You are on page 1of 4

KAJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN

DAN KENDALANYA DI INDONESIA A. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN, SASARAN DAN TUJUANNYA. 1. Pengertian Filsafat pendidikan Sangat beragam pengertian filsafat pendidikan. Ibn Maskawaih, Al Ghazali, dan Ibn Khaldun dan sederetan filosof lain telah mencoba menguraikan pengertian filsafat pendidikan; demikian juga para filosof barat. Melalui kajian pemikiran Tokoh pendidikan seperti DR. Yahya Qahar, Prof. Dr. Hasan Langgulung, John Dewey, dll. Prasetya, merumuskan pengertian filsafat pendidikan sebagai: Terapan ilmu filsafat terhadap problema pendidikan atas filsafat yang diterapkan dalam suatu usaha pemikiran (analisa filosofis) mengenai masalah pendidikan. 1) Sementara itu Al Syaibany (1979:30) mendefinisikan filsafat pendidikan secara lebih operasional sebagai: Pelaksanaan pandangan filsafat dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat [pendidikan] itu mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan filsafat umum dan menitik beratkan kepada pelaksanaan prinsip prinsip dan kepercayaan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam menyelesaikan masalah masalah pendidikan secara praktis.2) Berikut ini adalah pengertian tentang filsafat pendidikan secara lebih gamblang: Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi bertugas merumuskan secara normatif dasar dasar dan tujuan pendidikan; hakekat dan sifat hakekat manusia, hakekat dan segi segi pendidikan, isi moral pendidikan; sistem pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan dan metodologi pengajaran. Pola pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.3)

2. Sasaran Filsafat Pendidikan Filsafat pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu tentu memiliki tugas atau sasaran. Secara umum tugas filsafat pendidikan terdiri atas 3 dimensi, yakni:

1) 2)

Prasetya, Filsafat Pendidikan untuk IAIN, STAIN, PTAIS, Bandung, Pustaka Setia, 2002, cet. III, h.23 Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung, ALFABETA, 2004, cet. II, h.71 3) Ali Saifullah dalam Tim Dosen FIP IKIP Malang, Pengantar Dasar Dasar Kependidikan, Surabaya, Usaha Nasional, 1988, cet. III, h.56

memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan; melakukan kritik dan koreksi terhadap proses pelaksanaan tersebut; dan melakukan evaluasi terhadap metode dari proses pendidikan tersebut. Ketiga dimensi tugas tersebut berjalan di atas landasan berfikir yang bersifat sistematis, logis, menyeluruh, radikal, universal serta terpadu. 4) Sedangkan menurut Prasetya, sebagai ilmu yang merupakan jawaban terhadap problema problema dalam lapangan pendidikan, maka filsafat pendidikan dalam kegiatannya secara normatif bertumpu dan berfungsi untuk : a. Merumuskan dasar dasar dan tujuan pendidikan dan hakeket manusia, dan isi moral pendidikan; b. Merumuskan teori, bentuk dan system pendidikan yang meliputi: Kepemimpinan, politik, pendidikan, pola pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan bangsa dan negara; c. Merumuskan hubungan antara agama, filsafat, filsafat pendidikan, teori pendidikan dan kebudayaan. 5) Adapun menurut Ali Saifullah, karena filsafat pendidikan merupakan terapan ilmu filsafat terhadap problema pendidikan, dan sejalan dengan pembahasan tentang ilmu pendidikan, dan sejalan dengan pembahasan tentang ilmu pendidikan sebagai ilmu yang bersifat normatif serta definisi filsafat pendidikan, maka kriteria kualifikasi filsafat pendidikan, artinya memenuhi persyaratan secara lengkap (bertugas) menyelesaikan problem esensial filsafat pendidikan sebagai berikut: a. Merumuskan secara tegas sifat hakekat pendidikan (the nature of education); b. Merumuskan sifat hakekat manusia, sebagai subyek dan obyek pendidikan (itu nature of man); c. Merumuskan secara tegas hubungan antara agama, filsafat dan kebudayaan; d. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan science of education (theory pendidikan) e. Merumuskan hubungan antara filsafat negara, filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan) f. Merumuskan system nilai moral, atau isi moral pendidikan (tujuan intermediate)
6)

4) 5)

H. M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1994, cet. IV, h.xi Prasetya, Loc cit 6) Ali Saifullah, op cit, h.65 7) A. Yunus, Filsafat Pendidikan, Bandung, Citra Sarana Grafika, 1999, h.81 83

3. Tujuan Filsafat Pendidikan Ada tiga sumber rujukan untuk mengetahui tujuan dan kegunaan Filsafat Pendidikan. Pertama, Filsafat Pendidikan, A. Yunus. Menurut A. Yunus filsafat pendidikan memiliki 5 kegunaan sebagai berikut: a. Membantu perancang dan pelaksana pendidikan dalam membentuk pemikiran pemikiran yang sehat terhadap proses pendidikan; b. Membentuk asas yang akan menentukan pandangan pengkajian yang umum dan khusus; c. Filsafat pendidikan dengan pendangan yang sebenarnya dapat menjadi asas yang terbaik untuk menentukan penilaian pendidikan secara menyeluruh; d. Sebagai sandaran intelektual bagi para pelajar, guru, dan orang yang bekerja dalam bidang pendidikan; e. Menentukan corak dan kepribadian yang khas serta istimewa yang sesuai dengan prinsip prinsip dan nilai nilai agama (atas kepercayaan yang dianut).7) Kedua, dasar dasar filosofis pendidikan, Ali Saifullah. Dalam hal ini ali Saifullah berpendapat bahwa ada beberapa nilai manfaat atas kegunaan dari filsafat pendidikan, antara lain sebagai berikut : a. Memberi kesempatan kepada kita membiasakan diri untuk mengadakan perenungan mendalam, atau berteori, betapapun kurang atau belum sempurnanya teori itu.8) b. Membiasakan kita berfikir kritis dan efektif terhadap problema problema kehidupan dan penghidupan manusia; c. Memberikan pengertian yang mendalam akan problem problem esensial dan dasar dasar pertimbangan cara yang harus kita gunakan dalam menyelesaikan problema pendidikan; d. Memberikan kesempatan para pendidik / guru untuk memimpin kembali pandangan filsafat pendidikan yang selama ini diyakininya; e. Bahwa berdasar kenyataan keragaman aliran aliran filsafat pendidikan dalam pengertian betapa banyaknya pandangan tentang dasar dasar pendidikan dan tujuan pendidikan, maka dituntut kepada setiap pendidik / guru untuk meninjau secara terbuka, bebas, kritis, replektif terhadap segala macam perbedaan tersebut.
8) 9)

Ali Saifullah, op cit, h.67 68 Djumransjah, Dimensi Dimensi Filsafat Pendidikan Islam, Malang, Kutub Miran, 2005, h.59

Ketiga, dimensi dimensi Filsafat Pendidikan Islam, Djumransjah. Dalam sumber ini dikatakan bahwa : Filsafat dalam pendidikan adalah sebagai pengarah dan memberi aturan berfikir logis, kritis atas pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia yang dijadikan pijakan pada tujuan pendidikan 9) Pendapat pertama dilengkapi oleh pendapat kedua; sedangkan pendapat ketiga merupakan kesimpulan atau intisari dari tujuan dan kegunaan Filsafat Pendidikan Islam.

You might also like