You are on page 1of 11

HUBUNGAN JUMLAH PENDUDUK,TENAGA KERJA,DAN KESEMPATAN KERJA Jumlah penduduk adalah banyaknya orang yang mendiami suatu wilayah

negara.penduduk suatu negara dapat dibagi dalam dua kelompok,yakni kelompok penduduk usia kerja (tenaga kerja) dan kelompok penduduk bukan usia kerja. penduduk usia kerja (tenaga kerja) adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas untuk Negara-negara berkembang seperti Indonesia.sedangkan dinegara maju,penduduk usia kerja (tenaga kerja) adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.pada zaman Belanda,yang disebut penduduk usia kerja adalah mereka yang berumur 10 hingga 65 tahun.namun,dewasa ini usia kerja tersebut telah diubah menjadi mereka yang berumur 15 tahun keatas sejak diberlakukannya wajib belajar 9 tahun pada tahun 1995. Penduduk bukan usia kerja adalah penduduk yang berumur 0 hingga 14 tahun,untuk negara berkembang seperti Indonesia.sedangkan,untuk negara maju penduduk bukan usia kerja adalah mereka yang berumur 0 hingga 14 tahun dan mereka yang berumur 64 tahun keatas. Tenaga kerja dapat pula kita bagi dalam dua kelompok,yakni kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja(15 tahun keatas),baik yang bekerja maupun yang tidak bekerja.kelompok ini biasa disebut sebagai kelompok usia produktif.namun,tidak semua angkatan kerja dalam suatu negara mendapat kesempatan bekerja.mereka inilah yang disebut penganggur. Penganggur adalah penduduk yang tidak bekerja,sedang mencari pekerjaan,atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru. Kesempatan kerja adalah tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan.kesempatan kerja di Indonesia dijamin dalam pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi: tiap- tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.dari bunyi pasal 27 ayat 2 UUD 1945 itu jelas bahwa pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas penciptaan lapangan kerja.pemerintah berusaha untuk menciptakan lapangan kerja bagi setiap warga negara karena penciptaan lapangan kerja berhubungan dengan peningkatan pendapatan perkapita sekaligus pendapatan nasional.

Pengangguran berdampak besar terhadap pembangunan nasional. Dampak pengangguran terhadap pembangunan nasional dapat dilihat melalui hubungan antara pengangguran dan indikator-indikator berikut ini: 1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan per Kapita Upah merupakan salah satu komponen dalam penghitungan pendapatan nasional. Apabila tingkat pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian, nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil.

Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi jundah penduduk. Oleh karna itu, nilai pendapatan nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan menurunkan nilai pendapatan per kapita. 2. Penerimaan Negara Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki pekerjaan. Apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun berkurang. 3. Beban Psikologis Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Dampak psikologis ini mempunyai efek domino di mana secara sosial, orang menganggur akan merasa minder karena status sosial yang tidak atau belum jelas. 4. Biaya Sosial Dengan semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosial yang harus dikeluarkan. Biaya sosial itu mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis, biaya keamanan, dan biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak kejahatan. Upaya Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja Terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997 mengakibatkan terpuruknya kondisi ekonomi nasional. Keterpurukan ini merupakan tanda lemahnya fundamental ekonomi Indonesia. Penyebab lemahnya fundamental perekonomian Indonesia tersebut adalah sebagai berikut.

1. Kualitas sumber daya manusia yang masih relatif rendah 2. Masih banyaknya produk-produk yang dihasilkan dengan daya saing rendah dan tidak efisien 3. Masih rendahnya tingkat penguasaan teknologi 4. Terbatasnya fasilitas infrastruktur dan masalah birokrasi Dengan kata lain masalah sumber daya manusia dan teknologi menjadi dua dimensi yang sangat penting dalam upayah memperkokoh fundamental perekonomian. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan kualitas tenaga kerja di perusahaan dengan memahami strategi sumber daya manusia meliputi hal berikut: 1. Pengembangan Kemampuan Dimensi ini menelaah pengembangan kemampuan karyawan dan kemampuan manajer. 2. Pengelolaan Prestasi Dimensi ini merujuk pada upaya pengelolaan prestasi kerja karyawan. Hal ini sangat penting karena implementasi strategi bisnis memerlukan karyawan yang senantiasa diberi bimbingan, dukungan, otoritas, dan sumber-sumber yang dibutuhkan guna memenuhi rencana tindakan dantujuan perusahaan. 3. Pengelolaan Fungsi SDM Dimensi ini meninjau bagaimana pengelolaan fungsi sumber daya manusia yang meliputi peranaan layanan (service role), organisasi, dan penetapan staf dan pengembangannya. Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan dinamika dan kelangsungan perusahaan dan upaya pencapaian tujuan termasuk keunggulan kinerja. Oleh karena itu, kesiapan sumber daya manusia penting untuk mencapai efisiensi. Hal tersebut sejalan dengan sasaran yang paling utama dari program pengembangan manajemen. yaitu untuk menaikkan kinerja masa depan dari perusahaan itu sendiri. Usaha meningkatkan produktivitas dan kualitas tenaga kerja (SDM) perusahaan dapat disatukan dengan berbagai program pemerintah sebagai berikut. 1. Menyiapkan tenaga ahli dan terampil dengan menyiapkan pendidikan formal bagi penduduk. Contoh melalui investasi-investasi: a. Wajib belajar Sembilan tahun,

b. Mendirikan sekolah Menengah dan Kejuruan c. Merintis pendidikan kewirausahaan diperguruan tinggi dengan menyelenggarakan program studi kewirausahaan sebagai mata kuliah sebab kemajuan suatu Negara lebih banyak ditentukan oleh kwantitas dan kwalitas pengusahanya dari pada oleh faktorfaktor lain seperti kekayaan alam 2. Menyiapkan tenaga kerja yang mampu bekerja keras dan produktif dengan meningkatkan kesehatan melalui perbaikan gizi penduduk, memberikan jaminan social yang memadai dan menjamin kesehatan yang baik 3. Mengadakan latihan-latihan atau job training bagi tenaga-tenaga kerja agar memiliki kemampuan kerja yang baik, melalui diklat-diklat, penataran, kursus-kursus atau loka karya 4. Mengadakan penelitian-penelitian untuk memberikan keteranpilan kepada tenaga kerja yang sedang mencari pekerjaan agar dapat mengisi lowongan pekerjaan sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja. Melalui kursus-kursus keterampilan, baik yang dilakukan oleh pemerintah seperti Balai Latihan Kerja (BLK) maupun kursus-kursus keterampilan yang dilakukan oleh masyarakat seperti, kursus computer, mengetik, kursus akuntansi, dll. Melalui pelatihan di BLK calon-calon tenaga kerja maupun memenuhi syarat-syarat yang diminta oleh dunia usaha atau dapat menciptakan kesempatan kerja baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. 5. Pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negri untuk memperluas ilmu pengetahuan dan keterampilan serta menimba pengalaman kerja. Di Indonesia dikenal beberapa sistem pemberian upah, yaitu : 1. Upah menurut waktu Sistem upah dimana besarnya upah didasarkan pada lama bekerja seseorang. Satuan waktu dihitung per jam, per hari, per minggu atau per bulan. Misalnya pekerja bangunan dibayar per hari / minggu. 2. Upah menurut satuan hasil Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada jumlah barang yang dihasilkan oleh seseorang. Satuan hasil dihitung per potong barang, per satuan panjang, atau per satuan berat. Misal upah pemetik daun teh dihitung per kilo.

3. Upah borongan Menurut sistem ini pembayaran upah berdasarkan atas kesepakatan bersama antara pemberi dan penerima pekerjaan. Misalnya upah untuk memperbaiki mobil yang rusak, membangun rumah dll. 4. Sistem bonus Sistem bonus adalah pembayaran tambahan diluar upah atau gaji yang ditujukan untuk merangsang (memberi insentif) agar pekerja dapat menjalankan tugasnya lebih baik dan penuh tanggungjawab, dengan harapan keuntungan lebih tinggi. Makin tinggi keuntungan yang diperoleh makin besar bonus yang diberikan pada pekerja. 5. Sistem mitra usaha Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian diberikan dalam bentuk saham perusahaan, tetapi saham tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan pada organisasi pekerja di perusahaan tersebut. Dengan demikian hubungan kerja antara perusahaan dengan pekerja dapat ditingkatkan menjadi hubungan antara perusahaan dan mitra kerja. Kebijakan Upah Minimum Propinsi (UMP) dan Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) Di Indonesia pemerintah menetapkan upah minimum yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Upah minimum tiap-tiap daerah berbeda-beda, karena memiliki keragaman sumberdaya, adat istiadat dan kebudayaan serta struktur ekonomi dan kinerjanya.

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Hasil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 19902000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama. Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata. Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaliknya persentase penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5 persen menjadi 6,5 persen pada periode yang sama. Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk (Tabel 3.1). Tabel 3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025 Propinsi (1) 11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 12. SUMATERA UTARA 13. SUMATERA BARAT 14. RIAU 15. JAMBI 2000 (2) 3,929.3 11,642.6 4,248.5 4,948.0 2,407.2 2005 (3) 4,037.9 12,452.8 4,402.1 6,108.4 2,657.3 2010 (4) 4,112.2 13,217.6 4,535.3 7,469.4 2,911.7 2015 (5) 2020 (6) 2025 (7)

4,166.3 4,196.5 4,196.3 13,923.6 14,549.6 15,059.3 4,693.4 4,785.4 4,846.0 8,997.7 10,692.8 12,571.3 3,164.8 3,409.0 3,636.8

16. SUMATERA SELATAN 17. BENGKULU 18. LAMPUNG 19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 31. DKI JAKARTA 32. JAWA BARAT 33. JAWA TENGAH 34. D I YOGYAKARTA 35. JAWA TIMUR 36. BANTEN 51. B A L I 52. NUSA TENGGARA BARAT 53. NUSA TENGGARA TIMUR 61. KALIMANTAN BARAT 62. KALIMANTAN TENGAH 63. KALIMANTAN SELATAN 64. KALIMANTAN TIMUR 71. SULAWESI UTARA 72. SULAWESI TENGAH 73. SULAWESI SELATAN 74. SULAWESI TENGGARA 75. GORONTALO 81. M A L U K U 82. MALUKU UTARA 94. PAPUA

6,210.8 1,455.5 6,730.8 900.0 8,361.0 35,724.0 31,223.0 3,121.1 34,766.0 8,098.1 3,150.0 4,008.6 3,823.1 4,016.2 1,855.6 2,984.0 2,451.9 2,000.9 2,176.0 8,050.8 1,820.3 833.5 1,166.3 815.1 2,213.8

6,755.9 1,617.4 7,291.3 971.5 8,699.6 39,066.7 31,887.2 3,280.2 35,550.4 9,309.0 3,378.5 4,355.5 4,127.3 4,394.3 2,137.9 3,240.1 2,810.9 2,141.9 2,404.0 8,493.7 2,085.9 872.2 1,266.2 890.2 2,518.4

7,306.3 1,784.5 7,843.0 1,044.7 8,981.2 42,555.3 32,451.6 3,439.0 36,269.5 10,661.1 3,596.7 4,701.1 4,417.6 4,771.5 2,439.9 3,503.3 3,191.0 2,277.2 2,640.5 8,926.6 2,363.9 906.9 1,369.4 969.5 2,819.9

7,840.1 8,369.6 8,875.8 1,955.4 2,125.8 2,291.6 8,377.4 8,881.0 9,330.0 1,116.4 1,183.0 1,240.0 9,168.5 9,262.6 9,259.9 46,073.8 49,512.1 52,740.8 32,882.7 33,138.9 33,152.8 3,580.3 3,694.7 3,776.5 36,840.4 37,183.0 37,194.5 12,140.0 13,717.6 15,343.5 3,792.6 3,967.7 4,122.1 5,040.8 5,367.7 5,671.6 4,694.9 4,957.6 5,194.8 5,142.5 5,493.6 5,809.1 2,757.2 3,085.8 3,414.4 3,767.8 4,023.9 4,258.0 3,587.9 3,995.6 4,400.4 2,402.8 2,517.2 2,615.5 2,884.2 3,131.2 3,372.2 9,339.9 9,715.1 10,023.6 2,653.0 2,949.6 3,246.5 937.5 962.4 979.4 1,478.3 1,589.7 1,698.8 1,052.7 1,135.5 1,215.2 3,119.5 3,410.8 3,682.5

Jumlah penduduk di setiap provinsi sangat beragam dan bertambah dengan laju pertumbuhan yang sangat beragam pula. Bila dibandingkan dengan laju pertumbuhan periode 1990-2000, maka terlihat laju pertumbuhan penduduk di beberapa provinsi ada yang naik pesat dan ada pula yang turun dengan tajam (data tidak ditampilkan). Sebagai contoh, provinsi-provinsi yang laju pertumbuhan penduduknya turun tajam minimal sebesar 0,50 persen dibandingkan periode sebelumnya (1990-2000) adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua. Sementara, provinsi yang laju pertumbuhannya naik pesat minimal sebesar 0,40 persen dibandingkan periode sebelumnya adalah Lampung, Kep. Bangka Belitung, DKI Jakarta dan Maluku Utara. Tabel 3.2. memperlihatkan dua provinsi dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk minus yaitu, Nanggroe Aceh Darussalam dan DKI Jakarta. Kondisi ini kemungkinan akibat dari asumsi

migrasi yang digunakan, yaitu pola migrasi menurut umur selama periode proyeksi dianggap sama dengan pola migrasi periode 1995-2000, terutam a untuk provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pola net migrasi provinsi ini pada periode 19952000 adalah minus di atas 10 persen, jauh lebih tinggi dari provinsi-provinsi pengirim migran lainnya. Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025 Propinsi (1) 2000-2005 2005-2010 2010-2015 2015-2020 2020-2025 (2) (3) 0.37 1.20 0.60 4.11 1.85 1.58 1.99 1.47 1.46 0.64 1.73 0.35 0.95 0.40 2.75 1.26 1.54 1.37 (4) 0.26 1.05 0.69 3.79 1.68 1.42 1.85 1.33 1.34 0.41 1.60 0.26 0.81 0.31 2.63 1.07 1.41 1.23 (5) 0.14 0.88 0.39 3.51 1.50 1.32 1.69 1.17 1.17 0.20 1.45 0.16 0.63 0.19 2.47 0.91 1.26 1.09 (6) -0.00 0.69 0.25 3.29 1.30 1.18 1.51 0.99 0.95 -0.01 1.27 0.01 0.44 0.01 2.27 0.77 1.11 0.94

1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 0.55 2. SUMATERA UTARA 3. SUMATERA BARAT 4. RIAU 5. JAMBI 6. SUMATERA SELATAN 7. BENGKULU 8. LAMPUNG 9. KEPULAUAN BANGKA 1.35 0.71 4.30 2.00 1.70 2.13 1.61 1.54 0.80 1.81 0.42 1.00 0.45 2.83 1.41 1.67 1.54

BELITUNG 10. DKI JAKARTA 11. JAWA BARAT 12. JAWA TENGAH 13. D I YOGYAKARTA 14. JAWA TIMUR 15. BANTEN 16. B A L I 17. NUSA TENGGARA BARAT 18. NUSA TENGGARA TIMUR

19. KALIMANTAN BARAT 20. KALIMANTAN TENGAH 21. KALIMANTAN SELATAN 22. KALIMANTAN TIMUR 23. SULAWESI UTARA 24. SULAWESI TENGAH 25. SULAWESI SELATAN 26. SULAWESI TENGGARA 27. GORONTALO 28. M A L U K U 29. MALUKU UTARA 30. PAPUA

1.82 2.87 1.66 2.77 1.37 2.01 1.08 2.76 0.91 1.66 1.78 2.61

1.66 2.68 1.57 2.57 1.23 1.89 1.00 2.53 0.78 1.58 1.72 2.29

1.51 2.48 1.47 2.37 1.08 1.78 0.91 2.33 0.67 1.54 1.66 2.04

1.33 2.28 1.32 2.18 0.93 1.66 0.79 2.14 0.53 1.46 1.53 1.80

1.12 2.04 1.14 1.95 0.77 1.49 0.63 1.94 0.35 1.34 1.37 1.54

Contoh Berdasarkan data SP 2000, jumlah angkatan kerja sebanyak 97.433.125 orang dan jumlah penduduk usia kerja sebanyak 139.991.800 orang, maka APAK Indonesia pada tahun 2000 adalah; APAK = 97.433.125 / 139.991.800 x 100% = 69.6% Tabel 1 APAK menurut Kelompok Umur dan Jenis Kegiatan selama seminggu yang lalu Berdasarkan data Sensus Penduduk 2000 Angkatan Kerja Golongan umur Bekerja Mencari Pekerjaan Jumlah APAK Sekolah Lainnya Jumlah Bukan Angkatan Kerja Tak terjawab Jumlah % Bekerja thd AK

% AK thd pddk usia kerja 35 67 75 78 80 81 84

15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49

5,967,751 1,540,230 11,116,741 1,763,210 13,244,340 825,527 12,536,121 313,477 11,765,207 160,675 10,028,107 94,674 8,002,418 63,482

7,507,981 35.50 9,403,857 4,235,441 13,639,298 2,238 12,879,951 66.88 1,801,720 4,574,333 6,376,053 2,097 14,069,867 75.48 277,584 12,849,598 78.35 46,250 11,925,882 80.02 21,689 10,122,781 81.19 12,599 8,065,900 83.53 9,545 4,292,133 4,569,717 1,353 3,502,781 3,549,031 1,091 2,955,759 2,977,448 896 2,331,804 2,344,403 664 1,580,110 1,589,655 450

21,149,517 79.49 19,258,101 86.31 18,640,937 94.13 16,399,720 97.56 14,904,226 98.65 12,467,848 99.06 9,656,005 99.21

50-54 55-59 60-64 65+ tak terjawab jumlah

6,013,875 43,348 4,470,188 31,955 3,919,999 26,358 5,461,091 41,351

6,057,223 82.02 1,212 4,502,143 79.28 991 3,946,357 74.17 743 5,502,442 60.34 895

1,326,109 1,327,321 424 1,175,211 1,176,202 319 1,373,570 1,374,313 349 3,614,738 3,615,633 873

7,384,968 5,678,664 5,321,019 9,118,948

99.28 99.29 99.33 99.25

82 79 74 60

2,635

365

3,000

------ 2,883

5,857

8,740

107

11,847

87.83

25

92,528,473 4,904,652

97,433,125 69.60 11,579,968 30,967,846 42,547,814 10,861

139,991,800 94.97

70

Interpretasi Semakin tinggi APAK menunjukkan semakin besar bagian dari penduduk usia kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa, dalam kurun waktu tertentu. Dari data SP 2000 terlihat bahwa penduduk yang berusia 15-19 tahun memiliki APAK yang terendah sedangkan mereka yang berusia 45-49 tahun memiliki APAK yang tertinggi

You might also like