You are on page 1of 6

SKENARIO KASUS DISKUSI KELOMPOK 1 PSIKOLOGI HARUSKAH DOKTER ?

TUJUAN DISKUSI : Agar mahasiswa mampu memahami tentang intelegensi dan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya Memahami mengenai self sebagai pengantar dalam memahami kepribadian seseorang Mampu memahami perbedaan motif dan emosi Serta memahami perbedaan persepsi dilihat dari sudut pandang individunya

Kisah ini bercerita tentang pengalaman seorang mahasiswa sebutlah namanya Stephen, ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia merupakan mahasiswa kedokteran di salah satu universitas di Bandung, yang sebentar lagi akan memasuki masa tugas skripsi. Akhir-akhir ini ia sering merasa galau mengenai apakah benar ia menginginkan profesi dokter sebagai kariernya di masa depan. Perasaannya mulai bergejolak, pikirannya juga sering terusik oleh berbagai macam pikiran mengenai apa yang akan terjadi di masa depannya. Kegalauan ini mulai ia rasakan sejak ia bertemu dengan seorang anak kecil yang menderita gagal ginjal. Anak tersebut mengajukan pertanyaan yang menurutnya sangat simple namun mengganggu, yaitu kenapa kakak mau menjadi seorang dokter?. Ketika pertanyaan tersebut diajukan, ia memang menjawabnya dengan santai karena itu adalah pekerjaan yang mulia. Namun setelah kejadian itu ia seringkali berpikir mengenai, kenapa ia memilih untuk berkuliah di fakultas kedokteran, apakah benar ia menginginkannya?. Selama ini prestasinya di kampus tidak pernah mengecewakan, ia memiliki IPK yang tinggi. Ia mampu mengikuti setiap kegiatan dan selalu lulus di setiap ujian. Ia juga seringkali menjadi tempat bertanya teman-temannya ketika ada materi yang tidak dapat dipahami. Meskipun ia bukanlah mahasiswa yang rajin belajar dan menghapal, namun ia mampu memahami setiap materi yang ada dengan cukup baik. Ujian praktek merupakan hal yang disukainya, karena ia bisa menjawab dan melakukan tindakan yang cukup tepat dengan alur berpikir yang cukup logis. Tanggapan dari dokter pembimbing maupun temantemannya adalah bahwa ia cukup terampil ketika melakukan keterampilan medik. Akhir-akhir ini teman-temannya sering melihat bahwa Stephen kurang konsentrasi ketika sedang melakukan kuliah. Ia seringkali tertidur di ruang kuliah sehingga ditegur oleh dokter pembimbing. Ia juga sering menghindar dalam pengerjaan tugas bahkan ia seringkali melakukan kesalahan ketika melakukan tugas praktek, padahal dulu hal tersebut jarang terjadi pada dirinya. Perubahan perilaku yang ditampilkan oleh Stephen ini sedang menjadi perbincangan hangat diantara teman-teman maupun diantara para dokter pembimbing di kampus. Menurut informasi yang diperoleh dari teman dekatnya, sejak kecil Stephen selalu dikelilingi dengan halhal medis. Ayahnya seorang dokter di perusahaan farmasi dan mempunyai poliklinik, beliau merupakan pribadi yang cukup keras di dalam mendidik anak-anaknya. Beliau menginginkan agar anak-anaknya

menjadi seorang dokter yang berhasil melebihi dirinya. Stephen dan kakak-kakaknya juga di tekankan bahwa profesi dokter adalah profesi yang paling mulia, sehingga mereka diarahkan untuk kuliah di kedokteran. Kakak pertamanya laki-laki seorang dokter anestesi di sebuah rumah sakit ternama di Jakarta dan mempunyai istri seorang dokter radiologi. Kakak keduanya seorang perempuan juga mengambil pendidikan dokter, sebenarnya ia menginginkan untuk mengambil jurusan sastra namun karena ditentang keras oleh ayahnya maka ia akhirnya memilih fakultas kedokteran. Meskipun pendidikan dokternya ia jalani dengan cukup alot namun akhirnya selesai juga, dan saat ini ia bekerja di salah satu rumah sakit di daerah Tasikmalaya. Stephen sejak SMA ingin menjadi seorang ahli fisika, namun sebagai anak yang berbakti ia berusaha mengikuti anjuran dari ayahnya yang menginginkan agar ia masuk ke fakultas kedokteran. Walaupun awalnya ia mengikuti pendidikannya dengan rasa berat, namun atas bantuan dan dorongan dari ayah dan kakak-kakaknya maka ia cukup mampu mengikuti kegiatan perkuliahan di fakultas kedokteran. Di mata keluarga besar, tetangga serta kerabat, keluarga Stephen dianggap sebagai keluarga yang berhasil. Hal ini dikarenakan semua anggota keluarganya menjadi seorang dokter, sehingga julukan keluarga dokter sering mereka terima. Hanya saja saat ini Stephen merasa bingung. Ia merasa sedang berada di ujung jalan, dimana ia harus mengambil keputusan apakah ia akan melanjutkan pendidikan dokternya yang tinggal mengambil skripsi dan menjadi sarjana kedokteran untuk selanjutnya mengambil profesi dokter. Ataukah ia meninggalkan pendidikannya dan menjalani perkuliahan di fakultas yang sesuai dengan minatnya sejak dulu. Coba hayati jika kalian berada di posisi Stephen Pertanyaan untuk didiskusikan : 1. Jika dilihat dari intelegensi, maka jelaskan faktor yang mempengaruhi keberhasilan Stephen dalam mengikuti pendidikan di fakultas kedokteran ? 2. Berdasarkan konsep tentang Self, bagian atau aspek Self apa yang lebih terlihat dari diri Stephen? Jelaskan! 3. a. Apakah perubahan tingkah laku yang diperlihatkan oleh Stephen termasuk motif ataukah emosi ? jelaskan ? b. Jelaskan perbedaan motif dan emosi ? 4. Berdasarkan tipologi kepribadian dari Jung, maka Stephen termasuk pribadi yang seperti apa ? jelaskan ? 5. Apabila kalian sebagai Stephen dan menghadapi situasi seperti itu, apa yang akan dilakukan dan apa dasar pertimbangannya ?

Selamat bekerja .

BAGI FASILITATOR Kisi-kisi jawaban : 1. Dapat dikatakan Stephen mempunyai intelegensi yang baik bahkan bisa dikatakan termasuk pribadi yang pandai, dimana ia mampu memasuki fakultas kedokteran dan memiliki IPK yang tinggi. Ia juga mampu menjadi tempat bertanya bagi teman-temannya dan mendapat perhatian yang baik dari para dokter pembimbingnya INTELEGENSI MERUPAKAN SUATU KEMAMPUAN MENTAL YANG MELIBATKAN PROSES BERPIKIR SECARA RASIONAL. INTELEGENSI TIDAK DAPAT DIAMATI SECARA LANGSUNG, BISA DISIMPULKAN DARI TINDAKAN2 NYATA YANG MERUPAKAN MANIFESTASI DARI PROSES BERPIKIR RASIONAL TERSEBUT Faktor penentu intelegensi a. Herediter Faktor utama dan terpenting dlm menentukan inteligensi. Terdapat fakta bahwa Stephen merupakan keluarga yang sebagian besar berprofesi sebagai dokter, mulai dari ayahnya dan kedua kakaknya. Sehingga secara genetika ada faktor keturunan yang menjelaskan bahwa Stephen memiliki intelegensi yang baik b. Kematangan Pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologis yg dipengaruhi faktor internal. Secara fisik tidak ada fakta yang mengatakan bahwa Stephen mengalami suatu hambatan di dalam perkembangan fisik maupun psikologisnya. Sehingga dapat diasumsikan bahwa perkembangannya mampu mengikuti tugas-tugas perkembangan yang ada selama masa bayi hingga dewasa c. Pembentukan Perkembangan individu yg dipengaruhi faktor lingkungan. Jadi seseorang berhasil dalam suatu bidang tidak hanya ditentukan oleh factor herediter, tetapi juga ada factor penentu lain yaitu ; kematangan dan pembentukan Dalam hal ini lingkungan keluarga yang semuanya berprofesi sebagai dokter, dan juga kehidupannya yang dikelilingi dengan segala hal yang bernuansa medis membentuk dirinya untuk menggeluti pendidikan dokter. Selain itu arahan dari ayahnya yang menekankan agar Stephen juga mengikuti jejaknya dan juga para kakaknya yang selalu mendorong dirinya untuk mengikuti jejak mereka berkuliah di fakultas kedokteran 2. Aspek Self dapat dilihat dari : 1. Self Concept : bagaimana ia memandang dirinya 2. Self Esteem : bagaimana ia menghargai segala potensi yang ia miliki 3. Self Knowledge : bagaimana ia bisa mengetahui tentang kapasitas yang ia miliki dan mampu memperkirakan apa yang akan ia capai 4. Social Self : peran ia sebagai mahasiswa, sebagai anggota keluarga dan sebagai bagian mahasiswa yang menjalankan koas dirumah sakit.

Penjelasan : Self Concept : Stephen tampak belum memahami dirinya secara utuh dan juga belum mampu menetapkan tentang konsep dirinya, ia hanya sekedar mengikuti arahan yang diberikan oleh ayahnya untuk dapat mengikuti jejak dirinya. Ketika ia menghadapi pertanyaan dari anak kecil, ia pun tampak mulai risau dengan konsep dirinya mengenai siapakah saya ? Self Esteem : Stephen tampak belum sepenuhnya menghargai segala potensi yang telah ia miliki. Ia hanya sekedar mengikuti arahan yang ada saja, tanpa benar-benar memanfaatkan segala potensi yang ia miliki secara optimal. Sehingga meskipun ia cukup berhasil mendapatkan IPK yang tinggi, namun sebenarnya hal tersebut belum sesuai dengan potensi yang ia miliki Self Knowledge : Stephen tampaknya belum sepenuhnya mengetahui dan memahami kapasitas dan kemampuan yang ia miliki. Ia belum memahami keberhasilan seperti apa yang dapat ia peroleh dengan segala potensi yang ia miliki. Ia sendiri belum memahami potensi dia dimana, apakah ia benar-benar bisa berhasil di dunia kedokteran ataukah di dunia ahli fisika Social Self : Stephen merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara yang merupakan keluarga dokter. Ia memang berusaha menjalankan perannya sebagai anak yang berbakti dengan mengikuti arahan dari orangtuanya. Di kampus pun ia menjalani perannya sebagai seorang mahasiswa namun sejak mendengar pertanyaan tersebut, ia mulai tidak menjalankan perannya sebagai seorang mahasiswa yang seharusnya. Faktanya ia seringkali tertidur di kelas dan sering juga mendapat teguran dari dokter pembimbing

3. Perubahan perilaku yang ditampilkan oleh Stephen termasuk ke dalam emosi, karena perilaku dapat dilihat dan diperhatikan. Berbeda dengan motif yang bentuknya tidak tampak. Perubahan perilaku yang ditampilkan oleh Stephen sangat kentara dari luar sehingga ada keterangan di mana ia seringkali menjadi bahan perbincangan hangat daripada teman-temannya dan juga para dokter pembimbing. Perubahan perilaku yang ia tunjukkan juga merupakan dampak dari adanya stimulus dari luar yaitu sebuah pertanyaan dari salah seorang anak, dimana akhirnya ia pun merasa risau. Perasaan risau, galau dan bingung merupakan hal-hal yang terkait dengan perasaan yang tidak menentu mengenai apa yang sedang ia rasakan dan apa yang musti ia lakukan. Yang terakhir bentuk perilaku yang ia tampilkan merupakan bentuk emosi, dimana jika diperhatikan menjadi tidak rasional karena sebenarnya tidak benar-benar menyelesaikan masalah yang sebenarnya ia hadapi. Apakah dengan tidur terus dan menghindar maka persoalan akan selesai ? Perbedaan motif dan emosi Motif a. Tidak kelihatan dari luar b. Stimulusnya berasal dari dalam c. Berhubungan dgn tujuan yg akan dicapai d. Bersifat rasional Emosi a. Kelihatan dari luar b. Stimulusnya berasal dari luar

c. d.

Berhubungan dengan perasaan Tidak bersifat rasional

4. G. Allport (1937) : Kepribadian adalah suatu organisasi yg dinamis dari sistem-sistem psikofisik di dalam individu yg menentukan penyesuaian yg khas thd lingkungannya. TIPOLOGI C.G. JUNG Kepribadian manusia terdiri dari 3 tipe : Introvert, extrovert dan ambivert. 1. Introvert - Tipe kepribadian ind. yg minatnya lebih mengarah ke dalam pikiran dan pengalamannya sendiri. - Sifatnya tertutup, suka memikirkan diri sendiri, tidak terpengaruh pujian, banyak fantasi, tidak tahan kritik, mudah tersinggung, menahan ekspresi emosinya, sukar bergaul, sukar dimengerti orang lain,suka membesarkan kesalahannya, serta analisis dan kritik diri sendiri. 2. Extrovert - Tipe kepribadian yg tindakannya dipengaruhi dunia luar. - Sifatnya terbuka, lincah dalam pergaulan, riang, ramah, mudah berhubungan dgn orang lain, melihat realitas, kebal thd kritik, ekspresi emosi spontan, tidak begitu merakan kegagalan, tidak banyak melakukan analisis dan kritik diri sendiri. 3. Ambivert - Tipe kepribadian sso yang memiliki kedua tipe dasar shg sulit untuk memasukkan ke dalam salah satu tipe. Menurut tipologi kepribadian maka Stephen termasuk pribadi yang introvert, dimana tidak ada data yang menyatakan bahwa ia menceritakan persoalan yang dihadapi kepada pihak-pihak yang dianggap dapat membantu persoalan dirinya. Ia juga cenderung berdiam diri, sering tertidur, menghindar dari pihak lain, menghindari melakukan tugas bersama rekan-rekannya yang seringkali menyebabkan ia ditegur oleh rekan maupun dokter pembimbing. 5. Sebelum ia mempersepsi situasi yang ia temukan, maka sebelumnya ia memberikan perhatian yang cukup besar terhadap situasi tersebut. Dimana ia menganggap bahwa situasi tersebut mampu menarik semua perhatiannya sehingga perilakunya berpusat pada masalah yang ia hadapi. Situasi yang dipilih tidak ada yang menyenangkan dan tidak ada yang salah, karena semua ini berdasarkan sudut pandang Stephen dengan berbagai dasar pertimbangan. Atensi Pemusatan pengamatan yang menyebabkan meningkatnya kesadaran terhadap lingkungan stimuli yang terbatas (Hilgard) Pemusatan pada aspek-aspek tertentu dari pengalaman yang sedang terjadi dan tak menghiraukan yang lain atau pemusatan pengamatan yang disadari atau yang menarik (Morgan) Persepsi adalah proses mengorganisasi dan menginterpretasi informasi sensoris kemudian memberikan makna.

Proses individu mengorganisasi, memahami, memandang dan memberikan arti pada lingkungannya. Kemungkinan jawaban berdasarkan sudut pandang Stephen a. Jika ia memilih untuk tetap melanjutkan pendidikan dokternya, maka ia tinggal menunggu untuk menyelesaikan skripsi dan memperoleh gelar sarjana kedokteran serta mengikuti pendidikan profesi dokternya. Ia juga tidak akan mengecewakan kedua orangtuanya, dimana ia mampu mengikuti jejak ayah dan kakak-kakaknya. Namun artinya ia harus melihat bahwa profesi dokter juga cukup menyenangkan jika ia mampu menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Ia juga harus bisa menetapkan konsep dirinya bahwa ini adalah profesi yang memang ia inginkan tidak hanya sekedar mengikuti perintah saja. Dampaknya keinginannya untuk menjadi ahli fisika menjadi tidak terealisasi b. Jika Stephen lebih memilih untuk meninggalkan pendidikan dokternya, dan ia lebih mengikuti keinginannya untuk menjadi seorang ahli fisika. Maka artinya ia sudah menetapkan konsep tentang dirinya bahwa ia memiliki keinginan yang mantap mengenai profesi yang akan ia jalani di masa datang. Namun di lain pihak ia harus meninggalkan pendidikannya yang tinggal beberapa bulan lagi, dan juga artinya ia harus berani mengatakan kepada orangtuanya bahwa keinginannya adalah menjalani profesi yang berbeda dari ayahnya maupun kedua kakaknya. Kemudian ia harus segera mengejar pendidikan yang memang ia inginkan untuk masa depannya c. Jika akhirnya ia tetap bingung dan tidak mengambil tindakan apapun, dimana ia terus menerus berada dalam situasi yang tidak menyenangkan maka pendidikan dokternya akan terbengkalai dan permasalahan pun menjadi tidak terselesaikan. Ia tetap tidak memiliki kepastian mengenai profesi yang sebenarnya ingin ia jalani

You might also like