You are on page 1of 8

MAKALAH

HIKMAH SHALAT
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul Hikmah Shalat dapat tersusun dengan baik dan dapat disajikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatsifatnya membangun sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang akan datang. Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Musthofa Halmar M.Ag Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal alamin.

Semarang, November 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Hal JILID........................................................................................................................ i KATA PENGANTAR............................................................................................ ii DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1 A. B. C. D. E. Alasan Memilih Judul........................................................................... 1 Rumusan Masalah................................................................................. 1 Tujuan Pembuatan Makalah.................................................................. 1 Metode Penulisan.................................................................................. 1 Sistematika Pembahasan....................................................................... 2

BAB II HIKMAH SHALAT.................................................................................. 3 A. B. C. D. Shalat Dan Hikmahnya......................................................................... 3 Hikmah Shalat Fardhu, Shalat Berjamaah............................................ 3 Hikmah Gerakan Dalam Shalat............................................................. 4 Membiasakan Shalat Fadu Tepat Waktu ............................................. 9

BAB III PENUTUP.............................................................................................. 11 A. Kesimpulan......................................................................................... 11 B. Saran................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Alasan Memilih Judul Makalah ini berjudul Hikmah Shalat. Adapun yang menjadi masalah penulis dalam memilih judul ini antara lain : 1. 2. 3. 4. Sepengetahuan penulis, masalah tersebut sangat bagus untuk dibahas Penulis tertarik dengan masalah tersebut Sumbernya mudah dipahami Salah satu diantara keistimewaan islam yang menonjol adalah perhatiannya terhadap hikmah shalat..

B. Rumusan Masalah Sebagaimana kita ketahui, bahwa hikmah shalat itu yang berhubungan dengan suatu ibadah yang mengharuskan taat-taatlah beribadah. Shalat merupakan suatu ibadah yang terdiri dari hgerakan-gerakan (fikyah) dan ucapan ucapan (anliayah), yang telah diterangkan oleh syariat islam

C. Tujuan Pembuatan Makalah Adapun yang menjadi tujuan dari pada pembuatan makalah yaitu sebagai berikut : 1. Untuk menambah wawasan tentang hikmah shalat 2. Untuk mengetahui lebih jelas tentang hikmah shalat 3. Untuk dapat lebih jelas memahami apa arti shalat dan maknanya

D. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah : 1. Mecari buku buku sumber yang berhubungan dengan hikmah shalat 2. Pendekatan keperpustakaan sebagai upaya pemantapan naskah penulis makalah.

E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah : Kata Pengantar Yang memuat ucapan terima kasih kepada pihak yang telah memberi motivasi Daftar isi Yang meliputi rangkuman pokok bahasan yang diuraikan dalam makalah ini. Bab I Pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, tujuan pembuatan makalah, pembahasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan Bab II Hikmah shalat meliputi : shalat dan hikmahnya, hikmah shalat fardhu, shalat berjamaah, hikmah gerakan dalam shalat, dan membiasakan shalat fadu tepat waktu Bab III Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II HIKMAH SHALAT

A.Shalat Dan Hikmahnya


Shalat merupakan suatu ibadah yang terdiri dari gerakan-gerakan (filiyah) dan ucapanucapan (qauliyah) tertentu sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan oleh syariat Islam. Didalam gerakan dan bacaan shalat tersebut terdapat banyak hikmah baik dari segi ruhaniyah maupun jasmaniah. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar, Mendekatkan diri kepada Allah, Penyerahan diri manusia kepada Allah secara tulus ikhlas Meningkatkan disiplin, sabar dan khusu Menjaga kebersihan dan kesucian jiwa raga Meningkatkan sifat toleransi terhadap sesama manusia

B.Hikmah Shalat Fardu, Shalat Berjamaah


1. Hikmah Shalat Fardu Setiap muslim yang baligh dan tidak ada halangan syara diwajibkan menjalankan kewajiban shalat lima kali sehari semalam, yaitu shalat dzuhur, asar magrib, isya, dan subuh. Dasar perintah shalat lima waktu tersebut bersifat kuat dan pasti (Qathi), sehingga kelima shalat itu dihukumi dengan istilah fardu. Karena kewajiban mendirikan shalat berlaku bagi setiap individu, maka disebut fardhu ain. Termasuk dalam pengertian shalat fardu adalah shalat jumat. Shalat pardu sebagai ibadah mahdhab dengan segala ketentuan waktu dan tata caranya yang telah ditetapkan oleh syariat Islam dan dicontohkan oleh rasulullah, mengandung beberapa hikmah, antara lain: a. Sepanjang waktu, sejak pagi, siang, sore, petang hingga malam hari agar senantiasa syukur dan ingat kepada Allah dengan menjalankan shalat lima waktu. b. Setiap kali hendak mengerjakan shalat kita disyaratkan agar bersih dan suci dari najis dan hadast adalah sebagai symbol dan tuntunan agar kita senantiasa hidup bersih. c. Shalat juga harus dilaksanakan dengan khusu dan khusyu itu akan dapat dilaksanakan manakala hati kita bersih dan teguh. Dengan demikian kita yang mengerjakan shalat agar senantiasa memiliki keteguhan hati dalam dan memiliki hati yang bersih dari segala rasa dan sikap buruk. d. Shalat adalah ekpresi pengabdian / penghambaan diri manusia kepada Allah yang paling sempurna, sehingga akan menimbulkan ketentraman jiwa dan terhindar dari gangguan kejiwaan maupun stress, karena kita yakin dan merasa ada tempat bergantung dan menyadarkan diri yaitu Allah yang maha kuasa. b. Hikmah Shalat Berjamaah a. Nilai shalat berjamaah lebih utama dari pada shalat sendiri dalam hadist disebutkan nilai lebih itu adalah sebesar 27 derajat b. Shalat berjamaah dapat menyempurnakan kekurangan dalam melaksanakan shalat, mislnya dalam hal bacaan maupun gerakan shalat c. Shalat berjamaah dapat menumbuhkan rasa persaman derajat dan persaudaraan serta kesatuan umat. d. Shalat berjamaah dapt menumbuhkan sikap disiplin, baik sebagai imam (pemimpin) maupu sebagai mamum (rakyat)

C.Hikmah Gerakan Dalam Shalat


Menurut al-quran shalat adalah satu-satunya cara untuk membersihkan jiwa dan raga manusia. Kesucian dan kebersihan jiwa dan raga, dalam al-quran sering disebutkan bersama-sama, oleh sebab jiwa yang suci didalam tubuh yang sehat adalah menjadi semboyajn dalam agama Islam (menssana in corpore sone). Sikap tubuh ketika melakukan shalat dalam Islam sebagai mana telah dicontohkan oleh Nabi Muhamad Saw. Sesuai dengan wahyu Allah yang diterimanya. Untuk mencapai kesempurnaan kesehatan badaniah maupun bataniah. Makna gerakan shalat dari sudut kesehatan badaniah sebagai berikut: 1. Gerakan Shalat Secara Umum Menurut prof. Dr.Vonschreber bahwa gerakan-gerakan dalam shalat menurut agama Islam adalah satu cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti kata dan pengertian yang luas sekali, ia mencakup semua gerakan dengan tujuan mempertinggi daya prestasi tubuh. Dalam agama Islam setiap hari 5 kali dilaksanakan. Shalat demikian itu dapat menghasilkan tubuh kita menjadi bentuk yang bagus dan menjdai lembut dan lincah, disamping mudah bergerak dapat menambah daya tahan. Sedangkan menurut prof. Dr. leube bahwa gerakan-gerakan dalam shalat secara Islam mengurangi dan mengentengkan penyakit jantung seperti penyakit klep-klep bilik jantung, otot-otot jantung, pembuluh-pembuluh darah, angina pectoris ( dada sakit sesak dan tertekan) penyumbatan uarat-urat darah, kaki menjadi bengkak karena penyakit jantung, penyakit paru-paru seperti bronchitis, ama, radang tulang rusuk, TBC, penyakit perut seperti maag yang membesar, embelit, penyakit empedu, serta penyakit-penyakit pembawaan seperti, kegemukan, diabetes, reumatik dan lain-lain. 2. Meliputi kedua tangan Gerakan melipat kedua tangan yaitu melipatkan kedua tangannya diatas daerah pusar (umbiricus) atau dibawahnya sedemikian rupa sehingga pergelangan tangan kanan diletakan diatas punggung tangan kiri serta telapak tangan kanan menunggang pergelangan tangan kiri. Menurut imam abu hanifah, kedua tangannya seharusnya dilipatkan diatas daerah pusat atau sedikit dibawahnya, yang demikian itu merupakan sikap rileks atau istirahat yang paling sempurna bagi kedua tangan, oleh sebab sendi siku dan sendi pergelangan tangan serta otot-otot dari kedua tangan berada dalam istirahat penuh. Sirkulasi darah, terutama aliran darah kembali kejantung serta produksi getah bening dan air jaringan yang terkumpul dalam kantong-kantong (bursa) kedua persendian itu, menjadi lebih baik sehingga gerakan didalam kedua sendi tangan, menjadi lebih lancar dan mudah menghindarkan timbulnya berbagai penyakit persendian, misalnya penyakit kekakuan sendi (reumatik). Sikap tangan yang dianjurkan oleh imam abu hanifah, tidak mengakibatkan perasaan capai, lelah atau nyeri pada kedua tangan, sehingga pemusatan pemikiran kepada yang disembah dapat diperkuat (khusyu-tawadhu). 3. Ruku Menurut petunjuk ilmiah, dengan sikap ruku, otot-otot panggung yaitu otot-otot kerudung (musc. Travezius), otot punggung lebar (musc. Latissimus dorsi), otot belah

ketupat 9musc. Rhomboideus) dapat berkontraksi sama rata dan serentak, sehingga penyakit kerekutan atau membengkoknya tulang punggung (scoliose), yang sering timbul pada anak-anak yang disebabkan sikap duduk yang salah pada waktu menulis atau membaca dapat dihindarkan atau disembuhkan. Pula suatu kelainan dan tulang punggung dimana satu atau beberapa ruas tulang belakang membokong kebelakang (kyphosisi), dapat diperbaiki dan dikembalikan pada posisi yang normal. Demikian juga suatu kelainan dimana tulang punggung terlalu melentur kemuka yaitu pinggang lentik (lordosis), dapat diperbaiki. Kelainan dari tulang punggung ini dapat menimbulkan penyakit albuminuria lordotika, yaitu keluarnya zat telur didalam air kemih pada orang muda yang disebabkan dan dikembalikan pada posisi yang normal. 4. Sujud Secara ilmiah, sujud menghasilkan otot-otot menjadi lebih besar dan kuat, terutama otot-otot dada, sebagai otot-otot sela-iga dalam atau otot-otot antar iga dalam. Sewaktu menarik napas, tampak iga-iga atau tulang-tulang rusuk (kosta) ditarik keatas oleh pekerjaan otot-otot diantara iga-iga itu. Dengan demikian tulang dada terangkat keatas dan maju kedepan, sehingga rongga dada bertambah besar dan paru-paru akan berkembang dengan baik dan dapat mengisap udara yang bersih kedalamnya. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa dada yang picik dan tidak kuat, adalah salah satu sumber dari timbulnya penyakit TBC. Salah satu hal yang menakjubkan denga sikap sujud secara ilmiah, ditinjau ari sudut ilmu kesehatan, adalah sirkulasi atau aliran darah didalam otak, sementara melaksanakan sujud. Otang adlaha salah satu anggota badan yang teropepenting, oleh sebab sekejap ia tidak mendapat darah, maka berakhirlah pula kehidupan kita. Pada waktu melaksanakan sujud, maka kepala kita merupakan salah satu bagian badan yang terrenam, hingga hal ini, mengakibatkan relatif lebih banyak darah, yang mengandung berbagai zat yang sangat diperlukan oleh otak, mengalir keanggota badan yang terpenting itu. Telah kami uraikan, bahwa otak dalam beberapa detik aja tidak mendapat pengaliran darah, maka seketika kita jatuh pingsan, bahkan kita dapat menghembuskan napas yang terakhir. Jelas kiranya betapa pentingnya sikap sujud ini, bagi kesehatan otak, (bahkan pada latihan yoga kita dilatih untuk berdiri diatas kepala, hal mana dapat menghindarkan dan menyembuhkan pilbagai macam penyakit badaniah maupun bathaniah. Denga sikap sujud ini dinding urut-urut nadi otak (arteria capsularis cerebria interna), dapat dilatih dan dibiasakan dan menerima darah yang relatif lebih banyak dari biasa, sehingga kematian yang sekoyong-koyong, yang disebabkan oleh pecahnya urat-urat nadi otak (opoplexia cerebria) dan dihindarkan, terutama bila oleh emosi, amarah, dan sebagainya sekonyong-konyong lebih banyak darah dipompakan keurat-urat nadi otak yang dapat mengakibatkan pecahnya dinding urat-urat nadi otak tersebut terutama bila dinding urat-urat nadi otak telah menjadi sempit, keras dan rapuh oleh degenerasi ketuaan (arterio-sclerosis cerebria). Adapun makna-makna gerakan shalat secara batiniah adalah: a. Takbiratul Ihram Sesudah mngucapkan takbir al-ihram (al-ihram berarti larangan), maksudnya sesudah mengucapkan takbir pikiran tidak boleh dipancarkan kemana-mana

melainkan semata-mata hanya khusus untuk shalat, maka sebagai tanda penghormatan terhadap tuhan yang maha tinggi, tuhan seru sekalian alam. b. Berdiri, untuk menyatakan kebesaran Allah SWT dan untuk menyatakan penghormatan kita kepadanya. Maka karena berdiri itu bernilai (berpungsi) demikian, Nabi Saw. Mencegah sahabat-sahabatnya berdiri karena menyambut kedatangannya. Didalam berdiri itu, diperintahkan membaca al-quran untuk menegaskan keberadaan Allah SWT. Dengan ucapan lidah. Agama tidak menentuka suratsurat yang dibaca sesudah al-fatihah, adalah supaya umat mempunyai hak memilih yang mengesankan jiwanya sendiri. c. Ruku, dilakukan untuk menambahkan tadhiem, untuk menanbahkan kenyataan kebesaran Allah SWT.lantaran itu, diucapkalah didalamnya subhana rabbiayal adziem. d. Sujud, dilakukan untuk menyatakan tadhiem yang sempurna. Lantaran demikian, diucapkan didalamnya subhana rabbiyal ala. e. Itidal adalah untuk mensifatkan puji kepada Allah SWT f. Duduk antara dua sujud, adalah untuk memohon hajat kepada Allah SWT g. Duduk tasyahud, adalah untuk mempersembahkan segala kehormatan kepada Allah SWT, memberi salam kepada Nabi Saw, memberi salam kepada hamba Allah SWT. Yang shalih-shalih, membaharui syahadat, berselawat dan bermohon.

D.Membiasakan Shalat Fardu Tepat Waktu


Aqil dan abitalibra berkata: ketika saya berjalan bersama Nabi Saw, tiba-tiba ada unta lari kepada Nabi Saw. Dan berkata: ya, rasulullah saya minta perlindungan, maka tidak lama ada badui datang membawa pedang yang terhunus, maka Nabi Saw. Bertanya pada badui. Apakah kehendakmu denga binatang yang miskin ini? Jawabnya: ya, rasulullah saya membelinya dengan Harga mahal, mendadak ia tidak taat kepadaku maka saya kan menyembelihnya untuk memanfaatkan dagingnya. Maka Nabi bertanya pada unta: mengapa engkau tidak menurut? Jawab unta: ya, rasulullah saya bukan membangkang karena tidak kuat tetapi saya membangkang karena kaum didaerah itu tidak sembahyang isya (yakni mereka langsung tidur tanpa sembahyang isya, maka jika mereka berjanji padamu akan mengerjakan sembahyang isya maka saya berjanji akan taat padanya selama hidupku, sebab aya selalu kuatir akan diturunkan siksa Allah sehingga saya terkena juga, maka Nabi Saw menekan janji pada badui supaya tidak meninggalkan sembahyang, lalu menyerahkan unta padanya, dan ia bawa pulang kepadanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membiasakan salat fardu sebagai berikut: 1. Mengakhirkan shalat sehingga keluar waktunya tanpa udzur termasuk dosa besar yang membinasakan 2. Shalat itu hendaknya dilaksanakan pada awal waktu 3. Fadhilah awal waktu itu tetap tercapai jika ia sedang sibuk dengan kepentingankepentingannya untuk sembahyang seperti bersuci, meutup aurat kemudian segera sembahyang 4. Sunat memperlambat sembahyang dari awal waktu jika ia yakin akan dapat sembahyang jemaah asalkan jangan kelewat terlambat hingga hampir habis waktunya, tetapi tidak sunnat mengakhirkan bagi orang yang masih ragu untuk dapat berjamaah

Hikayat
Seorang setelah mengubur saudaranya perempuan yang telah mati,tiba-tiba dompet uangnya jatuh dalam kubur dengan tidak terasa, hingga pulang, maka segera kembali kekubur untuk digalinya setelah digali tiba-tiba kubur itu menyala api, maka segera ditutup

kembali, dan segera pulang kerumah sambil menangis dan bertanya pada ibunya: hai ibuku beritahukan kepadaku apakah amal saudaraku itu? Ditanya oleh ibunya: mengapa kamu Tanya hal itu? Jawabnya: hai ibu saya telah melihat kuburnya menyala api. Maka menangislah ibunya dan berkata : saudaramu biasa meringankan sembahyang dan mengakhirkan waktunya.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut : 1. Ibadah dapat meningkatkan ketaqwaan kita pada Allah SWT 2. Dengan ibadah kita dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar

B. Saran Dari sumber yang diperoleh akhirnya penulis ingin menyampaikan saran kepada pembaca bila akan menyampaikan : 3. Kita harus memahami sumber terlebih dahulu agar saat menyampaikan tidak akan keliru 4. Saat menyampaikan kita harus tahu banyak tentang hikmah shalat.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Kurikulum 2004. Fiqih. Banten.

You might also like