You are on page 1of 7

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN

Minggu, 10 Juni 20120 komentar


A. Pengertian Pertumbuhan, Kematangan dan Perkembangan 1. Pertumbuhan a. Pertumbuhan pada umumnya dibatasi pada perubahan-perubahan structural dan fisiologis (kejasmanian) di dalam pembentukan seseorang secara jasmaniah dari saat masih berbentuk konseptual (janin) melalui periode-periode prenatal (dalam kandungan) dan pos natal (setelah lahir) sampai kedewasaannya (L.Crow & A. Crow dalam Abd. Abror,1989). b. Pertumbuhan adalah proses perubahan yang berhubungan dengan kehidupan jasmaniah individu (E. Usman Efendi & Juhaya, S. Praja, 1985) c. Pertumbuhan adalah proses perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah atau fisik (Lefrancois, 1975, dalam Abin Syamsudin, 1996). d. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsifungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu (H. Sunarto dan Ny.B Agung Hartono, 1995) 2. Kematangan (maturation) a. Kematangan adalah suatu proses pertumbuhan organ-organ, suatu organ dalam diri makluk hidup dikatakan telah matang, jika telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya masing-masing (Ngalim P. 1984) b. Kematangan ialah suatu fase yang merupakan kulminasi pertumbuhan atau perkembangan dimana aspek-aspek jasmani mapun mental sudah berfungsi sebagaimana mestinya. (Moh Surya, 1996) c. Borign Langefeld dan Weld (dalam Usman Effendi dan Juhana, S. Praja) menggunakan pengertian kematangan untuk pertumbuhan dan untuk perkembangan. Yaitu diterapkan baik sebelum tingkah laku yang tidak dipelajari itu terjadi, maupun sebelum terjadinya proses belajar dan pada tingkah laku yang khusus. 3. Perkembangan (development) a. Perkembangan adalah proses yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan (maturity) yang berlangsung secara sistematik (Lefrancois, 1975), progresif (Witherington, 1952) dan berkesinambungan (Hurlock, 1956) baik pada aspek fisik maupun psikis (Abin Syamsudin, 1996). b. Perkembangan menunjuk kepada proses perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar (diulang) kembali (Warner, 1969, dalam Moh. Surya). c. Perkembangan merupakan perubahan secara progresif (maju) dalam diri organisme dalam polapola yang memungkinkan terjadinya fungsi-fungsi baru (Moh. Surya, 1996) d. Perkembangan adalah perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ jasmaniah, bukan organ jasmaniahnya itu sendiri, (Muhibbin Syah. 1996). e. Change in the shape and integration of bodily parts into functional parts (Dictionary of Psychology, 1972 dalam Muhibbin Syah, 1996) f. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, pertumbuhan dan perkembangan mengandung dan mengimplikasikan pengertian adanya perubahan pada manusia. Pertumbuhan membawa perubahan, demikian pula perkembangan membawa perubahan. Namun diantara keduanya terdapat perbedaan. Pertumbuhan lebih menekankan pada perubahan (penyempurnaan maupun

sebaliknya struktur, maka pada perkembangan perubahannya terletak dalam penyempurnaan fungsi. Pertumbuhan akan terhenti setelah mencapai kematangan, sedangkan perkembangan berjalan terus sampai akhir hayat.

B. Prinsip-prinsip Pertumbuhan Perkembangan Proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada individu manusia mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku secara umum, yaitu: 1) Tipe-tipe perubahan a. Perubahan dalam ukuran b. Perubahan dalam proporsi c. Hilangnya ciri-ciri masa lalu (yang lama) d. Perolehan ciri-ciri yang baru. 2) Pola pertumbuhan fisik : a. Hukum cepalocaoudal b. Hukum proximodistal 3) Karakteristik perkembangan a. Perkembangan berlangsung dari hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus. b. Perkembangan itu berkesinambungan. c. Setiap bagian tubuh mempunyai kecepatan pertumbuhan sendiri-sendiri d. Selalu ada korelasi antara perkembangan yang awal dengan perkembangan selanjutnya. 4) Perbedaan individu 5) Pola perkembangan bersifat periodic 6) Terdapat tugas perkembangan dalam setiap periode. C. Fase-fase perkembangan Proses perkembangan individu manusia melalui beberapa fase yang secara kronologis dapat diperkirakan batas waktunya. Dalam setiap fase akan ditandai denga cirri-ciri tingkah laku tertentu sebagai karakteristik dari fase tersebut. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut : 1) Permulaan kehidupan (konsepsi) 2) Fase prenatal (dalam kandungan ) 3) Proses kelahiran ( + 0 9 bulan ) 4) Masa bayi /anak kecil ( + 0 1 tahun ) 5) Masa kanak-kanak ( + 1 5 tahun ) 6) Masa anak-anak ( + 5 12 tahun ) 7) Masa remaja ( + 12 18 tahun ) 8) Masa dewasa awal ( + 18 25 tahun ) 9) Masa dewasa ( + 25 45 tahun ) 10) Masa dewasa akhir ( + 45 55 tahun ) 11) Masa akhir kehidupan ( + 55 tahun ke atas ) D. Aspek-aspek Perkembangan Manusia Perkembangan manusia dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu : 1. Fisik

Kondisi jasmaniah seseorang dapat mempengaruhi karakteristik kepribadiannya. Kretchmer dan William Sheldon, melalui teorinya tentang tipologi kepribadian, secara nyata menyatakan bahwa karakteristik psikologis (kepribadian) manusia berkaitan dengan bentuk tubuhnya. Perkembangan fisik, sekurang-kurangnya mencakup dua aspek utama yaitu aspek anatomis dan fisiologis. Aspek anatomis berkaitan dengan perubahan kuantitatif pada struktur tulang, indeks tinggi dan berat badan dan proporsi antar bagian. Lajui perkembangan anatomis secara umum adalah sebagai berikut ; a. Tulang-tulang pada masa bayi berjumlah 270 yang masih lentur berpori dan persambungannya masih longgar. Pada awal remaja menjadi 350 (diferensiasi fungsi) dan pada awal remaja menjadi 200 integrasi, persenyawaan dan pergeseran. b. Berat dan tinggi badan pada waktu lahir antara 2 4 kg dan 50 60 cm. Masa kanak-kanak sekitar 12 15 kg dan 90 120 cm. Pada remaja awal 30 40 kg dan 140 160 cm. Selanjutnya kecepatan berangsur menurun dan bahkan menjadi mapan. c. Proporsi tinggi kepala dan badan pada masa bayi dan anak sekitar 1: 4, dan menjelang dewasa menjadi 1 : 8 atau 0. Perkembangan fisiologis berkaitan dengan perubahan secara kuantitatif, kualitatif dan fungsional dari system kerja hayati, seperti konstraksi otot, peredaran darah, pernafasan, syaraf, kelenjar pencernaan. Laju perkembangan fisik mengikuti dua prinsip utama yaitu cepalocaudal dan prinsip proximodistal. Perkembangan dengan prinsip cepalocaudal berjalan dari bagian kepala menuju ke ekor dan kaki. Sedangkan proimodistal berjalan dari bagian tengah menuju ke tepi atau tangan.

2. Intelektual Terdapat hubungan yang erat antara perkembangan bahasa dan intelektual. Dengan menggunkan hasil pengukuran tes intelegensi yang mencakup general information dan verbal analogies, Joh dan Conrad (Abin Syamsudin) mengembangkan suatu kurva perkembangan intelegensi manusia sebagai berikut a. Laju perkembangan intelegensi berlangsung sangat pesat sampai masa remaja awal, setelah itu kepesatannya lansung turun. b. Puncak perkembangan pada umumnya dicapai di penghujung masa remaja akhir (sekitar usia 20 tahun-an) ; selanjutnya perubahan-perubahan amat tipis berlangsung sampai dengan usia 50 tahun. Setelah itu terjadi plateau (mapan) sampai usia 60 tahun untuk selanjutnya berangsurangsur menurun (deklinasi). c. Terdapat variasi dalam waktu dan laju kecepatan deklinasi menurut jenis-jenis kecakapan tertentu. Bloom (Abin Syamsuddin, 1996) telah mendefinisikan berdasarkan hasil studi longitudinalnya, bahwa dengan berpatokan pada hasil tes intelegensi pada sekelompok subjek usia 17 tahun dan membandingkannya dengan hasil tes sebelumnya, maka dapat dilihat perkembangan prosentasi taraf kematangan atau kesempurnaan perkembangan intelegensi sebagai berikut : Usia 1 tahun berkembang sampai sekitar 20 %

Usia 4 tahun Usia 8 tahun Usia 13 tahun

berkembang samapi sekitar 50 % berkembang sampai sekitar 80 % berkembang sampai sekitar 92 %

Sejalan dengan Bloom, Witherington dan Loree (Abin Syamsuddin, 1996), juga menegaskan bahwa laju perkembangan intelegensi berjalan secara constant proportional.

3. Sosial Menurut Platon, manusia secara potensial adalah makhluk sosial (zoom politicon). Untuk mewujudkan potensi tersebut, manusia harus mengembangkannya melalui interaksi sosial dengan lingkungan. Perkembangan sosial dapat diartikan sebagai sequence dari perubahan berkesinambungan dalam perilaku individu untuk menjadi mahluk sosial. Charlotte Buhler mengidentifikasikan perkembangan sosial dalam term kesadaran hubungan aku-engkau atau hubungan subjektifobjektif. Proses perkembangannya berlangsung secara bertahap sebagai berikut : Masa kanak-kanak awal ( 0 3 tahun ) subjektif Masa krisis ( 3 4 tahun ) trotz alter Masa kanak-kanak akhir (4 6 tahun) subjektif menuju objektif Masa anak sekolah (6 12 tahun ) objektif Masa kritis II (12 13 tahun ) pre puber (anak tanggung) Dari hasil studi longitudinal terhadap anak usia 5 6 tahun, Bronson (Abin Syamsuddin, 1996 ) menyimpulkan bahwa ada tiga kecenderungan pola sosial pada anak yaitu : a. Withdrawal expansive b. Reactivity-palditi c. Passivity-dominance Kalau seorang anak menunjukan orientasinya pada salah satu pola tersebut, maka cenderung diikutinya sampai masa dewasa.

4. Moral Istilah moral berasal dari bahasa latin yaitu mores yang berarti tata cara, adat istiadat, kebiasaan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Pada saat dilahirkan seorang anak belum memiliki hati nurani, ataupun pemahaman nilai tertentu. Anak belum tahu tentang apa yang baik dan buruk, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya. Mengapa hal tersebut dilarang untuk dilakukan ? untuk itu anak harus diperkenalkan dan diajarkan tentang nilai-nilai yang ada dalam kehidupan, termasuk nilai moral. Belajar bersikap, berprilaku dan bertutur kata dan berpikir sesuai dengan harapan-harapan masyarakat merupakan suatu proses yang berkesinambungan dari semenjak masa anak sampai dewasa. Perlu adanya self dicipline dan keterlibatan orang tua, guru dan orang dewasa lain nya (significant other) untuk membantu anak menjadi pribadi yang dapat menghayati nilai-nilai moral dalam kehidupannya.

5. Bahasa Untuk dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dituntut kemampuan berbahasa. Bahasa merupakan faktor esensial yang membedakan manusia dengan hewan. Dengan bahasa manusia dapat mengenal dan memahami dirinya, sesama dan lingkungan hidupnya. Manusia dapat mengutarakan ide-ide, gagasan, pemikiran, hal-hal yang disukai dan tidak disukainya melalui bahasa. Dengan bahasa pula manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan berbahasa yang dimilikinya, manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya walaupun masing-masing berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Dalam berbahasa seorang anak diharapkan dapat memenuhi kemampuan yang berhubungan dengan : Pemahaman kemampuan memahami makna ucapan orang lain. Pengembangan perbendaharaan kata : berkembangnya kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan orang lain diharapkan dapat menambah perbendaharaan katanya. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat : semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki anak, diharapkan ia mampu menyusun kata-kata tersebut dalam kalimat-kalimat yang sederhana. Seiring dengan meningkatnya usia dan semakin luas lingkup pergaulan anak maka tipe kalimat yang dapat disusun dan diucapkan akan semakin panjang dan bervariasi. Ucapan : dengan bertambahnya usia dan melalui proses belajar menirukan dan mencontoh orang lain disekitarnya, anak akan mampu mengucapkan dengan benar dan jelas lafal kata-kata tertentu yang pada mulanya dirasakan sulit seperti huruf R,Z, W, G.

a. b. c.

d.

6. Emosi dan Perasaan Emosi merupakan suatu keadaan pada diri organisme ataupun individu pada suatu waktu tertentu yang diwarnai dengan adanya gradasi afektif mulai dari tingkatan yang lemah sampai pada tingkatan yang kuat (mendalam), seperti tidak terlalu kecewa dan sangat kecewa. Berbagai emosi dapat muncul dalam diri seperti sedih, gembira, kecewa, benci, cinta, marah. Sebutan yang diberikan pada emosi tersebut akan mempengaruhi bagaimanan anak berpikir dan bertindak mengenai perasaan tersebut. Sejak kecil ia sudah mulai membedakan antara perasaan yang satu dengan yang lain, karena perbedaan tanggapan yang diberikan orangtua terhadap berbagai perasaan dan tingkah lakunya. Dapatlah dikatakan bahwa berkembangnya emosi anak tidak terlepas dari hubungan sosial dengan sesamanya. Kemampuan untuk membedakan emosi seseorang tidak hanya berkembang sejalan dengan bertambahnya usia, tetapi juga bagaimana emosi orang-orang disekitarnya.

7. Minat. Minat berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan motorik dan merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat juga berhubungan dengan sesuatu yang menguntungkan dan dapat menimbulkan kepuasan bagi dirinya. Minat (interest) berbeda dengan kesenangan. Kesenangan merupakan

minat yang sifatnya sementara sedangkan minat bersifat tetap (persistent) dan ada unsur memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan akan semakin kuat minat tersebut, sebaliknya minat akan menjadi pupus kalau tidak ada kesempatan untuk mengekspresikannya.

8. Motivasi Manusia sebagai organisme mengalami proses perkembangan. Perkembangan ini berhubungan dengan upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham Maslow, kebutuhan hidup manusia meliputi : Physiological needs (kebutuhan fisik, sandang, pangan, papan) Safety needs (kebutuhan akan rasa aman) Belongingness needs (kebutuhan untuk dihargai( Self actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri) Adanya dorongan dalam diri manusia untuk berbuat, memenuhi kebutuhan hidupnya disebut sebagai motif. Dapat dikatakan motif sebagai kekuatan yang ada dalam diri manusia yang menyebabkannya bertindak atau berbuat untuk memenuhi kebutuhannya ataupun mencapai tujuan tertentu. Motif lebih menekankan pada dorongan internal dalam diri individu seperti halnya : Organic motives (makan, minum, seks, istirahat) Emergency motives (melepaskan diri dari bahaya, melawan/mengatasi rintangan) Objective motives (menjalin relasi sosial dengan sesama lingkungannya). Sedangkan motivasi ada yang bersifat internal dan eksternal. Motivasi yang sifatnya eksternal terkait dengan pengaruh atau eksistensi orang lain di luar diri individu, misalnya pengaruh dari orang tua, guru, teman yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.

a. b. c. d.

a. b. c.

9. Sikap Sikap merupakan kesiapan atau keadaan siap untuk timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku. Sikap juga merupakan organisasi keyakinan-keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang memberi dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon dalam cara tertentu. Sikap merupakan penentu dalam tingkah laku manusia, sebagai reaksi sikap selalu berhubungan dengan dua hal yaitu like atau dislike (senang atau tidak senang, suka atau tidak suka). Mengacu pada adanya factor perbedaan individu (pengalaman, latar belakang, pendidikan, kecerdasan dan lain-lain) maka reaksi yang dimunculkan terhadap satu objek tertentu akan berbeda pada setiap orang. Sikap mempunyai tiga komponen dasar, yaitu : a. Komponen Kognisi : berhubungan dengan beliefs, ide dan konsep b. Komponen afeksi : berhubungan dengan dimensi emosional

c.

seseorang. Komponen konsasi : berhubungan dengan kecenderungan atau untuk bertingkah laku.

10. Kepribadian Istilah kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin persona yang berarti topeng. Menurut Allport (Hurlock, 1978) kepribadian merupakan susunan system psikofisik yang dinamis dalam diri individu yang unik dan mempengaruhi penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Kepribadian juga merupakan kualitas perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungannya secara unik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain : fisik, intelegensi, jenis kelamin, teman sebaya, keluarga, kebudayaan, lingkungan dan sosial budaya serta factor internal dari dalma diri individu seperti tekanan emosional. Ciri-ciri kepribadian yang sehat antara lain : Mandiri dalam berfikir dan bertindak. Mampu menjalin relasi sosial yang sehat dengan sesamanya. Mampu menerima diri sendiri dan orang lain sebagaimana apa adanya. Dapat menerima dan melaksanakan tanggung jawab yang dipercayakan. Dapat mengendalikan emosi.

a. b. c. d. e.

11. Bakat dan Kreativitas Bakat merupakan kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih (C, Semiawan, dkk. 1984). Pada dasarnya setiap manusia memiliki bakat pada suatu bidang tertentu dengan kualitas yang berbeda-beda. Bakat yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tertentu memungkinkannya mencapai prestasi pada bidang tersebut. Untuk itu diperlukan adanya latihan, pengetahuan, dorongan asosiasi dan moral (social moral support) dari lingkungan yang terdekat. Bakat yang ada bersifat akademik dan non akademik. Bersifat akademik berhubungan dengan pelajaran dan bersifat non akademik berhubungan dengan bakat dalam bidang sosial, seni, olahraga serta kepemimpinan. Kreativitas dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mencipta suatu produk baru. Kreativitas juga berhubungan dengan kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsure, data atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya (C Semiawan,dkk. 1984). Pada dasarnya setiap individu memiliki potensi kreatif. Permasalahannya adalah apakah individu yang bersangkutan mendapatkan rangsangan mental dan suasana yang kondusif baik dalam keluarga maupun di sekolah untuk mengembangkan potensi kreatifnya.

You might also like