Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Yusrina
NIM : 202011000992
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
YUSRINA
202011000992
Di Bawah Bimbingan
ϢϴΣήϟϦϤΣήϟͿϢδΑ
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam, berkat
Rahmat, Taufik dan Inayah-Nyalah, skripsi ini dapat terwujud. Shalawat serta salam
semoga tetap terlimpah pada Nabi kita Muhammad SAW, beserta keluarga
sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam yang sholeh dan sholehah.
Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat
Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu
mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Prof., Dr., Dede Rosyada, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
3. Bapak Drs., A.F., Wibisono, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
i
4. Bapak Drs. H. Faridal Arkam, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan penuh
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan tuntunan
6. Ibu Dra. Sarliyah Wijaya, Kepala SMP YPI Cempaka Putih Bintaro dan beserta
staff guru yang telah ikut berpartisipasi sehingga skripsi ini berjalan lancar dan
dapat diselesaikan.
7. Ayahanda Yusuf Hidayat: “Ayah salah satu harapanmu sudah ananda penuhi, dan
ini semua berkat do’a restu dari ayah, dan mudah-mudahan ananda dapat
8. Ibunda Eni Nur’aini: “Mah ini salah satu harapanmu yang telah ananda penuhi
dan berkat do’a mamah, ananda dapat menyelesaikan kuliah ini, mudah-mudahan
mamah bahagia dan do’akan ananda agar dapat meneruskan cita-cita yang
lainnya”.
9. Keluarga Besar H. Simad yang telah memberi dukungan dan motivasinya baik
10. Bapak Acunk dan keluarga terimakasih atas cinta dan kasih sayangnya serta
motivasi yang diberikan kepada penulis. Sehingga skripsi ini berjalan lancar dan
11. Bu Evi terimakasih atas segala pengertian, do’a, motivasi dan dukungan yang
ii
12. Adikku tercinta, Neneng Fauziyah dan Ihya Uddin Anshori terimakasih atas kasih
dan sayangnya.
13. Abangku tersayang dan tercinta Nur Hidayat beserta keluarga terimakasih atas
cinta dan sayangnya, waktu, tenaga, pikiran, perhatiannya yang dengan sabar
dan teman-teman angkatan 2002 khususnya PAI Ekstensi serta semua teman-
teman yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu-persatu terimakasih telah
Allah SWT membalas kebaikan yang mereka berikan. Dan apabila penulis ada
Demi kesempurnaan skripsi ini, penulis harapkan dari semua pihak kritik
dan sarannya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN
iv
b) Sumber dan Macam-macam Akhlak .............................. 26
a) Pengertian ....................................................................... 32
Pendidikan ...................................................................... 34
v
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 69
B. Saran ........................................................................................... 71
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4 Data Siswa SMP YPI Bintaro Kelas II Tahun Ajaran 2006-2007 ...... 49
Tabel 7 Nama Responden yang Tinggi Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 54
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa
dalam bentuk pendidikan formal dan non formal, dan informal di sekolah, dan di luar
juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang
khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi. Begitu juga
menuju ke arah cita-cita tertentu, maka yang merupakan masalah pokok bagi
1
Redja Mudiyaharjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar
Penddidikan pada Umumnya dan Pendididkan di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2002), Cet ke-2, h. 11
1
2
pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada
perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan Islam, baik sebagai
berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa pendidikan
bahkan semua itu merupakan hak semua warga Negara, Berkenaan dengan ini, di
dalam UUD'45 Pasal 31 ayat (1) secara tegas disebutkan bahwa; "Tiap-tiap warga
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga
menurut pandangan hidup yang dianut oleh bangsa itu, dan tujuan pendidikan
sesuatu bangsa mungkin tidak akan sama dengan bangsa lainnya, karena pandangan
2
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005) Cet ke-
4, h. 174
3
Ibid, h. 310
3
hidup mereka biasanya tidak akan sama. Tetapi pada dasarnya pendidikan setiap
bengsa tentu sama, yaitu semua menginginkan terwujudnya manusia yang baikyaitu
manusia yang sehat, kuat serta mempunyai ketrampilan, pikirannya cerdas serta
pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa
berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai
tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian
pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak
˴ϊ˸Ϥ͉δ˸ϟ ˵Ϣ˵Ϝ˴ϟ ˴Ϟ˴ό˴Ο˴ϭ Ύ˱Ό˸ϴ˴η ˴ϥϮ˵Ϥ˴Ϡ˸ό˴Η ˴ϻ ˸Ϣ˵Ϝ˶ΗΎ˴Ϭ͉ϣ˵ ˶ϥϮ˵τ˵Α Ϧ͋ϣ Ϣ˵Ϝ˴Ο˴ή˸Χ˴ ˵Ϫ˷Ϡϟ˴ϭ
ϞΤϨϟΓέϮγ˴ϥϭ˵ή˵Ϝ˸θ˴Η˸Ϣ˵Ϝ͉Ϡ˴ό˴ϟ ˴Γ˴Ϊ˶Ό˸ϓ˴Ϸ˴ϭ˴έΎ˴μ˸Α˴Ϸ˴ϭ
Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur. (QS.An-Nahl/16:78)5
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu
4
Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta; Kalam Mulia, Cet ke-4 2004), h. 1
5
al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: CV. Toha Putra
Semarang, 1989), h. 413
4
sebenarnya pendidikan di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga yang
kesekolah, maka terbentuklah hubungan antara rumah dan sekolah karena antara
kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni mendidik anak-
anak. 6
itu. Kerjasama itu hanya tercapai, apabila kedua belah pihak saling mengenal.
Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar
dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik
Agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan penganutnya.
Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri anak didik dalam menghadapi
berbagai tantangan di atas, kiranya untuk menanamkan pendidikan agama yang kuat
dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan agama ini, pola hidup anak akan
terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelematkan
seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka
6
DR. Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta; Bumi Aksara, 1992), Cet ke-2
h. 76
5
yang lain seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah
manusia dari aspek-aspek kerohanian dan jasmaninya juga harus berlangsung secara
bertahap. Oleh karena suatu pematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi
perkembangan atau pertumbuhan, baru dapat tercapai bila mana berlangsung melaui
pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan al-Quran
7
Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), Cet.
ke-2, h. 9
8
Prof. H. M Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987) Cet ke-1,
h. 10
6
Agar anak mempunyai akhlak yang mulia, anak didik diharapkan dapat
didik.
syariat Islam secara sempurna sebagai yang dijabarkan dalam lima rukun Islam,
akan tetapai selama 10 tahun di Makkah beliau mengajarkan Islam lebih dahulu
menitik beratkan pada pembinaan landasan fundamental yang berupa keimanan dan
keyakinan kepada Allah SWT. Karena dari landasan inilah manusia akan berakhlak
Pada skripsi ini, penulis akan mengungkap pengaruh pendidikan agama Islam
terhadap pembentukan akhlak anak didik di SMP YPI Cempaka Putih Bintaro.
1. Pendidikan agama Islam adalah menanamkan akhlak mulia di dalam jiwa anak
dalam masa pertumbuhannya, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan
jiwa.
2. Akhlak merupakan misi yang dibawa nabi Muhammad saw diutus ke dunia.
ϯέΎΨΒϟϩϭέ˶ϕ˴ϼ˸Χ˴Ϸ˴ϡ˶έΎ˴Ϝ˴ϣ˴Ϣ͋Ϥ˴Η˵˶Ϸ˵Ζ˸Μ˶ό˵ΑΎ˴Ϥ͉ϧ˶·
Artinya :
“Sesunguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan akhlak (budi
pekerti)”. (HR. Bukhori)
7
1. Pembatasan Masalah
Putih Bintaro.
2. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
agama Islam terhadap akhlak anak didik di SMP YPI Cempaka Putih Bintaro
b) Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para pendidik dalam
D. Metode penelitian
Metode yang digunakan dalam membahas skripsi ini adalah metode deskritif
yang jelas mengenai permasalahan yang terkait dengan isi skripsi ini. Analitis di
pakai agar penulis dapat menyusun skripsi ini dalam bentuk yang sistematis sehingga
mengena pada inti permasalahan dan memperoleh hasil penelitian yang benar.
Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2002 cetakan ke 2. Untuk lebih lengkap lagi mengenai
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang saling berkaitan antara bab satu
dengan bab lainnya, dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bagian yang disusun
Bab pertama merupakan Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah,
Pengajuan Hipotesa, Kerangka Teori yang berisi Pendidikan Agama Islam yang
mencakup Pengertian Pendidikan Agama Islam, yang terdiri dari Dasar-Dasar dan
Tujuan Pendidikan Agama Islam, Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam. Juga
Hakikat Akhlak, yang berisi Pengertian dan Tujuan Akhlak, Sumber dan Macam-
macam Akhlak. Dan yang terakhir adalah Hakikat Anak Didik, yang terdiri dari
Pengertian Anak didik dan Dasar-dasar Kebutuhan Anak Didik Dalam Pendidikan,
Bab ketiga berisi tentang Gambaran Umum SMP YPI Cempaka Putih Bintaro
dan Metodologi Penelitian yang mencakup Gambaran Umum SMP YPI Cempaka
Putih Bintaro, Manfaat Penelitian, Waktu dan Lokasi, Populasi dan Sampel, Tekhnik
Bab kelima merupakan bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran
penulis.
BAB II
KERANGKA TEORI, KERANGKA BERFIKIR
DAN HIPOTESA
A. Kerangka Teori
berasal dari kata didik dengan memberinya awalan "pe" dan akhiran "kan"
mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini semula
berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan
kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan
education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini
secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
1
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004) Cet ke-4,
h. 1
10
11
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan
setinggi-tingginya. 3
Dari semua definisi itu dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang
dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya
insan kamil.
Islam. Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan Islam menunjukkan sikap
memperoleh gambaran yang mengenai pendidikan agama Islam, berikut ini beberapa
Menurut hasil seminar pendidikan agama Islam se Indonesia tanggal 7-11 Mei
terhadap pertrumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah
ajaran Islam. 4
3
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Cet
ke-4 h. 4
Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet.
4
ke-2, h. 11
12
pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan
asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai
suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di
akhirat kelak. 6
Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan rohani yang berlandaskan ajaran
Islam dan dilakukan dengan kesadaran untuk mengembangkan potensi anak menuju
nilai Islam.
Dasar atau fundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari bangunan yang
menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya bangunan itu. Pada suatu
5
Ahmad D.Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, h. 23
6
Dr. Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1992), cet ke-2,
h. 86
13
pohon dasar itu adalah akarnya. Fungsinya sama dengan fundamen tadi, mengeratkan
mempunyai sumber keteguhan, suatu sumber keyakinan: Agar jalan menuju tujuan
dapat tegas dan terlihat, tidak mudah disampingkan oleh pengaruh-pengaruh luar.
Singkat dan tegas dasar pendidikan Islam ialah Firman Tuhan dan sunah Rasulullah
SAW.7 Kalau pendidikan diibaratkan bangunan maka isi al-Qur'an dan haditslah yang
menjadi fundamen.
Dasar-dasar pendidikan agama Islam dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
1. Dasar Religius
yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam al-Qur'an maupun al-
hadits. Menurut ajaran Islam, bahwa melaksanakan pendidikan agama Islam adalah
pendidikan agama Islam yang berasal dari perundang-undangan yang secara langsung
atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama
7
Drs. Ahmad D. Marimba, Metodik Khusus Islam, (Bandung: PT. Al-Maarif, 1981), Cet
ke-5, h. 41
Dra. Zuhairini, Drs. Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan
8
Agama (Surabaya: biro Ilmiah fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang), Cet ke-8, h. 23
14
Indonesia. Adapun dasar yuridis formal ini terbagi tiga bagian, sebagai berikut:
3. Dasar Ideal
Yang dimaksud dengan dasar ideal yakni dasar dari falsafah Negara:
Pancasila, dimana sila yang pertama adalah ketuhanan Yang Maha Esa. Ini
4. Dasar Konsitusional/Struktural
Yang dimaksud dengan dasar konsitusioanl adalah dasar UUD tahun 2002
harus beragama, dalam pengertian manusia yang hidup di bumi Indonesia adalah
orang-orang yang mempunyai agama. Karena itu, umat beragama khususnya umat
Islam dapat menjalankan agamanya sesuai ajaran Islam, maka diperlukan adanya
9
Ibid, h. 22
10
Ibid, h. 22
15
5. Dasar Operasional
Yang dimaksud dengan dasar operasional adalah dasar yang secara langsung
Menurut Tap MPR nomor IV/MPR/1973. Tap MPR nomor IV/MPR/1978 dan
Tap MPR nomor II/MPR/1983 tentang GBHN," yang pada pokontya dinyatakan
universitas negeri. 11
Atas dasar itulah, maka pendidikan agama Islam di Indonesia memiliki status
dan landasan yang kuat dilindungi dan didukung oleh hukum serta peraturan
6. Dasar Psikologis
Yang dimaksud dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek
manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada
hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan
Semua manusia yang hidup di dunia ini selalu membutuhkan pegangan hidup
yang disebut agama, mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada sutu perasaan yang
11
Ibid, h. 23
12
Abdul majid, S.Ag, Dian Andayani, Spd. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. Ke-1, h.133
16
mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat untuk berlindung, memohon dan
tempat mereka memohon pertolongan. Mereka akan merasa tenang dan tentram
hatinya apabila mereka dapat mendekatkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa. Dari
uaraian di atas jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan
mengacu kepada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika
sosial dan moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga alam rangka menuai
keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu tujuan, tujuan
pendidikan akan menentukan kearah mana peserta didik akan dibawa. Tujuan
sehingga mejadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang
Abdul majid, S.Ag, Dian Andayani, Spd. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
13
Menurut Zakiah Daradjat Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah
sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang
berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian
seseorang yang membuatnya menjadi "insan kamil" dengan pola taqwa. Insan kamil
artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan
seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga ia
menjadi salah seorang masyarakat yang sanggup hidup di atas kakinya sendiri,
mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesame
umat manusia. 15
yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan
pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang sempurna. Pendidikan budi pekerti
14
Dr. Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992) Cet ke-2,
h. 29
Prof. DR. H. Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya
15
Agung, 1983), h. 13
16
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam , h. 71-72
18
dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, dengan mendidik akhlak dan jiwa mereka,
yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya
ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang
yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu pendidikan Islam, yaitu sasaran yang
akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan
Islam.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua legiatan
pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan ini
meliputi aspek kemanusiaan seperti: sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan
pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan
kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa kepada
Allah harus tergambar dalam pribadi sesorang yang sudah terdidik, walaupun dalam
ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkah-tingkah tersebut.
Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1987 ), cet ke-5, h. 1
19
2. Tujuan Akhir
Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan kahir akhirnya
terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir. Tujuan umum yang berbentuk
Insan Kamil dengan pola takwa dapat menglami naik turun, bertambah dn berkurang
mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk
3. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan Instruksioanl Khusus (TIU dan
TIK).
4. Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah
sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan
operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan ini disebut juga tujuan instruksional
Instruksional Khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksioanal ini merupakan tujuan
agama Islam adalah membimbing dan membentuk manusia menjadi hamba Allah
pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi,
intelektual dan social. Atau lebih jelas lagi, ia berkisar pada pembinaan warga Negara
muslim yang baik, yang prcaya pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada
Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun
tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan
melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam
rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi anak-anak didik yang
yang hendak diwujudkan dalam pribadi muslim melalui proses akhir yang dapat
membuat peserta didik memiliki kepribadian Islami yang beriman, bertakwa dan
berilmu pengetahuan.
18
Dra. Hj. Nur Uhbyati, h. 60-61
21
Pendidikan Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas,
karena di dalamnya banyak pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
atau perbuatan dari sikap yang dilakukan oleh pendidikan sewaktu mengasuh
anak didik. Atau dengan istilah yang lain yaitu sikap atau tindakan menuntun,
2. Anak didik
Yaitu pihak yang merupkan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini
disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan untuk membawa anak
Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala kegiatan
pendidikan Islam ini dilakukan. Yaitu ingin membentuk anak didik menjadi
4. Pendidik
disusun sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik.
Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk menyampaikan
bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik. Metode di sini
7. Evaluasi Pendidikan
terhadap hasil belajar anak didik. Tujuan pendidika Islam umumnya tidak dapat
dicapai sekali \gus, melainkan melaui proses atau pentahapan tertentu. Apabila
tahap ini telah tercapai maka pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada
9. Lingkungan
pendidikan Islam. 19
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup pendidikan Islam
itu sangat luas, sebab meliputi segala asapek yang menyangkut penyelenggaraan
pendidikan Islam.
2. Hakikat Akhlak
a. Pengertian Akhlak
perkataan "akhlak" berasal dari bahasa Arab jama' dari bentuk mufradnya
"Khuluqun" (ϖѧϠΧyang menurut logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah
laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan
"khalkun" ( ϖѧϠΧ yang berarti kejadian, serta erat hubungan " Khaliq" ϖѧϟΎѧΧ yang
Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya dapat dijumpai di dalam al-
?ϢϠϘϟ˳Ϣϴ˶ψ˴ϋ˳ϖ˵Ϡ˵ΧϰϠ˴ό˴ϟ˴Ϛ͉ϧ˶·˴ϭ
Artinya :
19
Ibid, h, 14-15
20
Zahruddin AR. Pengantar Ilmu Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet
ke-1, h. 1
24
1. Ibn Miskawaih
dahulu.22
2. Imam Al-Ghazali
Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai
perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan
pertimbanagan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji,
baik dari segi akal dan syara', maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika lahir
darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk. 23
Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang
dinamakan akhlak.
al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: CV. Toha Putra
21
kekuatan, dan gabungan dari kekuatan itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar.
sebagaimana tersebut diatas tidak ada yang saling bertentangan, melainkan saling
melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbuatan
lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah
menjadi kebiasaan.
Jika dikaitkan dengan kata Islami, maka akan berbentuk akhlak Islami, secara
sederhana akhlak Islami diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau
akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang kata akhlak dalam
menempati posisi sifat. Dengan demikian akhlak Islami adalah perbuatan yang
dilakukan dengan mudah, disengaja, mendarah daging dan sebernya berdasarkan pada
ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal, maka akhlak Islami juga
bersifat universal.25
akhlak universal diperlukan bantuan pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial
24
Zahruddin AR, h. 4-5.
25
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),
Cet ke-5, h. 147
26
yang terkandung dalam ajaran etika dan moral. Menghormati kedua orang tua
misalnya adalah akhlak yang bersifat mutlak dan universal. Sedangkan bagaimana
bentuk dan cara menghormati oarng tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil
pemikiran manusia.
membangun peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit social dari jiwa dan
mental, serta tujuan berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan akhirat.
Dengan demikian akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan dengan
akhlak lainnya. Jika aklhak lainnya hanya berbicara tentang hubungan dengan
manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara berhubungan dengan
binatang, tumbuh-tumbuhan, air, udara dan lain sebagainya. Dengan cara demikian,
1) Sumber Akhlak
Persoalan "akhlak" didalam Islam banyak dibicarakan dan dimuat dalam al-
manusia ada yang menjelaskan artibaik dan buruk. Memberi informasi kepada umat,
apa yang mestinya harus diperbuat dan bagaimana harus bertindak. Sehingga dengan
mudah dapat diketahui, apakah perbuatan itu terpuji atau tercela, benar atau salah.
27
Kita telah mengetahui bahwa akhlak Islam adalah merupakan sistem moral
atau akhlak yang berdasarkan Islam, yakni bertititk tolak dari aqidah yang
diwahyukan Allah kepada Nabi atau Rasul-Nya yang kemudian agar disampaikan
kepada umatnya.
kepercayaan kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar dari pada agama
itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber pokok daripada akhlak adalah al-
Qur'an dan al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama itu sendiri.26
Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan
Beliau bersabda:
ϦϟϦϳήϣϢϜϴϓΖϛήΗϢϠγϭϪϴϠϋͿϰ͉Ϡ˴λ͊ϰ˶Β͉Ϩϟ˴ϝΎ˴ϗ˳Ϛ˶ϟΎ˴ϣ˶ϦΑ˶β˴ϧ˴Ϧ˴ϋ
ϰΘϨγϭͿΏΎΘϛΎϤϫΪόΑϮϠπΗ
Artinya:
Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Nabi saw bersabda,"telah ku
tinggalkan atas kamu sekalian dua perkara, yang apabila kamu berpegang
kepada keduanya, maka tidak akan tersesat, yaitu Kitab Allah dan sunnah Rasul-
Nya.27
Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa segala perbuatan atau tindakan
26
Drs. H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), Cet ke-2, h. 149
27
Ibid, h, 149-150
28
akhlak yang agamis (Islam) dapat dicapai dengan jalan menuruti perintah Allah yakni
sebagaimana yang tertera dalam pedoman dasar hidup bagi setiap muslim yakni al-
2) Macam-macam Akhlak
a) Akhlak Al-Karimah
Akhlak Al-karimah atau akhlak yang mulia sangat amat jumlahnya, namun
dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia,
Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain
Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan
Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati,
menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa
dirinya itu sebgai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan
dengan sebaik-baiknya.
dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu, ia perlu bekerjasama
yang baik kepada saudara, Karena ia berjasa dalam ikut serta mendewasaan kita,
dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukan
kepadanya keutamaan yang tidak dapat terbilang dan karunia kenikmatan yang tidak
bisa dihitung banyaknya, semua itu perlu disyukurinya dengan berupa berzikir
dengan hatinya. Sebaiknya dalm kehidupannya senantiasa berlaku hidup sopan dan
santun menjaga jiwanya agar selalu bersih, dapt tyerhindar dari perbuatan dosa,
maksiat, sebab jiwa adalah yang terpenting dan pertama yang harus dijaga dan
dipelihara dari hal-hal yang dapat mengotori dan merusaknya. Karena manusia adalah
makhluk sosial maka ia perlu menciptakan suasana yang baik, satu dengan yang
b) Akhlak Al-Mazmumah
kebalikan dari akhlak yang baik seagaimana tersebut di atas. Dalam ajaran Islam tetap
28
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, ( PT. Mitra Cahaya Utama, 2005), Cet ke-2,
h.49-57
30
membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar,
tercela, di antaranya:
1. Berbohong
Ialah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang
sebenarnya.
2. Takabur (sombong)
Ialah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain.
3. Dengki
Ialah rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain.
Ialah sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk
orang lain.29
bedakan menjadi dua: akhlak terpuji dan akhlak yang tercela. Jika sesuai dengan
perintah Allah dan rasul-Nya yang kemudian melahirkan perbuatan yang baik, maka
itulah yang dinamakan akhlak yang terpuji, sedangkan jika ia sesuai dengan apa yang
dilarang oleh Allah dan rasul-Nya dan melahirkan perbuatan-perbuatan yang buruk,
3) Tujuan Akhlak
Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusia
yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia
dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas,
jujur dan suci. Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan
manusia yang memiliki keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap
saat, keadaan, pelajaran, aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap
galanya.30
berakhlak adalah hubungan umat Islam dengan Allah SWT dan sesama makhluk
30
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 115
31
Drs. Barnawie Umary, Materi Akhlak, (Solo: CV Ramadhani, 1988). h 2
32
Omar M. M.Al-Toumy Al-syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:Bulan Bintang,
1979), Cet ke-2, h.346
32
dan juga alam sekitar, hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan
apabila dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang
dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah apa yang dianggap buruk oleh
a. Pengertian
Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima
pendidikan.sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum
Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik
(belajar dan bersekolah), anak yang swdang memperoleh pendidikan dasar dari sutu
lembaga pendidikan. Jadi dapat dikatakan bahwa anak didik merupakan semua orang
33
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan, Sistematis, (Yogyakarta: FIP IKIP, 1986, h.
120; Ahmad D Marimba, op.cit, h. 58-59, Suwarno, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru,
1985), h. 67-68
33
yang sedang belajar, baik pada lembaga pendidikan secara formal maupun lembaga
Anak didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap
saat. Belajar anak didik tidak mesti harus selalu berinteraksi dengan guru dalam
termasuk dalam kategori belajar. Mereka tidak melihat ke dalam fenomena psikologis
anak didik. Aliran ini berpegang pada realitas dengan mata telanjang dengan
ditentukan oleh perubahan mentak dengan masuknya sejumlah kesan yang baru dan
hanya melihat fenomena perilaku saja, aliran kognitivisme jauh melihat ke dalam
fenomena psikologis. 36
34
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA, Fauzan MA, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, h. 248
35
Syaiful Bahri Djamarah., op.cit., h. 47
36
Ibid.
34
dewasa. Dasar kodrati ini dapat dimengerti dari kebutuhan-kebutuhan dasar yang
Prof. DR. H. Ramayulis mengartikan fitrah dalam arti etimologi berarti al-
khilqah, al-ibda', al-ja'l (penciptaan). Arti ini disamping dipergunakan untuk maksud
penciptaan alam semesta juga pada penciptaan manusia. Dengan makna etimologi ini,
ϞΤϨϟ˱΄ϴ˴η˴ϥ˸Ϯ˵Ϥ˴Ϡ˸ό˴Η˴ϻ˸Ϣ˵Ϝ˶ΗΎ˴Ϭ͉ϣ˵˶ϥ˸Ϯ˵τ˵Α˸Ϧ˶ϣ˸Ϣ˵Ϝ˴Ο˴ή˸Χ˴˵Ϳ˴ϭ
37
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004) Cet ke-4,
h. 278
35
Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur. (QS.An-Nahl/16:78)38
Dari hadits dan ayat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manusia itu
mendapatkan pendidikan. Dalam hal ini keharusan mendapatkan pendidikan itu jika
diamati lebih jauh sebenarnya mengandung aspek-aspek kepentingan yang antara lain
a. Aspek Paedagogis.
Dalam aspek ini, para ahli didik memandang manusia sebagai animal
yang dimilikinya, mereka dapat dididik dan dikembangkan kearah yang diciptakan,
makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar atau memiliki garizah (instink)
untuk hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk social manusia memiliki rasa tanggung
jawab social yang diperlukan dalam mengembangkan hubungan timbal balik dan
al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, (Jakarta: CV. Toha Putra
38
mereka.
manusia itu adalah makhluk yang berkebudayaan, baik moral maupun material. Di
yang dimilikinya termasuk kebudayaannya. Oleh karena itu maka manusia perlu
c. Aspek Tauhid
Aspek tauhid ini adalah aspek pandanagan yang mengakui bahwa manusia itu
adalah makhluk yang berketuhanan yang menurut istilah ahli disebut homo divinous
(makhluk yang percaya adanya Tuhan) atau disebut juga homo religios (makhluk
makhluk yang ebrketuhanan dan beragama adalah karena di dalam jiwa manusia
terdapat instink religios atau garizah Diniyah (instink percaya pada agama). Itulah
sebabnya, tanpa melalui proses pendidikan instink religios atau garizah Diniyah
tersebut tidak akan mungkin dapat berkembang secara wajar. Dengan demikian
tersebut.39
39
Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1998), Cet
ke-2, h. 86-89
37
1) Belum memiliki pribadi dewasa susila, sehingga masih menjadi tanggung jawab
pendidik.
Dengan demikian anak didik sebagai manusia yang belum dewasa merasa
interaksi dengan pendidiknya dalam situasi pendidikan. Dalam situasi pendidikan itu
Suatu hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pendidik dalam membimbing
anak didik adalah kebutuhan mereka. Ramayulis sebagaimana mengutip pendapat al-
sebagainya
40
Hasbullah, h. 23-24
41
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 104.
38
3) Kebutuhan yang menyangkut jasmani dan rohani, seperti istirahat, rekreasi, butuh
sepaya setiap potensi fisik dapat dikembangkan semaksimal mungkin, butuh agar
wajar, supaya dapat diterima oleh orang lebih tinggi dari dia seperti orang tuanya,
dan posisi
5) Kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya merupakan tuntutan rohani yang mendalam
42
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 105.
39
Dari kedua kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan yang paling
orientasi dan objek pengabdian dalam hidupnya. Oleh karena itu, tidak seorangpun
(UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003, BAB V Pasal 12 bahwa setiap peserta didik pada
agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.43 Mencakup
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
berkembang, baik jasmani dan rohani, ia memiliki jasmani yang belum mencapai
Dalam segi rohaniah anak mempunyai bakat-bakat yang harus dikembangkan seprti
43
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, h. 313
40
manusia, yang mencakup aspek keimanan, moral atau mental, prilaku dan
sebagainya.
dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang
mulia dan tingkat kemulian akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan.
pada siswa bukan hanya diajarkan secara teoritis, tetapi harus diajarkan ke arah
kehidupan praktis.
sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan
yang berdaran emosi. Jika ajaran agama sudah terbiasa dijadikannya sebagai
maka tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapi segala keinginan-
B. Kerangka Berfikir
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan begitu semua bisa tercerahkan serta
Karena pendidikan tidak hanya menciptakan generasi yang cerdas secara intelektual
saja, tapi juga generasi yang mempunyai akhlakul karimah serta santun dalam
Pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan al-
rohani berdasarkan al-Qur'an yang dilakukan oleh orang dewasa kepada terdidik
masyarakat, warganegara dan umat manusia serta mempersiapkan anak didik untuk
anak-anak didiknya untuk menjadi bagian dari Sumber Daya Manusia yang unggul di
C. Hipotesa
mengajukan pertanyaa sebagai berikut : Apakah siswa yang memperoleh nilai tinggi
dalam pelajaran agama, mempunyai akhlak yang lebih baik dari siswa yang
Ho : Tidak ada perbedaan akhlak siswa antara yang memperoleh nilai tinggi dalam
Ha : Siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam pelajaran agama memiliki akhlak
yang lebih baik jika dibandingkan dari siswa yang memperoleh nilai rendah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai masalah dan hal-hal yang berkaitan
pembahasan dan teknik penulisan, waktu dan lokasi, populasi dan sampel, teknik
Metode yang digunakan dalam membahas skripsi ini adalah metode deskritif
yang jelas mengenai permasalahan yang terkait dengan isi skripsi ini. Analitis di
pakai agar penulis dapat menyusun skripsi ini dalam bentuk yang sistematis sehingga
mengena pada inti permasalahan dan memperoleh hasil penelitian yang benar.
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan, terhitung sejak
penelitian ini dilaksanakan di SMP YPI Cempaka Putih Bintaro yang dikepalai oleh
1. Populasi
45
46
Populasi adalah Keseluruhan obje penelitian yang terdiri dari manusia, benda,
Jakarta: gramedia Pustaka Utama, 1992, hal. 49). Adapun populasi pada penelitian ini
2. Sampel
Sampel adalah “sebagian dari populasi yang dimiliki sift karakteristik yang
sama sehingga betul-betul mewakili populasi (Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian
teknik random sampling, yakni pengambilan secara acak dari jumlah populasi. Oleh
karena itu, yang diambil dari penelitian (65%) dari jumlah populasi yang ada
sehingga sampelnya menjadi 60 orang siswa yang ada di kelas II sebanyak 187 orang,
di SMP YPI Bintaro. Dari 60 siswa yang menjadi sampel dibagi dua aing-masing 30
siswa yang nilai agamanya rendah dan yang nilai agamanya tinggi, akhirnya akan
membentuk akhlak pada siswa, seperti patuh kepada guru dan orang tua, masuk
sekolah tepat waktu, melaksanakan shalat lima waktu, pulang sekolah tepat waktu,
disiplin dalam hidup, tidak berbohong, tidak membolos dan lain sebagainya.
47
Tabel 1
Data Siswa SMP YPI Bintaro
Kelas II Tahun Ajaran 2006-2007
No Kelas II Jumlah
01 II, A 39
02 II, B 36
03 II, C 38
04 II, D 37
05 II, E 37
Jumlah 187
(field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke
1. Observasi
pengamatan dengan mencatat data atau informasi yang diperlukan dan dibutuhkan
2. Dokumentasi
Suatu usaha aktif baik suatu badan atau lembaga dengan menyajikan hasil
pengolahan bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi badan atau lembaga yang
SMP YPI Cempaka Putih Bintaro, keadaan sarana dan prasarana dan juga data-data
3. Angket
diperlukan secara langsung. Angket diberikan kepada siswa untuk diisi untuk
Islam terhadap pembentukan akhlak siswa. Angket yang digunakan penulis adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan yang disertai jawaban terikat pada sejumlah
1. Editing
Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para
responden. Jadi setelah angket dan tes diisi oleh responden dan diserahkan kembali
kapada penulis, kemudian penulis memeriksa satu persatu angket dan tes terebut. Bila
49
ada jawaban yang diragukan atau tidak dijawab maka penulis menghubungi
kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang diselesaikan.
nilai tertinggi dan 30 responden yang mendapatkan nilai terendah seperti pada tabel
di bawah ini.
Tabel 2
Jumlah Nilai Siswa tentang Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (X)
Nilai Skor
Tertinggi 9
Terendah 6
angket mengenai nilai pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk menentukan bobot
skorsing skala pembentukan akhlak siswa dalam hasil penelitian ini, responden yang
mempunyai nilai 2 (dua) dan responden yang menjawab STS (Sangat Tidak setuju)
Tabel 3
Bobot Skor Skala Pembentukan Akhlak Siswa Terhadap
Nilai Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Y)
Alternatif Jawaban Skor
SS (Sangat setuju) 4
S (Setuju) 3
TS (Tidak Setuju) 2
STS (Sangat Tidak Setuju 1
3. Tabulating
terdapat dalam angket dan telah dikelompokkan ke dalam bentuk table frekuensi.
Ma Mb
t=
x a xb 1 1
2 2
n2 nb 2 n a nb
Ket :
HASIL PENELITIAN
satu dari lembaga pendidikan umum yang memiliki komitmen pada penerapan
keimanan dan ketaqwaan terhadap agama Islam. SMP YPI berdiri pada tahun 1988,
pada saat berdiri bernama SLTP KOSGORO dan pada tahun 1990 berubah nama
menjadi SMP YPI sampai sekarang. Pada saat berdiri keberadaan SMP YPI
beralamat di Jl. H. Maskup no. 2 Bintaro, lalu pindah kealamat di Jl. Rempoa Raya
SMP YPI ini bertujuan untuk mendidik manusia muslim yang bertaqwa,
pengamalan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, mempunyai kepribadian yang
mantap dan mandiri serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat guna
1. Keadaan Siswa
Keadaan siswa SMP YPI pada tahun 2005/2006 berjumlah 496 siswa,
terbagi atas siswa laki-laki sebanayak 259 siswa dan perempuan sebanayak 237
siswa, dan terbagi lagi atas kelas 1 sebanyak 162 siswa, kelas 2 sebanyak 187
53
54
Sekolah SMP YPI mempunyai sarana dan prasarana yang baik, untuk
kelancaran proses belajar mengajar agar murid dapat belajar dengan nyaman
begitu pula guru bisa mengajar dengan tenang./ Seprti dalam table 4.1 sarana
yang ada di sekolah SMP YPI mempunyai 14 (empat belas) inventaris dalam
keadaan/kondisi baik dan dalam table 4.2 prasarana ada sebanyak 9 (sembilan)
Tabel 4
Sarana SMP YPI
No Inventaris Jumlah Kondisi
1 Ruang Kelas / Belajar 9 Baik
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Tata Usaha 1 Baik
5 Gudang Khusus 1 Baik
6 Ruang Tamu 1 Baik
7 Ruang Jaga 1 Baik
8 Kamar Mandi / WC 5 Baik
9 Pos Keamanan 1 Baik
10 Lapangan Upacara 1 Baik
11 Lapangan Olah Raga 1 Baik
12 Ruang Perpustakaan 1 Baik
13 Ruang Bimbingan dan Penyuluhan 1 Baik
14 Musholah 1 Baik
55
Tabel 5
Prasarana SMP YPI
No Inventaris Jumlah Kondisi
1 Meja Murid 30 Baik
2 Kursi Murid 594 Baik
3 Meja Guru 9 Baik
4 Kursi Guru 9 Baik
5 Papan Tulis 9 Baik
6 Kursi Tamu 1 set Baik
7 Komputer 10 Baik
8 Laboratorium 2 Baik
9 Telefon 1 Baik
Sekolah ini juga memiliki 30 orang tenaga kerja (karyawan) dan guru, 26
sebagai guru yang terdiri atas 16 0rang Sarjana (S1), 8 orang sarjana muda (D3)
dan 1 orang lulusan Akademik. Tenaga kerja atau karyawan sebanyak 4 orang, 1
orang pendidikan SMK, 1orang pendidikan S.Kom dan 2 orang pendidikan SMP.
Tabel 6
Keadaan Guru dan Karyawan SMP YPI
No Nama Guru/ Tempat & Jenis Jabatan Lulusan
Karyawan Tgl. Lahir Kelamin
1 Drs. Sicuk Ngawi Laki-laki Kep-Sek S1 FKIP
Handoko 19-06-1965
2 Dra. Sarliyah Kebumen Perempuan Wakil S1 Filsosdik
Wijaya 20-04-1965 Kep-sek IKIP Jakarta
3 Fakhriyah Aceh Perempuan Guru D3 Bahasa
23-10-1963 Indonesia
56
23-04-1965
25 Syamsu S.Pd Wajo Laki-laki Guru S1 IKIP Ujung
30-12-1965 Pandang
26 Drs. Wahyu Pria Gunung Laki-laki Guru S1 IPS
Raharja Kidul;
10-07-1966
27 Ilham Armansyah Jakarta Laki-laki Pesuruh SMK 43 Jakarta
20-07-1983
28 Syahrul Fauzan Jakarta Laki-laki Pesuruh STMIK Budi
S.Kom 22-08-1977 Luhur
29 Tono Jakarta Laki-laki Pesuruh -
17-07-1976
30 Suharyono Surakarta Laki-laki Keamanan SMP
14-08-1942
B. Pengolahan Data
pelajaran Pendidikan Agama Islam tinggi dan rendah apakah dapat menghasilkan
akhlak yang baik atau tidak, yang digunakan dalam penelitian ini berupa
yang diambil dan digunakan oleh penulis di dalam penelitian ini sebanyak 40
pertanyaan yang disebarkan secara acak, dan diklasifikasikan 30 siswa yang nilainya
Tabel 7
Nama Responden yang Tinggi Pelajaran Pendidikan Agama Islam
(N=30)
Tabel 8
Nama Responden yang Rendah Pelajaran Pendidikan Agama Islam
(N=30)
Analisa data ini dilakukan untuk mengetahui ada dan tidaknya perbedaan
siswa yang memperoleh nilai tinggi dan yang memperoleh nilai rendah terhadap mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Di bawah ini daftar tabel skor angket responden
61
(N=30) variabel pembentukan akhlak yang nilainya tinggi dan yang nilainya rendah
berikut.
Tabel 9
Daftar Nilai Tinggi Variabel Pendidikan Agama Islam
(N=30)
No Nama Kelas Nilai
1 Chintia Laras II-D 8
2 Fitri Afliani II-E 9
3 Lisnawati II-D 8
4 Nur Hanisah II-D 8
5 Abdul Rahman II-D 8
6 Eka Anggraini II-A 8
7 Indah Oktari II-D 8
8 Evin Gusendi II-D 8
9 Maesaroh II-D 9
10 Riki Akbar II-D 8
11 Nita Apriliyani II-D 9
12 Saipul Anwar II-E 8
13 Herdi Jarizki II-E 8
14 Nurlela II-E 8
15 Abdul Rozak II-A 8
16 Budiyana II-A 8
17 Auliya Rizki II-A 8
18 Eko Setiawan II-A 8
19 Irawati Fajrin II-C 8
20 Maylani II-C 8
21 Meilinda II-C 8
22 Imam Alamsyah II-C 8
62
Pada siswa kelas 2 (dua) SMP YPI Cempaka Putih Bintaro, nilai 8 dan 9
merupakan nilai pendidikan Agama Islam tertinggi, dengan jumlah rata-rata 8,1.
Dapat terlihat bahwa hampir seluruhnya mendapat nilai 8 dan 3 orang mendapat nilai
9.
Tabel 10
(N=30)
9 Nurazizah II-C 7
11 Mista II-C 7
20 Noviyanti II-D 7
24 Komarudin II-B 7
25 Amelia II-B 7
28 Susanti II-A 7
Pada nilai Pendidikan Agama Islam rendah ditujukan dengan nilai 7 dan 6
dengan nilai rata-rata 6,9. Dapat kita lihat pada tabel diatas hampir semuanya
Tabel 11
Daftar Skor Angket Variabel Pembentukan Akhlak Siswa
Dengan Nilai Pendidikan Agama Islam Tinggi
No Nama Nilai
1 Chintia Laras 99
2 Fitri Afliani 98
3 Lisnawati 75
4 Nur Hanisah 99
5 Abdul Rahman 83
6 Eka Anggraini 89
7 Indah Oktari 85
8 Evin Gusendi 76
9 Maesaroh 81
10 Riki Akbar 90
11 Nita Apriliyani 93
12 Saipul Anwar 88
13 Herdi Jarizki 83
14 Nurlela 85
65
15 Abdul Rozak 73
16 Budiyana 105
17 Auliya Rizki 82
18 Eko Setiawan 98
19 Irawati Fajrin 94
20 Maylani 100
21 Meilinda 83
22 Imam Alamsyah 88
23 Ahmad Andriani 75
25 Andri Wibowo 83
26 Mutia 107
27 Nurhayati 96
28 Riska Desiana 82
29 Muhammad Husen 80
30 Kenyoningtiyas. M 84
Tabel 12
Daftar Skor Angket Variabel Pembentukan Akhlak Siswa
Dengan Nilai Pendidikan Agama Islam Rendah
No Nama Nilai
2 Ega Mawarti 96
4 Leni Handayani 98
6 Diyah Pratiwi 91
7 Eko Suwandono 98
9 Nurazizah 90
11 Mista 85
12 Oka Sanjiana 72
13 Nopian Hadi 98
14 Muchlis Hakim 81
15 Lita Yulianti 90
17 Ira Hiasa 78
18 Ahmad Syidik 68
19 Irma Isnaini 89
20 Noviyanti 93
21 Arief Kurniawan 78
23 M. Subhan Kurniawan 94
24 Komarudin 85
25 Amelia 85
26 Rahmat Hidayat 85
27 Aan Setiawan 95
28 Susanti 105
29 Ade Rifaldi 88
Dalam penelitian ini yang ingin diketahui oleh peneliti adalah adakah
perbedaan pembentukan akhlak mereka bagi yang memiliki nilai pendidikan agama
Islam yang rendah dengan yang memiliki nilai Pendidikan Agama Islam yang tinggi.
Ma
X
2645
88,16
n
a
a 30
Mb
X
2762
92,06 92
n
b
b 30
Ma Mb
t
X 2
a X b2 1 1
n a nb 2 n a n b
68
88,16 92
=
2400,168 3100 1 1
30 30 2 30 30
3,84
=
5500,168 1
58 15
t 1,527
Tanda “minus” di sini bukanlah tanda aljabar, karena itu dengan "t" sebesar -
1,527 dapat kita baca ada selisih derajat perbedaan 1,527. Selanjutnya nilai uji “t”
atau Critical Value for “t” dengan terlebih dahulu mencari db nya dengan rumus
db=n1+n2-2=30+30= 58, kemudian dikonsultasikan dengan nilai kritik “t” baik pada
Dengan nilai db sebesar 58 diperoleh nilai kritik “t” pada taraf signifikansi 5%
sebesar 2,01, sedangkan pada taraf signifikansi nilai sebesar 1% diperoleh nilai 2,68.
Ternyata nilai kritik “t” lebih besar dari pada nilai uji “t” hitung baik itu pada
2. Interpretasi Data
1. Tidak ada pengaruh yang terlalu positif antara Pendidikan Agama Islam terhadap
pembentukan akhlak siswa kelas 2 SMP YPI Cempaka Putih Bintaro. Ini
ditunjukan dengan harga “t” (1,527) hitung lebih kecil dari pada “t” kritik baik
2. Dengan lebih kecilnya harga “t” hitung dari pada “t” kritik yaitu pada taraf 5%
dan 1% berarti hipotesa alternatif (Ha) ditolak yaitu “adanya pengaruh positif
hipotesa nihil nilai (Ho) yang diajukan dapat diterima yaitu “ Tidak adanya
SMP YPI Cempaka Putih Bintaro khususnya kelas 2 telah memiliki pengalaman
keagamaan dan sikap keagamaan yang mereka terima di luar sekolah. Dan dari
penelitian ini didapatkan pula bahwa antara siswa yang memiliki nilai Pendidikan
Agama Islam tinggi dengan siswa yang memiliki nilai Pendidikan Agama Islam
D. Ulasan Data
Dari hasil penelitian di atas, data-data yang penulis peroleh adalah melaui
angket yang disebarkan kepada responden yaitu siswa kelas 2 SMP YPI Bintaro yang
berjumlah 60 orang yang dijadikan sampel atau 65% dari jumlah keseluruhan siswa
Setelah data-data yang ada diidentifikasi dan analisis ternyata siswa yang
memilki nilai tinggi memiliki akhlak yang sama dengan siswa yang dan dianalisis
ternyata bahwa siswa yang memperoleh nilai tinggi dan siswa yang memperoleh nilai
rendah. Ini dapat kita lihat dari perhitungan uji statistik dengan menggunakan rumus
uji “t” diperoleh hasilnya sebesar -1,527 setelah dikonsultasikan dengan nilai “t” pada
taraf signifikansi 5% (2,01) dan pada taraf signifikansi 1% (2,68) dan ternyata
diketahui bahwa hasil “t” hitung lebih kecil dari pada nilai “t” kritik. Hal ini berarti
bahwa hipotesa alternative (Ha) yang berbunyi “Adanya pengaruh bidang studi
hipotesa nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak adanya pengaruh bidang studi Pendidikan
Dari hasil di atas kita dapat mengambil suatu pengertian tersendiri bahwa
anatara siswa yang meiliki nilai Pendidikan Agama Islam tinggi dan siswa yang
memiliki nilai Pendidikan Agama Islam rendah tidak ada perbedaan dalam
pembentukan akhlaknya. Kita pastilah telah mengetahui bahwa bagi siswa yang
memiliki nilai Pendidikan Agama Islam tinggi sudah pasti akan memiliki akhlak yang
baik (akhlakul karimah) pula, namun tidak menutup kemungkinan bahwa siswa yang
memiliki nilai Pendidikan Agama Islam rendah pun akan memiliki akhlak yang baik
ternyata bahwa materi Pendidikan Agama Islam yang diberikan kepada para siswanya
tidak hanaya siberikan secara teori saja melainkan diberikan secara praktek langsung.
71
Jadi guru tidak hanya terfokus kepada aspek kognitifnya saja, akan tetapi aspek
psikomotorik serta aspek afektifnya pun juga sangat ditekankan agar kesemua aspek
yang ada dapat dijalankan dengan seimbang. Di luar dari jam belajar mengajar yang
Agama Islam di dalam kegiatan ekstrakulikuler seperti rohis dan sebagainya. Selain
itu guru pun mewajibkan para siswa melaksanakan ibadah shalat berjamah di sekolah
setiap waktu shalat yang apabila dilanggar akan terkena sangsi atau hukuman.
Maka tidak mengherankan jika antara siswa yang memiliki nilai Pendidikan
Agama Islam yang tinggi dengan siswa yang memiliki nilai Pendidikan Agama Islam
rendah tidak terdapat perbedaan dalam memiliki akhlak. Dalam hasil skor angket
yang didapat pun juga menunjukan bahwa siswa yang memiliki nilai pendidikan
agama Islam rendah memiliki hasil skor angket yang lebih tinggi (jumlahnya ialah
2762) dibanding siswa yang memiliki nilai Pendidikan Agama Islam tinggi
A. Kesimpulan
pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa kelas 2 SMP
YPI Cempaka Putih Bintaro, akhirnya dapat penulis ambil kesimpulan bahwa adanya
pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa SMP YPI
Cempaka Putih Bintaro dan tidak adanya pengaruh nilai mata pelajaran pendidikan
YPI Bintaro, baik yang mendapatkan nilai tertinggi maupun yang mendapatkan nilai
terendah.
Semua pengaruh ini tidak terlepas dari peran aktif sekolah atau guru
Pendidikan Agama Islam yang menanamkan nilai-nilai agama di dalam diri siswanya,
dengan harapan agar terbentuknya akhalak dan tingkah laku yang baik sehingga
B. Saran
sedikit saran yang mudah-mudahan bias bersifat membangun yang di dasarkan pada
69
70
1. Hendaknya bagi seorang guru haruslah dapat menjadi suri tauladan yang baik
bagi para siswanya. Sebab sikap dan tingkah laku guru menjadi perhatian khusus
bagi para siswanya di sekolah. Ada pepatah mengatakan apabila guru buang air
kecil berdiri maka murid buang air kecil berlari sebab seorang guru haruslah
belajar siswa untuk lebih memperdalam lagi keilmuan tentang Pendidikan Agama
Islam.
3. Hendaknya guru tidak hanya menekankan aspek kognitifnya saja akan tetapi lebih
menekankan juga aspek psikomotorik dan aspek afektif. Ini dilakukan agar
al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta: CV. Toha
Putra Semarang, 1989
Ardani, Moh., Prof. Dr. H. Akhlak Tasawuf, PT. Mitra Cahaya Utama, 2005, Cet
ke-2,
Arifin, Prof. H. M. M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987, Cet
ke-1
Barnadib, Imam, Sutari, Pengantar Ilmu Pendidikan, Sistematis, Yogyakarta: FIP IKIP,
1986, h. 120; Ahmad D Marimba, op.cit, h. 58-59, Suwarno, Pengantar Ilmu
Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1985
Daradjat, Zakiah, DR., dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta; Bumi Aksara, 1992, Cet
ke-2
Majid, Abdul S.Ag, Dian Andayani, Spd. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. Ke-1
Marimba, D., Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-
Maarif, 1981, cet ke-5
______________, Metodik Khusus Islam, Bandung: PT. Al-Maarif, 1981, Cet ke-5
Mustofa, A., Drs. H. Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia, 1997, Cet ke-2
Nata, Abuddin, Prof. Dr. H., MA., Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2003, Cet ke-5
72
73
Nata, Abuddin, Prof. Dr. H., MA., Fauzan MA, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits,
Ramayulis, Prof. DR. H. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2004, Cet
ke-4
Uhbiyati, Nur, Dra. Hj., Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998,
Cet. ke-2
Yunus, Mahmud, Prof. DR. H., Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT.
Hidakarya Agung, 1983
Zahruddin AR. Pengantar Ilmu Akhlak, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004,
Cet ke-1
Zuhairini, Dra., Drs., Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus
Pendidikan Agama, Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan
Ampel Malang, Cet ke-8