You are on page 1of 15

MODUl 2

KERANGKA KERJA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

LANGKAH-LANGKAH DALAM ANALISIS I. Mengenal Perusahaan a. Mengenal industri dimana ia beroperasi / bidang usaha. b. Manajemen / komisaris / pemilik c. Filosofi, budaya, dan misinya II. Menguasai Situasi Ekonomi a. Situasi industri yang bersangkutan b. Situasi ekonomi nasional c. Situasi ekonomi internasional III. Menilai Reliability terhadap Laporan Keuangan a. Apakah diaudit atau tidak b. Tujuan laporan keuangan disusun c. Siapa akuntan publiknya d. Apa bunyi pendapatnya IV. Menilai Akurasi laporan Keuangan a. Format, isi, istilah, penyajian, matematik b. Menyusun laporan arus kas c. Membuat laporan konsolidasi jika belum d. Mereview pos yang berhubungan, atau transaksi yang berkaitan e. Menilai transaksi hubungan istimewa (related parties transaction V. Membaca Informasi Laporan Keuangan secara Eksplisit a. Asset (aktiva lancar, tetap, dan aktiva lain) b. Utang c. Modal saham d. Penghasilan e. Biaya f. Membuat laporan common size VI. Menganalisa Hubungan Antar Pos LK Menguak Informasi Implisit dengan cara : a. Perbandingan antara aktiva lancar : utang lancar-likuiditas b. Utang dengan modal dan asset

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

c. Laba dengan pos lainnya (rentabilitas) d. Turnover persediaan, penagihan (aktivitas) e. Dupont analysis f. Gross profit method g. Break even analysis h. Common size VII. Melihat trend / Growth a. Kenaikan atau penurunan periodik semua pos penting (pertumbuhan) b. Menyusun laporan time series c. Penggunaan angka indeks d. common size yang diperbandingkan VIII. Melakukan Analisa Perbandingan a. Perbandingan internal 1) antar periode 2) antar divisi / cabang 3) dengan budget b. Perbandingan eksternal 1) pesaing 2) perusahaan terbaik 3) industri average/ industrial normal IX. Menilai Komposisi Arus Kas a. Analisa kas sumber dan penggunaan kas : 1) Operasi 2) investasi 3) pembiayaan b. Analisa modal kerja X. Melakukan Evaluasi fakta dan Kualitas Perusahaan dari hasil Analisa a. Khusus b. Umum XI. Melakukan Prediksi atau Proyeksi a. Z Score b. Cass in Flow XII. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan b. Saran : 1. Perbaikan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

2. Pertahankan 3. Tingkatkan TUJUAN ANALISA Laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan jika diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan yang akan diambil. Analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Faktor yang paling utama untuk mendapat perhatian oleh analis adalah: 1. Likuiditas. Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi atau pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban tepat pada waktunya ->likuid. Kondisi Likuid: Jika perusahaan mempunyai alat pembayaran atau Memiliki aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang jangka pendek.

Perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban pada saat ditagih-> illikuid. Kewajiban suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua: a. Kewajiban yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur); dan b. Kewajiban yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan). Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) dinamakan likuiditas badan usaha, Sedang yang berhubungan dengan pihak intern dinamakan likuiditas perusahaan. 2. Solvabilitas. Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajibannya jika likuidasi -> solvabel. Kondisi Solvabel : Jika perusahaan mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang hutangnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari jumlah hutangnya->insolvabel. Kondisi insolvabel maupun illikuid menunjukkan keadaan keuangan yang kurang baik, karena kedua-duanya pada suatu waktu akan menghadapi kesulitan keuangan. Perusahaan yang illikuid akan segera mengalami kesulitan keuangan walaupun perusahaan dalam keadaan solvabel Sebaliknya kalau perusahaan dalam keadaan insolvabel tetapi liuwid tidak akan segera mengalami kesulitan keuangan, dan kesulitan keuangan baru timbul kalau perusahaan itu dibubarkan. Ada 4 (empat) kemungkinan keadaan yang dapat dialami oleh perusahaan dalam hubungannya dengan likuiditas dan solvabilitas (1) Perusahaan yang likuid dan solvabel (2) Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel (3) Perusahaan yang illikuid dan insolvabel (4) Perusahaan yang illikuid tetapi solvabel. Untuk kreditur jangka panjang atau pemegang saham selain menaruh perhatian pada kondisi keuangan jangka pendek, justru lebih menaruh perhatian pada kondisi keuangan jangka panjang, karena betapapun baiknya kondisi keuangan jangka pendek tidak menjamin bahwa dalam jangka panjang akan tetap baik. 3. Rentabilitas atan profitability. Menunjukkan menggunakan aktivanya secara produktif untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal. Modal perusahaan dapat berasal dari: a. Pemilik perusahaan -> Modal Sendiri b. Para kreditur -> Modal Asing) Dengan adanya dua sumber modal tersebut, maka rentabilitas dapat dihitung dengan dua cara; (1) Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modal sendiri dan modal asing) -> Rentabilitas Ekonomis dan;

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

(2) Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal sendiri -> Rentabilitas Modal Sendiri atau Rentabilitas Usaha. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting yang perlu mnendapat perhatian penganalisa di dalam menilai profitability atau rentabilitas. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan yaitu memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi. Kuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel. Bagi managemen atau pihak-pihak lain, rentabilitas yang tinggi lebih penting daripada keuntungan yang besar. 4. Stabilitas Usaha. Menunjukkan kemanpuan perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan: Kemampuan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan melunasi hutang tersebut tepat pada waktunya Kemampuan untuk membayar deviden secara teratur tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. Bagi para kreditur rentabilitas usaha sangat penting, karena: Rentabilitas ini merupakan jaminan yang utama bagi para kreditur dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor lainnya. Betapapun besarnya likuiditas atan solvabilitas, kalau perusahaan tidak mampu menggunakan modalnya secara efisien atau tidak mampu memperoleh laba yang besar, maka perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan hutang-hutangnya. Jika pcrusahaan rendabel, maka perusahaan pada umumnya akan dapat beroperasi secara stabil pula. Likuiditas, solvabilitas, rentabilitas serta stabilitas usaha dapat diketahui dengan cara menganalisa dan menginterpretasikan laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan metode atau tehnik analisa yang tepat/sesuai dengan tujuan analisa.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Dari hasil analisa akan diperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah kinerja keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan..

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

PRINSIP DASAR ANALISA DAN METODE (TEKNIK) ANALISA. PRINSIP DASAR ANALISA Untuk melaksanakan analisa yang komprehensif perlu dikuasai : 1. Filosofi Prinsip akuntansi 2. Teknik analisa 3. Lingkungan / sifat bisnis perusahaan yang dianalisa. Untuk melaksanakan analisa yang komprehensif perlu dikuasai : 1. Filosofi Prinsip akuntansi 2. Teknik analisa 3. Lingkungan / sifat bisnis perusahaan yang dianalisa. METODE (TEKNIK) ANALISA Prosedur Analisa Sebelum mengadakan analisa, analis: 1. Harus benar memahami lap. Keu. dan aktivitas-aktivitas yang tercermin dalam lap. keuangan tersebut. 2. Harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup di dalam mengambil suatu kesimpulan, 3. Harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi

perusahaan dan perubahan tingkat harga yang terjadi. 4. Harus mempelajari atau mereview secara menyeluruh dan kalau dianggap perlu diadakan penyusunan kembali (Fe construction) dari data-data sesuai dengan prinsipprinsip yang berlaku dan tujuan analisa. Maksud dari perlunya mempelajari data secara menyeluruh adalah untuk meyakinkan bahwa laporan itu sudah cukup jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevan dan telah diterapkannya prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepatsecara konsisten, sehingga analis akan mendapatkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan (comparable). Bentuk dan isi laporan keuangan belum ada keseragaman diantara perusahaan-perusahaan industri maupun perdagangan, sehingga klasifikasi dari akun-akun suatu perusahaan akan berbeda-beda dengan perusahaan yang lain. Perbedaan ini mungkin disebabkan karena: 1. Laporan tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan management atau maksud penggunaan laporan tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Misalnya untuk tujuan intern akan berbeda dengan laporan untuk tujuan pajak (kemungkinan adanya laba yang disembunyikan), atau untuk tujuan rentabilitas perusahaan. 2. Perbedaan pendapat di antara mereka yang menyusun laporan tersebut. Misalnya perbedaan pendapat tentang besarnya suatu pengengeluaran untuk reparasi atau perbaikan mesin yang harus dikapitalisir, taksiran umur dari suatu aktiva. 3. Perbedaan pengetahuan dan pengalaman daripada akuntan yang menyusun laporan. Misalnya akuntan yang memperoleh pendidikan atau pengetahuan sistem akuntansi secara continental (rekening stelsel) dengan sistem akuntansi secara anglo Saxon (accounting), maka bentuk atau susunan laporannya akan berbeda. 4. Adanya kegagalan untuk mengetrapkan sebutan-sebutan (terminology) ataupun klasifikasi yang terbaru yang telah diterima umum atau lazim digunakan. Metode dan Teknik Analisa Metode dan teknik analisa digunakan untuk mengukur hubungan antara akun-akun yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan dari masing-masing akun jika diperbandingkan dengan: 1. Laporan dari beberapa periode (Analisa Historis) 2. Laporan keuangan yang dibudgetkan (Analisa Variance) 3. Laporan keuangan perusahaan lainnya (Analisa Rata-Rata Industri) Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Metode analisa yang sering digunakan yaitu: 1. Analisa Horisontal (analisa dinamis) Metode dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangannya. 2. Analisa Vertikal (analisa statis) Metode analisa hanya meliputi satu periode saja, yaitu dengan memperbandingkan antara akun yang satu dengan akun lainnya dalam laporan keuangan, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. kreditor/calon kreditor di mana laporan keuangan akan menunjukkan tingkat likuitas, solvabilitas dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil analisa ini hanya untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya. Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan Metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan: a. Jumlah-jumlah satuan mata uang (data absolut). b. Kenaikan atau penurunan dalam satuan mata uang. c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase. d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio. e. Persentase dari total. Dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut. 2. Trend atau Tendensi Metode dan teknik analisa untuk mengetahui tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang diyatakan dalam persentase (trend percentage analysis), apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atan bahkan turun. 3. Laporan Persentase per Komponen (Common Size Statement ) Metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, untuk mengetahui struktur permodalan dan komposisi beban yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. 4. Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja. Metode analisa untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan modal kerja serta untuk mengetahui perubahaan modal kerja dalam periode tertentu. 5. Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cath Flow Statement Analysis) Metode analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas serta perubahan jumlah uang kas dalam periode tertentu. 6. Analisa Ratio

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Metode analisa untuk mengetahui hubungan dari akun-akun tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.

7. Analisa Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis). Metode analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahaan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. 8. Analisa Titik Impas (Break-Even Point). Metode analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak menderita kerugian, tetapi juga tidak memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even poini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan. PENERAPAN DARI MEODE (ALAT) ANALISA Laporan keuangan PT Nusa Indah terdiri dari Neraca per 31 Desember 1997 dan 1998 serta Laporan Rugi-laba untuk periode-pedode tersebut yang berakhir pada tanggal 31 Des sbb: Periode 1977 Rp.000 Kas Efek Piutang (net) Persediaan Biaya Dib. Dimuka Aktiva Lainnya Total Aktiva Lancar Investasi Mesin-Mesin Gedung (net) Tanah Total Aktiva Tetap Aktiva Lain-Lain Total Aktiva 10.111 21.482 70.213 49.174 3.095 11.036 165.111 1.513 16.841 25.132 21.000 62.973 236 229.834 1978 Rp. 000 7.438 7.580 72.344 50.092 3.177 1.471 142.102 310 30.251 39.427 28.560 88.238 184 239.835 Rp. 000 (2.673) (13.902) 2.131 918 82 (9.565) (23.009) (1.203) 3.410 14.295 7.560 25.265 (52) 1.001 % (26,4) (64,7) 3,0 1,9 2,6 (86,7) (13,9) (80) 20 56,8 36 40.1 (22) 0,4 Berkurang (Bertambah)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Hutang Lancar Htg Jangka Panjang Total Hutang Ekuitas Saham Prioritas Saham biasa Surplus-Saham Biasa Laba Ditahan Cadangan Expansi Total Ekuitas Total Kewajiban dan Ekuitas

56.157 27.925 84.082 9.700 8.900 18.600 9.913 102.239 15.000 145.752 229.834

46.417 21.178 67.595 9.700 12.800 22.500 11.240 111.500 18.000 163.240 239.835

(9.740) (6.747) 16.487 3.900 3.900 1.327 9.261 3.000 17.488 1.001

(17,3) (24,2) 19,6 43,8 21 13,4 9,1 20 12 0,1

Berdasarkan data diatas menunjukan perubahan-perubahan sbb: INVESTASI 1. Aktiva tetap bertambah Rp 25.265.000, atau 40,1 % yang menunjukkan adanya expansi. 2. Dengan bertambahnya aktiva tetap sebesar 40,1 % mengakibatkan perubahan: - Aktiva lancar berkurang Rp 23.009.000,- atau 13,9 % - Berkurangnya investasi jangka panjang sebanyak Rp 1.203.000,- atau 80 % - Bertambahnya modal saham biasa (common stock) sebesar Rp 5.227.000,- (setelah ditambah surplus). Kesimpulan: Expansi itu sebagian dibiayai dari aktiva lancar, pengeluaran modal saham dan penjualan investasi jangka panjang serta sebagian juga digunakan untuk melunasi hutang-hutang perusahaan. Sumber dan penggunaan dana atau modal kerja. 1. Piutang dan Persediaan Barang dagangan, telah bertambah masing-masing dengan 3 % dan 1 %. Hal ini menunjukkan tendensi peningkatan volume penjualan dicapai dengan inventory yang relatip kecil dan pihutang relatip rendah, mencerminkan adanya turn over dari inventory yang lebih menguntungkan dan penagihan pihutang yang lebih baik.

2. Persediaan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Perlu dianalisa lebih lanjut apakah pertambahan inventory yang tidak secepat pertambahan volume penjualan, mungkin adanya perubahan kebijaksanaan sehubungan dengan jumlah persediaan yang harus diadakan atau perubahan dalam metode penilaian yang digunakan. 3. Piutang Kenaikan pihutang dengan rate yang lebih rendah dari kenaikan rate penjualan mungkin disebabkan: a. Lebih efisien dan efektipnya bagian kredit dan penagihan. b. Lebih banyak penjualan tunai dari pada penjualan kredit c. Berubahnya kebijaksanaan pemberian kredit. Bentuk atau kolom-kolom dalam laporan keuangan yang diperbandingkan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: 31 Desember Pos-Pos Neraca 1996 (Rp) (A) Kas Barang Dagangan Piutang Dagang Tanah. Bangunan Aktiva Lainnya Jumlah Aktiva 8 000 40.000 20.000 75.000 50.000 40.000 233.000 1997 (Rp) (B) 16.000 30.000 5.000 90.000 75.000 50.000 266.000 C=A - B 8.000 10.000 15.000 15.000 25.000 10.000 33.000 D=C/Ax100 100 25 75 20 50 25 14 E=A/B 2,0 0,75 0,25 1,20 1,50 1,25 1,34 (F) 3 17 9 32 22 17 100 (G) 6 11 2 34 28 19 100 Rp Naik/Turun % Rasio % dari Total 1996 1997

Kolom (C) menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam absolutnya (jumlah dalam rupiah), sedang kolom (D) menunjukkan pertambahan atau pengurangan yang dinyatakan dalam persentase. Persentase ini dapat dihitung dengan membagi jumlah pertambahan atau pengurangan dari setiap akun dengan jumlah yang terdapat dalam laporan tahun sebelumnya atau tahun yang dijadikan pembanding (tahun dasar). Apabila data tahun pembandingnya kosong (nol) atau negatif, maka perubahan dalam persentase tidak dapat ditentukan, begitu pula kalau data yang diperbandingkan negative, maka persentase perubahannya tidak dapat ditentukan, tetapi kalau data pembandingnya ada nilainya sedang data yang diperbandingkan kosong (nol), maka perubahan dalam persentase masih dapat ditentukan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Untuk jelasnya dapat diberi contoh sebagai berikut: 1997 Rp Rugi-Laba 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1998 Rp 1.500.000 500.000 1.500.000 500.000 Naik (Turun) Rp 500.000 500.000 (1.000.000) 1.500.000 500.000 50 50 100 %

Kolom (E) atau kolom ratio dihitung dengan membagi jumlah rupiah tiap pos dari tahun yang diperbandingkan dengan tahun pembanding atau tahun dasar. Kolom (F) atau prosentase dari total dihitung dengan cara membagi masing-masing pos aktiva dengan jumlah aktivanya dan masing -masing pos pasiva dibagi dengan jumlah pasiva, sedangkan pos-pos biaya dibagi dengan jumlah penjualan bersih. Dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan yang menunjukkan data absolutnya saja maka kita akan mengalami kesulitan, karena sulit untuk mengetahui adanya hubunganhubungan ataupun perubahan-perubahan yang penting di antara data-data absolut, oleh karena itu di dalam perbandingan tersebut ditunjukkan juga kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiahnya. Besarnya perubahan dalam jumlah rupiah dari tahun ke tahun sebaiknya juga diikuti dengan menentukan perubahan relatifnya yang dinyatakan dalam prosentase, sehingga kita mengetahui proporsi perubahan yang terjadi, seperti contoh misalnya piutang dan hutang masing-masing telah bertambah dengan Rp 25.000,- dilihat jumlah rupiahnya menunjukkan perubahan yang sama tetapi apabila dinyatakan dengan prosentase bertambahnya pihutang hanya meliputi 10 % sedangkan dalam hutang merupakan kenaikan 50 %. Untuk dapat lebih menjelaskan perbandingan laporan keuangan dapat juga ditambahkan suatu kolom lain yaitu kolom ratio (yaitu kolom E). Ratio yang lebih dari satu berarti bahwa jumlah dalam tahun yang dibandingkan Iebih besar daripada jumlah dalam tahun pembanding atau menunjukkan adanya kenaikan, sebaliknya kalau ratio lebih rendah daripada satu berarti ada penurunan. Dengan diketahuinya prosentase dari total untuk masing-nasing pos maka akan diketahui pula perubahan proporsi masing-masing pos tersebut dari peniode ke periode berikutnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Tahun Pembanding. Apabila laporan keuangan yang diperbandingkan terdiri dari dua neraca atau laporan rugi dari dua periode, atau antara neraca dan laporan rugi laba yang direncanakan (budget) dengan realisasinya, maka penentuan data pembandingnya tidak akan ditemukan kesulitan, yaitu bahwa data tahun sebelumnya atau data menurut budget yang digunakan sebagai pembanding. Tetapi kalau laporan keuangan yang diperbandinkan lebih dari dua periode atau tahun, maka yang digunakan sebagai thn pembanding (tahun dasar) dgn cara sbb: 1. Tahun yang paling awal digunakan sebagai tahun pembanding, sehingga kolom laporan tersebut nampak sebagai berikut: 31 Desember Pos-pos 1996 1997 1998 Bertambah (Berkurang) 1997 atas 1996 Rp % Rasio Bertambah (Berkurang) 1998 atas 1996 Rp % Rasio

2. Perbandingan dapat dilakukan dengan data keuangan dari tahun sebelumnya, kolomnya nampak sebagai berikut: 31 Desember Pos-pos 1996 1997 1998 Bertambah(Berkurang) 1977 atas 1976 Rp % Rasio Rp Bertambah(Berkurang) 1978 atas 1977 % Rasio

3. Dasar perbandingnya adalah rata-rata dari jumlah kumulatif seluruh periode yang bersangkutan. Hal ini akan bermanfaat sekali apabila diterapkan pada laporan rugi-laba, karena analis akan dapat mengetahui rata-rata dari beberapa tahun dan dapat menentukan jumlah atau akun mana yang menyimpang dari jumlah rata-rata, dan dapat segera mencari faktor-faktor penyebabnya. Bentuk laporan tsb nampak sbb:t: Pos-pos Penjualan Harga pokok Gross margin Biaya Penjualan Biaya umum Jlh biaya operasi Laba bersih 1976 Rp 7.500.000 6.000.000 1.500.000 500.000 400.000 900.000 600.000 1977 Rp 9.000.000 7.200.000 1.800.000 700.000 500.000 1.200.000 600.000 1978 Rp 4.500.000 3.600.000 900.000 300.000 300.000 600.000 300.000 Jumlah kumulatif 21.000.000 16.800.000 4.200.000 1.500.00 1.200.000 2.700.000 1.500.000 Ratarata/pertahun 7.000.000 5.600.000 1.400.000 500.000 400.000 900.000 500.000

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Setelah diadakan perhitungan terhadap data yang diperoleh, maka langkah berikutnya dilakukan analisa terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Langkah-Langkah dalam analisa ini dimulai dari: 1. aktiva); 2. Analisa terhadap perubahan sub total (misalnya perubahan pada aktiva lancar, hutang lanear, aktiva tetap dan perubahan sub total lainnya) 3. masing-masing pos, Analisa terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam dengan memperbandingkan atau menghubungkan antara perubahan yang satu dengan perubahan lainnya sehingga akhirnya akan dapat ditarik berbagai kesimpulan dari hasil analisa tersebut. Jika laporan keuangan disajikan secara bulanan ataupun kwartalan, maka perbandingan dapat dilakukan secara bulanan ataupun kwartalan. Data pembanding dapat diambil dari bulan-bulan atau kwartal yang sama dari tahun sebelumnya atau dengan memperbandingkan antara bulan atau kwartal yang satu dengan bulan atau kwartal lain dalam tahun yang sama. Analisa terhadap perubahan jumlah totalnya (misalnya jumlah

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Adolpino Nainggolan SE,MSi ANALISA LAPORAN KEUANGAN

You might also like