Professional Documents
Culture Documents
Defenisi
Persalinan adalah proses dimulai dengan kontraksi uterus yang
menyebabkan dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan plasenta (Asuhan
Intrapartum, 2003).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan dimana
janin dan ketuban turun ke dalam jalan lahir dan didorong keluar melalui jalan
lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2005).
Secara umum persalinan adalah serangkaian kajadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu lahir spontan, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu.
Menurut tuanya kehamilan :
1. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi
dengan berat badan kurang dari 500 gr.
2. Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi
dengan berat badan antara 500 gr dan 999 gr.
3. Partus trematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi
dengan berat badan antara 1000 gr dan 2499 gr
4. Partus maturus atau partus aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi
dengan berat badan 2500 gram atau lebih
5. Partus postmaturus atau partus serotinus
Pengeluaran buah kehamilan adalah kehamila 42 minggu
Menurut cara persalinan
1. Partus spontan/Biasa
Persalinan yang berlangsung, dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui
jalan lahir
2. Partus buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi vakum
dan sectio caesarea (SC)
3. Partus anjuran
Persalinan bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar, tetapi
menimbulkan kesulitan dalam persalinan dan tidak dimulai dengan
sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian
pitocin atau prostaglandin
C. Patofisilogi
Kehamilan (37-42 minggu)
Tanda-tanda inpartu
Proses persalinan
Gg.rasa nyaman
Partus Kerja jantung ↑ Respirasi ↑
Kelelahan lelah
2. Tanda-tanda inpartu
a. Rasa sakit karena adanya his yang menjadi lebih kuat, sering teratur.
b. Pengeluaran lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak
karena robekan-robekan kecil pada serviks.
c. Dapat disertai pecahnya ketuban dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mengalami perubahan dengan terjadi
perlukaan serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks.
b. Kekuatan sekunder
Apabila serviks berdilatasi, maka dimulai untuk mendorong yang
memperbesar kekuatan kontraksi involunter (tenaga mengejan).
Tenaga mengejan merupakan tenaga yang mendorong anak keluar
selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding
perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal.
Tenaga mengejan ini hanya efektif jika pembukaan sudah lengkap
dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.
Penanganan kala I
a. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami,
keluarga pasien/teman dekat.
Dukungan yang diberikan:
1) Mengusap keringat
2) Menemani jalan-jalan (mobilisasi)
3) Memberikan minum
4) Merubah posisi
5) Memijat/menggosok pinggang
b. Mengatur aktivitas dan posisi ibu
1) Ibu boleh melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
2) Posisi sesuai dengan keinginan ibu tapi tidak dianjurkan posisi
tidur terlentang
c. Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
Ibu diminta menarik nafas panjang, tahan nafas sebentar kemudian
dilepaskan dengan cara meniup sewaktu his
d. Menjaga privasi ibu
Menggunakan penutup/tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa
sepengetahuan dan seizin pasien.
e. Penjelasan tentang kemajuan persalinan
Menjelaskan perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu, serta prosedur
yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
f. Menjaga kebersihan diri
Membolehkan ibu untuk mandi, menganjurkan ibu untuk basuh sekitar
kemaluannya setelah BAB dan BAK
g. Mengetahui rasa panas
1) Menggunakan kipas angin/AC dalam kamar
2) Menggunakan kipas biasa
3) Menganjurkan ibu untuk mandi
h. Massase
Jika ibu suka, lakukan massase pada pinggang atau mengusap perut
dengan lembut
i. Pemberian cukup minum
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
j. Mempertahankan kandung kemih
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
k. Sentuhan
Diseuaikan dengan keinginan ibu, memberikan sentuhan pada salah
satu bagian tubuh yang bertujuan untuk menguraikan rasa kesendirian
ibu selama proses persalinan.
2. Kala II
Selama kala II, petugas kesehatan harus terus memantau :
a. Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b. Janin yang penurunan presentasinya dan kembali normal detak jantung
bayi setelah kontraksi
c. Kondisi ibu
Penanganan kala II
a. Memberikan dukungan terus menerus
1) Mendampingi ibu agar merasa nyaman oleh keluarga
2) Menawarkan minum, mengipasi dan memijat
b. Menjaga kebersihan diri
1) Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
2) Bila ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan
c. Mengipasi dan massase
Menambah kenyamanan bagi ibu
d. Memberikan dukungan mental
Untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu, dengan cara :
1) Menjaga privasi ibu
2) Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
3) Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan
ibu
e. Mengatur posisi ibu
Dalam memimpin mengedan dapat dilihat posisi sebagai berikut :
1) Jongkok
2) Menungging
3) Tidur miring
4) Setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah
mengedan, kurangnya trauma vagina dan perineum, dan infeksi
f. Menjaga kandung kemih tetap kososng
Anjurkan ibu untuk BAK sesering mungkin, kandung kemih yang
penuh dapat menghalangi turunnya kepala dalam rongga panggul
g. Memberikan cukup minum
Memberi tenaga dan mencegah dehidrasi
h. Memimpin mengedan
Pemimpin ibu mengedan selama his, anjurkan pada ibu untuk
mengambil nafas
i. Bernafas selama persalinan
Meminta ibu bernafas lagi selagi kontraksi ketika kepala akan lahir,
untuk menjaga agar perineum meregang pelan dan mengontrol
lahirnya kepala dan mencegah robekan.
j. Pemantauan DJJ
Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak
mengalami brakikardi (< 120). Selama mengedan yang lama, akan
terjadi pengurangan aliran darah yang mengandung oksigen ke janin
k. Melahirkan bayi
1) Menolong kelahiran kepala
2) Periksa tali pusat
3) Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
l. Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh
Setelah bayi lahir, segera dikeringkan dan diselimuti dengan
menggunakan handuk atau sejenisnya, letakkan pada perut ibu dan
berikan bayi untuk disusui
m. Merangsang bayi
1) Biasakan dengan melakukan pengeringan, cukup memberikan bayi
rangsangan
2) Dilakukan dengan cara mengusap-usap pada bagian punggung atau
menepuk telapak kaki bayi.
3. Kala III
Pengkajian awal
a. Palpasi uterus menentukan apakah ada bayi yang kedua, jika ada,
tunggu sampai bayi kedua lahir
b. Menilai apakah BBL dalam keadaan stabil, jika tidak bayi segera
dirawat
4. Kala IV
Penanganan kala IV
a. Ikat tali pusat
Jika petugas sendirian dan sedang melakukan management aktif kala
III, tali pusat diklem, lalu digunting dan memberkan oksitosin segera
setelah plasenta dan selaputnya lahir, lakukan massase fundus agar
berkontraksi, baru tali pusat diikat dan klem dilepas.
b. Pemeriksaan fundus dan massase
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua
c. Nutrisi dan hidrasi
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi, tawarkan ibu
makan-makanan dan minuman yang disukai
d. Bersihkan ibu
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering
e. Istirahat
Biarkan ibu beristirahat karena telah bekerja keras melahirkan bayinya.
Bantu ibu pada posisi yang nyaman
f. Peningkatan hubungan ibu dan bayi
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu bayi,
sebagai permulaan dengan menyusui bayinya
g. Memulai menyusui
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk
memulai memberikan ASI, menyusui juga membantu uterus
berkontraksi
h. Menolong ibu ke kamar mandi
Ibu boleh bangun ke kamar mandi, pastikan ibu dibantu dan selamat
karena ibu masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Pastikan ibu sudah BAK dalam 3 jam post partum
i. Mengajari ibu dan anggota keluarga
Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
1) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
2) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
(Sarwono Prawirohardjo, 2005)
60 LANGKAH ASUHAN PERSALINAN NORMAL
LAHIRNYA BAHU
22. Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan
biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati ke arah bawah sampai
bahu anterior / depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati ke atas
sampai bahu posterior/belakang lahir
Bila terdapat lipatan tali pusat yang terlalu erat hingga menghambat
putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu berhenti meneran,
dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem di dua tempat pada tali
pusat dan potong tali pusat di antara dua klem tersebut.
MASASE UTERUS
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan menggosok fundus secara sirkuler menggunakan bagian
palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba
keras)
2. Keluhan Utama
Mengeluh mulas-mulas dan nyeri perut bagian bawah dari vagina
keluar lendir berwarna kecoklatan, bercampur sedikit darah, mulas-
mulas dan nyeri perut yang menjalar kepinggang.
3. Keluhan sejak kunjungan terakhir
Tidak mengalami keluhan yang berat dan kehamilannya normal pada
saat terakhir periksa.
4. Tanda-tanda persalinan
His (+) yang frekuensinya 2-3 kali dalam 10 menit dengan lama 20
detik dengan kekuatan sedang.
5. Pengeluaran pervaginam
Lendir kecoklatan bercampur sedikit darah dan tidak ada air ketuban
yang keluar.
6. Masalah-masalah khusus
Tidak mengalami kelainan lain yang beresiko yang mempengaruhi
riwayat persalinannya dan kondisi umum baik.
7. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : TP :
Siklus haid, jadwal ANC dan kebanyakan tidak ada kleuhan berat.
8. Riwayat imunisasi
Imunisasi TT selama hamil.
B. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum ibu : baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda vital
TD :
RR :
Pulse :
Temp :
d. Tinggi badan :
e. Berat badan :
BB sebelum hamil :
BB sesudah hamil : Terdapat kenaikan BB
Kenaikan BB selama hamil : kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : tidak ada benjolan dan lesi
b. Rambut : lurus, berwarna hitam, tidak mudah dicabut,
tidak ada ketombe dan tidak rontok
c. Muka : simetris, keadaan bersih dan tidak ada
oedema
3. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam atas indikasi pemantauan persalinanan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif b.d kelelahan,penggunaan energi berlebihan.
b. Nyeri b.d kontraksi rahim & regangan pada jaringan.
c. Penurunan cardiak out put b.d peningkatan kerja jantung sekunder
penggunaan energi berlebih.
d. Resiko terjadi infeksi b.d adanya luka episiotomi.
3. Intervensi Keperawatan
Dx. 1. Pola napas tidak efektif b.d penggunaan energi berlebihan
Tujuan : Pola napas tidak terganggu/kembali efektif.
Intervensi:
a. Observasi TTV selama jalannya persalinan.
R/ Deteksi dini keadaan klien sehingga dapat dilakukan tindakan
secara tepat & cepat.
b. Dampingi klien & berikan dorongan mental selama perslinan.
R/ Mengurangi kecemasan sehingga klien dapat mengatur
pernapasan scr benar.
c. Ajarkan tehnik pernapasan yg benar saat kontraksi.
R/ Meningkatkan cadangan oksigen & tenaga.
d. Ajarkan cara mengedan yg benar.
R/ Agar klien dpt menghemat energi & melahirkan bayinya dng
cepat.
G. Daftar Pustaka
Carpenito,Lynda Juall. 2001. Buku saku diagnosa keperawatan. Ed. 8. Jakarta:
EGC.
Manuaba, Ida Bagus G. 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC.
Oleh:
Aulia Dwi Zhukmana (06060006)