You are on page 1of 38

Bismillahirobbil alamien.

Robbi Zidni Ilman

Sigit Widyatmoko Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Introduction
The term of respiration is applied to the interchange of the 2 gases, oxygen and CO between the body and its environment The atmospheric air has composition: oxygen (20.96%), CO (0.04%), nitrogen (76%) and other gases are present in trace amount but are not of physiologic importance

Diffusion of gases in the lungs


The exchange of gases between the alveoli and the blood is illustrated by:
Oxygen tension in alveolar air: 107 mmHg Oxygen tension in capillaries blood: 40 mm Hg A pressure difference of 67 mmHg servers to drive oxygen from the alveoli of the lung into the blood

CO tension in venous blood: 46 mmHg The difference of 10 mm Hg is sufficient to drive CO from the blood in to the lung because of the rapidity of the diffusion of CO through the alveolar membrane In the resting state a difference of 0.12 mm Hg in CO tension will still

The transport of oxygen by the blood


The transport of oxygen by the blood from the lung to the tissues is due mainly to the ability of hemoglobin to combine reversibly with oxygen Hb + O HbO oxyhemoglobin At tension of 100 mm Hg or more hemoglobin is completely saturated Under these conditions approximately 1.34 ml of oxygen are combined with each gram of Hemoglobin

Gambar alveolus - kapiler

Sianosis
Definisi: warna kebiru-biruan pada

kulit dan selaput lendir yang terjadi akibat peningkatan jumlah absolut hemoglobin tereduksi (hemoglobin yang tidak berikatan dengan oksigen) > 5 g% Anemia belum tentu sianosis meskipun hipoksia berat Polisitemia mudah sianosis walaupun hanya hipoksia ringan Yang penting adalah jumlah absolut hemoglobin tereduksi, bukan jumlah

A patient whose hemoglobin content is

15 g/dL (hematocrit approximately 45%) would not generate 5 g/dL of reduced (ie, deoxygenated) hemoglobin in the capillaries until their SaO2 level reaches about 85% (PaO2 50 mm Hg). When hemoglobin content is 9 g/dL (hematocrit approximately 27%), the threshold SaO2 level for manifesting cyanosis is lowered to about 73% (PaO2 38 mm Hg). At this level of hypoxemia, the patient would certainly have other manifestations of hypoxemia (eg, respiratory distress, mental status changes) apart from cyanosis. With a hemoglobin content of less than 9 g/dL, the patient would likely succumb from hypoxemia before

Gejala sianosis paling mencolok di

daerah bibir, dasar kuku, telinga, dan eminensia malar Polisitemia: kulit kemerahan. Sianosis juga kemerahan, penyebab: karboksihemoglobin Pada anemia berat, prosentasi jumlah relatif hemoglobin tereduksi tinggi, namun karena konsentrasi Hb turun maka jumlah absolut hemoglobin tereduksi mungkin tetap kecil tidak tampak gejala sianosis Sianosis sentral dapat dideteksi jika saturasi arteri turun menjadi 85%. Pada orang berkulit gelap, dapat dideteksi jika saturasi turun menjadi

Manifestasi klinis sianosis

Diagnosis banding sianosis

Sianosis sentral: darah arteri tidak

mengalami saturasi atau derivat hemoglobin abnormal pengurangan nyata tekanan oksigen di dalam darah arterial. Tidak ada hiperventilasi alveolar kompensatif yang cukup untuk mempertahankan tekanan oksigen alveolar Sianosis perifer: kebiru-biruan atau kehitaman pada jari tungkai atau kaki dengan atau tanpa sianosis sentral perlambatan aliran darah ke area dan ekstraksi oksigen yang abnormal

Diagnosis Banding Sianosis Sentral Penurunan tekanan atmosfer di tempat


yang tinggi, ditunjukkan dengan kurva disosiasi oksigen:
Pada ketinggian 2500 m tekanan oksigen

yang diinspirasi sekitar 120 mmHg, tekanan alveolar sekitar 80 mmHg, hemoglobin hampir tersaturasi lengkap Pada ketinggian 5000 m tekanan oksigen 85 mmHg, tekanan alveolar 50 mmHg, dan kurva disosiasi oksigen: 75% tersaturasi. Sisa 25% hemoglobin dalam bentuk tereduksi tampak sianosis

Gangguan fungsi pulmoner:

hipoventilasi atau perfusi alveoler pada daerah paru yang ventilasinya jelek (mismatch V/Q) : pneumonia luas, edema pulmonalis, penyakit paru kronik Pintasan darah dari vena sistemik ke dalam sirkulasi arterial: PJK (tetralogi fallot) sindroma eisenmenger. Terjadi pintasan darah dari kanan dan kiri.

Fistula arteriovenosa pulmonalis:

bersifat kongenital atau akuisita, soliter atau multipel, mikroskopik atau masif. Misal pada telangiektasia hemoragik herediter dan sirosis. Abnormalitas hemoglobin. Disebabkan
MetHb (HbF+3): > 2% tidak berikatan

dengan HB Dapson, nitogliserin, agen anestesi. Bersifat herediter atau akuisita. Gejala jari tabuh jarang dijumpai SulfHb: sulfur mengikat Hb

Sianosis Perifer
Vasokontriksi generalisata karena

terkena udara air atau udara dingin respon normal Penurunan curah jantung pada syok atau gagal jantung kongestif, terjadi vasokontriksi bertujuan mengalirkan darah ke bagian yang lebih vital Obstruksi pembuluh arteri pada ekstremitas (emboli atau vasokontriksi arteri) timbul karena hawa dingin (fenomena Raynaud): pucat, dingin, sianosis Obstruksi vena dan kongesti ekstremitas terjadi hipertensi vena lokal atau sistemik, misal pada stagnasi aliran darah. Lokal: tromboflebitis, sistemik: penyakit katup trikuspidal atau perikarditis konstriktif

Pendekatan Pada Pasien Sianosis Riwayat penyakit: lama sianosis (sejak

lahir?), kontak dengan zat kimia Diferensiasi klinis antara sianosis sentral atau perifer. Bukti obyektif lewat px fisik dan radiologis. Pemijatan pada ekstremitas sianosis akan meningkatkan aliran darah perifer menghilangkan sianosis perifer tidak menghilangkan sianosis sentral Ada tidaknya jari tabuh (clubbing fingers).
Clubbing tanpa sianosis: endokarditis

infeksiosa Sianosis ringan pada bibir dan pipi tanpa jari tabuh: stenosis mitral Sianosis dengan jari tabuh: PJK, abses paru,

Penentuan tekanan oksigen dalam

darah arterial atau saturasi oksigen, pemeriksaan spektroskopi untuk menentukan jenis hemoglobin yang abnormal

Clubbing
Definisi: pembesaran yang bersifat

selektif dan bersifat bulosa (menggembung) pada segmen distal jari tangan dan jari kaki, sebagai akibat proliferasi jaringan ikat pada bagian spongiosa jaringan lunak di dasar kuku Bersifat herediter, idiopatik, atau akuisita Manifetasi dari PJK sianotik, endokarditis infeksiosa, kelainan paru (abses, kistik fibrosis, mesotelioma,

Dapat disertai osteoartropati

hipertropik terjadi pembentukan tulang subperiosteal yang baru di dalam diafise distal tulang panjang ekstremitas & menyebabkan rasa nyeri & perubahan mirip artritis Terjadi pada bahu, lutut, pergelangan tangan dan kaki, sendi siku. Dipastikan dengan pemeriksaan rontgen dan sidikan tulang

Hipoksia
Hipoksia yaitu kondisi sindrom kekurangan oksigen

pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat berakibat koma, bahkan sampai dengan kematian sebagian besar kasus tubuh akan segera normal kembali
Hipoksemia: nilai PaO2 yang rendah, seringkali berhubungan dengan hipoksia

Penyebab
Di dalam tubuh manusia terdapat suatu

sistem kesetimbangan yang berperan dalam menjaga fungsi fisiologis tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Salah satu proses adaptasi yang dilakukan oleh tubuh manusia adalah beradaptasi terhadap perubahan ketinggian yang tiba-tiba Seseorang yang bertempat tinggal di Jakarta dengan ketinggian 0 km dari permukaan laut pergi ke Mexico City (ketinggian 2,3 km dpl), maka setelah tiba di Mexico City akan merasa pusing,

Kesetimbangan Pengikatan Oksigen oleh Hemoglobin


Keadaan tersebut dapat dijelaskan

berdasarkan sistem reaksi kesetimbangan pengikatan oksigen oleh hemoglobin: Hb(aq) + O2(aq) HbO2(aq) HbO2 merupakan oksihaemoglobin yang berperan dalam membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh termasuk otak. Tetapan kesetimbangan dari reaksi tersebut adalah: Kc = [HbO2] / [Hb][O2] Pada ketinggian 3 km, tekanan parsial gas oksigen sekitar 0,14 atm, sedangkan pada permukaan laut tekanan parsial gas

Kesetimbangan akan bergeser ke kiri


Berdasarkan azas Le-Chatelier, dengan

berkurangnya gas oksigen berati kesetimbangan akan bergeser ke kiri kadar HbO2 di dalam darah menurun suplai oksigen ke seluruh jaringan akan berkurang: rasa mual dan pusing, serta perasaan tidak nyaman pada tubuh. Tubuh berusaha beradaptasi dengan memproduksi hemoglobin sebanyakbanyaknya menggeser kembali kesetimbangan ke kanan HbO2 akan meningkat kembali seperti semula. Penyesuaian ini berlangsung kurang lebih 2-3 minggu. Kadar hemoglobin rata-rata penduduk yang bertempat tinggal di dataran tinggi akan memiliki hemoglobin lebih tinggi daripada

Petunjuk Hipoksemia
PaO2 80-100 mmHg (normal) 60-80 mmHg (hipoksemia ringan) 40-60 mmHg ( hip sedang) < 40 mmHg (hip berat) PaCO2 35-45 mmHg (normal) > 45 mmHg (hipoventilasi) < 35 mmHg (hiperventilasi)
Efek hipoksia: ikan mati di sungai

PaO2 < 50 mmHg terus menerus

hipoksia dan asidosis (metabolisme anaerob) Hipoksia dapat terjadi pada PaO2 normal maupun abnormal Hiperkapnea : terjadi retensi CO2 hipoventilasi alveolar: ventilasi kurang memadai tak dapat mengimbangi pembentukan CO2 penyakit obstruksi saluran napas Hipokapnea: kehilangan CO2 yang berlebihan hiperventilasi: ventilasi meningkat untuk membuang CO2 trauma serebral, gelisah, hiperventilasi mekanis

Tanda hipoksia

Saluran Napas: takipnea,

menggunakan otot-otot pernapasan tambahan, menguap SSP: sakit kepala, gangguan mental, inkoordinasi motorik, berkeringat, cemas, mengantuk koma Kardiovaskular: takikardia kemudian bradikardi Kulit: sianosis

Mekanisme Kompensasi
Hipoksia lama peningkatan

konsentrasi hemoglobin. Disebabkan oleh kerja eritropoetin Eritropoietin meningkat karena hipoksia produksi diatur oleh keseimbangan antara pasokan dan kebutuhan

Mekanisme Hipoksemia

Penurunan PO2 yang dihirup (Po2

inspirasi) Hipoventilasi Pintasan (shunt) memintas proses oksigenasi di tingkat alveolar kapiler

Istilah
Ventilasi:

masuknya udara segar untuk memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 Difusi: pertukaran gas yang adekuat antara alveoli dengan kapiler Rasio V/Q: perbandingan

Diagnosis Banding
Hipoksia Anemik. Hb O2 . PaO2

normal, jumlah absolut oksigen yang diangkut per unit volume darah akan berkurang Intoksikasi karbon monoksida. Hb yang tergabung dengan karbon monoksida (karboksihemoglobin) tidak mengangkut O2, analog dengan hipoksia anemik

Hipoksia respiratorik. Penyebab: 1)

Penyakit paru lanjut (hipoventilasi) ketidakjenuhan darah arteri 2) pemintasan (shunting) darah dari kanan ke kiri oleh perfusi paru nonventilasi, misal pada atelektase paru atau abnormalitas arteriovenosa paru. Ciri: PO2 tidak dapat dikoreksi dengan inspirasi O2 100% . Penyebab tersering: V/Q missmatch, jika ringan mudah dikoreksi dengan pemberian O2

Hipoksia sirkulatorik. PO2 tampak

normal, PO2 dalam darah vena dan jaringan menurun sebagai akibat penurunan perfusi jaringan gagal jantung, syok Hipoksia organ khusus. Disebabkan obstruksi arterial organik atau karena vasokontriksi misal pada fenomena Raynaud (ekstremitas atas) & syok, gagal jantung (semua ekstremitas). Hipoksia iskemia dengan gjala pucat: penyumbatan arteri Kebutuhan oksigen yang meningkat. Konsumsi oksigen jaringan meningkat tanpa peningkatan aliran volume per

Penggunaan oksigen tidak sesuai

(Hipoksia histotoksik). Jaringan tidak mampu menggunakan oksigen, akibatnya darah vena mempunyai tekanan oksigen yang tinggi racun sianida, toksin difteri. Sianida: paralisis fungsi transfer elektron sitokrom oksidase. Difteri: menghambat sintesis salah satu sitokrom. Hipoksia sekunder akibat pintasan ekstrapulmoner kanan ke kiri. Menyerupai pintasan intra pulmoner:

CARA PEMBERIAN OKSIGEN


Meletakkan kepala pasien di suatu

tempat tertutup berisi oksigen murni Pasien bernapas dengan oksigen murni atau oksigen dengan konsentrasi tinggi dari sebuah masker Pemberian oksigen melalui pipa intra nasal

MANFAAT TERAPI OKSIGEN


Hipoksia Atmosfer 100 % efektif

bermanfaat Hipoksia Hipoventilasi sangat bermanfaat: 5x > udara biasa Hipoksia Yang Disebabkan Gangguan Difusi Membran Alveolus meningkatkan PO2 dalam paru 100 mmHg 600 mmHg Hipoksia Karena Anemia, Kelainan Transpor Oksigen kurang

You might also like