You are on page 1of 13

DEFINISI, SEJARAH, DAN CABANG-CABANG ILMU HADITS

Oleh: Mugi Rizki Ramdani NIM: 1210707056 Jurusan: Teknik Elektro B Semester: II

A. DEFINISI ILMU HADITS

Ulumul Hadits adalah istilah ilmu hadits di dalam tradisi ulama hadits. (Arabnya: 'ulumul al-haditst). 'ulum al-haditst terdiri atas 2 kata, yaitu 'ulum dan Al-haditst. Kata 'ulum dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari 'ilm, jadi berarti "ilmu-ilmu"; sedangkan al-haditst di kalangan Ulama Hadits berarti "segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi SAW dari perbuatan, perkataan, taqir, atau sifat." dengan demikian, gabungan kata 'ulumul-haditst mengandung pengertian "ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan Hadits nabi sholallahu 'alaihi wasallam".

B. SEJARAH ILMU HADITS

Setelah Rasulullah meninggal, kondisi sahabat sangat berhati-hati dalam meriwayatkan haditst karena konsentrasi mereka kepada Al-Quran, pada masa Abu bakar tahap awal dan masa ustman tahap kedua. Masa ini di kenal dengan masa Taqlilar-riwayah (pembatasan periwayatan), para sahabat tidak meriwayatkan hadits kecuali disertai dengan saksi dan bersumpah bahwa hadits yang diriwayatkan benar-benar dari Rasulullah.

Suatu

hadits itu tidak dapat diterima kecuali sesudah diterima sanadnya. Maka munculah ilmu jarh wa tadil dan ilmu mengenai pembicaraan terdapat rowi-rowi hadits mengenai sanad-sanad yang muttasil dan yang menaati dan mengetahui cacat yang tersembunyi.

Kemudian para ulama memperluas jangkauan pembahasan, hadits dari hingga segi lahirlah pembahasan tata cara beberapa cabang ilmu yang berhubungan dengan pencatatannya menyampaikannya dan menerimanya. Lantas terus berkembang, dan lamban laut

ilmu-ilmu ini ditulis dan dibukukan.

Pada abad ke-4 H, para ulama ahli hadits berusaha menyusun kitab secara khusus dalam bidang ulumul hadits. Adapun ulama yang pertama kali menyusun kitab dalam bidang ini adalah:

Al Qadli Abu Muhammad Al hasan Bin Abdurrahman Bin

Chalad Arrahmarunzi,(wafat 360H), kitabnya Almuhadits al

fasil Baina Arrawi wa Al waid.


Al-Hakim

Abu Abdullah An-Naisaburi (W 405 H) yang

menulis marifah Ulum Al-Haditst


Al-Khati

Al- Bagdadi (W. 364 H) yang menuls Al-Jamili Li

Adab Asy-Syaikh Wa-Sami

dan kemudian diikuti oleh penulis yang lain.

B. CABANG-CABANG ILMU HADITS


Menurut

Anwar dalam bukunya Ilmu Mushthalah Hadits, dijelaskan bahwa ilmu hadits dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Ilmu Dirayatul Hadits, atau Ilmu Ushulur Riwayah dan disebut juga dengan Ilmu Musthalah Hadits
Muhammad Abu Zahwu dalam kitabnya AlHaditsu wal Muhadditsun, memberikan definisi Ilmu Ushulur Riwayah atau Ilmu Riwayatul Hadits adalah ilmu yang membahas tentang hakikat periwayatan, syarat-syaratnya, macammacamnya, hukum-hukumnya, dan keadaan perawi-perawinya dan syarat-syaratnya, macammacam yang diriwayatkan dan hal-hal yang berhubungan dengan itu.

b. Ilmu Riwayatul Hadits

Ilmu Riwayatul Hadits ialah ilmu yang


memuat segala penukilan yang disandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, kehendak, taqrir ataupun berupa sifatnya.

Menurut Tengku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Cabang-cabang besar yang tumbuh dari ilmu Hadits Riwayah dan Dirayah ialah: a. Ilmu Rijalul Hadits Ialah ilmu yang membahas para perawi hadits, dari sahabat, dari tabiin, maupun dari angkatan sesudahnya. b. Ilmu Jarhi wat Tadil Ilmu yang menerangkan tentang hal cacatcacat yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang pentadilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat kata-kata itu.

c. Ilmu Fannil Mubhammat Ilmu fannil Mubhamat adalah ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut dalam matan, atau di dalam sanad. d. Ilmu Ilalil Hadits Adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat merusakkan hadits. e. Ilmu Ghoriebil Hadits Yang dimaksudkan dalam ilmu haddits ini adalah bertujuan menjelaskan suatu hadits yang dalam matannya terdapat lafadz yang pelik, dan yang sudah dipahami karena jarang dipakai, sehingga ilmu ini akan membantu dalam memahami hadits tersebut.

f. Ilmu Nasikh wal Mansukh Adalah ilmu yang menerangkan haditshadits yang sudah dimansukhkan dan menasikhkannya. g. Ilmu Talfiqil hadits Yaitu ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antar hadits yang berlawanan lahirnya. h. Ilmu Tashif wat Tahrif Yaitu ilmu yang menerangkan tentang hadits-hadits yang sudah diubah titiknya (dinamai mushohaf), dan bentuknya (dinamai muharraf).

i. Ilmu Asbabi Wurudil Hadits Yaitu ilmu yang membicarakan tentang sebab-sebab Nabi menuturkan sabda beliau dan waktu beliau menuturkan itu. j. Ilmu Mukhtalaf dan Musykil Hadits Yaitu ilmu yang menggabungkan dan memadukan antara hadits yang zhahirnya bertentangan atau ilmu yang menerangkan tawil hadits yang musykil meskipun tidak bertentangan dengan hadits lain.

You might also like