beton harus ditentukan agar beton
yang dihasilkan memberikan kelecakan (Workability) dan konsistensi
yang baik, sehingga beton mudah dituangkan ke dalam acuan dan
sekitar besi beton, tanpa menimbulkan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan. Campuran beton harus
dirancang sesuai dengan mutu beton yang ingin dicapai, dengan
batasan di bawah ini :

MUTU BETON K K K K K350 k400


225 250 275 300
Kuat tekan minimum 7 hari 158 175 192 210 245 280
( kg/cm2 )
Jumlah Semen minimum ( kg/m3 ) 300 300 300 325 350 375
Jumlah Semen Maksimum ( kg/m3 ) 550 550 550 550 550 550
W / C faktor, maksimum 0.55 0.55 0.55 0.55 0.5 0.5

Untuk Beton kedap air atau beton pada kondisi lingkungan khusus, maka
harus menyerahkan mix-design yang diusulkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya. Khusus untuk beton
kedap air, maka jumlah semen minimum harus sesuai dengan yang
diisyaratkan oleh pemasok waterproofing.

4.1.5.Pengujian Bahan
a. Umum
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melaksanakan segala
pengujian termasuk mempersiapkan contoh benda uji dengan jumlah
sesuai dengan yang diisyaratkan. Kontraktor harus menyerahkan hasil
pengujiannya setelah hasil uji diperoleh untuk persetujuan oleh
konsultan pengawas.
2. Jika pengujian dan pelaksanaan tidak memenuhi syarat, maka
Kontraktor harus melaksanakan pengujian ulang dengan campuran
yang lain dan selanjutnya mengevaluasi kembali hasil uji tersebut
hingga diperoleh hasil yang diinginkan.
3. Semua pengujian dan pemeriksaan di lapangan harus dilakukan
sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas.
4. Untuk semua bahan semen dan besi beton yang dikirim ke lapangan,
Kontraktor harus mendapatkan salinan sertifikat pengujian dari Pabrik,
dimana pengujian dilakukan secara berkala, dengan cara sesuai
dengan spesifikasi ini.
b. Laboratorium Penguji
1. Sebelum pekerjaan beton dilakukan, Kontraktor wajib mengusulkan
suatu laboratorium penguji material yang akan digunakan pada
proyek ini. Laboratorium bertanggung jawab untuk melakukan semua
pengujian dengan spesifikasi ini.
2. Kecuali ditentukan lain, Kontraktor harus menyediakan peralatan
penguji di lapangan seperti tersebut berikut ini, berikut tenaga ahli
yang menguasai bidangnya.
3. Alat Penguji agregat kasar dan agregat halus.
- Alat Pengukur kadar air (moisture content) dari agregat
- Alat Pengukur kelecakan beton (slump)
- Alat pembuat benda uji, termasuk bak penyimpanan untuk
merawat benda uji pada temperatur yang normal dan terhindar
dari sengatan matahari.
4. Jika menggunakan beton Ready Mix, maka peralatan yang disebut (a)
dan (b) di atas harus dipersiapkan pada pabrik beton ready mix.
c. Pengujian Agregat
1. Pengujian Pendahuluan Agregat
Kontraktor harus melakukan pengujian pendahuluan agregat sebagai
berikut:
- Sieve analysis
- Pengujian Kadar lumpur dan Kotoran lain.
- Pengujian Unsur Organis
- Pengujian kadar clorida dan Sulfat.
Hasil pengujian tersebut harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan (a) dan (b) dengan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 70


pengujian kadar air dari tiap jenis agregat harus dilakukan terhadap
contoh untuk setiap Trial Mix.
2. Benda Uji Agregat
Kontraktor harus melaksanakan pengujian atas agregat yang akan
digunakan untuk menghasilkan beton seperti yang disyaratkan.
Jumlah minimum untuk pengujian agregat yang dipakai untuk
pekerjaan beton adalah sebagai berikut :

Type Pengujian Minimum Satu Contoh


Sieve Analysis Setiap Minggu
Moisture Content Setiap Minggu
Clay, Silt, dan Kotoran Setiap Hari
Kadar Organis Setiap Minggu
Kadar Klorida dan Sulfat Setiap 500 m3 Beton

Jika hasil pembuatan beton yang dilakukan oleh kontraktor tidak


memuaskan, maka konsultan pengawas berhak untuk meminta
pengujian tambahan dengan beban biaya Kontraktor. Dan sebaliknya
mungkin jumlah pengujian dapat dikurangi jika hasil yang diperoleh
ternyata memuaskan.
d. Pengujian Beton
1. Benda Uji Beton
Benda Uji harus diberi kode / tanda yang menunjukan tanggal
pengecoran, lokasi pengecoran dari bagian struktur yang
bersangkutan. Benda uji harus diambil sebelum beton dituang ke
lokasi penggocoran sesuai dengan yang disaratkan oleh konsultan
pengawas.
2. Jumlah benda uji beton
a. Pada awal pelaksanaan, harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,50
m3 beton hingga cepat dapat diperoleh 30 benda uji yang pertama
benda uji harus berbentuk kubus berukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm.
benda uji bentuk lainya dapat digunakan bentuk lainya dapat
digunakan bila disetujui oleh konsultan pengawas. Selanjutnya
pengambilan benda uji sebanyak 2 (dua) buah dilakukan setiap 5
m3 beton. Benda uji tersebut ditentukan secara acak oleh konsultan
pengawas dan harus dirawat sesuai dengan persyaratan.
b.Jumlah uji beton untuk uji kuat tekan dari setiap tekan dari setiap
mutu beton mutu yang dituang pada suatu hari harus diambil
minimal satu kali. Pada setiap satu kali pengambilan contoh beton
harus dibuat dua buah spesimen kubus. Satu data hasil uji kuat
tekan adalah hasil rata-rata dari uji tekan dua spesimen ini yang
diuji pada umur yang ditentukan, yaitu umur 7 hari dan 28 hari.
c. Jika hasil uji beton kurang memuaskan, maka konsultan pengawas
dapat meminta jumlah benda uji yang lebih besar dari ketentuan di
atas. Dengan beban biaya ditangung oleh kontrator.

d.Jumlah minimum benda uji yang harus dipersiapkan unutk setiap


mutu beton adalah :

jumlah minimum waktu perawatan ( hari )


Jenis struktur
benda uji 3 7 28
beton bertulang 4 - 2 2
beton pratekan 6 2 2 2

3. Laporan Hasil Uji Beton


Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas uji beton dari
boratorium penguji untuk disahkan oleh Konsultan Pengawas. Laporan
tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton
Karakteristik.
4. Evaluasi Kualitas Beton berdasarkan Hasil Uji Beton
a. Deviasi Standart – S
Deviasi Standart produksi neton ditetapkan berdasarkan jumlah 30
buah hasil tes kubus atau silinder. Deviasi yang dihitung dari

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 71


jumlah contoh kubus yang kurang dari 30 buah harus dikoreksi
dengan faktor pengali seperti tercantum dalam tabel berikut :

∑ ( fc − fcr ) 2

S=
N −1

Jumlah Benda Uji ( N ) buah Faktor Pengali ( S )


≤ 15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥ 30 1.00

b. Kuat Tekan Rata-rata ( fcr )


Target fcr yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan
proporsi campuran beton harus diambil sebagai nilai yang
terbesar dari Formula berikut ini :

fcr = fc’ + 1.64 atau fcr = fc’ + 2.64 S – 40 kg/cm2

c. Kuat Tekan sesungguhnya


Tingkat kekuatan suatu beton dikatakan tercapai dengan
memuaskan, jika kedua syarat berikut dipenuhi :
- Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing
masing terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang (fc’ +
0.82 N)
- Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji)
mempunyai nilai di bawah 0.85 fc.
Bila salah satu dari kedua syarat di atas tidak dipenuhi, maka
harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata hasil uji kuat
tekan berikutnya atas rekomendasi KP.
5. Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Test)
Jika hasil Evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata
tidak dapat dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian beban dan lain-lain. Semua
biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi dan
banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat
kasus perkasus.
e. Pengujian Besi Beton
1. Benda Uji Besi Beton
a. Sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib mengambil benda
uji besi beton masing-masing 2 buah dengan ukuran panjang 100
cm sesuai dengan diameter dan mutu yang akan digunakan.
Selanjutnya benda uji besi beton harus diambil dengan disaksikan
oleh Konsultan Pengawas sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton
untuk masing masing diameter besi beton. Uji besi beton terdiri
dari uji tarik dan uji lentur.
b. Pengujian mutu besi juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas. Contoh besi beton
yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan
Pengawas tidak diperkenankan dan hasil uji dianggap tidak sah.
Semua biaya uji tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Benda uji harus diberi tanda dengan kode yang menunjukkan
tanggal pengiriman, lokasi terpasang bagian struktur yang
bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.
d. Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan,
maka Konsultan Pengawas berhak untuk meminta pengambilan
contoh benda uji lebih besar dari yang ditentukan di atas, dengan
beban biaya ditanggung oleh kontraktor.
2. Laporan Hasil Uji Besi Beton
Kontraktor harus membuat dan menyusun hasil uji besi beton dari
laboratorium penguji untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan kesimpulan apakah
kualitas besi beton tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 72


4.1.6. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Slump
Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, yang jika tidak
ditentukan secara khusus adalah antara 5 – 12 cm untuk beton
umumnya, sedang tiang bor slump sebagai berikut, Beton diambil
sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton (begisting). Cetakan slump
dibasahkan dan ditempatkan di atas permukaan yang rata. Cetakan diisi
sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian beton tersebut ditusuk-
tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk sampai dengan satu
lapisan di bawahnya. Setelah bagian atas diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya.
b. Persetujuan Konsultan Pengawas
Sebelum semua tahap pelaksanaan berikutnya dilaksanakan, Kontraktor
harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Laporan harus diberikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari
sebelum pekerjaan dilaksanakan. Hal-hal khusus akan didiskusikan secara
lebih mendalam antara semua pihak yang berkepentingan. Semua
tahapan pelaksanaan tersebut harus dicatat secara baik dan jelas
sehingga mudah untuk ditelusuri jika suatu saat data tersebut dibutuhkan
untuk pemeriksaan.
c. Persiapan dan Pemeriksaan
Kontraktor tidak diijinkan untuk melakukan pengecoran beton tanpa ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melaporkan kepada
konsultan Pengawas tentang kesiapannya untuk melakukan pengecoran
dan laporan tersebut harus disampaikan beberapa hari sebelum waktu
pengecoran, sesuai dengan kesepakatan di lapangan, untuk
memungkinkan Konsultan Pengawas melakukan Pemeriksaan sebelum
pengecoran dilaksanakan. Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
memadai seperti tangga ataupun fasilitas lain yang dibutuhkan agar
Konsultan Pengawas dapat memeriksa pekerjaan secara aman dan
mudah. Tanpa fasilitas tersebut, Kontraktor tidak akan diizinkan untuk
melakukan pengecoran. Semua koreksi yang terjadi akibat pemeriksaan
tersebut harus segera diperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam dan selanjutnya
kontraktor 1 x 24 jam selanjutnya kontraktor harus mengajukan ijin
lagi untuk dapat melaksanakan pengecoran. Tidak dibenarkan adanya
penambahan waktu akibat koreksi yang timbul, kecuali ditentukan oleh
pemberi tugas / Konsultan Pengawas, Persetujuan untuk melakukan
pengecoran tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab
sepenuhnya atas ketidaksempurnaan ataupun kesalahan yang timbul.
Sebelum pengecoran dilakukan harus dipastikan bahwa semua peralatan
yang akan tertanam di dalam beton sudah terletak pada tempatnya dan
semua kotoran sudah dibersihkan dari lokasi pengecoran. Demikian pula
untuk siar pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan.
d. Siar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengusulkan lokasi siar pelaksanaan dalam gambar
kerjanya. Siar pelaksanaan harus diusahakan seminimum mungkin, agar
perlemahan struktur dapat dikurangi. Siar pelaksanaan tidak dijinkan
untuk melalui daerah yang diperkirakan sebagai daerah basah, seperti
toilet, reservoir dll. Jika tidak ditentukan lain, maka lokasi siar
pelaksanaan harus terletak pada daerah dimana gaya geser adalah
minimal, umumnya terletak pada sepertiga bentang tengah dari panjang
efektif struktur. Pada pengecoran beton yang tebal dan volume yang
besar, lokasi siar pelaksanaan harus dipertimbangkan sedemikian rupa,
sehingga tidak menyebabkan perbedaan temperatur yang besar pada
beton yang tersebut, yang berakibat retaknya beton, disamping adanya
tegangan residu yang tidak diinginkan. Siar pelaksanaan dapat dibuat
secara horizontal dan pengecoran dapat dibagi menjadi berlapis-lapis.
Lokasi siar pelaksanaan tersebut harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Kontraktor harus mempertimbangkan di dalam penawarannya,
segala hal yang berhubungan dengan siar pelaksanaan seperti erstop,
perekat beton, dowel dsb, maupun pembersih permukaan beton agar
dapat dijamin lekatan antara beton lama dan baru. Siar pelaksanaan
harus bersih dari semua kotoran dan bekas beton yang tidak melekat
dengan baik, dan sebelum pengecoran dilanjutkan, harus dikasarkan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 73


sedemikian rupa sehingga agregat besar menjadi terlihat tetapi tetap
melekat dengan baik.
e. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba
dilokasi proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis.
Jika lokasi pembuatan cukup jauh dari proyek, maka harus digunakan
admixtures yang dapat memperlambat proses pengerasan dari beton.
Pada saat beton diangkut ke lokasi pengecoran juga harus diperhatikan,
agar tidak terjadi pemisahan antara bahan-bahan dasar pembuat beton.
Pada saat pengecoran tinggi jauh dari beton segar harus kurang dari
1.50 meter. Hal ini sangat penting agar tidak terjadi pemisahan antara
batu pecah yang berat dengan pasta beton sehingga dapat
mengakibatkan kwalitas beton menjadi menurun. Untuk itu harus
disiapkan alat bantu seperti piuap tremi sehingga syarat ini dapat
dipenuhi. Sebelum pengecoran beton harus dijaga agar tetap dalam
kondisi plastis dalam waktu yang cukup, sehingga pengecoran beton
dapat dilakukan dengan baik. Kontraktor harus mengajukan jumlah alat
dan personil yang akan mendukung pengecoran beton, yang dianalisa
berdasarkan besarnya volume pengecoran yang akan dilakukan. Sebagai
gambaran setiap alat pemadam maupun memadatkan sekitar 5 – 8 m3
beton segar per jam. Beton segar dicampurkan harus ditempatkan
sedekat mungkin dengan lokasi akhir, sehingga masalah segregasi dan
pengerasan beton dapat dihindarkan dan selama pemadatan beton masih
bersifat plastis.

4.1.7.Pemadatan Beton
a. Alat Pemadat Beton
Beton yang akan dicor harus segera dipadatkan dengan alat pemadat
(vibrator) dengan tipe yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
Pemadatan tersebut bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang
akan mengurangi kwalitas pada beton. Pemadatan tersebut berkaitan
dengan kelecakan (workability) beton. Pada cuaca panas kelecakan beton
menjadi sangat singkat, sehingga slump yang rendah-rendah biasanya
merupakan masalah. Untuk itu harus disediakan vibrator dalam jumlah
yang memadai, sesuai dengan besarnya pengecoran yang akan
dilakukan. Minimum harus dipersiapkan satu vebriator cadangan yang
akan dipakai, jika ada vebriator cadangan yang akan dipakai, jika ada
vebriator yang rusak pada saat pemadatan sedang berlangsung. Alat
pemadat harus di tempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyentuh
besi beton.
b. Lokasi Pemadatan yang Sulit
Pada lokasi yang diperkirakan sulit untuk dipadatkan seperti pada
pertemuan balok kolom, dinding beton yang tipis dan pada lokasi
pembersihan yang rapat dan rumit, maka kontraktor harus
mempersiapkan metode khusus untuk pemadatan beton yang
disampaikan kepada Konsultan Pengawas paling lambat 3 hari sebelum
pengecoran dilaksanakan, agar tidak terjadi keropos pada beton,
sehingga secara kualitas tidak akan disetujui.
c. Pemadatan Kembali
Jika permukaan beton mengalami keretakan dalam kondisi masih plastis,
maka beton tersebut harus dipadatkan kembali sesuai dengan
rekomondasi Konsultan Pengawas agar retak tersebut dapat dihilangkan.
d. Metode Pemadatan Lain
Jika dipandang perlu Kontraktor dapat mengusulkan cara pemadatan lain
yang dipandang dapat menyebabkan perbedaan temperatur yang besar
antara permukaan dan inti beton. Hal ini dapat menyebabkan keretakan
struktur dan terjadinya tegangan menetap pada beton, tanpa adanya
beban yang bekerja.

4.1.8.Temperatur Beton Segar


Dalam waktu 2 menit setelah contoh diambil, sebuah termometer yang
mempunyai skala 5 s/d 100o C, harus dimasukkan ke dalam contoh tersebut
sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka
temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1o C.

4.1.9.Perawatan Beton

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 74


a. Tujuan Perawatan
Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga agar tidak terjadi
kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi dan mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah
penguapan air dari beton pada umur beton awal dan juga mencegah
perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya
keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus
dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu
harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi
penguapan yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru
dipadatkan.
b. Lama Perawatan
Permukaan beton harus dirawat secara baik dan terus menerus dibasahi
dengan air bersih selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran
selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom dan dinding beton, maka
beton tersebut harus diselimuti dengan karung yang dibasahi terus
menerus selama 7 hari.
c. Perlindungan Beton Tebal
Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka
permukaan beton harus dilindungi dengan material (antara lain stereo
foam) yang disetujui oleh Konsultan Pengawas, agar dapat memantulkan
radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar
kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.
d. Acuan Metal
Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material lain yang
sejenis, harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran dilakukan.
Acuan tersebut dihindari dari terik matahari langsung, karena sifatnya
yang mudah menyerap dan mengantarkan panas. Perlakuan yang kurang
baik akan menyebabkan retak-retak yang parah pada permukaan beton.
e. Curing Compound
Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah dengan menggunakan
curing compound. Jenis dan type curing compound yang digunakan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Harus diperhatikan agar tidak terjadi
penurunan temperatur yang cepat pada permukaan beton sehingga
dapat menyebabkan keretakan pada permukaan beton.

4.1.10.Cara Untuk Menghindari Keretakan Pada Beton


a. Alat monitoring
Untuk pekerjaan beton dengan tebal lebih dari 600 mm, Kontraktor harus
menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor
segala kejadian yang mungkin terjadi selama pekerjaan beton
berlangsung. Monitoring dilakukan minimal selama 7 hari sejak
pengecoran selesai. Kontraktor wajib menyediakan alat pengukur
temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, di dalam beton, dan
dipermukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan
maksimal 50 cm. Sedangkan jarak horizontal antara titik satu dengan
lainnya maksimal 10 meter. Lokasi alat pengukur dan metode pengukur
suhu tersebut harus diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Perbedaan Temperatur
Umumnya permukaan beton harus didinginkan secara mendadak, yang
terpenting adalah tidak terjadi perbedaan temperatur yang besar (>20 oC)
antara permukaan dan inti beton dan beton harus dihindarkan dari sinar
matahari langsung ataupun tiupan angin.
c. Material Bantu
Disamping peralatan juga dibutuhkan material pembantu yang mungkin
dapat dicampur ke dalam beton maupun yang akan digunakan pada saat
perawatan beton untuk mencegah terjadinya penguapan yang terlalu
cepat.
d. Lebar Retak
Suatu struktur beton pasti akan mengalami suatu retakan, dan lebar
retak yang diijinkan maksimal sebesar 0,004 kali tebal selimut beton.
e. Antisipasi Perbedaan Temperatur
Kontraktor harus menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk mengatasi
jika perbedaan temperatur menjadi lebih dari 20 derajat C, misalnya
dengan mempertebal isolasi yang sudah digunakan atau membuat isolasi

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 75


menjadi benar-benar kedap terhadap angin dan udara. Hal ini harus
segera dilakukan agar perbedaan temperatur tidak menjadi besar. Untuk
itu harus disiapkan material isolasi lebih dari kebutuhan sebelum
pengecoran dilakukan.
f. Hal – Hal Lain
Beberapa hal yang harus diperhatikan baik sebelum, selama maupun
sesudah pengecoran beton adalah :
1. Usahakan agar semua material dasar yang digunakan tetap dalam
kondisi terlindung dari sinar matahari, sehingga temperatur tidak
tinggi pada saat pencampuran dimulai.
2. Air yang akan digunakan harus didinginkan, misalnya dengan
mengganti sebagian air dengan es, sehingga temperatur menjadi
lebih besar.
3. Semen yang digunakan mempunyai hidrasi rendah.
4. Jika mungkin, tambahkan nitrogen cair ke dalam campuran beton.
5. Waktu antara pengadukan beton dan pengecoran harus dibatasi
maksimal 2 jam.
6. Lakukan pengecoran bertahap sedemikian rupa, misalnya dengan
membuat siar pelaksanaan secara horizontal pada beton yang tebal,
sehingga tebal satu lapis pengecoran menjadi kurang lebih 1 meter
dan perbedaan temperatur dapat dikontrol.
7. Jika mungkin diusulkan pengecoran dilakukan pada malam hari
dimana temperatur lapangan sudah lebih rendah dari dibandingkan
dari siang hari.
8. Harus disiapkan isolasi panas yang merata pada pada seluruh
permukaan beton yang terbuka untuk mencegah tiupan angin dan
menjaga agar temperatur tidak terlalu berbeda pada seluruh
penampang beton.
9. Lakukan perawatan awal segera setelah pemadatan selesai dan harus
diteruskan sampai system isolasi terpasang seluruhnya.
10. Sediakan pelindung sehingga permukaan beton terlindung dari sinar
matahari dan angin. Hal ini dapat dilakukan membuat dinding pada
sekeliling daerah pengecoran dengan plastik atau material sejenis,
demikian juga pada bagian atasnya.
g. Retak di Luar Batas yang Disyaratkan.
Jika setelah pemadatan selesai masih terjadi keretakan diluar batas yang
diijinkan, maka Kontraktor harus melaporkan hal tersebut secara tertulis
yang berisi antara lain metode kerja dan peralatan yang digunakan
berikut komposisi campuran yang digunakan kepada Konsultan Pengawas
untuk dievaluasi lebih lanjut. Kontraktor tidak diijinkan untuk
memperbaiki keretakan tersebut sebelum mendapatkan persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

4.1.11.Adukan Beton yang Dibuat Di Tempat (Site Mixing)


Untuk mendapatkan kualitas beton yang baik, maka untuk beton yang dibuat
di lapangan harus memenuhi syarat-syarat :
a. Semen diukur menurut berat
b. Agregat kasar diukur menurut berat
c. Pasir diukur menurut berat
d. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
(concrete batching plant)
e. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin beton
f. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk
g. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai

4.1.12.Besi Beton
a. Merk besi beton
Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan
merk besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik
yang akan digunakan untuk disetujui Konsultan Pengawas
b. Penyimpanan
Besi beton disimpan pada tempat yang bersih dan tumpu secara baik
tidak merusak kualitasnya. Tempat penyimpanan harus cukup terlindung
sehingga kemungkinan karat dapat dihindarkan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 76


c. Gambar Kerja dan Bending Schedule
Pembengkokan besi beton harus dilakukan sesuai dengan gambar
rencana dan berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan
tersebut harus dilakukan dengan menggunakan alat-alat (bar bender)
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat, patah, retak-retak
dan sebagainya. Semua pembengkokan harus dilakukan dalam keadaan
dingin dan pemotongan harus dengan bar cutter. Pemotongan dan
pembengkokan dengan sistem panas sama sekali tidak diijinkan. Untuk
itu Kontraktor harus membuat gambar kerja pembengkokan (bending
schedule) dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
d. Bebas karat
Pemasangan dan penyetelan berdasarkan evaluasi yang sesuai dengan
gambar dan harus sudah diperhitungkan toleransi penurunannya.
Sebelum besi beton dipasang, permukaan besi beton harus bebas dari
karat, minyak dan lain-lain yang dapat mengurangi lekatan besi beton.
e. Selimut Beton
Besi beton harus dilindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan
gambar standart detail. Sebagai catatan, pemasangan tulangan-tulangan
utama tarik / tekan penampang beton harus dipasang sejauh mungkin
dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut beton yang
melebihi ketentuan-ketentuan tersebut di atas harus mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
f. Penjangkaran
Pemasangan rangkaian besi beton yaitu kait-kait, panjang penjangkaran,
penyaluran, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai dengan gambar
standar yang terdapat dalam gambar rencana. Apabila ada keraguan
tentang ini maka Kontraktor harus meminta klarifikasi kepada Konsultan
Pengawas.
g. Kawat Beton dan Penunjang
Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang kokoh untuk menghindari pemindahan tempat, dengan
menggunakan kawat yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip
yang sesuai pada setiap tiga pertemuan. Pembesian harus ditunjang
dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers atau besi penggantung
seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau dicantumkan pada
spesifikasi ini. Penunjang-penunjang metal tidak boleh diletakkan
berhubungan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan ke dalam
penampang beton, sehingga tidak menonjol permukaan beton.
h. Sengkang-sengkang
Untuk menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana,
maka sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus
sesuai dengan gambar. Akhiran / kait sengkang harus dibuat seperti yang
disyaratkan di dalam gambar standar agar sengkang dapat bekerja
seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat yang
digunakan untuk pengikat tulangan utama.
i. Beton Tahu
Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada
tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan
beton yang akan dicor. Jarak antara beton tahu ditentukan maksimal 100
cm.
j. Penggantian Besi
1. Kontraktor harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah
sesuai dengan apa yang tertera pada gambar
2. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu
penyempurnaan pembesian yang ada maka Kontraktor dapat
menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar.
3. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dapat dilakukan
penukaran diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan
catatan :
- Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas
- Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat
tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 77


(dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Khusus untuk
balok portal, jumlah luas penampang besi pada tumpuan juga
tidak boleh lebih besar jauh dari pembesian aslinya.
- Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan
pembesian di tempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat
menyulitkan pengecoran.
- Tidak ada pekerjaan tambah dan tambahan waktu pelaksanaan

k. Toleransi Besi

Diameter Besi (mm) Toleransi dia (mm) Toleransi Berat (%)


6≤φ≤10 ±0.4 ±7
10>φ≤16 ±0.4 ±5
16<φ<28 ±0.5 ±4
φ≥28 ±0.6 ±2

4.1.13.Toleransi Dimensi Elemen-elemen Srtuktur


Dimensi elemen stuktur seperti (pelat, balok, kolom, dinding) harus
memenuhi toleransi sbb :

Dimensi Elemen Toleransi Terhadap B Toleransi Selimut


Struktur (mm) Beton
(mm) (mm)
B ≤ 200 ± 9.0 ± 5.0
B ≥ 200 ± 12.0 ± 9.0

Dimana B adalah dimensi elemen stuktur baik untuk lebar maupun tinggi.
Pelaksanaan yang tidak memenuhi toleransi tersebut akan dievaluasi oleh
konsultan pengawas, untuk selanjutnya diputuskan. Semua akibat kesalahan
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor

4.1.14.Pemasangan alat-alat di Dalam Beton / Sparing


a. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan secara tepat
lokasi sparing yang akan terdapat pada elemen struktur. Kontraktor wajib
mempelajari gambar M & E dan mendiskusikan dengan pihak terkait jika
terdapat keraguan tentang gambar tersebut. Kebutuhan sparing yang
terjadi akibat perubahan desain harus diinformasikan segera kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan pemecahannya. Pekerjaan
membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi beton yang
sudah jadi harus dihindarkan dan jika diperlukan harus mendapatkan ijin
tertulis dari Konsultan Pengawas.
b. Ukuran lubang, pesangan alat-alat di dalam beton, pemasangan dan
sebagainya, harus sesuai dengan gambar struktur maupun gambar lain
yang terkait atau menurut petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas.
c. Perkuatan pada lubang-lubang beton untuk keperluan pekerjaan M / E
harus mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam gambar standar. Jika
tidak / belum tertera di dalam gambar maka Kontraktor wajib
menginformasikan hal tersebut kepada KP / Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan penyelesaiannya.

4.1.15.Beton Kedap Air


a. Beton kedap air adalah beton yang dibuat agar tidak tembus air untuk
jangka waktu lama. Untuk itu Kontraktor wajib mengikuti segala
ketentuan yang disyaratkan oleh Pemasok bahan kedap air / water
proofing, termasuk cara pembuatan beton tersebut.
b. Pada siar pelaksanaan harus dipasang waterstop sesuai dengan
spesifikasi pabrik. Waterstop tersebut harus ditunjukkan di dalam gambar
kerja / shop drawing, sehingga rencana pengecoran harus direncanakan
dengan baik. Biaya waterstop tersebut sudah termasuk di dalam
penawaran yang diajukan oleh Kontraktor.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 78


c. Apabila terjadi kebocoran selama masa garansi, maka kontraktor harus
mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya Kontraktor. Prosedur
perbaikan tersebut harus diusulkan oleh Kontraktor dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak merusak bagian-
bagian lain yang sudah selesai.

4.1.16.Acuan / Begisting
a. Umum
1. Kontraktor harus membuat acuan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara struktur baik kekuatan, stabilitas maupun kekakuannya serta
layak untuk digunakan. Acuan merupakan suatu bagian pekerjaan
struktur yang berguna untuk membentuk struktur beton agar sesuai
gambar kerja rencana.
2. Jenis acuan harus sesuai dengan yang disyaratkan di dalam spesifikasi
ini. Kontraktor dapat mengusulkan alternatif acuan dengan catatan
bahwa harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Di dalam
penawarannya Kontraktor wajib menawarkan sesuai dengan yang
ditentukan di dalam spesifikasi.
3. Semua bagian acuan yang sudah selesai digunakan harus dibongkar
dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Tidak dibenarkan adanya
bagian acuan yang tertanam di dalam struktur beton.
4. Pada struktur beton kedap air, cara pemasangan acuan dan bukaan
pada acuan dan bukan pada acuan harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna,
sehingga bukaan tersebut harus dapat ditutup dengan sempurna,
sehingga bebas dari kebocoran. Semua pengikat acuan (ties) harus
dilengkapi dengan material tertentu seperti water haffles, sehingga
pada saat dicor akan menyatu dengan struktur beton.
b. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Peralatan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan
seperti release agent, pengangkutan dan pelaksanaan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan acuan sebagai cetakan beton sesuai
dengan gambar-gambar konstuksi dan gambar-gambar disiplin lain
yang berhubungan seperti diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan, secara aman dan benar.
2. Detail-detail Khusus
Pembuatan acuan khusus sesuai yang direncanakan harus termasuk
yang ditawarkan di dalam penawaran Kontraktor. Termasuk juga jika
menggunakan material acuan yang khusus untuk menghasilkan detail
khusus.
c. Persyaratan Bahan.
1. Acuan dan Penyanggah
Bahan acuan yang dipergunakan dapat berbentuk beton, baja,
pasangan bata yang diplester, kayu atau material lain yang dapat
dipertanggung jawabkan kualitasnya. Penggunaan acuan siap pakai
produksi pabrik tertentu diijinkan untuk dipergunakan, selama dapat
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Acuan yang terbuat dari multiplek
yang dilapisi dengan sejenis kertas film yang khusus yang digunakan
untuk acuan sangat dianjurkan dengan tebal multiplek minimal 12
mm. Pengaku harus dibuat dengan benar agar tidak terjadi perubahan
bentuk / ukuran dari elemen beton yang dibuat. Penyanggah yang
terbuat dari baja lebih disukai, walau penggunaan material
penyanggah dari kayu dapat diterima. Bahan dan ukuran kayu yang
digunakan harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
Untuk pekerjaan beton yang langsung berhubungan dengan tanah,
maka sebagai lantai kerja harus dibuat dari beton K-175. Sebagai
acuan samping dari beton tersebut dapat menggunakan pasangan
batu kali, batu bata atau material lain yang disetujui Konsultan
Pengawas. Untuk elemen beton tertentu seperti kolom bulat
disarankan menggunakan acuan baja.
d. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Struktur Acuan
Acuan berikut elemen pendukungnya harus dianalisa sedemikian
rupa, sehingga mampu memikul beban kesemua arah yang mungkin
terjadi (kuat), tanpa mengalami deformasi yang berlebihan (kaku) dan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 79


harus memenuhi syarat stabilitas. Deformasi dibatasi tidak lebih dari
1/360 bentang. Peninjauan terhadap kemungkinan beban diluar beban
beton juga harus dipertimbangkan, seperti kemungkinan beban
konstruksi, angin, hujan dan lain-lain. Semua analisa dan perhitungan
acuan berikut elemen pendukungnya harus diserahkan kepada
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuannya, sebelum
pekerjaan dilakukan.
2. Dimensi Acuan
Semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar srtuktur adalah
ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plester / finishing.
Tambahan elemen tertentu seperti bentuk / profil khusus yang
tercantum di dalam gambar arsitektur juga harus dipertimbangkan
baik sebagai beban maupun dalam analisa biaya.
3. Gambar Kerja
Kontraktor harus membuat gambar kerja khusus acuan berdasarkan
analisa yang dilakukannya. Gambar kerja tersebut harus lengkap
disertai ukuran dan detail-detail sambungan yang benar dan
selanjutnya diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
persetujuannya. Tanpa persetujuan tersebut Kontraktor tidak
diperkenankan untuk memulai pembuatan acuan di lapangan.
4. Tanggung Jawab
Walaupun sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas, tanggung jawab
sepenuhnya atas kekuatan, kekakuan dan stabilitas acuan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Jika terjadi hal-hal
yang tidak sesuai dengan perkiraan ataupun kekeliruan yang
mengakibatkan timbulnya biaya tambahan, maka semua biaya
tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Acuan harus dibuat
sesuai dengan yang dibuat di dalam gambar kerja. Pelaksanaan yang
tidak sesuai dengan gambar kerja harus segera dibongkar.
5. Stabilitas Acuan
Semua acuan harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan pekerjaan
dapat dihindari. Konsultan Pengawas berhak untuk meminta
Kontraktor untuk memperbaiki acuan yang dianggap tidak / kurang
sempurna dengan beban biaya Kontraktor.
6. Inspeksi Konsultan Pengawas
Semua acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian
rupa sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah
oleh Konsultan Pengawas.
7. Detail Acuan
Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton
yang bersangkutan.
8. Akurasi
Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran
kerataan / kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-
gambar konstruksi. Toleransi ukuran dan posisi harus sesuai dengan
yang tercantum dalam spesifikasi ini.
9. Sistem Pengaliran Air
Acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Harus dipersiapkan sistem pengaliran air sedemikian, sehingga pada
saat dibasahkan, air dapat mengalir ke tempat yang diinginkan dan
acuan tidak tergenang oleh air. Acuan harus dipasang sedemikian
rupa sehingga akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen
selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak
tergoyang.
10. Ikatan Acuan di Dalam Beton
Sebelumnya dengan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam
beton harus diatur sedemikian, sehingga bila acuan dibongkar
kembali, tidak akan merusak beton yang sudah dibuat.
11. Acuan Beton Exposed
Jika ada harus dilapisi dengan menggunakan release agent pada
permukaan acuan yang menempel pada permukaan beton.
Berhubung release agent berpengaruh pula pada warna permukaan
beton, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 80


dengan seksama. Cara pengecoran beton harus diperhitungkan
sedemikian rupa sehingga siar-siar pelaksanaan tidak merusak
penampilan beton exposed tersebut. Merk dan jenis release agent
yang telah disetujui bersama, tidak boleh diganti dengan merk jenis
lain. Untuk itu Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu
nama pedangang dari release agent tersebut, data bahan-bahan
bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah
utamanya, cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan lain
yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
12. Bukaan Untuk Pembersihan
Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari acuan
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi dan pembersihan.
13. Scaffolding
Pada prinsipnya semua penunjang acuan harus menggunakan steger
besi (scaffolding). Scaffolding tersebut harus cukup kuat dan kaku dan
diatur agar mudah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
14. Persetujuan Konsultan Pengawas.
Setelah pekerjaan di atas selesai, Kontraktor harus meminta
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari
sebelum pengecoran. Kontraktor harus mengajukan permohonan
tertulis untuk izin pengecoran kepada Konsultan Pengawas.
15. Anti Lendut (Cambers)
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, maka semua acuan untuk
balok dan plat, harus dipersiapkan dengan memakai anti lendut
dengan besar sbb :

Lokasi % Terhadap Bentang


Ditengah bentang balok 0.3
Diujung balok kantilever 0.5

e. Pembongkaran Acuan
1. Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dimana bagian
konstruksi yng dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri
dan beban-beban pelaksanaannya.
2. Pembongkaran acuan dapat dilakukan setelah mencapai waktu sbb :

Elemen Struktur Waktu Minimum


Sisi-sisi balok kolom dan dinding 3 hari
Balok dan plat beton (tiang penyanggah tidak 21 hari
dilepas)
Tiang-tiang penyanggah plat 21 hari
Tiang-tiang penyanggah balok-balok 21 hari

Waktu pembongkaran tersebut hanya merupakan kondisi normal dan


harus dipertimbangkan secara khusus jika pada lantai-lantai tersebut
bekerja beban dan mengusulkan metode dan perhitungan yang akan
digunakan, dan usulan tersebut harus mendapat persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas. Tidak ada biaya tambah untuk biaya
tersebut. Semua akibat yang timbul akibat usulan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
3. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan
terlebih dahulu secara tertulis untuk disetujui Konsultan Pengawas.

4.2. Pekerjaan Konstruksi Baja

4.2.1.Syarat-Syarat Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan konstruksi baja adalah semua pekerjaan
konstruksi baja dan pekerjaan baja lainnya yang tercantum dalam
gambar rencana.
Termasuk di dalam pekerjaan Konstruksi Baja ini antara lain adalah :
- Konstruksi rangka atap, dan konstruksi baja lainnya untuk Bangunan
gedung.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 81


- Konstruksi baja lainnya sesuai yang dimaksud gambar rencana.
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dari semua, tenaga, peralatan,
perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan baja dan logam
termasuk alat-alat atau benda-benda / material pendukung lainnya.
c. Pekerjaan baja dan logam harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-
keterangan yang tertera pada gambar rencana / detail, lengkap dengan
penyangganya, alat untuk memasang dan menyambungnya, pelat-pelat
baja / profil siku dan lain sebagainya.
d. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam
pemasangannya tidak memerlukan pengisi, kecuali kalau gambar detail
menunjuk hal tersebut.
e. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan diselesaikan
dengan rapi, dan dalam pelaksanaannya tidak hanya dari gambar-
gambar kerja untuk memasang pada tempatnya tetapi dimungkinkan
untuk mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan
terutama bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
f. Pekerjaan harus bermutu kelas satu dalam segala hal, setiap bagian
pekerjaan yang buruk akan ditolak dan harus diganti apabila perlu.
Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan-
bengkokan dan sambungan-sambungan yang mengganggu.
g. Referensi
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja (PPBBI-1983)
- NI – 3 - 1970
- J.I.S dan AISC
- RKS dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
h. Perancangan
1. Penawaran baja dalam berat (kg), sudah termasuk “wastage” akibat
pemotongan dan lain-lain dan diperhitungkan pada analisa harga
satuan.
2. Standar
Kontraktor bertanggung jawab untuk menjamin perancang baja untuk
pengerjaannya agar sesuai dengan persyaratan-persyaratan ini
sepenuhnya.
Kontraktor supaya menyiapkan salinan usulan standar yang akan dipakai,
sebagai pedoman bagi Direksi / Pengawas paling lambat 21 hari sebelum
fabrikasi.
i. Perencanaan dan Pengawasan
.1 Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Kontraktor harus menyiapkan
gambar-gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan detail-detail
lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah,
ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazimnya
diperlukan untuk fabrikasi.
.2 Ukuran-Ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
.3 Kelurusan
Toleransi dari keseluruhannya tidak lebih dari L/1000 untuk semua
komponen.
.4 Pemeriksaan dan lain-lain
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang
berkualitas tinggi, seluruh pekerjaan harus dilakukan ketepatan
sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan
tepat di lapangan.
Direksi mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di pabrik pada
saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirim ke
lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Direksi / Pengawas. Setiap
pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak dan bila terjadi demikian, harus diperbaiki
dengan segera.

4.2.2.Bahan
a. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan baja harus sudah
disetujui oleh Pengawas, tidak berkarat, bagian-bagiannya dan lembaran-
lembarannya tidak bengkok dan cacat. Potongan-potongan (profil)

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 82


mempunyai ukuran yang tepat sesuai dengan dimensi yang tertera
dalam gambar rencana baik bentuknya, tebal ukuran berat.
b. Bahan baja yang digunakan / dipasang harus dari jenis yang sama
kualitasnya, dalam hal ini dipakai baja ST-37, dengan tegangan leleh baja
minimum adalah 3.700 kg/cm2.
c. Toleransi luas penampang bahan baja ditetapkan maksimum 5% dari luas
untuk rangka batang atau maksimum 5% dari momen inersia (I)
d. Sebagai kawat las dipakai setaraf produksi “KOBE” atau “NIPPON STEEL”.
Jenis kawat las yang akan digunakan harus sesuai dengan petunjuk-
petunjuk dari pabrik pembuat dan petunjuk-petunjuk Direksi. Elektroda-
elektroda las harus diambil dari GRADA-A (besi heavy coatee type)
batang-batang elektroda yang dipakai diameternya lebih besar atau
sama dengan 6 mm (1 / 4 inch), dan batang-batang elektroda harus
dijaga agar selalu dalam keadaan kering.
e. Baut-baut yang digunakan harus baut hitam ulir (HTB) tak penuh dengan
tegangan baut dan tegangan las minimum adalah 1.400 kg/cm2 atau
minimal sama dengan mutu baja yang digunakan (A-325 ASTM).
f. Pada konstruksi atap bangunan, sambungan gording tidak harus
menumpu pada kuda-kuda / jurai atau tumpuan lainnya. Untuk itu
sebelum pemasangan gording dilaksanakan Pemborong harus
berkonsultasi terlebih dahulu dengan Direksi / Pengawas. Bahan baja ini
kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain harus sesuai dengan NI 3-1970.

4.2.3.Pelaksanaan Dan Sistem Pemasangan


a. Fabrikasi
1. Sebelum memulai dengan pemotongan, penyambungan, dan
pemasangan Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis
tentang tempat, sistem pengerjaan dan pemasangan kepada Direksi /
Pengawas untuk mendapat persetujuannya.
2. Kontraktor harus terlebih dahulu menunjukkan kualitas pengelasan
dan penghalusan untuk dijadikan standart dalam pekerjaan tersebut.
3. Pekerjaan pengelasan konstruksi baja harus sesuai dengan gambar
rencana dan harus mengikuti prosedur yang berlaku seperti seperti
AWS atau AISA Spesifikation.
4. Kecuali ditunjuk sistem lain maka, dalam hal menghubungkan profil-
profil, plat-plat pengaku digunakan las listrik dengan alat pembakar
yang standart dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Batang las (bahan untuk las) harus dibuat dari bahan yang
campurannya sama dengan bahan yang akan disambung.
b. Kekuatan sambungan dengan las (hasil pengelasan) harus sama
kuat dengan batang yang disambung.
c. Pemeriksaan kekuatan las harus dilakukan dengan persetujuan
pengawas bila dianggap perlu dan dapat dilakukan di
laboratorium.
d. Kedudukan konstruksi baja yang segera akan di las harus
menjamin situasi yang paling aman bagi pengelas dan kualitas
hasil pengelasan yang dilakukan.
e. Pada pekerjaan las, maka sebelum mengadakan las ulangan, baik
bekas lapisan pertama, maupun bidang-bidang benda kerja harus
dibersihkan dari keras (slag) dan kotoran lainnya.
f. Pada pekerjaan, dimana akan terjadi banyak lapisan las, maka
lapisan yang terdahulu harus dibersihkan dari keras (slag) dan
percikan-percikan logam sebelum memulai dengan lapisan las
yang baru.
Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau retak harus dibuang
sama sekali.
g. Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus
terlindung dari hujan / angin kencang.
h. Permukaan las terakhir harus digerinda sampai rata dan halus.
i. Kesalahan pemotongan maupun lubang yang terlalu besar tidak
diperkenankan ditutup dengan las, karena itu batang yang
bersangkutan harus diganti dengan yang baru.
5. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat
dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut :

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 83


a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las
tumpul / full penetration butue weld.
6. Pemasangan percobaan / Trial Erection
Bila dipandang perlu oleh Direksi / Pengawas, Kontraktor wajib
melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh
pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak
sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Direksi /
Pengawas dan pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa
persetujuan Direksi / Pengawas.
b. Pemasangan / Erection
Baja dipasangkan, kecuali ditentukan lain oleh Direksi / Pengawas 2 hari
setelah pengecoran.
1. Penguat Sementara
- Baja harus dipasang mati setelah sebagian besar struktur baja
terpasang dan disejui ketepatan garis, vertikal dan horizontal
- Kontraktor supaya menyediakan penunjang-penunjang sementara
(pembautan-pembautan) bilamana diperlukan sampai
pemasangan mati sesuai keputusan Direksi / Pengawas.
2. Pembautan
- Ulir harus bebas setidak-tidaknya dua setengah putaran dari muka
mur dalam keadaan terpasang mati.
- Kontraktor supaya menggunakan setidak-tidaknya satu cincin
pada setiap mur dan menyiapkan daftar mur, baut, dan cincin.
- Kontraktor supaya menggunakan cincin baja keras untuk baut
tegangan tinggi (HBS).
3. Adukan Pengisi (Grouting)
Kontraktor supaya memasang adukan pengisi di bawah plat-plat
kolom dll tepat sesuai dengan gambar-gambar. Penawaran harus
sudah termasuk pekerjaan ini, bahan grouting yang digunakan setaraf
Tricosal VGI Superfluid.
c. Pengecatan
1 Semua bahan Konstruksi baja harus di cat.
2 Cat dasar adalah cat zink chromate buatan Dana Paint atau setara
sedangkan sebagai cat akhir adalah Enamel Paint produk ex Yama
Paint atau setara dan pengecatan dilakukan satu kali di pabrik dan
satu kali di lapangan. Baja yang akan ditanam dalam beton tidak
boleh di cat.
3 Untuk lubang baut kekuatan tinggi / high strength bold permukaan
baja tidak boleh di cat.
4 Cat akhir adalah enamel paint buatan Dana paint atau setaraf dan
pengecatan dilakukan 2 kali di lapangan, kecuali bila dinyatakan lain
dalam gambar atau spesifikasi arsitektur.
5 Di bagian bawah dari base plate dan atau seperti yang tertera pada
gambar harus digrout dengan bahan setara “Master Flor 713 Grout”,
dengan tebal minimum 2,5 cm. Cara pemakaian harus sesuai
spesifikasi pabrik.
d. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
1. Bahan-bahan baja profil dihindarkan / dilindungi dari hujan dan lain-
lain.
2. Baja yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat / rusak
yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Kontrator diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Penempatan pipa dan batang baja di work shop maupun di lapangan
tidak boleh langsung di atas tanah atau lantai, tetapi harus di atas
balok-balok kayu yang berjarak maksimum 2 m.
5. Tanah atau lantai tersebut harus datar, padat merata dan bebas dari
genangan air.
e. Pemasangan Akhir / Final Erection.
1 Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan
harus dalam keadaan baik. Bila dijumpai bagian-bagian konstruksi
yang tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 84


sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang
disebabkan penanganan, maka keadaan itu harus segera dilaporkan
kepada Direksi / Pengawas disertai usulan cara perbaikannya.
Cara perbaikan tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi /
Pengawas sebelum dimulainya pekerjaan perbaikan tersebut adalah
menjadi tanggungan Kontraktor.
Meluruskan plat dan besi siku atau bentuk lainnya harus dilaksanakan
dengan persetujuan Direksi.
Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya, kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan
“waterproofing” yang disetujui. Sabuk pengaman dan tali-tali harus
digunakan oleh para pekerja pada saat bekerja pada tempat yang
tinggi, disamping pengaman yang berupa “platfrom” atau jaringan
(“net”).
2 Setiap komponen diberi kode / marking sesuai dengan gambar
pemasangan, sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangan.
3 Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-ikatan
sementara harus digunakan untuk mencegah tegangan-tegangan
yang melewati tegangan ijin. Ikatan-ikatan itu dibiarkan sampai
konstruksi selesai.
Sambungan-sambungan sementara dari baut harus diberikan kepada
bagian konstruksi untuk menahan beban mati, angin, dan tegangan-
tegangan selama pembangunan.
4 Baut-baut, baut angker, baut hitam, baut kekuatan tinggi dan lain-lain
harus disediakan dan harus dipasang sebagaimana mestinya sesuai
dengan gambar detail. Baut kekuatan tinggi harus dikencangkan
dengan kunci momen (torque wrench).
5 Plat dasar kolom untuk kolom penunjang dan plat perletakan untuk
balok, balok penunjang dan sejenis harus dipasang dengan luas
perletakan penuh setelah bagian pendukung di tempatkan secara
baik dan tegak.
6 Daerah di bawah plat harus diberi adukan lembab / kering yang tidak
susut dan disetujui Konsultan Direksi / Pengawas.
7 Penyimpangan kolom dari sumbu vertikal tidak boleh lebih dari
1/1500 dari tinggi vertikal kolom.

PASAL 5. PEKERJAAN ARSITEKTUR

5.1. Umum

5.1.1.Ketentuan Umum
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu serta cara kerja yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Pada spesifikasi teknis ini diatur seluruh pekerjaan berdasarkan
peraturan dan ketentuan yang berlaku, baik yang bersifat daerah,
nasional, maupun internasional, serta berdasarkan jenis bahan /
material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.
3. Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh konsultan pengawas,
yaitu dalam hal Koordinasi dan Pengawasan, mencakup mutu hasil
kerja (kualitas), Waktu pelaksanaan (Schedule) dan Pembiayaan.
4. Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan
warnanya harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan Konsultan
Perencana serta mendapat persetujuan dari (Owner).
b. Peraturan-peraturan yang dipakai

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 85


 Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2.
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5
 Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
 Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat
 Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan
Umum (A.V.) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran
Negara No. 14571.
 Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Konsultan pengawas.
 Standart Normalisasi Jerman (D.I.N.).
 American Society for Testing and Material (A.S.T.M.).
 American Concrete Institute (A.C.I.).
 Semen Portland harus memenuhi NI-8, SII 0013-81 dan ASTM C 1500-
78A
 Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
 Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-
75/0075-75.
 Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 9, AVGNOR P18-
303 dan NZS-3121/1974.
 Pengendalian seluruh pekerjaan beton ini harus sesuai dengan
persyaratan : PBI 1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8).
 Standar dari bahan waterproofing mengikuti prosedur yang ditentukan
oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti :NI.3, ASTM 828,
ASTME, TAPP I 803 dan 407.
 Pengendalian pekerjaan keramik harus sesuai dengan peraturan
ASTM, NI-129, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
 Pengendalian seluruh pekerjaan karpet harus sesusi dengan
peraturan-peraturan ASTM – E-648 dan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dari pabrik.
 Syarat bahan glass block sesuai dengan standar pabrik, tanpa cacat
serta memenuhi dalam PUBI 1982 pasal 63 dan SII 0189/78.
 Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan
dalam NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi
persyaratan dalam SII 0458-81.
 Pengendalian seluruh pekerjaan cat, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan
pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4.
 Bahan cat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 : 1970/1971, AS.K-
41 dan NI.4, serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
 Persyaratan bahan marmer harus konsisten terhadap PUBI pasal 26
dan SII 0015-76.

c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan
kepada Konsultan pengawas untuk diperiksa yang selanjutnya
dimintakan persetujuan kepada Konsultan Perencana.
2. Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan,
Kontraktor harus mengajukan 2 atau 3 buah contoh produk yang
setara kepada Konsultan pengawas untuk diserahkan kepada
Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan bahan material
tersebut kepada pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuannya.
3. Hal-hal yang bertalian erat dengan estetika seperti : warna
cat,keramik, batu temple, politur dan sebagainya harus mendapat
persetujuan dari Perencana (Arsitek) terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 86


material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya
tambahan.
4. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatif dari pabrik material yang bersangkutan
termasuk mengajukan cara perawatan / maintenance seluruh bahan /
material bangunan sebagai informasi bagi Konsultan pengawas dan
untuk dapat digunakan kelak oleh Pemilik Bangunan.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan
agar dapat melakukan penyelesaian / penggantian dalam suatu
pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Konsultan pengawas.
6. Semua material yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong / kaleng yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh
dan tidak ada cacat.
7. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik,
terlindung, bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup
menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya
seperti yang disyaratkan dari pabrik.
8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site /
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan
untuk dimulainya pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan
pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di
tempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
10. Setiap produk yang diajukan oleh Main / Sub Kontraktor harus
dilengkapi dengan cara perawatan / maintenance dari produk tersebut
yang :
 Sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik yang bersangkutan ;
 Sesuai dengan persyaratan / peraturan setempat ;
 Disetujui oleh konsultan pengawas.
11. Untuk setiap pekerjaan cat, maka Kontraktor atau aplikator :
 Harus kepada pabrik cat sesuai dengan jumlah kebutuhan proyek ;
memberikan surat penunjukkan dari pabrik cat yang bersangkutan /
rekomendasi sebagai applicator ;
 Harus melakukan pengecatan secara full system ;
 Harus mengajukan sistem pengecatan dan jenis cat ;
 Harus mengajukan urutan kerja ;
 Harus mengajukan bukti pesanan ;
 Harus memberikan surat jaminan supply dari pabrik cat sampai
proyek selesai;
 Harus memberikan surat jaminan mutu berbentuk sertifikat garansi
yang dikeluarkan oleh pabrik cat (produsen) yang ditandatangani
Direktur Perusahaan, dengan dilampiri surat Pengantar dari Main
Kontraktor.

5.1.2.Pekerjaan Pendahuluan
a. Pengukuran
1. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa
pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman. Setiap kali
dianggap perlu, harus siap untuk mengadakan.
2. Untuk menetukan koordinat bangunan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai
peil ketinggian tanah untuk menentukan elevasi ± 0,00, letak pohon
yang perlu dipertahankan (apabila ada), letak batas-batas site dengan
alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
3. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Konsultan
pengawas untuk diminta keputusannya, setelah berkonsultasi dengan
Perencana.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 87


4. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan
alat-alat Waterpass / Theodolith yang ketepatannya dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Kontraktor harus menyediakan Theodolith / Waterpass beserta petugas
yang cakap melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan
pengawas selama pelaksanaan proyek.
6. Pengukuran sudut siku-siku dengan benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
disetujui oleh Konsultan pengawas.
7. Segala pekerjaan pengukuran persiapan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
b. Tugu Patokan Dasar & Titik Pinjaman / Referensi
1. Letak dan jumlah patokan dasar ditentukan oleh Konsultan pengawas,
sebanyak 2 (dua) buah pada dua sisi yang berlainan.
2. Tugu patokan dasar dibuat dari beton penampang sekurang-kurangnya
200 x 200 mm, tertancap kuat di dalam tanah.
3. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Konsultan pengawas untuk membongkarnya. Selain itu Kontraktor
diharuskan membuat titik Penjamin / Referensi yang akurat dari waktu
ke waktu sepanjang masa pelaksanaan, mendahului kemajuan
pekerjaan.
4. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu patokan dasar
termasuk tanggung jawab Kontraktor.
5. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak
(perpindahan) Kontraktor wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai
keadaan lapangan.
c. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)
1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu meranti
merah ukuran (50/70 mm) atau kayu dolken, diameter 80-100 mm,
yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan
atau diubah-ubah berjarak maksimum 1.500 mm satu dengan lainnya.
2. Papan dasar pelaksanaan(Bouwplank) dibuat dari kayu meranti,
ukuran tebal 30 mm, lebar 200mm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya. Pemasangan harus kuat dan menggunakan sifat
dasar (waterpass).
3. Papan dasar pelaksanaan (Bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
mennyatakan as-as dan level / peil-peil dengan warna yang jelas dan
tidak mudah hilang bila terkena air hujan.
4. Tinggi sisi atas papan patok ukuran harus sama satu dengan lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan pengawas.
5. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 1.000 mm dari sisi luar
galian tanah pondasi.
6. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor
harus melapor kepada Konsultan pengawas.
7. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan dasar
pelaksanaan termasuk tanggungan Kontraktor.

5.2. Spesifikasi Umum

5.2.1.Pekerjaan Beton Non Struktural


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Meliputi pekerjaan beton praktis, seperti: sloof, kolom, ring balok, neut
kusen, angkur beton setempat, plat meja, serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis
merk dan atas persetujuan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 88


telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan. Tempat penyimpanan harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan
semen.
2. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari Bahan-
bahan organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi
butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
3. Koral Beton / Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta gradasi
kekerasan seseuai dengan syarat syarat PBI 1971. Penyimpanan /
penimbunan pasir dan koral beton harus dipisahkan satu dengan yang
lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak bercampur
untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan bahan organis / bahan lainnya yang
dapat merusak beton dan harus memenuhi NI – 3 pasal 10. Apabila
dipandang perlu Konsultan pengawas dapat minta kepada Kontraktor
supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan
yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
5. Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak / lemak
dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan sebagainya. Penampang
besi adalah bulat dan memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Kontraktor
diwajibkan, bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
6. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
a. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ; NI-2
c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 ; NI-5
d. Peraturan Semen Portland Indonesia 1972 ; NI-8
e. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat.
f. Ketentuan-Ketentuan umum untuk pelaksanaan Pemborong
Pekerjaan Umum (AV) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara No 14571.
g. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis
yang diberikan Konsultan pengawas.
h. Standar Normalisasi Jerman (D.I.N.).
i. American Society for Testing and Material (A.S.T.M).
j. American Concrete Institue (A.C.I).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah : K-175 dan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan PBI-1971

2. Pembesian
a. Pembuatan tulangan harus sesuai dengan persyaratan yang
tercantum pada PBI-1971.
b. Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar
konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah tempat decking sesuai dengan ketentuan
dalam PBI-1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Konsultan pengawas.
3. Cara Pengadukan
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Konsultan pengawas dan tercapai mutu
pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 89


dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru.
Pengujian slump minimum 30 mm dan maksimum 75 mm.
4. Pengecoran Beton
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Konsultan pengawas.
c. Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan hari
berikutnya maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh
Konsultan pengawas.
5. Pekerjaan Acuan / Bekisting
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran
yang telah ditetapkan seperti dalam gambar. Dari papan jenis kayu
yang memenuhi persyaratan dalam NI-2 pasal 5.1.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk
dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
c. Acuan harus rapat tidak bocor, permukaannya licin, bebas dari
kotoran-kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potonngan kayu,
tanah dan sebagainya sebelum pengecoran dilakukan serta harus
mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
d. Tiang-tiang acuan harus di atas papan atau baja untuk
memudahkan pemindahan perletakan. Tiang-tiang tidak boleh
disambung lebih dari satu. Tiang-tiang yang digunakan dari kayu
dolken diameter 80-100 mm atau kaso 50/70 mm.
e. Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang
papan / balok secara cross.
f. Pembukaan acuan baru harus dibuka setelah memenuhi syarat-
syarat yang dicantumkan dalam PBI-1971.
g. Kayu yang dipakai adalah papan atau multiplex dengan tebal 25
mm.
h. Penggunaan bekisting (Formwork) harus sesuai dengan petunjuk /
spesifikasi pabrik.
6. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton / rangka dibuat dari baja lunak dan tidak
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan
0,40 mm. Kawat pengikat besi beton / rangka harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI –1971).
7. Pekerjaan pembongkaran Acuan / Bekisting hanya boleh dilaksanakan
dengan ijin tertulis dari Konsultan pengawas. Setelah bekisting dibuka,
tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton
tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan pengawas.
8. Pelaksana / Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan
pekerjaannya sampai dengan saat-saat penyerahan (selesai).
9. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada
uraian dan syarat-syarat apapun yang tercantum dalam gambar-
gambar atau peraturan yang berlaku baik dalam negeri maupun luar
negeri.
10. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan
contoh-contoh material : besi, koral, pasir, pc untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan pengawas.
11. Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi / kubus beton di
laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
12. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh kontraktor dengan
mengambil benda uji berupa kubus / silinder yang ukurannya sesuai
dengan syarat-syarat / ketentuan dalam PBI-1971. Pembuatannya
harus disaksikan oleh Konsultan pengawas dan diperiksa di
laboratorium konstruksi beton yang ditunjuk Konsultan pengawas.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 90


Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus serta ketentuan-ketentuan
lainnya sesuai dengan PBI-1971.
13. Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda keras selama
3 x 24 jam setelah pengecoran.
14. Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
15. Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
16. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus
selalu dibasahi dengan air terus-menerus selama 1 (satu) minggu atau
lebih dan apabila menggunakan curing agent pemeliharaannya sesuai
standar produk (sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971).
17. Bagian-bagian yang tertanam dalam beton :
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat untuk sparing atau instalasi.
18. Sparing Conduit dan pipa-pipa :
a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar
dan minta persetujuan pelaksanaan dan bila tidak ada dalam
gambar, maka Kontraktor harus mengusulkan dari Konsultan
pengawas.
c. Bilamana sparing-sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan
dengan tulangan besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau
dipindahkan tanpa persetujuan dari Konsultan pengawas.
d. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dan diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat
pengecoran beton.
e. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton
waktu pengecoran.
19. Hal-hal lain (Miscellaneous Items)
a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang harus dibeton sebagai
bekas jalan kerja sewaktu pembetonan. Digunakan mutu beton
seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

b. Untuk pekerjaan lantai beton, harus diratakan sehingga diperoleh


permukaan lantai yang betul-betul rata. Sesudah selesai ditrowel,
jika ada permukaan lantai beton yang akan dicat, maka lantai beton
harus betul-betul kering sempurna dan memenuhi syarat untuk
dilakukan pengecatan.
c. Untuk pekerjaan dinding / kolom lepas cetak yang harus dicat,
dilakukan dengan dengan pengecatan cat emulsi pada saat beton
sudah kering sempurna dan memenuhi syarat untuk dicat.

5.2.2. Pekerjaan Baja / Besi Non Struktural


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi antara lain :
a. Pengadaan dan pemasangan beugel-beugel talang, klem-klem
down pipe, plat klem-klem sambungan rangka, dari bahan
galvanized steel.
b. Bahan penggantung rangka plafond dari besi diameter 6 mm
dilengkapi dengan wartel moer (adjustable rod) dan klem pada
rangka plafond (klem besi strip ¼” x 1“ bentuk U) dan dipasang
sesuai dengan gambar dan atas petunjuk Konsultan pengawas, tiap
jarak 90 cm. Pemasangan pada bidang beton dikaitkan pada
angker-angker kolom (Philips red head / Ramset) atau ditanam
dalam beton sebelum pengecoran plat atau balok beton lantai. Besi
diameter 6 mm sebagai penggantung harus lurus, tidak boleh
bekas tekukan dan tidak karatan. Setelah rangka plafond selesai
dipasang, besi-besi penggantung harus dicat dengan zinc chromate.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 91


c. Railling tangga carbon steel, dengan ukuran sesuai pekerjaan 10.2.
d. Pemegang aluminium voil dengan Fine Mesh produk BRC
(Galvanized) atau yang setara.
e. Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Fabrikasi
a. Pemeriksanaan dan lain-lain.
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang
berkualitas tinggi. Seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan
ketepatan sedemikian rupa, sehingga semua komponen dapat
dipasang dengan tepat di lapangan.
b. Konsultan pengawas mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di
lapangan pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan
yang boleh dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui
Konsultan pengawas. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak
sesuai dengan gambar atau spesifikasi ini akan ditolak, dan bila
demikian harus diperbaiki dengan segera tanpa tambahan biaya.

c. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan di pabrik dimukai, Kontraktor harus menyiapkan
gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua
komponen, panjang serta ukuran las, jumlah, ukuran dan posisi
baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk
fabrikasi.
d. Ukuran-ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
2. Sambungan
Untuk sambungan komponen konstruksi baja yang tidak dapat
dihindarkan berlaku ketentuan sebagai berikut :
a. Hanya diperkenankan satu sambungan.
b. Semua penyambung profil baja harus dilaksanakan dengan las
tumpul (full penetration butt weld).
c. Pemasangan percobaan (Trial Erection)
Bila dipandang perlu Konsultan pengawas, Kontraktor wajib
melaksanakan pemasangan percobaan dari sebagian atau seluruh
pekerjaan konstruksi. Komponen yang tidak cocok atau yang tidak
sesuai dengan gambar dan spesifikasi dapat ditolak oleh Konsultan
pengawas. Pemasangan percobaan tidak boleh dibongkar tanpa
persetujuan Konsultan pengawas.
d. Pengecatan
1. Semua bahan konstruksi baja harus dicat. Semua permukaan
baja harus bersih dari kotoran-kotoran atau minyak-minyak.
Pembersihan harus dilakukan dengan sikat besi mekanis
(mechanical wire brush).
2. Cat dasar adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu
kali di tempat pabrikasi dan satu kali di lapangan. Baja yang
akan ditanam di dalam beton tidak boleh dicat.
3. Cat akhir adalah cat zinc chromate. Pengecatan dilakukan satu
kali atau lebih di lapangan sampai menutup sempurna.
e. Pemasangan akhir (Final Erection)
1. Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai untuk pekerjaannya dan
harus dalam keadaan baik. Bagian-bagian dimana tidak dapat
dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya, sebagai akibat
dari kesalahan fabrikasi atau perubahan bentuk karena kesalah
penanganan atau pengangkutan, maka keadaan itu harus segera
dilaporkan kepada Konsultan pengawas, Untuk mendapatkan
persetujuan cara perbaikan dan pemecahannya yang dapat dilakukan
di lapangan atau di work shop. Meluruskan plat dan besi siku atau
bentuk lainnya harus dilaksanakan dengan cara disetujui. Segala biaya
sebagai akibat dari hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 92


2. Pekerjaan baja harus kering sebagaimana mestinya. Kantong air pada
konstruksi yang tidak terlindung dari cuaca harus diisi dengan bahan
Waterproofing yang telah disetujui.
3. Setiap komponen harus diberi kode (marking) yang sesuai dengan
gambar pemasangan. Komponen harus diberi kode sedemikian rupa
sehingga memudahkan pemasangan.
4. Baut-baut, baut angker, baut hitam dan lain-lain harus disediakan dan
harus dipasang sesuai dengan gambar detail.

5.2.3. Pekerjaan Pasangan


a. Penjelasan Umum
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
masing-masing pekerjaan sehingga mendapatkan hasil yang baik dan
sempurna.
2. Penggunaan masing-masing jenis pasangan dapat dilihat pada
gambar rencana ataupun petunjuk / perintah Direksi / Pengawas
Lapangan.
3. Pengendalian Pekerjaan :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera pada :
- PUBI - 1982
- NI-3 - 1970
- NI-10 - 1973
- SII-0021 - 1978
b. Pasangan Batu Kali Belah
1. Lingkup Pekerjaan
Pasangan batu kali belah dilaksanakan untuk pondasi bangunan atau
konstruksi lain yang ditunjuk pada gambar rencana.
2. Bahan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan
contoh material : batu kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari
Direksi / Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi / Pengawas akan
dipakai standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material
yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui di Bangsal Direksi / Pengawas.
d. Batu kali yang digunakan adalah batu kali belah, bersudut runcing,
berwarna abu-abu hitam keras dan tidak porous.
3. Pelaksanaan
a. Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 10 cm dan
dipadatkan dengan alat pemadat / stamper.
b. Sebelum dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari
bambu atau kayu pada setiap pojok galian yang bentuk dan
ukurannya sesuai dengan penampang yang dimaksud dalam
gambar rencana.
c. Kecuali disebut lain pada gambar rencana maka seluruh pasangan
batu kali belah dipasang dengan perekat 1 pc : 5 ps, dan diberapen
dengan perekat yang sama pada seluruh bidang sisinya.
d. Celah-celah besar pada aanstampeng / pasangan batu kali
kosongan dapat diisi dengan batu pecahan supaya betul-betul
padat sedang pasangan batu kali belah selain aanstampeng tidak
dikehendaki bertindih (bersinggungan) tanpa adanya perekat
dicelah-celahnya.
e. Untuk pengikatan sloof maka pada bagian atau pondasi batu kali
dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1,00 m1 dengan diameter besi
10 mm.
f. Dimensi / besaran penampang pasangan batu kali belah tersebut
dapat dilihat pada gambar rencana.
g. Urugan lubang pasangan batu kali belah yang berfungsi sebagai
pondasi dapat dilaksanakan bila Direksi mengganggu bahwa bagian
pondasi sudah cukup kuat / mengeras.
c. Pasangan Batu Bata
1. Lingkup Pekerjaan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 93


Pasangan batu bata dilaksanakan untuk dinding / tembok gedung,
pondasi ringan, saluran, bak-bak bunga, ataupun pasangan batu bata
lainnya yang ditunjuk pada gambar rencana.
2. Bahan
a. Batu bata yang dikehendaki adalah batu bata lokal yang berkualitas
baik yaitu dengan hasil pembakaran yang matang berukuran sama
kira-kira 6 x 12 x 20 cm tidak boleh terdapat pecah-pecah (melebihi
20%) dan tidak diperbolehkan memasang bata yang pernah
dipakai.
b. Sebagai Semen dan Pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama
dengan kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.
c. Kecuali ditentukan lain semua pasangan batu bata dipasang
dengan perekat dengan campuran 1pc : 5ps.
3. Pelaksanaan
a. Dimana diperlukan menurut direksi, pemborong harus membuat
shop drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan
pasangan.
b. Tentukan perbandingan campuran spesi dan tebal adukan yang
diperlukan.
Adukan dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang
digunakan sesuai dengan petunjuk Perencana / Direksi.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
petunjuk dalam gambar arsitektur terutama gambar detail dan
gambar potongan mengenai ukuran tebal / tinggi / peil dan bentuk
profilnya.
d. Pasangan batu bata harus dipasang tegak lurus, siku, rata, dan
tidak boleh terdapat retak-retak, dipasang dengan fungsi, ukuran
ketebalan dan ketinggian yang ditentukan dalam gambar rencana.
e. Mencampur Perekat
Perekat harus dicampur dalam alat pencampur yang telah disetujui
atau dicampur dengan tangan pada permukaan yang keras, dilarang
memakai perekat yang sudah mulai mengeras untuk dipakai lagi.
f. Sebelum dimulai pemasangan batu bata harus direndam lebih
dahulu dengan air dan permukaan yang akan dipasang harus basah
juga dan untuk semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5
cm agar penyelesaian dinding / plesteran dapat melekat dengan
baik, sedang dimana ada pertemuan kusen kayu dengan tembok
harus diberi nat selebar 1cm dan dalam 1 cm.
g. Pemasangan tembok bata hanya diperbolehkan maksimum setinggi
1,00 m untuk setiap harinya.
h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata
merah sama sekali tidak diperkenankan.
i. Pasangan tembok dipasang seluas 12,00 m2, bila lebih harus
dipasang beton praktis ukuran penampang 15 x 15 cm dengan
tulangan 4 Ø 10, beugel Ø 8 – 150.
j. Pasangan batu bata 1pc : 2ps sebagai pasangan di bawah
permukaan tanah / lantai harus diberapen dengan adukan 1pc : 3
ps.
k. Syarat-syarat penerimaan :
- Pasangan batu bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi
bidang pada arah diagonal dinding seluas 12 m2 tidak lebih dari
0,5 cm (sebelum diaci / diplester).
- Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum
diaci / diplester).
l. Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah
25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapid an benar-benar
tegak lurus.

5.2.4.Pekerjaan Kayu
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 94


pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Meliputi pekerjaan kayu yang dilakukan pada seluruh detail yang
ditunjukkan / disebutkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan dari kayu yang telah dikeringkan / diproses oven, mutu kelas A,
kelas kuat I-II dan kelas awet I.
2. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
peraturan kayu bangunan untuk perumahan dan gedung yang
ditentukan dalam PKKI, PUBI-1982 pasal 37 dan SII 0458-81
3. Persyaratan pengawetan bahan kayu harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam Standart Kehutanan Indonesia (SKI), No C-M-
001 : 1987. Bahan pengawet yang digunakan harus memenuhi
persyaratan yang diuraikan dalam table 1 dan 2.
4. Pengawetan Kayu
Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan sistem Hickson´s Timber
Preservation dengan Tanalith CT 116 / Diffusol CB concencrate atau
cara-cara lain dari pengawetan kayu yang diusulkan oleh Kontraktor
dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
pengawas .
5. Ukuran finish kayu sesuai detail gambar
6. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5,
(PPKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII
0458-81.
7. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan
rata bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat
lainnya.
8. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17%, untuk seluruh bahan
kayu yang digunakan.
9. Accessories
a. Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.
b. Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat
baja dipakai ketebalan 2mm.

10. Bahan-bahan Pengawet

Tabel 1 : Golongan bahan pengawet yang dapat dipakai :

Golongan bahan pengawet kode Sifat


Tembaga – Chrom – Arsen CCA J, S, AL
Tembaga – Chrom – Boron CCB J, S, AL
Boron – Flour – Chrom - Arsen BFCA J, S, AL

Keterangan : J : dapat mencegah jamur


S : dapat mencegah serangga.
AL : agar tahan pelunturan

Tabel 2 : Jenis dan Komposisi Bahan Pengawet yang diijinkan

Gol. Jenis Komposisi % Bentuk Formulasi


CCA 1. Tanalit CT CuSO4 27,4 Bubuk, 100%
bahan
Na2Cr2 O4 48,2 garam anhidrida
As2O52H2O 24,4

2. Celcure A CuSO45H2O 32,5 Pasta, minimum


(P) 95%
Na2Cr2O72H2 41,0 Bahan aktif garam
O

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 95


As2O52H2O 26,4

CCB 1. Wolmanit CuSO4 33,0 Bubuk, 97% bahan


CB
Na2Cr2O7 40,0 aktif garam
As2O52H2O 24,0

2. Diffusol CB CuSO4 28,6 Bubuk, 100%


bahan
Na2Cr2O7 43,9 aktif garam

BFCA 1. Koppers Na2B4O75H2O 25,0 Bubuk, 100%


bahan
Formula 7 H3BO3 40,0 aktif garam
NaF 15,0
As2O52H2O 11,0
Na2Cr2O72H2 9,0
O

c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay out /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus, dan siku-siku
antar sisi-sisinya dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan / pemasangan, kecuali bila ditentukan lain.
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di
Work Shop di luar tempat pekerjaan / pemasangan.
6. Bahan kayu tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni
atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Konsultan
pengawas.
7. Setelah semua pekerjaan kayu terpasang perlu diberi perlindungan
terhadap benturan dan pengotoran sebagai akibat pelaksanaan
pekerjaan lain.

5.2.5.Pekerjaan Plesteran Semen


a. Lingkup pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata
pada kedua sisi bidangnya (dalam dan luar), plesteran dinding beton,
pengisi dan perekat pada pemasangan bahan finishing, serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-
benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, serta harus
melalui ayakan # 1,6 – 2,0 mm.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 96


2. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai
campuran DURACOAT ex. Durabuilt atau yang setara dengan
pemakaian sesuai dengan standar pabrik yang bersangkutan, agar
dapat diperoleh sifat tahan / kedap air (watertight).
3. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan :
Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti :
pertemuan kolom dinding bata, plat beton dinding bata, kolom baja
yang difinish plaster dan sebagainya untuk menghindarkan retak
rambut, diberi nat dengan lebar nat 5mm dan dalamnya 5 mm.
4. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya :
kolom beton-bata atau balok beton–bata) dipasang kawat ayam
dengan overlap yang cukup untuk mencegah keretakan.
5. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti
dinyatakan dalam RKS Pekerjaan Pengecatan.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk canpuran 1 PC : 5
pasir, kecuali pada dinding batu bata semen raam / rapat air.
2. Pada dinding batu bata semen raam / rapat air diplester dengan aduk
campuran 1 pc : 3 ps (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang
toilet, dinding eksterior, dan bagian-bagian yang ditentukan /
disyaratkan dalam detail gambar.
3. Pasir pasang yang digunakan harus bersih, bebas dari Lumpur serta
material tidak terpakai lainnya, diayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan d 3 mm seperti yang dipersyaratkan.
4. Material lain yang terdapat dalam persyaratan di atas tetapi
dibutuhkan untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya dan disetujui konsultan
pengawas.
5. Sement porlant yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel
pabriknya, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan
tidak ada cacat.
6. Bahan harus disimpan di tempat kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih, tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung
kebutuhan bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya yang disyaratkan
dari pabrik.
7. Semua bahan yang sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan dari pabrik yang bersangkutan, material yang
tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai
dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
8. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor diharuskan memeriksa site /
lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan
untuk mulainya pekerjaan.
9. Bila kelainan dalam hal apapun antara gambar, sepesifikasi dan
lainnya kontraktor harus segera melaporkan kepada manajemen
kotruksi. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di
tempat tersebut sebelum kelainan / perbedaan diselesaikan.
10. Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm
atau sesuai yang ditunjukan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran
yang melebihi 22 mm harus diberi kawat untuk membantu dan
memperkuat daya lekat pelsteran, pada bagian pekerjaan yang
diijinkan konsultan pengawas.
11. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kusen dan
pekerjaan lainnya, harus dibut naat (tali air) dengan lebar minimal 5
mm dan dalam 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
12. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran
berumur 8 hari (kering betul), sehingga siap untuk di cat atau finish
wall paper.
13. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara tetap.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 97


14. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi),
atas biaya kontrator selama kerusakan bukan disebabkan oleh
tindakan pemilik / pemakai.
15. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
• Seluruh permukaan beton yang akan di plester harus di buat kasar
dengan cara dipahat halus.
• Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan
diplester, dibersihkan dari kotoran, debu dan minyak serta disiram /
dibasahi dengan air semen.
• Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC :
3 Ps.
• Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan
mata ayakan seperti yang disyaratkan.

5.3. Pekerjaan Lantai Dan Dinding


5.3.1.Pekerjaan Sub Lantai
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai yang
berlangsung di atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton)
serta sesuai detail yang disebutkan / ditunjukkan pada gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen portland harus memenuhi NI – 8, 0013-81 dan ASTM C 1500-
78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII
0404-80.
3. Kerikil / split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-
75/0075-75.
4. Air harus memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 9, AFNOR P 18 -303 dan
NZS – 3121/1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan :
PBI 1971 (NI – 2) PUBI 1982 dan (NI - 8).
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk peyelesaian / penggantian dalam pekerjaan ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui konsultan
pengawas.
3. Pekerjaan sub lantai dikakukan langsung di atas tanah, maka sebelum
pasangan sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu, lapisan urug di
bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaanya dan telah mempunyai daya
dukung maksimum.
4. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara pc, pasir beton dan
kerikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
5. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 50 mm atau sesuai yang
disebutkan / disyaratkan dalam detail gambar.
6. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata / waterpass, kecuali pada
lantai ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu
perlu diperhatikan mengenai kemiringan lantai agar sesuai yang
ditunjukan dalam gambar dan sesuai petunjuk konsultan pengawas.

5.3.2.Pekerjaan Lantai Screed


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga mendapat hasil pekerjaan yang bermutu baik.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 98


2. Pekerjaan lantai screed meliputi area di atas plat-plat beton, bawah
lantai tangga serta untuk seluruh detail seperti yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Semen portland yang digunakan harus dari mutu terbaik type 1, dari
satu hasil produk yang disetujui konsultan pengawas, serta memenuhi
syarat-syarat dalam NI - 8, SII 0013 – 81 dan ASTM C150 – 78 A.
2. Pasir harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan PUBI 1982 pasal
11 dan SII 0404 -08.
3. Air harus memenuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal 9, AFNOR P
18 – 303 dan NZS 3121/1974.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai yang disyaratkan
dalan NI 2, NI-8 dan PUBI 1982.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada konsultan
pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2. Lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton
tumbuk atau plat beton, telah dibersihakan dari kotoran, debu dan
bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.
3. Bahan lantai screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan dari
bahan PC dan pasir yang menenuhi syarat-syarat seperti yang telah
ditentukan.
4. Lapisan atas / finish lantai screed adalah acian PC tanpa campuran
bahan lain, yang dilapiskan seluruh permukaan lantai yang diratakan.
Tebal acian minimum 2 (dua) mm setelah diratakan dan dilicinkan,
atau bahan material lain sesuai yang disebutkan / disyaratkan dalam
gambar detail atau sesuai petunjuk konsultan pengawas.
5. Tebal adukan lantai screed acian termasuk acian minimal dibuat 50
mm atau sesuai yang ditentukan konsultan pengawas. Dari adukan
1PC : 5 pasir Permukaan lantai screed harus betul-betul rata, kecuali
bila disyaratkan lain, bebas cacat (retak-retak), sehingga siap
dipasang karpet dan bahan finishing lainnya.
6. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed
harus dibersihkan dengan sikat kawat dan air, supaya agregate
muncul dan memberi ikatan yang baik dengan screed. Cara lain
adalah membuat permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang
disetujui Konsultan pengawas. Setelah dibersihkan, alas lapisan
dibasahi (semalam) dan setelah kering dilapis cairan semen (air
semen) maksimum 20 menit, selanjutnya screed dicor.
7. Untuk screeding daerah yang luas di atas 25 m2 mixing harus
mengikuti syarat-syarat mixing untuk beton (mechanical mixing dan
weight batcher harus digunakan)
8. Pengecoran harus dilakukan sekaligus untuk daerah yang luas.
Pengecoran mengikuti lajur selebar 3 (tiga) m dan pengecoran sebuah
lajur hanya boleh dilakukan 24 jam setelah lajur sebelahnya dicor.
Permukaan ujung dari lajur screed yang terdahulu harus dibasahi
dahulu dengan air semen atau dengan diberi Calbond atau bahan lain
yang setara sebelum lajur sebelahnya dicor.
9. Peralatan dan Compaction screed harus dicompact dengan beam
vibrator dan perhatian harus diberikan pada ujung-ujung yang sering
tertinggal. Bila peralatan diperlukan (untuk finishing yang
membutuhkannya), maka peralataan dengan papan screed harus
menunggu minimum 1,5 jam dan maksimum 2,5 jam untuk
menghindari pendebuan permukaan screed. Toleransi perbedaan
tinggi dalam satu ruang besar dengan luas 25 m2 maximum 15 mm.
Toleransi perbedaan antara 2 jalur maximum 1 mm. Screed harus
ditrowel, permukaan yang memerlukan pengecatan harus ditunggu
sampai cukup kering dan memenuhi syarat untuk dicat.
10. Screed harus selalu dibasahi selama 7 hari.
11. Pemasangan bahan-bahan finishing lantai pada plat beton bertulang
(konfensional) dapat dilakukan minimum setelah 4 (empat) minggu,
kecuali jika dipergunakan curing agent / additive dapat mengikuti
persyaratan produk.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 99


5.3.3.Pekerjaan Waterproofing
a. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk
pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar memenuhi uraian
syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
2. Bagian yang diberi lapisan waterproofing ialah:
- Sheet Membrane
Pada area plat atap
- Liquid
Pada area toilet, serta bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
b. Persyaratan Bahan
1. Persyaratan Standar Mutu Bahan dan prosedur mengikuti yang
ditentukan oleh pabrik dan standard-standard lainnya seperti : NI.3,
ASTM 828, ASTME, TAPP 1 803 dan 407. Kontraktor tidak dibenarkan
merubah standard dengan cara apapun tanpa ijin dari Konsultan
pengawas.
2. Bahan
Untuk lapisan kedap air digunakan produk dalam negeri yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Merupakan lembaran yang terdiri dari komponen spunbond
polyester core coated pada dua sisi dengan modified bitument dan
dengan special polypropylene thermoplastic polymers.
b. Dilapis 1 kali dengan tebal minimum 3 mm, reinforcement 180
gr/m2 non woven polyester fabric dengan karakteristik fisik dan
kimiawi dan kepadatan yang merata dan konstan
c. Untuk lapisan yang menggunakan bahan liquid dipakai TAR.P.U.YXT
12 atau yang setara dan untuk semua pruduk harus mengikuti full
system sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
d. Dilapis 2 kali dengan bahan liquid (minimum) dengan urutan
pekerjaan sesuai dengan pelapisan yang disyaratkan oleh pabrik.
e. Kedap air dan uap, termasuk juga pada bagian overlapping.
Overlapping antar sambungan adalah 100mm, tekukan vertikal
adalah 200mm, pada lubang masuk 50mm.
f. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
g. Perilaku material pada 100oC harus tetap stabil.
h. Berwarna hitam atau ditentukan kemudian.
i. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
c. Pengujian
1. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada
labolatorium yang ditunjuk Konsultan pengawas, baik mengenai
komposisi, konsentrasi dan hasil yang ditimbulkannya.untuk ini
kontraktor / supplier harus menunjukkan surat rekomendasi hasil
pengetesan dari lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum
memulai pekerjaan.
2. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas
produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan
cacat lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk mengganti dan
memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi. Jaminan yang
diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta
jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
3. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara
memberi air di atas permukaan pekerjaan baru setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan pengawas.
d. Pengiriman dan penyimpanan bahan
1. Bahan harus didatangkan ketempat perkerjaan keadan baik dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel
pabriknya.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup tidak
lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 100


3. Tempat penyimpanan harus cukup bahan di tempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya, kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan
bahan-bahan yang disimpan baik dan sebelum atau selama
pelaksanaan, dan wajib menggantinya jika terdapat kerusakan yang
bukan tindakan pemilik.
e. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Semua bahan yang belum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap
persetujuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2 Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-
bahan pengganti harus disetujui konsultan pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan oleh kontraktor
3. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada
uraian dan syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-
gambar, instruction manual dan manufacture dan standart-standart
yang disyaratkan.
4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk konsultan
pengawas.
5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan
lainya, kontraktor harus segera melaporkan kepada konsultan
pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan
memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan /
perbedaaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Gambar Detail Pelaksanaan
1. Kontrator harus membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
2. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk detail-detail khusus
yang belum tercakup lengkap dengan gambar kerja / dokumen
kontrak.
3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
persyaratan khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi pabrik.
4. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari konsultan pengawas.
g. Contoh
1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap
dan jaminan pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
2. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan pada konsultan
pengawas sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai
merk pembuat atau kecuali ditentukan lain oleh konsultan pengawas.
3. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur, dan merk yang memenuhi
spesifikasi akan diambil oleh konsultan pengawas dan akan
diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
4. Bilamana diinginkan, kontrator wajib memuat mock-up sebelum
pekerjaan dimula
h. Cara pelaksanaan
1. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman (ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan
terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan sesuai dengan
spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas.
2. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang
berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis
pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar
pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian atas dari lembar
waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa lantai screed maupun
material finishing.
i. Pengujian mutu pekerjaan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 101


1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan /
pengetesan terhadap hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan
cara memberi siraman di atas permukaan yang telah diberi lapisan
kedap air.
2. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas.
3. Pada waktu penyerahan maka kontraktor harus memberikan jaminan
atas semua pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor,
pecah dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil
pekerjaan yang berlaku, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
j. Syarat pengamanan perkerjaan
1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakan lainnya.
2. Kalau terhadap kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan
pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan /
dilaksanakan maka kontraktor harus memperbaiki / mengganti
sampai dinyatakan dapat diterima oleh konsultan pengawas. Biaya
yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab
kontraktor.

5.3.4.Pekerjaan Lantai Keramik


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat bantu lainya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pekerjaan lantai keramik. Plint keramik ini dilakukan pada seluruh
finishing lantai sesuai yang disebutkan / ditunjukan dalam detail
gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan yang digunakan
a. Lantai keramik
 Keramik homogenes merk masterina, mulia, roman atau produk
yang lain yang setara, ukuran 40 x 40 cm atau sesuai gambar.
 Keramik heavy duty merk masterina, mulia, roman atau produk
lain yang setara, ukuran 20 x 20 cm, 40 x 40 cm atau sesuai
gambar.
 Keramik dinding merk masterina, mulia, roman atau produk lain
yang setara, ukuran 20 x 25 cm atau sesuai gambar.
 Nosing tangga merk artistika, masterina, mulia, roman ukuran
7x20 cm.
 Keramik-kermaik tersebut di atas sebelum dipasang harus
mendapat persetujuaan dari konsultan pengawas setelah
berkonsultasi dengan perencana dan pemilik proyek.
b. Plint
 Digunakan plint keramik homogeneous & keramik standart
pada seluruh area yang ditunjuk pada gambar
2. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus
seragam, warna tidak seragam akan ditolak.
3. Tebal minimal 8 mm atau sesuai dengan standart pabrik, dengan
kekuatan lentur 250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (grade)
4. Bahan pengisi siar AM 50 atau produk lain yang setara, sewarna
dengan keramik. Untuk daerah basah ditambahkan liquid groud
additive AM 54 sebagai pengganti air, dengan ketentuan sesuai pabrik.
5. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah
menggunakan AM 30 atau setara dengan persyaratan sesuai standart
pabrik.
6. Warna akan ditentukan kemudian.
7. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-
peraturan ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI – 19) dan dari
distributor bahan pengisi siar serta bahan perekat harus memberikan
supervisi dan garansi pemasangan selama 5 tahun.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 102


8. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan
pengawas setelah berkonsultasi dengan perencana dan pemilik.
9. Kontrator harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan
teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi konsultan pengawas.
10. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan
untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
benar-benar, berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
konsultan pengawas.
11. Toleransi terhadap panjang = 0.50% toleransi terhadap tebal.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pemasangan lantai dan plint dilakukan setelah alas dari lantai keramik
sudah selesai dengan baik dan sempurna serta disetujui konsultan
pengawas (antara lain lantai screed, kering dari lantai screed = min 7
hari, waterproofing dan lain-lain) baru pemasangan keramik
dilaksanakan. Kering sempurna dari lantai beton adalah minimum
berusia 28 hari.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat dan tidak bernoda.
3. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
4. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar siar-
siar), harus sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan
kedalaman maksimum 2 mm atau sesuai detail gambar serta sesuai
petunjuk konsultan pengawas. Siar-siar harus membentuk garis-garis
sejajar lurus dan sama lebar dan sama dalamnya untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan tegak
lurus sesamanya.
5. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai kententuan dalam
persyaratan bahan dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna
bahan yang dipasanganya.
6. Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong
khusus (mesin elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
7. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda yang terjadi pada permukaan hingga betul-betul bersih.
8. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan
pasang atau hal-hal seperti yang ditunjukkan.
9. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda,
sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan
tepian yang sempurna.
10. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan
lain selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaan.
11. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
a. Tetapkan data level lantai yang tepat.
b. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level.
c. Untuk menghindari atau mengurangi pemotongan keramik.
d. Untuk memastikan unit keramik yang terpotong menyajikan
penampilan yang seimbang ketika dipasang dan terpasang
sebesar mungkin.
e. Untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan
persetujuan.
f. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, keramik akan
dipasang mulai dengan plint adalah rata / lurus.
12. Grouting
a. Keramik diberi grunt ketika keramik sudah terpasang dengan
tepat, setelah naat dibersihkan dari kotoran / pencemaran dengan
menggunakan compresor (ditiup)
b. Bersihkan grount yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang
diinginkan.
c. Ketika grount sudah mengeras, basahi keramik dengan air. Dan
akhirnya poles dengan kain

5.3.5.Pekerjaan Pelapis Batu Alam

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 103


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.
2. Pekerjan dinding batu alam dilakukan pada seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk
konsultan pengawas.
b. Persyaratan Bahan
1. Sement porlant yang digunakan harus dari mutu yang terbaik. Terdiri
dari satu jenis, dan merk yang disetujui oleh konsultan pengawas.
2. Pasir terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
3. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak.
4. Lapisan batu alam yang digunakan :
a. Jenis bahan yang digunakan adaah :
 Batu alam hitam sukamandi
 Batu alam krem palimanan
b. Finishing permukaan
 Rata, potong mesin
 Kasar potong mesin
c. Ukuran bentuk : sesuai gambar
d. Ketebalan
 Rata-rata minimum 30 mm
 Untuk batu alam yang terlihat sisi tebalnya memiliki tebal 50
mm
e. Bahan perekat : adukan 1 PC : 3 pasir
f. Bahan pengisi siar : grout sement porlant
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan
PUBI 1982
6. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas dan perencana.
7. Pada setiap lembar batu alam dipasang angkur sebagai pengait, dari
bahan kuningan dengan diameter minimal 10 mm. Hasil pemasangan
angkur harus kuat dan kokoh / tidak goyang.
8. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan
untuk menyelesaikan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
benar-benar baru, berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
konsultan pengawas.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus mengajukan 3 (tiga)
buah contoh yang berbeda untuk memperoleh persetujuan dari
konsultan pengawas dan perencana.
2. Siar-siar batu alam diisi dengan grout semen portland sesuai yang
disyaratkan.
3. Pemotongan batu alam harus menggunakan alat pemotong mesin
yang khusus untuk itu.
4. Pemasangan harus dilakukan oleh ahli yang berpengalaman dalam
pemasangan batu alam.
5. Bidang dinding parapet batu alam harus benar-benar rata. Dan garis
siar-siarnya kira-kira sama lebar.
6. Awal pemasangan batu alam pada dinding serta kemana sisa ukuran
harus diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan konsultan
pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
7. Batu alam yang sudah terpasang harus segera dibersihakan dari
segala macam noda-noda yang melekat, sehingga mencapai
pekerjaan yang rapih dan sempurna.
8. Jika tidak ada ketentuan lain dalam gambar, maka untuk pertemuan
ujung dengan ujung batu alam, dilakukan sistem adu manis.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 104


5.4. Pekerjaan Penutup Atap Dan Talang
5.4.1.Umum
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan penutup atap, dan
talang untuk bagian bangunan tertentu seperti yang terlukis dan
dijelaskan dalam gambar rencana termasuk kelengkapan pendukung
lainnya hingga fungsi masing-masing hasil pekerjaan sempurna.
b. Standart
• PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI-3)
• ASTM, A : 370 - 74
• SII : Standart Industri Indonesia
c. Contoh Bahan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus memberikan contoh
tiap jenis / type bahan penutup atap yang dipakai, lengkap dengan brosur
dan syarat pelaksanaan dari pabrik.
d. Shop Drawing
Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan
dengan jelas, bagian-bagian atas yang belum tergambar dengan jelas
pada gambar rencana.

5.4.2.Penutup Atap
a. Lingkup pekerjaan disini meliputi:
Pemasangan penutup atas lengkap dengan segala accesoriesnya, paku,
skrup, atau pengait lainnya dan pekerjaan-pekerjaan lain yang
berhubungan, sesuai gambar.
b. Bahan / Material
− Bahan utama : Genteng eks Karangpilang, sedang jenis penutup
lainnya disesuaikan dengan jenis / dalam gambar rencana.
− Mutu : Kualitas 1 (satu) mempunyai warna yang sama antara satu
dengan lainnya.
− Chemical Resistence : Konsisten terhadap NI-11 (Normalisasi Genteng
Keramik Indonesia) PUBI-1982 pasal 28, SII 0022-80.
− Bubungan : Dari eks Karangpilang (sesuai dengan genteng badan),
dipasang dengan adukan 1 pc : 3 ps ditambah bahan chemicrin bentuk
cair dengan perbandingan 1 bagian chemicrin untuk 100 bagian pc.
− Genteng dipasang lengkap dengan segala accesoriesnya yang sesuai,
nok, tepi kiri, kanan, ujung-ujung nok (bawah, kanan dan kiri), nok 3
arah, hiasan sudut bawah, atau ornemen lainnya sesuai gambar
rencana / detail.
− Seluruh bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
dalam NI-19, tidak berlumut, memenuhi ASTM B 370-74 dan PUBI
1982.
c. Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas Dieksi untuk
mendapatkan persetujuannya, baik type maupun warna finishingnya.
2. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada
Pengawas / Direksi mendapatkan persetujuan. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
3. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian maka bahan-
bahan pengganti harus disetujui Pengawas / Direksi yang didasarkan
contoh yang diajukan kontraktor.
4. Kecuali peralatan / bahan yang tampak pada gambar, Kontraktor tidak
diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa persetujuan
Pengawas / Direksi.
5. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkan kepada Pengawas /
Direksi.
6. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila
ada kelainan / perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan / perbedaan
tersebut terselesaikan.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 105


7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan tersebut bukan disebabkan
oleh tindakan Pemilik.
8. Pemasangan Genteng
a. Kecuali dengan ijin tertulis dari Direksi Lapangan, Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pemasangan genteng sebelum usuk,
reng dan papan terpasang.
b. Sebelum pemasangan genteng, Kontraktor harus memastikan
bahwa usuk, reng dan papan telah terpasang dengan rata,
kemiringan telah benar, jarak usuk sesuai dengan yang
direncanakan.
c. Pemasangan genteng, baik urut-urutan maupaun jarak over
lapping dan toleransi-toleransi yang diperkenankan, harus sesuai
dengan petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
d. Setelah genteng terpasang, susunannya harus rapi sehingga jika
pada susunan tersebut ditarik garis horizontal maupun diagonal,
garis tersebut harus lurus.
e. Overlapping genteng harus tepat, sehingga tidak terjadi
kebocoran karena tampias.
f. Jarak pemasangan genteng dan pemotongannya di area talang
jurai agar seminim mungkin (5 cm), agar tidak mengganggu
pandangan.
g. Pemasangan Talang Jurai
− Sebelum dilakukan pelapisan seng talang, papan harus
terpasang keseluruhan dan telah / diperiksa oleh Direksi
lapangan
− Papan talang harus terpasang dengan kuat dan lebar talang
harus sama dari bawah ke atas.
− Pelapisan papan talang dengan seng harus benar-benar
mengikuti bentuk talang dan pada potongan melintang talang,
tidak diperkenankan adanya sambungan seng. Tekukan seng
untuk tumpang tindih dengan genteng, minimal 20 cm, untuk
menghindarkan rembesan air ke bawah genteng.
− Pemakuan seng ke papan talang hanya dilakukan pada sisi
talang.

5.4.3.Talang
a. Bahan
1. Sebagai talang miring dipakai bahan dari galvanis dengan dimensi
sesuai gambar rencana.
b. Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dari galvanis harus dibuat dan dipasang menurut
standart yang paling baik, dalam hal terjadi sambungan dikehendaki
sambungan lipat 3 (tiga) dan diselesaikan dengan menie besi pada
seluruh permukaan atasnya. Satuan-satuan yang dibuat dari galvanis
harus dipasang memakai paku-paku sekrup galvanis atau dengan
memakai lembaran penutup (holder bats).
c. Pematrian
Solder / pateri harus yang mutunya paling baik dan terdiri dari ½ timah
hitam dan ½ timah, Muriatia Acia harus dipergunakan untuk zat
peleburnya.

5.5. Pekerjaan Plafond

5.5.1. Pekerjaan Plafond Eternit dan List Plafond Gypsum


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 106


2. Pekerjaan pemasangan plafond eternit dan list plafond gypsum sesuai
dengan yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
dengan petunjuk Konsultan pengawas.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Rangka
Sebagai rangka langit-langit eternit digunakan rangka penggantung,
dari kayu meranti yang sesuai dengan spesifikasi bahan seperti dalam
syarat–syarat teknis bahan tentang kayu.
Rangka langit yang digunakan adalah kayu 5/7 untuk balok anak dan
balok induk sebagai balok utama kayu 8/12 dan tiap sambungan /
persilangan harus digunakan klos-klos tumpuan dari kayu jati, ukuran
2/3 panjang 15 cm. Dan rangka ini difinish dengan meni kayu.
2. Penutup langit-langit
Digunakan eternit yang bermutu baik produk Eternit Gresik atau
produk lain yang setara dan telah disetujui oleh Direksi / konsultan
pengawas.
3. List penutup langit-langit
Digunakan gypsum Board yang bermutu baik, dari produk yang
Jayaboard atau yang setara dan yang telah disetujui oleh Konsultan
pengawas dalam arti ketebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan
tersebut. Jenis yang digunakan adalah Type water resistant.
4. Bahan finishing penutup plafond
1. Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan
dasar cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui
Konsultan pengawas. Sebelum pengecatan semua sambungan /
pertemuan harus rata dan halus (ditreatment). Plafond dan list
plafond gypsum ini difinish dengan cat emulsi.
2. Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian.
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pemborong yang berpengalaman dan
dengan tenaga-tenaga ahli.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuuk
membuat shop drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk,
pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-
detail sesuai gambar.
3. Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan,
pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan / disebutkan dalam
gambar dengan memperhatikan modul pemasangan penutup langit-
langit yang dipasangnya.
4. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak
cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal :
permukaan merupakan bidang miring / tegak sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
5. Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka
harus rata, lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang,
dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
6. Bahan penutup langit-langit adalah eternit dengan mutu bahan seperti
yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.
7. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
8. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak melendut.
9. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding
dipasang list profil dari gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai
dengan gambar.
10. Eternit yang dipasang adalah eternit yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang
retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat
persetujuan dari Konsultan pengawas.
11. Eternit dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar
untuk itu dan setelah eternit terpasang, bidang permukaan langit-
langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang, dan
sambungan antar unit-unit eternit tidak terlihat.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 107


12. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel
di langit-langit yang bisa dibuka, tanpa merusak eternit di
sekelilingnya, untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M & E.

5.6. Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela

5.6.1. Pekerjaan Kusen dan Lourve Aluminium


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, jendela dan lourve
aluminium, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan kusen, pintu
dan jendela, pekerjaan kaca dan cermin.
b. Persyaratan bahan
1. Terbuat dari bahan aluminium Framing System, dari produk dalam
negeri ex.YKK typeycin, Silver Natural atau produk lain yang setara
yang memenuhi Aluminium extrusi sesuai SII extrusi sesuai extrusi
0695-82, 0649-8
2. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih
dahulu dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang
disetujui Konsultan pengawas dan Perencana.
3. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi
warna profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada
waktu fabrikasi unit-unit jendela, pintu, partisi dan lain-lain, profil
harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan
warna yang sama.
4. Bahan yang akan melalui proses fabrikasi harus diseleksi terlebih
dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan, yang disyaratkan
Konsultan pengawas.
5. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi Rencana Kerja
dan Syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
6. Konstruksi kusen dan lourve aluminium yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
7. Khusus untuk kusen aluminium eksterior (Mullion dan Transome),
bentuk dan ukuran profil aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan perhitungan struktur
rangka serta pembuatan gambar detail rinci dalam shop drawing yang
disetujui Konsultan pengawas dan Perencana.
8. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap tekanan
angin 120 kg/m2, untuk setiap type dan harus disertai hasil test.
9. Kusen aluminium eksterior memiliki ketahanan terhadap air /
kebocoran air, tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam
interior bangunan sampai tekanan 137 Pa (positip) dalam jangka
waktu 15 menit, dengan jumlah air minimum 3,4 lt/m2 min.
10. Nilai deformasi diijinkan maksimum 2 mm.
11. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, dan lain-lain harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil rakitan untuk unit-unit
jendela, pintu dan partisi yang mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
a. untuk tinggi dan lebar 1 mm
b. untuk diagonal 2 mm
12. Accessories
a. Sekrup dari galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium
harus ditutup caulking dan sealant.
b. Sealant yang dipergunakan adalah ex. Dow Corning type 795 atau
yang setara.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 108


c. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel
plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13
mikron sehingga tidak dapat bergerak / bergeser.

13. Bahan finishing


Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester
dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari lacquer yang jernih.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi di lapangan, terutama ukuran dan peil
lubang bukaan dinding. Kontraktor diwajibkan membuat contoh jadi
(mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang
berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan
persetujuan dari Konsultan pengawas dan Perencana.
2. Proses fabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum
pekerjaan lapangan dimulai. Proses ini sudah didahului dengan
pembuatan shop drawing atas petunjuk Perencana, meliputi gambar
denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran. Kontraktor juga
diwajibkan untuk membuat perhitungan-perhitungan yang mendasari
sistem dan dimensi profil aluminium terpasang, sehingga memenuhi
persyaratan yang diminta / berlaku. Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
3. Semua frame / kusen baik untuk jendela, pintu dan dinding partisi,
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.
Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari
arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang
sesuai dengan gambar.
6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap dan harus cocok.
7. Angkur-angkur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari steel plate
setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup
anti karat, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar
1.000 kg/cm2. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus
ditutup oleh sealant.
9. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen
aluminium akan bertemu dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari timbulnya korosi.
10. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-
25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
11. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama
pada ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan
jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic
resin. Penggunaan ini dilakukan pada swing door dan double door.
12. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar
diberi sealant supaya kedap air dan suara.
13. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.
14. Engsel untuk jendela yang bisa dibuka diletakkan sejarak jangkauan
tangan.
15. Profil aluminium yang akan dipilih harus diajukan secepatnya untuk
memperoleh persetujuan Perencana.

5.6.2.Pekerjaan Daun Pintu Dan Jendela


a. Lingkup Pekerjaan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 109


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pembuatan daun jendela dan pintu kaca dipasang diseluruh
detail yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan alat
penggantung dan kunci) serta (pekerjaan kaca).

b. Persyaratan bahan
1. Rangka dari bahan aluminium Framing System, yang mutu dan
persyaratan bahannya sama dengan bahan yang digunakan untuk
kusen aluminium, yaitu produk dalam negeri ex. YKK type YCIN warna
silver natural atau produk lain yang setara.
2. Ukuran daun pintu dan jendela aluminium sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar. Lebar profil minimal 100 mm, sehingga seluruh
persyaratan bahan dalam bab 6 dapat terpenuhi.
3. Untuk panel jendela digunakan bahan kaca sebagaimana dimaksud
dalam bab 7, dengan tebal sesuai dengan perhitungan, mutu AA, yang
memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal 63 dan SII 0189-78. Warna kaca
akan ditentukan kemudian.
4. Gunakan sealant yang elastis dengan kualitas tinggi dari dow corning
type 793 atau setara. Jangan memakai karet / gaskets, karena akan
menyulitkan pengaturan kerataan antar permukaan dan untuk
menghindari distorsi.
5. Pergunakan foam yang lembut untuk back-up material seperti
polyurethane foam
6. Pergunakan neoprene rubber dengan kekerasan 90 atau lebih untuk
bahan setting blocks dengan ukuran :
a. Panjang : (25 x luas kaca dalam m2) mm
b. Lebar : (tebal kaca + 5) mm
c. Tebal : 6 sampai dengan 12 mm
c. Syarat-syarat pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran
dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out /
penempatan, cara pemasangan / mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
2. Sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari
semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini kepada Konsultan
pengawas minimal 3 (tiga) produk yang setara dari berbagai merk /
pabrik lengkap dengan brosur / spesifikasi dari masing-masing pabrik
yang bersangkutan.
3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan semua
data produk, ukuran dan cara pemasangan dari pekerjaan tersebut.
Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu
oleh Konsultan pengawas.
4. Penimbunan bahan-bahan pintu di lokasi pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindungi dari kerusakan dan kelembaban.
5. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka pintu /
jendela dan penguat lain serta pemasangan kaca, agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan, tidak boleh
terjadi noda-noda atau cacat bekas penyetelan.
6. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran
jadi.
7. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atas
persetujuan Konsultan pengawas, tanpa meninggalkan bekas / cacat
pada permukaan rangka pintu / jendela kaca yang tampak.
8. Untuk daun pintu / jendela kaca setelah dipasang harus rata, tidak
bergelombang, tidak melincang dan semua peralatan dapat berfungsi
dengan baik.

5.6.3. Pekerjaan Daun Pintu Plywood

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 110


a. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan renaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainya untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam
gambar dengan hasil yang baik dan sempurna
2. Pekerjaan pembuatan daun pintu panil kayu solid dipasang pada
seluruh detail sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan rangka dari kayu sangkai yang telah dikeringkan / oven, dianti
rayap, mutu kelas A, kelas kuat I-II dan kelas awet I, dikerjakan secara
fabrikasi
2. Bahan rangka ukuran sesuai gambar
3. Bahan penutup rangka dari plywood tebal 9 mm, dan dilapis veener
Sungkai tebal 3 mm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
4. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
peraturan kayu bangunan untuk perumahan dan gedung yang
ditentukan dalam NI-5, PKKI-1961, PUBI-1982 Pasal 37 dan SII 0458-
81. Bahan plywood dari produk dalam negeri, memenuhi persyaratan
PUBI-1982 pasal 38 dan SII 0404-81
5. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan
rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya
6. Kadar air maksimum adalah 14% untuk plywood dan untuk kayu
sesuai pekerjaan kusen kayu
7. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan / pelekatan
Veener, digunakan lem kayu yang bermutu baik, merk Aica Aibon atau
merk lain yang setara
8. Bahan finishing daun pintu menggunakan cat melamic (lihat RKS
pekerjaan pengecatan melamic)
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh
bahan / material yang digunakan kepada Konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, lay-out / penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detai-deatil sesuai gambar
3. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban
4. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,
baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat
bekas penyetelan
5. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku
satu sama lain sisi-sisinya dan di lapangan sudah dalam keadaaan siap
untuk penyetelan / pemasangan kecuali bila ditentukan lain
6. Semua ukuran harus sesuai dengan gambar dan merupakan ukuran
jadi. Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin
diluar tempat pekerjaan / pemasangan
7. Daun pintu setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna

5.7. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

5.7.1.Pekerjaan Alat Penggantung Dan Pengunci


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 111


2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari
seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun
jendela serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam
gambar
3. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan pekerjaan bab 5
(pekerjaan kusen, pintu dan jendela)
b. Persiapan Bahan
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik,
seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang
telah disetujui Konsultan pengawas
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan
gambar
3. Perlengkapan untuk pengunci yaitu produk dalam negeri ex. Yale atau
produk lain yang setara.
a. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan
diatur mengikuti sistem penguncian (locking System) Great grand
Master key, emergency Master dan Contruction Key dari pabrik yang
bersangkutan. Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah anak kunci,
demikian pula anak kunci Master / Grand Master / Great Grand Master
/ Emergency Master Key disediakan sebanyak 3 (tiga) buah. Untuk
Construction Key disediakan 5 (lima) buah.
b. Kunci tanam, harus dipasang kuat pada rangka daun pintu
c. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish
lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan
dihilangkan sama sekali
d. Pemasangan door closer pada rangka kusen dan daun pintu, diatur
sedemikian rupa hingga pintu selalu menutup rapat pada kusen
pintu, serta dapat berfungsi dengan baik
e. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka,
diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah diisyaratkan,
dipasang dengan baik pada dinding atau pada lantai (sesuai dengan
kondisi yang memungkinkan) dengan menggunakan sekrup dan
nylon plug
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada
Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan /
penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan
2. Apabila dianggap perlu, Konsultan pengawas dapat meminta untuk
mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-
contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya
test laboratorium menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya
3. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah.
4. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan
lantai ke atas.
5. Engsel tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas
6. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah
daun pintu dengan jarak yang sama
7. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai
setempat
8. Posisi ‘lock’ dan ‘latch’ harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Managemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan
9. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat

5.8. PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

5.8.1.Pekerjaan Kaca
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 112


pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna
2. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati
3. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela
serta Pekerjaan Curtain Wall
b. Persyaratan Bahan
1. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama mempunyai sifat yang
tembus cahaya, diperoleh dari proses pengambangan (Float Glass).
Kedua permukaannya rata, licin dan bening
2. Khusus
Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass), produk
ASAHIMAS atau yang setara. Kaca tebal minimun 5 mm, atau sesuai
perhitungan, digunakan untuk pemasangan dinding kaca daerah
Interior dan seluruh pintu kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti
dinyatakan dalam gambar
3. Toleransi
a. Panjang-Lebar : ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui
toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi
panjang dan lebar kira-kira 2 mm
b. Kebersihan, kaca lembaran berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut siku-siku serta tepi potongan yang rata dan
lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah
1.5 mm per meter panjang
c. Ketebalan : ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh
melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik, yaitu
maksimum 0.3 mm
4. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standart
perhitungan dari pabrik bersangkutan, yang antara lain
mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan, luas / ukuran
bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang
akan bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui
Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana
5. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari
pabrik :
a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca)
b. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan.
c. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik
sebagian ataupun seluruh tebal kaca
d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar ke arah luar / masuk
e. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (weve) ; benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandang, sedang
gelombang adalah permukaan kaca yang terobah dan
mengganggu pandangan
f. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch)
g. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan
kebeningan)
h. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca)
i. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok)
6. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality)
7. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuaan Konsultan pengawas sesuai pengarahan dan saran
Perencana
8. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda / dihaluskan.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua gambar dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan
yang digariskan / disyaratkan oleh pabrik bersangkutan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 113


2. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
3. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh konsultan
pengawas
4. Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan,
dan diberi tanda agar mudah diketahui
5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan
menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus, menjadi lembaran
kaca dengan ukuran tertentu (cutting size)
6. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil
sesuai dengan persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-
kaca dalam pintu kaca rangka aluminium harus sesuai dengan
persyaratan
7. Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu diberi
sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang
digunakan adalah sesuai dengan persyaratan pabrik. Tidak
diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca
8. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan

5.8.2.Pekerjaan Cermin
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan, biaya peralatan
dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan keperjaan ini,
hingga dapat tercapai hasl pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna
2. Pekerjaan cermin ini meliputi pemasangan cermin pada toilet-toilet
dan daerah lain yang ditentukan dalam gambar yang ditentukan atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan pengawas
b. Persyaratan Bahan
1. Harus memenuhi persyaratan bahan pekerjaan kaca
2. Bahan cermin harus sesuai dengan NI-3 dan syarat tertulis lainnya
dalam buku ini. Disyaratkan dari jenis float clear glass produk dalam
negeri dengan kwalitas yang dapat disetujui Direksi / Pengawas,
dengan mengajukan contoh terlebih dahulu.
3. Sisi-sisi cermin yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda / dihaluskan
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini
2. Kalau bidang yang tertutup cermin lebih besar dari modul cermin,
maka pebagiannya harus diakhiri dengan pinggulan sesuai dengan
standart dari pabrik tersebut
3. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
4. Semua bahan yang dipasang harus sudah disetujui oleh Konsultan
pengawas setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana dan
Pemilik proyek
5. Bahan yang telah dipasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui
6. Cermin harus dipasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, diharuskan
menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan
bekas goresan
7. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan
alat pemotong kaca khusus
8. Rangka kayu memakai bahan kamper, ukuran dan cara pemasangan
ke dinding sesuai petunjuk gambar yang diskrupkan dengan fisher
plastik ke dalam dinding. Permukaan rangka kayu yang akan
menerima cermin harus di serut halus dan waterpas
9. Sebagai pinggiran cermin digunakan profiled list Stainless Steel yang
dipasang rapih dan kuat
10. Cermin yang terpasang untuk bentuk dan ukurannya harus
disesuaikan dengan gambar

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 114


5.9. PEKERJAAN SANITAIR

5.9.1.Pekerjaan Peralatan Dan Perlengkapan Sanitair


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna
2. Pekerjaan, peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-
syarat dalam buku ini
b. Persyaratan Bahan
1. Perlengkapan Sanitair yang digunakan yaitu produk dalam negeri ex.
INA atau produk lain yang setara.
2. Semua material harus memenuhi ukuran standart dan mudah
didapatkan dipasaran kecuali bila ditentukan lain
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik
4. Barang yang dipakai adalah produk yang telah diisyaratkan dalam
uraian dan syarat-syarat dalam buku ini
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua barang sebelum terpasang harus ditunjukkan kepada
Konsultan pengawas beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan
2. Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka
bahan pengganti harus disetujui Konsultan pengawas terlebih dahulu
berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai
gambar
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus
segera melaporkannya kepada Manajemen Konsttruksi
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila
ada kelainan perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan
6. Selama pelaksanaan selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan
7. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkab oleh
tidakan Pemilik / Pemakaian / Pemberi Tugas

5.10.PEKERJAAN PENGECATAN (Emulsi & Weathershield)

5.10.1.Pekerjaan Pengecatan Dinding Dan Plafond


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekejaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna
2. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan dalam
serta pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar
b. Syarat-syarat Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat Produk ICI Paint atau
setara, dengan proses sebagai berikut :
Primer : 1 Lapis Dulux Alkali Resisting Primer, A 931 – 1050
interval 2 jam
Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler A 931-49001 interval 2 jam
Cat Akhir diding dan Plafond

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 115


Luar / Interior : 2 lapis DULUX Weathershield A 918 setebal untuk 2
x 30
micron, interval 2 jam, sehingga dicapai permukaan
yang merata dan sama tebal
Dalam / interior : 3 lapis, DULUX Pearl Glo Emulsion A 922 3 x
30 untuk
micron, dengan interval 2 jam, sehingga dicapai
permukaan yang merata dan sama tebal
Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem
spry
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan
pada PUBI 1982 pasal 54 dan NI-4
3. Type dan warnanya akan ditentukan kemudian
c. Syarat- syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang Pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat
(retak, lubang dan pecah-pecah)
2. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan
pada bidang pengecatan
3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari
debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak
atau mengurangi mutu pengecatan
4. Seluruh Bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan
cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang
digunakan
5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
pengawas serta seluruh pekerjaan instalasi didalamnya telah selesai
dengan sempurna
6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil
produk kepada Konsultan pengawas. Selanjutnya akan diputuskan
jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan pengawas
akan mengintruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan
7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart
untuk pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh
Kontraktor ke tempat pekerjaan
8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagi standat untuk
pemeriksaan / penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontrktor ke
tempat pekerjaan
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-
percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Perencana dan Konsultan pengawas.
Pengerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan, perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai
penyerahan pekerjaan
12. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,
kontraktor harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil /
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna

5.10.2.Pekerjaan Pengecatan Kayu


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 116


2. Pekerjaan pengecatan ini meliputi pengecatan permukaan kayu yang
tampak serta pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Konsultan pengawas
b. Persyaratan Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah cat produk Patna Surabaya ,
Mataram Surabaya (EMCO) atau produk lain yang setara.
Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem
spray
2. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata
dan sama tebalnya
3. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900.1970/1971, AS-41
dan NI-4, serta mengikuti ketentuan-ketentuandari pabrik yang
bersangkutan
4. Warna akan ditentukan kemudian
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat
(retak, lubang dan pecah-pecah)
2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan
bahan amplas kayu. Setelah memenuhi persyaratan barulah siap
untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan konsultan
pengawas
3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan
pekerjaan pada bidang pengecatan
4. Bidang pengecatan dalam keadaan kering serta bebas dari debu,
lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau
mengurangi mutu pengecatan
5. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus
menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari 3 (tiga macam hasil
produk kepada konsultan pengawas, yang selanjutnya akan
diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Konsultan
pengawas akan menginstruksikan kepada kontraktor dalam waktu
tidak lebih dari 7 (tujuh) hari dari kalender setelah contoh bahan
diserahkan
6. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik
pembuatnya
7. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standart
untuk pemeriksaan dari penerimaan bahan yang dikirim oleh
kontraktor ke tempat pekerjaan
8. Sebelum pekerjaan dimulai percobaan-percobaan bahan dan warna
harus dilakukan oleh kontraktor untuk mendapatkan persetujuan
perencana dan konsultan pengawas. Pengerjaan harus dilakukan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik
yang bersangkutan
9. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
10. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan, perawatan dan keberhasilan pekerjaan sampai
penyerahan pekerjaan
11. Bila terjadi ketidaksempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan,
kontraktor harus memperbaiki dan menggantinya dengan bahan yang
sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya
12. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja yang terampil
dan berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan
tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan
sempurna
13. Permukaan pengecatan setelah diamplas, selain akan memperoleh
permukaan yang halus, rata dan bersih juga akan menjadi bebas dari
nyamuk
14. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian sampai benar-benar
jenuh
15. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai yang diisyaratkan di
atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pabrik yang

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 117


besangkutan. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan
dengan baik, cat dasar dilapiskan sampai rata dan sama tebal. Setelah
itu baru undercoat dilakukan dengan persyaratan sesuai yang
ditentukan dari pabrik yang bersangkutan
16. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta
mendapat persetujuan konsultan pengawas
17. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bemutu baik
atau dengan spray
18. Bidang pengecatan harus rata sama warnanya

5.10.3.Pekerjaan Pengecatan Besi


a. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna
2. Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan
besi / baja yang nampak serta pada seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan pengawas
b. Persyaratan Pekerjaan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat Produk Patna Surabaya,
Mataram Surabaya (EMCO), Cat Utama atau produk lain yang setara.:
Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan sistem
spray.
2. Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata
dan sama tebalnya
3. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PUBI 1982 pasal 53, BS No. 3900 ; 1970 / 1971, AS. K – 41 dan
NI – 4, serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan
4. Warna dan typenya akan ditentukan kemudian
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat
(retak, lubang dan pecah-pecah)
2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan
bahan amplas besi. Setelah memenuhi persyaratannya barulah siap
untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Konsultan
pengawas
3. Pengecatan tidak dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan
pada bidang pengecatan.
4. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari
debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang dapat merusak
atau mengurangi mutu pengecatan
5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas serta jika seluruh pekerjaan pengelasan dan penyambungan
setelah selesai dan sempurna
6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari 3 (tiga) macam hasil
produk kepada Konsultan pengawas selanjutnya akan diputuskan jenis
bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah contoh bahan diserahkan
7. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik
pembuatnya
8. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standart untuk
pemeriksaan / penerimaan bahan yang dikirim oleh kontraktor ke
tempat pekerjaan
9. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh
kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Konsultan pengawas
sebelum pekerjaan dimulai / dilakukan, serta pengerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang
bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya, kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 118


11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan dan perawatan / keberhasilan pekerjaan sampai
penyerahan pekerjaan.
12. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan,
kontraktor harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya.
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil /
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut,
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna.
14. Permukaan pengecatan setelah diamplas, setelah memperoleh
permukaan yang halus, rata dan bersih juga harus bebas dari karat.
15. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh.
16. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai jenis yang
disyaratkan di atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh
pabrik yang bersangkutan.
17. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat
dasar dilapiskan sampai rata dan sama tebal. Selanjutnya undercoat
dilakukan dengan persaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik yang
bersangkutan.
18. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta
telah mendapat persetujuan Konsultan pengawas.
19. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik
atau dengan spray.
20. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.

5.10.4.Pekerjaan Pengecatan Epoxy


a. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja,
bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainya yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pengecatan ini dilakukan melilputi pengecatan permukaan
ruangan M & E serta di bawah reised floor yang nampak serta pada
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar sdan
sesuai dengan petunjuk Direksi.
b. Persyaratan Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah: Cat produksi ICI Paints atau
produk lain yang setara.
Primer : 1 lapis ICI epoxy white primer two pack R 580-xx, setebal
30.mikro, interval 16 jam.
Cat akhir : 3. lapis ICI epoxy finishs two pack setebal 3 x 30 Mikron,
interval 16 jam.
Pengecatan dilakukan sampai memperoleh hasil pengecatan yang
rata dan sama tebal.
2. Bahan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PUBI 1982. pasal 53, BS No. 3900 : 1970 / 1971, AS. K-41 dan
NI.4 serta mengikuti ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
3. Warna akan ditentukan kemudian
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat
(retak, lubang dan pecah-pecah)
2. Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan
bahan amplas besi dan setelah memenuhi persyaratan barulah siap
untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Direksi
Lapangan
3. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan
pekerjaan pada bidang pengecatan
4. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan
kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu
pengecatan serta dalam keadaan kering
5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Perencana serta pekerjaan instalasi didalamnya telah selesai dengan
sempurna

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 119


6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari 3 (tiga) macam hasil
produk kepada Konsultan Pengawas, selanjutnya akan diputuskan jenis
bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan mengintruksikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari Kalender
setelah contoh bahan diserahkan
7. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik
pembuatnya
8. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standart untuk
pemeriksaan penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke
tempat pekerjaan
9. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh
kontraktor untuk mendapatkan persetujuan konsultan perencana
sebelum pekerjaan dimulai / dilakukan serta pengerjaan sesuai dengan
ketententuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang
bersangkutan
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan, harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain
11. Kontrktor harus bertanggungjawab atas kesempurnaan dalam
pengerjaan dan perawatan / keberhasilan pekerjaan sampai
penyerahan pekerjaan
12. Bila tidak terjadi kesempurnaan dalam pengerjaan atau kerusakan
kontraktor harus memperbaiki / mengganti dengan bahan yang sama
mutunya tanpa adanya tambahan biaya
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga kerja terampil /
berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut
sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan baik yang sempurna
14. Permukaan pengecatan setelah diamplas selain memperoleh
permukaan yang halus, rata dan bersih juga harus bebas dari nyamuk
15. Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian, sampai jenuh
16. Lakukan pekerjaan persiapan dari produk sesuai dengan jenis yang
diisyaratkan di atas atau sesuai persyaratan yang ditentukan oleh
pabrik yang bersangkutan
17. Selanjutnya setelah pekerjaan persiapan dilakukan dengan baik, cat
dasar dilapiskan sampai dan sama tebal, selanjutnya undercoat
dilakukan dengan persyaratan sesuai yang ditentukan dari pabrik yang
bersangkutan
18. Cat akhir dapat dilakukan bila undercoat telah kering sempurna serta
telah mendapat persetujuan Konsultan Perancana
19. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan kuas yang bermutu baik
atau dengan spry
20. Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya

PASAL 6. PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT

6.1. Perkerasan Jalan Dan Tempat Parkir

6.1.1.Umum
a. Perkerasan jalan dan tempat parkir ini dilaksanakan sesuai dengan luasan
dan ketinggian yang terlukis pada gambar rencana, termasuk dalam
pekerjaan ini adalah kerb-kerb pembatas / kanstin
b. Bila kedudukan tanah permukaan tanah yang tidak ada tidak sesuai
dengan kedudukan yang ditentukan maka pemborong berkewajiban untuk
menggali atau mengurug sesuai dengan ketinggian yang ditentukan
c. Struktur perkerasan disesuaikan dengan jenis bahan permukaan atasnya
(lihat gambar rencana), sedang bahan masing-masing lapisan struktur
dapat ditinjau pada ayat berikut

6.1.2.Bahan-Bahan
a. Bahan untuk SUB BASE : Pasir dan Batu (sirtu)

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 120


Sebagai lapisan dasar dipergunakan pasir batu yang bersih dari kotoran
dan lumpur diameter butiran batu tidak melebihi dari 5 cm, atau tanah
urug yang dipadatkan
b. Bahan untuk BASE
Bahan untuk Base harus bahan yang non plastik dan harus bebas dari
macam kotoran, bahn-bahan organik dan bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki
Agregate untuk base kelas A harus memenuhi persyaratan kualitas sesuai
AASHO M147 dan persyaratan lain yang dapat digunakan sebagai acuan
c. Pasir untuk Laying Course (Sana Bedding)
Pasir untuk Laying Course harus merupakan pasir yang tajam (shart sand)
dan bersih, dengan kadar tanah atau sill tidak lebih dari 3 % (berat) dan
tidak lebih dari 15 % yang tertahan pada sieve 2.35 mm
Pasir tersebut pada waktu akan digunakan harus dalam keadaan kering
d. Lapisan atas :
Concrete Block Paving
- Struktur Perkerasan concrete block ini berupa lapisan tersebut ayat
03.2 butir a. 7 laying course tersebut butir c, sedangkan concrete
block ini dipasang pada daerah-daerah pendestrian dan jalan tempat
parkir
- Bahan :
Sisi vertikal harius tegak lurus dengan permukaan atau paving dan
dapat saling mengunci satu sama lain denagn baik. Warna untuk jalan
adalah abu-abu dengan kualitas No. 1, tebal 8 cm untuk perkerasan
dan 6 cm untuk pendestrian hasil produksi conblock-Indonesia, ubin
Indah, USP atau produk lokal lainnya yang disetujui Direksi
- Kuat Tekan
Kuat tekan rata-rata tidak boleh kurang dari 380 kg / cm2 kuat takan
speciment paving harus memenuhi persyaratan test speciment paving
harus memenuhi persyaratan test flexturan strenght sebesar minimal
60 kg / cm dan jumlah sampel untuk 50.00 buah satuan adalah minimal
5 buah
- Bentuk
Bahan paving yang dipakai adalah paving block empat persegi panjang
dengan ukutan 105 x 210 x 80 mm (jumlah per m2 ± 44 buah), Bahan
yang digunakan untuk pengunci paving dipakai sebagai pengakhiran
dalam hubungannya paving dan kastin atau dengan bibit saluran
adalah paving khusus buatan pabrik

6.1.3.Persiapan Pelaksanaan
a. Sebelum dilaksanakan lapisan dasar (sirtu), maka permukaan tanah di
bawahnya (top soil) harus dipadatkan secara mekanik hingga mempunyai
kepadatan minimum cbr 5%
b. Sebagai struktur pertama (sub base) diurug dengan ketebalan sesuai
dengan gambar rencana, dipadatkan sehingga mempunyai kepadatan cbr
minimum 25%
c. Sebagai urugan kedua (base) diurug agregate A dilaksanakan sesuai
dengan ketebalan yang tercantum pada gambar rencana, dan mempunyai
cbr minimum 30%. Profil teratas dari base harus mempunyai kemiringan
sama dengan kemiringan crose fall, yaitu 1.5%
d. Pemasangan concrete block paving dilaksanakan sesuai dengan pola yang
terlukis dalam gambar rencana. Permukaan perkerasan jika sudah selesai
pemasangan concrete block paving block harus rapi, rata dan sama
susunannya, seluruh permukaan harus dapat mengalirkan air dengan
sempurna
e. Pemotongan harus menggunakan mesin pemotong paving yang khusus,
seperti yang disarankan pabrik yang bersangkutan

6.1.4.Penyelesaian Tepi Perkerasan


a. Sisi tepi perkerasan dipasang kanstin beton pracetak dengan bentuk pola
pemasangannya sesuai dengan gambar rencana. Beton pra cetak dibuat
dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kp dipasang lurus dan sejajar
b. Berm yang berfungsi sebagai tanaman harus diratakan serta dipadatkan
dan diupayakan tidak terjadi genangan air.

6.1.5.Perlengkapan Peralatan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 121


Peralatan yang dibutuhkan harus dapat dipersiapkan sebelum pemasangan
Concrete Block Paving dimulai adalah :
a. Mesin pemadat Paving (Vibrator)
Harus mempunyai luas dasar 0.3 – 0.5 m2 dengan centrifugal force kira-kira
1.9 – 2.00 ton
b. Alat pemotong Paving (Cutter)
c. Kayu dan papan panjang 3.00 m yang sudah diserut rata untuk jidar dan
sapu asphalt

PASAL 7. PEKERJAAN MEKANIKAL

7.1. Pekerjaan Instalasi Sistem Plumbing


7.1.1.Penjelasan Umum
a. Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan yang tertera dalam
gambar-gambar yang berupa jaringan dalam dan luar bangunan,
pengadaan/ pemasangan fiktures masing-masing sistem sebagaimana
jenis pekerjaan tersebut pada RKS ini, dan segala sesuatu yang
diperlukan sehingga seluruh system dapat berfungsi dengan sempurna.
b. Bila dalam uraian berikut tidak secara lengkap menguraikan persyaratan-
persaratan atas pekerjaan-pekerjaan seperti tersebut pada butir-butir
berikut, maka persyaratan teknisnya dianggap telah diuraikan pada
pasal-pasal sebelumnya.
c. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal yang dilaksanakan adalah pekerjaan
instalasi system plumbing dan sanitair.

7.1.2.Persyaratan Teknis Umum


a. Yang dimaksud dengan pekerjaan instalasi sistem plumbing adalah
pekerjaan instalasi air bersih, air kotor ( padat maupun cair ) dan air
bekas.
b. Semua pekerjaan instalasi plumbing dan sanitary tersebut harus
dilaksanakan sesuai dengan uraian teknisnya dan memenuhi semua
persyaratan yang telah ditentukan oleh instansi yang berwenang, dalam
hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum setempat
c. Pemasangan instalasi plumbing harus sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan dan semua peraturan yang berlaku di Indonesia.
d. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada,
agar dapat mengetahui hal yang akan mengganggu / mempengaruhi
pekerjaan lainnya, dan apabila timbul persoalan pemborong wajib
mengajukan saran penyelesaiannya paling lambat 1 minggu sebelum
bagian pekerjaan ini diselesaikan.
e. Persyaratan teknis dan gambar-gambar yang menyertainya dimaksudkan
untuk menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan-
bahan, peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pemasangan,
pengujian dan penyetelan (adjusting) dari seluruh system, agar lengkap
dan siap untuk bekerja dengan baik.
f. Pemborong harus mempunyai tenaga kerja yang berpengalaman dalam
menangani instalasi plumbing dan sanitary beserta pengadaan peralatan-
peralatan yang akan digunakan.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 122


g. Semua pekerjaan plumbing tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknisnya dan memenuhi semua persyaratan
yang telah ditentukan oleh instansi yang berwenang.
h. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan-perlengkapan lainnya agar
instalasi bekerja dengan baik, benar, aman walaupun pada gambar dan
spesifikasi tekniknya tidak dicantumkan secara jelas, misalnya fitting-
fitting dan accesoriesnya.
i. Pemborong wajib mengirimkan contoh bahan atau brosur dari alat-alat
tersebut dan menunggu persetujuan pengawas sebelum bahan atau alat
tersebut dipasang.
j. Penawaran peralatan/material harus disertakan dengan brosur lengkap
performance curve dan pemilihan ditandai dengan jelas.
k. Sebelum pelaksanaan dilaksanakan, pelaksana wajib menunjukan
gambar-gambar rencana (shop drawing) kepada Direksi / Konsultan
Pengawas.
l. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh
pelaksana

7.1.3.Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan air bersih.
Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan yang
diperlukan dalam sistim penyediaan air bersih berupa bak air,
Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya
closet, wasthafel urinal, faucet-faucet dll.

b. Pembuangan air kotor, bekas dan air hujan.


Pengadaan dan pemasangan system pemipaan beserta perlengkapan
yang diperlukan dalam system pembuangan air kotor, air bekas dan air
hujan.
Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closet,
wasthafel, urinail, floor drain dan sebagainya.

c. Pengujiaan/pengetesan terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan


hydrolik per bagian, dan selanjutnya pengujian keseluruhan jaringan
yang ada pada bangunan.

d. Pengujian (test run) sistem plumbing secara keseluruhan dan mengurus


izin-izin yang diperlukan dari dinas-dinas terkait ( PDAM / Dinas Pekerjaan
Umum dan lain-lain )

7.1.4.Persyaratan Teknis Khusus


a. Pemipaan dan fikture
Semua pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
seperti di bawah ini:
1. Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada
hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut, tidak ada rongga-
rongga udara, letaknya lurus dan rata.
2. Pipa-pipa panjang tak bersambung harus dipakai pada konstruksi
saluran-saluran pipa (sesuai dengan panjang pipa normalisasi),
kecuali jika panjang yang dibutuhkan tidak membutuhkan seluruh
panjang
3. Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak banyak
dilakukan tekanan-tekanan
4. Sambungan-sambungan harus halus dan di dalamnya tidak
tersumbat apapun. Pemotongan pipa dilakukan dengan alat cutter
khusus pipa untuk menghasilkan pemasangan yang rapih.
5. Ditempat-tempat dimana pipa menembus tembok
beton/perkerasan jalan harus dilengkapi dengan pembungkus
(sleeve) dari pipa besi yang mempunyai diameter lebih besar dari
pipa yang dibungkus/dilindungi.
6. Pipa vertical harus ditumpui dengan klem dan dibuat dengan jarak
yang tidak lebih dari 2,5 m. Pipa yang tidak ditanam didalam
tanah/tembok/lantai, dan tempat-tempat diatas plafond yaitu
untuk pipa mendatar dan pipa tegak harus menggunakan

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 123


penggantung (hunger) atau penyanggah (support) untuk
mencegah timbulnya getaran.
Dimana jarak penggantung / penyangga yang satu dengan yang lainya
maksimal 2.5 m dan jarak antara support / hunger disesuaikan agar
memudahkan pemasangan terhadap dinding dan pembongkaran /
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
7. Saluran pipa dan sambungan-sambungan harus dibuat dengan
cermat hingga menjamin bahwa air mengalir dengan lancar dan
memungkinkan drainase total dan pengontrolan sistemnya.
8. Ujung-ujung pipa dan lubang-lubang harus ditutup selama
pemasangan, untuk mencegah kotoran memasuki pipa.
9. Pengujian pekerjaan instalasi seperti diuraikan dalam ayat-ayat
berikut harus dilaksanakan sebelum pekerjaan finishing dimulai.
a. pengujian (dalam hal ini pengujian berlaku untuk pemipaan air
bersih dan air kotor)
b. Pengujian jaringan air bersih:
1. Semua pipa-pipa serta saluran-saluran utama harus diuji hingga
tekanan hidroliknya 7 kg/cm2 atau sekurang-kurangnya 2 kali
tekanan biasa untuk pipa air bersih tanpa mengalami kebocoran.
Air harus dipaksa memasuki saluran-saluran utama dengan
pompa dan dibiarkan mengalir dengan tekanan yang ditentukan
selama (empat) jam tanpa mengalami perubahan tekanan. Pada
prinsipnya pengujian dilakukan bagian demi bagian dari panjang
maksimum 100 m. Biaya pengetesan serta alat-alat yang
diperlukan adalah tanggung jawab pemborong / kontraktor.
2. Tidak boleh menutup bagian pipa atau fittingnya atau parit-parit
galian sebelum disetujui oleh pengawas.
c. Pengujian jaringan air kotor:
1. Saluran jaringan air kotor dan air hujan (system sanitasi) harus
diuji pada waktu penyelesaian, dengan mengadakan pengujian
yang disetujui oleh pengawas, dan pemborong harus
memberikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk
mengadakan pengujian seperti itu.
2. Sistem jaringan air kotor harus melakukan uji hydrostatik sebesar
3 kg/cm2 tanpa mengalami kebocoran selama 4 (jam)
3. Segala cacat yang ada harus diperbaiki oleh pemborong atas
biaya sendiri, sampai disetujui pemberi tugas / pengawas.
Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh
pelaksana.
d. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas
dengan diketahui oleh pimpro atau yang mewakili.
e. Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh system atau
peralatan yang dipakai dalam system yang dimaksud.
f. Pemborong / kontraktor harus membuat berita acara pengujian.

10. Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah / didalam harus


mempunyai kedalaman kurang lebih 60 cm diukur dari pipa bagian
atas sampai permukaan tanah.

11. Agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan,


maka pipa disekitar fitting harus dipasang block dari beton
khususnya pada tempat-tempat belokan pipa.

12. Penyambungan pipa


a. Penyambungan pipa PVC menggunakan lem khusus untuk pipa
PVC. Bagian yang akan disambung harus dibersihkan dan
diampelas lebih dahulu untuk lebih menguatkan daya rekat lem
pipa, kemudian setelah kedua bagian pipa disambung, harus
diberikan tekanan sampai lem benar-benar kering.
b. Sambungan antar Pipa harus menggunakan shock, tidak
dibenarkan dengan cara pembakaran.

13. Kode-kode pipa


Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda
warna / cat pada pipa induk ataupun pipa cabang, begitu pula pada

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 124


pipa shaft dimana terletak pintu pemeriksaan. Dipilih warna sesuai
dengan patokan sebagai berikut :
- Untuk jaringan air bersih dipakai warna biru muda
- Untuk jaringan air kotor dipakai warna asli PVC
Dan untuk pipa-pipa yang tampak (terexpose) digunakan warna cat
yang sama dengan warna tembok dimana pipa-pipa tersebut berada
atau dicat dengan warna sesuai dengan saran pemilik / pengawas.

14. Desinfektan
a. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan desinfektan dari
seluruh instalasi air sebelum diserahkan kepada pemberi tugas.
b. Desinfektan dilakukan dengan memasukan larutan chlorine
sekurang-kurangnya 50 mg/ltr kedalam system pipa, dengan cara /
metode yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Setelah 24 jam, sisa chlorine diperiksa kembali untuk
kemudian dilakukan pembilasan system pipa dengan air bersih.
d. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami
proses desinfektan tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali
selama jangka waktu 24 jam tersebut diatas.
e. Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan, kontraktor harus
memberi tanda-tanda dengan pensil / tinta merah pada dua set
gambar plumbing, atas segala perubahan, penghapusan, atau
penambahan pada rencana instalasi tersebut. Gambar tersebut
akan diserahkan kepada pengelola proyek/ konsultan pengawas.
f. Kontraktor harus menyerahkan kepada pengelola proyek /
konsultan pengawas, gambar instalasi sesugguhnya, sebagaimana
yang terpasang pada bangunan (as build drawing) yang memuat
lengkap semua perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar
tersebut dibuat dengan tinta diatas kalkir.
g. Kontraktor harus memberikan garansi tertulis kepada
pemberi tugas, bahwa seluruh instalasi distribusi air bersih akan
bekerja dengan memuaskan, dan bahwa kontraktor akan
menanggung semua biaya atas kerusakan /penggantian yang
diperlukan selama jangka waktu masa pemeliharaan.

15. Jenis dan kualitas bahan


a. Pipa-Pipa PVC
- pipa air kotor, air buangan / air bekas, air bangunan ( jaringan
pembuangan air hujan) digunakan pipa PVC.
- Pipa untuk jaringan air kotor / air bekas digunakan PVC dengan
kwalitas AW sedangkan untuk air hujan digunakan pipa PVC
kualitas D. Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dll.
harus digunakan bahan yang sama.
- Pipa-pipa PVC tersebut hasil produksi Wavin, Paralon, Maspion,
Super Swallow atau merk lain yang sudah mendapat klasifikasi SII.
Fitting-fittingnya harus standart, dikeluarkan oleh pabrik yang
disetujui dan harus disambungkan dengan memakai lem/solvent
cement khusus atau cara lain sesuai instruksi pabrik.
b. Valve-valve
Untuk instalasi air bersih berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Water valve dengan diameter sampai dengan 2” adalah jenis
screw bronse body.
- Water valve dengan diameter antara 2” - 3” adalah jenis flange
bronze body.
- Water valve dengan diameter lebih besar dari 3” adalah jenis
flange steel body
Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya,
untuk pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekan kerja 125 psi.

b. Pembuatan Pengadaan Bak Air Bersih Dan Kelengkapanya


1. Ketentuan Umum
Pekerjaan pembuatan/pengadaan reservoir ini terkait dengan system
pendistribusian air bersih dipasang lengkap dengan peralatan-
peralatan yang diperlukan sehingga seluruh system dapat difungsikan
sebagaimana mestinya. Pemasangan dan penempatan reservoir ini

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 125


sehingga dapat pada gambar rencana. Pekerjaan
pembuatan/pengadaan reservoir ini pada garis besarnya meliputi:
a. Pengadaan reservoir (bak air) atas
b. System kontrol berupa pelampung dan Water Level Control (WLC)

2. Pembuka bak air atas


Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan bahan-bahan, peralatan dan tenaga
untuk pembuatan reservoir ini sehingga dapat difungsikan berikut
seluruh pekerjaan lainnya yang berkaitan sesuai dengan gambar-
gambar.

3. Bahan-bahan
Beton cor ditempat. Dinding, tutup, dan lantai reservoir dari konstruksi
beton bertulang cor setempat dilaksanakan dengan campuran beton
mutu k 225 (refferensi : pasal 04 konstruksi beton)
a. Dinding dalam reservoir bawah difinish dengan keramik 30x30 cm.
b. Dilengkapi pelampung atau Water Lever Control (WLC) sesuai
rencana

PASAL 8. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

8.1. Pekerjaan Listrik Sistim Distribusi Tegangan Rendah


8.1.1.Lingkup Pekerjan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan semua tenaga pekerja, bahan dan
peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan perbaikan selama
masa pemeliharaan, untuk pekerjaan istrik tegangan rendah di Kegiatan
Pembangunan TERMINAL TLOGOWARU Kota Malang.

8.1.2.Gambar-Gambar Rencana
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan-peralatan seperti : panel, jalur kabel, lampu dan lain-lain.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan karena keadaan sebenarnya dari
lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.
a. Gambar-gambar kerja (shop drawing)
Pemborong harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) yang
menunjukkan tata letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari
peralatan, detail-detail dan sebagainya.
b. Gambar-gambar kerja dan juga catalog, brosur dan tipe peralataan yang
akan dipasang harus diserahkan kepada konsultan pengawas untuk
diperiksa.
Shop drawing harus sudah diserahkan kepada pengawas 14 hari sebelum
pemasangan.

8.1.3.Gambar-Gambar Sesuai Pelaksanaan (Asbuilt Drawing)


Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian-
penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar
(kalkir) dan tiga set lengkap blue print sebagai gambar-gambar sesuai
pelaksanaan (as built drawing). As built drawing harus diserahkan kepada
direksi segera setelah pekerjaan selesai.

8.1.4.Standart dan Peraturan


Seluruh pekerjaan instalasi elektrikal harus dilaksanakan mengikuti standart
dalam PUIL terbitan terakhir (1992), SPLN, SII atau standart-standart
internasiaonal yang tidak bertentangan dangan PUIL.
Disamping itu peraturan/hukum daerah setempat yang ada hubungannya
dengan pekerjaan ini harus ditaati pula. Surat ijin bekerja sebagai instalatir
dari kelas yang sesuai dengan pekerjaan ini harus dimiliki secara sah oleh
pemborong, satu copy surat ijin tersebut harus diserahkan kepada direksi
segera setelah pekerjaan selesai.

8.1.5.Pemotongan Dan Pembobokan (Cutting & Patching)

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 126


Pemborong bertanggung jawab atas penyelesaian/penyempurnaan kembali
semua pemotongan dan pembobokan dari setiap konstruksi bangunan yang
diperlukan untuk pekerjaan pemasangan instalasi elektrikal ini.
Kecuali hanya apabila dinyatakan lain pada gambar, maka setiap pemotongan
atau pemasangan harus mendapat persetujuan tertulis dari pengawas.
Untuk sejauh mungkin menghindari adanya cutting, semua pekerjaan
pemasangan insert, sleeves, raceway atau lubang-lubang harus dilaksanakan
selama tahap konstruksi.

8.1.6.Sleeves dan insert


Semua sleeves melalui lantai beton dan pada yang perlu untuk pemasangan
instalasi elektrikal harus dilaksanakan oleh pemborong.
Sleeves cadangan harus dibungkus dan ditimbun dengan memakai grout.
Semua insert beton yang diperlukan untuk pemasangan instalasi peralatan
listrik, termasuk inserts untuk conduits, hunger dan support harus
dilaksanakan oleh pemborong.

8.1.7.Proteksi
Semua bahan dan peralatan sebelum dan sesudah pemasangan harus
dilindungi terhadap cuaca dan harus dijaga selalu dalam keadaan bersih,
semua ujung-ujung conduit dan bagian-bagian peralatan yang tetap tidak
dihubungkan harus disumbat atau ditutup untuk mencegah masuknya
kotoran.

8.1.8.Pembersihan Site
Pemborong harus mengusahakan daerah kerja mereka selalu dalam keadaan
bersih dan rapi selama pemasangan instalasi elektrikal ini. Pada saat
pelaksanaan pekerjaan instalasi ini selesai pemborong harus memeriksa
kembali keseluruhan pekerjaan dalam keadaan rapi, bersih dan siap pakai.

8.1.9.Pengecatan
Semua bahan dan peralatan yang dicat yang menjadi lecet karena
pengangkutan atau pemasangan harus segera ditutup dengan cat warna yang
sesuai sehingga nampak seperti baru kembali.

8.1.10.Bahan, Peralatan Dan Tenaga Pelaksana


Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus 100% baru, dalam
keadaan baik dan sesuai dengan yang dimaksud. Cotoh bahan, brosur dan
gambar kerja (shop drawings) harus diserahkan kepada pengawas 14 hari
sebelum pemasangan.
Pemborong harus menempatkan secara tugas penuh (full time) seorang
koordinator yang ahli dalam bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan
serupa dan dapat sepenuhnya mewakili pemborong dengan predikat baik.
Tenaga pelaksana harus menangani pekerjaan-pekerjaan ini secara aman,
kuat dan rapih.

a. Material
1. Kabel daya tegangan rendah

a. Kabel feeder Tegangan rendah.


a. Type : NYY
b. Standart : SII 0211-78
SILN 43-1,1981
c. Konstruksi
Berinti tiga, empat atau lima, konduktor dari bahan tembaga
solid atau standart, bentuk bulat atau sektoral, insulasi PVC,
selubung sebelah dalam dari PVC, selubung sebelah dalam dari
PVC, dan selubung terluas dari PVC warna hitam, warna insulasi
PVC masing-masing inti harus mengikuti kode warna dalam PUIL
87 sebagai berikut :
+ Phasa : merah, kuning, dan hitam.
+ Netral : biru.
+ Ground : hijau kuning.

d. Tanda Pengenal

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 127


Pada sheat dari kabel harus diberi tanda pengenal yang tidak
dapat dihapus sebagai berikut :
a. Nominal voltage
b. Type
c. Ukuran nominal penghantar.
d. Tahun pembuatan
e. Nama pembuat/merk dagang

e. Pemeriksaan dan pengujian.


Pemerikasaan dan pengujian terhadap kabel yang akan
dipasang meliputi :
- Pemeriksaan secara visual (appearance inspenction)
- Pengujian tahanan dari penghantar
- Pengujian tahanan insulasi.
- Kabel harus buatan pabrik dalam negeri seperti supreme,
kabel metal, kabelindo atau tranka.

2. Panel switchgear tegangan rendah


a. Type
Metal enclosed, air insulating medium, fixed type, manually
operated, mechanically interlocked. Panel dan komponen-
komponennya harus difinish untuk penggunaan di daerah tropis
( panas dan lembab, pasangan dalam/indoor use)

b. Standart
Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standart iec atau
standart-standart lainya (NFC, VDE/DIN, NEMA , BS, JIS)

c. Konstruksi
- Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220
V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded.
- Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh
petugas, misalnya pengoperasian sakeler-sakelar daya,
pemutus tenaga, pemasangan kembali indicator-indicator
gangguan, pengecekan tegangan, dan sebagainya.
- Switchgear terdiri dari lemari-lemari yang akan digunakan
untuk pemasangan peralatan-peralatan dan penyambungan.
Lemari-lemari panel hanya mempunyai bukaan dari sisi sebelah
depan.
- Lemari untuk “panel board” harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk “panel board” dan
sesuai kebutuhan, sehingga untuk sejumlah komponen panel
maupun untuk sejumlah kabel yang dipakai tidak menjadi
terlalu sesak.
- Kabinet panel terbuat dari bahan pelat baja dengan ketebalan
minimum 1,5 mm. Panel-panel floor mounting / free standing
harus diberi pengukat rangka dari baja siku atau kanan dengan
ketebalan 2.00mm, mempunyai ukuran standart sehingga
dapat dipertukarkan dan diperluas dengan mudah.
- Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handle
(catch) dan kunci (lock).
- Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut semua mur
dan baut harus tahan karat. Semua bagian dari baja harus
bersih dan sandblasted setelah pengelasan, kemudian
secepatnya dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi
atau chromium plating atau dengan zinc chromate primer.
Pengecatan finishing dilakukan dengan dua lapis cat oven
warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh pengawas.

d. Komponen-komponen panel
- Busbar
Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.
Main dan tap busbar harus dari bahan tembaga dengan
konduktifitas tinggi (98% atau lebih besar), dan harus mempunyai
kuat hantar arus kontinu yang standart dan sesuai dengan yang
dimaksud pada gambar.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 128


Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai
berikut :
+ phasa : merah, kuning dan hitam.
+ netral : biru
+ ground : hijau, kuning
Busbar pentanahan terletak disebelah bawah, dimana akan
diadakan penyambungan dengan penghantar pentanahan
terhadap lemari panel, rangka dan badan peralatan dari metal,
conduits dan lain-lain.

- Circuit Breaker (CB)


CB kapasitas sampai dengan 100A adalah type mini circuit
breaker (MCB) untuk kapasitas lebih besar dari 100A hingga 300A
harus dari type adjusted case (MCCB) dan fixed/bolt-on. Handel
pengoperasian CB harus dapat secara jelas menunjukkan apakah
CB pada posisi on, off atau “ triped “.
CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan
ampere trip (AT) pada temperatur keliling 40oC, 600V ratings dan
kemampuan pemutusan arus hubungan singkat minimum pada
380V (RMS symmetrical) sesuai seperti yang tercantum dalam
gambar.
Main CB yang harus dilengkapi dengan pengaman terhadap
gangguan ke tanah (ground fault protection). Produk yang dapat
diterima adalah merk MG , AEG atau setara.
Untuk menjaga originalitas produk, maka semua CB harus disertai
sertifikat keaslian barang dari produsen atau agen resmi yang
ditunjuk.

- Magnetic Contactor
Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau
dengung. Kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220
volts, 50 Hz dan tahan bekerja continue pada 10% tegangan lebih
tinggi dan harus dapat pula menutup dengan sempurna pada
85% tegangan nominal.
Contraktor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making
current sebesar 15% arus nominal, dan kemampuan electrical
operation sebanyak 2.000.000 kali.

- Selektor Switch
Selector switcher harus mempunyai rating 10 A pada 300 V, type
heavy duty dan kedap minyak.

- Lampu Indikator / Pilot lamp


Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap
minyak.
Lampu indikator harus dilapisi nickel dengan lensa dari gelas
prismatic, pemasangan secara ulir dengan diameter ± 2.5 mm
persegi empat, lampu harus type long life.

- Terminal Block
Terminal block untuk kabel-kabel control harus diberikan batas
penghalang diantaranya, dengan rating 600 volts minimum.
Terminal block harus disediakan sesuai kebutuhan ditambah 20%
terminals untuk cadangan.

- Name Plate
Name plate harus terbuat dari plastic gravis berlaminasi, putih
bagian dalam dan bagian hitam pada bagian permukaan.
Huruf-huruf harus huruf block dengan ukuran minimum 4 mm.

- Kabel Kontrol
Control circuit conductor harus jenis kabel fleksibel dengan
penampang konduktor tidak kurang dari 2.5 mm2, rating
tegangan 600 V .
Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri seperti
supreme, kabel metal, kabelindo dan tranka.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 129


e. Pengawatan (Internal Wiring )
Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara
sistematik dan rapih. Semua hubungan kawat harus dilakukan
melalui penghubung / terminal khusus.
Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan
keduanya diperkuat dengan cara dipres.
Hubungan antara sepatu kabel dan terminal harus dengan mur dan
baut serta dilengkapi dengan ring yang bergerigi tepinya untuk
menghindari kemungkinan hubungan menjadi longgar. Pengawatan
dari peralatan-peralatan yang dipasang pada pintu panel yang
menuju pada satu kompartemen harus digabung dalam satu
bendel yang fleksibel dan diikat kuat-kuat pada pintu dan rangka
panel untuk menghindari gejala pemutaran pada terminal kabel
control. Interwiring harus kontinu dari terminal ke terminal tanpa
sambungan, dan setiap kabel control harus diberikan label
bernomor yang harus dicantumkan pada gambar-gambar kerja
(shop drawing).

f. Pemeriksaan dan Pengujiaan


Pemeriksaan dan pengujiaan meliputi :
1. Pemeriksaan secara visual ( apperence inspection ) terhadap
kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang
dimaksud.
2. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handle.
3. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
4. Pengujian tahanan insulasi.
5. Pengujian kontinuitas rangkaian.
6. Pengujian dengan tegangan.

3. Lampu penerangan dan kotak kontak.


a. Konstruksi
1. Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang
dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar
elektrikal.

2. Lampu flourescent (TL)


Semua lampu flourescent dan lampu discharge lainnya harus
dikompensasi dengan “power factor corection capassitor” yang
cukup untuk mencapai p.f. 85%-95%.
Kapasitor harus dipasang paralel dan dilengkapi dengan sekring
kecil untuk menghindari bahaya kebocoran kapasitor.
Reflector harus mempunyai lapisan pemantul cahaya berwarna
putih atau mengkilap dengan derajat pemantul yang tinggi.
Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal bok
harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas
yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan
umur teknis komponen lampu itu sendiri.
Ventilasi didalam box harus dibuat dengan sempurna
Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atap klem-klem
tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.
Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0.5mm dicat dasar
tahan karat, kemudian cat akhir dengan cat oven warna putih.
Ballast harus dari jenis yang baik, tidak menimbulkan panas
yang tinggi, komponen pengisinya tidak meleleh, dan memiliki
power factor yang tinggi. Ballast harus mempunyai dudukan
yang kuat dalam box lampu, tetapi mudah dibuka untuk
diperiksa atau diangkat.
Yang harus dipergunakan adalah single lamp ballast (satu ballast
untuk satu tabung lampu flourescent) merk Philips atau setaraf.
Tabung fluorescent harus dari merk Philips TLD, dengan warna
cahaya cool daylight.
Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap reflector dibuat dari
pelat baja dengan bentuk seperti gambar rencana.

3. Lampu Down Light Recessed Mounted

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 130


Houssing : stell body satil alluminium reflector, Polymide cover,
dan harus dari satu merk SAKA atau setaraf.
Jenis-jenis lampu lain disesuaikan dengan gambar/ RAB.

4. Kotak-Kontak Biasa (KKB)


Kotak-kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fasa.
Semua kotak kontak harus memiliki terminal fasa, netral dan
pentanahan. Kotak-kontak harus dari satu type, untuk
pemasangan rata dinding, dengan rating 250 Volts 10 Amp.
Merk yang dipakai adalah Legran, Clipsal, Broco atau setara.
Semua stop kontak dinding dipasang 30 cm dari lantai.

5. Sakelar dinding
Sakelar biasa harus dari type untuk pemasangan rata dinding,
mempunyai rating 250 Volts 10 Amp dari jenis single gang atau
double gang atau multiple gangs (grid switches) merk yang
dipakai Legran, Clipsal, Broco atau setara. Semua sakelar
dinding dipasang 150 cm dari lantai.

6. Kotak untuk sakelar dan kotak kontak.


Kotak dari bahan metal dengan kedalaman 35 mm. Kotak dari
metal harus mempunyai terminal pentanahan. Sakelar atau
kotak kontak terpasang pada kotak (box) dengan menggunakan
baut.
Pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak
diperbolehkan.

7. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak
kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti
atau lebih (NYA atau NYM)
Kabel harus mempunyai penampang minimum 2.5 mm2.
Kode warna kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL.
Sebagai berikut :
- fasa : 1 : merah
- fasa : 2 : kuning
- fasa : 3 : hitam
- netral : biru
- tanah (ground) : hijau dan kuning
Kabel merupakan produk, Supreme, Kabelindo, Kabel Metal,
Tranka.

b. Konstruksi
1. Sakelar dan stop kontak
Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan
kotak sekelar dinding, harus 150 cm.
Dimana ada lebih dari lima sekelar dinding atau stop kontak
ditunjuk pada tempat yang sama, maka dua deret kotak
tunggal, ganda atau “multigang” sesuai dengan kebutuhan
harus dipasang satu diatas yang lain, dan titik tengah deretan-
deretan tersebut harus berada 1.50 m diatas permukaan lantai.
Kotak kontak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang ±
20 cm dari pinggir kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan
dalam gambar-gambar arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh
pengawas.

2. Pemeriksaan dan pengujian


Pemeriksaan dan pengujiaan seluruh instalasi system
penerangan dan kotak kontak diselenggarakan setelah seluruh
pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :
a. Pemeriksaan secara visual (apperence inspection) terhadap
kelengkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang
dimaksud.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 131


b. Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari
peralatan.
c. Pengujian sambungan-sambungan.
d. Pengujian tahan insulasi.
e. Pengujian pentanahan.
f. Pengujian pemberian tegangan.
Paling lambat dua (2) minggu sebelum pengujian dilaksanakan,
pemborong harus sudah mengajukan jadwal dan prosedur
pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.
Pemborong harus membuat catatan (record) mengenai hasil
pengujian, dan copy diserahkan kepada pengawas.
Seluruh pengujian diselenggarakan oleh pemborong, dan segala
biaya untuk itu ditanggung oleh pemborong.

3. Pipa instalasi pelindung kabel


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa conduit
khusus untuk instalasi listrik, pipa, elbow, socket junction box
dan accessories lainya yaitu pipa flexible harus dipasang untuk
melindungi kabel antara junction box dan armatur lampu.
Semua instalasi kabel yang ada berada dalam pipa pelindung.

c. Pemasangan
Pemasangan lampu-lampu
 Semua fikture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan
harus dipasang oleh tukang-tukang yang berpengalaman
dengan cara yang benar dan disetujui pengawas seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
 Pada daerah yang tidak memakai ceiling pemasangan lampu
menempel pada kanal yang dipasang lengkap dengan
penggantungnya.
 Pada waktu pemeriksaan akhir semua “fixture” dan
perlengkapan harus sudah siap menyala. Bebas dari cacat.
Semua fixtures dan perlengkapan harus bersih bebas dari debu,
plastes dan lain lain. Semua reflector, kaca, panel pinggir atau
bagian-bagian lain yang rusak sebelum pemeriksaan akhir
harus diganti oleh pemborong tanpa biaya tambahan.

8.2. Pengadaan/Pemasangan Instalasi Udara (System Air Conditioning) Dan


Panel AC

8.2.1.Penjelasan umum
a. Pelaksanaan pekarjaan ini meliputi mendatangkan, mengangkut dan
mengerjakan semua bahan-bahan yang diperlukan, alat-alat pertolongan,
alat-alat sementara, mengadakan tenaga kerja, pengawasan, membuat
segala persiapan-persiapan dengan segala alat yang diperlukan untuk
pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap meskipun alat-alat, atau
bahan-bahan dan pekerjaan tersebut tidak dijelaskan dalam peraturan
dan syarat-syarat, gambar-gambar yang dianggap perlu oleh direksi
harus dibuat oleh pemborong dan disetujui oleh Direksi.

b. Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus


mengadakan penelitian terhadap Rencana Kerja dan Syarat-syarat
pekerjaan, gambar-gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bila
ada hal-hal yang meragukan atau tidak jelas harus segera ditanyakan
kepada Pengawas/Direksi secara tertulis dan dilarang memulai dengan
sesuatu pekerjaan tersebut bila belum ada penyelesaian dari pihak
Direksi. Bila hal itu tidak diindahkan oleh pemborong, maka segala akibat
dari kesalahan konstruksi maupun pelaksanaan menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya untuk mengadakan perbaikan-perbaikan
sebagaimana mestinya.
c. Pemborong harus mempelajari dan memahami tempat yang ada, agar
dapat mengetahui hal-hal yang akan dapat mengganggu /
mempengaruhi pekerjaan mekanikal, dan apabila timbul persoalan,
pemborong wajib mengajukan saran penyelesaian paling lama 1 minggu
sebelum bagian pekerjaan ini dilaksanakan.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 132


8.2.2.Standart, peraturan dan perijinan
a. Seluruh pekerjaan yang tercantum dalam ayat 2.1 tersebut diatas harus
dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan
teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI),
standart Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peraturan nasional
maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku.

b. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-


standart yang berlaku tersebut diatas, maupun standart-standart
nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart internasional yang
berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku
standart-standart persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan /
pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik
pembuatnya.

c. Pemborong harus meminta ijin-ijin yang diperlukan untuk menjalankan


instalasi yang dinyatakan dalam ketentuan teknis atas tanggungan
sendiri.

d. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan agar


peralatan-peralatan, saluran-saluran ( ducts ), pipa-pipa dan
perlengkapan lain dapat dipasang pada tempat-tempat dan ruang-ruang
yang telah disediakan.

e. Pemborong harus membuat pernyataan bahwa bahan dan peralatan yang


diserahkan / dipasang adalah kualitas terbaik, dan cara pelaksanaan
dilakukan dengan wajar / sempurna.

f. Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop drawing), yang


menunjukkan tata letak pemasangan yang lengkap, dimensi-dimensi dari
peralatan, detail-detail dan sebagainya.

8.2.3.Peralatan dan perlengkapan air conditioning


a. Hal-Hal Umum Dan Lingkup Pekerjaan
1. Umum
Persyaratan teknis dan gambar-gambar yang menyertainya
dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan tentang segala
pekerjaan, bahan-bahan, peralatan-peralatan yang diperlukan dalam
pemasangan, pengujian dan penyetelan (adjusting) dari seluruh
system, agar lengkap dan siap untuk bekerja dengan baik.

2. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan instalasi system ini meliputi seluruh pengangkutan dan
pengadaan peralatan utama serta peralatan untuk instalasi, instalasi
pemipaan dan peralatannya, peralatan bantu, tenaga kerja
pembuatan alat-alat, pemasangan, pengujian, penyetelan seluruh
system yang dipasang agar lengkap dan dapat bekerja sesuai dengan
persyaratan dan dokumen yang ada.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi:
- Pengadaan baru dan belum terpakai, pemasangan pengaturan
unit, thermostat, instalasi pemipaan air drainage, pipa refrigeran,
instalasi pengontrolan dan instalasi listrik.
- Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang
diakibatkan oleh adanya pelaksanaan pekerjaan ini.
- Mengadakan perbaikan kembali dan finishing seperti semula
semua gangguan kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh
adanya pelaksanaan pekerjaan instalasi ini.
- Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang, buku petunjuk
cara menjalankan, pemeliharaan dan memperbaiki sistem tata
udara ini kepada pemberi tugas dan konsultan.

b. Sistem pemipaan dan peralatan.


1. Umum
Bab ini melengkapi seluruh pekerjaan pemipaan dan adalah tanggung
jawab pemborong untuk mengikuti gambar dan spesifikasi yang
sesuai.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 133


Gambar – gambar menunjukkan secara umum ukuran – ukuran dan
lokasi pipa.
2. Material.
Pipa pengembunan (drain) digunakan pipa pvc klas aw produk pralon,
maspion, atau wavin.
Pipa refrigerant harus dibuat dari “thermaflek”
Semua pipa dan peralatan harus tahan tekanan hingga 10 kg/cw2
selama 24 jam terus menerus tanpa terjadi kebocoran.
3. Pemasangan sisitem pipa
Pipa hendaknya dipasang sejauh minimal 30 cm dari tepi dinding,
atap lantai dll agar memudahkan pemeliharaan dan service.
Pemborong harus memasang pipa pipa pembuangan ( drainage ) dari
mesin – mesin ac sampai ketempat pembuangan yang terdekat dalam
saluran yang tersembunyi (tidak mengganggu). Untuk pipa
pengembunan harus dilapisi vapour barier jacket seperti sisalation
450 atau yang sejenis dan direkat dengan tape sampai tidak terjadi
pengembunan pada permukaan pipa.

c. Pekerjaan listrik dan kontrol


1. Umum
seluruh jenis pekerjaan instalasi listrik yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1.1 Panel control daya mesin–mesin ac yang meliputi wiring starter,
switch, transformer, fuse dan alat – alat ukur serta peralatan
lainya yang digunakan sebagai sumber daya bagi mesin ac yang
tercakup dalam proyek ini.
1.2 Panel control untuk sistem pengaturan otomatis suhu,
kelembaban, aliran air, udara dan lain – lain yang ada beserta
seluruh peralatan yang diperlukan agar sistem pengaturan dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
1.3 Kabel yang digunakan produksi dalam negeri dan memenuhi SII
seperti supreme, kabelindo, kabel metal, tranka atau setara.

2. Sistem pengaturan otomatis dan instrumen


2.1 Pemborong harus menyediakan dan memasang sistem pengatur
otomatik untuk temperatur dan kelembaban sehingga peralatan
ac siap digunakan.
2.2 Pemborong menyediakan dan memasang semua “control panel”
yang diperlukan untuk instalasi ini dan melakukan
penyambungan – penyambungan (wiring) yang diperluakn hingga
panel.

d. Pekerjaan sipil
1. Umum
Pemborong harus membangun dudukan (support) ataupun
penggantung (hanger) untuk mesin pendingin (outdoor), fcu, sesuai
gambar dan spesifikasi yang ditentukan.
Semua support dan hangar dapat terbuat dari pipa, profile batang
(rod) ataupun plt strip sesuai dengan gambar kerja yang disetujui
pengawas. Semua dudukan harus mempunyai plat alas yang cukup
dan dibuat pada lantai atau bisa juga menempel di dinding.
2. Gantungan ahu/ fan coil.
Penggantung ahu / fan coil harus diikat mur baut sesuai aturan pabrik
pembuatnya dan diberi lapisan peredam getaran
Pemborong harus menempatkan unit in door sedemikian rupa
sehingga tidak menghalangi alur instalasi peralatan utilitas lainnya,
serta tidak menyalurkan getaran dan suara di ruang dibawahnya

8.2.4.Penjelasan spesifikasi teknis peralatan


a. Umum
Pemborong harus melaksanakan pengadaan, pemasangan, pengujian
(testing dan balancing) dari seluruh peralatan utama yang akan dipasang
dalam proyek ini dengan lengkap dan berfungsi baik sehingga seluruh
sistem tata udara dapat memberikan performansi yang diinginkan.
Dalam memasukkan penawaran untuk peralatan utama, pemborong harus
menyatakan dan melampirkan hal – hal berikut dengan jelas :

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 134


1. Mencantumkan dengan jelas merk dan type unit yang ditawarkan
dalam bq, melampirkan brosur dari tiap unit yang ditawarkan dan
menjelaskan pemilihan unit, kapasitas daya, dimensi, berat kerja,
suhu dan volume air/ udara dan lain – lain.
2. Melampirkan pemilihan unit out door dan in door, sehingga dapat
dengan jelas semua spesifikasi teknis unit alat – alat tersebut

b. Unit split duct


1. Merk produk : National / Panasonic atau setara
2. Model serial / size : sesuai kapasitas
3. Type : air cooled type split
4. Kapasitas pendingin : lihat gambar

PASAL 9. PEKERJAAN SISTEM PENANGKAL PETIR

9.1. Penjelasan Umum


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengurusan perizinan / Pengesahan dari badan yang
berwenang, pengadaan bahan, Peralatan dan tenaga Pekerja, Pemasangan,
Pengujian dan Perbaikan selama masa Pemeliharaan untuk suatu sistim
penangkal petir yang lengkap
Pekerjaan tersebut terdiri dari :
- Terminal Udara (Spit Tembaga)
- Penghantar Pentahanan (Down Conductor)
- Terminal dan Elektroda Pentanahan
- Izin Instalasi dari instansi yang berwenang
- Pekerjaan lain yang menunjang.

b. Gambar-gambar Rancana
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan
instalasinya penyesuaian harus dilakukan dilapangan, karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
lapangan

c. Gambar-gambar Kerja (Shop Drawing), lihat gambar

d. Gambar-gambar sesuai Pelaksanaan (As Build Drawings)


Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian-penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus
dituangkan dalam satu set gambar lengkap (kalkir) sebagai gambar-gambar
sesuai pelaksanaan (As Build Drawing)
As Build Drawings harus diserahkan Kepada Pengawas segera setelah pekerjaan
ini selesai.

e. Standart dan Perawatan


Seluruh Pekerjaan harus diselenggarakan mengikuti standart dan peraturan
yang berlaku (Departemen Tenaga Kerja) atau standart-standart Internasional
yang tidak bertentangan dengan PUIL, Depnaker atau Badan Lainnya (misalnya,
British Standard atau Australian Standard for Lighting Protection System).
Disamping itu harus ditaati pula peraturan dan hukum setempat yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini

f. Bahan, Peralatan dan tenaga Pelaksana


Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan baru,
sesuai dengan standar yang dimaksud
Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop Drawing) harus diserahkan
kepada Pengawas paling lambat 14 hari sebelum pemasangan. Tenaga-tenaga
pelaksana harus dipilih yang sudah berpengalaman dan mampu menangani
pekerjaan instalasi ini secara aman, kuat dan rapih

1. Teminal Udara
Air Termination meliputi peralatan-peralatan sebagai berikut :
1.1. Lighting Control Terminal
Kepala Penangkal petir menggunakan type konvensional.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 135


1.2. Batang Peninggi
Batang peninggi terbuat dari metal. Konstruksi batang peninggi tersebut
harus kuat dan diperhitungkan terhadap hembusan angin yang kuat
1.3. Penghantar Pentanahan (Down Conductor)
Terdiri dari kabel NYA Ø 70 mm2 atau kawat BC Ø 50 mm2
menghubungkan secara listrik dengan sempurna antara air terminal
tersebut diatas dengan sistem pentanahan

1.4. Sistem Pentanahan


Sistem Pentanahan terdiri dari :
a. Terminal Pentanahan
b. Elektroda Pentanahan, terbuat dari batang tembaga massif
dengan diameter ¾ disambung dengan pipa GIP Ø 1 ½’
c. Tahanan / hambatan / resistansi tanah tidak boleh lebih dari 2
Ohm.
Bila tahanan tersebut tidak dapat dicapai dengan satu elektroda maka
harus dibuatkan beberapa batang pentahanan yang terpasang secara
pararel sampai tahanan tanah yang diisyaratkan terpenuhi

9.2. Pemasangan
1. Cara-cara pemasangan sistem penagkalan petir harus sesuai dengan gambar
dan harus mengikuti Petunjuk Pengawas Lapangan
2. Down Conductor disepanjang konstruksi penyanggah harus dipasang memakai
klem dengan jarak setiap 75 cm
3. Down Conductor diatas permukaan tanah sampai pada ketinggian 2 meter dari
permukaan tanah harus dipasang didalam pipa PVC Kelas AW.
4. Pada Elektroda pentanahan harus dibuat terminal pentanahan dengan baut dan
ring. Sambungan pada elektroda pentanahan harus memakai junction box
5. Elektroda pentanahan dari batang tembaga diameter ¾” dan panjang tembaga
harus dilindungi terhadap korosi dengan serbuk arang disekitar batang
tembaga

9.3. Pengerjaan
Di tentukan lokasi sesuai dengan di tunjukkan pada gambar. Tanam secara vertikal
pipa baja diameter 5” sampai sedalam 12 meter atau sampai mencapai permukaan
air tanah. Kemudian pipa dicabut kembali sehingga akan meninggalkan lubang
dengan diameter kurang dari 5” sedalam 12 meter Isi lubang tersebut dengan
serbuk arang padat. Terakhir elektroda pentanahan ditengah-tengah bumbung
arang tersebut. Terminal pentanahan harus terletak dalam bak kontrol khusus
untuk keperluan tersebut dan untuk pengecekan tahanan tanah secara berkala,
tahanan pentanahan maksimum 2 Ohm

9.4. Pengujian Dan Pemeriksaan


Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh pengawas untuk memastikan
dipenuhinya persyaratan ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh
Pengawas terlebih dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang
tidak sesuai dengan persyaratan gambar harus segera diganti, tanpa
membebankan biaya tambahan pada pemberi tugas. Untuk mengetahui baik atau
tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan pengetesan
terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya, agar diperoleh
suatu jaminan
Pengetesan tahanan tanah baru bisa dilakukan setelah tidak turun hujan selama 2
hari berturut-turut.

PASAL 10. PEKERJAAN TATA SUARA

10.1.Uraian Lingkup Pekerjaan tata Suara


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem Tata
Suara ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 136


Garis besar lingkup pekerjaan Sistem Tata Suara yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
a). Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sistem Sentral Sistem Suara,
b). Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kotak Hubung bagi Terminal Box di
setiap lantai.
c). Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Suara
antara peralatan sentral dan sistem rak dengan Kotak Hubung Bagi di setiap
lantai.
d). Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loud Speaker) dan
jack mikropon sesuai dengan gambar rencana.
e). Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara Kotak
Hubung Bagi dengan alat pengeras suara dan jack mikropon di setiap lantai.
f). Melakukan Testing, Commisioning dan Training.

10.2.KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
a). Kotak Hubung bagi / Terminal Box
Kotak Hubung Bagi ini harus terbuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan
seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir
dengan cat bakar Acrylic ICI warna kelabu. Kotak Hubung Bagi ini harus
dilengkapi dengan kunci yang seragam untuk semua Kotak Hubung Bagi dan
terminal penyambungan kabel. Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi kabel
gland sebanyak jumlah kabel yang keluar/masuk.

b). Kabel
Kabel Feeder ke Junction Box dipakai adalah jenis NYMHY dengan jumlah kawat
seperti pada gambar rencana. Kabel-kabel distribusi ke masing-masing loud
speaker yang dipakai adalah jenis NYMHY 2 x 1,5 mm2 dan terletak di dalam
konduit.

c). Konduit
Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dengan
minimal 1 ½ kali diameter kabel.

d). Peralatan Sentral meliputi :


1) Unit sumber sinyal suara ( microphone )
2) Unit penguat dan pengolah suara ( Mixer, Power Amplifier )
3) Unit pengubah suara ( Speaker )

10.3.PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1. PERALATAN
a). Rak peralatan sistem ini ditempatkan diruang sesuai dengan gambar
rencana.
b). Rak peralatan sistem suara ini harus ditanahkan dengan hambatan max 2
ohm dan kebal terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio (RFI)
maupun terhadap gelombang elektromagnetik (EMI) yang ada disekitarnya.
d). Kebutuhan power amplifier dibagi-bagi menurut kebutuhan.
e). Semua kabel harus dipasang menggunakan pipa conduit.
g). Pemakaian pipa konduit untuk instalasi ini menggunakan pipa konduit PVC
high Impact.

2. PENGUJIAN / JAMINAN
Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan
surat jaminan atas kerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
Pengukuran sound pressure level dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.

10.4.PRODUK

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 137


Bahan dan peralatan yang digunakan untuk Sound System menggunakan merk TOA.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan
yang dispesifikan. Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan dari direksi.

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 138


PENUTUP

1. Apabila dalam rencana kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini untuk menguraikan
bahan – bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diadakan oleh
pemborong atau diselenggarakan pemborong”, maka hal ini dianggap seperti betul –
betul disebutkan, jika ternyata uraian tersebut masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian–bagian yang betul–
betul termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut dalam rencana
kerja dan syarat–syarat pekerjaan (rks) ini harus diselenggarakan oleh pemborong dan
dianggap seperti benar – benar disebutkan.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya
maka tetap diadakan / dikerjakan pemborong.
4. Hal – hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
pihak pemberi tugas, unsur teknis, konsultan pengawas dan konsultan perencana.

Malang, 2005
Disusun oleh :

Kepala Bidang
KIMPRASWIL
Kota FDSFDF

Drs. HDFSF Msi


Pembina TK I
Nip. SDFSDF

RKS TERMINAL TLOGOWARU KOTA MALANG 139

You might also like