You are on page 1of 2

TINDAKAN PENCEGAHAN PLEBITIS TERHADAP PASIEN YANG TERPASANG INFUS DI

RSU MOKOPIDO TOLITOLI

Oleh: Fitria 06/194937/EIK/00537


Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada yogyakarta 2007

ABSTRAK

Latar belakang: Infeksi nosokomial merupakan salah satu indikator dari keberhasilan rumah
sakit dalam memberikan pelayanan terhadap mayarakat, sehingga peran perawat sangat
penting dalam pengendalian infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial meningkatkan biaya
perawatan kesehatan secara signifikan, lamanya masa rawat di Institusi layanan kesehatan,
dan masa penyembuhan yang memanjang akan menambah pengeluaran klien. Salah satu
bentuk infeksi nosokomial yang sering di temukan di rumah sakit adalah plebitis. Angka
kejadian plebitis di RSU Mokopido Tolitoli pada tahun 2006 mencapai 42,4%. Oleh sebab itu
pencegahan memiliki pengaruh finansial yang menguntungkan dan merupakan bagian penting
adalam penatalaksanaan perawatan.

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan tindakan pencegahan plebitis


yang meliputi tindakan cuci tangan, teknik aseptik, dressing dan penggantian set infus di RSU
Mokopido Tolitoli.

Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik melalui pendekatan
prespektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Penelitian dilakukan
terhadap 112 sampel tindakan pemasangan infus yang dilaksanakan di Ruang UGD, Ruang
VIP, Ruang Kebidanan, Ruang Anak, Ruang Bedah, Ruang Penyakit Dalam dan Ruang ICU
RSU Mokopido Tolitoli yang dilaksanakan pada tanggal 3-17 Oktober 2007 dengan bantuan 10
orang observasi.

Hasil: Dari 112 tindakan pemasangan infus 55 diantaranya (49,1%) cuci tangan tidak
dilaksanakan, dan 21 tindakan cuci tangan (18,7%) berada pada kategori kurang baik.
Sedangkan pada 12 tindakan dressing 3 diantaranya (25%) tindakan cuci tangan tidak
dilaksanakan, dan 4 tindakan cuci tangan (33,3%) berada dalam kategori kurang baik.
Pelaksanaan teknik aseptik pada 112 pemasangan infus didapatkan 67 tindakan (59,8%)
berada dalam kategori tidak baik, sedangkan pelaksanaan teknik aseptik pada 12 tindakan
dressing didapatkan 11 tindakan (91,7%) berada dalam kategori tidak baik. Pelaksanaan
tindakan dressing terhadap 112 pemasangan infus 100 diantaranya (89,3%) dressing tidak
dilaksanakan, dan 8 tindakan dressing (7%) berada dalam kategori tidak baik. Penggantian set
infus tidak pernah dilaksanakan kecuali terjadi plebitis.

Kesimpulan: Meskipun pelaksanaan tindakan pemasangan infus sudah cukup baik namun
tindakan pencegahan plebitis baik pada tindakan pemasangan infus maupun pada perawatan
luka insersi belum dilaksanakan dengan baik, dengan insiden plebitis mencapai 46,4%.

Kata kunci: Tindakan Pencegahan, Plebitis, Infus, infeksi nosokomial.

You might also like